Makalah OM Endokrin

download Makalah OM Endokrin

of 16

description

makalah oral medicine

Transcript of Makalah OM Endokrin

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    1/16

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena atas rahmat dan

    hidayah serta izin-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah Oral Medicine mengenai

    Sistemdan Kelainan pada Kelenjar Endokrin.

    Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanyakerjasama dalam kelompok kami serta bimbingan dari dosen Oral Medicine.Kami menyadari

    bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik

    dan saran yang membangun dari semua pihak dalam perbaikan makalah ini. Walaupun

    demikian, kami berharap penulisan makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para

    pembaca umumnya, sehingga dapat melengkapi khasanah ilmu pengetahuan yang senantiasa

    berkembang dengan cepat.

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    2/16

    DAFTAR ISIKata Pengantar

    Daftar Isi

    Bab I

    Pendahuluan1.1 Latar belakang

    1.2 Perumusan masalah

    1.3 Tujuan

    1.4 Sistematika penulisan

    Bab II

    Pembahasan

    2.1 Pengertian hormon dan sistem endokrin

    2.2 Fungsi sistem endokrin

    2.3 Aktivitasnya kelenjar buntu atau kelenjar endokrin

    2.4 Macam-macam kelenjar endokrin yang berkaitan dengan mulut

    2.4.1 Hipotalamus2.4.2 Kelenjar pituiri atau hipofisis

    2.4.3 Kelenjar pineal

    2.4.4 Kelenjar tiroid

    2.4.5 Kelenjar anak ginjal (adrenal)

    2.4.6 Kelenjar Pankreas

    2.4.7 Kelenjar Kelamin

    Bab III

    Isi

    3.1. Penyakit Mulut Akibat Gangguan Hormon

    Penutup

    1.1 Kesimpulan

    1.2 Saran

    Daftar Pustaka

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    3/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangSistem endokrin merupakan salah satu materi pembelajaran biologi yang sangat penting dalam

    kehidupan makhluk hidup. Hormon-hormon ini mengendalikan atau memacu pertumbuhan,reproduksi, metabolisme dan tingkah laku makhluk hidup.hormon di angkut oleh darah.

    Hormon dalam tubuh ada yang bekerja sepanjang hidup dan ada yang bekerja pada waktu

    tertentu. Hormon yang mengatur metabolisme aktif selama manusia itu hidup.

    Namun,hormon pertumbuhan hilang setelah manusia berumur 20-25 tahun. Melalui

    darah,homon-hormon itu kemudian secara umum mempengaruhi jaringan-jaringan, berbagai

    organ maupun sistem organ lain. Beberapa hormon juga hanya memiliki pengaruh lokal

    ditempat yang menghasilkannya. Dalam hubungan dengan susunan saraf, hormon sampai

    batas tertentu berfungsi menjaga keseimbangan regulasi dan bekerjanya berbagai bagian

    dalam tubuh. Hormon-hormon saling mempengaruhi daya kerja masing-masing. Sebagian

    hormon mempengaruhi secara langsung, sebagian lagi melalui mekanisme pembalikan

    hipotalamus dan hipofisis.

    1.2 Perumusan MasalahAdapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah :

    1. Apa yang dimaksud sistem endokrin?2. Apa fungsi dari sistem endokrin?

    3. Apa penyakit mulut yang berkaitan dengan sistem endokrin?

    1.3 Tujuan

    Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :

    Memberikan pengetahuan mengenai sistem endokrin. Mengetahui kerja hormon dalam tubuh. Mengetahui berbagai penyakit mulut yang diakibatkan oleh kekurangan dan kelebihan

    hormon.

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    4/16

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Hormon dan Sistem EndokrinHormon berasal dari bahasa yunani yaitu hormaeinyang berarti menggiatkan atau

    memacu. Hormon adalah getah yang di hasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung di edarkan

    oleh darah. Kelenjar tersebut tidak mempunyai saluran khusus, sehingga sering di sebutsebagai kelenjar buntu atau kelenjar endokrin.

