Makalah Urin Jadi POC_Revisi

33
PEMANFAATAN URIN SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR (POC) disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Reuse, Recycle & Recovery Dosen Pembimbing : Ir. Emma Hermawati, MT Disusun oleh : Achmad Faisal ,121424002 Datin Nurina Fajrin ,121424012 Gilang Kurniawan ,121424014 Pria Gita Maulana ,121424024 PROGRAM STUDI DIV-TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2014

description

Makalah kelompok saya

Transcript of Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Page 1: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

PEMANFAATAN URIN

SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR (POC)disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Reuse, Recycle & Recovery

Dosen Pembimbing : Ir. Emma Hermawati, MT

Disusun oleh :

Achmad Faisal ,121424002

Datin Nurina Fajrin ,121424012

Gilang Kurniawan ,121424014

Pria Gita Maulana ,121424024

PROGRAM STUDI DIV-TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIHJURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG2014

Page 2: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PEMANFAATAN URIN

SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR (POC)”, dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Reuse, Recycle & Recovery (3R).

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Ibu Ir. Emma Hermawati, MT selaku Dosen mata kuliah Reuse, Recycle, & Recovery.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, karena itu saran

dan kritik demi perbaikan makalah ini senantiasa akan diterima dengan lapang dan senang hati.

Bandung, April 2015

Penulis

Page 3: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 5

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5

1.5 Metodologi Penulisan ............................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 3R (Reuse, Recycle, Recovery) ................................................................ 6

2.2 Urin ........................................................................................................... 8

2.3 Pupuk ........................................................................................................ 10

2.4 Fermentasi ………………………………………………………………..14

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Potensi Pemanfaatan Urin ........................................................................ 16

3.2 Rancangan Instalasi .................................................................................. 18

3.3 Proses Fermentasi ..................................................................................... 21

3.4 Peluang Usaha .......................................................................................... 25

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan ................................................................................................... 32

4.2 Saran ......................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 33

Page 4: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air limbah domestik adalah air limbah yang bersumber dari aktifitas manusia,

yaitu toilet, laundry, dan dapur. Air limbah ini merupakan hasil buangan dari

perumahan (rumah tangga), perkantoran, bangunan perdagangan, dan sarana sejenis.

Sumber air limbah dari kegiatan rumah tangga seperti dari urine, kegiatan mandi,

mencuci peralatan rumah tangga, mencuci pakaian serta kegiatan dapur lainnya.

Seharusnya sebelum air limbah dibuang ke saluran air harus diolah terlebih dahulu.

Prinsip dasarnya adalah bahwa air limbah yang dilepas ke lingkungan sudah tidak

berbahaya lagi bagi kesehatan lingkungan. Air Limbah yang tidak dikelola dengan baik

dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan

hewan, menjadi penyebab ketidakseimbangan ekosistem.

Urin atau air seni atau istilah yang lebih umum dipakai adalah air kencing,

merupakan cairan sisa reaksi biokimiawi rumit yang terjadi di dalam tubuh. Tanaman

memerlukan unsur nitrogen (N) lebih banyak pada fase pertumbuhan vegetatif. Banyak

hal yang bisa kita manfaatkan untuk memperoleh hara ini. Salah satunya dari urin

manusia.

Sebanyak 70% bahan makanan yang dikonsumsi manusia dikeluarkan dalam

bentuk air seni. Dalam sehari, orang dewasa dapat mengeluarkan air kencing antara 1

sampai 1½ liter atau rata-rata 500 liter dalam setiap tahunnya. Hara terkandungannya

cukup tinggi, yaitu 80% nitrogen (Larsen et al, 2001) dan sisanya fosfat serta potasium.

Ketiga unsur tersebut termasuk unsur penting dalam pertumbuhan tanaman. Sudah

barang tentu hal ini akan sangat bermanfaat sekali kalau dijadikan pupuk, tentunya

setelah melalui proses fermentasi terlebih dahulu agar bau pesingnya terurai.

Di Indonesia penggunaan pupuk dari hasil fermentasi urin manusia ini belum

begitu banyak dipergunakan. Disamping faktor pengusahaannya yang belum memadai,

masalah tabu dan juga jiji, sering menjadi kendalanya. Berbeda dengan Cina,

Zimbabwe, Meksiko, India, Uganda, Jerman dan Swedia, pupuk urin ini merupakan

bagian dari program pemanfaatan limbah yang disebut Ecological Sanitation (Ecosan).

Page 5: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi urin sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair?

2. Bagaimana proses pengelolaan urin menjadi pupuk organik cair?

3. Bagaimana peluang usaha produk pupuk organik cair yang terbuat dari urin?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan khusus

1. Mendapatkan pemahaman mendalam mengenai pelaksanaan prinsip 3R dalam

pengelolaan limbah cair di Politeknik Negeri Bandung.

2. Mengetahui potensi urine sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair.

3. Mengetahui proses pembuatan pupuk organik cair dari urine.

4. Mengetahui peluang usaha pupuk organik cair yang terbuat dari urin.

Tujuan umum

1. Memenuhi tugas mata kuliah 3R (Reuse, Recycle, Recovery)

1.4 Sistematika Penulisan

Bagian pembuka

1. Cover

2. Kata Pengantar

3. Daftar Isi

Bagian isi

1. Pendahuluan

2. Dasar Teori

3. Pembahasan

Bagian penutup

1. Simpulan dan Saran

2. Daftar Pustaka

1.5 Metodologi Penulisan

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

dengan hasil yang sebaik mungkin. Dalam pembuatan makalah ini penulis

menggunakan metoda studi pustaka/kepustakaan dan observasi.

Page 6: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 3R (Reuse, Recycle, Recovery)

2.1.1 Konsep 3R (Reuse, Recycle, Recovery)

Secara umum dikenal beberapa konsep pengelolaan limbah, konsep paling

popular diantaranya adalah :

1. Pembungan limbah langsung ke lingkungan

2. Pengelolaan limbah sebelum dibuang ke lingkungan (end-of-pipe treatment)

3. Daur ulang limbah

2.1.1.1 Pembuangan langsung ke lingkungan

Limbah yang dihasilkan baik padat, cair, maupun gas dibuang langsung ke

lingkungan. Hal itu dapat dilakukan karena alam masih memiliki daya dukung

lingkungan yang memadai dengan jumlah limbah yang masih terbatas. Kualitas limbah

pada masa awal periode industri ini belum terlalu berat atau beracun.

