SEDIMEN MAKALH

31
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu (Gould, 1972). Interpretasi lingkungan pengendapan dapat ditentukan dari struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen tersebut digunakan secara meluas dalam memecahkan beberapa masalah geologi, karena struktur ini terbentuk pada tempat dan waktu pengendapan, sehingga merupakan kriteria yang sangat berguna untuk interpretasi lingkungan pengendapan. Terjadinya struktur-struktur sedimen tersebut disebabkan oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan tertentu. Lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat terkumpulnya material sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan biologi yang dapat mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya. Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat, transisi, dan laut. Tiap lingkungan sedimen memiliki karakteristik akibat parameter fisika, 1

description

kjkjk

Transcript of SEDIMEN MAKALH

Page 1: SEDIMEN MAKALH

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen

beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme

pengendapan tertentu (Gould, 1972). Interpretasi lingkungan pengendapan dapat

ditentukan dari struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen tersebut

digunakan secara meluas dalam memecahkan beberapa masalah geologi, karena

struktur ini terbentuk pada tempat dan waktu pengendapan, sehingga merupakan

kriteria yang sangat berguna untuk interpretasi lingkungan pengendapan.

Terjadinya struktur-struktur sedimen tersebut disebabkan oleh mekanisme

pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan tertentu.

Lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat

terkumpulnya material sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan

biologi yang dapat mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya.

Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat, transisi, dan

laut. Tiap lingkungan sedimen memiliki karakteristik akibat parameter fisika,

kimia, dan biologi dalam fungsinya untuk menghasilkan suatu badan karakteristik

sedimen oleh tekstur khusus, struktur, dan sifat komposisi.

Permukaan bumi mempunyai morfologi yang sangat beragam,

mulai dari pegunungan, lembah sungai, pedataran, padang pasir (desert),

delta sampai ke laut. Dengan analogi pembagian ini, lingkungan

pengendapan secara garis besar dapat dibagi menjadi tigakelompok, yakni darat

(misalnya sungai, danau dan gurun), peralihan (atau daerah transisi

antara darat dan laut; seperti delta, lagun dan daerah pasang surut) dan laut.

Banyak pengarang membagi lingkungan pengendapan berdasarkan versi masing-

masing.Selley (1988) misalnya, membagi lingkungan pengendapan menjadi 3

1

Page 2: SEDIMEN MAKALH

bagian besar, yaitu: darat, pralihan dan laut. Namun beberapa penul i s la in

membagi lingkungan pengendapan ini langsung menjadi lebih rinci lagi.

Lingkungan pengendapan tidak akan ditafsirkan secara akurat hanya

berdasarkan suatu aspek fisik dari batuan saja. Maka dari itu untuk menganalisis

lingkungan pengendapan harus ditinjau mengenai struktur sedimen, ukuran butir

(grain size), kandungan fosil (bentuk dan jejaknya), kandungan mineral, runtunan

tegak, dan hubungan lateralnya, geometri serta distribusi batuannya.

1.2. Rumusan Masalah.

Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah kami ini, yaitu:

Apa yang dimaksud dengan lingkungan pengendapan ?

Apa parameter lingkungan pengendapan?

Apa jenis-jenis lingkungan pengendapan ?

Apa ciri-ciri lingkungan pengendapan ?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kami para penyusun dapat

mengetahui segala hal yang menyangkut lingkungan pengendapan dan

memberitahukan kepada para pembaca deskripsi tentang lingkungan

pengendapan, seperti pengertian lingkungan pengendapan, parameter lingkungan

pengendapan, jenis-jenis dan ciri-ciri lingkungan pengendapan.

1.4. Manfaat Penulisan.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

Dapat mengetahui pengertian lingkungan pengendapan

Dapat mengetahui parameter lingkungan pengendapan

Dapat mengetahui ciri-ciri lingkungan pengendapan

Dapat mengetahui jenis-jenis lingkungan pengendapan.

