MAKALAH TQM
-
Upload
rika-julita-agustin -
Category
Documents
-
view
39 -
download
0
Transcript of MAKALAH TQM
MAKALAH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) / MANJEMEN KUALITAS TERPADU
A74
Dwi Indah Mawarni (1011014)
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen Mutu Terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit, khususnya
di lingkungan berbagai badan usaha/perusahaan dan industri, yang telah terbukti
keberhasilannya dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya masing-masing
dalam kondisi bisnis yang kompetitif.
Di era globalisasi, kunci untuk meningkatkan daya saing perusahaan adalah kulaitas.
Perusahaan yang mampu menghasilkan produk (barang atau jasa) berkualitas dapat
memenangkan persaingan global.
Kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada kemampuan utuk member
respons terhadap perubahan-perubahan tersebut secara efektif. Umumnya perubahan-
perubahan yang terjadi disebabkan oleh berbagai kekuatan yang ada, baik internal mauoun
eksternal. Ada empat kekuatan utama, yaitu karakteristik demografi, kemajuan teknologi,
perubahan pasar, dan tekanan social serta politik. Kekuatan internal bisa dipengaruhi oleh
masalah sumber daya manusia dan peilaku atau keputusan manajerial.
TQM merupakan paradigm baru dalam menjalankan strategi yang berpaya
memaksimalkan daya saing perusahaan melalui perbaikan secara berkesinambungan atas
kualitas produk, sumber daya manusia, proses dan ligkungan organisasi / perusahaan.
Menurut Hadari Nawari (2005:46) Manajemen Mutu Terpadu adalah manajemen
fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan pada peningkatan
kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam
pelaksanaan tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan masyarakat
(community development). Konsepnya bertolak dari manajemen sebagai proses atau
rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yang harus di integrasi pula
dengan tahapan pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen, agar terwujud kerja sebagai kegiatan
memproduksi sesuai yang berkualitas. Setiap pekerjaan dalam manajemen mutu terpadu harus
dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan dan alat), pelaksanaan
teknis dengan metode kerja/cara kerja yang efektif dan efisien, untuk menghasilkan produk
berupa barang atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat.
Untuk dapat mencapai kualitas produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
pelanggan perusahaan harus mampu hanya menghasilkan produk yang sesuai dengan
keinginan pelanggan. Untuk mewujudkan perlu suatu filosofi untuk menghilangkan
pemborosan. Selain itu, usaha menghasilkan produk yang bermutu hanya dapat dicapai bila
proses bermutu dapat dicapai. Perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan penghematan di
berbagai bidang hanya dapat dilakukan dalam suatu proses yang berlangsung panjang dan
terus menerus dan berkesinambungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Total Quality Management (TQM)
TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan
didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada
kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada
anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat.
Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tigakata yang
membentuknya, yaitu Total (keseluruhan), Quality (kualitas/derajat keunggulan barang dan
jasa), Management
(tindakan,seni, cara menangani, pengendalian).Pengertian kualitas yang diambil dari
“American Society for Quality Control ” (Kotler: 1994) bahwa: “Quality is the totality of
features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisty stated of
implied needs”.
Definisi di atas berkonotasi kepada pelanggan. Produkbermutu kalau dapat
memuaskan para pelanggan yang mengkonsumsiproduk tersebut.Dalam hal kualitas dianggap
layak, maka diperlukan suatuproduk untuk dapat memenuhi dimensi-dimensi berikut ini:
1. Performance : seberapa cocok produk itu digunakan sesuaidengan fungsi pemenuhan
kebutuhannya
2. Features : konten dari produk yang membedakannya dari produklain
3. Reliability : seberapa lama produk itu dapat bertahan darikerusakan
4. Conformance : sejauh mana produk dapat dikembangkan olehkonsumen itu sendiri.
5. Durability : seberapa lama produk dapat digunakan sampai benarbenar tidak dapat dipakai
lagi
6. Serviceability, speed, cost, easy to repair : ada tidaknya serviscenter dan seberapa banyak
biaya yang dikeluarkan konsumenuntuk itu.
7. Esthetic : nilai keindahan dari produk, termasuk dalam definisi iniadalah tampilan fisik
produk.
8. Percieved quality : kesan yang membekas dari produk padapemikiran konsumen
B. Prinsip-prinsip Total Quality Management (TQM)
Tiga Prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari beberapa hal, sebagai berikut:
1. Fokus pada pelanggan
Mutu berdasarkan pada konsep bahwa setiap orang mempunyai pelanggan dan
bahwa kebutuhan dan harapan pelanggan harus dipenuhi setiap saat kalau
organisasi/perusahaan secara keseluruhan bermaksud memenuhi kebutuhan pelanggan
eksternal (pembeli).
2. Perbaikan proses
Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada premisi suatu seri
(urutan) langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output seperti
produk berupa barang dan jasa. Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam
proses kerja sangat penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki
keandalan. Tujuan pertama perbaikan secara terus menerus ialah proses yang handal,
dalam arti bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang
diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnya belum dapat
diterima maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang kembali proses
tersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan,
agar pelanggan puas.
3. Keterlibatan total
Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif dan
mencakup usaha yang memanfaatkan bakat semua karyawan dalam suatu organisasi untuk
mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive advantage) di pasar yang dimasuki.
Karyawan pada semua tingkatan diberi wewenang/kuasa untuk memperbaiki output melalui
kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan,
memperbaiki proses dan memuaskan pelanggan. Pemasok juga dilibatkan dan dari waktu ke
waktu menjadi mitra melalui kerjasama dengan para karyawan yang telah diberi
wewenang/kuasa yang dapat menguntungkan organisasi/perusahaan. Pada waktu yang sama
keterlibatan pimpinan bekerjasama dengan karyawan yang telah diberi kuasa tersebut.