    Sistem endokrinadalah sistem kontrolkelenjar tanpa saluran (ductless) yang

    menghasilkanhormon yang tersirkulasi di tubuh melalui alirandarah untuk mempengaruhi

    organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah

    ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi

    suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkankelenjar eksokrin sepertikelenjar ludah,

    kelenjar keringat,dan kelenjar-kelenjar lain dalamsaluran gastroinstestin.

    2.2 Fungsi Sistem Endokrin

    Beberapa fungsi sistem endokrin, yaitu :1. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh

    2. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh

    3. Merangsang pertumbuhan jaringan

    4. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus

    5. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat

    6. Memacu pertumbuhan reproduksi dan tingkah laku.

    2.3 Aktivitas Kelenjar Buntu atau Kelenjar Endokrin

    Berdasarkan aktivitasnya kelenjar buntu di bedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai

    berikut:

    a. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan dalam

    metabolisme.

    b. Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misalnya hormon kelamin.

    c. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misalnya hormon pertumbuhan dan

    hormon timus.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organ_%28anatomi%29http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelenjar_eksokrin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_ludahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_keringathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saluran_gastroinstestin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Saluran_gastroinstestin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_keringathttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_ludahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelenjar_eksokrin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Organ_%28anatomi%29http://id.wikipedia.org/wiki/Darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar
  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    5/16

    2.4 Macam macam kelenjar endokrin

    2.4.1 Hipotalamus

    Hipotalamus terletak di otak depan dan berfungsi penting dalam pengaturan

    homeostatis.hipotalamus menyekresikan hormon-hormon yang mengatur aktivitas dari

    kelenjar hipofisis (pituitari). hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus merupakan sekresidari sel-sel neurosekretori.

    Hormon dan Fungsi hormon dari hipotalamus

    No Hormon yang Dihasilkan Fungsi

    1. Hormon penggiat kortikotropin atau Corticotrophic Releasing

    Factor ( CRF )

    Merangsang lobus anterior hipofisis agar

    mensekresi Ardrenocorticotrophic

    Hormone ( ACTH )

    2. Hormon penggiat hormon tumbuh atau Growth Hormone Factor (

    GRF )

    Merangsang pengeluaran hormon

    tumbuh Somatotrophic Hormone ( STH )3 Hormon penggiat tirotrofik Thyrotrophic Releasing Faktor ( TRT

    )

    Merangsang lobus anterior hipofisis

    mensekresi thyroiding stimulating

    hormone (TSH)

    4 Hormon penggiat hormon FSH atau follice stimulating hormon

    releasing factor (FRF)

    Merangsang lobus anterior mensekresi

    FSH (follice stimulating hormone)

    5 Hormon penggiat hormon LH atau LRF (Luteinizing Hormon

    Releasing Factor)

    Merangsang lobus anterior mensekresi

    LH (Luteinizing Hormone)

    2.4.2 Kelenjar pituiri atau hipofisis

    Terletak di dasar otak besar. Meskipun ukuran kelenjar ini sangat kecil namun memegang

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    6/16

    peranan yang sangat penting dalam koordinasi kimia tubuh. Kelenjar ini sering disebut

    Master of Glands atau Kelenjar raja karena sekresinya digunakan untuk mengontrol

    kegiatan kelenjar endokrin lainnya. Artinya, Kelenjar endokrin lain baru mensekresi hormon

    setelah mendapatkan kiriman hormon dari kelenjar hipofisis.

    Kelenjar hipofisis terdiri dari tiga lobus yaitu :

    a. Lobus anterior ( depan )Hipofisis bagian anterior disebut adenohipofisis. Hormon dan fungsinya yang dihasilkan

    hipofisis anterior :

    Hormon yang dihasilkan Fungsi

    Hipofisis anterior:

    Somatotrophic Hormone

    (STH) atau hormon

    pertumbuhan

    Mengendalikan pertumbuhan tubuh.

    kelebihan hormon ini mengakibatkan pertumbuhan raksasa

    dan kekurangan dapat mengakibatkan kekerdilan.