2

Page 3: SEDIMEN MAKALH

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Lingkungan Pengendapan

Lingkungan pengendapan adalah bagian dari permukaan bumi

dimana proses fisik, kimia, dan biologi berbeda dengan daerah yang

berbatasan dengannya (Selley, 1988). Sedangkan menurut Boggs (1995)

lingkungan pengendapan adalah karakteristik dari suatu tatanan

geomorfik, dimana proses fisik, kimia dan biologi berlangsung yang

menghasilkan suatu jenis endapan sedimen tertentu. Nichols (1999)

menambahkan bahwa yang dimaksud dengan proses tersebut adalah

proses yang berlangsung selama proses pembentukan, transportasi dan

pengendapa sedimen.

Perbedaan f i s ik dapat berupa e lemen s ta t i s ataupun dinamis.

Elemen statis antara lain geometri cekungan, material endapan, kedalaman air

dan suhu, sedangkan elemen dinamis adalah energi, kecepatan dan arah

pengendapan serta variasi angin, ombak dan air. Yang termasuk dalam

perbedaan kimia adalah komposisi dari cairan pembawa sedimen, geokimia dari

batuan asal di daerah tangkapan air (oksidasi dan reduksi (Eh), keasaman

(Ph),kadar garam,kandungan karbon dioksida dan oksigen dari air,

presipitasi dan solusi mineral. Sedangkan perbedaan biologi tentu saja

perbedaan pada flora dan fauna pada tempat sedimen diendapkan

maupun daerah sepanjang perjalanannya sebelum diendapkan.

Lingkungan pengendapan adalah suatu daerah di permukaan litosfer, baik

diatas maupun dibawah permukaan laut, yang dicirikan oleh serangkain ciri kimia,

fisika dan biologi yang khusus (Raymond, 2002). Intinya lingkungan

pengendapan adalah lingkungan di permukaan bumi tempat diendapkannya

sedimen. Karakteristik batuan sedimen yang terbentuk dari hasil proses

3

Page 4: SEDIMEN MAKALH

sedimentasi (teksturnya dan strukturnya, serta komposisinya) merupakan data

penting yang merekam (mencirikan) lingkungan pengendapannya.

Menurut Krumbein & Sless (1963), lingkungan pengendapan adalah suatu

kompleks dari sifat fisik, kimia dan biologis dimana sedimen tersebut diendapkan.

Sedangkan menurut Potter (1967), lingkungan pengendapan adalah suatu tempat

yang ditegaskan oleh sejumlah sifat fisik, kimia dan beberapa varietasnya yang

akan dibatasi dengan adanya suatu satuan geomorfik dalam ukuran dan bentuk

tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat

terkumpulnya material sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan

biologi yang dapat mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya.

2.2. Parameter Lingkungan Pengendapan

Parameter lingkungan pengendapan batuan sedimen, meliputi:

1. Elemen fisik, terdiri dari:

Elemen fisik statis meliputi geometri cekungan(Basin); material yang

diendapkan seperti kerakal silisiklastik, pasir, dan lumpur; kedalaman air;

suhu; dan kelembapan.

Elemen fisik dinamik adalah faktor seperti energy dan arah aliran dari

angin, air dan es; air hujan; dan hujan salju.

2. Parameter kimia terdiri dari salinitas, pH, Eh, dan karbondioksida dan

oksigen yang merupakan bagian dari air yang terdapat pada lingkungan

pengendapan.

3. Parameter biologi seperti pertumbuhan tanaman, penggalian, pengeboran,

sedimen hasil pencernaan, dan pengambilan dari silica dan kalsium karbonat

yang berbentuk material rangka.

