Makalah sterilisasi dan desinfeksi

20
MAKALAH STERILISASI DAN DESINFEKSI Disusun oleh : 1. Febri Amalia 141540134270030 2. Wika Agustin 141540134770080 3. Sely Mizholla 141540134620065 4. Nur Kholifah 131540128160059 5. Yeni Indra Widiana 141540134780081 6. Nur Eisah 141540134520055 Kelas : 1A Prodi : D3 Kebidanan STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2014/2015

Transcript of Makalah sterilisasi dan desinfeksi

Page 1: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

0

MAKALAH STERILISASI DAN DESINFEKSI

Disusun oleh :

1. Febri Amalia 141540134270030

2. Wika Agustin 141540134770080

3. Sely Mizholla 141540134620065

4. Nur Kholifah 131540128160059

5. Yeni Indra Widiana 141540134780081

6. Nur Eisah 141540134520055

Kelas : 1A

Prodi : D3 Kebidanan

STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2014/2015

Page 2: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkup bidang kebidanan memberikan asuhan kebidanan baik pada

pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai

bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan

mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu

bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu

mikrobiologi.

Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan

mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik

diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa

dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .

Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang

besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat

berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah

atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep

steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan

lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.

Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan

yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi

dalam makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia

kebidanan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi

2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi

3. Bagaimana macam-macam sterilisasi

4. Bagaimana macam-macam desinfeksi

5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi

Page 3: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

2

6. Bagaimana aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia

kesehatan

C. Tujuan

Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka kami menyimpulkan beberapa tujuan dari

pembuatan makalah ini adalah:

1. Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan.

2. Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi

dan desinfeksi.

3. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan

desinfeksi.

Page 4: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi

1. Pengertian Sterilisasi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu

(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak

diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau

bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari

semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk

mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk

mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-

obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh

miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga

penting.

Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik

maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk

membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang

terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,

menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain

sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2),

dan radiasi ionnisasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:

a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih

berfungsi.

b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label

yang jelas dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal

pelaksanaan sterilisasi.

c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.

Page 5: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

4

d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu

mensteril selesai.

e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril

f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya,

bila terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.

B. Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit

dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan

terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan

yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini

dinamakan antiseptik.Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau

menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi

digunakan pada benda mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai

antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat

tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat

menghambat proses disinfeksi.

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda

mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa

kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh

virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus

polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga

desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk

mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan

diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila

permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

Kriteria desinfeksi yang ideal:

1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu

kamar

Page 6: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

5

2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan

kelembaban

3. Tidak toksik pada hewan dan manusia

4. Tidak bersifat korosif

5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda

6. Tidak berbau/ baunya disenangi

7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai

8. Larutan stabil

9. Mudah digunakan dan ekonomis.

C. Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi

Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah

1. Mencegah terjadinya infeksi

2. Mencegah makanan menjadi rusak

3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam

melakukan biakan murni.

D. Macam-Macam Sterilisasi

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara

mekanik, fisik dan kimiawi:

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)

Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22

mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan

tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,

misal nya larutan enzim dan antibiotik

2. Sterilisasi secara fisik

Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran

Page 7: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

6

3. Pemanasan

a. Pemijaran (dengan api langsung)

Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum

inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas

penggunaanya.

b. Panas kering:

Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas

kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer,

tabung reaksi dll.Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln

tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan

suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa

dicapai secara sempurna.

c. Uap air panas

Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung

air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi

dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air

mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini:

Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum

d. Uap air panas bertekanan

Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan

15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk

mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus

stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan.diinkubasi

selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka

otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya,

Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf

4. Pasteurisasi

Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu

Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,

Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah)

dengan Suhu 65 C/ 30 menit

Page 8: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

7

5. Penyinaran dengan sinar UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,

misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan

interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara

kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.

Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:

a. Memiliki daya antimikrobial sangat kuat

b. absorbsi as. NukleatDaya kerja

c. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm

d. penetrasi lemahKelemahan

6. Sinar ion bersifat hiperaktif

Sering digunakan padaGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan

makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau

penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan

dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga “sterilisasi

dingin”

7. Sterilisasi dengan Cara Kimia

a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia

1) Rongga (space)

2) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)

3) Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat

4) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran

5) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman

biasanya bersifat sangat mudah menguap

6) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah

berkontak dengan disinfekstan

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia

1) Jenis bahan yang digunakan

2) Konsentrasi bahan kimia

3) Sifat Kuman

4) pH

Page 9: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

8

8. Suhu

Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi

1. Alkohol

a. Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel rusak

b. Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk aktif

2. Halogen

a. Mengoksidasi protein kuman

3. Yodium

a. Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit

b. Efektif terhadap berbagai protozoa

4. Klorin

a. Memiliki warna khas dan bau tajam

b. Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah

5. Fenol (as. Karbol)

a. Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel

menurunkan tegangan permukaan

b. Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan

6. Peroksida (H2O2)

a. Efektif dan nontoksid

b. Molekulnya tidak stabil

c. Menginaktif enzim mikroba

7. Gas Etilen Oksida

a. Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik

E. Macam-macam Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit

dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan

terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan

yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini

dinamakan antiseptik.

Page 10: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

9

Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan

mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda

mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya

tergantung dari toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat

tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat

menghambat proses disinfeksi.

Macam-macam desinfektan yang digunakan :

1. Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk

mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan

dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun

ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi

permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

2. Aldehida

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer

pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi.

Aldehid merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat

dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas

dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang

dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada

instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai

masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan

glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.

tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit,

sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.

3. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan

secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok

plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical

scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air

Page 11: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

10

digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih

tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif

terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga

mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan

salivary mucus.

4. Senyawa halogen.

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan

ion halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat

pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya

Chloros, Domestos, dan Betadine).

5. Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk

membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak

oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang

lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini,

banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak

digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak

bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya

Dettol).

F. Desinfeksi permukaan

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda

mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa

kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh

virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus

polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga

desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :

Page 12: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

11

1. Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru

setiap hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap

efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.

2. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan

dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu

60 hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan

perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.

3. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan

perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif.

Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif,

terutama untuk aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan

pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.

4. Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga

desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat

menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10

menit.

G. Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain

1. Garam Logam Berat

Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak

dalam jumlah yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut

oligodinamik.Hal ini mudahsekali ditunjukkan dengan suatu

eksperimen.Namun garam dari logam berat itumudah merusak kulit,

makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahalharganya.

Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan

merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh

manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.

2. Zat Perwarna

Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya

bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram

positif, walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau

Page 13: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

12

dimatikan, bergantung pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan

zat pewarna itu berkombinasi dengan protein ataumengganggu mekanisme

reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat

pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit

dan hijau cemerlang.

3. Klor dan senyawa klor

Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan

klor dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang

banyak dipakai untukmencuci alat-alat makan dan minum.

4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis

Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau

kreolin lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang

berupa campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan

daripada desinfektan-desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk

fenol. Seringkali orang mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga

desinfektan menjadi menarik.

5. Kresol

Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol

tetapi jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif

sebagai bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan

organic. Namun, agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan

hidup dan oleh karena itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk

benda mati. Satu persen lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah

digunakan pada kulit, tetapi konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat

ditolerir.

6. Alkohol

Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan,

isoprofil dan benzylalcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan

terutama karena efekpreservatifnya (sebagai pengawet).

Page 14: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

13

7. Formaldehida

Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan

sebagai gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida

dan fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai

formalin.

8. Etilen Oksida

Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan

agen pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat

penting yang membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga

adalah kemampuannya untukmenembus ke dalam dan melalui pada

dasarnya substansi yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya

agen ini telah digunakan secara komersialuntuk mensterilkan tong-tong

rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut.Agen ini hanya

ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagianbesar

udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.

