Makalah_bab 22 auditing PRINT.docx
-
Upload
poetri-nabhela-dewi -
Category
Documents
-
view
350 -
download
6
Transcript of Makalah_bab 22 auditing PRINT.docx
MENYELESAIKAN AUDIT
Pada tahap akhir proses audit dibutuhkan pemikiran dan ketelitian penuh bagi orang
yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan dalam menelaah audit. Dalam menelaah hasil
audit, terdapat beberapa aspek penyelesaian audit yang penting bagi keberhasilan audit.
A. PENERAPAN PENGUJIAN TAMBAHAN ATAS PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN
Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan
dengan transaksi dan saldo, diantaranya yaitu :
Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian untuk tujuan
penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian resiko.
Melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan saat
penilaian awal resiko pengendalian berada di bawah maksimum.
Melakukan prosedur substantif
Prosedur untuk tujuan penyajian dan pengungkapan diintegrasikan dengan pengujian
auditor atas tujuan audit terkait transaksi dan tujuan audit terkait saldo. Banyak informasi
yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan diaudit sebagai bagian dari
pengujian auditor pada tahap awal audit. Ditahap ini auditor mengevaluasi bukti yang
diperoleh dari 3 tahap pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk
tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan
penyajian dalam laporan keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi
prinsip akuntansi berlaku umum. Hal ini meliputi evaluasi apakah setiap laporan keuangan
mencerminkan klasifikasi yang tepat dan deskripsi setiap akun yang konsisten dengan
persyaratan dan bahwa informasi disajikan dalam bentuk yang benar dan dengan
terminologi yang tepat seperti disyaratkan dalam standar akuntansi.
Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan seluruh
informasi yang diperlukan. Untuk menilai resiko yang tidak dapat memenuhi tujuan
penyajian dan pengungkapan, auditor harus mempertimbangkan informasi yang diperoleh
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 1
selama tiga tahap pertama dalam pengujian audit untuk menentukan apakah sudah cukup
menjelaskan fakta dan keadaan yang harus diungkapkan.
Sehubungan dengan uniknya pengungkapan atas kewajiban kotijensi dan kejadian
setelah tanggal neraca, auditor sering kali memberikan penilaian resiko tinggi karena tidak
seluruh informasi yang dibutuhkan diungkapkan dalam penjelasan tambahan. Pengujian
audit yang dilakukan pada tahap awal audit sering kali tidak menyediakan bukti yang
memadai mengenai kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca. Oleh karena
itu, auditor mendesain dan melakukan prosedur pada setiap audit untuk menelaah
kewajiban kotijensi dan kejadian setelah tanggal neraca sebagai bagian dari pengujian
tahap keempat.
B. TELAAH ATAS KEWAJIBAN KONTIJENSI DAN KOMITMEN
Kewajiban Kontinjensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luar atas
jumlah yang belum dapat ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah dilakukan.
Terdapat tiga kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontijensi, yaitu :
1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau penurunan
nilai asset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.
2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa mendatang.
3. Hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.
Ketidakpastian atas pembayaran di masa mendatang dapat bervariasi dari sangat
mungkin terjadi sampai kemungkinan besar tidak terjadi. Adapun menurut PSAK 57
dijelaskan tiga tingkatan kemungkinan keterjadian dan perlakuan atas laporan keuangan
yang dapat digunakan sebagai standar evaluasi dalam mempertimbangkan dan melakukan
penilaian secara profesional bagi auditor terhadap kondisi pelaporan klien.
Standar audit mensyaratkan bahwa manajemen, bukan auditor, bertanggung jawab atas
identifikasi dan penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban kontinjensi dan
pada dasarnya dalam pengungkapan atas kontijensi dapat dilakukan atas kerjasama pihak
manajemen dengan auditor. Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban
kontijensi adalah :
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 2
1) Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui untuk
menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar
(tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).
2) Mengidentifikasi praktek kontinjensi yang belum diidentifikasi manajemen (tujuan
penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).