4

Page 5: SEDIMEN MAKALH

2.3. Jenis-jenis Lingkungan Pengendapan

Klasifikasi lingkungan pengendapan secara umum terbagi tiga (Selley, 1988)

antara lain:

1. Lingkungan darat (Continental), yang terdiri dari:

Terestrial : Gurun/padang pasir dan Glasial

Encer (aquaeous): Sungai, Rawa (paludal), Danau (lakustrin),

2. Lingkungan transisi (Transition)

Delta

Estuarin

Tidal flat

Lagun

3. Lingkungan laut (Marine)

Reef

Naritik (kedalaman 0-200m)

Batial (kedalaman 200-2000m)

Abisal (kedalaman >2000m)

1. Lingkungan Pengendapan Darat

Lingkungan pengendapan darat merupakan lingkungan-lingkungan

pengendapan yang terdapat diwilayah darat. Para ahli geologi membagi

lingkungan pengendapan darat menjadi 2 jenis lingkungan yang dibagi lagi

menjadi beberapa sub-lingkungan, yaitu: Teresterial (gurun/padang pasir dan

glasial) dan Encer (sungai, lakustrin (danau) dan rawa).

a. Lingkungan Pengendapan Gurun

Lingkungan gurun merupakan lingkungan dimana curah hujan

sedikit serta minimnya vegetasi. Material digurun tererosi dan tertransportasi

oleh angin sehingga terakumulasi sebagai sedimen aeolian. Dilingkungan ini

didominasi oleh endapan pasir yang berstruktur dune. Sand dune umumnya silang

5

Page 6: SEDIMEN MAKALH

siur, berpilah baik dan membundar baik, tanpa asosiasi dengan kerakal ataupun

lempung.

b. Lingkungan Pengendapan Glasial

Kondisi dilingkungan ini berupa iklim yang dingin dengan temperatur

dibawah 00. Presipitasi terjadi sebagai salju yang terakumulasi menjadi tubuh es

yang permanen ataupun semi-permanen. Es merupakan agen erosi batuan yang

kuat dan dapat mentransport detritus pada jarak yang cukup jauh sebelum

akhirnya meleleh dan mengendapkan material sedimen pada wilayah glasial.

Rekaman dari pengendapan sistem glasial dimulai pada wilayah dataran tinggi

dan tertransport menuju kedataran rendah sebagai endapan klastik mencapai

lingkungan laut.

Gambar endapan glasial

c. Lingkungan Pengendapan Sungai

Berdasarkan morfologinya sistem sungai dikelompokan menjadi 4 tipe

yaitu: sungai lurus (straight), sungai kekelok (meandering), sungai teranyam

(braided), dan sungai anastomasing.

6

Page 7: SEDIMEN MAKALH

Gambar sketsa empat tipe sungai

Sungai Lurus (Straight)

Sungai lurus umumnya berada pada daerah bertopografi terjal yang

mempunyai energi aliran kuat atau deras. Energi yang kuat ini berdampak pada

intensitas erosi vertikal yang tinggi, jauh lebih besar dibandingkan erosi

mendatarnya. Kondisi seperti ini membuat sungai jenis ini mempunyai

kemampuan pengendapan sedimen kecil, segingga alirannya lurus dan tidak

berkelok-kelok. Sungai tipe ini biasanya dijumpai pada daerah pegunungan yang

mempunyai topografi panjang.

Sungai kekelok (meandering).

Sungai kekelok adalah sungai yang alirannya berkelok-kelok. Pada sungai

tipe ini, erosi secara umum lemah sehingga pengendapan sedimen kuat. Pada tipe

7

Page 8: SEDIMEN MAKALH

sungai kekelok proses pengendapan terakumulasi pada 5 (lima) bagian yang

berbeda (Boggs, 1995), yaitu :

1. Saluran utama (Main Channel dan channel fills)

2. Gosong (point bar)

3. Tanggul alam (natural levee)

4. Dataran banjir (flood-plain)

5. Danau oxbow (oxbow lake).

Gambar Kelokan-kelokan sungai pada sungai meandering

Gambar dataran banjir dan tanggul alam

8

Page 9: SEDIMEN MAKALH

Sungai teranyam (braided)

Sungai teranyam umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi yang

arus alirannya lemah dan batuan disekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan

debit air dan pengendapan sedimen tinggi. Umumnya tipe sungai teranyam

didomonasi oleh pulau-pulau kecil (gosong) berbagai ukuran yang dibentuk oleh

pasir dan kerikil. Pola aliran sungai teranyam terkonsentrasi pada zona aliran

utama.

