Makalah Sumpah Pemuda 1

32
MAKALAH “ SUMPAH PEMUDA “ Disusun oleh : NOVIA FATMAWATI X AK 1 SMK MA’ARIF NU BANJAR

description

Makalah Sumpah Pemuda 1

Transcript of Makalah Sumpah Pemuda 1

MAKALAH

“ SUMPAH PEMUDA “

Disusun oleh :

NOVIA FATMAWATI

X AK 1

SMK MA’ARIF NU BANJAR

2015

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi penelitian ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga

tercurah limpahkan kepada Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga

dan sahabatnya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam penyusunan skripsi penelitian ini.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan

karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, penulis tetap berharap agar

makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk

perbaikan dan penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu penulis

ucapkan terima kasih.

Tasikmalaya, Oktober 2015

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................ 2

D. Manfaat .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

A. Tonggak Sejarah Perjuangan Nasional........................................... 3

B. Pengagas Kongres Sumpah Pemuda Pertama................................. 6

C. Makna Sumpah Pemuda................................................................. 10

D. Nilai-Nilai Sumpah Pemuda dan Persatuan.................................... 12

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 16

A. Kesimpulan .................................................................................... 16

B. Saran .............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai pemuda yang berjuang

demi Indonesia dengan cara berprestasi mengharumkan nama Indonesia. Terlepas

dari itu semua,pada jaman sebelum kemerdekaan pemuda mengahargai negeri ini

dengan cara rela mati demi kemerdekaan indonesia yang saat itu tengah dijajah oleh

kaum nonpribumi. Kegigihan pemuda kala itu dapat menghasilkan sebuah

kemerdekaan bagi Indonesia dengan cara membuat organisasi pemuda sehingga

menghasilkan “sumpah pemuda”.

Sumpah pemuda adalah sebuah ikrar dari para pemuda yang dijadikan bukti

otentik bahwa pada tangga 28 oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh

karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28

Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia

ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas

dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang

kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi

mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang

menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai

kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka rumusan

permasalahan yang didapatkan pada makalah ini adalah :

1. Bagaimana sejarah peristiwa 28 Oktober 1928 itu bisa terjadi ?

2. Apa saja isi sumpah pemuda ?

3. Bagaimana pengaruh sumpah pemuda terhadap bangsa Indonesia ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui arti

penting peristiwa 28 Oktober 1928 bagi bangsa Indonesia.

D. Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari hasil penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui arti penting peristiwa 28 Oktober 1928 bagi bangsa Indonesia.

2. Dapat mengambil hikmah dari peristiwa 28 Oktober 1928 bagi masa yang akan

datang.

3. Menambah wawasan kita terhadap sejarah perjuangan bangsa

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tonggak Sejarah Perjuangan Nasional

Salah satu tonggak sejarah perjuangan Bangsa Indonesia adalah Sumpah

Pemuda yang selalu diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Namun momen penting

ini tidaklah berdiri sendiri, Sumpah Pemuda merupakan hasil dari serangkaian

perjuangan-perjuangan Bangsa Indonesia sejak ribuan tahun silam dalam usaha

membebaskan diri dari belenggu penjajahan.

Seperti kita ketahui bersama, sebelum 1928, perjuangan telah dimulai sejak

abad ke-17, dimana waktu itu perlawanan-perlawanan secara fisik dari berbagai

daerah muncul akibat kekejaman dan penindasan kaum penjajah. Tak heran, kalau

di tahun 1628 dan 1629 Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram berani

menyerang kompeni hingga ke Batavia.

Tahun 1662 – 1669 Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI juga mengadakan

perlawanan mengusir penjajah di Makasar. Lalu 1817 di Ambon ada Pattimura,

kemudian 1825 -1830 terjadi Perang Diponegoro, demikian pula di Sumatera,

Tuanku Imam Bonjol memimpin perlawanan pada tahun 1824 hingga 1837.

