Makalah Sistem Reproduksi 1
-
Upload
dewipriyani -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of Makalah Sistem Reproduksi 1
MAKALAH SISTEM REPRODUKSI 1
INISIASI MENYUSUI DINI
Di susun oleh kelompok 2 :
1. Aan Julianto 1314201295300012. Adella Ary Dianty 1314201295400023. Achmad Bisu A.S 1314201295600044. Akhmad Sulukhi 1314201295800065. Alfiati Saputri 1314201296000086. Badi Nurwaluyo 1314201297400227. Badrus Salam 1314201297500238. Chabib Zen 1314201297800269. Dewi Priyani 13142012982003010. Dian Febrianti 131420129830031
STIKes HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
S1 KEPERAWATAN 4A
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang “Inisiasi Menyusui Dini” dengan baik dan tepat waktu guna memenuhi tugas perkuliahan. Makalah ini kami buat sebagai pedoman atau panduan dalam ilmu keperawatan bagi mahasiswa yang mengambil jurusan ilmu keperawatan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan banyak-banyak masukan dan saran untuk perbaikan dalam penyusunan makalah berikutnya. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya mahasiswa keperawatan.
Purwokerto, 13 Mei 2015
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangB. Tujuan
BAB II ISI
A. Definisi Inisiasi Menyusui Dini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI (Air Susu Ibu) eksklusif adalah pemberian ASI tidak disertai pemberian tambahan
cairan lain,seperti susu formula, jeruk, madu, teh, bahkan air putih. Selain itu, bayi juga tidak
diberi makanan padat lain seperti biscuit, nasi, tim, buah-buahan, pisang, bubur, susu dan
makanan lainnya. Pemberian ASI sangat dianjurkan untuk jangka waktu 6 bulan.Menurut
penelitian dan pedoman internasional ASI mampu mencukupi semua kebutuhan gizi dan energi
bayi selama 6 bulan pertama hidupnya (Fadlyana, 2005:19).
World Health Organization (WHO), United Nations Childtren’s Fun (UNICEF), dan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaluiSK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004
tanggal 7 April 2004 telahmenetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Dalamrekomendasi tersebut, dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan,perkembangan dan
kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASIeksklusif selam 6 bulan pertama.Selanjutnya demi
tercukupinya nutrisibayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan
ASIhingga bayi berusia 2 tahun (Prasetyono, 2012).
Menyusui merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi sang buah hati. Manfaat ASI adalah
bayi mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang dibutuhkan, bayi mendapatkan zat kekebalan
tubuh serta perlindungan dan kehangatan melalui kontak kulit dengan ibunya, meningkatkan
sensifitas ibu akan kebutuhan bayinya, mengurangi perdarahan serta konservasi zat besi, protein
dan zat lainya, mengingat ibu tidak haid selama menyusui sehingga menghemat zat yang
terbuang. Manfaat lain dari ASI eksklusif yaitu dapat menurunkan angka kejadian alergi,
terganggunya pernafasan, diare, dan obesitas pada anak (Riksani, 2012:31).
ASI dapat membentuk sistem kekebalan tubuh atau imunitas.Sistem imun merupakan semua
mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan
terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan di lingkungan sekitar.Di dalam
ASI, sebagian besar komponen sistem imun sudah lengkap tersedia, sehingga sangat baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyono, 2012).
Imunoglobin ASI berperan untuk memperkuat sistem imun lokal usus.ASI juga dapat
meningkatkan sIg pada mukosa traktus respiratorus dan kelenjar saliva bayi pada empat hari
pertama kehidupan.Kondisi ini dikarenakan faktor dalam kolostrum merangsang perkembangan
sistem imun lokal bayi.ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan
kelebihan.Diantaranya ialah menurunkan resiko terjadinya penyakit otitis media, pneumonia,
bakteriemia, meningitis, dan infeksi traktus urinarius pada bayi yang memperoleh ASI
ketimbang bayi yang mendapatkan PASI (pendamping ASI).Fakta tersebut lebih nyata pada
enam bulan pertama, namun bisa tampak hingga tahun kedua.Dan, angka kematian bayi yang
memperoleh ASI lebih rendah dari pada bayi yang mendapatkan PASI.Selain itu ASI dapat
meningkatkan IQ dan EQ anak (Prasetyono, 2012).
Pemberian cairan tambahan pada bayi yang kurang dari usia 6 bulan dapat meningkatkan
resiko terkena penyakit. Pemberian cairan dan makanan tambahan dapat menjadi sarana
masuknya bakteri pathogen. Bayi di usia dini sangat rentan terhadap bakteri penyebab diare,
terutama di lingkungan yang kurang higienis dan sanitasi buruk (Maryunani, 2012:101).
Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI harus diantisipasi sejak
awal seperti tahap-tahap inisiasi dini, rawat gabung, memerah ASI, berpikir positif dan ciptakan
suasana menyenangkan, menyusui setelah operasi sesar, susui kapanpun bayi menginginkannya,
dan dukungan kelurga (Melinda, 2012).
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah keberhasilan ASI eksklusif yaitu
menyusui dalam satu jam setelah kelahiran (Inisiasi menyusu dini), menyusui secara eksklusif
artinya tidak ditambahkan makanan atau minuman lain bahkan air putih sekalipun, menyusui
kapanpun bayi menginginkan sesering bayi mau, tidak menggunakan botol susu maupun
empeng, mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan disaat tidak
bersama anak, dan mengendalikan emosi agar tenang.
Keberhasilan ASI eksklusif menurut Menkes RI dapat dipengaruhi oleh faktor tenaga
kesehatan yaitu menetapkan kebijakan peningkatan pemberian air susu ibu yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua petugas, melakukan pelatihan bagi petugas untuk menerapkan
kebijakan tersebut, memberikan penjelasan kepada ibu hamil tentang manfaat menyusui dan
pelaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir, sampai umur 2 tahun,
membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 60 menit setelah melahirkan di ruang bersalin,
membantu ibu untuk memahami cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui
meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis, tidak memberikan makanan atau minuman
apapun selain asi kepada bayi baru lahir, melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu
bersama bayi 24 jam sehari, membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan
terhadap lama dan frekuensi menyusui, tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang
diberi ASI dan mengupayakan terbentuknya kelompok pendukung ASI di masyarakat dan
merujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit/rumah bersalin/sarana
pelayanan kesehatan. Menurut Damayanti Rusli kunci keberhasuilan pemberian Asi eksklusif
adalah inisiasi menyusui dini yaitu 1 jam pertama sesudah lahir, cara menyusui yaitu posisi dan
perletakan menyusui yang benar, dan mengenali tanda kecukupan ASI (Damayanti, 2010).
Berdasarkan UU Nomor 33 tahun 2012 pasal 9 tenaga kesehatan dan penyelanggara fasilitas
pelayanan kesehatan wajib melakakukan inisiasi menyusu dini (IMD) terhadap bayi yang baru
lahir kepada ibunya paling singkat selama 1 jam. Inisiasi menyusu dini (IMD ) sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan cara meletakan bayi secara tengkurap di dada ibu atau di
perut ibu sehingga kulit bayi melekat di kulit ibu.
Peran Millenium Developmen Goals (MDGs) dalam pencapaian Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif dan lama menyusui. Pelaksanaan ASI
Eksklusifdan lama menyusui akan membantu mengurangi kemiskinan, membantu mengurangi
kelaparan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan makan bayi sampai usia 2 tahun, membantu
mengurangi angka kematian anak dan balita (Roesli, 2008:32).
Inisiasi menyusu dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi
dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi menyusu
dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif dan lama
menyusui. Dengan demikian bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan
mencegah anak kurang gizi (Maryunani, 2012:58).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses pemberian kesempatan kepada sang bayi
untuk memulai (inisiasi) menyusu sendiri segera setelah lahir (dini). Dengan IMD, dapat
menurunkan angka kematian bayi secara signifikan. Salah satu studi di Ghana menunjukkan
bahwa dengan pemberian ASI di hari pertama kelahiran, dapat menurunkan angka kematian bayi
sebesar 16%. Dan apabila ASI diberikan dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, maka angka
kematian bayi dapat diturunkan hingga 22%. Ketika sang bayi lahir, segera bayi diletakkan di
atas perut dada ibu sedemikian rupa sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu (skin to skin
contact) dan dibiarkan dalam posisi ini selama 1 jam, sampai bayi menemukan ASI sendiri.
Angka keberhasilan menyusui khususnya ASI eksklusif jelas meningkat di negara maju,
namun hal ini tidak terjadi di negara berkembang seperti indonesia (roesli,2006). Menurut data
survei kesehatan nasional (SUSENAS) 2010 diketahui baru sebanyak 33,6% bayi d indonesia
mendapatkan ASI eksklusif.
