Makalah Sistem Endokrin Tiroid
-
Upload
kezzia-putri-wazane -
Category
Documents
-
view
96 -
download
10
description
Transcript of Makalah Sistem Endokrin Tiroid
MAKALAH SISTEM ENDOKRIN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
HIPERTIROIDISME
OLEH : TUTOR 4
ANNISA FEBRIANI PUTRI
DIANA ZULHIJAH
ELSA MAYORI
KEZZIA PUTRI WAZANE
MUTIA WATI
NOVI FEBRIANI
RAHMAT ALHAMDA
RAHMI DAFAT MAYENI
RINI SUNDARI
WITRI ANWAR
YULITA AYU PURNAMA SARI
STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
TA : 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta
nikmat ilmu dan limpahan Rahmat serta karunia_Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Kelenjar tiroid (HIPERTIROIDISME)”.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini terutama kepada dosen pengajar mata kuliah Sistem
endokrin dan anggota kelompok yang sangat kompak dan saling membantu untuk
menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat
kekurangan.Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini
dapat berguna bagi pembaca dan memberikan informasi yang baru dan menambah
pengetahuan bagi kita semua.
Bukittinggi, Msret 2016
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2C. Tujuan ..................................................................................................... 2D. Manfaat ................................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN
A. HIPERTIROIDISME ............................................................................. 41. Defenisi ............................................................................................. 42. Klasifikasi ........................................................................................ 43. Etiologi .............................................................................................. 54. Patofisiologi....................................................................................... 65. Manifestasi Klinik.............................................................................. 76. Pemeriksaan Diagnostik .................................................................... 77. Komplikasi ........................................................................................ 88. Penatalaksanaan Medis ..................................................................... 89. WOC.................................................................................................. 10
BAB III : ASKEP HIPERTIROIDISME
1. Pengkajian ......................................................................................... 112. Analisa Data ...................................................................................... 123. Diagnosa Keperawatan...................................................................... 134. Nursing Care Planning....................................................................... 145. Implementasi...................................................................................... 166. Evaluasi.............................................................................................. 16
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 17B. Saran ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang
ditemukan selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik
terjadi selama kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi
tiroid maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita
hamil dengan eutiroid memunculkan beberapa tanda tidak spesifik yang mirip
dengan disfungsi tiroid sehingga diagnosis klinis sulit ditegakkan. Sebagai
contoh, wanita hamil dengan eutiroid dapat menunjukkan keadaan
hiperdinamik seperti peningkatan curah jantung, takikardi ringan, dan tekanan
nadi yang melebar, suatu tanda-tanda yang dapat dihubungkan dengan
keadaan hipertiroid.
Disfungsi tiroid autoimun umumnya menyebabkan hipertiroidisme
dan hipotiroidisme pada wanita hamil. Kelainan endokrin ini sering terjadi
pada wanita muda dan dapat mempersulit kehamilan, demikian pula
sebaliknya. Penyakit Graves terjadi sekitar lebih dari 85 % dari semua kasus
hipertiroid, dimana Tiroiditis Hashimoto adalah yang paling sering untuk
kasus hipotiroidisme. Tiroiditis postpartum adalah penyakit tiroid autoimun
yang terjadi selama tahun pertama setelah melahirkan. Penyakit ini
memberikan gejala tirotoksikosis transien yang diikuti dengan hipotiroidisme
yang biasanya terjadi pada 8-10% wanita setelah bersalin.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin
releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk
melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH
mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika
aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini
terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan,
dengan demikian berakibat pada hipertiroid. pengobatan hipertiroidisme
1
adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara
menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh
kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid
yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis
hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini
timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular
toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat
kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti
tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit
serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apa defenisi Hipertiroidisme?
2. Apa etiologi Hipertiroidisme ?
3. Bagaimana patofisiologi Hipertiroidisme ?
4. Bagaimana manifestasi klinik Hipertiroidisme?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang Hipertiroidisme?
6. Apa saja komplikasi dari Hipertiroidisme ?
7. Bagaimana penatalaksanaan Hipertiroidism?
8. Bagaimana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan
Hipertiroidism?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi Untuk mengetahui Hipertiroidisme
2. Untuk mengetahui etiologi Hipertiroidisme
3. Untuk mengetahui patofisiologi Hipertiroidisme
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik Hipertiroidisme
2
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Hipertiroidisme
6. Untuk mengetahui komplikasi dari Hipertiroidisme
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Hipertiroidisme
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
Hipertiroidisme
D. Manfaat
Dapat menambah pengetahuan tentang gambaran dari Hipertiroidisme
dan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hipertiroidisme
1. Definisi
Hipertiroidisme adalah sekresi hormon tiroid yang berlebihan yang
dimanifestasikan melalui peningkatan kecepatan metabolisme. (Suzanne
C. Smeltzer,2001). Hipertiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan
metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang
berlebihan. (Marilynn, E. Doenges,1999). Hipertiroidisme dapat
didefinisikan sebagai respons jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh
metabolik hormon tiriod yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul
spontan atau akibat asupan hormon tiroid yang berlebihan. (Sylvia A.
Price, dkk, 2005).
2. Klasifikasi
Thamrin (2007) mengklasifikasikan hipertiroidisme menjadi empat
bagian:
a. Goiter Toksik Difusa (Grave’s Disease)
Kondisi yang disebabkan, oleh adanya gangguan pada sistem
kekebalan tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid,
sehingga menstimulasi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon
tiroid terus menerus. Grave’s disease lebih banyak ditemukan pada
wanita daripada pria, gejalanya dapat timbul pada berbagai usia,
terutama pada usia 20 – 40 tahun. Faktor keturunan juga dapat
mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu
dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.
4
b. Penyakit Tiroid Nodular (Nodular Thyroid Disease)
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar
dan tidak disertai dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum
diketahui. Tetapi umumnya timbul seiring dengan bertambahnya usia.
c. Subakut Tiroiditis
Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan
inflamasi, dan mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah
besar ke dalam darah. Umumnya gejala menghilang setelah beberapa
bulan, tetapi bisa timbul lagi pada beberapa orang.
d. Postpartum Tiroiditis
Timbul pada 5 – 10% wanita pada 3 – 6 bulan pertama setelah
melahirkan dan terjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan
kembali normal secara perlahan-lahan.
3. Etiologi
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,
suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk
menghasilkan hormon yang berlebihan. Hipertiroidisme dapat terjadi
akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan
TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan
TRF karena umpan balik negatif hormon tiroid terhadap pelepasan
keduanya. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan
gambaran kadar hormon tiroid dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah
karena uinpan balik negatif dari hormon tiroid dan TSH. Hipertiroidisme
akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan hormon tiroid yang
finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
5
4. Patofisiologi Hipertiroidisme
Hipertiroidisme mungkin karena over fungsi keseluruhan kelenjar, atau
kondisi yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal atau
multiple adenoma kanker tiroid.Juga pengobatan miksedema dengan
hormone tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan hipertiroidisme.
Bentuk hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit graves (goiter
divus toksik) yang mempunyai tiga tanda penting yaitu, hipertiroidisme,
perbesaran kelenjar tiroid (goiter) dan eksoptalmos (protusi mata
abnormal) penyakit graves merupakan kelainan autoimun yang dimediasi
oleh antibody IgG yang berikatan dengan reseptor TSH aktif pada
permukaan sel-sel tiroid.
Penyebab lain hiertiroidisme dapat mencakup goiter donular toksik
adenoma toksik (jinak), kasrinoma tiroid, tiroiditis subakut dan kronis, dan
ingesti TH.Patofisiologi dibalik manifestasi penyakit hipertiroid graves
dapat dibagi ke dalam dua kategori: (1) yang sekunder akibat rangsangan
berlebih system saraf adrenergic dan (2) yang merupakan akibat tingginya
kadar TH yang bersirkulasi.
Hipertiroidisme ditandai dengan kehilangan pengeontrolan normal
sekresi hormone tiroid TH.Karena kerja dari TH pada tubuh adalah
merangsang, maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas
system saraf simpatis jumlah TH yang berlebihan menstimulasi sistem
kardiak dan meningkatkan jumlah reseptor beta adenergik.Keadaan ini
mengarah pada takikardia dan peningkatan curah jantung, volume
sekuncup, kepekaan adrenergik, dan aliran darah perifer.Metabolism
sangat meningkat, mengarah pada keseimbangan nitrogen negative,
penipisan lemak, dan hasil akhir defisiensi nutrisi.
Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme
hipotalamik, pituitary dan hormone gonad. Jika hipertiroidisme sebelum
pubertas, akan terjadi peundaan perkembangan seksualpada kedua jenis
6
kelamin, tetapi pada pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada
pria dan wanita. Setelah pubertas wanita akan juga menunjukkan
ketidakteraturan menstruasi dan penurunan vertilitas.
5. Manifestasi Klinik
a. Peningkatan frekuensi denyut jantung.
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan
terhadap Katekolamin.
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan.
d. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik
e. Peningkatan frekuensi buang air besar
f. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
g. Gangguan reproduksi
h. Tidak taahan panas
i. Cepat lelah
j. Pembesaran kelenjar tiroid
k. Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan
xat dalam orbit mata.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
a. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH,
dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi
masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
b. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
c. Bebas T4 (tiroksin)
d. Bebas T3 (triiodotironin)
e. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk
memastikan pembesaran kelenjar tiroid
f. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7
g. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan
hiperglikemia.
7. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah
krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara
spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama
pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang
sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia
(sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung
Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.
8. Penatalaksaan Medis
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi
hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat
antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi
subtotal).
a. Obat antitiroid. Digunakan dengan indikasi:
Terapi untuk memperpaqjang remisi atau mendapatkan remisi
yang menetap, pada pasien muda dengan struma ringan
sampai sedang dan tirotoksikusis
Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum
pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yg mendapt
yodium radioaktif
Persiapan tiroidektomi
Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis
serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme
kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua sehingga propiltiourasil
8
dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4,
yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal
mencegah hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi
juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang keluar
dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien
eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan
dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas
atas normal dengan dosis propiltiaurasil (Ganong,1999).
9
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN HEPERTIROIDISME
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama :
Umur :
MR :
Pekerjaan :
Agama :
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Emosi kerap labil akhir-akhir ini, selalu merasa kepanasan, duduk
gelisah dan tidak bisa tenang, sering merasa cepat capek beraktifitas ,
berat badan terus menurun, rambut rontok, sering merasa lapar namun
sering muntah dan mengalami gangguan menelan.
Riwayat kesehatan sekarang
Emosi kerap labil, selalu gelisah dan kepanasan, berat badan menurun,
sering lapar walaupun sering muntah, rambut rontok.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah riwayat penyakit yang sama dalam keluarga?
3. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan fisik teraba splenomrgali, leher membesar, pasien
tampak tremor.
b. Tanda _ tanda vital
11
c. TD : 150/120, aritmia.
d. T3 T4 meningkat , TSH menurun.
e. Pola fungsional Gordon
a) Persepsi dan management kesehatan
b) Nutrisi – metabolic
c) Eliminasi
d) Aktivitas dan latihan
e) Istirahat dan tidur
f) Kognitif dan persepsi sensori
g) Persepsi diri-konsep diri
h) Peran dan hubungan dengan sesame
i) Reproduksi dan seks
j) Mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
B. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS :
*Klien mengatakan emosi labil
*klien mengatakan cepat capek
*irama jantung lebih cepat
DO :
*klien tampak termor
*aritmia
Hipertiroid
ꜜ
Metabolisme meningkat
ꜜ
Peningkatan frekuensi dan
kontraksi jantung
ꜜ
Takikardi dan aritmia
ꜜ
Tekanan darah meningkat
ꜜ
Penurunan curah jantung
Penurunan curah
jantung
12
2 DS :
*emosi labil
*duduk gelisah tidak bisa tenang
*sering cepat capek beraktivitas
DO :
*klien tampak tidak semangat
*klien tampak lelah
Peningkatan konsumsi o2
ꜜ
System saraf
ꜜ
Nerfus
ꜜ
Kelelahan
ꜜ
keletihan
keletihan
3 DS :
*Klien merasa sering lapar
*klien sering muntah
*klien merasa gangguan menelan
DO :
*klien tampak lemah
*klien tampak lesu
Pemakaian glukosa sel
ꜜ
Pemecah lemak dan protein
ꜜ
Peningkatan kebutuhan
kalori
ꜜ
Ketidakseimbangan nutrisi
Ketidakseimbangan
nutrisi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan curah jantung b.d hipertiroid tidak terkontrol,
peningkatan beban kerja jantung.
b. Keletihan b.d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energy, peka rangsangan dari saraf sehubungan dengan gangguan
kimia tubuh.
c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuahn tubuh
berhubungan dengan peningkatan metabolisme.