Perlawanan lainnya pun muncul dengan tujuan yang sama mengusir penjajah dari

bumi Indonesia.

Akan tetapi sangat disayangkan, perjuangan tersebut tidak membawa hasil

yang diharapkan karena politik devide et impera yang diterapkan Belanda waktu itu

mampu menaklukkan semua perlawanan. Belanda mampu menaklukkan hampir

seluruh wilayah nusantara sehingga bangsa ini semakin mengalami penderitaan

panjang.

3

Sadar akan hal tersebut, para pemuda Indonesia yang memiliki semangat dan

jiwa patriotisme kemudian melakukan bentuk perlawanan dalam bentuk yang lain.

Mereka melawan – bukan dalam arti fisik – melalui organisasi Budi Oetomo yang

didirikannya pada 20 Mei 1908. Momen ini kemudian dijadikan sebagai tonggak

sejarah kebangkitan pemuda Indonesia dalam pergerakan kebangsaan Indonesia,

yang kemudian diakui sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Beberapa tahun kemudian tepatnya 1911 muncul Sarekat Islam yang

didirikan oleh HOS Tjokroaminoto. Setahun kemudian namanya diubah menjadi

Sarekat Dagang Islam. Selain itu di tahun yang sama, berdiri pula Indische Partai

yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu Danudirdja Setia Budi, Ki Hajar Dewantara

dan Tjipto Mangunkusumo. Tujuan politiknya sangat jelas yaitu untuk

membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda. Ketiga tokoh ini kemudian

dibuang karena dianggap membahayakan kelangsungan Pemerintah Hindia Belanda

melalui tulisan-tulisannya yang tajam di surat kabar. Demikian pula gerakan dan

aksi-aksi yang mereka lakukan.

Organisasi-organisasi lain pun kemudian bermunculan, namun belum

memberikan harapan yang menggembirakan. Mereka tetap tak mampu menghadapi

dan memberikan perlawanan berarti disebabkan perjuangan yang mereka lakukan

masih sendiri-sendiri.

Setelah menyadari kondisi seperti itu, keadaan pun lalu berubah. Para

pemuda kemudian berfusi, menyatukan diri dan mengusung rasa kebangsaan yang

selama ini belum tersentuh. Ini kemudian melahirkan Kongres Pemuda Indonesia I

pada tahun 1926. Waktu itu cita-cita persatuan menjadi tujuan utama, namun masih

belum dapat diwujudkan secara nyata.

4

Rasa kebangsaan dan persatuan itu mencapai puncaknya dengan kemunculan

pemuda Soekarno, anggota Jong Java. Ia terus mengobarkan rasa persatuan dan

kesatuan Indonesia sebagai landasan untuk mencapai kemerdekaan. Pemuda yang

kemudian terkenal dengan julukan Bung Karno ini mendasarkan perjuangan

mencapai kemerdekaan pada kekuatan sendiri, anti kapitalisme dan imperialisme

serta non-cooperation atau tak bersedia bekerja sama dengan Hindia Belanda.

Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia, maka diadakan

Kongres Pemuda Indonesia II di Jakarta pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928.

Kongres dihadiri oleh berbagai perhimpunan pemuda yang ada di Indonesia. Dalam

sidang ketiga, 28 Oktober 1928 itulah kemudian dicetuskan Sumpah Pemuda yang

sangat terkenal hingga sekarang.

Sumpah Pemuda sebagai tonggak sejarah perjuangan yang bersifat nasional,

meliputi seluruh wilayah nusantara mencapai cita-cita bersama. Pada Kongres ini

pula diperkenalkan lagu kebangsaan Indonesia Raya 3 stanza oleh Wage Rudolf

Supratman.

Kata-kata keramat yang dicetuskan dalam Kongres II Pemuda Indonesia

tersebut terus mengakar dalam diri setiap anak bangsa. Perjuangan terus berlanjut,

perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda pun tak berhenti hingga mencapai

puncak dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus

1945.

Rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan harus tetap kita jaga dengan jiwa

dan semangat Sumpah Pemuda. Jangan sampai kerja keras para pemuda pada masa

perjuangan dahulu terbuang percuma dengan kondisi Bangsa Indonesia di masa

sekarang.

5

Kalau dulu kaum penjajah yang memecah belah bangsa Indonesia, bukan

tidak mungkin persatuan dan kesatuan yang selama ini kita bina terkoyak oleh ulah

bangsa sendiri. Bahasa Indonesia yang selama ini diakui sebagai bahasa persatuan

rusak justru oleh perilaku bangsa sendiri.

B. Pengagas Kongres Sumpah Pemuda Pertama

Siapa penggagas Kongres Sumpah Pemuda pertama kali?. Ya, adalah

Mohammad Tabrani Soerjowitjitro. Dia merupakan tokoh penting di balik

terselenggaranya Kongres Sumpah Pemuda Pertama tahun 1926. Mohammad

Tabrani Soerjowitjitro, wafat pada 1984. Tidak cuma menggagas terselenggaranya

kongres tersebut, namun ia juga kemudian menjadi ketuanya.

Saat masih hidup, banyak yang memintanya menuliskan pengalaman dan apa

yang diketahuinya perihal kongres, yang kemudian mengantar terjadinya Kongres

Pemuda 1928 yang momumental tersebut. Tapi Tabrani selalu menolak. Sikapnya

baru mencair ketika pada 1973, Sudiro, bekas Wali Kota Jakarta, memintanya.

Maka Tabrani pun menuliskan pengalamannya dalam buku 45 Tahun Sumpah

Pemuda. Buku ini diterbitkan pada 1974 oleh Yayasan Gedung-gedung Bersejarah

Jakarta.

6

Menurut Tabrani, laporan kongres yang berjudul Verslag van Het Eerste

Indonesisch Jeugdcongress (Laporan Kongres Pemuda Indonesia Pertama) yang

diterbitkan oleh Panitia Kongres telah dimusnahkan Belanda. Ia mengetahui kabar

itu ketika tengah bersiap meninggalkan Tanah Air untuk berangkat ke Jerman. Tapi,

untunglah, sebelumnya ia telah mengirimkan salinan laporan itu ke Museum Pusat

dan sejumlah media massa.

Pada 1973 Tabrani menemukan dokumen kongres itu di Museum Pusat yang

kini bernama Museum Nasional. Menurut Tabrani, untuk mengelabui pemerintah

Belanda, saat itu ia melakukan sejumlah trik kala kongres. Beberapa orang sengaja

ia perintahkan mengobrol dengan kepala polisi rahasia dan sejumlah pejabat

Belanda yang hadir. Tujuannya, agar mereka tak sempat menyimak pidato peserta

kongres.

Persiapan Kongres Pemuda Pertama dilakukan pada 15 November 1925 di

gedung Lux Orientis, Jakarta. Hadir lima organisasi pemuda dan beberapa peserta

perorangan. Organisasi itu Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Pelajar

Minahasa, dan Sekar Roekoen. Tabrani mewakili Jong Java. Pertemuan itu

menghasilkan kesepakatan membentuk panitia Kongres Pemuda Indonesia Pertama.

Tujuan kongres tersebut, adalah menggugah semangat kerja sama di antara

bermacam-macam organisasi pemuda di tanah air, supaya dapat diwujudkan dasar

pokok lahirnya persatuan Indonesia, di tengah-tengah bangsa di dunia. Panitia

kongres terdiri atas 10 orang, di antaranya Bahder Djohan, Sumarto, Jan Toule

Soulehuwij, Paul Pinontoan, dan Tabrani. Dari sini lantas dibentuk panitia inti

dengan komposisi pengurus meliputi Ketua Tabrani, wakil ketua Sumarto,

sekretarisDjamaludin (Adinegoro), dan bendahara Suwarso.