Dari Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di
Indonesia saat ini memprihatinkan, presentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6
bulan hanya 15,3%. Hal ini di sebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan
pemberian ASI masih relativ rendah (Depkes, 2011). Pencapaian 6 bulan ASI eksklusif
bergantung pada keberhasilan inisiasi menyusui dini dalam satu jam pertama (departemen
kesehatan, 2007). Data riskesdas tahun 2010 diketahui jumlah pemberian ASI eksklusif
berdasarkan usia bayi yaitu bayi Usia 0 bulan 39,8%,Usia 1 bulan 32,5%,Usia 2 bulan
30,7%,Usia 3 bulan 25,2%,Usia bayi 4 bulan 26,3%,Usia bayi 5 bulan 12,3%.berdasarkan data
yang diperoleh dari dinas Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2012 di Jawa Barat terdapat
31,14% bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.
Berdasarkan penelitian Mashudi, (2012) yang berjudul inisiasi menyusu dini awal
keberhasilan ASI Eksklusif menerangkan, bahwa bayi yang begitu lahir dilakukan teknik IMD
pada usia 50 menit mampu menyusu lebih baik, sedangkan bayi yang tidak dilakukan teknik
IMD pada usia yang sama 50% tidak dapat menyusu dengan baik. Pada usia enam bulan dan
setahun, bayi yang diberi kesempatan menyusui dini, hasilnya 59 % dan 38% yang masih
disusui. Sedangkan bayi yang tidak diberi kesempatan menyusui dini pada usia yang sama
tinggal 29 % dan 8 % yang masih disususi.
Data dari Puskesmas Sariwangi pada tahun 2012 terdapat 741 bayi yang berusia 0-6 bulan,
471 bayi (63,64%) yang masih diberikan ASI eksklusif. Angka pencapaian tersebut belum
memenuhi target yang di tetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, dan
merupakan target Nasioal yaitu sebesar 80%.
Survei awal yang dilakukan pada tanggal 28 mei 2013 dengan mewawancarai kepada ibu
bayi, diketahui dari 10 bayi terdapat 8 (80%) bayi yang melakukan IMD. Dari 8 bayi yang
melakukan IMD tersebut terdapat 4 (50%) bayi yang berhasil ASI eksklusif dan 4 (50%) bayi
yang tidak berhasil ASI Eksklusif.
B. Tujuan1. Memenuhi tugas sistem reproduksi 12. Agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan mampu menerapkan pola piker
ilmiah dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi yang baru lahir.
BAB II
ISI
A. Definisi Inisiasi Menyusui DiniInisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir (Prasetyono, 2009).
Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Pada satu jam pertama bayi harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan mengisap puting susu dan mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI (Air Susu Ibu) kolostrum. (www.depkes.co.id)
Sesaat setelah ibu melahirkan maka biasanya bayi akan dibiarkan atau diletakkan di atas dada si ibu agar sang anak mencari sendiri puting ibunya, ini disebut dengan inisiasi menyusu dini/IMD (Kodrat, 2010).
Pemberian ASI secara dini juga membiasakan bayi agar terbiasa mengkonsumsi ASI untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sebab ASI merupakan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi yang didalam ASI mengandung unsur-unsur gizi lengkap yang diperlukan bayi dalam pertumbuhan dan perkembangannya kelak (Saleha, 2008).
B. Prinsip Inisiasi Menyusui DiniSegera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di
dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri. Apabila ruangan bersalin dingin, bayi di beri topi dan di selimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu selama proses bayi menyusu ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan (JNPK, 2007).
C. Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari
payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypotermia).2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil.
Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi.3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya
dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri baik di kulit ibu. Bakteri baik
ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari lingkungan.
4. “Bonding” (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.
5. Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
6. Bayi yang diberi kesempatan menyusu lebih dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan akan lebih lama disusui.
7. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan, jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
8. Bayi mendapatkan ASI kolostrum yaitu ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.
9. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.
D. Persiapan melakukan Inisiasi Menyusu Dini1. Pertemuan pimpinan rumah sakit, dokter kebidanan, dokter anak, dokter anastesi,
bidan, tenaga kesehatan yang bertugas di kamar bersalin, kamar operasi, kamar perawatan ibu melahirkan untuk mensosialisasikan Rumah Sakit Sayang Bayi yang direvisi 2006.
2. Melatih tenaga kesehatan terkait yang dapat menolong, mendukung ibu menyusui, termasuk menolong inisiasi menyusu dini yang benar.
3. Setidaknya antenatal (ibu hamil), dua kali pertemuan tenaga kesehatan bersama orang tua, membahas keuntungan ASI dan menyusui, tatalaksana menyusu dini termasuk inisiasi dini pada kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan.
