Makalah Virologi.docx

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut yang diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala demam, radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput lendir campak dan bintul kulit. Didaerah Gorontalo berdasarkan data mengenai jumlah kasus penyakit campak yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2003 dengan jumlah 330 kasus, tahun 2004 dengan jumlah 442 kasus dan tahun 2005 dari bulan januari sampai mei dengan jumlah kasus 55 kasus (Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo 1995). Orang tua sering terkecoh karena gejala campak menyerupai penyakit yang umum menimpa anak-anak, seperti nyeri tenggorokan, batuk, dan demam. Sebelum 1960, 1

description

campak

Transcript of Makalah Virologi.docx

Page 1: Makalah Virologi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut

yang diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala

demam, radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput

lendir campak dan bintul kulit.

Didaerah Gorontalo berdasarkan data mengenai jumlah kasus

penyakit campak yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo

selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2003 dengan jumlah 330 kasus, tahun

2004 dengan jumlah 442 kasus dan tahun 2005 dari bulan januari sampai

mei dengan jumlah kasus 55 kasus (Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo

1995).

Orang tua sering terkecoh karena gejala campak menyerupai

penyakit yang umum menimpa anak-anak, seperti nyeri tenggorokan, batuk,

dan demam.  Sebelum 1960, penyakit yang disebabkan oleh virus ini pernah

menimbulkan 135 kasus dan menyebabkan kematian 6 juta orang per tahun.

Tiga tahun kemudian, vaksin campak pertama dikembangkan. Sejak itu,

dimulailah program imunisasi campak secara global. Menurut data terakhir

pada tahun 2005 dari World Health Organization (WHO), sejak tahun 1999

terjadi penurunan angka kematian akibat campak hingga 60 persen di

1

Page 2: Makalah Virologi.docx

seluruh penjuru dunia. Khususnya di kawasan Asia Tenggara, penurunan

angka kematian sebesar 27 persen, dari 237 .000 menjadi 174.000 orang.

Deretan angka dan persentase tersebut mungkin menggembirakan.

Pada kenyataannya, ancaman campak masih mengintai jutaan anak di

seluruh dunia, terutama mereka yang belum pernah mendapatkan imunisasi

campak  Di Indonesia, sedikitnya masih terjadi 30.000 kematian anak karena

campak. Artinya, setiap 20 menit, satu anak meninggal dunia karena

penyakit yang sebenarnya bisa dicegah sejak dini. Pemerintah Indonesia

berusaha untuk terus menekan angka kematian yang masih tergolong tinggi

ini.

Program pencegahan dan pemberantasan campak di Indonesia pada

saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan

KLB hasil pemeriksaan sampel darah dan urine penderita campak pada saat

KLB menunjukkan logam positif sekitar 70% - 100%. Sejak 20 Februari lalu,

pemerintah mengadakan program imunisasi campak gratis selama satu

bulan. Mereka yang menjadi target imunisasi adalah anak-anak usia 6-9

bulan yang amat rentan terhadap infeksi campak.

Namun demikian, tak akan cukup usaha dari pemerintah jika para

orang tua tidak paham tentang seluk beluk campak, bahaya yang dapat

ditimbulkan, serta upaya pencegahannya yang harus dilakukan sesegera

mungkin.

2

Page 3: Makalah Virologi.docx

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian  campak?

2. Bagaimana riwayat alamiah dari penyakit campak?

3. Bagaimana etiologi,dan patofisiologi penyakit campak?

4. Bagaimana masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak?

5. Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?

6. Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?

C. Tujuan

Makalah ini dibuat sebagai acuan kepada pembaca :

1. Untuk mengetahui pengertian  campak.

2. Untuk mengetahui riwayat alamiah dari penyakit campak.

3. Untuk mengetahui etiologi, dan patofisiologi penyakit campak.

4. Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak.

5. Agar kita mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.

6. Agar kita mengetahui penanggulangan serta pengobatan penyakit

campak.

3

Page 4: Makalah Virologi.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam

bahasa latin dan measles dalam bahasa inggris merupakan suatu infeksi

virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk,

konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah

di kulit (ruam kulit).