Gambar sungai teranyam

Sungai anastomasing

Sungai anastomasing terjadi karena adanya dua aliran sungai yang bercabang-cabang,

dimana cabang yang satu dengan yang lain bertemu kembali pada titik dan kemudian bersatu

kembali pada titik yang lain membentuk satu aliran.

9

Page 10: SEDIMEN MAKALH

Gambar sungai Anastomasing

d. Lingkungan Pengendapan Lakustrin (Danau)

Lakustrin atau danau adalah suatu lingkungan tempat terkumpulnya air

yang tidak berhubungan dengan laut. Lingkungan ini mempunyai kedalaman

bervariasi, lebar dan kadar garam yang berkisar dari air tawar hingga hipersaline.

Danau dapat terbentuk melalui beberapa mekanisme, yaitu berupa pergerakan

tektonik sebagai pensesaran dan pemekaran. Visher (1965) dan Kukal (1971)

memebagi lingkungan lakustrin menjadi 2, yaitu danau permanen dan danau

ephemeral.

Danau Permanen

Danau permanen model pertama adalah danau yang terisi oleh endapan

klastika yang terletak didaerah pegunungan. Danau ini memepunyai hubungan

dengan lingkungan delta sungai yang berkembang ke arah danau dengan

mengendapkan pasir dan sedimen suspensi berukuran halus. Contoh danau ini

adalah danau Costance dan danau Zug di pegunungan Alpen.

Danau permanen model kedua adalah danau yang terletak didataran rendah

dengan iklim yang hangat. Contoh danau ini adalah danau Schonau di Jerman dan

danau Great Ploner di Kanada Selatan. Danau permanen model ketiga adalah

danau dengan endapan sapropelite (lempung kaya akan organik) pada bagian

dalam yang dikelilingi oleh karbonat didaerah dangkal. Contoh dari danau ini

adalah danau Gytta di Utara Kanada.

Danau Ephermal

Danau ephemeral adalah danau yang terbentuk dalam jangka waktu yang

pendek didaerah gurun dengan iklim yang panas. Karena adanya pengaruh

evaporasi, danau ephemeral dapat membentuk endapan evaporit pada lingkungan

10

Page 11: SEDIMEN MAKALH

sabkha. Contoh dari danau ini adalah danau Soda di Amerika Utara dan di Gururn

Sahara dan Arab.

Karakteristik endapan lacustrin

Litologi dari endapan lakustrin dapat berupa batu lumpur, batu pasir,

konglomerat, kimiawi-biokimiawi, evaporit, karbonat, phosphorite, dan endapan

yang terbentuk dari kehidupan seperti skelatel dan gambut. Fosil yang umum

dijumpai pada endapan danau dengan kedalaman kurang dari 10 m adalah

cangkang-cangkang bivalves, ostracoda, diatome, chlororopites dan algae.

Keberadaan fosiltersebut akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman.