Komitmen sangat berkaitan erat dengan kewajiban kontinjensi. Komitmen meliputi hal-
hal seperti perjanjian untuk membeli bahan baku atau melakukan sewa guna usaha suatu
fasilitas pada harga tertentu dan penjualan barang dagangan pada harga yang sudah
ditentukan. Karakteristik dalam komitmen yaitu perusahaan setuju berada dalam kondisi
tertentu di masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba
perusahaan atau perekonomian keseluruhan. Perusahaan biasanya menjelaskan seluruh
komitmen, baik dalam penjelasan tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah
catatan mengenai kontinjensi.
1. Prosedur Audit Untuk Menemukan Kontijensi
Langkah pertama dalam melakukan audit kontijensi adalah menentukan apakah
terdapat kontijensi (tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada
kenyataannya lebih sulit menemukan transaski yang tidak tercatat daripada melakukan
verifikasi atas informasi yang tercatat. Saat auditor mengetahui terjadi kontijensi mereka
akan melakukan evaluasi Materialitas dan Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut
adalah prosedur audit yang biasa digunakan oleh para auditor dalam mengaudit kewajiban
kontijensi :
a. Melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen (langsung/tertulis) tentang
tercatatnya kontijensi.
b. Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya
atas penentuan PPh.
c. Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi tuntutan
hukum atau kontijensi lainnya.
d. Menelaah kondisi hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan pernyataan
dari penasihat hukum atas terjadinya kewajiban kontijensi.
e. Memperoleh surat dari penasihat hukum atas status kewajiban kontijensi
f. Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindikasikan terjadinya
kontijensi.
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 3
31-12-2012 11-3-2013 26-3-2008
Tanggal penerbitan laporan keuangan
Tanggal laporan audit
Tanggal neraca akhir klien
g. Memeriksa perjanjian kredit tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo yang
terpakai atau tidak.
2. Evaluasi Kewajiban Kontijensi Yang Telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka harus
mengevaluasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan yang diperlukan dalam
laporan keuangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian atas hak dan kewajiban dalam
tujuan penyajian dan pengungkapan. Untuk kontijensi yang membutuhkan pengungkapan ,
auditor juga menelaah konsep penjelasan tambahan untuk memastikan bahwa informasi
yang diuangkapkan dapat dipahami dan dinyatakan dengan wajar sesuai kondisi
kontijensi.
3. Prosedur Audit Untuk Menemukan Komitmen
Penelitian untuk mencari komitmen yang belum diketahui biasanya dilakukan sebagai
bagian dari audit atas masing-masing area audit. Misalkan, dalam melakukan verifikasi
penjualan, auditor seharusnya waspada atas adanya komitmen penjualan.
4. Tanya Jawab Dengan Pengacara Klien
Prosedur utama yang diandalkan auditor untuk mengungkapkan tuntutan hukum yang
diketahui atau klaim lain terhadap klien dan mengidentifikasi klaim tambahan yaitu Tanya
jawab dengan pengacara klien. Auditor mengandalkan keahlian dan pengetahuan
pengacara mengenai masalah hukum guna memberikan pendapat professional atas hasil
tuntutan hukum yang diharapkan dan kemungkinan jumlah kewajiban kewajiban termasuk
biaya sidang.
C. TELAAH KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca
untuk menentukan apakah terdapat transaksi atau kejadian yang akan memengaruhi penyajian
dan pengungkapan pada laporan periode berjalan (PSA 46 (SA 560)). Tanggung jawab
auditor atas telaah kejadian setealh tanggal neraca biasanya terbatas pada perioe awal, yaitu
pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor.
Peride Cakupan untuk Telaah Kejadian Setelah Tanggal Neraca
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 4
Jenis-jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca
Terdapat dua jenis kejadian setelah tanggal neraca yang harus dipertimbangkan oleh
manajemen dan dievaluasi oleh auditor:
1. Kejadian yang Berdampak Langsung pada Laporan Keuangan dan
Membutuhkan Penyesuaian.
Kejadian setelah tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian atas saldo
akau pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material, sebagai berikut:
a. Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang
beredar karena kondisi keuangan pelanggan buruk.
b. Peetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang
ditetapkan pada pembukuan.
c. Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di
bawah nilai buku.
d. Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.
