makalh pengantar pendidikan

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kegiatan masyarakat. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namum perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan termasuk perbedaan sistem pendidikan tersebut. Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang hendak dicapainya, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia. Tujuan pendidikan adalah kualifikasi yang diharapkan dimiliki murid setelah dia menerima atau menyelesaikan program pendidikan pada lembaga pendidikan tertentu. Indonesia mengalami dua kali pergantian Undang-Undang Pendidikan. Yang pertama adalah UU No.2 tahun 1954, dan yang kedua adalah UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam dunia pendidikan, proses akulturasi dan perubahan prilaku bangsa menjadikan massyarakat memasuki complex adaptif system. Krisis multidimensional mempengaruhi pembangunan materil dan spiritual bangsa yang seolah tersendat, discontinue, unlinier, dan unpredictable. Dalam keadaan seperti ini, sering tampak prilaku masyarakat menjadi lebih korup bai yang punya kesempatan, bagi 1

description

 

Transcript of makalh pengantar pendidikan

Page 1: makalh pengantar pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kegiatan masyarakat. Meskipun

pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namum

perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau

masyarakat menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan termasuk perbedaan sistem

pendidikan tersebut. Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang

hendak dicapainya, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke

pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan

negara Indonesia.

Tujuan pendidikan adalah kualifikasi yang diharapkan dimiliki murid setelah dia

menerima atau menyelesaikan program pendidikan pada lembaga pendidikan tertentu.

Indonesia mengalami dua kali pergantian Undang-Undang Pendidikan. Yang pertama adalah

UU No.2 tahun 1954, dan yang kedua adalah UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan

nasional.

Dalam dunia pendidikan, proses akulturasi dan perubahan prilaku bangsa menjadikan

massyarakat memasuki complex adaptif system. Krisis multidimensional mempengaruhi

pembangunan materil dan spiritual bangsa yang seolah tersendat, discontinue, unlinier, dan

unpredictable.

Dalam keadaan seperti ini, sering tampak prilaku masyarakat menjadi lebih korup bai

yang punya kesempatan, bagi rakyat yang awam dan rapuh tampa eringas dan

mendemonstrasikan sikap anti sosi, anti kemapanan dan kontra produktif serta goyahdalam

keseimbangan ratio dan emosinya.

Maka dari itu pendidikan berperan penting dalam pembangunan bangsa ini,

pendidikan yang berkarakter akan menjadikan identitas individu maupun bangasa ini menjadi

lebih toleran dan bias dibanggakan.

1

Page 2: makalh pengantar pendidikan

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas yang apat dilihat bagaimana kompleksnya pembangunan

pendidikan di Indonesia, maka penulis merumuskan makalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan nasional ?

2. Bagaimana tujuan dan fungsi pendidikan nasional ?

3. Apa Visi dan Misi Sistem Pendidikan Nasional ?

4. Serta bagaimana pengelolaan jalur pendidikan di Indonesia ?

5. Bagaimana program- program pendidikan di indonesia?

C. Tujuan Penulis

Sesuai dengam rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan adalah untuk:

1. Mengetahui visi dan misi apa saja yang terjadi pada pendidikan di Indonesia ?

2. Mengetahui peranan pendidikan di indonesia saat ini ?

3. Mengetahui apa saja tujuan dan fungsi pendidikan nasional di Indonesia?

4. Mengetahui bagaimana pengelolaan jalur pendidikan di Indonesia ?

5. Mengetahui Program- Program Pendidikan Di Indonesia?

2

Page 3: makalh pengantar pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana utuk mewujudkan suasana belajar dan

prosos pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ekhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

Siidiknas pasal 1 ayat1)

2. Pengertian pendidikan nasional

Menurut Sunarya (1996), Pendidikan Nasional adalah suatu sistem pendidikan yang

berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersifat

mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut.

Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976), merumuskan

bahwa pendidikan nasional ialah suatu usaha untuk membimbing para warga negara

Indonesia menjadi Pancasila, yang berpribadi, berdasarkan akan Ketuhanan, berkesadaran

masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem

Pendidikan Nasional dikemukakan Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di

masa yang akan datang.