Ada beberapa pengertian tentang campak menurut  beberapa

ahli, yaitu  :

a. Campak atau morbili adalah penyakit virus akut, menular yang di

tandai  dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium

erupsi dan stadium konvalisensi, yang di manifestasikan dengan

demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2,

th 1991. FKUI ).

b. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai

dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak

ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu

Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC,  2000).

4

Page 5: Makalah Virologi.docx

c. Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara

dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner &

Suddart, vol 3, 2001).

2.2 Riwayat Alamiah Penyakit Campak

Riwayat alamiah penyakit campak melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Tahap Prepatogenesis

Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/ sehat

tetapi mereka Pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu

oleh serangan agen Penyakit (stage of susceptibility). Walaupun

demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu

dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh,

dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para

kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang pejamu.

Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan

tubuh pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya ‘lengah’ ataupun

memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi

lingkungan yang kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera

dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki

fase berikutnya, tahap pathogenesis.

5

Page 6: Makalah Virologi.docx

b. Tahap Pathogenesis

Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu :

1) Tahap Inkubasi

Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20

hari. Pada tahap Ini individu masih belum merasakan bahwa

dirinya sakit.

2) Tahap Dini

Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah

infeksi, yaitu Berupa :

Panas badan

Nyeri tenggorokan

Hidung meler (coryza)

Batuk (cough)

Bercak koplik

Nyeri otot

Mata merah (conjunctivitis)

3) Tahap Lanjut

Munculnya ruam-ruam kulit  yang berwarna merah bata

dari mulai Kecil-kecil dan jarang kemudian menjadi banyak dan

menyatu Seperti pulau-pulau. Ruam umumnya muncul pertama

dari daerah wajah dan tengkuk, dan segera menjalar menuju

dada, punggung, perut serta terakhir kaki-tangan. Pada saat

ruam ini muncul, panas si anak mencapai puncaknya (bisa

6

Page 7: Makalah Virologi.docx

mencapai 40C), ingus semakin banyak, hidung semakin

mampat, tenggorokan semakin sakit dan batuk-batuk kering dan

juga disertai mata merah.

c. Tahap Akhir/ Pasca Pathogenesis

Berakhirnya perjalanan penyakit campak. Dapat berada

dalam lima pilihan keadaan, yaitu :

Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh

menjadi pulih, sehat kembali.

Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang,

penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya,

meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat.

Carrier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit

masih tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan

penyakit.

Penyakit tetap berlangsung kronik.

Berakhir dengan kematian.

2.3 Etiologi

Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk

golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan salah satu virus

RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan) nasofaring

(jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal

7

Page 8: Makalah Virologi.docx

(prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan

selaput lendir.

                 

a. Bentuk Virus

Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm

dan di bungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein.

Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari

bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA ), merupakan

struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus. Selubung luar sering

menunjukkan tonjolan pendek, satu protein yang berada di selubung

luar muncul sebagai hemaglutinin.

b. Ketahanan virus

Pada temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat

infeksifitasnya selama 3-5 hari pada 37oC waktu paruh umurnya 2 jam,

pada 56oC hanya satu jam. Pada media protein ia dapat hidup dengan

suhu -70oC selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin

dengan suhu 4- 6oC dapat hidup selama 5 bulan. Virus tidak aktif pada

PH asam. Oleh karena selubung luarnya terdiri dari lemak maka ia

termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile, pada suhu kamar

dapat mati dalam 20 % ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam

30 menit. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari,

tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya

potensi antigenik.

8

Page 9: Makalah Virologi.docx

c. Struktur Antigenik

Infeksi dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing

antibody, complement fixing antibody, dan haemagglutinine inhibition

antibody.  Imunoglobulin kelas IgM dan IgG muncul bersama-sama

diperkirakan 12 hari setelah infeksi dan mencapai titer tertinggi sekitar

21 hari. Kemudian IgM menghilang dengan cepat sedangkan IgG

tinggal tidak terbatas dan jumlahnya terukur, sehingga IgG

menunjukkan bahwa pernah terkena infeksi walaupun sudah lama.

Antibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen

haemagglutinin murni.

