MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

33
LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 1 TRANSMISI BUDAYA DAN PERKEMBANGAN INSTITUSI PENDIDIKAN 1. Kebudayaan dan Sub-Budaya Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang telah berkembang secara historik dan memiliki organisasi dan struktur organisasi yang berkembang secara terus menerus yang dipelajari oleh anggota-anggota suatu mansyarakat. Ruth Benedict menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah istilah sosiologis untuk tingkah laku yang bisa dipelajari. Dengan demikian tingkah laku manusia bukanlah diturunkan seperti tingkah laku binatang tetapi yang harus dipelajari kembali berulang-ulang dari orang dewasa dalam suatu generasi. Di sini kita lihat betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pembentukan kepribadian manusia. Para ahli psikologi behaviorisme melihat kelakuan manusia sebagai suatu rekasi dari rangsangan dari sekitarnya. Di sinilah peranan pendidikan di dalam pembentukan kelakuan manusia. John Gillin menyatukan pandangan behaviorisme dan psikoanalis mengenai perkembangan kepribadian manusia sebagai berikut: 1. kebudayaan memberikan kondisi yang disadari dan yang tidak disadari untuk belajar 2. kebudayaan mendorong secara sadar ataupun tidak sadar akan reaksi-reaksi kelakukan tertentu. Jadi selain kebudayaan meletakkan kondisi yang terakhir ini kebudayaan merupakan perangsang- perangsang untuk terbentuknya kelakuan-kelakuan tertentu 3. kebudayaan mempunyai sistem “reward and punishment” terhadap kelakuan-kelakuan tertentu. Setiap kebudayaan akan mendorong suatu bentuk kelakuan yang sesuai dengan sistem nilai dalam kebudayan tersebut dan sebaliknya memberikan hukuman terhadap kelakuan-kelakuan yang bertentangan atau mengusik ketentraman hidup suatu masyarakat tertentu

Transcript of MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

Page 1: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 1

TRANSMISI BUDAYA

DAN PERKEMBANGAN INSTITUSI PENDIDIKAN

1. Kebudayaan dan Sub-Budaya

Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang telah berkembang secara historik

dan memiliki organisasi dan struktur organisasi yang berkembang secara terus

menerus yang dipelajari oleh anggota-anggota suatu mansyarakat. Ruth Benedict

menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah istilah sosiologis untuk tingkah

laku yang bisa dipelajari. Dengan demikian tingkah laku manusia bukanlah

diturunkan seperti tingkah laku binatang tetapi yang harus dipelajari kembali

berulang-ulang dari orang dewasa dalam suatu generasi. Di sini kita lihat betapa

pentingnya peranan pendidikan dalam pembentukan kepribadian manusia.

Para ahli psikologi behaviorisme melihat kelakuan manusia sebagai suatu

rekasi dari rangsangan dari sekitarnya. Di sinilah peranan pendidikan di dalam

pembentukan kelakuan manusia. John Gillin menyatukan pandangan behaviorisme

dan psikoanalis mengenai perkembangan kepribadian manusia sebagai berikut:

1. kebudayaan memberikan kondisi yang disadari dan yang tidak disadari

untuk belajar

2. kebudayaan mendorong secara sadar ataupun tidak sadar akan reaksi-reaksi

kelakukan tertentu. Jadi selain kebudayaan meletakkan kondisi yang

terakhir ini kebudayaan merupakan perangsang- perangsang untuk

terbentuknya kelakuan-kelakuan tertentu

3. kebudayaan mempunyai sistem “reward and punishment” terhadap

kelakuan-kelakuan tertentu. Setiap kebudayaan akan mendorong suatu

bentuk kelakuan yang sesuai dengan sistem nilai dalam kebudayan tersebut

dan sebaliknya memberikan hukuman terhadap kelakuan-kelakuan yang

bertentangan atau mengusik ketentraman hidup suatu masyarakat tertentu

Page 2: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 2

4. kebudayaan cenderung mengulang bentuk-bentuk kelakuan tertentu melalui

proses belajar.

Sistem gagasan yang bersumber dari akal manusia melahirkan bentuk-bentuk

tingkah laku berpola dan berbagai jenis kebudayaan materil. Karena itu secara analitis

Koentjaraningrat mengemukakan tiga wujud kebudayaan,yaitu wujud kompleks ide-

ide,wujud kompleks aktivitas kelakuan berpola dan wujud benda-benda hasil karya

manusia.

Wujud pertama ada dalam fikiran anggota-anggota suatu masyarakat atau bila

telah dituangkan dalam berbagai media,maka akan ditemui dalam berbagai media

cetak atau media elektronik. Dalam masyarakat seringkali wujud ideal kebudayaan

ini dinamakan adat tata kelakuan atau adat saja.Kebudayaan ideal ini berfungsi

sebagai tata kelakuan yang mengatur,mengendalikan dan memberi arah kepada

kelakuan dan perbuatan manusia di dalam masyarakat. Menurut Koentjaraningrat

wujud ideal ini akan berbentuk nilai,norma,hukum dan peraturan-peraturan. Nilai

adalah bentuk yang paling abstrak dan luas cakupannya sedang aturan sopan santun

adalah yang paling kongkrit dan sempit ruang lingkupnya.

Wujud kedua dari kebudayaan adalah tingkah laku nyata yang berpola yang

dapat diamati dalam aktivitas-aktivitas anggota mansyarakat yang berintegrasi,

berhubungan,dan bergaul berdasarkan tuntunan nilai,norma,peraturan atau adat

istiadat tertentu.Kelakuan berpola ini seringkali dinamakan sistem sosial yang secara

kongkrit dapat diamati,didokumentasi dan difilmkan.

Wujud kebudayaan yang ketiga adalah hasil karya anggota-anggota suatu

masyarakat dan semua benda-benda yang mempunyai makna dalam kehidupan suatu

kelompok atau suatu masyarakat.

Page 3: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 3

Ketiga wujud kebudayaan tersebut disampaikan dari suatu generasi ke

generasi yang berikutnya. Proses penyampaian kebudayaan tersebut secara umum

dinamakan transimisi budaya.

Proses transmisi meliputi proses-proses imitasi, identifikasi dan sosialisasi.

Imitasi adalah meniru tingkah laku dari sekitar. Pertama-tama tentunya imitasi di

dalam lingkungan keluarga dan semakin lama semakin meluas terhadap masyarakat

lokal. Transmisi unsur-unsur tidak dapat berjalan dengan sendirinya. Seperti telah

dikemukakan manusia adalah aktor dan manipulator dalam kebudayaannya. Oleh

sebab itu, unsur-unsur tersebut harus diidentifikasi. Proses identifikasi itu berjalan

sepanjang hayat sesuai dengan tingkat kemampuan manusia itu sendiri. Selanjutnya

nilai-nilai atau unsur-unsur budaya tersebut haruslah disosialisasikan artinya harus

diwujudkan dalam kehidupan yang nyata di dalam lingkungan yang semakin lama

semakin meluas. Nilai-nilai yang dimiliki seseorang harus mendapatkan pengakuan

lingkungan sekitarnya. Artinya kelakuan-kelakuan tersebut harus mendapatkan

pengakuan sosial yang berarti bahwa kelakuan-kelakuan yang dimiliki tersebut adalah

yang sesuai atau yang seimbang dengan nilai-nilai yang ada dalam lingkungannya.

Ketiga proses transmisi tersebut berkaitan dengan bagaimana cara

mentransmisikannya. Dalam hal ini ada dua bentuk yaitu peran serta dan bimbingan.