2. Lingkungan Transisi

Lingkungan pengendapan transisi terletak diantara perbatasan lingkungan

pengendapan darat dan laut. Wilayah ini tidak begitu luas, dan didominasi oleh

proses aliran sungai, gelombang dan pasang-surut. Salinitas didaerah ini

bervariasi, mulai dari air tawar samapai supersaline. Banyak bagian dari

lingkungan transisi didominasi oleh arus dan gelombang berenergi

tinggi, meskipun beberapa lingkungan lagun dan estuarin didominasi oleh

kondisi air tenang. Lingkungan pengendapan transisi terdiri dari: delta, estuarin,

tidal flat dan lagun.

a. Lingkungan Pengendapan Delta

Proses pembentukan delta adalah akibat akumulasi dari sedimen sungai

pada danau atau pantai. Delta merupakan sebuah lingkungan yag sangat kompleks

dimana beberapa faktor uatama mengontrol proses distribusi sedimen dan

morfologi delta. Faktor-faktor tersebut adalah energi sungai, pasang

surut, gelombang, iklim, kedalaman air dan subsiden (Tucker, 1981) .

Untuk membentuk sebuah delta, sungai harus mensuplai sedimen secara

cukup untuk membentuk akumulasi aktif, dalam hal ini  prograding system.

Hal ini berarti bahwa jumlah sedimen yang diendapkan harus lebih banyak

11

Page 12: SEDIMEN MAKALH

dibandingkan dengan sedimen yang terkena erosi sebagai dampak gelombang atau

pasang surut.

Gambar: Geomorfologi suatu delta dari citra satelit

Klasifikasi delta berdasarkan pada dominasi energinya yaitu :

Delta sungai (fluvial-dominated delta)

Delta sungai pada dasarnya dipengaruhi lingkungan yang disebabkan oleh

energi sungai. Pengaruh energi sungai sangat dominan dan pengaruh dari

pasang-surut serta gelombang sangat kecil.

Delta pasang-surut (tide-dominated delta)

Pada proses ini digambarkan bila pengaruh pasang surut lebih besar dari

aliran sungai yang menuju muara sungai, arus yang dua arah dapat

mendistribusikan kembali sedimen yang ada dimuara, menghasilkan “sand

filled” dan “flumee-shaped distributariesd”. Delta pasang-surut biasanya

terbentuk pada ujung teluk.

12

Page 13: SEDIMEN MAKALH

Delta ombak (wave-dominated delta)

Penyebab pada system ini adalah aliran gelombang yang kuat dan

perlambatan dari aliran sungai sungai sehingga aliran sungai tertarik atau

dibelokkan dimuara sungai.

Gambar: delta ombak pada delta Sao Fransisco

Berdasarkan fisiografinya, delta dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian

utama, yaitu:

Delta plain merupakan bagian kearah darat suatu delta.

Front delta merupakan daerah dimana endapan sedimen dari sungai bergerak

memasuki cekungan dan berasosiasi/berinteraksi dengan cekungan (basinal).

Prodelta adalah bagian delta yang paling menjauh kearah laut atau sering

disebut sebagai delta front slope.

b. Lingkungan Pengendapan Estuarin

Estuarin merupakan lokasi pengendapan pada mulut sungai dimana terdapat

pencampuran dengan air laut. Lingkungan ini juga terpengaruh oleh pasang surut dan

merupakan lokasi terendapnya sedimen klastik. Ada dua faktor penting yang mengontrol

13

Page 14: SEDIMEN MAKALH

aktivitas di estuarin, yaitu arus sungai dan laut terbuka. Transpor sedimen dari laut lepas akan

sangat tergantung dari rasio besaran tidal dan disharge sungai. Estuarin diklasifikasikan

menjadi tiga daerah, yaitu:

Marine atau lower estuarin, yaitu estuarine yang secara bebas berhubungan

dengan laut bebas, sehingga karakteristikair laut sangat terasa pada daerah ini.

Middle estuarin, yaitu daerah dimana terjadi percampuran antara fresh water

dan air asin secara seimbang.

Fluvial atau upper estuarin, yaitu daerah estuarin dimana fresh water

lebih mendominasi, tetapi tidal masihmasih berpengaruh (harian).

c. Lingkungan Pengendapan Tidal Flat

Tidal flat merupakan lingkungan yang terbentuk pada energi gelombang

laut yang rendah dan umumnya terjadi pada daerah pantai mesotidal dan

mokrotidal. Berdasarkan pada elevasinya terhadap tinggi rendahnya pasang surut,

lingkungan tidal flat dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu: subtidal, intertidal dan

supratidal.