2.1.1.2 Pengelolaan limbah (end-of-pipe treatment)

Metode ini menitik beratkan pada pengolahan dan pembuangan limbah untuk

mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Namun pada kenyataannya upaya

mengolah limbah tersebut tidak memecahkan permasalahan yang ada. Pencemaran dan

kerusakan lingkungan tetap terjadi dan cenderung terus berlanjut, karena dalam

prakteknya pendekatan melalui pengolahan limbah menghadapi berbagai kendala.

Masalah utama yang dihadapi adalah masih rendahnya penegakan hukum dan

peraturan, masih lemahnya perangkat peraturan yang tersedia, serta masih rendahnya

tingkat kesadaran. Kendala lain yang dihadapi antaralain :

1. Mahalnya biaya investasi maupun biaya operasi. Jika biaya produksi

meningkat, maka harga jual produk pun akan meningkat.

2. Pengolahan limbah hanya mengubah bentuk limbah dan memindahkannya

dari satu media ke media lain. Sehingga, tetap dapat mencemari lingkungan.

3. Belum ada kesadaran yang tinggi dari konsumen untuk menggunakan

produk yang ramah lingkungan.

Page 7: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 7

2.1.1.3 Daur ulang (3R)

Dengan berkembangnya pengelolaan lingkungan, muncul pemahaman yang

melihat bahwa limbah dapat dilihat sebagai sesuatu yang tidak harus dibuang tetapi

suatu sumberdaya yang masih dapat digunakan dan bernilai ekonomis, sehingga dapat

menjadi tambahan pendapatan bagi kalangan pengusaha/industri.

Untuk itu dikembangkan teknik-teknik yang bertujuan untuk mendaur ulang

limbah, sehingga dapat dipakai kembali ke dalam proses produksi atau digunakan di

luar industri. Teknik-teknik tersebut antara lain :

1. Reuse merupakan upaya penggunaan limbah untuk digunakan kembali

tanpa mengalami proses pengolahan atau perubahan bentuk.

2. Recycle merupakan upaya pemanfaatan limbah dengan cara mendaur ulang

melalui pengolahan fisik atau kimia untuk menghasilkan produk yang sama

atau yang berlainan.

3. Recovery merupakan upaya pemanfaatan limbah dengan cara memproses

kembali materi/energi yang terkandung didalamnya.

2.1.2 Keuntungan dan Manfaat Penerapan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)

Berbagai keuntungan dari penerapan 3R dapat diperoleh berbagai pihak yang

terkait dengan proses pencemaran lingkungan. Dari segi pengusaha/industri, penerapan

reduce, reuse, dan recycle akan memberikan keuntungan, yaitu :

1. Peningkatan efisiensi produksi.

2. Penghematan biaya pembelian bahan baku.

3. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja yang berdampak pada

penghematan biaya kesehatan.

4. Peningkatan citra perusahaan sehingga berdampak positif untuk proses

penjualan produk.

5. Memberikan keunggulan daya saing dipasar domestik dan internasional

6. Biaya pengolahan limbah menjadi berkurang dan terhindar dari biaya

pembersihan lingkungan.

7. Memberikan keuntungan secara ekonomis (penghematan biaya)

Sedangkan dari segi lingkungan, pelaksanaan 3R memberikan beberapa keuntungan,

yaitu :

1. Limbah yang dihasilkan memenuhi baku mutu dan regulasi lingkungan.

2. Sejalan dengan standar ISO 14000

Page 8: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 8

3. Penggunaan sumber daya alam lebih efeksif dan efisien.

4. Mengurangi resiko terhadap pencemaran lingkungan dan kesehatan

manusia.

5. Mengurangi atau mencegah terbentuknya pencemar

Reduce, reuse, dan recycle (3R) juga memberikan manfaat bagi berbagai pihak

yang terkait dengan Pengelolaan Lingkungan, diantaranya adalah :

a. Masyarakat, kualitas udara lingkungan akan lebih terjaga dengan adanya

proses daur ulang limbah gas hidrogen.

b. Pemerintah, memudahkan dan meringankan aparat pemerintah dalam

melakukan penegakan hukum yang terkait dengan Lingkungan Hidup

dengan keikut sertaan pengusaha secara sukarela.

Selain memberikan keuntungan penerapan 3R memberikan berbagai manfaat bagi

industri, yaitu :

1. Memberikan pengaruh positif dalam pasar global, regional, dan nasional.

Dari sisi perdagangan, adanya pengaturan perdagangan dunia adalah

meminimalkan hambatan perdagangan dan penciptaan pasar terbuka serta

kecenderungan mengaitkan aspek lingkungan hidup yang terus meningkat,

sehingga hal tersebut menjadikan suatu tantangan bagi kalangan industri

dan jasa untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerjanya supaya

tetap dapat mempertahankan diri dalam situasi persaingan global.

2. Kecenderungan konsumen memilih produk akrab lingkungan. Konsumen

yang berpandangan pada prinsip-prinsip 3R mempunyai pertimbangan yang

luas dalam melakukan tindakan berkonsumsi. Mereka tisak hanya

memperhatikan mutu, penampilan, harga, garansi, ataupun pelayanan saja,

melainkan akan memperhatikan pula aspek keramahan produk terhadap

lingkungan.

2.2 Urin

Urin adalah cairan yang diekskresikan oleh ginjal. Urin terdiri atas air yang

membawa kelebihan zat dan produk limbah tubuh dalam bentuk larutan. Sebagian besar

hasil sisa metabolisme oleh tubuh manusia diekskresikan melalui urin. Oleh karena

itu, urin kaya akan nutrisi yang berharga bagi tanaman dan dapat dianggap sebagai

pupuk cair. Dalam jangka waktu satu tahun, rata-rata orang mengeluarkan hampir

6 kg nutrisi tanaman murni melalui urin. Ini hampir setara dengan jumlah zat gizi

Page 9: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 9

yang terkandung dalam 15 kg NPK dan pupuk majemuk (Mnkeni, 2008). Persis

seperti nutrisi dalam pupuk kimia, nutrisi di urin dapat dengan mudah diambil oleh

tanaman.