Cara transmisi dengan peran serta antara lain dengan melalui perbandingan. Demikian

pula peran serta dapat berwujud ikut serta di dalam kegiatan sehari- hari di dalam

lingkungan masyarakat. Bentuk bimbingan dapat berupa instruksi, persuasi,

rangsangan dan hukuman. Dalam pelaksanaan bimbingan tersebut melalui pranata-

pranata tradisional seperti inisiasi, upacara-upacara yang berkaitan dengan tingkat

umur, sekolah agama, dan sekolah formal yang sekuler.

Page 4: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 4

Dalam menganalisis kebudayaan perlu dipahami konsep “sub-culture”yaitu

sebuah unit dalam sebuah kebudayaan yang lebih besar,sebuah unit yang memiliki

beberapa hakekat dari ideologi sebuah kebudayaan yang lebih besar tetapi dapat

dikenal secara khusus karena ia memiliki pola-pola berfikir tersendiri. Dalam

pembicaraan mengenai kebudayaan dunia ada orang yang membuat kategori sub-

budaya timur dan sub-budaya barat. Secara sederhana TO Thi Anh menggambarkan

karakteristik kebudayaan barat dan timur dalam kalimat-kalimat berikut ini. Yang

pertama barat memilih “menguasai fisis” dan timur menguasai “ Psike”. Untuk orang

barat menguasai alam berarti menerima tugas berat untuk merobah dunia,dan hasilnya

adalah ilmu pengetahuan,teknik,kekayaan,standar hidup yang tinggi,organisasi-

organisasi ekonomi,sosial dan politik. Harganya : kerja keras,ketegangan kontradiksi,

kecemasan mendasar dan ketidakteraturan permanen.

Untuk orang timur menguasai roh berarti menguasai ambisi ,nafsu dan

berjuang melawan dunia,mencari damai batin dan menjaga hubungan harmonis

dengan orang lain,dengan alam dan dengan yang absolut. Konsekuensinya :

kemiskinan,sikap moderat,kesabaran,menikmati hidup sebagai suatu tujuan dan bukan

sebagai suatu cara,santai dan bijaksana. Yang kedua orang barat memusatkan

perhatian pada martabat pesona ,beserta hak-hak dan kebebasannya dengan resiko

individualisme. Timur memilih mengagungkan totalitas,disitu manusia sebagai

anggota dengan resiko kehilangan hak-haknya.

Dalam sebuah masyarakat majemuk berbagai sub-budaya akan dapat pula

ditemui. Umpanya dalam masyarakat Amerika serikat akan ditemui sub-budaya yang

berasal dari adanya perbedaan asal-usul etnis dan ras. Akan ada pula sub-budaya yang

berdasarkan kepada seks dan umur, daerah dan kelas sosial. Dalam konteks sub-

Page 5: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 5

budaya yang didasarkan atas umur akan ditemui adanya sub-budaya murid-murid

sekolah dasar dan menengah,serta pendidikan tinggi. Antara berbagai sub-budaya

dalam suatu masyarakat terdapat saling hubungan, baik dalam bentuk kerjasama,

persaingan,penyeragaman dan pemeliharaan ketakseragaman.

2. Transimisi Budaya dan Pendidikan.

Dalam kepustakaan yang berhubungan dengan penyampaian kebudayaan dari

suatu generasi ke generasi berikutnya ditemui beberapa istilah , yakni enculturation

(pembudayaan/pewarisan), socialization (sosialisasi/pemasyarakatan), education

(pendidikan), dan schooling (persekolahan).

Menurut Herskovits, bahwa enkulturasi berasal dari aspek-aspek dari

pengalaman belajar yang memberi ciri khusus atau yang membedakan manusia dari

makhluk lain dengan menggunakan pengalaman-pengalaman hidupnya. Proses

enkulturatif bersifat kompleks dan berlangsung hidup, tetapi proses tersebut berbeda-

beda pada berbagai tahap dalam lingkaran kehidupan seorang. Enkulturasi terjadi

secara agak dipaksakan selama awal masa kanak-kanak tetapi ketika mereka

bertambah dewasa akan belajar secara lebih sadar untuk menerima atau menolak nilai-

nilai atau anjuran-anjuran dari masyarakatnya. Bahwa tiap anak yang baru lahir

memiliki serangkaian mekanisme biologis yang diwarisi, yang harus dirubah atau

diawasi supaya sesuai dengan budaya masyarakatnya.

Kesamaan dari konsep enkulturasi dengan konsep sosialisasi terlihat dari

pernyataan Herkovits yang mengatakan bahwa sosialisasi menunjukkan proses

pengintegrasi individu ke dalam sebuah kelompok sosial, sedangkan enkulturasi

adalah proses yang menyebabkan individu memperoleh kompetensi dalam

kebudayaan kelompok.

Page 6: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 6

Menurut Hansen, enkulturasi mencakup proses perolehan keterampilan

bertingkah laku, pengetahuan tentang standar-standar budaya, dan kode-kode

perlambangan seperti bahasa dan seni, motivasi yang didukung oleh kebudayaan,

kebiasaan-kebiasaan menanggapi, ideologi dan sikap-sikap. Sedangkan sosialisasi

menurut Gillin dan Gillin adalah proses yang membawa individu dapat menjadi

anggota yang fungsional dari suatu kelompok, yang bertingkah laku menurut standar-

standar kelompok, mengikuti kebiasaan-kebiasaan kelompok , mengamalkan tradisi

kelompok dan menyesuaikan dirinya dengan situasi-situasi sosial yang ditemuinya

untuk mendapatkan penerimaan yang baik dari teman-teman sekelompoknya.

Bagi Herskovits, pendidikan (education) adalah ”directed learning” dan

persekolahan (schooling) adalah “formalized learning”. Dalam literature pendidikan

dewasa ini dikenal istilah pendidikan formal, informal dan non-formal. Pendidikan

formal adalah system pendidikan yang disusun secara hierarkis dan berjenjang secara

kronologi mulai dari sekolah dasar sampai ke universitas dan disamping pendidikan

akademis umum termasuk pula bermacam-macam program dan lembaga untuk

pendidikan kejuruan teknik dan profesional.

Pendidikan informal adalah pendidikan seumur hidup yang memungkinkan

individu memperoleh sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan dan

pengaruh-pengaruh yang ada di lingkungannya dari keluarga, tetangga. Label

informal berasal dari kenyataan bahwa tipe proses belajarnya bersifat tidak

terorganisasi dan tidak tersistematis. Pendidikan informal biasanya dilaksanakan

dalam masyarakat sederhana dimana belum ada sekolah.

Karangan Margared Mead mengenai pendidikan dalam masyarakat sederhana

(1942), dimana ia membedakan antara learning cultures dan teaching cultures atau

kebudayaan belajar dan kebudayaan mengajar. Dalam golongan yang pertama, warga

Page 7: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 7

masyarakatnya belajar dengan cara yang tidak resmi yaitu dengan berperan serta

dalam kehidupan rutin sehari-hari. Dimana mereka memperoleh segala pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan yang mereka perlukan untk dapat hidup dengan layak

dalam masyarakat dan kebudayaan mereka sendiri. Dalam golongan yang kedua,

warga masyarakat mendapat pelajaran dari warga-warga lain yang lebih tahu, yang

seringkali dilakukan dalam pranata-pranata pendidikan yang resmi, dimana mereka

memperoleh segala pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang mereka

perlukan.

Pendidikan non-formal merupakan kegiatan terorganisasi di luar kerangka

sekolah formal atau sistem universitas yang ada yang bertujuan untuk

mengkomunikasikan gagasan-gagasan tertentu, pengetahuan, sikap-sikap. Pendidikan

non-formal memusatkan perhatian kepada perbaikan kehidupan sosial dan

kemampuan dalam pekerjaan. Pendidikan non-formal lebih berorientasi terhadap

menolong individu-individu memecahkan masalah mereka, bukan pada penyerapan

isi kurikulum tertentu. Pengajaran dilakukan melalui kerjasama dengan guru,

umpamanya dengan pekerja-pekerja ahli, pekerja sosial, penyuluh pertanian, dan

petugas kesehatan.