Zona subtidal meliputi daerah dibawah rata-rata level pasang-surut yang

rendah dan biasanya selalu digenangi air secara terus menerus. Zona ini sangat

dipengaruhi oleh tidal channel dan pengaruh gelombang laut, sehingga pada

daerah ini sering diendapkan bedload  dengan ukuran pasir (sand flat). Pada

zona ini sering terbentuk subtidal bar dan shoal. Pengendapan pada daerah

subtidal utamanya terjadi oleh akresi lateral dari sedimen pasiran pada

tidal channel dan bar.

Zona intertidal meliputi daerah dengan level pasang surut rendah sampai

tinggi. Endapan dapat tersingkap antara satu atau dua kali dalam sehari,

tergantung dari kondisi pasang surut dan angin lokal. Karena intertidal merupakan

daerah perbatasan antara pasang surut yang tinggi dan rendah, sehingga

merupakan daerah pencampuran antara akresi lateral dan pengendapan suspensi,

maka daerah ini umumnya tersusun oleh endapan yang berkisar dari lumpur pada

daerah batas pasang surut tinggi sampai pasir pada batas pasang surut rendah

(mixflat). Facies intertidal didominasi oleh persilangan lempung, lanau dan

14

Page 15: SEDIMEN MAKALH

pasiryang memeperlihatkan struktur flaser, wavy dan lapisan lentikular. Facies

seperti ini menunjukkan adanya fluktuasi yang konstan dengan kondisi energi

yang rendah (Reading, 1978).

Zona supratidal berada diatas rata-rata level pasang surut yang tinggi.

Karena letaknya yang lebih dominan ke arah darat, zona ini sangat dipengaruhi

oleh iklim. Pada daerah beriklim kering terbentuk endapan evaporit flat.

Daerah ini umumnya ditoreh oleh tidal channel yang membawa endapan

bedload disepanjang alur sungainya.

d. Lingkungan Pengendapan Lagun

Lagun adalah suatu kawasan berair yang masih berhubungan dengan laut

lepas, tetapi dibatasi oleh suatu tanggul memanjang (barrier) yang relatif sejajar

dengan pantai. Akibat terhalang oleh tanggul, pergerakan air didalam

lagun hanya dipengaruhi oleh arus pasang/surut yang keluar/masuk lewat

celah tanggul. Lagun didaerah kering memiliki kadar garam yang lebih

tinggi dibanding dengan lagun didaerah basah. Hal ini dikarenakan

kurangnya air tawar yang masuk ke daerah itu. Transportasi sedimen

dilagun dilakukan oleh air pasang-surut, ombak dan/a tau angin yang

dengan sendi r inya d ikendal ikan ik l im sehingga akan mempengaruhi

kondisi biologi dan kimia lagun.

3. Lingkungan Pengendapan Laut

Lingkungan laut mencakup semua wilayah di samudera dan di

lautan. Lingkungan ini dapat diklasifikasikan berdasarkan kedalaman air laut

serta tipe sedimen yang mengendap (Gore,2003). Lingkungan pengendapan laut dibagi

menjadi 4, yaitu: Reef, naritik, batial dan abisal.

a. Lingkungan Reef (Terumbu)

15

Page 16: SEDIMEN MAKALH

Terumbu atau reef merupakan lingkungan yang unik yang sangat

berbeda dari bagian lingkungan pengendapan lainnya dilingkungan

paparan (shelf). Terumbu ini umumnya dijumpai pada bagian pinggir plat

form paparan luar (outer-shelf ) yang hampir menerus sepanjang arah

pantai, sehingga merupakan penghalang yang efektif terhadap gerakan

gelombang yang melintasi paparan tersebut.

b. Lingkungan laut Dangkal (nar i t ik)

Dasar lautan yang dangkal merupakan daratan yang meluas serta terdapat

disepanjang pantai. Continental shelf ini adalah bagian dari benua yang

berdekatan dan tergenang oleh air laut (kedalamannya tak lebih dari 200m).