2. Kejadian yang Tidak Berdampak Langsung pada Laporan Keuangan, tetapi
Memerlukan Pengungkapan.
Kejadian jenis ini memberikan suatu kondisi yang tidak terjadi pada tanggal
neraca yang dilaporkan, tetapi tidak terlalu signifikan, namun tetap memerlukan
pengungkapan meskipun tidak memerlukan penyesuaian akun, disebut laporan
keuangan tambahan (supplemental financial statements). Kejadian atau transaksi yang
terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan, bukan hanya
penyesuaian dalam laporan keuangan, meliputi:
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 5
a. Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan utnuk investasi
sementara atau akan dijual kembali.
b. Penerbitas obligasi atau sekuritas ekuitas.
c. Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan
pemerintah yang membatasi penjualan produk.
d. Kerugian persedian yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.
e. Penggabunga usaha atau akuisisi.
Pengujian Audit
Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca dibagi dalam dua
ketegori, yaitu:
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir
tahun.
Meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari
pengujian perincian saldo.
2. Prosedur yang dilakukan khusunya untuk menemukan kejadian atau transaksi yang
harus diakui sebagai kejadian setelah tanggal neraca.
Menguji saldo akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagi pengujian
kelengkapan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi:
a. Tanya Jawab dengan Manajemen
Ditujukan untuk menemukan kewajiban kotinjensi atau komitmen, perubahan
signifikan atas aset atau struktur modal perusahaan, status bagian-bagian yang
belum diketahui dengan pasti pada tanggal neraca, dan penyesuaian tidak
lazim yang dilakukan setelah tanggal neraca.
b. Korespondensi dengan Pengacara
Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian
kewajiban kontinjensi.
c. Telaah atas Laporan Internal yang Dibuat Setelah Tanggan Neraca
Menekankan perubahan pada bisnis perusahaan yang dibandingkan dengan
hasilnya untuk periode audit dan perubahan setelah akhir tahun.
d. Telaah atas Pencatatan yang Dibuat Setelah Tanggal Neraca
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 6
Menelaah jurnal dan buku besar untuk men entukan keberadaan dan sifat dari
transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan.
e. Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi Setelah Tanggal Neraca
Memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi atas
kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi pelaporan periode
berjalan.
f. Permintaan Surat Representasi
Surat representasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang
menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk
pembahasan mengenai kejadian setelah tanggan neraca.
Penetapan Tanggal Ganda
Biasanya auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi
laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum
laporan audit diterbitkan. Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian kejadian
setelah tanggal neraca, yaitu:
1. Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.
Auditor dengan mudah mengubah tanggal laporan audit ke tanggal baru
2. Membatasi telaah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian baru
setelah tanggal neraca.
Auditor menerbitkan laporan audit bertanggal ganda, yang artinya laporan
audit memasukkan dua tanggal: tanggal pertama atas penyelesaian pekerjaan
lapangan, kecuali untuk pengecualian. Tanggal kedua yang lebih belakangan,
adalah tanggal pengecualian.
D. AKUMULASI BUKTI AKHIR
Ada 5 (lima) jenis akumulasi bukti akhir yaitu:
Melakukan prosedur analitis akhir
Prosedur analitis yang dilakukan selama penyelesaian audit berguna sebagai telaah
akhir
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 7
atas salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan selama pengujian dan
membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif atas laporan keuangan. Saat
melakukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang disyaratkan dalam standar
audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasan tambahan dan
mempertimbangkan hal berikut:
1. Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak
diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama
pelaksanaan audit.
2. Saldo akun yang tidak lazim atau diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi
sebelumnya.
Mengevaluasi asumsi kelangsungan usaha
PSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan
yang substansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam
waktusatu tahun atau lebih setelah tanggal neraca. Auditor membuat penilaian pada
awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian
bila ada informasi baru. Auditor menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan
manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan
informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian
terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan.
Memperoleh surat representasi manajemen
PSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat representasi
yangmendokumentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat selama audit.