Urin mengandung sejumlah besar makronutrien utama yang dibutuhkan oleh

tanaman, seperti nitrogen (kebanyakan seperti urea), fosfat, dan potasium yang

terlarut. Pada umumnya, manusia mengeluarkan urin sekitar 580 kg per tahun (untuk

dewasa) atau sekitar 1,5 liter per hari. dan ini mengandung banyak nutrisi yang

berguna untuk pertumbuhan tanaman. Di Cina, Gao, Shen, dan Zheng (2002), secara

laboratoris menunjukan bahwa urin mengandung 96,98% air, 0,53% (3,08 kg/thn)

nitrogen (kebanyakan urea), 0,04% (0,23 kg/thn) fosfor, dan 0,14% ( 0,81 kg/thn)

kalium. Dengan perbandingan 113,7 kg kotoran manusia yang dihasilkan per tahun

yang mengandung 80,7% air, 1,16% (1,31 kg/thn) nitrogen, 0.26% (0,29 kg/thn) fosfor

dan 0.03% (0.03 kg/thn) kalium (angka yang rendah untuk kalium dibandingkan

dengan analisis lainnya). Jadi, urin menghasilkan 4,12 kg/thn NPK dibandingkan

dengan kotoran yang menghasilkan 1,63 kg/thn.

Tabel 1. Kandungan Nutrien Tanaman dalam Urin Manusia

KandunganNutrien

Per liter Per person & Year

Nitrogen 7 g 3,5 kgFosfor 1 g 0,5 kgPotasium 2 g 1,0 kgSulfur 1 g 0,5 kgMagnesium 80 mg 40 gCalcium 200 mg 100 g

Sumber: Penilitian Desi dkk, 2010

Urin manusia mengandung nitrogen, fosfor, potassium/kalium, sulfur,

magnesium, dan kalsium (Kirchmann, 1995), yang memiliki manfaat sebagai

berikut:

a. Nitrogen (N) adalah hara utama tanaman, merupakan komponen dari asam

amino, asam nukleid, nudeotides, klorofil, enzim, dan hormon. Nitrogen

mendorong pertumbuhan tanaman yang cepat dan memperbaiki tingkat

produksi serta kualitas gabah melalui peningkatan jumlah anakan,

pengembangan luas daun, pembentukan gabah, pengisian gabah, dan

sintesis protein. Nitrogen sangat mobile di dalam tanaman dan tanah

Page 10: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 10

sehingga distribusi zat tersebut sangat merata bagi tanaman (Soepardi,

2003).

b. Fosfat (P) adalah hara utama tanaman yang penting untuk perkembangan

akar, anakan, berbunga awal, dan pematangan. Fosfat mobil dalam

tanaman, tetapi tidak mobil dalam tanah (Rinsema, 2006).

c. Potasium/kalium adalah hara tanaman utama yang dibutuhkan untuk

meningkatkan perkembangan akar dan vigor tanaman, ketahanan terhadap

kerebahan dan hama/penyakit. Kalium mobil dalam tanaman dan sangat

mobil di dalam tanah (Sutanto, 2002).

d. Belerang atau Sulfur (S) adalah hara utama penting yang diperlukan untuk

produksi klorofil. Sulfur diperlukan untuk memproduksi asam amino

(cystein, methionin, dan cystin) dalam tanaman yang berkaitan dengan

nutrisi manusia. Sulfur sangat mobil dalam tanaman (walaupun lebih

kurang mobil dibandingkan dengan nitrogen), namun hanya sebagian yang

mobil dalam tanah (Thompson, 2005).

e. Magnesium dan kalsium adalah hara utama penting yang berfungsi sebagai

aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan

senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat, membantu translokasi pati

dan distribusi fosfor didalam tubuh tanaman, unsur pembentuk warna daun

(Klorofil) sehingga tercipta hijau daun yang sempurna, menjaga tingkat

ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman, dan mampu

menjaga keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan tanaman

(Masjan, 2009).

2.3 Pupuk

2.3.1 Sejarah Penggunaan Pupuk Jenis Pupuk

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah

pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia

mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari

penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua

manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin.

Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur

karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap

tahun.

Page 11: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 11

Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk

Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di

Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk

buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk

organik, harganyapun relatif murah, dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah

sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap

perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak

negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap

lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian

organik (Sutanto, 2002).

2.3.2 Jenis Pupuk

Pupuk memiliki beberapa jenis yang berbeda, diantaranya adalah :

1. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang

kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa

dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan

ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang

berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur

hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung

unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung

dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium,

besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urine hewan

ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam

kotoran padat.

2. Pupuk hijau

Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa

sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau

atau setelah dikomposkan. Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa

tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai

penghasil pupuk hijau, seperti sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan

tanaman paku air (Azolla). Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk

hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara

yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman

lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga

Page 12: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 12

penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Pupuk hijau bermanfaat untuk

meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah,

sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang

selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan

tanah terhadap erosi.

3. Kompos

Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan,

dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau

fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di

antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk,

sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering

digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak

yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan

untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok,

dan azola.

4. Humus

Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun

pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk

(mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga

tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari

daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan

peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu

kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan

limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi

tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur

tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia

toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan

kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik

larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga

dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa

organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus

merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan

humus sama halnya dengan penggunaan kompos.

5. Pupuk Organik Buatan

Page 13: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 13

Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di pabrik

dengan menggunakan peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk

organik buatan, yaitu:

a. Meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

b. Meningkatkan produktivitas tanaman.

c. Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.

d. Menggemburkan dan menyuburkan tanah.

Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara

menyebarkannya di sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan

kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi

pupuk organik tersebut (Suriadikarta, 2006).

2.3.3 Definisi Pupuk Organik

Pupuk adalah hara tanaman yang umumnya secara alami ada dalam tanah,

atmosfer, dan dalam kotoran hewan. Pupuk memegang peranan penting dalam

meningkatkan hasil tanaman, terutama pada tanah yang kandungan unsur haranya

rendah. (Samekto, 2008).

Samekto (2008) dan Yuliarti (2009), mengemukakan bahwa pupuk organik

merupakan hasil akhir dari peruraian bagian – bagian atau sisa –sisa tanaman dan

binatang (makhluk hidup) misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil,

guano, tepung tulang dan lain sebagainya. Pupuk organik mampu menggemburkan

lapisan permukaan tanah (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi

daya serap dan daya simpan air, yang oleh karenanya kesuburan tanah menjadi

meningkat (Samekto, 2008). Hal ini sependapat dengan Yuliarti (2009) penggunaan

pupuk organik memberikan manfaat meningkatkan ketersediaan anion – anion utama

untuk pertumbuhan tanaman seperti nitrat, fosfat, sulfat, borat, dan klorida,

meningkatkan ketersediaan hara mikro untuk kebutuhan tanaman, dan memperbaiki

sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.

