Makalah Virologi.docx
-
Upload
herni-yunita -
Category
Documents
-
view
109 -
download
0
description
Transcript of Makalah Virologi.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut
yang diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala
demam, radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput
lendir campak dan bintul kulit.
Didaerah Gorontalo berdasarkan data mengenai jumlah kasus
penyakit campak yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo
selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2003 dengan jumlah 330 kasus, tahun
2004 dengan jumlah 442 kasus dan tahun 2005 dari bulan januari sampai
mei dengan jumlah kasus 55 kasus (Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo
1995).
Orang tua sering terkecoh karena gejala campak menyerupai
penyakit yang umum menimpa anak-anak, seperti nyeri tenggorokan, batuk,
dan demam. Sebelum 1960, penyakit yang disebabkan oleh virus ini pernah
menimbulkan 135 kasus dan menyebabkan kematian 6 juta orang per tahun.
Tiga tahun kemudian, vaksin campak pertama dikembangkan. Sejak itu,
dimulailah program imunisasi campak secara global. Menurut data terakhir
pada tahun 2005 dari World Health Organization (WHO), sejak tahun 1999
terjadi penurunan angka kematian akibat campak hingga 60 persen di
1
seluruh penjuru dunia. Khususnya di kawasan Asia Tenggara, penurunan
angka kematian sebesar 27 persen, dari 237 .000 menjadi 174.000 orang.
Deretan angka dan persentase tersebut mungkin menggembirakan.
Pada kenyataannya, ancaman campak masih mengintai jutaan anak di
seluruh dunia, terutama mereka yang belum pernah mendapatkan imunisasi
campak Di Indonesia, sedikitnya masih terjadi 30.000 kematian anak karena
campak. Artinya, setiap 20 menit, satu anak meninggal dunia karena
penyakit yang sebenarnya bisa dicegah sejak dini. Pemerintah Indonesia
berusaha untuk terus menekan angka kematian yang masih tergolong tinggi
ini.
Program pencegahan dan pemberantasan campak di Indonesia pada
saat ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan
KLB hasil pemeriksaan sampel darah dan urine penderita campak pada saat
KLB menunjukkan logam positif sekitar 70% - 100%. Sejak 20 Februari lalu,
pemerintah mengadakan program imunisasi campak gratis selama satu
bulan. Mereka yang menjadi target imunisasi adalah anak-anak usia 6-9
bulan yang amat rentan terhadap infeksi campak.
Namun demikian, tak akan cukup usaha dari pemerintah jika para
orang tua tidak paham tentang seluk beluk campak, bahaya yang dapat
ditimbulkan, serta upaya pencegahannya yang harus dilakukan sesegera
mungkin.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian campak?
2. Bagaimana riwayat alamiah dari penyakit campak?
3. Bagaimana etiologi,dan patofisiologi penyakit campak?
4. Bagaimana masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak?
5. Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?
6. Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat sebagai acuan kepada pembaca :
1. Untuk mengetahui pengertian campak.
2. Untuk mengetahui riwayat alamiah dari penyakit campak.
3. Untuk mengetahui etiologi, dan patofisiologi penyakit campak.
4. Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak.
5. Agar kita mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.
6. Agar kita mengetahui penanggulangan serta pengobatan penyakit
campak.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam
bahasa latin dan measles dalam bahasa inggris merupakan suatu infeksi
virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk,
konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah
di kulit (ruam kulit).
Ada beberapa pengertian tentang campak menurut beberapa
ahli, yaitu :
a. Campak atau morbili adalah penyakit virus akut, menular yang di
tandai dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium
erupsi dan stadium konvalisensi, yang di manifestasikan dengan
demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2,
th 1991. FKUI ).
b. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai
dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak
ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu
Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000).
4
c. Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara
dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner &
Suddart, vol 3, 2001).
2.2 Riwayat Alamiah Penyakit Campak
Riwayat alamiah penyakit campak melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/ sehat
tetapi mereka Pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu
oleh serangan agen Penyakit (stage of susceptibility). Walaupun
demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu
dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh,
dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para
kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang pejamu.
Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan
tubuh pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya ‘lengah’ ataupun
memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera
dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki
fase berikutnya, tahap pathogenesis.
5
b. Tahap Pathogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu :
1) Tahap Inkubasi
Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20
hari. Pada tahap Ini individu masih belum merasakan bahwa
dirinya sakit.
2) Tahap Dini
Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah
infeksi, yaitu Berupa :
Panas badan
Nyeri tenggorokan
Hidung meler (coryza)
Batuk (cough)
Bercak koplik
Nyeri otot
Mata merah (conjunctivitis)
3) Tahap Lanjut
Munculnya ruam-ruam kulit yang berwarna merah bata
dari mulai Kecil-kecil dan jarang kemudian menjadi banyak dan
menyatu Seperti pulau-pulau. Ruam umumnya muncul pertama
dari daerah wajah dan tengkuk, dan segera menjalar menuju
dada, punggung, perut serta terakhir kaki-tangan. Pada saat
ruam ini muncul, panas si anak mencapai puncaknya (bisa
6
mencapai 40C), ingus semakin banyak, hidung semakin
mampat, tenggorokan semakin sakit dan batuk-batuk kering dan
juga disertai mata merah.
c. Tahap Akhir/ Pasca Pathogenesis
Berakhirnya perjalanan penyakit campak. Dapat berada
dalam lima pilihan keadaan, yaitu :
Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh
menjadi pulih, sehat kembali.
Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang,
penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya,
meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat.
Carrier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit
masih tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan
penyakit.
Penyakit tetap berlangsung kronik.
Berakhir dengan kematian.
2.3 Etiologi
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk
golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan salah satu virus
RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan) nasofaring
(jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal
7
(prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan
selaput lendir.
a. Bentuk Virus
Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm
dan di bungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein.
Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari
bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA ), merupakan
struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus. Selubung luar sering
menunjukkan tonjolan pendek, satu protein yang berada di selubung
luar muncul sebagai hemaglutinin.
b. Ketahanan virus
Pada temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat
infeksifitasnya selama 3-5 hari pada 37oC waktu paruh umurnya 2 jam,
pada 56oC hanya satu jam. Pada media protein ia dapat hidup dengan
suhu -70oC selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin
dengan suhu 4- 6oC dapat hidup selama 5 bulan. Virus tidak aktif pada
PH asam. Oleh karena selubung luarnya terdiri dari lemak maka ia
termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile, pada suhu kamar
dapat mati dalam 20 % ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam
30 menit. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari,
tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya
potensi antigenik.
8
c. Struktur Antigenik
Infeksi dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing
antibody, complement fixing antibody, dan haemagglutinine inhibition
antibody. Imunoglobulin kelas IgM dan IgG muncul bersama-sama
diperkirakan 12 hari setelah infeksi dan mencapai titer tertinggi sekitar
21 hari. Kemudian IgM menghilang dengan cepat sedangkan IgG
tinggal tidak terbatas dan jumlahnya terukur, sehingga IgG
menunjukkan bahwa pernah terkena infeksi walaupun sudah lama.
Antibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen
haemagglutinin murni.
2.4 Gejala Klinis
Meliputi pemeriksaan fisik (physic diagnostic ) yaitu :
1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya
demam ( biasanya tinggi ) dan tanda-tanda nasofaringitis dan
konjungtivitis.
2. Pada umumnya anak tampak lemah.
3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral)
4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam
makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti
pertumbuhan rambut di dahi, muka dan kemudian ke seluruh tubuh.
9
2.5 Diagnosa
a. Pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni,
Dimana jumlah leukosit cenderung menurun disertai limfositosis
relative.
2. Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination inhibition test
dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody
yang spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya ras dan puncaknya
pada 2-4 minggu kemudian.
b. Biakan virus
Isolasi dan identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel
darah yang diambil dari pasien 2-3 hari sebelum onset gejala sampai 1
hari setelah timbulnya ruam kulit (terutama selama masa demam
campak) merupakan sumber yang memadai untuk isolasi virus. selama
stadium prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada
hapusan mukosa hidung.
2.6 Pengobatan
Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga
pengobatannya bersifat symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum
atau untuk mengurangi gejalanya saja dalam hal ini :
anak memerlukan istirahat di tempat tidur
10
kompres dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan
antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8
jam
ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6
jam, dosis maksimum 600 mg/hari.
Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu
narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.
Mukolitik bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada
stadium kataral sangat bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU
per oral satu kali. Vitamin A dosis tinggi ( menurut rekomendasi WHO
dan UNICEF)
Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o
Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila
telah didapat tanda defisiensi vitamin A. Apabila terdapat malnutrisi
maka pemberian vitamin A ditambah dengan 1500 IU tiap hari.
Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)
11
2.7 Pencegahan
a. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah
munculnya factor predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak.
Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih
sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor
resiko yang tinggi untuk penyakit Campak. Edukasi kepada orang tua
anak sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial.
Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai
pendidikan kesehatan, konselling nutrisi dan penataan rumah yang
baik.
b. Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang
termasuk kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak,
tetapi berpotensi untuk terkena penyakit Campak. Pada pencegahan
primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor
tersebut.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular, secara
epidemiologi merupakan penyebab utama kematian terbesar pada anak.
Menurut etiologinya campak disebabkan oleh virus RNA dari family
paramixoviridae, genus Morbilivirus , yang ditularkan secara droplet. Gejala
klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi
dan stadium konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan melakukan
imunisasi secara aktif, pasif dan isolasi penderita. Serta pada Technical
Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999,
menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada tahap
reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahap ini
terjadi penurunan kasus dan kematian yang tajam, dan interval terjadinya
KLB relative lebih panjang
3.2 Saran
Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak
dan balita perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi
anak pun menjadi lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu
mencuci tangan anak sebelum makan.
13
Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena
hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR),
sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang
sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya
berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke
rumah sakit.
Untuk para orangtua jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak
karena anak atau balita yang tidak mendapat imunisasi campak memiliki
resiko 5 kali lebih besar untuk terkena penyakit campak dibanding dengan
anak atau balita yang mendapat imunisasi.
.
14
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001. Keperawatan medikal Bedah. EGC : Jakarta
Donna L. Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta
Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.
Nelson. 1999. Ilmu Keperawatan Anak
Nelson, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. Jakarta. EGC
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak
FKUI. Jakarta
http://askep-akper.blogspot.com/2009/11/campak-measles-rubeola.html
http://nurse87.wordpress.com/2011/10/25/askep-morbilicampak-pada-anak/
http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/11/askep-morbili/
http://www.akperppni.ac.id/askep-anak/campak-measles-rubeola
15