    Thyrotrophic Hormone

    (TH) atau hormon

    perangsang tiroid

    Mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid untuk menghasilkan

    hormon tiroksin.

    Adrenocorticotrophic

    Hormone (ACTH)

    Mengendalikan kegiatan kelenjar adrenal dalam menghasilkan

    hormon glukokortikoid.

    Follicle Stimulating

    Hormone (FSH) berarti

    hormon perangsang

    pembentuk folikel

    Wanita : mengatur perkembangan ovarium, berpengaruh

    terhadap pemasakan folikel (calon pembentuk gamet)

    Pria : mengatur perkembangan testis dan spermatogenesis

    Luteinizing Hormone (LH) Wanita : mempengaruhi terjadinya ovulasi dan membentuk

    korpus luteum (badan kuning, pada pembentukan ovum) darifolikel pada ovarium

    Pria : mengatur sekresi dari hormon testosteron dan aldosteron

    pada testis

    Hormon Prolaktin (PRL) Mempengaruhi pertumbuhan kelenjar air susu dan memelihara

    korpus luteum, dan mengatur produksi hormon progesteron

    yang dikeluarkan korpus luteum

    Hipofisis bagian tengah:

    Melanocyte Stimulating

    Hormone (MSH)

    Mensintesis melanin (pigmen warna)

    Hipofisis Posterior :

    Antidiuretic Hormone

    (ADH)

    Mencegah pengeluaran urine terlalu banyak, menimbulkan

    kontraksi otot usus, kandung kemih, kantong empedu,

    menyempitkan pembuluh darah.

    Oksitosin Mempengaruhi pengeluaran air susu, kontraksi uterus pada

    saat melahirkan, membantu transpor sperma, memperngaruhi

    pengeluaran hipofisis anterior.

    b. Intermediet ( Tengah )Hipofisis bagian tengah hanya aktif di masa bayi dan menghasilkan hormon melanocyte

    stimulating hormone (MSH) yang berfungsi untuk mensintesis melanin. Melanin adalah

    pigmen kulit yang memberi warna hitam pada kulit. Jadi, jika hormon ini tidak diproduksi,kulit akan kekurangan pigmen.

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    7/16

    c. Posterior ( belakang )

    Hipofisis bagian posterior disebut neurohipofisis. Lobus posterior dari kelenjar hipofisis

    mengahsilkan dua jenis hormon, yaitu hormon antidiuretik (ADH) dan hormon oksitosin.

    Produksi hormon secara berlebihan di sebut hiperfungsi atau hipersekresi. Pada masa

    pertumbuhan (remaja) akan mengakibatkan pertumbuhan yang luar biasa gigantisme. Bilakelainan ini terjadi setelah masa pertumbuhan akan mengakibatkan akromegali yaitu

    pertumbuhan hanya terjadi pada ujung-ujung tulang pipa misalnya ujung tulang jari dan dagu.

    Produksi hormon yang kurang dari normal disebut hipofungsi,mengakibatkan pertumbuhan

    terhambat atau terjadi manusia kerdil.

    2.4.3 Kelenjar Pineal (Epifise)

    Terletak pada otak tengah.Kelenjar ini menghasilkan hormon melatonin. Kelenjar pineal di

    duga membantu mengatur proses fisiologi siang dan malam sehingga mempengaruhi pola

    tidur, selera makan dan suhu tubuh. Kelenjar ini memiliki ukuran sebesar kacang ercis.

    2.4.4 Kelenjar Tiroid

    Kelenjar tiroid terletak di leher sebelah kanan kiri trakea. Kelenjar ini menghasilkan hormon

    tiroksin, triodotironin, serta kalsitonin. Fungsi hormon ini cukup luas. Kelenjar gondok

    banyak mengandung pembuluh darah.