7

Kongres Pemuda Pertama itu kemudian digelar di Jakarta pada 30 April

1926 hingga 2 Mei 1926. Berbagai persoalan dibahas dalam kongres ini. Bahder

Djohan, misalnya, menyampaikan materi “Kedudukan wanita dalam masyarakat

Indonesia”. Tapi, lantaran terlambat datang dari Bandung, akhirnya materi tersebut

dibacakan Djamaludin. Adapun Paul Pinontoan membahas peranan agama dalam

gerakan nasional.

Dalam kongres yang memakai bahasa Belanda itu dibicarakan pula soal

bahasa persatuan. Muhammad Yamin, yang membahas “Masa depan bahasa-bahasa

Indonesia dan kesusastraannya”, menyatakan hanya dua bahasa, Jawa dan Melayu,

yang berpeluang menjadi bahasa persatuan. Namun Yamin yakin bahasa Melayu

yang akan lebih berkembang sebagai bahasa persatuan.

Djamaludin sependapat dengan Yamin. Menurut Tabrani, peserta kongres

saat itu sepakat menetapkan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Namun

Tabrani menentang. Menurut Tabrani, kalau nusa itu bernama Indonesia, bangsa itu

bernama Indonesia, maka bahasa itu harus disebut bahasa Indonesia dan bukan

bahasa Melayu, walaupun unsur-unsurnya Melayu. Pendapat ini diterima Yamin dan

Djamaludin. Keputusan menetapkan bahasa persatuan itu pun ditunda dan akan

dikemukakan lagi dalam Kongres Pemuda Kedua.

Sayangnya, ketika kongres kedua berlangsung, Tabrani dan Djamaludin

sedang berada di luar negeri. Tabrani juga disebut-sebut berperan mengubah

rumusan Sumpah Pemuda. Sewaktu disepakati, sumpah itu, terutama butir ketiga,

berbunyi: “Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Rumusan populer

sekarang:”Mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”.�

8

Menurut Keith Foulcher dalam Sumpah Pemuda, Makna & Proses

Penciptaan Simbol Kebangsaan Indonesia (Komunitas Bambu, cetakan II, 2008),

pergeseran itu tidak terjadi begitu saja. Foulcher merujuk pada Kongres Bahasa

1938. Ketika itu, kata Foulcher, Tabrani menyampaikan topik “Mendorong

Penyebarluasan Bahasa Indonesia”. Saat itu ia memberikan argumen bahwa bahasa

Indonesia tidak beroposisi terhadap bahasa daerah, tapi merepresentasikan “Sumpah

Kita”.

Ia kemudian menyampaikan satu rumusan baru:

          Kita bertoempah tanah (sic) satu, jaitoe tanah (sic) Indonesia,

          Kita berbangsa satoe, jaitoe bangsa Indonesia,

          Kita berbahasa satoe, jaitoe bahasa Indonesia

Tabrani lahir di Pamekasan, Madura, 10 Oktober 1904. Setelah menamatkan

pendidikan di MULO Surabaya, dia masuk AMS di Bandung dan kemudian

OSVIA, juga di Bandung. Sejak di MULO ia aktif di Jong Java. Meski menuntut

ilmu di sekolah calon pamong praja, Tabrani lebih berminat pada jurnalistik. Pada

1926 ia sudah memimpin harian Hindia Baroe bersama Haji Agus Salim. Selepas

Kongres Pemuda Pertama, ia berkeliling Eropa, hingga 1931, mencari pengalaman

jurnalistik. Ia, antara lain, mengunjungi London, Berlin, Koln, dan Wina. Sembari

membantu koran-koran Belanda, seperti Het Volk dan De Teleraaf. Setelah pulang

ke Tanah Air, ia mendirikan Partai Rakyat Indonesia dan menerbitkan majalah

Revue Politiek. Beberapa tahun kemudian, ia memimpin harian Pemandangan.