Berbagai saluran dan media pendidikan telah digunakan dalam transmisi

budaya mulai dari keluarga,sekolah,teman sebaya dan media massa dan lingkungan

kerja.

a. Lingkungan keluarga

Kajian Antropologi pendidikan, lingkungan keluarga merupakan unit sosial

yang paling kecil dan menjadi salah satu lingkungan yang mendapat perhatian penting

dalam mengenali fenomena sosial yang berimplikasi kepada pengenalan sistem

kekerabatan dan organisasi sosial serta sistem mata pencaharian hidupnya. Demikian

Page 8: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 8

halnya dengan mengenal sitem pewarisan kebudayaan, keluarga mempunyai peranan

penting karena dalam keluarga itulah suatu generasi dilahirkan dan dibesarkan.

Mereka mendapatkan pelajaran pertama kali di lingkungan keluarga, apalagi bagi

masyarakat yang belum mengenal dan menciptakan lingkungan pendidikan formal.

Di dalam lingkungan keluarga terdapat fungsi utama keluarga, yaitu:

a. Fungsi seksual keluarga, malalui perkawinan

b. Pusat perekonomian

c. Fungsi edukasi

Inti proses pewarisan budaya melalui keluarga adalah terjadinya interaksi

berjalan perlahan tetapi pasti tanpa prosedur, yang berbelit-belit. Adapun fokus

perhatiannya yakni dengan meneliti tentang pola pengasuhan anak-anak.

b. Lingkungan Sekolah

adalah sarana yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi untuk

melaksanakan pembelajaran. Pendidikan di sekolah dalam krangka pewarisan budaya

jelas sekali arahnya. Para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan

penyampaian pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan adalah

program yang disesuaikan dengan sistem pengetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh

masyarakat.

Proses pewarisan budaya di sekolah dilakukan secara bertahap, terencana dan

terus menerus. Cara pewarisan melalui lembaga sekolah itu hanya berlaku bagi

masyarakat yang berkebudayaannya kompleks.

c. Media massa adalah

suatu bagian dalam masyarakat yang bertugas menyebarluaskan berita, opini,

pengetahuan, dsb. Sifat media massa adalah mencari bahan pemberitaan yang aktual

(hangat), menarik perhatian, dan menyangkut kepentingan bersama. Berdasrkan

Page 9: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 9

sifatnya, media massa salah satu fungsinya sebagai media kontrol yang terjadinya

berbagai penyimpangan dari nilai dan norma serta aturan yang berlaku di masyarakat.

Selain itu berfungsi juga sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat. Melalui media

massa akan terjalin hubungan atau kontak sosial secara tidak langsung antar anggota

masyarakat. Keseluruhan itu menunjukkan besarnya peran media massa dalam

pembentukan pewarisan budaya belajar bagi seluruh anggota masyarakat.

Kita tinggal memilih mana yang paling efektif dan efesien untuk

menyampaikan pesan budaya yang diingini sesuai dengan kemampuan yang tersedia.

3. Perkembangan institusi pendidikan

Dalam masyarakat manusia pendidikan merupakan gejala yang

universal,tetapi tidak semua masyarakat mempunyai sistem persekolahan atau

pendidikan formal.

Menurut Margaret Mead pendidikan formal diluar keluarga kelihatan baru

akan mulai berkembang bila struktur sosial suatu masyarakat sudah cukup

terdifrensiasi sehingga anak-anak dapat memperoleh kedudukan dan peran yang

berbeda dari orang tua mereka. Perkembangan persekolahan juga tergantung kepada

faktor-faktor seperti kemampuan masyarakat untuk membiayai sistem persekolahan,

kemungkinan orang tua membebaskan anak-anak dari pekerjaan produktif menolong

orang tua,dan perhatian dari kelompok-kelompok tertentu dalam mengawasi

penguasaan pengetahuan dari keterampilan tertentu dan dalam memberi kesempatan

kepada generasi muda menguasainya untuk menjamin kesinambungan masyarakat

dan kelestarian pengetahuan.

Dengan adanya faktor-faktor pendorong ini maka dalam berbagai masyarakat

telah berkembang berbagai bentuk sistem persekolahan,termasuk dalam masyarakat

sederhana dengan ekonomi yang masih bersifat subsistensi dan belum mempunyai

Page 10: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 10

aksara. Pemilikan aksara dapat dipakai sebagai salah satu faktor kunci dalam

menentukan tingkat perkembangan kebudayaan.

Hansen mengemukakan perbedaan kualitatif kehidupan masyarakat yang

memiliki aksara dengan masyarakat tanpa aksara berikut ini :

Masyarakat Tanpa Aksara Masyarakat Beraksara

Jumlah pengetahuan relatif terbatas dan

tidak berkembang

Jumlah pengetahuan besar dan

berkembang

Belajar bersifat informal dan tidak

sistematik

Belajar bersifat formal dan sistematik

Pendidikan ditekankan terutama pada

moralitas,etika dan agama

Pendidikan terutama mengenai

pengetahuan objektif seperti

matematika,sain dan sejarah,kesusteraan

Pengetahuan yang disampaikan terutama

yang bersifat konkrit,pragmatis,dan

berhubungan langsung dengan kehidupan

anak.

Pengetahuanyang disampaikan terutama

bersifat abstrak,dan tidak langsung

berhubungan dengan kehidupan anak.

Mengajar hanya merupakan satu aspek

dari seorang dewasa atau seorang

spesialis.

Mengajar merupakan sebuah pekerjaan

Tidak ada sekolah formal Ada sekolah formal

Don Adams dan G.M. Reagan menggambarkan perkembangan pendidikan dan

persekolahan serta hubungannya dengan perkembangan diferensiasi masyarakat

secara menarik sekali melalui 4 tahap, yaitu:

Page 11: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 11

Tahap pertama adalah pendidikan dalam masyarakat tanpa aksara. Pendidikan

dalam masyarakat ini ditandai oleh proses belajar yang bersifat informal dalam

keluarga dan hubungan-hubungan yang tersusun antara suatu generasi ke generasi

berikutnya untuk memberikan keterampilan-keterampilan ekonomi dan perkenalan

perilaku sosial yang benar.

Tahap kedua,Sebahagian dari proses sosialisasi mulai terdiferensiasi dari

keluarga. Disini para remaja mulai dididik oleh sekelompok orang dewasa yang sudah

terspesialisasi pengetahuan dan keterampilannya.Pada tahap kedua ini umur dan jenis

kelamin penentu siapa yang menjadi siswa. Perhatian terhadap pembawaan telah

menentukan siapa yang menjadi pengajar. Dengan demikian spesialisasi sebagai

pengajar dengan tanggung jawab pengajar yang lebih besar sebagai pendidikan mulai

berkembang.

Tahap ketiga,Ketika masyarakat sudah makin terdiferensiasi dan masalah

seleksi sosial semakin besar, keluarga-keluarga atau kelompok-kelompok tertentu

dalam masyarakat memperoleh kekuasaan yang lebih besar atau keuntungan ekonomi

yang besar, dan pendidikan formal mulai tidak menjadi hak semua anggota

masyarakat. Pendidikan terlihat sebagai institusi yang dikaitkan pada sekelompok

yang relatif kecil yang memegang kekuasaan politik,ekonomi,agama.

Tahap keempat, Hubungan antara pendidikan dan masyarakat menjadi rumit.