Lingkungan pengendapan ini mencakup akumulasi dari sedimen klastik yang

tertransport dari daratan serta sedimentasi batuan karbonat yang berasal

keterdapatan organisme yang hidup dilaut. Sedimen yang terendapkan

dilingkungan laut dangkal sangat beraneka ragam. Material sedimen klastik

terdistribusi dan terpisahkan pada fasies pengendapan yang berbeda oleh arus

pasang surut, gelombang, badai dan arus laut. Proses yang sama juga

berpengaruh terhadap sedimen karbonat banyak terdapat pada kondisi

iklim, kedalaman air, dan produksi organisme tertentu (Nichols, 1999).

a. Lingkungan Laut Dangkal Siliklastik

Lingkungan ini dicirikan dengan adanya pengendapan detritus

pada kedalaman sedang (10-200m), atau dekat dengan daratan,

dipengaruhi pasangsurut, gelombang,angin atau badai yang mendominasi

gaya gerak sedimen. Sedimen yang terendapkantermasuk bersal dari

estuarin, dataran pasangsurut, endapan badai, pulau penghalang, dangaris pinggir

pantai (Satyana, 2005).

b. Lingkungan Laut Dangkal Karbonat

Lingkungan ini dicirikan dengan pengendapan karbonat yang

dipengaruhi oleh prosesbiokimia pada laut dangkal (<100m). Wilayah dengan

16

Page 17: SEDIMEN MAKALH

sedimentasi kabonat dikenal dengan carbonat platform. Platform terdapat pada

wilayah di paparan daratan yang terbentang digaris pantai sampai pada wilayah

epikontinental laut.

c. Lingkungan Laut Dalam

Lingkungan laut dalam merupakan daerah terbesar yang

menyusun permukaan bumi dengan kedalaman lebih dari 200m. Sekitar

65% dari permukaan bumi mencakupcontinental slope, continental rise,

palung laut dalam, dan dasar laut yang dalam (Nichols,2001).

Pada lingkungan laut dalam, dipermukaannya banyak terdapat organisme

namun dibawah zona photik organismenya lebih sedikit. Sedimen laut dalam

memang lebih sedikitketerdapatannya dibandingkan dengan sedimen laut dangkal.

Namun perkecualian untuklingkungan kipas laut dalam yang dekat dengan

kemiringan, dimana rata-rata sedimenterderivasi oleh arus turbidit yang dapat

bergerak 10m/1000tahun dan produk arus turbiditdapat mencapai ketebalan ribuan

meter. Sedimen yang terendapkan pada lingkungan iniadalah tubuh pasir yang sangat

tebal.

d. Lingkungan Laut Abisal

Abisal (bassin floor) adalah dasar laut yang luas setelah tebing benua, dan

mengarah ke laut lepas. Dataran abisal merupakan bagian dari paparan benua.

Dataran abisal tersusun oleh akumulasi sedimen yang sangat tebal. Kenampakan

sedimen pada daerah ini menunjukkan bahwa dataran ini dibentuk oleh endapan

sedimen yang telah megalami pengangkutan sangat jauh oleh arus turbid. Endapan

turbid ini berselingan dengan material sedimen yang berukuran lempung yang

terus menerus terendapkan pada tempat ini.