Menurut Zahar Idris (1987) mengemukakan bahwa ”Pendidikan nasional sebagai

suatu sistem adalah karya manusia yang terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai

hubungan fungsional dalam rangka membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan

tingkah laku seseorang sesuai dengan tujuan nasional seperti tercantum dalam Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

3

Page 4: makalh pengantar pendidikan

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis  serta bertanggung jawab.

Fungsi Sistem Pendidikan Nasional adalah berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam

rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.

4. Visi dan Misi Sistem Pendidikan Nasional

Visi dari Sistem Pendidikan nasional adalah  terwujudnya sistem pendidikan nasional

sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara

Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan prokatif

memjawab tantangan  zaman yang selalu berubah. 

Dengan visi pendidikan nasional tersebut tentu akan ada misi dari Sistem Pendidikan

Nasional adalah sebagai berikut.

1. Mengupayakan peluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang

bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak

dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.

3. Meningkatkan kualitas proses pendidikan untuk megoptimalkan pembentukan

kepribadian yang bermoral.

4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat

pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pegalaman, siakap dan nilai

berdasarkan standar nasional dan global.

5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.

4

Page 5: makalh pengantar pendidikan

B. Permasalahan dalam Pembangunan pendidikan

Pembangunan pendidikan belum sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan

kewirausahaan lulusan. Lulusan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi masih

cenderung memilih bekerja pada orang lain dibanding menciptakan pekerjaan bagi dirinya

sendiri. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan

menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan penelitian dan pengembangan serta

penyebarluasan hasilnya masih sangat terbatas.

Disamping itu proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi juga mengalami

hambatan karena masih terbatasnya buku-buku teks dan jurnal-jurnal internasional yang

dapat diakses. Dengan kualitas dan kuantitas hasil penelitian dan pengembangan yang belum

memadai, belum banyak hasil penelitian dan pengembangan yang dapat diterapkan oleh

masyarakat dan masih sedikit pula yang sudah dipatenkan dan/atau mendapat pengesahan hak

kekayaan intelektual.

Pendidikan non formal yang berfungsi baik sebagai transisi dari dunia sekolah ke

dunia kerja (transition from school to work) maupun sebagai bentuk pendidikan sepanjang

hayat dan diarahkan terutama untuk meningkatkan kecakapan hidup dan pembinaan

profesionalisme serta kompetensi.

Manajemen pendidikan belum berjalan secara efektif dan efisien. Dengan

dilaksanakannya desentralisasi pendidikan, pemerintah kabupaten/kota memiliki kewenangan

yang lebih luas dalam membangun pendidikan di masing-masing wilayah sejak penyusunan

rencana, penentuan prioritas program serta mobilisasi sumberdaya untuk merealisasikan

rencana yang telah dirumuskan. Sejalan dengan itu, otonomi pendidikan telah pula

dilaksanakan melalui penerapan

manajemen berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi yang memberikan wewenang

yang lebih luas pada satuan pendidikan untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki termasuk

mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan.

5

Page 6: makalh pengantar pendidikan

Dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pendidikan diharapkan daerah dan

satuan pendidikan lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Namun demikian pelaksanaan

desentralisasi dan otonomi pendidikan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan karena belum

mantapnya pembagian peran dan tanggungjawab masing-masing tingkat pemerintahan

termasuk kontribusinya dalam penyediaan anggaran pendidikan, serta belum terlaksananya

standar pelayanan minimal yang seharusnya ditetapkan oleh masing-masing kabupaten/kota

dengan acuan umum dari pemerintah pusat. Disamping itu efektivitas peran serta masyarakat

dalam pembangunan pendidikan termasuk peran dan fungsi dewan pendidikan dan komite

sekolah/madrasah juga belum optimal.