Industrialisasi dan peningkatan difrensiasi masyarakat diukur dengan pembagian kerja

dan spesialisasi peran menjadi ciri utama dari masyarakat.Tahap ini memberikan

beban yang besar kepada persekolahan dalam bentuk pendidikan massal,persiapan-

persiapan bagi bermacam pekerjaan dan seleksi sosial.

Page 12: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 12

Menyertai diferensiasi dan spesialisasi beberapa dekade terakhir, terlihat ada

dua perubahan pendidikan yaitu:

Penyebaran dan ekspansi persekolahan

Asumsi peningkatan peran pendidikan formal dalam meningkatkan perubahan sosial

ekonomi lebih lanjut.

Fungsi sosial dari persekolahan dalam masyarakat modern adalah:

Pengawasan (custodial care).

Penseleksi peran sosial (social role selection).

Indoktrinasi (indoctrination).

Pendidikan (education).

Persekolahan yang dianggap sebagai sebuah industri menghasilkan:

Ilmu pengetahuan (knowledge).

Keterampilan (skills).

Jasa pengawasan (custodial care).

Sertifikasi (sertification).

Kegiatan komunitas (community activity).

Tingkat pendidikan di negara-negara maju merupakan elemen penting dalam

memelihara tingkat pembangunan yang tinggi. Hal ini disebabkan sebagai berikut:

1. Dalam masyarakat maju produksi dan perdagangan semuanya menggunakan sistem

keuangan. Ini berarti dibutuhkan sistem pembukuan yang luas ,pengumpulan dan

penyimpanan informasi yang cermat dan pengaturan kontrak yang kompleks. Hampir

semua peran sosial memerlukan pengetahuan teknis yang lebih canggih dibandingkan

dengan keperluan masyarakat yang kurang maju.

2. Dalam masyarakat modern kebanyakan komunikasi dilaksanakan secara tertulis.

Hukum tertulis telah menggantikan hukum adat. Selanjutnya keharusan soaial

Page 13: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 13

menyangkut alokasi tenaga kerja didasarkan pada catatan mengenai lapangan

kerja,lamaran tertulis,surat rekomendasi dan lain-lain.

3. Ketergantungan masyarakat maju terhadap teknologi maju bersifat absolut. Didaerah

perkotaan hampir setengah penduduk berdomisili,kebutuhan akan makanan harus

dipenuhi oleh sistem pertanian berteknologi maju dan diimpor dari luar negeri dengan

membayar dengan hasil-hasil industri yang merupakan produk teknologi maju.

Proses transmisi kebudayaan di dalam masyarakat modern akan menghadapi

tantangan-tantangan yang berat. Disinilah letak peranan pendidikan untuk

mengembangkan kepribadian yang kreatif dan dapat memilih nilai-nilai dari berbagai

lingkungan. Hanya dengan kesadaran terhadap nilai-nilai budaya lokal akan dapat

memberikan sumbangan bagi terwujudnya nilai-nilai global.

Berdasarkan konsep tersebut, maka budaya belajar juga dipandang sebagai

model-model pengetahuan menusia mengenai belajar yang digunakan oleh individu

atau kelompok sosial untuk menafsirkan benda, tindakan dan emosi dalam

lingkungannya. Budaya belajar dapat juga dipandang sebagai proses adaptasi manusia

dengan lingkungannya, baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

Sistem pengetahuan belajar digunakan untuk adaptasi dalam kerangka untuk

memenuhi tiga syarat kebutuhan hidup, yakni: (1) syarat dasar alamiah, yang berupa

kebutuhan biologis seperti pemenuhan kebutuhan makan, minum, menjaga stamina,

menjadikan lebih berfungsi organ-organ tubuh manusia; (2) syarat kejiwaan

yaknipemenuhan kebutuhan akan perasaan tenang, jauh dari perasaan-perasaan takut,

keterkucilan, kegelisahan dan berbagai kebutuhan kejiwaan lainnya; (3) syarat dasar

sosial, yakni kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, dapat melangsungkan

hubungan , dapat mempelajari kebudayaan, dapat mempertahankan diri dari serangan

musuh, dsb. (Suparlan, 1980; Bennet, 1976: 172).

Page 14: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 14

2. Sifat-sifat Budaya Belajar

Kebudayaan etnis di Indonesia jumlah tidak kurang dari 300 buah masing-

masing melekat didalamnya terdapat budaya belajar. Masing-masing budaya atau

budaya belajar memiliki ciri umum yang sama.

a. Budaya Belajar Dimiliki Bersama

Sifat budaya belajar yang melekat dalam kebudayaan diciptakan oleh

kelompok manusia secara bersama. Karena terlahir dari potensi yang dimiliki

manusia, maka budaya belajar kelompok itu merupakan suatu karya yang dimiliki

bersama. Bermacam-maca jenis kebudayaan tergantung dari pengkategoriannya. Jenis

kebudayaan dapat dipandang dari latar belakang etnis (kebudayaan etnis Sunda, etnis

Jawa, dll), letak geografis (kebudayaan masyarakat pantai atau pegunungan), agama

(kebudayaan muslim, kristen, dll), bahkan dari perkembangannya (kebudayaan

masyarakat kota, pedesaan, dll).

b. Budaya Belajar cenderung Bertahan dan Berubah

Karena dimiliki bersama, maka kebudayaan cenderung akan dipertahankan bersama.

Kebudayaan yang dipertahankan itu mencirikan jenis kebudayaan yang tertutup dan

bersifat statis. Namun pada sisi yang lain, karena hasil kesepakatan untuk diciptakan

dan dimiliki bersama, maka kebudayaan juga akan dirubah manakala terdapat

kesepakatan untuk melakukannya secara bersama. Sifat berubah suatu kebudayaan

mencerminkan kebudayaan yang terbuka dan bersifat dinamis.

Umumnya budaya belajar cepat atau lambat mengalami perubahan selain

pertahana, namun yang harus dicatat adalah adanya membedakan pada level individu

atau kelompok sosial dalam lamanya bertahan atau cepatnya berubah.

Page 15: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 15

c. Fungsi Budaya Belajar untuk Pemenuhuan Kebutuhan Manusia

Kebudayaan diciptakan bersama dan dikebangkan bersama karena dipercayai

akan berdaya guna untuk keperluan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara

individu maupun kolektif. Ada tiga syarat dasar yang harud dipenuhi oleh manusia

dengan budaya belajarnya, yakni:

a. Syarat dasar alamiah

b. Syarat kejiwaan atau psikologis

c. Kebutuhan dasar sosial.

d. Budaya Belajar Diperoleh Melalui Proses Belajar

Budaya belajar bukanlah sesuatu yang diturunkan secara genetik yangbersifat

herediter, melainkan dihasilkan melalui proses belajar oleh individu atau kelompok

sosial dilingkungannya.

Faktor yang menentukan dalam mempelajari budaya belajar adalah lewat

komunikasi dengan symbol bahasa. Bagaimanapun sederhananya satu kebudayaan

masyarakat, individu atau kelompok sosial pendukungnya masih bisa berkomunikasi

dengan bahasa ciptaannya. Semakin maju suatu budaya belajar, maka struktur

komunikasi berbahasa memperlihatkan kompleksitasnya.

3. Perwujudan Budaya Belajar

Wujud budaya belajar dalamkehidupan dapat dilihat pada dua kategori bentuk.

Pertama, perwujudan budaya belajar yangbersifat abstrak, dan kedua perwujudan budaya

yang bersifat kongkrit.

Perwujudan budaya belajar yang bersifat abstrak adalah konsekwensi dari cara

pandang budaya belajar sebagai sistem pengetahuan yang diyakini oleh individu atau

kelompok sosial sebagai pedoman dalam belajar.