Standar kualitas unsur makro pupuk organik berdasarkan Peraturan Menteri

Pertanian No.28/SNI/Permentan/OT.140/2/2009 dapat di lihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 2. Standar Mutu Pupuk Organik Cair

Parameter Satuan PersyaratanTeknis

Keterangan

C-Organik % ≥ 4 Kandungan C-Organik

Page 14: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 14

N,P,K % < 2 Jika > 2% didugasudah mengandungkimia anorganik.

PatogenMikroba

Cfu/g < 102 Salmonella harusnegative karena tingkat

bahayanya.Fungsional Cfu/g - Tingkat keaktifan

bakteripH - 4-8 pH yang terlalu

asam/basa tidak untuktanah.

Sumber: Penelitian Muhammad Khaerul Huda, 2013

Agar dapat disebut sebagai pupuk organik, pupuk yang dibuat dari bahan

alami itu harus memenuhi berbagai persyaratan, diantaranya :

1. Zat N atau zat lemasnya harus terdapat dalam bentuk senyawa organic

yang dapat dengan mudah diserap oleh tanaman.

2. Pupuk tersebut tidak meninggalkan sisa asam organik di dalam

tanah.

3. Pupuk tersebut mempunyai kadar senyawa C organik yang

tinggi seperti hidrat arang.

Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di

pasaran. Pupuk oranik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang mengandung

hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan

organik). Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat

mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun.

2.4 Fermentasi

Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa

sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Fermentasi merupakan segala macam

proses metabolisme (enzim, jasad renik secara oksidasi, reduksi, hidrolisa, atau reaksi

kimia lainnya) yang melakukan perubahan kimia pada suatu subsrat organik dengan

menghasilkan produk akhir.

Prinsip dari fermentasi ini adalah bahan limbah organik dihancurkan oleh

mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi. Studi tentang

jenis bakteri yang respon untuk fermentasi telah dimulai sejak tahun 1892 sampai

sekarang. Ada dua tipe bakteri yang terlibat yaitu bakteri fakultatif yang mengkonversi

selulosa menjadi glukosa selama proses dekomposisi awal dan bakteri obligate yang

Page 15: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 15

respon dalam proses dekomposisi akhir dari bahan organik yang menghasilkan bahan

yang sangat berguna dan alternatif energi pedesaaan.

Bahwa fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat

dan asam amino secara anaerobik yaitu tanpa memerlukan oksigen. Karbohidrat

terlebih dahulu akan dipecah menjadi unit - unit glukosa dengan bantuan enzim amilase

dan enzim glukosidose, dengan adanya kedua enzim tersebut maka pati akan segera

terdegradasi menjadi glukosa, kemudian glukosa tersebut oleh khamir akan diubah

menjadi alkhohol (Affandi, 2008).

Akan tetapi fermentasi urin sebagai pupuk organik cair yang dilakukan oleh

bakteri ternyata juga terdapat beberapa kelemahan, diantaranya tidak semua N diubah

menjadi bentuk yang mudah dihisap akan tetapi dipergunakan oleh bakteri-bakteri itu

sendiri untuk keperluan hidupnya. Kemudian dampak lain yang adalah terjadi

perubahan-perubahan yang merugikan dimana N menguap. Di dalam pupuk cair N

terdapat sebagai ureum CO(NH2)2, NH4, NO3 dan asam urine C3H4N4O3. Yang

terpenting dan mempunyai nilai pemupukan tertinggi adalah ureum karena N yang

sangat tinggi (48 %) banyak terdapat dalam air kencing sangat mudah dan cepat dirubah

oleh bakteri-bakteri menjadi amonium karbonat.

CO(NH2)2 + 2 H2O (NH4)2CO3

ureum + air amonium karbonat

Upaya untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan mengolahnya

menjadi pupuk cair dan agar lebih meningkatkan kandungan haranya, maka perlu

ditambahkan tetes tebu yang memiliki kandungan bahan organik yang dapat

meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. Jika kita hanya memanfaatkan

fermentasi urine saja, maka urine yang dijadikan sebagai pupuk cair tidak begitu

maksimal hasilnya pada tanaman. Maka dari itu, proses ini memerlukan material

tambahan dalam pembuatan pupuk tersebut. Material tersebut dapat diperoleh dari tetes

tebu (molasses).

Page 16: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 16

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Potensi Pemanfaatan Urin di Politeknik Negeri Bandung

Intensitas seseorang yang sehat (normal) dalam mengeluarkan urin dipengaruhi oleh

seberapa banyak orang tersebut minum air dalam sehari. Menurut info-cool.com dalam sehari

orang normal mengeluarkan urin sebanyak 150 ml – 2000 ml. Bisa dikatakan seorang yang

banyak minum (idealnya 8 gelas per hari) akan mengeluarkan 2000 ml. Sedangkan orang yang

hanya minum ala kadarnya saja akan mengeluarkan urin sebanyak sekurang-kurangnya 150

ml. Berikut Hasil survei kami kepada mahasiswa jurusan teknik kimia Polban yang berada di

gedung TKB :

Grafik 1 tentang Intensitas minum air dan BAK

Angka 1 pada grafik menunjukkan 1-3 itu berarti 1 kali, 2 kali, dan 3 kali. Sedangkan

4 itu berarti lebih dari 3 kali. Mayoritas mahasiswa ketika bangun tidur hanya meminum

segelas air. Dan ketika dikampus hanya melakukan sekali buang air kecil. Dapat diasumsikan

per hari mahasiswa yang berada di TKB mengeluarkan urin minimal 150 ml. Jika ditotalkan

urin yang dihasilkan dari 75 orang tersebut adalah 11.25 L/hari. Jumlah yang cukup banyak,

dan tentu akan sangat menguntungkan ketika dilakukan pemanfaatan dan dikomersilkan.