Dalam Kongres Persatoean Djoernalis Indonesia Kelima di Solo 1939,

Tabrani terpilih sebagai ketua. Di zaman Jepang, ia memimpin koran Tjahaja di

Bandung. Pada zaman Jepang ini pula ia pernah dijebloskan ke penjara Sukamiskin.

Ia disiksa hingga kakinya cacat, pincang.

9

Lepas dari penjara, Tabrani memimpin Indonesia Merdeka yang diterbitkan

Jawa Hokokai. Saat Indonesia merdeka, ia sempat mengelola koran Suluh

Indonesia, milik Partai Nasional Indonesia.

C. Makna Sumpah Pemuda

Dimana sejarah mencatat bahwa perubahan negeri ini banyak dipengaruhi

oleh pemuda. Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda berasal dari Perhimpunan

Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang kemudian dikenal sebagai momentum

Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 menjadi sejarah dan

juga sebuah bukti bahwa pemuda memiliki semangat yang tinggi dalam upaya

perbaikan negerinya.

Semangat baru ini dikobarkan para pemuda ditengah masa penjajahan.

Dengan satu tujuan mencapai cita‐cita negara Indonesia yang berdaulat. Berbagai

peristiwa mewarnai perjuangan mereka dan rela berkorban hanya untuk

mengedepankan persatuan, kesatuan, dan tujujan kemerdekaan. Pada saat itu, orang

berbicara tentang pentingnya kesatuan, karena melihat kondisi kehidupan

masyarakat terpecah‐pecah oleh kolonialisme Belanda.

10

Ketika akhirnya tebentuk negara Indonesia pada tahun 1945, dan pada masa

pembentukan itu Indonesia mengalami krisis kesatuan dan kebangsaan. Era yang

dalam bentangan sejarah disebut masa demokrasi‐liberal, yang ditandai dengan

berbagai pemberontakan daerah dan mengakar kuatnya partai politik. Masa‐masa

yang dilalui dari era demokrasi terpimpin, orde baru, hingga reformasi. Rentang

waktu sejarah perjalanan bangsa indonesia sudah cukup panjang.

Dan kini, kita sebagai generasi penerus perlu merenungi kembali makna

sumpah pemuda dengan jiwa dan semangat kebangsaan serta keinginan bersatu yang

tinggi. Tapi apakah ikatan kita sebagai sebuah bangsa sudah kuat dan kokoh. Ini

perlu jadi renungan para tokoh bangsa. Ketika tanah air ini aman‐aman saja, apakah

semangat nasional jadi luntur, semangat kebangsaan ikut memudar ?

Pada kenyataanya, banyak kaum muda saat ini yang mencoreng dirinya

sendiri sebagai generasi penerus bangsa sebagai sosok yang tidak berguna dengan

pergaulan yang dilarang dalam agama dan hukum, seperti pecandu narkoba, dan

bertindak semaunya tanpa berfikir rasional. Banyak alasan yang mereka kemukakan

sebagai pembelaan diri, tetapi sebagai kaum pemuda yang menjadi harapan bangsa

harus selalu melihat kedepan dengan segala kemampuanya berusaha dengan sebaik

mungkin dan menjadi kebanggaan baik didalam keluarga atau masyarakat, juga

mengabdi kepada agama dan bangsa.

Demokrasi yang kita jalani sekarang bisa memberikan berbagai dampak

positif dan negatif, apabila tak diikuti dengan kesadaran semangat kebangsaan yang

tinggi, tentu saja demokratisasi tidak membuat kita terpecah.

11

Semangat dan jiwa Sumpah Pemuda perlu digelorakan kembali dalam jiwa

kaum muda sekarang. Masa depan bangsa ini terletak pada etos kerja dan semangat

kaum muda. Dalam sejarah bangsa manapun di dunia, kaum muda tetap menduduki

posisi penting pada setiap perubahan. Sumpah Pemuda berkumandang, gelora dan

semangat kaum muda dituntut di masa sekarang, dengan tujuan memperbaiki

kondisi ekonomi bangsa dan mensejaterakan rakyat Indonesia. Bangkit dan

Berjuanglah Pemuda Pemudi Indonesia........!