2.4 Gejala Klinis

Meliputi pemeriksaan fisik (physic diagnostic ) yaitu :

1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya          

demam ( biasanya tinggi ) dan tanda-tanda nasofaringitis dan

konjungtivitis.

2. Pada umumnya anak tampak lemah.

3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral)

4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam

makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti

pertumbuhan rambut di dahi, muka dan kemudian ke seluruh tubuh.

9

Page 10: Makalah Virologi.docx

2.5 Diagnosa

a. Pemeriksaan laboratorium meliputi :

1. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni,

Dimana jumlah leukosit cenderung menurun disertai limfositosis

relative.

2. Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination inhibition test

dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody

yang spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya ras dan puncaknya

pada 2-4 minggu kemudian.

b. Biakan virus

Isolasi dan identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel

darah yang diambil dari pasien 2-3 hari sebelum onset gejala sampai 1

hari setelah timbulnya ruam kulit (terutama selama masa demam

campak) merupakan sumber yang memadai untuk isolasi virus. selama

stadium prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti banyak  pada

hapusan mukosa hidung.

2.6 Pengobatan

Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga

pengobatannya bersifat symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum

atau untuk mengurangi gejalanya saja dalam hal ini :

anak memerlukan istirahat di tempat tidur

10

Page 11: Makalah Virologi.docx

kompres dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan

antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8

jam

ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6

jam, dosis maksimum 600 mg/hari.

Antitusif perlu diberikan bila batuknya  hebat/mengganggu

narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.

Mukolitik bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada

stadium kataral sangat bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU

per oral satu kali.  Vitamin A dosis tinggi ( menurut rekomendasi  WHO

dan UNICEF)

Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o

Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o

Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila

telah didapat tanda defisiensi vitamin A.  Apabila terdapat malnutrisi

maka pemberian vitamin A ditambah dengan 1500 IU  tiap hari.

Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)

11

Page 12: Makalah Virologi.docx

2.7 Pencegahan

a. Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah

munculnya factor predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak.

Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih

sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor

resiko yang tinggi untuk penyakit Campak.  Edukasi kepada orang tua

anak sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan  primordial.

Tindakan yang perlu dilakukan seperti  penyuluhan mengenai

pendidikan kesehatan,  konselling nutrisi dan penataan rumah yang

baik.

b. Pencegahan Primer

Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang

termasuk kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak,

tetapi berpotensi untuk terkena penyakit Campak. Pada pencegahan

primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor

tersebut.

12

Page 13: Makalah Virologi.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Campak  ialah penyakit infeksi virus akut, menular, secara

epidemiologi merupakan penyebab utama kematian terbesar pada anak.

Menurut etiologinya campak disebabkan oleh virus RNA dari family

paramixoviridae, genus Morbilivirus , yang ditularkan secara droplet. Gejala

klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi

dan stadium konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan melakukan

imunisasi secara aktif, pasif dan isolasi penderita. Serta pada Technical

Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999,

menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap

reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahap ini

terjadi penurunan kasus dan kematian yang tajam, dan interval terjadinya

KLB relative lebih panjang

3.2 Saran

Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak

dan balita perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi

anak pun menjadi lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu

mencuci tangan anak sebelum makan.

13

Page 14: Makalah Virologi.docx

Jika  anak  belum  waktunya  menerima  imunisasi  campak, atau karena

hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR),

sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang

sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya

berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke

rumah sakit.

Untuk para orangtua jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak 

karena anak atau balita yang tidak mendapat imunisasi campak memiliki

resiko 5 kali lebih besar untuk terkena penyakit campak dibanding dengan

anak atau balita yang mendapat imunisasi.

.

14

Page 15: Makalah Virologi.docx

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2001. Keperawatan medikal Bedah. EGC : Jakarta

Donna L. Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta

Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.

Nelson. 1999. Ilmu Keperawatan Anak

Nelson, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. Jakarta. EGC

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.

Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak

FKUI.    Jakarta

http://askep-akper.blogspot.com/2009/11/campak-measles-rubeola.html

http://nurse87.wordpress.com/2011/10/25/askep-morbilicampak-pada-anak/

http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/11/askep-morbili/               

http://www.akperppni.ac.id/askep-anak/campak-measles-rubeola

15