Selain itu, mayoritas mahasiswa menyetujui jika akan dilakukan pengolahan

pemanfaatan limbah urin tersebut. Berikut data hasil survei yang kami peroleh :

1 2 3 4Minum/Gelas 40,00 29,33 10,67 20,00BAK dikampus 34,67 28,00 17,33 20,00

40,00

29,33

10,67

20,00

34,67

28,00

17,3320,00

0,005,00

10,0015,0020,0025,0030,0035,0040,0045,00

Pers

enta

se

Intensitas

Hasil Survei

Page 17: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 17

Grafik 2 tentang Respon mahasiswa terhadap pengolahan urin

1 itu berarti Tahu (kuning), Penting (hijau) , dan Setuju (merah). Sedangkan 2 itu berarti

Tidak Tahu (kuning), Tidak Penting (hijau) , dan Tidak Setuju (merah). Dari grafik tersebut

dapat dilihat mayoritas mahasiswa tahu akan pentingnya pemanfaatan limbah urin, serta akan

menyetujui jika ada unit pengelohan limbah urin tersebut.

Alasan mahasiswa yang tidak menyetujui dapat diamati dari grafik tersebut :

Grafik 3 tentang alasan tidak setuju mahasiswa

1 berarti Bau, 2 berarti Jijik, 3 berarti Keamanan, dan 4 berarti lain-lain. Respon terbesar

adalah dengan alasan lain-lain. Pada kriteria tersebut kami memasukkan juga responden yang

menjawab abstain seperti biasa saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang

mengisi jawab lain-lain adalah mereka yang menganggap tidak penting dan sudah selayaknya

bahwa urin dibuang saja tidak dilakukan pemanfaatan.

1 2Pengetahuan 3R Urin 52,00 48,00Opini 3R Urine 56,00 44,00Tanggapan 3R Urine 53,33 46,67

52,0048,00

56,00

44,0053,33

46,67

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00Pe

rsen

tase

Respon

Hasil Survei

1 2 3 4Alasan tidak setuju 28,57 31,43 2,86 37,14

28,5731,43

2,86

37,14

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

Pers

enta

se

Alasan

Page 18: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 18

3.2 Rancangan Instalasi

Penampungan urin.

Urin dikumpulkan dengan menggunakan ecotoilet. Ecotoilet adalah suatu sistem

toilet yang memisahkan pembuangan urin dan feses sehingga tidak terjadi pencampuran

antara urin dan feses. Di bawah toilet tersebut terdapat dua tangki (satu tangki untuk urin

dan satu tangki untuk feses) sehingga pengambilan limbah mudah dilakukan. Terdapat dua

saluran yang terdiri dari saluran pipa plastik untuk urin dan saluran untuk feses dalam toilet

yang sama. Saluran untuk urin diletakkan di bagian depan, sedangkan saluran untuk feses

diletakkan di bagian belakang. Berikut gambar Ecotoilet :

NH4OH

BakPenampung

UrineFERMENTOR

POC

Digunakanatau dijual

Page 19: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 19

Gambar Eco-toilets kapasitas 20 L(sumber : penelitian Desi dkk, 2010)

Urin yang dikumpulkan secara terpisah dari feses memungkinkan

penggunaannya sebagai pupuk cair. Dalam sistem waterless toilet pemisahan ini juga

mengurangi bau dan meningkatkan jumlah patogen mati dalam feses. Secara umum,

sistem waterless toilet lebih baik digunakan untuk mempermudah pengenceran dan

pemindahan urin.

Penyimpanan urin dapat dilakukan pada suatu tangki yang besar. Hal ini

memungkinkan urin untuk dapat digunakan ketika nutrisi untuk tanaman sedang sangat

dibutuhkan. Pada iklim tropis, urin harus disimpan selama sekitar tiga bulan

sebelum aplikasi. Jika penyimpanan tidak memungkinkan, maka urin segar hanya

boleh diterapkan pada tanaman yang tinggi dan tegak. Contoh tanaman tersebut

adalah: pisang, pisang raja, pepaya, jeruk, alpukat dan mangga. Berikut gambar

tangki penampung :

Page 20: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 20

Gambar Tangki Penampung Urin kapasitas 120L

(Sumber : Penelitian Desi dkk, 2010)

Fermentor

Proses Fermentasi dilakukan dalam fermentor berpengaduk selama 7 hari dengan

umpan urin sebanyak 10 L dengan penambahan EM4 100 ml dan penambahan tetes

tebu sebanyak 1 L. (Berdasarkan penelitian Muhammad Khaerul Huda, 2013).

Selama penyimpanan, urin cenderung membentuk kristal dan terjadi pengendapan

garam ketika sedang berada pada temperatur ambien. Garam ini mungkin mengikat

sejumlah proporsi yang signifikan dari total nutrisi, terutama fosfor. Oleh karena itu,

urin yang disimpan kadang-kadang harus diaduk terlebih dahulu. Pupuk cair yang

dihasilkan dari urin sebelum digunakan harus diencerkan terlebih dahulu 10-20 kali

karena kadar garam nya terlalu pekat sehingga berbahaya bagi tanaman. Berikut

Fermentor yang akan digunakan :

Page 21: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 21

Gambar Fermentor kapasitas maksimum 19 L

Proses Fermentasi terjadi di fermentor yang terbuat dari galon, yang

dihubungkan dengan menggunakan selang silikon terhadap botol bekas yang diisi air.

Botol bekas yang diisi air berfungsi untunk menangkap gas NH3 serta melarutkannya

dalam air menjadi NH4OH. Berdasarkan penelitian Muhammad Khaerul Huda, 2013

gas NH3 yang dihasilkan tidak akan banyak sehingga tempat penampungnya tidak perlu

menggunakan tempat berkapasitas besar.

3.3 Proses Fermentasi

Proses fermentasi yang digunakan merupakan fermentasi substrat cair yang

mana fermentasi ini menggunakan substrat yang berair. Proses fermentasi substrat cair

ini bisa juga disebut fermentasi bawah permukaan (submerged fermentation) yang

mana mikroba hidup dan beraktivitas di dalam medium fermentasi / terendam dalam

medium. Fermentasi urine ini dilakukan secara batch selama 7 hari.

Proses fermentasi dilakukan dengan menambahkan tetes tebu (molase). Tetes

tebu ini merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi. Tetes Tebu (molase)

adalah sejenis sirup yang merupakan sisa dari proses pengkristalan gula pasir.

Molase tidak dapat dikristalkan karena mengandung glukosa dan fruktosa yang sulit

Page 22: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 22

untuk dikristalkan. Berikut adalah tabel data yang diambil berdasarkan jumlah rata-

rata produksi tetes tebu (molase) yang diproduksi dari berbagai daerah.