Page 16: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 16

Perwujudan budaya belajar yang diperlihatkan secara kongkrit berupa (a) dalam

prilaku belajar; (b) dalam ungkapan bahasa dalam belajar; dan (c) hasil belajar berupa

material. Perwujudan prilaku belajar individu atau kelompok belajar sosial dapat dilihat

dari interaksi sosial juga dari kondisi resmi dan tidak resmi. Perbedaan dalam kondisi

mencerminkan adanya nilai, norma dan aturan yang berbeda.

Bahasa adalah salah satu perwujudan budaya belajar secara koongkrit pada individu

atau kelompok sisial. Kekurangan dalam menggunakan bahasa sedikit banyak akan

menghambat percepatan dalam merealisasikan dan mengembangkan budaya belajar.

Penguasaan bahasa ilmu pengetahuan dari berbagai bangsa lain memungkinkan akan

memperkuat dan mengembangkan budaya belajar seorang individu atau kelompok sosial.

Dalamkonteks Bangsa Indonesia yang kenyataannya multikultur menunjukkan wujud

berbahasa apa yang mencerminkan budaya belajarnya. Pada suku bangsa tertentu

memperlihatkan jenis bangsa yang masih sederhan. Kesederhanaan dalam bahasa

menunjukkan symbol dalam pengetahuannya.

Hasil belajar berupa material menjadikan perwujudan kongkret dari sistem budaya

belajar individu atau kelompok sosial. Dalam konsep keterampilan hidup terkandung

didalamnya sejumlah kecakapan-kecakapan yang dihasilkan melalui proses pembelajaran

yang berlangsung di lingkungannya, suatu masyarakat. Kecakapan tersebut diantaranya

(a) kecakapan dalam pengendalian diri; (b) kecakapan dalam kehidupan sosial; (c)

kecakapan akademik; (d) kecakapan bidang kejuruan. Perwujudan kecakapan dalam hasil

belajar banyak berupa perbuatan benda ataupun yang lainnya menunjukkan tingkat

budaya belajar yang selama ini ditempuh dan menjadi perhatiannya.

Page 17: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 17

Subtansi Budaya Belajar

Subtansi budaya belajar dapat dikategorikan dalam tiga bagian penting, yakni:

(a) sistem pengetahuan budaya belajar; (b) sistem nilai budaya belajar dan sistem etos

budaya belajar; (c) sistem pandangan hidup mengenai budaya belajar.

Sistem budaya belajar yang dimiliki manusia merupakan hasil akumulasi perolehan

pembelajaran sepanjang hidupnya pada lingkungannya, baik dalam lingkungan sosial

maupun alam sebagai bentuk penyesuaian diri dengan kenyataan-kenyataan hidup.

Ada tiga cara manusia mendapatkan pengetahuan belajar yang diperoleh dari

penyesuaian diri dengan lingkungannya, yakni: (a) melalui serangkaian pengalaman

hidupnya tentang kehidupan yang dirasakan, baik pengalaman dalam lingkungan alam

ataupun sosial; (b) melalui berbagai pengajaran yang diperolehnya baik melalui

pembelajaran dirumah masyarakat, ataupun pendidikan di sekolah; (c) pengalaman juga

diperoleh melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolik yang sering juga disebut

sebagai komunikasi simbolik.

Faktor-faktor yang memperngaruhi besarnya kepentingan nilai belajar adalah

pengalaman dan orientasi budaya di masa depan. Dalam perwujudan sehari-hari,

kelompok masyarakat perkotaan juga berbeda-beda dalam penghargaan budaya

belajarnya. Nilai budaya belajar juga akan berkaitan dengan jenis materi belajar apa yang

dipandang penting oleh suatu masyarakat. Etos budaya belajar merujuk pada penampilan

watak dasar belajar melekat pada individu atau kelompok suatu masyarakat. Pandangan

hidup budaya belajar terbentuk atas dasar-dasar sistem pengetahuan, nilai dan etos

budaya belajar yang dianut oleh masyarakat setempat. Sistem pengetahuan belajar yang

diperoleh dari lingkungan masyarakat di operasikan dalam bentuk sistem berpikir

mengenai pengkategorisasian.

Page 18: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 18

Dalam setiap masyarakat pandangan hidup terlihatkan atas sikap terbuka atau

tertutup. Terdapat kelompok masyarakat yang menerima budaya belajar yang hanya

cocok untuk lingkungannya dan menolak yang tidak sesuai dengan lingkungan

masyarakatnya.

5. Bidang Materi Budaya Belajar

Mengingat budaya belajar berlangsung dalam kehidupan, maka yang menjadi

bidang garapan atau materi pembelajaran adalah seluruh bidang kehidupan manusia. Para

ahli budaya sepakat untuk menetapkan bidang-bidang kehidupan manusia yang

senantiasa dibutuhkan dalam kehidupan di masyarakat manapun adanya, yakni:

a. Materi belajar sistem kepercayaan religi

Materi pembelajaran ini dalam masyarakat Indonesia menjadi materi yang

berkedudukan penting. Kajian materi pembelajaran ini dapat dicermati melalui

pembelajaran di lingkungan keluarga, masyarakat dan pendidikan formal. Lima

komponen yang dimasukkan dalam materi pembelajaran sistem kepercayaan dan religi,

yakni:

1. Emosi keagamaan

Pembelajaran emosi keagamaan diarahkan pada kekuatan kolektivitas, sehingga

menjadi identitas suatu kelompok sosial berasarkan kategori agama.

2. Sistem keyakinan

Sistem keyakinan ini diarahkan dalam budaya belajar untuk mengenal Tuhan

dengan sifat-sifatnya (Kosmologi); terjadinya alam dan kejadian dunia

(Kosmogoni); percaya pada hari akhirat (esyatologi);. Dalam budaya belajar sistem

keyakinan juga menyangkut nilai dan sistem norma keagamaan, ajaran kesusilaan,

dan dokrin religi lainnya yang berhubungan dengan tingkah laku manusia.

Page 19: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 19

3. Sistem ritus dan upacara keagamaan

Adalah suatu wujud budaya belajar dalam tindakan untuk melakukan perbandingan

kepada tuhan tme atau kekuatan gaib berupa Dewa dan Dewi, roh nenek moyang. Fungsi

ritus adalah sarana manusia untuk melakukan komunikasi secara khusus. Komunikasi itu

dilakukan secara rutin dengan menggunakan tata cara yang sudah ditentukan berupa

prilaku berdoa, bersujud, bersaji, berkorban dll.

4. Pelaksanaan ritus menggunakan

Artinya budaya belajar diarahkan untuk mengenal tempat-tempat yang disucikan untk

melaksanakan ritus misalnya bangunan mesjid, langgar, greja, pafoda, stupa, atau tempat

keramat lainnya.

5. Ummat beragama.

Yakni budaya belajar diarahkan untuk mengenal adanya kesatuan kelompok sosialnya

yang berdasarkan kesamaan dalam sistem agama atau keyakinan pada saat melaksanakan

ritus.

b. Materi belajar sistem organisasi sosial

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa hidup secara kelompok. Mereka memandang

hidup berkelompok jauh lebih menguntungkan dibandingkan hidup menyendiri. Terdapat

dua submateri yang disediakan bahan mengenai kehidupan sosial berikut organisasinya

yakni (a) organisasi simbolik, yakni organisasi yang semata-mata terbentuk atas tingkah

laku fisik yang bersifat otomatis, dan (b) organisasi sosial, yangterbentuk atas dasar

komunikasi dengan menggunakan sistem lambang.

Materi organisasi mempunyaidua aspek penting untuk diajarkan yakni aspek fungsi dan

aspek struktur.