Penolakan klien untuk membuat dan menandatangani surat tersebut berakibat
padamunculnya opini dengan pengecualian atau tidak ada opini. Ada 3 (tiga) tujuan surat
representansi klien tersebut yaitu:
1. Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas
penilaianlaporan keuangan. Manajemen mudah melupakan tanggung jawab mereka
ataspenyajian laporan keuangan yang wajar, terutama untuk perusahaan kecil yang
personelnya kurang memahami akuntansi.
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 8
2. Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan dalam
laporan keuangan. Misalnya jika surat representasi memasukkan referensi aset
yangdijaminkan atau kewajiban kontijensi, maka manajemen yang jujur akan diingatkan
atas kesalahan tak disengaja terhadap pengungkapan laporan keuangan secara memadai,
yang akan membantu memenuhi kelengkapan tujuan penyajian dan pengungkapan.
3. Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbagai
aspek dalam audit.
4. Dokumentasi ini dibuat tertulis dan memuat perihal ketidaksetujuan atau tuntutan
hukum antara auditor dengan klien. Oleh karena hal ini lebih formal dibandingkan
dengan komunikasi langsung, maka surat representasi juga membantu mengurangi
kesalahpahaman antara manajemen dan auditor.
SA 333 menyebutkan 4 (empat) kategori hal penting yang perlu dimasukkan
keempat kategori tersebut, berikut contohnya adalah:
1. Laporan keuangan:
Pernyataan manajemen berisi pertanggung jawaban atas penyajian laporan
keuanganyang wajar.
Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan
sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
2. Kelengkapan informasi
Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait
Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang saham,
direktur dan dewan direksi.
3. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan yang
tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan keseluruhan.
Informasi mengenai kecurangan meliputi manajemen, karyawan yang
berperan penting dalam pengendalian internal dan lain-lain di mana kecurangan
dapat berdampak
Infromasi mengenai transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang dari
dan kepada pihak yang terkait.
Klaim yang belum diajukan atau penilaian dari pengacara klien memeiliki
asersi penting dan harus diungkapkan sesuai PSAK No.57 Estimasi Utang
Kewajiban Kontijensi, dan Aset Bersyarat.
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 9
4. Kejadian setelah tanggal neraca
Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar pada
tanggal
Neraca.
Penggabungan usaha atau akuisisi setelah tanggal neraca.
Mempertimbangkan informasi pendukung laporan keuangan dasar
Klien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan keuangan
dasa ryang di buat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar. PSA 36 (SA 551)
merujuk pada informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan
keuangan dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor.
Standar audit dengan sengaja tidak mendefinisikan atau membatasi informasi tam
bahan agar perusahaan dapat menyediakan informasi yang bisa memenuhi kebutuhan
penggunanya. Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas
laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya auditor tidak melakukan
audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi
dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut
disajikan dengan wajar.
Membaca informasi lain dalam laporan tahunan
PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang
dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. Misalnya asumsikan
bahwa surat dalam laporan tahunan menyebutkan kenaikkan laba per lembar saham dari
Rp.2.600,- menjadi Rp.2.930,-. Auditor diminta untuk membandingkan informasi
dengan laporan keuangan atas kesesuainya.
E. EVALUASI HASIL
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap area audit, termasuk telaah
untuk kontinjensi dan kejadian setelah tanggal neraca serta akumulasi bukti akhir, auditor
harus mengintergrasikan hasil tersebut kedalam satu kesimpulan keseluruhan mengenai
laporan keuangan. Evaluasi akhir atas kecukupan bahan bukti adalah berupa penelaahan oleh
auditor atas seluruh audit untuk menentukan apakah seluruh aspek penting telah cukup diuji
setelah mempertimbangkan situasi penugasan. Langkah utama dalam proses ini adalah
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 10
penelaahan program audit untuk meyakinkan bahwa seluruh bagian telah secara akurat
diselesaikan dan didokumentasikan dan bahwa seluruh tujuan audit dipenuhi.