4. Di Rumah Sakit Ibu Sayang Bayi, inisiasi menyusu dini termasuk langkah ke-4 dari 10 langkah keberhasilan menyusui.
E. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Secara Umum1. Dianjurkan untuk suami dan keluarga menemani saat persalinan.2. Disarankan untuk tidak mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan.
Dapat diganti dengan cara non-kimiawi misalnya pijat, aromaterapi, gerakan atau hypnobirthing.
3. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan normal, di dalam air atau dengan jongkok.
4. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya. Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan.
5. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti, jika perlu gunakan topi bayi.
6. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
7. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.
8. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti operasi Caesar.
9. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda.
10. Rawat gabung yaitu ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu dan bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan.
F. Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang TepatMenurut Roesli (2008) tatalaksana IMD yang kurang tepat adalah:
1. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.2. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong lalu diikat.3. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.4. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak kulit
dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.
5. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.
6. Setelah itu, bayi di bawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery room) untuk di timbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K dan kadang di beri tetes mata.
G. Inisiasi Menyusu Dini yang di AnjurkanMenurut Ambarwati (2009) Inisiasi Menyusu Dini yang dianjurkan antara lain:
1. Begitu lahir bayi diletakkan di atas perut ibu yang sudah di alasi kain kering.2. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya.3. Tali pusat dipotong lalu diikat.
4. Vernik (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
5. Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau diperut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
H. Penghambat Inisiasi Menyusu DiniBerikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi, yaitu:
1. Bayi kedinginan.Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan
sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu.
Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1º lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1ºC. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2ºC untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal (Roesli, 2008).
2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya.Terbentuknya oksitosin akibat sentuhan bayi dan menyusui justru
membantu menenangkan ibu setelah melahirkan (Rosita, 2008).3. Tenaga kesehatan kurang tersedia.
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu (Roesli, 2008).
4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar
perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini (Roesli, 2008).
5. Ibu harus dijahit.Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang
dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu (Roesli, 2008).6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea)
harus segera diberikan setelah lahir.Menurut American College of Obstetrics and Gyneology dan Academy
Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi (Roesli, 2008).
7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur.Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan
bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai (Roesli, 2008).
8. Bayi kurang siaga.Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert).
Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding (Roesli, 2008).
9. Kolostrum dan ASI saja tidak cukup bagi bayiSebagai makanan pertama, kolostrum justru sangan mencukupi. Normal
terjadi berat badan bayi sedikit turun setelah dilahirkan (Rosita, 2008).10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi.
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Kolostrum merupakan imunisasi pertama yang diterima bayi (Rosita, 2008).
11. Bayi memerlukan cairan lain sebelum menyusui.Justru cairan ini akan meningkatkan risiko bayi terhadap infeksi, serta
dapat mempengaruhi pemberian ASI secara ekslusif (Rosita, 2008).
I. Keuntungan Inisiasi Menyusu DiniMenurut Departemen Kesehatan (2007) kontak kulit dengan kulit mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
1. Keuntungan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk bayi.a. Mengendalikan temperatur tubuh bayi.b. Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif.c. Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya dengan
lebih cepat).d. Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi.e. Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama.f. Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi
sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.g. Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih
cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir.h. Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa
jam pertama hidupnya.2. Keuntungan kontak kulit bayi dan ibu untuk ibu
a. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu.1) Oksitosin2) Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan
lebih rendah.3) Merangsang pengeluaran kolostrum.4) Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi.5) Ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat placenta lahir
dan prosedur pasca persalinan lainnya.b. Prolaktin
1) Meningkatkan produksi ASI.2) Membantu ibu mengatasi stres. Mengatasi stres adalah fungsi oksitosin.
3) Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusu.4) Menunda ovulasi.
c. Keuntungan menyusu dini untuk bayiMenurut Ambarwati (2009) keuntungan IMD bagi bayi meliputi :1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas agar kolostrum segera keluar yang di sesuaikan dengan kebutuhan bayi.2) Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.3) Meningkatkan kecerdasan.4) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan napas.5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.6) Mencegah kehilangan panas.7) Merangsang kolostrum segera keluar.
d. keuntungan menyusu dini untuk ibu
1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin.2) Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.3) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanInisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir (Prasetyono, 2009).
B. SaranBagi ibu yang baru saja menjalani persalinan sebaiknya si bayi langsung di
berikan inisiasi menyusu dini, karena salah satu keuntungannya yaitu bisa mempererat ikatan batin antara ibu dengan si bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pelatihan APN Bahan Tambahan IMD. Jakarta : JNPKKR-
JHPIEGO.
Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakarta : Diva Press.
Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Ekslusif. Jakarta : Pustaka Bunda