    2.4.5 Kelenjar Anak gondok ( Paratiroid )

    Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat sepasang kelenjar kecil, yaitu kelenjar anak gondok atau

    parotid.Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroid, yang berfungsi untuk mengatur

    pertukaran zat kapur dan posfor dalam darah.

    Kekurangan hormon ini mengakibatkan tetanus dengan gejala kejang pada tangan dan kaki,

    gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.Apabila kelenjar ini berkerja terlalu berlebihan

    mengakibatkan kalsium dan fosfor dalam tulang di keluarkan dan dimasukan kembali

    kedalam serum darah.Akibatnya tulang penderita mudah sekali patah dan di dalam urine

    banyak mengandung kapur dan fosfor, sehingga dapat menimbulkan batu ginjal dan

    kegagalan ginjal.

    2.4.6 Kelenjar Adrenal

    Terletak di kutub sebelah atas setiap ginjal.Kelenjar ini terdiri atas 2 bagian, yaitu sebelah luarberwarna kekuningan yang di sebut korteks dan sebelah dalam di sebut medula.

    Hormon hormon pada kelenjar adrenal

    Nama

    Kelenjar

    Hormon Fungsi Hormon

    Adrenal (

    medula )

    Adrenalin ( Epinefrin ) Mempercepat kerja jantung, menaikan tekanan

    darah, mempercepat perubahan glikogen menjadi

    glukosa pada hati, menaikan gula darah, dan

    mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.

    Noradrenalin

    (Norepinefrin)

    Menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.

    Biasanya adrenalin dan noradrenalin berkerja

    antagonis.

    Adrenal ( Glukokortikoid Menurunkan metabolisme hidrat arang dan lemak,

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    8/16

    Korteks ) (Kortisol,kortikosteron) meningkatkan metabolisme protein dan lemak serta

    mengurangi kekebalan.

    Mineral Kortikoid

    (Aldosteron)

    Regulasi Na+ dan K +, meningkatkan metabolisme

    hidrat arang, menahan Na+dan Cl-dalam tubuh

    dan regulasi air.

    Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada kelenjar adrenal

    adalah sindrom cushing dan penyakit addison. Sindrom cushing merupakan penyakit yang di

    akibatkan karena kelebihan glukokortikoid. Gejalagejala dari kelainan ini antara lain, otot

    otot mengecil, osteoforosis, luka sulit sembuh dan gangguan mental. Sedangkan penyakit

    addison adalah suatu penyakit akibat kekurangan sekresi hormon glukokortikoid .Menyakit ini

    memiliki gejala, yaitu tekanan darah rendah dan nafsu makan hilang.Penyakit ini dapat

    menyebabkan kematian pada penderita.

    2.4.7 Pankreas

    Pada pankreas terdapat kelompok sel yang di kenal sebagai Pulau langerhans.Pulau ini

    berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon.

    Hormon insulin ini di hasilkan dari sel Beta yang mempunyai fungsi untuk mengubah gula

    darah menjadi glikogen pada hati dan otot lurik.

    Kekurangan hormon ini akan mengakibatkan gula darah tidak dapat di ubah menjadi glikogen.

    Sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit diabetes melitus.Sedangkan hormon glukagon di

    hasilkan dari sel alfa yang berfungsi menaikan gula darah dengan mengubah glikogen menjadi

    glukosa.

    2.4.8 Kelenjar Kelamin

    a. Ovarium

    Ovarium berbentuk seperti buah kenari yang terletak di kanan kiri uterus.Selain menghasilkan

    ovum, ovarium juga menghasilkan hormon.Ada 2 macam hormon yang di hasilkan yaitu

    estrogen dan progesteron.

    Estrogen dihasilkan oleh folikel graaf. Pembentukan estrogen di rangsang olehFSH.Fungsi hormon ini adalah merangsang pertumbuhan ciriciri kelamin sekunder

    pada wanita dan perilaku seksual.

    Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukan progesteron di rangsangoleh LH. Berfungsi mengatur pertumbuhan ariari (placenta), menghambat produksi

    FSH oleh hipofisis, bersama laktogen berfungsi memperlancar produksi air susu,mengatur pertumbuhan endometrium dan pembuluh darah dari diding rahim.

    b. Testis

    Testis adalah organ reproduksi lakilaki, Testis terletak pada skrotum.berfungsi sebagai

    penghasil spermatozoa dan hormon testosteron. Testosteron ini di rangsang oleh LH. Sekresi

    hormon testosteron bertambah pada massa pubertas. Hormon ini berpengaruh terhadap

    perkembangan ciriciri kelamin sekunder pada pria dan perilaku seksual.

    2.4.9 Kelenjar Timus

    Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak usia di bawah 18 tahun. Kelenjar timus

    terletak di dekat tulang dada dan berwarna kemerah-merahan.Kelenjar timus terdiri atas dua

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    9/16

    lobus.

    Pada bayi yang baru lahir, kelenjar ini sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih

    sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja mencapai 30-40 gram, kemudian berkerut

    lagi.Kelenjar timus menghasilkan hormon timosin yang berfungsi merangsang perkembangan

    dari limfosit T. Limfosit T berperan dalam kekebalan tubuh.

    BAB III

    ISI

    3.1. Gangguan Kelenjar Endokrin pada Mulut

    3.1.1 Diabetes Mellitus

    Penyakit mulut karna Diabetes Militus

    Kelainan yang terjadi pada jaringan

    periodontal

    Penelitian mengenai hubungan diabetes

    mellitus dengan adanya kelainan pada

    jaringan periodontal sudah sering dilakukan,

    tetapi belum didapatkan kesatuan pendapat

    mengenai hubungan tersebut.

    Penderita diabetes mellitus tidak terkontrol

    dijumpai adanya keradangan gingival muai

    dari gingivitis marginalis sampai

    periodontitis supuratif akut, gigi goyang ,

    rasa sakit pada perkusi gigi, resorpsi tulang alveolar yang cepat dan abses gingivalmultiple. Sedang pada penderita diabetes terkontrol didapatkan bahwa gejala gejala

    tersebut menurun keparahannya dan bahkan ada kalanya hilang sama sekali. Penderita

    diabetes terkontrol menunjukkan resorpsi tulang alveolyanglebih lambat dibandingkan

    penderita diabetes yang tidak terkontrol. Resorbsi tersebut ada hubungannya dengan

    lamanya seseorang menderita diabetes. Penderita diabetes dijmpai peningkatan

    keparahan penyakit periodontal . Penyakit tersebut juga dipengaruhi oleh adanya

    peningkatan iritasi lkal pada gingival . Pada penderita diabetes dijumpai adanya

    peningkatan prevalensi dan keparahan penyakit periodontal . Keradangan gingival yang

    sangat parah , poket periodontal yang dalam dan abses periodontal sering terjadi pada

    penderita diabetes mellitus.

    Selain itu juga gingiva tampak merah tua, turun , dan agak nyeri bila ditekan bahkankadang terdapat nanah pada marginal gingivaldan interdental papil karena adanya

    infeksi rekuren. Supurasi gingiva ini dapat ditemukan secara palpasi yang dilaksanakan

    dengan halus dan pelan. Akibat gingiva turun , maka gigi penderita diabetes mellitus

    tampak menonjol keluar dari soket.Menurunnya resistensi gingiva pada oral diabetik ini

    antara lain disebabkan oleh karena perubahan komposisi kolagen pada jaringan ikat

    gingiva . Pada jaringan periodontal, periodontium merupakan tempat manifestasi oral

    dibetik yang paling penting dan prevalensinya nomor dua sesudah karies . Sejak

    sebelum tahun 1920 dilaporkan bahwa hampir semua penderita Diabetes mellitus yang

    tidak terkontrol disertai radang periodontioum yang berat dengan gingivitis dan

    resorbsi prosesus alveolaris yang disertai dengan adanya pus. Prevalensi penyakitperiodontal pada diabetes mellitus selain lebih tinggi , juga lebih berat dan berjalan lebih