Bukti yang tepat dan memadahi
Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat dan
memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah
seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah diuji secara memadai,
dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Untuk membantu dalam memutuskan
apakah audit sudah memadai, auditor sering menggunakan daftar pembanding (checklist)
penyelesaian audit, sebagai pengingat bila ada yang terlewatkan. Jika auditor memutuskan
bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam rangka memutuskan apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar, maka mereka memiliki dua pilihan: (1) mengakumulasikan
bukti tambahan atau (2) menerbitkan opini dengan pengecualian atau tidak memberikan
opini.
Bukti pendukung opini auditor
Bagian penting dari evaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara wajar adalah
mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit. Manakala auditor menemukan salah
saji yang material, neraca saldo harus disesuaikan untuk koreksi laporan keuangan. Jika
auditor percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi tidak menjamin kesimpulan
mengenai penyajian laporan keuangan yang awajar, auditor sekali lagi mempunyai dua
pilihan: laporan harus direvisi hingga auditor puas atau memberikan pendapat wajar tanpa
syarat atau menolak untuk memberikan pendapat harus diterbtikan. Perhatikan bahwa pilihan
disini berbeda dengan yang dibahas dalam kasus ketidakcukupan bahan bukti yang diperoleh.
Pengungkapan laporan keuangan
Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP
mensyaratkan adanya penyelesaian daftar pembanding laporan keuangan untuk setiap audit.
Kuesioner ini didesain untuk mengingatkan auditor tentang masalah yang biasanya muncul
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 11
dalam laporan keuangan dan memfasilitasi telaah akhir untuk keseluruhan audit oleh seorang
rekanan independen.
Telaah dokumentasi audit
Ada tiga alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus menelaah
dokumentasi audit pada saat penyelesaian audit:
1. Untuk mengevalusi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.
2. Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja
3. Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian auditor
Auditor dapat berusaha agar senantiasa objektif dalam seluruh audit, tetapi mudah
untuk kehilangan perspektif yang memadai dalam audit yang panjang jika terdapat masalah
kompleks yang ingin dipecahkan.
Telaah independen
Pada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk laporan
keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang ridak terlibat dalam
audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang juga melakukan audit. Telaah independen
diisyaratkan oleh SEC termasuk telaah atas informasi keuangan interim dan audit
pengendalian internal.
Ringkasan evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti pada saat mengevauasi risiko
audit, berdasarkan akun dan siklus, dan kemudian membuat evaluasi yang sama untuk
laporan keuangan keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi bukti pendukung atas opini audit
dengan mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan keuangan
keseluruhan. Evaluasi risiko audit dan estimasi salah saji dibuat pada waktu bersamaan dan
berdasarkan evaluasi tersebut, laporan audit diterbitkan untuk laporan keuangan.
Penerbitan Laporan Audit
Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit untuk di audit hingga
seluruh bukti diakumulasi dan dievaluasi. Sebagian besar auditor dalam mengaudit
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 12
menerbitkan laporan standar tanpa pengecualian dengan kata – kata baku. KAP biasanya
memiliki bentuk baku laporan audit dan hanya di ganti nama klien, judul laporan keuangan,
dan tanggalnya. Apabila KAP memutuskan bahwa laporan standar tanpa pengecualian tidak
memadai, maka pembahasan lebih lanjut dilakukan antara rekanan dalam KAP dan juga
klien. KAP memiliki manual laporan audit komprehensif yang membantu mereka dalam
memilih kata – kata yang tepat dalam laporan jika diperlukan oleh auditor.
F. BERKOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN
Terdapat beberapa hal yang yang perlu disampaikan auditor kepada komite audit dan
pihak yang berkaitan dengan tata kelola, termasuk pembahasan mengenai kecurangan dan
tindakan ilegal dan sebagainya setelah audit diselesaikan. Tiga jenis pembahasan pertama
disyaratkan dalam standar audit untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan
tata kelola, biasanya juga berkaitan dengan komite audit dan manajemen senior, menerima
informasi mengenai temuan audit dan rekomendasi audit. Jenis keempat, surat manajemen,
disampaikan kepada manajemen tingkat operasional.
