Makalah Sistem Reproduksi II Ika

24
MAKALAH SISTEM REPRODUKSI II “ ABORTUS ” Disusun Oleh: Ika Riwayati Yussi Kurniawan Kelas VI c / S1 Keperawatan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “INSAN CENDIKIA MEDIKA” TAHUN AJARAN 2014 /2015

description

Makalah Sistem Reproduksi II Ika

Transcript of Makalah Sistem Reproduksi II Ika

MAKALAH SISTEM REPRODUKSI II

ABORTUS

Disusun Oleh: Ika Riwayati

Yussi Kurniawan

Kelas VI c / S1 KeperawatanSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDIKIA MEDIKA

TAHUN AJARAN 2014 /2015KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga makalah Sistem Reproduksi II ini dengan judul ABORTUS dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Direktur stikes icmeDr. H. M. Zainul Arifin, Drs.M.Kes2. Ketua prodi S1 keperawatanMuarrofah, S.Kep.,Ners.M.Kes3. Semua pihak yang membantuAkhir kata dengan menyadari akan kekurangan dalam makalah dan hasil analisis maupun cara penulisnya, tidak lain karena keterbatasan kemampuan kami, sehingga demi penyempurnaannya kami mohon adanya saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.

Jombang, 10 Maret 2014

Tim Penysun

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangIstilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.Berdasarkan variasi berbagai batasan yang ada tentang usia / berat lahir janin viable (yang mampu hidup di luar kandungan), akhirnya ditentukan suatu batasan abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 g.

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.B.Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan abortus?

2. Ada berapa macam abortus?

3. Bagaimana penatalaksanaan abortus?

C. Tujuan1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan abortus

2. Untuk mengetahui macam-macam abortus

3. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan abortus

BAB IIPEMBAHASAN

A.DefinisiAbortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 22 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.Berdasarkan variasi berbagai batasan yang ada tentang usia / berat lahir janin viable (yang mampu hidup di luar kandungan), akhirnya ditentukan suatu batasan abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 g (Sarwono, 2010).

Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400 1.000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. (Eastman)Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law. (Jeffcoat)Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dimana proses plasentasi belum selesai. (Holmer)(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 209)Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar.(Obstetri Patologi, Hal : 7)Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal : 145)B. EtiologiAbortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :1. Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :

a. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi Xb. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurnac. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau atau alkohol.2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun3.Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis4.Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus padatrimester kedua) retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.C.PatogenesisPada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.D.Manifetasi Klinis1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.3. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus .5.Pemeriksaan ginekologi :a.Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulvab.Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium.c.Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.E.Pemeriksaan Penunjang1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 3 minggu setelah abortus2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.F.Komplikasi1. komplikasi berbahaya pada abortus adalah Perdarahan, perforasi, syok dan infeksia. perdarahan dapat di atasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

b. perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hipertrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu di amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera di lakukan laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi/ perlu histerktomi. Perforasi uterus pada abortus yang di kerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlakuan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laprarotosmi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tidakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.

c. Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemarogik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

d. infeksi dalam uterus dan adexa dapat terjadi dalam setiap abortus, tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman (unsafe abrotion).2. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.G.KlasifikasiAbortus dapat dibagi atas 2 bagian :1. Abortus spontanAdalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah (terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri).2. Abortus Provakotus (induced abortion) .Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat abortus. Abortus ini lalu dibagi lagi menjadi :a. Abortus medisinalis (abortus theraupetica/ keguguran buatan terapeutik)Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis), biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.b. Abortus kriminalis (keguguran buatan ilegal)Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.H.Jenis-Jenis Abortus1. Abortus iminens (keguguran mengancam), yaitu perdarahan bercak yang menunjuk ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan, ditandai dengan perdarahan bercak hingga sedang, serviks tertutup (karena pada saat pemeriksaan tanpa belum ada pembukaan), uterus sesuai usia gestasi, kram perut bawah, nyeri memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali, tidak ditemukan kelainan pada serviks.

2. Abortus insipiens (keguguran tak terhalangi), terjadi perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsrpsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit, dengan tanda-tanda perdarahan sedang hingga masih/ banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah, serviks terbuka, uterus sesuai masa kehamilan, kram nyeri perut bawah karena kontraksi rahim kuat, akibat kontraksi uterus terjadi pembukaan, belum terjadi eksplusi hasil konsepsi.3. Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap), bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus. Bila abortus inkomplit disertai infeksi genetalia disebut abortus infeksiosa4. Abortus komplit (keguguran lengkap), bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus5. Missed abortion, kematian janin sebelum 20minggu.

6. Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan dimanapenderitamengalami keguguran berturu-turut 3 kali atau lebih7. Abortus infeksiosus dan abortus septik : Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum, hal ini sering ditemukan pada abortus inkompletus, atau abortus buatan, terutama yang kriminalis tanpa memperhatikan syarat-syarat asepsis dan antisepsis. Bahkan pada keadaan tertentu dapat terjadi perforasi rahim .BAB IIIKONSEP ASKEP1. Pengkajian

Anamnesa

Identitas klien

2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.a.Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulvab.Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium.c.Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.Proses Abortus dapat dibagi atas 4 tahap : abortus imminens, abortus insipiens, abortus inkomplet dan abortus komplet.1. Abortus IminensAbortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks. Ciri : perdarahan pervaginam, dengan atau tanpa disertai kontraksi, serviks masih tertutup Jika janin masih hidup, umumnya dapat bertahan bahkan sampai kehamilan aterm dan lahir normal. Jika terjadi kematian janin, dalam waktu singkat dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin dilakukan ideal dengan ultrasonografi, dilihat gerakan denyut jantung janin dan gerakan janin. Jika sarana terbatas, pada usia di atas 12-16 minggu denyut jantung janin dicoba didengarkan dengan alat Doppler atau Laennec. Keadaan janin sebaiknya segera ditentukan, karena mempengaruhi rencana penatalaksanaan / tindakan.Penatalaksanaana. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.b. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panasc. Tes kehamilan dapat dilakuka. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.d. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal 3 x 30 mg, Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600 1.000 mge.Diet tinggi protein dan tambahan vitamin Cf.Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.2.Abortus InsipiensAbortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus.Ciri : perdarahan pervaginam, dengan kontraksi makin lama makin kuat makin sering, serviks terbuka.Penatalaksanaan :a. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfinb. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.c.Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.d. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.3. Abortus InkomplitAbortus inkompletus adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.Ciri : perdarahan yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka sebagian jaringan keluar.Penatalaksanaan :a. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darahb.Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuskularc.Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.d.Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi4. Abortus KompletusAbortus kompletus adalah terjadinya pengeluaran lengkap seluruh jaringan konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Ciri : perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada sisa dalam uterus. Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.Penatalaksanaan :a. Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 5 harib.Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darahc.Berikan antibiotik untuk mencegah infeksid.Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.5. Missed AbortionKematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa ada pengeluaran selama lebih dari 4 minggu atau lebih (beberapa buku : 8 minggu ).Biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan.Penatalaksaan :a. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam .b.Bila kadar finrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.c.Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.d.Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3 x 5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.e.Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.6. Abortus SeptikSepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya dilakukan oleh dukun atau awam). Bahaya terbesar adalah kematian ibu. Abortus septik harus dirujuk kerumah sakit.a. Penanggulangan infeksi :1)Obat pilihan pertama : penisilin prokain 800.000 IU intramuskular tiap 12 jam ditambah kloramfenikol 1 gr peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 6 jam2) Obat pilihan kedua : ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap 4 jam ditambah metronidazol 5000 mg tiap 6 jam3)Obat pilihan lainnya : ampisilin dan kloramfenikol, penisilin, dan metronidazol, ampisilin dan gentamisin, penisilin dan gentamisin.b. Tingkatkan asupan cairanc.Bila perdarahan banyak , lakukan transfusi darahd.Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.7. Abortus terapeutikDilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu, atas pertimbangan / indikasi kesehatan wanita di mana bila kehamilan itu dilanjutkan akan membahayakan dirinya, misalnya pada wanita dengan penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, korban perkosaan (masalah psikis). Dapat juga atas pertimbangan / indikasi kelainan janin yang berat.Pada pasien yang menolak dirujuk beri pengobatan sama dengan yang diberikan pada pasien yang hendak dirujuk, selama 10 hari.Di rumah sakit :a. Rawat pasien di ruangan khusus untuk kasus infeksib.Berikan antibiotik intravena, penisilin 10-20 juta IU dan streptomisin 2gc.Infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat disesuaikan kebutuhan cairand.Pantau ketat keadaan umum, tekanan darah , denyut nadi dan suhu badae.Oksigenasi bila diperlukan, kecepatan 6 8 liter per menitf.Pasang kateter Folley untuk memantau produksi uring.Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, hematokrit, golongan darah serta reaksi silang, analisi gas darah, kultur darah, dan tes resistensi.h.Apabila kondisi pasien sudah membaik dan stabil, segera lakukan pengangkatan sumber infeksii.Abortus septik dapat mengalami komplikasi menjadi syok septik yang tanda-tandanya ialah panas tinggi atau hipotermi, bradikardi, ikterus, kesadaran menurun, tekanan darah menurun dan sesak nafas.I.Diagnostik1. Anamnesis : perdarahan, haid terakhir, pola siklus haid, ada tidak gejala / keluhan lain, cari faktor risiko / predisposisi. Riwayat penyakit umum dan riwayat obstetri / ginekologi.2. Prinsip : wanita usia reproduktif dengan perdarahan per vaginam abnormal harus selalu dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan.3.Pemeriksaan fisis umum : keadaan umum, tanda vital, sistematik. Jika keadaan umum buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera.4.Pemeriksaan ginekologi : ada tidaknya tanda akut abdomen. Jika memungkinkan, cari sumber perdarahan : apakah dari dinding vagina, atau dari jaringan serviks, atau darah mengalir keluar dari ostium.5.Jika diperlukan, ambil darah / cairan / jaringan untuk pemeriksaan penunjang (ambil sediaan sebelum pemeriksaan vaginal touche)6.Pemeriksaan vaginal touche : hati-hati. Bimanual tentukan besar dan letak uterus. Tentukan juga apakah satu jari pemeriksa dapat dimasukkan ke dalam ostium dengan mudah / lunak, atau tidak (melihat ada tidaknya dilatasi serviks). Jangan dipaksa. Adneksa dan parametrium diperiksa, ada tidaknya massa atau tanda akut lainnya.J. Teknikpengeluaran sisa abortusPengeluaran jaringan pada abortus : setelah serviks terbuka (primer maupun dengan dilatasi), jaringan konsepsi dapat dikeluarkan secara manual, dilanjutkan dengan kuretase.1.Sondage, menentukan posisi dan ukuran uterus.2.Masukkan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar 90 untuk melepaskan jaringan, kemudian tutup dan keluarkan jaringan tersebut.3. Sisa abortus dikeluarkan dengan kuret tumpul, gunakan sendok terbesar yang bisa masuk.4.Pastikan sisa konsepsi telah keluar semua denganeksplorasi jari maupun kuret .K.Faktor risiko / predisposisi yang (diduga) berhubungan dengan terjadinya abortus1.Usia ibu yang lanjut2.Riwayat obstetri / ginekologi yang kurang baik3.Riwayat infertilitas4.Adanya kelainan / penyakit yang menyertai kehamilan (misalnya diabetes, penyakit imunologi sistemik dan sebagainya).5.Berbagai macam infeksi (variola, CMV, toxoplasma, dan sebagainya)6.Paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat2an, alkohol, radiasi, dan sebagainya)7. Trauma abdomen / pelvis pada trimester pertama8.Kelainan kromosom (trisomi / monosomi)Dari aspek biologi molekular, kelainan kromosom ternyata paling sering dan palingjelas berhubungan dengan terjadinya abortus.L.Penatalaksanaan pasca abortusPemeriksaan lanjut untuk mencari penyebab abortus. Perhatikan juga involusi uterus dan kadar B-hCG 1-2 bulan kemudian. Pasien dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan kemudian (jika perlu, anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil).BAB IVPENUTUPA.KesimpulanAbortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law. (Jeffcoat)Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dimana proses plasentasi belum selesai. (Holmer)(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 209)Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar.(Obstetri Patologi, Hal : 7)Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.Pemeriksaan lanjut untuk mencari penyebab abortus. Perhatikan juga involusi uterus dan kadar B-hCG 1-2 bulan kemudian. Pasien dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan kemudian (jika perlu, anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil)B.Saran:Dari pembahasan materi diatas diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan mengetahuitentangABORTUS.Apabila ada kekurangan dari pembahasan materi diatas,penulis megharapkan kritik dan saran dari pembaca.DAFTAR PUSTAKAArif Manjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setiowulan,Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI, Media Aesculapius, Jakarta : 2002K. Bertens,Aborsi sebagai Masalah Etika PT. Gramedia, Jakarta : 2003Sarwono,Pengantar Ilmu Kandungan, 2010, Yayasan Pustaka.Sarwono.Pengantar Ilmu Acuan Nasional, 2002 Yayasan PustakaInternet,Catatan Kuliah Obstetri dan Ginekologi Plus buat ko-as FKUI