.Dale H. Besterfield (1995) menyatakan bahwa untuk dapat berhasil dengan baik,
penerapan sistem TQM harus berpedoman pada enam prinsip dasar yang menjadi acuannya.
Keenam prinsip dasar tersebut adalah:
1. Kesediaan manajemen dalam melibatkan seluruh pendukungorganisasi.
2. Fokus pada pelanggan internal dan eksternal.
3. Melibatkan dan menggunakan secara efektif seluruh kekuatanorganisasi.
4. Perbaikan secara terus menerus atas bisnis dan proses produksi.
5. Memperlakukan pemasok sebagai teman (partner).
6. Menetapkan keberhasilan kinerja proses.
Sedangkan Bill Creech (1995) mengatakan bahwa program TQM harus mempunyai
empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya, yaitu:
1. Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada
kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang program, termasuk dalam setiap proses dan
produk.
2. Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam memperlakukan
karyawan, mengikutsertakannya dan memberikan inspirasi.
3. Program TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan
wewenang di semua tingkat, terutama di garis depan, sehingga antusiasme keterlibatan dan
tujuan bersama bisa jadi kenyataan.
4. Program TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijaksanaan,
dan kebiasaan mencapai setiapsudut dan celah organisasi.
Inti dari TQM adalah bagaimana memberikan kepuasan kepada customer, baik itu
kualitas pelayanan maupun kualitas produk. Semuanya bisa tercapai jika process, system, dan
people saling terintegrasi satu sama lain. Dan semuanya itu disertai oleh commitment terhadap
pencapaian perbaikan mutu/kualitas serta mengkomunikasikan tujuan semua ini. Pencapaian
ini juga akan sangat dipengaruhi oleh budaya kerja perusahaan.
C. Elemen pendukung dalam TQM
1. Kepemimpinan.
Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan,
menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-
siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika memutuskan
untuk menggunakan TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan manajer senior
sebagai penasihat, guru, dan pimpinan tidak bisa diremehkan. Mereka harus
mengembangkan secara partisipatif, baik misi, visi, maupun proses manajemen.
2. Pendidikan dan Pelatihan.
Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang
apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua
karyawan, memberikan baik informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan
mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan
suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan.
3. Struktur Pendukung.
Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang
dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin
diperoleh dari luar melalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam
organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen
senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui “network” dengan
manajer mutu di bagian lain dalam organisasi dan membantu sebagai narasumber
mengenai topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi tim manajer senior.
4. Komunikasi.
Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara
berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu
komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan
mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk
menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap
karyawan.
5. Ganjaran dan Pengakuan.
Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin
diberi ganjaran, sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui
apa yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan
proses menejemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju
pekerjaan yang sukses, dan menungkinkan promosi atau sukses individu secara
menyeluruh. Jadi pada dasarnya karyawan yang berhasil mencapai mutu tertentu harus
diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.
6. Pengukuran.
Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan
proses manajemen mutu. Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan
penilaian kinerja yang realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap
orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.
Penjelasan dan pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberi
tahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan, melainkan yang diketahuinya
berdasarkan data. Di dalam menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal
harus diukur untuk menentukan seberapa jauh kita memiliki pengetahuan atas pelanggan
sehingga kebutuhan mereka benar-benar dipenuhi. Di samping keenam elemen pendukung
di atas, ada unsur yang tidak bisa diabaikan, yaitu gaya kepemimpinan dalam organisasi/
perusahaan bersangkutan. Suatu cara/gaya bagaimana seseorang manajer sebagai seorang
pimpinan melakukan sesuatu sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas yang dilakukan
oleh bawahan/karyawan
D. Manfaat Total Quality Management (TQM)
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan TQM khususnya bagi pelanggan
perusahaan maupun bagi staf dan karyawan. Manfaat tersebut didasarkan pada sistem kerja dari
program TQM yang berlandaskan pada perbaikan berkesinambunganatau berkelanjutan. Hal ini
akan mengurangi berbagai bentuk pemborosan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Kedua
faktor itu pada akhirnya akan meningkatkan profit atau keuntungan.
Manfaat TQM bagi perusahaan adalah:
1.Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
2.Staff lebih termotivasi
3.Produktivitas meningkat
4.Biaya turun (cost reduction)
5.Produk cacat berkurang
6.Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat
7.Membantu terciptanya team work
8.Membuat perusahaan lebih sensitive terhadap kebutuhanpelanggan
9.Hubungan antara staff departemen yang berbeda lebih mudah
Manfaat TQM bagi customer /pelanggan adalah:
1. Pelanggan lebih diperhatikan
2. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produkataupun pelayanan
3. Kepuasan pelanggan terjamin
BAB III
SIMPULAN
TQM merupakan paradigma baru dalam menjalankan strategiyang berupaya
memaksimumkan daya saing perusahaan melaluiperbaikan secara berkesinambungan atas
kualitas produk, sumberdaya manusia, proses dan lingkungan organisasi/perusahaan.
Tanggung jawab untuk manajemen kualitas ada pada semualevel dari manajemen,
tetapi harus dikendalikan oleh manajemenpuncak (top management) dan implementasinya
harus melibatkan semua anggota organisasi.
Untuk keberhasilan pengembangan kualitas, diperlukan jugaelemen pendukung
seperti; kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan,struktur pendukung, komunikasi, ganjaran
dan pengakuan, sertapengukuran.