D. Nilai-Nilai Sumpah Pemuda dan Persatuan

1. Nilai-Nilai Sumpah Pemuda

Sejarah merupakan modal awal untuk mencari bagaimana wajah

Indonesia di masa depan. Sumpah Pemuda sebagai peristiwa historis juga

menjadi salah satu kekuatan untuk membangun kepribadian bangsa. Kekuatan

itu berupa nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Maka, amat

disayangkan jika nilai-nilai luhur dalam Sumpah Pemuda tidak digali,

diperkenalkan, dan disebarluaskan bagi generasi muda saat ini yang adalah

generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, penulis ingin menggali,

memperkenalkan, dan menyebarluaskan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam

Sumpah Pemuda sehingga mendorong generasi muda untuk melestarikannya.

Nilai-nilai itu antara lain:

a. Kebersamaan dan persaudaraan

Penderitaan akibat penjajahan menimbulkan rasa kesamaan nasib yang

semakin mempererat tali persaudaraan para pemuda. Rasa kebersamaan dan

persaudaraan itu membuka kesadaran bahwa perbenturan kepentingan

12

individu dapat menimbulkan keretakan yang justru merugikan mereka

sendiri. Oleh karena itu, dalam proses hingga perumusan Sumpah Pemuda,

rasa kebersamaan dan persaudaraan menjadi landasan utamanya.

b. Toleransi

Rasa toleransi dari para pemuda sangat tampak ketika para pemuda terbuka

pada kemajemukan dan keberagaman. Mereka memberi tempat pada

pluralitas. Dan, mereka tidak terbelenggu pada eksistensi agama, suku, dan

lokalitas kedaerahan. Dengan mengembangkan sikap toleransi yang tinggi

para pemuda berhasil mengikrarkan Sumpah Pemuda.

c. Tanggung jawab dan disiplin diri

Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat pengucapan janji, tetapi amatlah

jauh lebih berharga bila janji itu ditepati oleh para pemuda. Dan, ternyata

memang benar para pemuda menepati janji itu. Terbukti dengan perubahan

cara berpikir dan tindak mereka. Dulunya perjuangan mereka masih

terbelenggu pada kedaerahan dan kesukuan, tetapi setelah Sumpah Pemuda,

berubah menjadi perjuangan nasional. Hal tersebut memperlihatkan rasa

tanggung jawab dan disiplin diri yang tinggi dari para pemuda dulu untuk

memenuhi janji mereka.

d. Wawasan

Sumpah Pemuda membuka wawasan para pemuda tentang betapa luas dan

beragamnya suatu wilayah yang bernama Indonesia. Selain itu, konsep

tentang suatu negara yang dulunya hanya milik beberapa orang yang

terpelajar, menjadi pemahaman bersama para pemuda yang hadir saat

konggres itu.

13

e. Nasionalisme

Adanya kebersamaan perasaan senasib, kedekatan fisik atau non fisik,

terancam dari musuh yang sama, dan punya tujuan yang sama yaitu

kemerdekaan, mendorong bangkitnya nasionalisme pemuda. Nasionalisme

Indonesia dapat mengatasi ikatan primordial (lokalitas, suku, ras, dan

agama) sehingga nasionalisme Indonesia lahir sebagai sebuah ikatan

bersama. Nilai-nilai sumpah pemuda yang penulis telah paparkan merupakan

bekal pendiri (pemuda jaman itu) yang tak ternilai harganya untuk

mengangkat semangat juang, rasa percaya diri, dan optimisme bangsa

(pemuda) untuk menghadapi tantangan saat ini. Tentunya, nilai-nilai yang

diuraikan di atas dilandasi oleh sikap-sikap yang mendukung, seperti saling

menghargai, saling menghormati, saling memperhatikan, setia kawan, dan

sikap mengutamakan dialog untuk menyelesaikan suatu persoalan.