Page 20: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 20

c. Materi belajar sistem mata pencaharian hidup

Adalah materi yang paling mendapat tekanan dari masyarakat manapun. Setiap

kelompok masyarakat memiliki sistem ekonomi yang bersumber dari lingkungannya.

Dalam pengkajian perekonomian setidaknya memerlukan tiga aspek, yakni: (a) ekonomi

sektor prodeksi; (b) ekonomi sektor distribusi; (c) ekonomi sektor konsumsi. Dalam

kaitannya dengan materi pembelajaran bidang ekonomi perlu memperhatikan jenis mata

pencaharian yang dijadikan bidang kehidupannya. Misalnya pada kelompok masyarakat

pedesaan lebih menekankan pada sektor produksi dan distribusi.

d. Materi belajar sistem peralatan dan teknologi

Adalah salah satu unsur kehidupan manusia yang berperan untuk mengembangkan

suatu masyarakat. Teknologi dipandang sebagai ilmu tentang sejumlah teknik yang

diciptakan masyarakat untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas kehidupan suatu

masyarakat. Pada perinsipnya teknologi ditemukan manusia karena terdesaknya oleh

kebutuhan dalam pekerjaannya. Dalam lingkungan keluarga, masyarakat ataupun sekolah

pembelajaran teknologi dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung dan

penggunaannyapun tidak hanya untuk orang dewasa tetapi anak sekolah pun sudah

mempelajarinya.

e. Materi belajar sistem bahasa

Salah satu materi budaya belajar yang bersifat khas adalah bahasa. Materi budaya

belajar ini mendapat perhatian yang besar oleh Antropologi mutakhir, mengingat bahasa

dipandang menjadi pangkat terwujud suatu kebudayaan. Bahasa tidak hanya diartikan

sekedar suara (bahasa lisan), melainkanjuga dengan tulisan )bahasa tulisan), bahkan

bahasa gerak (bahasa isyarat).

Page 21: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 21

f. Materi belajar sistem kesenian

Kesenian adalah unsur budaya yang berusia tua sebagai materi pembelajarannya,

kesenian secara tak langsung maupun langsung dijalankan dengan dengan budaya

belajar. Melihat citranya yang indah memungkinkan individu atau kelompok sosial

mempelajari kesenian setempat ataupun kelompok lain secara khusus.

B. Transmisi Budaya Belajar

Budaya belajar bukanlah sesuatu yang diturunkan secara genetic atau herediter,

melainkan melalui proses belajar oleh individu atau kelompok sosial di lingkungannya.

Budaya belajar dapat juga dipandang sebagai proses adaptasi manusia dengan

lingkungannya, baik berupa lingkungan fisik maupun lingkunngan sosial. Sistem

pengetahuan belajar digunakan untuk adaptasi dalam kerangka untuk kebutuhan hidup,

yakni: (1) syarat dasar alamiah, yang berupa kebutuhan biologis seperti pemenuhan

kebutuhan makan, minum, menjaga stamina, menjadikan lebih berfungsi organ-organ

tubuh manusia; (2) syarat kejiwaan yakni pemenuhan kebutuhan akan perasaan tenang,

jauh dari perasaan-perasaan takut, keterkucilan, kegelisahan dan berbagai kebutuhan

kejiwaan lainnya; (3) syarat dasar sosial, yakni kebutuhan untuk berhubungan dengan

orang lain, dapat melangsungkan hubungan, dapat mempelajari kebudayaan, dapat

mempertahankan diri dari serangkai musuh dsb (suparlan, 1980;Bennet, 1976: 172).

Pewarisan budaya belajar dapat disamakan dengan istilah “tranmisi kebudayaan”,

yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk

dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estapet kebudayaan, faktor yang

menentukan dalam mempelajari budaya belajar adalah lewat komunikasi dengan simbol

bahasa.

Page 22: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 22

1. Kepribadian dan Budaya Belajar

Pembahasan kepribadian pada umumnya membicarakan aspek internal individu,

sementara budaya belajar berkait dengan aspek eksternal individu. Suatu pembahasan

yang komprehensif yang menghubungkan antara aspek kepribadian dengan budaya

belajar bilamana ditempatkan dalam konteks kepribadian publik, artinya suatu

kepribadian yang secara umum dianut oleh masyarakat yang ada dalam suatu lingkungan

masyarakat. Landasannya adalah budaya belajar akan dapat diinternalisasikan dalam

hidup masyarakat.

a) Kepribadian yang Selaras

Teori sosialisasi adalah salah satu teori yang banyak digunakan untuk menganalisis

tentang adannya kepribadian yang selaras dengan lingkungannya. Kepribadian yang

selaras disini adalah kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang

dimasyarakat yang bersangkutan. Seorang individu yang selaras adalah individu yang

menjadi pendukung kebudayaan secara penuh karena jenis kepribadian yang dimilikinya

itu terbentuk karena pengaruh kebudayaan dimana ia tingga.

b) Kepribadian yang Menyimpang

Sementara itu terdapat pula teori yang menentang adanya kepribadian publik melalui

sosialisasi, yakni psiko-analisis. Teori ini beranggapan bahwa perkembangan kepribadian

adalah suatu yang tidak sederhana seperti yang digambarkan. Kenyataan ini dibuktikan

dengan menunjukan fakta, bahwa kepribadian itu tidak hanya dibentuk oleh lingkungan

eksternal (lingkungan sosial),melainkan juga oleh internal (bakat dan karakteristik) dan

diri anak itu sendiri.

Page 23: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 23

2. Sarana Pewarisan Budaya Belajar

Usaha pewarisan bukan sekedar menyampaikan atau memberikan sesuatu yang

material, melainkan yang terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap

terbaik yang telah menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat.

Usaha pewarisan ini dipandang sangat penting kedudukannya,karena bukan hanya untuk

kepentingan golongan tua saja atau golongan muda saja, melainkan lebih jauh untuk

menunjukkan keberadaan suatu masyarakat atau bangsa.

3. Lingkungan Pendidikan Keluarga

Kajian Antropologi pendidikan, lingkungan keluarga merupakan unit sosial yang

paling kecil dan menjadi salah satu lingkungan yang mendapat perhatian penting dalam

mengenali fenomena sosial yang berimplikasi kepada pengenalan sistem kekerabatan dan

organisasi sosial serta sistem mata pencaharian hidupnya. Demikian halnya dengan

mengenal sitem pewarisan kebudayaan, keluarga mempunyai peranan penting karena

dalam keluarga itulah suatu generasi dilahirkan dan dibesarkan. Mereka mendapatkan

pelajaran pertama kali di lingkungan keluarga, apalagi bagi masyarakat yang belum

mengenal dan menciptakan lingkungan pendidikan formal.

Di dalam lingkungan keluarga terdapat fungsi utama keluarga, yaitu:

d. Fungsi seksual keluarga, malalui perkawinan

e. Pusat perekonomian

f. Fungsi edukasi

Inti proses pewarisan budaya melalui keluarga adalah terjadinya interaksi berjalan

perlahan tetapi pasti tanpa prosedur, yang berbelit-belit. Adapun fokus perhatiannya

yakni dengan meneliti tentang pola pengasuhan anak-anak.

Page 24: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 24

4. Lingkungan Pendidikan Masyarakat

J.P. Gilian mengartikan masyarakat sebagai sekolompok manusia yang tersebar,

yang mempunyai kebiasaan tradisi, sikap dan perasaan untuk hidup bersama. Masyarakat

terdiri atas kesatuan-kesatuan yang paling kecil. Pada perinsipnya suatu masyarakat

berwujud apabila diantara kelompok individu-individu tersebut telah lama melakukan

kerjasama serta hidup bersama secara menetap. Sistem pewarisan budaya lewat

lingkungan masyarakat berlangsung dalam berbagai pranata sosial, diantaranya

pemilikan hak milik, perkawinan, religi, sistem hukum, sistem kekeranatan dan sistem

edukasi.