Anggaran pembangunan pendidikan belum tersedia secara memadai. Apabila

dibandingkan dengan negara-negara lain, alokasi anggaran pendidikan di Indonesia masih

sangat rendah. Data Human Development Report 2004 mengungkapkan bahwa dalam kurun

waktu 1999- 2001 Indonesia hanya mengalokasikan anggaran pemerintah (public

expenditure) sebesar 1,3 persen dari produk domestik bruto (PBD). Sementara dalam kurun

waktu yang sama Malaysia, Thailand, dan Filipina secara berturut-turut telah mengalokasikan

anggaran sebesar 7,9 persen, 5,0 persen, dan 3,2 persen dari PDB.

Pembangunan pendidikan selama lima tahun terakhir (2000-2004) mendapat prioritas

tertinggi dalam pembangunan nasional yang ditunjukkan oleh penyediaan anggaran

pembangunan dengan porsi terbesar dibandingkan dengan bidang-bidang pembangunan

lainnya. Dengan amandemen UUD 1945 dan ditetapkannya Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan agar dana pendidikan

selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 persen dari

APBN dan minimal 20 persen dari APBD, serta mewajibkan pemerintah dan pemerintah

daerah menyelenggarakan pendidikan dasar tanpa memungut biaya, anggaran pendidikan

pada tahun 2004 mendapat porsi yang lebih besar lagi.

Namun demikian anggaran tersebut baru mencapai 21,5 persen dari anggaran

pembangunan keseluruhan atau 6,6 persen dari APBN yang dibelanjakan oleh pemerintah

pusat. Anggaran tersebut juga belum termasuk anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah

daerah melalui APBD. Pemerintah dan pemerintah daerah juga belum mampu menyediakan

pelayanan pendidikan dasar secara cuma- cuma.

6

Page 7: makalh pengantar pendidikan

Dari beberapa permasalahan diatas dirasa perlu diadakannya pembangunan yang lebih

lanjut dan tentunya serius untuk merubah pendidikan Indonesia menjadi lebih maju.

Berikut adalah sasaran pembangunan pendidikan antara lain ditandai oleh:

Meningkatnya taraf pendidikan penduduk Indonesia melalui:

Meningkatnya secara nyata persentase penduduk yang dapat menyelesaikan Program

Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, yang antara lain diukur dengan:

Meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) jenjang SD termasuk SDLB, MI

dan Paket A sebesar 115,76 persen dengan jumlah siswa menjadi sekitar 27,68

juta dan APK jenjang SMP/MTs/Paket B sebesar 98,09 persen dengan jumlah

siswa menjadi sebanyak 12,20 juta;

Meningkatnya angka melanjutkan lulusan SD termasuk SDLB, MI dan Paket

A ke jenjang SMP/MTs/Paket B menjadi 94,00 persen sehingga jumlah siswa

baru kelas I dapat ditingkatkan dari 3,67 juta siswa pada tahun ajaran 2004/05

menjadi 4,04 juta siswa pada tahun 2009/10;

Meningkatnya angka penyelesaian pendidikan dengan menurunkan angka

putus sekolah pada jenjang SD termasuk SDLB, MI dan Paket A menjadi 2,06

persen dan jenjang SMP/MTs/Paket B menjadi 1,95 persen;

Menurunnya rata-rata lama penyelesaian pendidikan pada semua jenjang

dengan menurunkan angka mengulang kelas pada jenjang SD/MI/SDLB/Paket

A menjadi 1,63 persen dan jenjang SMP/MTs/Paket B menjadi 0,32 persen;

Meningkatnya angka partisipasi sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun

menjadi 99,57 persen dan penduduk usia 13-15 tahun menjadi 96,64 persen,

sehingga anak usia 7-12 tahun yang bersekolah menjadi 23,81 juta orang dan

anak usia 13-15 tahun yang bersekolah menjadi 12,02 juta orang;

Meningkatnya secara signifikan partisipasi penduduk yang mengikuti pendidikan

menengah yang antara lain diukur dengan:

Meningkatnya APK jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK/MA/Paket C)

menjadi 69,34 persen dengan jumlah siswa menjadi sekitar 9,07 juta;