Dataran abisal dijumpai sebagai bagian dari dasar samudera pada semua

lautan. Dataran ini akan lebih luas apabila tidak dijumpai palung laut yang

berdekatan dengan daratan. Samudera Atlantik memiliki dataran abisal yang lebih

luas daripada samudera Pacifik karena samudera Atlantik mempunyai palung laut

jauh lebih sedikit dibandingkan yang dijumpai pada samudera Pasifik. Dataran

17

Page 18: SEDIMEN MAKALH

abisal merupakan kenampakan topografi yang sangat datar, dan kemungkinan

kawasan ini merupakan tempat yang paling datar pada permukaan bumi. Dataran

abisal yang dijumpai di pantai Argentina mempunyai perbedaan tinggi kurang dari

3 meter pada jarak lebih dari 1300 kilometer. Topografi yang datar ini kadang-

kadang di selingi dengan puncak-puncak gunung bawah laut yang tertimbun.

Endapan garam yang terangkat kepermukaan laut mati

2.4. CIRI-CIRI LINGKUNGAN PENGENDAPAN

Ada beberapa ciri-ciri lingkungan pengendapan, yaitu:

Endapan darat (alluvial), ciri-cirinya yaitu:

a. Transportasi berlangsung pada energi yang tinggi atau energi maksimum,

bila dibandingkan dengan energi lain, maka sortasinya sangat jelek.

b. Materialnya mempunyai pengendapan yang relatif dekat dengan

sumbernya, maka abrasi relatif kecil.

c. Material yang terbentuk mempunyai sortasi jelek maka porositasnya

tinggi.

d. Sebagian fragmennya masih mempunyai warna asli.

18

Page 19: SEDIMEN MAKALH

e. Biasanya ikatan antar butir tidak kuat sehingga sangat porous, maka

biasanya kaya kandungan air.

f. Ketebalannya tidak seragam yaitu menebal ke arah bukit, sebab endapan

kipas alluvial ini berada di kaki bukit.

Endapan sungai yang teranyam (“Braded river”) ciri-cirinya:

a. Multi channel, maksudnya banyak dijumpai endapan yang arahnya

memanjang sesuai alur sungai purba.

b. Banyak dijumpai adanya perlapisan silang siur (“cross bedded”) dengan

komposisi pasir kasar dan sudut inklinasi kecil.

c. Alur-alurnya tida k begitu dalam, jadi endapan yang dihasilkan tidak

begitu tebal

d. Kemiringan cukup besar pada waktu terjadinya.

e. Pengendapan lateral lebih besar.

Endapan delta, cirinya:

a. Endapan delta umumnya tebal, beberapa ratus sampai beberapa ribu

meter.

b. Endapan delta banyak mengandung pasir yang berasal dari darat.

c. Umumnya mengandung sisipan batu bara, yang terjadi pada “deltaic

plain”nya

d. Secara umum makin ke atas makin mengkasar, terkecuali kalau

kemudian diikuti dengan shifting (perpindahan delta).

e. Porositaas endaan delta relatif tinggi.

19

Page 20: SEDIMEN MAKALH

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat terkumpulnya

material sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan biologi yang

dapat mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya.

Parameter lingkungan pengendapan batuan sedimen, meliputi:

4. Elemen fisik,

5. Parameter kimia,

6. Parameter biologi.

Lingkungan pengendapan secara umum terbagi tiga antara lain:

1. Lingkungan darat (Continental), yang terdiri dari:

Terestrial : Gurun/padang pasir dan Glasial

Encer (aquaeous): Sungai, Rawa (paludal), Danau (lakustrin),

2. Lingkungan transisi (Transition)

Delta

Estuarin

Tidal flat

Lagun

3. Lingkungan laut (Marine)

Reef

Naritik (kedalaman 0-200m)

Batial (kedalaman 200-2000m)

20

Page 21: SEDIMEN MAKALH

Abisal (kedalaman >2000m)

Banyak ciri-ciri lingkungan pengendapan yang dapat kita ketahui, diantaranya

endapan alluvial, sungai dan delta.

3.2. Saran

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, agar

mendapat pemahaman tentang lingkungan pengendapan, jenis-jenisnya serta ciri-

ciri lingkungan pengendapan.

21

Page 22: SEDIMEN MAKALH

22