5. Lingkungan Pendidikan Sekolah

Sekolah adalah sarana yang diciptakan oleh masyarakat yang berfungsi untuk

melaksanakan pembelajaran. Pendidikan di sekolah dalam kerangka pewarisan budaya

jelas sekali arahnya. Para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian

pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan adalah program yang

disesuaikan dengan sistem pengetahuan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.

Proses pewarisan budaya di sekolah dilakukan secara bertahap, terencana dan terus

menerus. Cara pewarisan melalui lembaga sekolah itu hanya berlaku bagi masyarakat

yang berkebudayaannya kompleks.

6. Lingkungan Pendidikan Media Massa

Media massa adalah suatu bagian dalam masyarakat yang bertugas

menyebarluaskan berita, opini, pengetahuan, dsb. Sifat media massa adalah mencari

bahan pemberitaan yang aktual (hangat), menarik perhatian, dan menyangkut

kepentingan bersama. Berdasrkan sifatnya, media massa salah satu fungsinya sebagai

media kontrol yang terjadinya berbagai penyimpangan dari nilai dan norma serta aturan

yang berlaku di masyarakat. Selain itu berfungsi juga sebagai sarana pendidikan bagi

Page 25: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 25

masyarakat. Melalui media massa akan terjalin hubungan atau kontak sosial secara tidak

langsung antar anggota masyarakat. Keseluruhan itu menunjukkan besarnya peran media

massa dalam pembentukan pewarisan budaya belajar bagi seluruh anggota masyarakat.

C. Proses Perubahan Budaya Belajar

Perubahan budaya merupakan sebuah keharusan yang prosesnya dapat secara

langsung dan tidak langsung.

Individu/kelompok sosial akan berkesesuaian dengan motivasi untuk mengadakan

pembaharuan dalam budaya belajarnya apabila didukung oleh faktor-faktor berikut:

a. Adanya kesadaran dari para individu akanadanya kelemahan pola budaya belajar yang

selama ini dianutnya.

b. Adanya mutu dan keahlian para individu yangbersangkutan dalam mendorong

terjadinya penemuan budaya belajar yang baru.

c. Adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong adanya mutu budaya

belajar dalam bentuk penghargaan khalayak mengenai temuannya.

d. Adanya suasana keritis yang berlangsung dalam masyarakat bersangkutan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses perubagan budaya belajar, yakni:

1. Faktor waktu dalam perubahan budaya belajar

Faktor waktu disebut juga perubahan budaya belajar yang alamiah. Budaya belajar ini

berlangsung secara perlahan, tetapi pasti berkembang. Perubahan budaya belajar

dipandang mengikuti hukum evolusi, dalamarti perkembangannya mengikuti tahapan-

tahapan. Rentang pertahan perkembangan budaya belajar cukup lama.

2. Faktor kontak budaya dalamperubahan budaya belajar

Kontak budaya dalam perubahan budaya berlangsung dalamproses peniruan, atau

pengambilan suatu unsur budaya luar untuk kemudian dijadikan kepentingan pemenuhan

kebutuhan bagi suatu masyarakat.

Page 26: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 26

3. Faktor kecepatan dalam perubahan budaya belajar

Kecepatan perubahan budaya menjadi prinsip dasar dalam perubahan budaya belajar.

Dimana perubahan budaya belajar ini pada dasarnya berlangsung dari awal atau seerhana

menuju komplek.

4. Akulturasi Budaya Belajar

Istilah akulturasi baru dapat dikemukakan pada tahun 1934 oleh sebuah lembaga

penelitian Ilmu Sosial Internasional. Adapun anggotanya yangterkenal seperti Redfield,

Linton, dan Herskovits, yang merumuskan definisi tentang akulturasi meliputi sebuah

fenomena yang timbul sebagai akibat adanya kontak secara langsung dan terus menerus

antara kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda,

sehingga menimbulkan adanya perubahan kebudayaan yang asli dari kedua masyarakat

bersangkutan.

Akulturasi budaya belajar dapat terwujud melalui budaya yang bentuknya bermacam-

macam, antara lain:

1. Kontak budaya belajar bisa terjadi antar seluruh anggota masyarakat atau sebagian

saja, bahkan hanya individu-individu dari dua masyarakat. Misalnya kontak budaya

dalam bidang keagamaan.

2. Kontak budaya belajar berjalan melalui perdamaian diantara dua kelompok

masyarakat yang bersahabat, maupun melalui cara permusuhan antar kelompok.

Contohnya antara bangsa Indonesia dengan Malaysia yang kebanyakan penduduknya

masih satu rumpun bangsa.

3. kontak budaya belajar dapat timbul diantara masyarakat yang mempuyai kekuasaan

baik dalam politik maupun ekonomi.

5. Asimilasi Budaya Belajar

Page 27: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 27

Asimilasi dapat dipandang sebagai proses sosial yang ditandai dengan makin

bergantungnya perbedaan-perbedaan antar individu dan antar kelompok serta dengan

semakin eratnya persatuan dalam segi aktivitas. Asimilasi berkaiatan dengan sikap dan

proses mental yang berhubungan dengan tujuan dan kepentingan bersama. Asimilasi

budaya belajar pada dasarnya proses saling mempelajari pola budaya belajar

antarindividu dan kelompok sehingga dapat mengembangkan budaya belajar masing-

masing.

Proses asimilasi budaya belajar dapat berjalan dengan cepat ataupun lamban bergantung

pada beberapa faktor.

1. Adanya toleransi yang memadai antar dua individu atau kelompok masyarakat

memiliki perbedaan-perbedaan.

2. Adanya faktor ekonomi yang menjadi kemungkinan akan memperlancar atau

memperlambat jalannya asimilasi budaya belajar.

3. adanya faktor kesan yang baik atau rasa simpatik pada saat mengadakan kontak

budaya belajar pada awalnya.

4. adanya faktor perkawinan campuran menjadi faktor yang kuat untuk terwujudnya

suatu asimilasi budaya belajar.

6. Inovasi Budaya Belajar

Konsep inovasi dibedakan dalam dua term, yaitu discoveri dan invention. Keduanya

memiliki orientasi yang sama namun memiliki perbedaan. Lebih tegasnya Persudi

Suparlan (1987) menyatakan discoveri adalah suatu penemuan baru yang berupa persepsi

mengenai hakikat suatu gejala atau hakikat mengenai hubungan antara dua gejala atau

hakikat mengenai hubungan antara dua gejala/lebih. Sedangkan inventation adalah

ciptaan baru yang berupa benda/pengetahuan yang diperoleh melalui proses pencintaan

Page 28: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 28

yang didasarkan atas pengkombinasian dan pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada

mengenai benda atau lainnya.

Individu atau kelompok masyarakat yang memiliki konfigurasi mental dalam budaya

belajar akan berjalan melalui tiga tahap.

1. tahap analisis: melakukan analisis terhadap konfigurasi baru yang dipandang dari

konfigurasi yang sudah ada.

2. tahap identifikasi: melakukan perbandingan-perbandingan, penilaian dan menemukan

adanya kecocokan-kecocokan.

3. tahap substitusi: menentukan untuk mengganti konfigurasi budaya belajar yang lama

kedalam konfigurasi belajar yang baru.