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    10/16

    cepat dibandingkan dengan penderita non diabetes. Penyakit periodontal biasanya

    disebabkan oleh infeksi bakteri yang progresif dan kronik. Terutama pada penderita

    diabetes mellitus dengan kebersihan mulut yang jelek, bakteri gram negatif dan aerobik

    akan membentuk plak, apabila plak ini tidak segera dihilangkan akan terus menyebar ke

    jaringan periodontal dan prosesus alveolaris. Apabila keadaan ini tidak dirawat

    terjadilah periodontitis diabetik yang manifestasinya klininiknya dapat berupa mobilitas, migrasi dan lepasnya gigi disertai dengan keroposnya tulang alveolaris.

    Sehubungan dengan adanya periodontopati diabetika terjadi peningkatan prevalensi

    destruksi , mobilitas gigi dan lepasnya gigi ataupun kalkulus. Kalkulus subgingiva

    merupakan salah satu faktor yang dapat merusak jaringan periodontium . Mobilitasgigi

    pada diabetes mellitus tidak selalu merupakan indikasi untuk ekstraksi gigi.

    3.1.8.1 Mekanisme terjadinya penyakit periodontal pada penderita diabetes

    mellitus

    Setelah etiologi penyakit periodontal pada penderita dengan penyakit diabetes mellitus

    dievaluasi, ternyata penyakit diabetes mellitus berpengaruh aktif terhadap kerusakanjaringan . Oleh karena itu perlu diketahui sifat penyakit diabetes tersebut terhadap

    struktur periodontal dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah berbagai

    perubahan yang merugikan . Pada penderita diabetes mellitus dengan kelainan

    periodontal swelau diikuti dengan factor iritasi lokal . Disebutkan bahwa diabetes

    mellitus merupakan factor predisposisi yang dapat mempercepat kerusakan jaringan

    periodontal yang dimulai oleh agen microbial , perubahan vaskuler pada penderita

    diabetes dapat mengenai pembuluh darah besar dan kecil. Perbahan pada pembuluh

    darah kecil dapat dijumpai pada arteriol, kapiler dan venula pada bermacam macam

    organ serta jaringan. Akibat adanya angiopati pada penderita diabetes mellitus , pada

    jaringan periodontal akan mengalami kekurangan suplai darah dan terjadi kekurangan

    oksigen , akibatnya akan terjadi kerusakan jaringanperiodontal. Selanjutnya akibatkekeurangan oksigen pertumbuhanbakteri anaerob akan meningkat. Dengan adanya

    infeksi bakteri anaerob pada diabetes mellitus akan menyebabkan pertahanan dan

    perfusi jaringan menurun dan mengakibatkan hipoksia jaringan sehingga bakteri

    anaerob yang terdapat pada plak subgingiva menjadi berkembang dan lebih pathogen

    serta menimbulkan infeksi pada jaringan periodontal. Pada neuropati diabetes mellitus

    yang mengenai syaraf otonom yang menginervasi kelenjar saliva , akan mengakibatkan

    produksi saliva berkurang dan terjadi xerostomia. Menurunnya kepadatan tulang

    seringkali mempunyai kaitan dengan diabetes mellitus. Sehubungan dengan kejadian ini,

    perlu diketahui bahwa insulin dan regulasi diabetes mellitus mempunyai pengaruh pada

    metabolisme tulang, antara lain insulin meningkatkan uptake asam amino dan sintesiskolagen oleh sel tulang , yang penting untuk formasi tulang oleh osteoblast. Regulasi

    jelek diabetes mellitus menyebabkan hipokalsemia yang akan menimbulkan

    peningkatan hormon paratiroid ( resorbsi tulang akan meningkat ) . Regulasi jelek

    diabetes mellitus juga mengganggu metabolisme vitamin D3 dengan kemungkinan

    menurunnya absorbsi kalsium di usus. Selain itu juga akan merangsang makrofag untuk