Meningkatnya angka melanjutkan lulusan SMP/MTs/Paket B ke jenjang

pendidikan menengah menjadi 90,00 persen sehingga jumlah siswa baru kelas

I dapat ditingkatkan dari sekitar 2,36 juta siswa pada tahun ajaran 2004/05

menjadi 3,30 juta siswa pada tahun ajaran 2009/10;

7

Page 8: makalh pengantar pendidikan

Menurunnya rata-rata lama penyelesaian pendidikan dengan menurunkan

angka mengulang kelas jenjang pendidikan menengah menjadi menjadi 0,19

persen;

Meningkatnya secara signifikan partisipasi penduduk yang mengikuti pendidikan

tinggi yang antara lain diukur dengan meningkatnya APK jenjang pendidikan tinggi

menjadi 18,00 persen dengan jumlah mahasiswa menjadi sekitar 4,56 juta;

Meningkatnya proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini;

Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun keatas menjadi 5 persen

pada tahun 2009;

Meningkatnya akses orang dewasa untuk mendapatkan pendidikan kecakapan hidup;

Meningkatnya keadilan dan kesetaraan pendidikan antarkelompok masyarakat

termasuk antara wilayah maju dan tertinggal, antara perkotaan dan perdesaan, antara

daerah maju dan daerah tertinggal, antara penduduk kaya dan penduduk miskin, serta

antara penduduk laki-laki dan perempuan;

Meningkatnya kualitas pendidikan yang ditandai dengan:

Tersedianya standar pendidikan nasional serta standar pelayanan minimal

untuk tingkat kabupaten/kota;

Meningkatnya proporsi pendidik pada jalur pendidikan formal maupun non

formal yang memiliki kualifikasi minimun dan sertifikasi sesuai dengan

jenjang kewenangan mengajar;

Meningkatnya proporsi satuan pendidikan baik negeri maupun swasta yang

terakreditasi baik;

Meningkatkan persentase siswa yang lulus ujian akhir pada setiap jenjang

pendidikan;

Meningkatnya minat baca penduduk Indonesia.

Meningkatnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan yang antara lain

diukur dengan:

8

Page 9: makalh pengantar pendidikan

Meningkatnya efektivitas pendidikan kecakapan hidup pada semua jalur dan

jenjang pendidikan;

Meningkatnya hasil penelitian, pengembangan dan penciptaan ilmu

pengetahuan dan teknologi oleh perguruan tinggi serta penyebarluasan dan

penerapannya pada masyarakat.

Meningkatnya efektivitas dan efisiensi manajemen pelayanan pendidikan yang antara

lain diukur dengan:

Efektifnya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah;

Meningkatnya anggaran pendidikan baik yang bersumber dari APBN maupun

APBD sebagai prioritas nasional yang tinggi didukung oleh terwujudnya

sistem pembiayaan yang adil, efisien, efektif, transparan dan akuntabel;

Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan;

Meningkatnya efektivitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasi pendidikan

termasuk otonomi keilmuan.

1. Program-Program Pendidikan

Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut diatas, langkah-langkah yang akan

ditempuh dijabarkan ke dalam program-program pembangunan dan kegiatan-kegiatan pokok

sebagai berikut :

a) Program Pendidikan Anak Usia Dini

Program ini bertujuan agar semua anak usia dini baik laki-laki maupun perempuan

memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi yang

dimilikinya dan tahap-tahap perkembangan atau tingkat usia mereka dan merupakan

persiapan untuk mengikuti pendidikan jenjang sekolah dasar. Secara lebih spesifik, program

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu

pelayanan pendidikan melalui jalur formal seperti Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul

Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat, jalur pendidikan non-formal berbentuk

Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat, dan jalur

informal yang berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh

lingkungan, dalam rangka membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi

anak secara optimal agar memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:

9

Page 10: makalh pengantar pendidikan

1. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk optimalisasi pemanfaatan

fasilitas yang ada seperti ruang kelas SD/MI untuk menyelenggarakan PAUD yang

disesuaikan dengan kondisi daerah/wilayah, dukungan penyelenggaraan pendidikan,

dukungan pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan, penyediaan biaya operasional pendidikan dan/atau dukungan

operasional/subsidi/hibah dalam bentuk block grant atau imbal swadaya, serta

menumbuhkan partisipasi dan memberdayakan masyarakat termasuk lembaga

keagamaan dan organisasi sosial masyarakat untuk menyelenggarakan dan

mengembangkan pendidikan anak usia dini;

2. Pengembangan kurikulum dan bahan ajar yang bermutu serta perintisan model-model

pembelajaran PAUD, yang mengacu pada tahap-tahap perkembangan anak,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya dan seni;

3. Peningkatan pemahaman mengenai pentingnya pendidikan PAUD kepada orangtua,

masyarakat, dan pemerintah daerah, sebagai upaya membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan lebih lanjut;

4. Pengembangan kebijakan, melakukan perencanaan, monitoring, evaluasi, dan

pengawasan pelaksanaan pembangunan pendidikan anak usia dini sejalan dengan

prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan demokratisasi.

b) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

10

Page 11: makalh pengantar pendidikan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan

dasar yang bermutu dan terjangkau, baik melalui jalur formal maupun non-formal yang

mencakup SD termasuk SDLB, MI, dan Paket A serta SMP, MTs, dan Paket B, sehingga

seluruh anak usia 7–15 tahun baik laki-laki maupun perempuan dapat memperoleh

pendidikan, setidak-tidaknya sampai jenjang sekolah menengah pertama atau yang sederajat.

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dititikberatkan pada (1)

peningkatan partisipasi anak yang belum mendapatkan layanan pendidikan dasar terutama

melalui penjaringan anak-anak yang belum pernah sekolah pada jenjang SD termasuk

SDLB/MI/Paket A danpeningkatan angka melanjutkan lulusan SD termasuk SDLB/MI/Paket

A ke jenjang SMP/MTs/Paket B atau bentuk lain yang sederajat, (2) mempertahankan kinerja

pendidikan yang telah dicapai terutama dengan menurunkan angka putus sekolah dan angka

mengulang kelas, serta dengan meningkatkan kualitas pendidikan; dan (3) penyediaan

tambahan layanan pendidikan bagi anak-anak yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang

pendidikan menengah.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:

1. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas termasuk pembangunan

unit sekolah baru (USB), ruang kelas baru (RKB), laboratorium, perpustakaan, buku

pelajaran dan peralatan peraga pendidikan, yang disertai dengan penyediaan pendidik

dan tenaga kependidikan secara lebih merata, bermutu, tepat lokasi, terutama untuk

daerah perdesaan, wilayah terpencil dan kepulauan, disertai rehabilitasi dan

revitalisasi sarana dan prasarana yang rusak termasuk yang berada diwilayah konflik

dan bencana alam, serta penyediaan biaya operasional pendidikan secara memadai,

dan/atau subsidi/hibah dalam bentuk block grant atau imbal swadaya bagi satuan

pendidikan dasar untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan;

2. Penyediaan berbagai alternatif layanan pendidikan dasar baik melalui jalur formal

maupun non formal untuk memenuhi kebutuhan, kondisi, dan potensi anak termasuk

anak dari keluarga miskin dan yang tinggal di wilayah perdesaan, terpencil dan

kepulauan serta pemberian perhatian bagi peserta didik yang memiliki kesulitan

mengikuti proses pembelajaran dan yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa;

3. Peningkatan upaya penarikan kembali siswa putus sekolah jenjang SD/MI/Paket A

dan SMP/MTs/ Paket B dan lulusan SD/MI/Paket A yang tidak melanjutkan ke dalam

11

Page 12: makalh pengantar pendidikan

sistem pendidikan serta mengoptimalkan upaya menurunkan angka putus sekolah

tanpa diskriminasi gender dengan antara lain menerapkan sistem informasi pendidikan

yang berbasis masyarakat, menyediakan bantuan biaya pendidikan dalam bentuk

beasiswa atau voucher pendidikan, dan perluasan perbaikan gizi anak sekolah

khususnya untuk jenjang SD/MI/Paket A;