Pembahasan Tentang Kecurangan dan Tindakan Ilegal
PSA 32 (SA 316) dan PSA 31 (SA 317) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan
seluruh kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite audit dan kelompok lain yang sejenis,
meskipun tidak material. Tujuannya adalah untuk membantu komite audit dalam melakukan
tugas pengawasan atas laporan keuangan.
Pembahasan Tentang Kurangnya Pengendalian Internal
Untuk perusahaan yang lebih besar, auditor harus menyampaikan perihal kurangnya
pengendalian internal dan kelemahan material dalam desain atau pengoperasian pengendalian
internal secara tertulis kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola kepada komite
audit dan dalam perusahaan yang lebih kecil, dapat dilakukan kepada pemilik perusahaan
atau manajemen senior.
Pembahasan Hal Lainnya Kepada Komite Audit
PSA 48 (SA 380) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan informasi tambahan
yang diperoleh selama audit kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, biasanya
adalah komite audit. Tujuan dari penyampaian ini adalah agar komite audit dan pihak lain
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 13
yang bertanggungjawab atas tata kelola mengetahui tentang informasi penting dan relevan
mengenai proses laporan keuangan dan memberikan kesempatan kepada komite audit untuk
membahas hal-hal penting dengan auditor. Terdapat empat tujuan dasar dari persyaratan
komunikasi ini :
1) Menyampaikan pertanggungjawaban auditor atas audit laporan keuangan yang
mencakup pembahasan bahwa audit laporan keuangan dibuat untuk mendapatkan kepastian
yang wajar bukan absolut.
2) Menyediakan telaah atas ruang lingkup dan waktu penerapan audit yang bertujuan
agar dilakukan telaah tingkat tinggi. Perincian sifat dan waktu penerapan proses audit tidak
tepat karena efektivitas dan kemampuan prediksi audit tidak dapat ditawar.
3) Menginformasikan temuan penting selama audit kepada pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola dengan memasukkan pembahasan atas salah saji yang
material dan koreksi yang dideteksi selama audit, pandangan audik mengenai aspek kualitatif
dalam praktik dan estimasi akuntansi dan hal lainnya.
4) Menginformasikan hal-hal relevan dalam audit kepada pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola. Komite audit dan pihak lain untuk tata kelola seperti dewan direksi, dapat
mendiskusikan tentang keputusan strategis yang bisa memengaruhi sifat dan penetapan waktu
dalam prosedur audit.
Surat Manajemen
Surat manajemen ditunjukan untuk menginformasikan pihak klien mengenai
rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada
efisiensi pengoperasian perusahaan. Banyak KAP membuat surat manajemen untuk setiap
audit untuk menunjukkan kepada manajemen bahwa firma audit memberikan nilai tambah
kepada klien lebih dari sekadar jasa audit. Tujuannya dalah mendorong adanya hubungan
yang lebih baik dengan manajemen dan menawarkan jasa penanganan pajak dan jasa
manajemen.
Surat manajemen diperlukan karena adanya kekurangan signifikan atau kelemahan
penting atas pengendalian internal dan harus mengikuti format yang diberikan dan dikirimkan
sesuai dengan persyartan standar audit. Surat manajemen merupakan suatu opsi dan ditujukan
untuk membantu klien dalam mengoperasikan bisnisnya lebih efektif.
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 14
G. PENEMUAN FAKTA SETELAH TANGGAL NERACA
Auditor kadang-kadang menemukan bahwa setelah audit laporan keuangan
diterbitkan, terjadi salah saji material dalam laporan keuangan. Contohnya adalah
dimasukkannya penjualan yang tidak benar keberadaanya dan jumlahnya meterial, kesalahan
dalam penghapusbukuan persediaan yang usang atau tidak dimasukkannya penjelasan
tambahan yang penting.