    sintesis beberapa sitokin yang akan meningkatkanresorbsi tulang. Semua pengaruh

    diabetes mellitus pada tulang inilah yang menyebabkan adanya hubungan antara

    diabetes mellitus dengan penurunan kepadatan tulang

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    11/16

    3.1.3 Gingivitis pada masa kehamilan

    Ada berbagai opini mengenail kehamilan gingivitis dan itu adalah etiologi. Hal tersebut

    umumnya diterima, namun selama masa kehamilan perubahan hormonal terjadi yang akanmembuat ginggiva biasanya rawan terhadap perubahan inflamasi. Seperti di dalam

    phenytoid-induced gingival hyperplasia. Tidak di ragukan lagi bahwa kebersihan mulut yang

    ketat akan sangat mengurangi atau menghilangkan gejalanya. Karakterisitikya berubah,

    biasanya terjadi di papilla individual, dalam kasus ini relative ringan.

    3.1.3 Pubertas Gingivitis

    Situasinya mirip dengan gingivitis kehamilan yang mungkin dapat terjadi padaa masa

    pubertas, khususnya pada wanita. Perubahan keseimbangan hormonal menyebabkan

    peningkatan kerentanan gingival terhadap iritasi dan hyperplastic gingivitis. Seperti dalam

    gingivitis kehamilan, hal itu di anggap bahwa kebersihan mulut yang ketat akan

    menghilangkan gejalanya.

    Pertumbuhan pada maxilla dalam acromegali ditunjukan dengan membandingkan letak dari

    gigi secara alami terhadap partial denture yang di buat dua tahun sebelumnya. Menarik

    bahwa tanda pertama yang berhubungan dengan acromegali yang muncul pada pasien ini

    adalah gangguan pada sendi temporomandibular, kemungikinan karna pertumbuhan ulang

    tulang.

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    12/16

    3.1.4 Hypoadrenocorticalism (Addisons disease)

    Pada pasien ini, autoimun telah terjadi penghancuran korteks adrenal dan terkait dengan

    penyakit kandidiasis yang kronis ( mukokutan ) tidak seperti pada pasien di gambar 15,16

    yang memiliki kandidiasis mukokutan yang etiologinya berbeda seperti perubahan mukosa

    oral, kandidiasis atropi yang ada pada selaput membrane. Kuku jari juga ikut terpengaruh

    tetapi kebanyakan dalam kasus penyakit Addison ini perubahan lisan akibat pigmentasi

    mukosa.

    3.1.5 Hyperadrenocorticalism (cushings syndrome)

    Pada pasien ini terdapat oral candidiasis luas, baik pseudomembran dan atrofi (lihat gambar).

    Faktor etilogi primer dari kasus ini adalah sebuah tumor adrenal yang menyebabkan produksi

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    13/16

    berlebihan dari kortiko steroid alami. Seperti pada kasus penanganan terapi dengan dosis

    kortiko steroid yang besar. Respon imun kepadatan lidah dapat di tekan.

    3.1.6 Pigmentasi melanotic-penyakit Addison

    Pada melanotic hypoadrenalismbintik2 mungkin saja muncul pada permukaan kulit dan pada

    bagian mana saja dari mukosa mulut. Pada pasien ini pigmentasinya terbatas. Contoh dari

    pigmentasi dari mukosa mulut yang berasal dari non endokrin dapat di tunjukan pada

    perbandingan gambar 177 dan 178

    3.1.7 Melanotic pigmentation- racial

    Distribusi pigmentasi dari melanotik pada rongga mulut sangat beraneka ragam. Pada pasien

    ini sifat pigmentasi tidak merata, bersamaan dengan iritasi yang dialami oleh perokoksedikitnya pada kelenjar palatal kecil, yang menghasilkan efek yang aneh.