Tetes tebu berfungsi untuk fermentasi urine dan menyuburkan mikroba yang

ada di dalam tanah, karena dalam tetes tebu (molasses) terdapat nutrisi bagi

mikroorganisme Sacharomyces cereviceae. Sacharomyces cereviceae bertugas untuk

menghancurkan material organik yang ada di dalam urine dan tentunya

mikroorganisme juga membutuhkan nitrogen (N) dalam jumlah yang tidak sedikit

untuk nutrisi mereka. Nitrogen (N) akan bersatu dengan mikroba selama penghancuran

material organik. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan material tetes tebu yang

mengandung komponen nitrogen untuk menambah kandungan unsur hara agar proses

fermentasi urine berlangsung dengan sempurna. Selain itu, berdasarkan kenyataan

bahwa tetes tebu tersebut mengandung karbohidrat dalam bentuk gula yang tinggi

(64%) disertai berbagai nutrien yang diperlukan jasad renik juga dapat meningkatkan

kecepatan proses produksi pengolahan urine menjadi pupuk dalam waktu yang relatif

singkat.

Page 23: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 23

Gambar 2. Fase Fermentasi

Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui pertumbuhan bakteri dalam

proses fermentasi. Fase pertama adalah fase lag dimana fase ini merupakan fase nol

pertumbuhan bakteri. Karena pada saat sel dipindah ke lingkungan yang baru masih

terjadi penyesuaian terhadap lingkungan baru. Fase kedua adalah fase logaritma atau

eksponensial dimana pada fase ini mulai terjadi pertumbuhan bakteri yang naik secara

logaritmik. Dengan adanya penambahan tetes tebu yang mengandung banyak gula dan

karbohidrat bagi mikroba tentunya dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri lebih

cepat. Jika pertumbuhan bakteri lebih cepat maka dapat dipastikan proses fermentasi

urin juga akan berlangsung lebih cepat. Fase yang ketiga adalah fase stationer. Fase ini

merupakan fase berhentinya pertumbuhan bakteri karena nutrisi yang ada telah habis.

Beberapa sel mati, tapi yang lain tumbuh dan membelah, jadi jumlah sel yang mati

yang membelah, sehingga jumlah sel seimbang. Fase yang terakhir adalah fase

kematian. Dimana terjadi penurunan jumlah sel yang hidup yang berakhir pada

kematian.

Pembuatan pupuk organik tidak terlepas dari proses pengomposan yang

diakibatkan oleh mikroba yang berperan sebagai pengurai atau dekomposer berbagai

limbah organik yang dijadikan bahan pembuat kompos. Aktivator mikroba memiliki

peranan penting karena digunakan untuk mempercepat pembuatan kompos. Di pasaran

saat ini tersedia banyak produk-produk dekomposer untuk memper cepat proses

pengomposan misalnya: EM-4, OrgaDec, M-Dec, Probion , dan lain-lain.

EM-4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang menguntungkan dan

bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman,

serta ramah lingkungan. Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu

Waktu

Jum

lah

perk

emba

ngan

Bakt

eri

Fase exponential

Fase stationer

Fase lag

Fase kematian

Fase fermentasibiasaFase fermentasidengan adtif tetestebu

Page 24: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 24

memperbaiki kondisi biologis tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara. EM-

4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri

asam laktat (Lactobacillus Sp), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas Sp),

Actinomycetes Sp, Streptomycetes Sp, R.bassillus/azotobachter dan ragi (yeast) atau

yang sering digunakan dalam pembutan tempe (Utomo, 2007).

Pada fermentasi urin mengandung beberapa jenis mikroorganisme dari EM4,

yaitu:

a. Bakteri Fotosintetik

Bakteri fotosintetik adalah mikroorganisme yang mandiri. Bakteri ini

membentuk senyawa-senyawa yang bermanfaat dari sekresi akar tumbuh-

tumbuhan, bahan organik dan/atau gas-gas berbahaya seperti hidrogen sulfida,

dengan dibantu sinar matahari dan panas sebagai sumber energi. Zat-zat

bermanfaat tersebut meliputi asam amino, asam nukleat, zat-zat bioaktif, dan

gula, yang semuanya dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan

tanaman.

Hasil-hasil metabolisme yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat diserap langsung

oleh tanaman dan juga berfungsi sebagai substrat bagi mikroorganisme lain

sehingga jumlahnya terus dapat bertambah.

b. Bakteri Asam Laktat

Bakteri asam laktat menghasilkan asam laktat dari gula, dan karbohidrat lain

yang dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dan ragi. Bakteri asam laktat dapat

menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan selulosa, serta

memfermentasikannya tanpa menimbulkan senyawa-senyawa beracun yang

ditimbulkan dari pembusukan bahan organik.

c. Ragi

Ragi dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi pertumbuhan

tanaman dari asam amino dan gula di dalam tanah yang dikeluarkan oleh bakteri

fotosintetik atau bahan organik melalui proses fermentasi. Ragi juga

menghasilkan senyawa bioaktif seperti hormon dan enzim.

d. Actinomycetes

Actinomycetes merupakan suatu kelompok mikroorganisme yang strukturnya

merupakan bentuk antara dari bakteri dan jamur. Kelompok ini menghasilkan zat-

zat anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan

bahan organik. Zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini dapat menekan

Page 25: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 25

pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup

berdampingan dengan bakteri fotosintetik. Dengan demikian kedua spesies ini

sama-sama dapat meningkatkan kualitas lingkungan tanah dengan meningkatkan

aktivitas anti mikroba tanah.

3.4 Peluang Usaha

Poduk pupuk organik cair yang dihasilkan dari proses fermentasi ini sebaiknya

dilakukan standarisasi terlebih dahulu. Proses standarisasi dimaksudkan untuk

memastikan kualitas dari pupuk organik cair yang dihasilkan tersebut sehingga tidak

menimbulkan kerugian terhadap konsumen. Selain itu standarisasi produk POC ini juga

dapat menjamin kestabilan permintaan terhadap produk ini di pasar. Kualitas teknis

minimal dari produk POC dapat disesuakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian

No.70/ PERMENTAN/ SR.140/ 10/ 2011 yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel Persyaratan teknis minimal pupuk organik cair.