Saat terdapat penemuan fakta setelah penerbitan laporan audit terjadi, auditor
berkewajiban untuk memastikan bahwa pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi
atas salah saji tersebut. Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan
keuangan setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien untuk
menerbitkan revisi laporan keuangan yang memasukkan penjelasan atas alasannya. Jika hal
ini penting, maka klien harus melaporkan kepada Bapepam-LK dan regulator lainnya atas
salah saji laporan keuangan tersebut. Auditor bertanggungjawab untuk memastikan bahwa
klien sudah melakukan langkah memadai dalam menginformasikan hal ini kepada pengguna
laporan keuangan.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ini ke dalam laporan, maka auditor
harus menginformasikannya kepada dewan direksi. Jika saham perusahaan dijual kepada
publik, maka auditor dapat meminta Bapepam-LK dan pihak pasar modal untuk
mengingatkan para pemegang saham mengenai hal ini.
Auditor tidak bertanggungjawab untuk mencari fakta-fakta, tetapi jika mereka
menemukan bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka mereka harus
melakukan tindakan koreksi. Dalam banyak kasus, penemuan fakta terjadi saat auditor
menemukan salah saji material dalam laporan keuangan yang diterbitkan audit setelah
tanggal neraca, atau saat laporan klien melaporkan salah saji kepada auditor. Jika auditor
menemukan fakta setelah tanggal laporan audit, tetapi sebelum laporan keuangan diterbitkan,
maka dibutuhkan revisi laporan keuangan yang diterbitkan.
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 15
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 16
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 17
SOAL-SOAL
22-2 ( Tujuan 22-1)
Jelaskan tujuan dari daftar pembanding pengungkapan laporan keuangan dan
jelasakan bagaimana hal ini dapat membantu auditor dalam menentukan bukti yang
tepat dan memadai untuk masing-masing tujuan penyajian dan pengungkapan!
Jawab:
Tujuan dari daftar pembanding pengungkapan laporan keuangan mengingatkan auditor
mengenai masaah pengungkapan dalam audit dan memfasilitasi telaah akhir atas keseluruhan
audit oleh rekanan independen. Dengan daftar pembanding tersebut, ketika auditor harus
membuat evaluasi akhir, auditor akan mampu menentukan apakah pengungkapaan laporan
keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan pengungkapan. Seperti yang
dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, auditor harus harus mendesain dan melakukan prosedur
audit untuk mendapatkan bukti yang memenuhi keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan.
22-7 ( Tujuan 22-2,22-3)
Selama audit PT. Merpati Manufaktur Lestari, Rully Abdullah, CPA, mengetahui ada
empat tuntutan hukum kepada klien melalui pembahasan dengan klien, membaca hasil
rapat perusahaan, dan menelaah berkas korespodensi. Bagaimana Rully menentukan
materialitas dari tuntutan tersebut dan menentukan pengungkapan yang benar dalam
laporan keuangan?
Jawab :
Sebagai seorang yang profesional, auditor memiliki tanggung jawab di bawah hukum untuk memenuhi apa yang telah dicantumkan di dalam kontrak klien mereka.Terdapat kesepakatan antara profesi akuntan dan lembaga hukum bahwa auditor bukanlah penanggung jawab atau penjamin laporan keuangan. Kantor Akuntan Publik menggunakan satu atau kombinasi dari keempat pembelaan hukum bila ada tuntutan hukum oleh klien, pembelaan-pembelaan tersebut adalah pertama tidak ada kewajiban untuk melaksanakan artinya KAP mengklaim bahwa tidak ada kontrak yang tersirat atau tersurat, contohnya KAP mengklaim bahwa kekeliruan itu tidak dapt diungkapkan karena kantornya hanya melakukan jasa penelaahan bukan audit. Kedua, tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja. KAP mengklaim bahwa dalam pelaksanaan audit tidak ada kelalaian disebabkan karena audit dilaksanakan sesuai dengan standar GAAS/SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik).
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 18
Ketiga, kelalaian kontribusi. Pembelaan terhadap kelalaian kontribusi terjadi bila tindakan klien yang menyebabkan kerugian menjadi dasar bagi kerugian atau mempengaruhi auditor sehingga auditor tidak bisa menemukan sebab dari kerugian yang terjadi. Keempat, adalah ketiadaan hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik sangat penting dalam menentukan kelancaran proses audit, jika terjadi ketiadaan hubungan timbal balik maka proses audit pun akan menjadi kacau.