2. Sumpah Pemuda dan Persatuan

Kesatuan dan persatuan harus menjadi basis ketahanan sebuah bangsa,

apalagi bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi

arus globalisasi yang makin keras. Konggres Pemuda II tanggal 26 – 28 Oktober

1928 telah berhasil merumuskan ideologi yang berhasil mendasari jiwa kesatuan

dan persatuan, yaitu bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; berbangsa

yang satu, bangsa Indonesia; dan memiliki bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Satu tanah air, berarti mereka merasa menikmati hidup dalam satu wilayah yang

sama. Bertumbuh dan berkembang dalam tanah yang sama. Mereka sudah tidak

memikirkan bahwa wilayah yang lain memiliki kekayaan alam yang berlimpah

sehingga mengundang kecemburuan sosial. Semua adalah milik bersama dan

untuk bersama.

14

Berbangsa satu, berarti mereka terlebih dahulu menanggalkan identitas-

identitas primordial seperti etnis, suku, dan ras. Doktrin-doktrin yang melekat

pada suatu kelompok yang merasa memiliki perbedaan budaya, sejarah, maupun

prinsip-prinsip hidup sendiri juga dicoba untuk dihargai dan dihormati karena

memiliki rasa ”berbangsa satu”.

Bahasa  persatuan, berarti mereka sudah mempunyai sarana untuk

mengikat persatuan mereka. Suatu persatuan membutuhkan suatu komunikasi

yang terus-menerus. Untunglah hal itu sudah dijembatani oleh bahasa Melayu

yang kemudian diangkat menjadi bahasa Indonesia. Para pemuda menggunakan

bahasa Indonesia dengan bangga tanpa perlu meninggalkan bahasa daerah

masing-masing.  Peristiwa Sumpah Pemuda menunjukkan kesatuan dan

persatuan Indonesia terbentuk atas dasar kesadaran bersama bukan paksaan.

Jelaslah bahwa kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk

mencapai cita-cita bersama.

15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sumpah Pemuda sangat besar pengaruhnya bagi bangsa Indonesia. Rasa

persatuan dan kesatuan semakin tebal yang semakin meluas tidak hanya dikalangan

pemuda saja tetapi juga dikalangan masyarakat luas. Sifat kedaerahan yang

sebelumnya sangat kuat menjadi berganti dengan sifat Nasionalisme yang mengakar

pada semangat persatuan untuk terwujudnya bangssa Indonesia yang merdeka dari

belenggu penjajahan.

Sumpah Pemuda juga mempunyai nilai-nilai strategis yang mendukung ke

arah kesatuan dan persatuan bangsa seperti yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya. Kalau sekarang nilai-nilai itu sepertinya terabaikan dalam berbangsa,

itu adalah kesalahan transformasi nilai. Maka, yang kita butuhkan di masa depan

adalah sejarah sebagai pembelajaran moral untuk kepentingan kebangsaan. Masa

lalu sebagai pengalaman adalah guru dan darinya kita dapat berefleksi dan

memperoleh banyak nilai yang terkandung di dalamnya.

B. Saran

Sebaiknya generasi penerus lebih bisa menyaring segala bentuk jajahan yang

bisa merusak bangsa ini. Salah satu caranya yaitu apabila pemuda dan masyarakat

luas merasa kurang dengan kinerja petinggi negeri ini maka ikutilah cara sejarah

yang sudah tercetak ampuh. Dengan mengadakan kongres penolakan dan

menunjukan kegiatan yang positif dari kongres tersebut. Atau dengan cara negosiasi

secara mufakat agar bangsa ini tidak dikenal sebagai bangsa yang agresif.

16

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org. Sumpah Pemuda

https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=sumpah+pemuda

17