13
D. NURSING CARE PLANNING
DIAGNOSA KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI
(NIC)/AKTIVITAS
Penurunan curah jantung b.d
hipertiroid tidak terkontrol,
peningkatan beban kerja
jantung.
NOC
*Cardiac pump
effectiveness
*Circulation status
*Vital Sign Status
Kriteria Hasil
*tanda vital dengan rentang
normal (tekanan darah,
nadi, respirasi)
*dapat mentoleransi
aktivitas, tidak ada
kelelahan
*tidak ada edema paru,
perifer, dan tidak ada asites.
NIC
Cardiac Care
*evaluasi adanya nyeri dada
*catat adanya disritmia jantung
*monitor status kardiovaskuler
*monitor status pernafasan
dangkal jantung.
Vital Sign Monitoring
*monitor TD, nadi, suhu,RR
*monitor kualitas dari nadi
*monitor bunyi jantung
Keletihan b.d hipermetabolik
dengan peningkatan
kebutuhan energy, peka
rangsangan dari saraf
sehubungan dengan gangguan
kimia tubuh.
NOC
*endurance
*concentrasition
*energi concervation
*nutritional status: energi
Kriteria Hasil
*memvebalisasikan
peningkatan energi dan
merasa lebih baik
*menjelaskan penggunaan
energi untuk mengatasi
kelelahan
*kecemasan menurun
NIC
Energy management
*observasi adanya pembatasan
klien dalam melakukan aktivitas
*kaji adanya faktor yang
menyebabkan kelelahan
*monitor respon kardiovaskuler
terhadap aktivitas
*monitor pola tidur dan lamanya
istirahat pasien
*tingkatkan tirah baring dan
pembatasan aktivitas
*konsultasi dengan ahli gizi
14
*glukosa darah adekuat
*istirahat cukup
untuk meningkatkan asupan
makanan yang berenergi tinggi
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuahn tubuh
berhubungan
dengan peningkatan
metabolism.
NOC
*nutritional status
*nutritional status : food and
fluid intake
*nutrient intake
*weight control
Kriteria Hasil
*adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
*berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
*mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
*tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
NIC
Nutrition management
*kaji adanya alergi makanan
*anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
*anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin c
*berikan substansi gula
*monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
*kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrion monitoring
*BB pasien dalam batas normal
*monitor adanya penurunan berat
badan
*monitor adanya kulit kering dan
perubahan pigmentasi
*monitor turgor kulit
*monitor mual dan muntah
*catat adanya edema, hipertonik
papilla lidah dan cavitas oral
*catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
15
E. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam
pelaksanaan implementasi keperawatan , penguasaan keterampilan dan
pengetahuan harus di miliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang di
berikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah di
tentukan dapat tercapai.
(Wong, D.L.2004:Hal.331)
F. EVALUASI
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah
keperawatan telah teratasi, tidak teratasi, atau teratasi sebagian dengan
mengacu pada kriteria evaluasi SOAP.
16
BAB III
PENUTUPA. KESIMPULAN
Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi
kelebihan sekresi hormone tiroid dan Hipotiroidisme merupakan penurunan
sekresi hormone kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme
kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebut uhan jaringan tubuh akan
hormone-hormon tiroid.
Hipertiroidisme adalah sekresi hormon tiroid yang berlebihan yang
dimanifestasikan melalui peningkatan kecepatan metabolisme. (Suzanne C.
Smeltzer,2001). Hipertiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan metabolik
yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan.
(Marilynn, E. Doenges,1999). Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai
respons jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiriod
yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon
tiroid yang berlebihan. (Sylvia A. Price, dkk, 2005).
B. SARAN
Sebagai penyusun, kami merasa bersyukur dan bangga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sedemikian rupa, tetapi, makalah ini
belumlah sempurna seperti makalah yang sempurna. Oleh karena itu, kami
sebagai penyusun memohon kritik dan saran dari para pembaca karena kami
sadar tiada hal yang sempurna di muka bumi ini, yang pepatah mengatakan
“Tiada gading yang tak retak”, kecuali Allah SWT.
17
DAFTAR PUSTAKA
Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Bandung, Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
Price A, Sylvia dan Wilson M, Lorraine, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit, Edisi 4, Buku II, Jakarta, EGC,1995
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?
idktg=11&judul=Hipertiroidisme&iddtl=124&UID=2007112117251312
5.163.255.129.
www.wrongdiagnosis.comhttp://www.wrongdiagnosis.com/h/
hyperthyroidism/treatments.htm
18