Sebelum menyelesesaikan audit, auditor harus membuat evaluasi akhir apakah pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan pengungkapan. Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP mensyaratkan adanya penyelesaian daftar pembanding laporan keuangan untuk setiap audit. Kuesioner ini didesain untuk mengingatkan auditor tentang masalah yang biasanya muncul dalam laporan keuangan dan memfasilitasi telaah akhir untuk keseluruhan audit oleh seorang rekanan independen
22-12 (Tujuan 22-4)
Apa pertimbangan utama yang harus diambil auditor dalam menentukan seberapa luas
seharusnya telaah kejadian setelah tanggal neraca?
Jawab:
Pertimbangan utama yang harus diambil auditor adalah bahwa auditor harus
mempertimbangkan kejadian – kejadian yang akan terjadi setelah tanggal neraca. Terdapat
dua jenis kejadian yang harus dipertimbangkan oleh auditor yaitu :
Kejadian yang berdampak langsung pada laporan keuangan dan membutuhkan
penyesuaian
Informasi mengenai kejadian ini membantu auditor dalam melakukan verifikasi atas
saldo. Kejadian setelah tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian atas saldo akun
pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material, diantaranya :
a. Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar
karena kondisi keuangan pelanggan memburuk.
b. Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada
pembukuan.
c. Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai
buku.
d. Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 19
Kejadian yang tidak berdampak langsung pada laporan keuangan, tetapi memerlukan
pengungkapan
Kejadian jenis ini memberikan suatu kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca
yang dilaporkan, tetapi tidak terlalu signifikan, namun tetap memerlukan pengungkapan
meskipun tidak memerlukan penyesuaian akun. Kejadian tersebut meliputi :
a. Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau
akan dijual kembali.
b. Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas.
c. Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan pemerintah
yang membatasi penjualan produk.
d. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.
e. Penggabungan usaha atau akuisisi.
22- 14 (Tujuan 22-4. 22-8)
Jelaskan perbedaan antara kejadian setelah tanggal neraca yang terjadi antara tanggal
neraca dengan tanggal laporan auditor, dan penemuan fakta setelah tanggal neraca
yang muncul pada tanggal laporan auditor. Berikan contoh dan jelaskan tindakan yang
harus diambil auditor untuk masing- masing.
Jawab :
Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca untuk
menentukan apakah terdapat transaksi atau kejadian yang akan mempengaruhi penyajian dan
pengungkapan pada laporan periode berjalan, disyaratkan PSA 46 (SA 560). Sedangkan
penemuan fakta setelah tanggal neraca yang muncul pada tanggal laporan auditor beberapa
kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan kepada
manajemen agar dapat menentukan penyajian dan pengungkapan yang wajar atas saldo akun
pada tanggal neraca. Informasi mengenai kejadian ini membantu auditor dalam melakukan
verifikasi saldo. Misalnya, jika auditor mengalami kesulitan dalam menentukan penilaian
yang tepat atas persediaan karena keusangannya, maka penjualan persediaan bahan baku
sebagai bahan sisa pada periode setelah tanggal neraca akan menunjukkan nilai persediaan
yang benar pada tanggal neraca.
Tindakan yang harus diambil auditor:
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun.
Kategori ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan sebagai
bagian dari pengujian perincian saldo.
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 20
2. Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau transaksi yang harus
diakui sebagai kejadian setelah tanggal neraca.
22-22 (Tujuan 22-2)
a. (3) Konfirmasi Utang dagang
b. (3) Estimasi waktu masalah akan diselesaikan
c. (3) Menginformasikan kepada komite audit bahwa laporan tidak dapat diandalkan.
SUKRISNO AGUS HAL 148
1. B
2. S
3. S
4. B
5. S
6. B
7. B
8. S
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 21
DAFTAR PUSTAKA
Elder, Randal.J . 2011. JASA AUDIT DAN ASSURANCE . Jakarta : Salemba Empat.
Agoes, Sukrisno. 2013.Auditing Edisi 4 Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.
Menyelesaikan Audit dan Melaporkan Audit : Menyelesaikan Audit Page 22