Sementara itu terdapat juga berbagai penelitian yang telah membuktikan produk

POC urin ini telah memenuhi persyaratan teknis minimal dan aman untuk digunakan

untuk pertanian. Berdasarkan penelitian dari Tri Martinsari, kandungan N,P,K dari hasil

fermentasi urin ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 26: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 26

Tabel Perbandingan kualitas urin sebelum dan sesudah fermentasi

(Sumber : Penelitian Tri Martinsari dkk, 2010)

Berdasarkan hasil pengamatan pada urine yang belum difermentasi dan urine

yang sudah difermentasi terdapat perbedaan kandungan diantara keduanya. Kandungan

nitrogen pada saat sebelum difermentasi yang memiliki kandungan unsur hara N, P, K

adalah 1,1; 0,5; 0,9 dan saat urine setelah difermentasi terjadi peningkatan kandungan

jumlah unsur hara N, P, K,menjadi 2,7; 2,4; 3,8. Pada proses fermentasi urine terdapat

kelebihan jika dibandingkan dengan urine yang tidak difermentasi, yaitu meningkatkan

kandungan hara yang terdapat pada urine tersebut yang dapat menyuburkan tanaman.

Selain itu, bau urine yang telah difermentasi menjadi kurang menyengat jika

dibandingkan dengan bau urine yang belum difermentasi.

Penelitian lain dilakukan oleh Xiao Jun pada berbagai sayuran dan jagung

menggunakan urin yang diencerkan dengan air pada perbandingan tiga bagian air ke

satu bagian urin sebagai pakan cair (perbandingan 3:1). Bibit ditanam dalam kemasan,

baik 10 liter ember semen atau 10 baskom dan diirigasi dengan air selama periode

pertama (1-4 minggu) untuk penstabilan dalam lingkungan baru tanaman. Setelah

ditanam, sayuran yang cepat tumbuh seperti selada, bayam, dan covo diiirigasi dengan

air selama 1-2 minggu sebelum aplikasi urin dan tomat disiram untuk periode satu bulan

sebelum aplikasi urin. Setelah itu, 0,5 liter dari 3:1 air/urin dicampurkan. Campuran 3:1

ini diterapkan setiap tiga kali per minggu diselingi dengan penyiraman rutin pada waktu

lain untuk menjaga tanaman bagus dan sehat. Bibit muda tidak dapat mentolerir

campuran 3:1 dengan baik dan perlu distabilkan sebelum campuran urin diterapkan.

Bibit muda mentolerir campuran 5:1 dengan lebih baik.

Untuk uji coba jagung, dilakukan kebanyakan di baskom 10 liter semen, urin

manusia diencerkan dalam kisaran 3:1, 5:1 dan 10:1 dengan air. Tanaman diberi pupuk

dengan urin setiap 3 kali per minggu dengan campuran 3:1 (percobaan U1), sekali

seminggu dengan campuran 3:1 (U2), sekali seminggu dengan campuran 5:1 (U3),

sekali seminggu dengan campuran 10:1 atau dengan air saja. Tanaman yang diberi

pupuk dengan campuran urin juga disiram dengan air secara teratur pada saat yang lain

Page 27: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 27

untuk menjaga tanaman sehat dan bagus (Mnkeni, 2008). Setelah masa pertumbuhan

tertentu, tanaman itu dipanen dan ditimbang. (lihat tabel 3, gambar 1 dan 2).

Tabel. Hasil percobaan tanaman yang diberi Pupuk cair dari urin

dibandingkan dengan tanaman yang hanya diberi air.

(Sumber : Penelitian Xiao Jun)

Penelitian tersebut menunjukan bahwa urin manusia sangat baik untuk

diaplikasikan menjadi pupuk cair. Selain menunjukan hasil yang memuaskan,

penggunaan urin sebagai pupuk cair juga tidak memerlukan biaya yang besar. Hal ini

tentu dapat menjadi solusi bagi para petani dan masyarakat atas permasalahan

keterbatasan penyediaan pupuk dan tingginya harga pupuk. Pembuatan pupuk cair ini

pun relatif mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang.

Tumbuhan danWadahnya

PerbandinganPenggunaan air dan

POC urin

WaktuPertumbuhan

Hasil

Selada (dalam emberukuran 10 liter)

Hanya air 30 hari 230 gms

Selada (dalam emberukuran 10 liter)

3:1 POC urin sebanyak0,5 L x 3 setiap minggu

untuk 3 tanaman.

30 hari 500 gms

Bayam (dalam emberukuran 10 liter)

Hanya air 30 hari 52 gms

Bayam (dalam emberukuran 10 liter)

3:1 POC urin sebanyak0,5 L x 3 setiap minggu

untuk 3 tanaman.

30 hari 350 gms

Covo (dalam basinukuran 10 liter)

Hanya air 8 minggu 135,5 gms

Covo (dalam basinukuran 10 liter)

3:1 POC urin sebanyak0,5 L x 3 setiap minggu

untuk 3 tanaman.

8 minggu 204 gms

Covo (dalam basinukuran 10 liter)

3:1 POC urin sebanyak0,5 L x 1 setiap minggu

untuk 3 tanaman.

8 minggu 545 gms

Tomat (dalam emberukuran 10 liter)

Hanya air 4 bulan 1680 gms(9 tanaman)

Tomat (dalam emberukuran 10 liter)

3:1 POC urin sebanyak0,5 L x 3 setiap minggu

untuk 3 tanaman.

4 bulan 6084 gms(9 tanaman)

Page 28: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 28

Gambar. Perbandingan tanaman jagung yang diberi pupuk urin (kanan) denganyang

tidak diberi pupuk urin (kiri).

Gambar. Hasil tanaman yang menggunakan pupuk cair dari urin manusia.

Jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk sintesis, pupuk organik cair hasil

fermentasi dari urin ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

a. Mudah untuk membuatnya,

b. Murah harganya,

c. Tidak ada efek samping bagi lingkungan maupun tanaman,

d. Bisa juga dimanfaatkan untuk mengendalikan hama pada daun (bio-

control), seperti ulat pada tanaman sayuran, dan

Page 29: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 29

e. Aman karena tidak meninggalkan residu,

Beberapa keunggulan tersebut seharusnya dapat meningkatkan permintaan akan

pupuk organik cair oleh konsumen (petani). Hal ini dikarenakan pupuk yang dihasilkan

dari fermentasi urin ini tidak memerlukan proses yang rumit dalam pembuatannya

sehingga biaya operasinya lebih kecil dari pada pupuk sintesis. Biaya operasi yang kecil

ini akan menyebabkan harga jual pupuk organik cair ini seharusnya lebih rendah dari

pada harga pupuk sintesis di pasaran sehingga petani akan lebih untung jika membeli

pupuk organik cair yang harganya relatif lebih murah.