4. Pengembangan kurikulum nasional dan lokal yang disesuaikan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni termasuk

pengembangan pendidikan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan peserta didik,

masyarakat dan industri serta kecakapan untuk hidup dalam masyarakat yang

majemuk dan dasar-dasar kecakapan vokasi sesuai tuntutan masyarakat dan industri

bagi peserta didik yang tidak akan melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah;

5. Penyediaan materi pendidikan, media pengajaran dan teknologi pendidikan termasuk

peralatan peraga pendidikan, buku pelajaran, buku bacaan dan buku ilmu pengetahuan

dan teknologi serta materi pelajaran yang berbasis teknologi informasi dan

komunikasi termasuk internet dan alam sekitar guna meningkatkan pemahaman

peserta didik terhadap ilmu pengetahuan yang dipelajarinya;

6. Pembinaan minat, bakat, dan kreativitas peserta didik dengan memberi perhatian pada

anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa;

7. Penerapan manajemen berbasis sekolah yang memberi wewenang dan

tanggungjawab pada satuan pendidikan untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki

dalam mengembangkan institusinya dan meningkatkan relevansi pembelajaran dengan

lingkungan setempat;

8. Penyediaan informasi pendidikan yang memadai yang memungkinkan masyarakat

untuk memilih pendidikan sesuai kualitas yang diinginkan;

9. Peningkatan partisipasi masyarakat baik dalam penyelenggaraan, pembiayaan,

maupun dalam pengelolaan pembangunan pendidikan dasar, dan peningkatan

pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pendidikan dasar bagi anak laki-laki

maupun anak perempuan; dan Pengembangan kebijakan, melakukan perencanaan,

monitoring, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaan pembangunan pendidikan dasar

sejalan dengan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan

demokratisasi.

C) Program Pendidikan Menengah

12

Page 13: makalh pengantar pendidikan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan

pendidikan menengah yang bermutu dan terjangkau bagi penduduk laki-laki dan perempuan

melalui jalur formal maupun non-formal, yang mencakup SMA, SMK, MA, dan Paket C.

Program pendidikan menengah didorong untuk mengantisipasi meningkatnya lulusan sekolah

menengah pertama secara signifikan sebagai dampak positif pelaksanaan Wajib Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, serta penguatan pendidikan vokasional baik melalui

sekolah/madrasah umum maupun kejuruan dan pendidikan non-formal guna mempersiapkan

lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi untuk masuk ke dunia kerja.

BAB III

13

Page 14: makalh pengantar pendidikan

PENUTUP

A. Penutup dan kesimpulan

Pendidikan merupakan tiang berdiriny suatu bangsa dan Negara, tanpa pendidikan dunia tidak akan pernah menjadi seperti sekarang ini. Di Indonesia, pendidikan masih belum menjadi prioritas masyarakat tertama masyarakat kecil, selain karena perekonomian yang lemah, minat dan apresiasi yang kurang menjadi sebab masih anyaknya anak yang seharusnya mengenyam bangku pendidikan kan tetapi mereka asyik di jalanan demi mendapatkan rupiah.

Untuk itu, peranan pemerintah sangat penting dalam pembangunan pendidikan

Indonesia melalui kebijakn-kebijakan yang tepat untuk seluruh lapisan masyarakat karena

bagaimanapun pendidikan harus terdistribusi secara merata kepada seluru masyarakat

Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: makalh pengantar pendidikan

http://hermantmg.blogspot.com/2010/03/tantangan-pendidikan-nasional-dalam.html,

14-03-2011 ;15:49

Tirtahardja, Umar dan SL La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta

Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan. 2008. Bahan Ajar Pengantar

Pendidikan. Padang: FIP UNP

Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press

15