Individu atau kelompok sosial akan berkesesuaian dengan motivasi untuk mengadakan

pembaharuan dalam budaya belajarnya bilamana didukung oleh faktor-faktor sebagai

berikut:

a) Adanya kesadaran dari para Individu akan adanya kelemahan pola budaya belajar

selama ini dianutnya.

b) Adanya mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan dalam mendorong

terjadinya penemuan budaya belajar yang baru

c) Adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong adanya mutu budaya

belajar dalam bentuk penghargaan khalayak mengenai temuannya

d) Adanya suasana krisis yang berlangsung dalam masyarakat bersangkutan.

Suatu pembaharuan budaya belajar akan diterima oleh suatu masyarakat bila memenuhi

syarat-syarat berikut.

1. Masyarakat bersangkutan harus merasa butuh dengan perubahan budaya belajar yang

diawali adanya kesadaran bersama bahwa budaya belajar yang saat ini berlangsung

sudah tidak cocok lagi digunakan dalam kehidupan.

Page 29: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 29

2. Perubahan budaya belajar yang ditemukan harus dapat dipahami dan dikuasai oleh

anggota masyarakat lainnya.

3. penemuan budaya belajar harus bisa diajarkan pada masyarakat.

4. penemuan budaya belajar harus menggambarkan keuntungan masyarakat pada masa

yang akan datang.

5. perubahan tersebut tidak merusak prestise pribadi atau gologan.

7. Difusi Budaya Belajar

Difusi budaya belajar dipandang sebagai proses penyebaran dari suatu budaya belajar

individu ke individu lainnya atau intra-masyarakat atau dari masyarakat ke masyarakat

lainnya atau difusi inter-masyarakat, nila suatu budaya belajar baru diterima oleh

masyarakat karena bekesesuaian dengan sistem gagasan, kebiasaan serta emosi-emosinya

maka budaya belajar akan menjadi gejala universal. Sebaliknya budaya belajarbaru yang

ketika disebarkan hanya didukung oleh sebagaian masyarakat saja disebut alternative.

Sedangkan bila pendukung budaya belajar hanya sebagian kecil disebut spesialis.

Manakala sistem gagasan, tingkahlaku dan sikap budaya belajar baru hanya muncul pada

perorangan saja maka disebut particular individu.

Proses peniruan budaya belajar disebut imitasi. Dikalangan para inovasi budaya

belajar gejala peniruan bisa dilakukan, manakala mereka dihadapkan pada suatu masalah

untuk segera memecahkan masalah dilingkungannya. Gejala peniruan ini bisa berbentuk

trial and error artinya mencoba-coba, bisa benar bisa juga salah.

Salah satu prinsip difusi budaya belajar adalah jika terjadi mula pertama menyebar

atau diidentifikasi oleh kelompok masyarakat yang letaknya dan hubungannya paling

dekat dengan sumber perubahan budaya belajar. Prinsip lainnya berkenaan dengan

marginal servival, yakni jauh unsur kebudayaan yang disebarkan itu dari pusatnya maka

Page 30: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 30

sifat kebudayaan itu semakin kabur atau dengan kata lain unsur kebudayaan yang

tersebar itu telah mengalami perubahan baik dari bentuknya maupun isinya.

8. Dampak Perubahan Budaya Belajar

Besarnya tuntutan budaya belajar baru dari dalam disebabkan karena semakin

besarnya tuntutan akan kebutuhan hidup. Adanya kesempatan atau peluang dimiliki oleh

lingkungan tersebut untuk memungkinkan terjadinya perubahan budaya belajar. Bila

peluang tersebut dipandang menguntungkan dalam kehidupan sosial, sangat besar

kemungkinan perubahan budaya belajar baru akan diterima.

Dampak perubahan budaya belajar dalam kehidupan dapatlah kita amati dalam

kejadian sehari-hari di lingkungan kita. Setiap individu atau kelompok masyarakat

menginterpretasi semakin sulitnya kehidupan dan semakin ketatnya persaingan yang

menjadikan individu atau kelompok sosial mengubah pola budaya belajar dalam

kehidupannya. Dalam prilaku sehari-hari pembangunan sarana seperti transportasi,

teknologi informasi memungkinkan setiap individu atau kelompok masyarakat di

pedesaan ataupun diperkotaan melakukan perubahan pola belajar. Terlebih lagi dalam

lingkungan, baik dipersekolahan dasar, menengah ataupun tinggi penggunaan ICT telah

berdampak pada perubahan pola budaya belajar.

Dalam pandangan adaptasi budaya belajar, individu atau kelompok sosial melakukan

tindakan adaptasi dalam rangka dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar sehingga dapat

melangsungkan kehidupannya dengan sebaik-baiknya. Perbedaan respon dalam

menghadapi budaya belajar baru pada dasarnya disebabkan karena perbedaan dalam

beradaptasi yang dikategori menjadi dua begian, yakni kelompok yang setuju dan yang

tidak setuju dengan perubahan budaya

Penetrasi budaya belajar adalah penyebab budaya belajar individu atau kelompok sosial

dapat berubah yang disebabkan kontak dengan dunia luar. Dapat secara langsung, yakni

Page 31: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 31

melalui antarindividu atau antarkelompok secara berhadapan. Maupun secara tidak

langsung berupa bentuk kontak melalui media massa, koran, majalah, radio, televisi, dan

bentuk media lainnya sehingga membentuk sejumlah pengetahuan baru yang bernilai

penting bagi pengembangan kehidupan di lingkungannya. Proses penerimaan suatu unsur

kebudayaan dari luar disebut penetrasi budaya. Artinya unsur yang datang dari luar

secara perlahan ikut menyertai atau membonceng dalam suatu saluran yang dianggap

sebagai saluran umum, kemudian secara perlahan unsur tersebut masuk dan mengubah

budaya belajar atau sebagian budya belajar yang hidup dalam suatu masyarakat.

Page 32: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 32

KESIMPULAN

Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang telah berkembang secara historik

dan memiliki organisasi dan struktur organisasi yang berkembang secara terus

menerus yang dipelajari oleh anggota-anggota suatu mansyarakat. Ruth Benedict

menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah istilah sosiologis untuk tingkah

laku yang bisa dipelajari. Dengan demikian tingkah laku manusia bukanlah

diturunkan seperti tingkah laku binatang tetapi yang harus dipelajari kembali

berulang-ulang dari orang dewasa dalam suatu generasi. Di sini kita lihat betapa

pentingnya peranan pendidikan dalam pembentukan kepribadian manusia.

Proses transmisi kebudayaan di dalam masyarakat modern akan menghadapi

tantangan-tantangan yang berat. Disinilah letak peranan pendidikan untuk

mengembangkan kepribadian yang kreatif dan dapat memilih nilai-nilai dari berbagai

lingkungan. Hanya dengan kesadaran terhadap nilai-nilai budaya lokal akan dapat

memberikan sumbangan bagi terwujudnya nilai-nilai global.

Berdasarkan konsep tersebut, maka budaya belajar juga dipandang sebagai

model-model pengetahuan menusia mengenai belajar yang digunakan oleh individu

atau kelompok sosial untuk menafsirkan benda, tindakan dan emosi dalam

lingkungannya. Budaya belajar dapat juga dipandang sebagai proses adaptasi manusia

dengan lingkungannya, baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

Page 33: MAKALAH TRANSMISI BUDAYA LENI.pdf

LANDASAN ILMIAH ILMU PENDIDIKAN | 33

Anonimus.http:// www.kosmext 2010.com/makalah- sosiologi-antropologi-pendidikan-

konsep-transmisi-perubahan-budaya-belajar.php

Anonimus.http://ismitauziahulfah.blogspot.com/2010/10/konsep transmisi dan

perubahan –budaya.html

Ardiwinata, S Jajat, Hufad, Achmad. 2006. Sosiologi Antropologi Pendidikan.

Bandung: UPI Press

Manan,imran.1989.Dasar-dasar Sosial Budaya pendidikan.Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.Jakarta