Tabel Harga jual POC urin dan keuntungan yang didapatkan

Dari tabel di atas, untuk setiap kapasitas produksi sebesar 8 liter POC urin, maka akan

didapatkan keuntungan sebesar Rp. 16.700,00 dengan estimasi harga jual POC per

liternya sebesar Rp. 2.500,00.

BahanVolume

(L)Harga

per liter Harga1. Biaya Produksi

Urin 10Rp

-Rp

-

EM 4 0.1Rp

20,000.00Rp

2,000.00

Tetes Tebu 1Rp

1,300.00Rp

1,300.00

TotalRp

3,300.002. Pendapatan

POC Urin 8Rp

2,500.00Rp

20,000.00

TotalRp

20,000.00

KeuntunganRp

16,700.00

Page 30: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 30

Tabel Harga pupuk organik dipasar

(Sumber : Tabloid Sinar Tani, 2014)

Namun, dari tabel di atas terlihat bahwa harga pupuk organik cair di pasaran

masih sangat mahal, yaitu berkisar antara Rp. 35.000,00 – Rp. 110.000,00. Oleh karena

itu petani masih cenderung memilih pupuk sintesis bersubsidi yang dibuat oleh pabrik,

dimana semakin banyak pupuk bersubsidi yang digunakan maka beban pengeluaran

pemerintah akan semakin meningkat. Tetapi jika dibandingkan dengan harga jual POC

urin yang akan dibuat, harga POC urin jauh lebih murah dari pada harga POC lainnya

di pasaran.

Tabel Harga pupuk bersubsidi

Jenis Pupuk HargaUrea Rp. 1.800,00 per Kg

SP-36 Rp. 2.000,00 per Kg

ZA Rp. 1.400,00 per Kg

NPK Rp. 2.300,00 per Kg

(Sumber : Permentan, 2013)

Selain itu ketersediaan yang masih terbatas dari pupuk organik cair ini di

pasaran. Sementara itu permintaan akan pupuk organik juga semakin meningkat. Hal

ini juga membuka peluang usaha semakin besar.

Tabel Kebutuhan pupuk di Indonesia

JenisPupuk Organik

Harga Jual (Non subsidi)

PupukOrganik Remah

Rp 1.000,00 – Rp 1.250,00 perKg

PupukOrganik Granul

Rp 1.500,00 – Rp 1.500,00 perKg

PupukOrganik Cair

Rp 35.000,00 – Rp 110.000,00per Liter

Page 31: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 31

(Sumber : APPI, 2014)

Namun terdapat juga masalah kekhawtiran dari petani jika menggunakan pupuk

hasil fermentasi urin ini. Salah satunya adalah masalah kesehatan, dimana sebagian

petani masih ketakutan akan adanya penyakit yang dapat ditimbulkan dari penggunaan

pupuk organik cair ini, sehingga dapat mempengaruhi permintaan pasar akan produk

pupuk organik cair ini.

Maka dari itu ketika akan dikomersilkan pupuk organik cair yang dibuat harus

di standarisasi terlebih dahulu sesuai baku mutu teknis pupuk cair. Dan pemberian

pemahaman (sosialisasi) kepada petani. Sehingga para petani tidak ragu untuk

menggunakannya.

2014(Jan - Sep)

Konsumsi/Penjualan Ton/Year Ton/Year Ton/Year Ton/Year Ton/Year Ton/Year Ton/Year Ton/Year1. Urea 5621043 5649485 5783558 5717512 5724375 5546893 5216797 39171012. Fosfat/SP-36 801542 594960 714747 634883 723177 858719 830638 6059803. ZA/AS 746892 774172 936161 739198 962970 1051281 1106362 7322754. NPK 732599 1175027 1666517 1804413 2124474 2478399 2670605 20835425. Organik - 69329 244460 235455 386063 742198 766691 514365

2013YEAR 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Page 32: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 32

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Urin berpotensi menjadi pupuk cair organik karena mengandung berbagai

nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Pembuatan urin menjadi pupuk organik cair

dilakukan dengan cara Fermentasi selama 7 hari dengan penambahan EM4 1/100 dan

Molase 1/10 dari volume urin. Proses fermentasi ini dilakukan untuk manambah kadar

NPK dan menghilangkan bau pada urin. EM4 berfungsi sebagai sumber MO yang

dibutuhkan pada proses fermentasi dan bagi tanaman, sedangkan Molase berfungsi

sebagai sumber nutrisi bagi mikroba. Peluang usaha pupuk cair organik sangat terbuka,

melihat ketersediannya yang sangat terbatas. Selain itu pembuatan pupuk cair organik

merupakan progam reduce limbah cair terutama urin.

4.2 Saran

Agar konsumen (petani) tidak ragu dalam menggunakan pupuk organik cair

recycle ini, maka dari itu harus dilakukan sosialisasi dan harus di standarisasi terlebih

dahulu sesuai baku mutu pupuk.

Page 33: Makalah Urin Jadi POC_Revisi

Makalah

Pemanfaatan Urin menjadi POC 33

DAFTAR PUSTAKA

Affandi. 2008. Pemanfaatan urine Sapi yang Difermentasi sebagai NutrisiTanaman. Yogyakarta : andi offset

Anonim. Urine. http://en.wikipedia.org [diakses 12 maret 2010]

Anonim. 2010. http://info-cool.com/frekuensi-kencing-normal/ . [diakses pada 4 April

2015]

Anonim. 2010. Pemanfaatan Urin sebagai Pupuk Cair.

http://bertanimandiri.blogspot.com/2010/11/pemanfaatan-urin-sebagai-pupuk-

cair.html. [diakses pada 5 April 2015]

Anonim. Pemanfaatan Urin http://www.forumku.com/showthread.php?t=1843. [diakses pada 6

April 2015]

Hadi. 2010. Macam-macam Fermentor. http://misnanidulhadi.blogspot.com/2010/10/v-

behaviorurldefaultvmlo_14.html. [diakses pada 5 April 2015]

Hadisuwito, Sukamto. Membuat Pupuk Kompos Cair. AgroMedia.

Khaerul, Muhammad. 2013. Skripsi : Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Urin Sapi

dengan aditif Tetes Tebu metode Fermentasi. Semarang : Universitas Negeri

Semarang.

Oktapriatna, Desi. 2010. Pemanfaatan Urin Manusia sebagai Pupuk Cair. Palembang :

Universitas Sriwijaya.

Woods, Michael.2009. Sustainable fertilizer: Urine and wood ash produce large

harvest. (http://www.eurekalert.org diakses 6 April 2015)