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    14/16

    3.1.8Acromegali

    Akromegali adalah kelebihan hormon

    pertumbuhan akibat pembesaran jaringan

    yang disekresikan berlebihan oleh kelenjar

    hipofisis yang terletak diotak, hormon ini

    sebenarnya yang membuat tulang dan otot

    yang kuat dan membantu dalam perkembangan organ dan jaringan. Pada penderita

    akromegali gangguan ini ditandai dengan adanya pertumbuhan lebih tulang dan sendi,

    pembengkakan bibir, wajah, dan lidah, selanjutnya dapat mempengaruhi organ - organ

    internal , seperti jantung, paru-paru, dan ginjal.

    Ada hormon yang dapat mengurangi dan menghentikan kelebihan sekresi yaitu

    SOMATOSTATIN, kelebihan hormon pertumbuhan dapat merangsang hati untuk

    mensekresikan insulin seperti faktor pertumbuhan yang disebut IGF-1 yang demikian

    membantu dalam pengembangan tulang dan jaringan.

    Gejala penderita : ukuran tulang dan wajah besar dan ukuran tidak normal pada kaki

    dan tangan, selanjutnya orang tersebut akan memiliki rahang yang besar dan gigi yangberjarak, lalu orang tersebut akan sering merasa lelah dan otot terasa lemah .

    Pengobatan yang dilakukan dengan cara terapi obat atau terapi radiasi.

    3.1.9 AmiloidosisAmiloidosis adalah suatu penyakit dimana amiloid(suatu protein yang tidak biasa, yang

    dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam tubuh), terkumpul dalam berbagai jaringan.

    Terdapat beberapa bentuk amiloidosis:

    1. Amiloidosis primer.Penyebabnya tidak diketahui. Penyakit ini dihubungkan dengan kelainansel plasma.

    2. Amiloidosis sekunder.Amiloidosis terjadi sekunder terhadap penyakit lain seperti tuberkulosis, artritis

    rematoid, demamMediterranian familialatau ileitis granulomatosa.

    3. Amiloidosis herediter.Mengenai saraf dan organ tertentu. Terjadi pada orang-orang dari Portugal, Swedia,

    Jepang dan banyak negara lainnya.

    Pada Amiloidosis primer, amiloid terkumpul di jantung, paru-paru, kulit, lidah, kelenjar

    tiroid, usus, hati, ginjal dan pembuluh darah.

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    15/16

    Penumpukan ini bisa menyebabkan:

    - gagal jantung

    - denyut jantung yang tidak teratur

    - kesulitan bernafas

    - penebalan lidah

    - hipoaktivitas kelenjar tiroid- berkurangnya kemampuan menyerap makanan

    - gagal hati

    - gagal ginjal

    - mudah memar atau perdarahan abnormal lainnya karena efeknya terhadap proses

    pembekuan darah.

    Pengobatan: Amiloidosis tidak selalu membutuhkan pengobatan. Bila penyebabnya

    adalah penyakit lain, pengobatan terhadap penyakit tersebut biasanya akan

    memperlambat atau bahkan menghilangkan amiloidosis. Amiloidosis yang disebabkan

    oleh mieloma multipelmemiliki prognosis yang buruk; penderita dengan kedua penyakit

    ini akan meninggal dalam 1-2 tahun.

  • 5/25/2018 Makalah OM Endokrin

    16/16

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 KesimpulanHormon adalah zat kimia yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Dalam tubh

    manusia terdapat 9 kelenjar endokrin yang utama yaitu, hipotalamus, hipofisis, pineal, tiroid,

    paratiroid, adrenal, pankreas, kelenjar kelamin dan kelenjar timus. Hormon sangat pentingbagi tubuh makhluk hidup karena hormonhormon inilah yang memacu pertumbuhan

    reproduksi, metabolisme dan tingkah laku makhluk hidup. Perubahan hormone dapat

    menyebabkan kelainan pada mulut dan harus di tangani oleh para ahli dokter gigi.

    3.2 SaranKami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.Oleh

    karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran kami

    kedepannya.