9. Hidogen Peroksida

Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena

kemampuannyamengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering

digunakan dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di

dalamnya kemungkinandimasuki organisme aerob.

H. Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,

media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan

kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga

dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua

mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.

Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab

penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi

kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme

patogen.

Page 15: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

14

Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan

desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan

yang sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi

secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.

I. Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan

Dan Keperawatan

Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua

bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik

maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh

kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat

perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas

tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi

panas kering, sterilisasi gas (formalin, H2O2).

Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang

bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk

prosedur invasive sepeti:

1. Mengisap jalan napas pasien

2. Memasukkan kateter urinarius

3. Mengganti balutan luka

Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal

kertas berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.

Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat

kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan.Hasil prose ini

dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur.

Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta

bahan yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik,

jarum, srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang

diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan,

tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.

Page 16: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

15

1. Sanitasi lingkungan rumah sakit

Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan

pencemaran oleh mikrobe dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur

dan cara-cara untuk mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan

contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.Pinggan-pinggan

petri yang menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan

sesudah pembersihan merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk

melatih para petugas yang baru.

Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan

kombinasu pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah

cukup, kecuali bila spencemrannya hebat, maka perlu digunakan

desinfektan.Agar efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang

cukup selama waktu tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya,

membantu menjaga air untuk mengepel agar tidak tercemar.Kain pel harus

di cuci dan di keringkan baik-baik setiap hari untuk mengurangi

pencemaran. Seember larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan

untuk membersihkan permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang

sam dipakai seharian, maka dapat mengakibatkan pencemaran oleh

mikrobe yang lebih parah dibandingkan sebelum di bersihkan.

Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis

lebih mudah dicapai.

2. Universal Precaution

Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular

malalui darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang

dirawat, tahu ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis

harus menyadari bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai

penyakit.

3. Cuci Tangan

Pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan

kebiasaan yang mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu

dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan

Page 17: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

16

walaupun memakai sarung tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa

digantikan dengan sarung tangan).

Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap

ketika melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:

a. Gown/barakschort :

b. Masker :

c. Sarung Tangan

d. Kaca mata pelindung/goggles

4. Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah

Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau

steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar

sampah medis sampai menjadi arang.

5. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis

a. Desinfekatan :

1) Aseptik/Asepsis

Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan

upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke

dalam area tubuh manapun yg sering menyebabkan infeksi.

Tujuannya untuk mengurangi jumlah mikroorganisme baik

pada permukaan hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan

dapat dengan aman digunakan.

2) Antisepsis

Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit,

selaput lendir atau bagian tubuh lainnya dengan menggunakan

bahan antimikrobial (antiseptik)

3) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).

Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali

beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus,

mengukus atau penggunaan desinfektan kimia

Page 18: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

17

b. Sterilisasi :

Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk

kehidupan mikroba yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun

kimiawi.

Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri,

virus, fungi dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati

dengan uap air panas tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven),

sterilan kimia atau radiasi.

1) Pemprosesan Alat

2) Dekontaminasi

Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff

sebelum dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar

benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman,

terutama petugas pembersih medis sebelum pencucian

berlangsung.

3) Pencucian/ bilas

Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak,

kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun

membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko

bagi mereka yg menangani objek tersebut. Prosesnya terdiri dari

mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen dan air,

membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.

4) Sterilisasi/DTT.

Page 19: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau

benda dari semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh

mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik,

hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam

membunuh mikroorganisme patogen.

2. beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi

Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi

mikroorganisme dalam industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan-

bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.

3. sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan

kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan

seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.

B. Saran

1. Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan

menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar

mikroorganisme. Dan dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun

mengendalikan infeksi.

2. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi

dalam proses pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.

Page 20: Makalah sterilisasi dan desinfeksi

19

DAFTAR PUSTAKA

Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan

Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994

Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan,

EGC, Jakarta.

Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba

Medika Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC