Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

20
MAKALAH SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH OLEH KELOMPOK IV 1. ALBINO DE ARAUJO 2. ANTONIETA DA COSTA BOAVIDA EKONOMI AKUNTANSI VII/B PEREKONOMIAN TIMOR LESTE UNIVERSIDADE DA PAZ (UNPAZ) 2014

Transcript of Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

Page 1: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

MAKALAH

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

OLEH

KELOMPOK IV

1. ALBINO DE ARAUJO

2. ANTONIETA DA COSTA BOAVIDA

EKONOMI

AKUNTANSI

VII/B

PEREKONOMIAN TIMOR LESTE

UNIVERSIDADE DA PAZ

(UNPAZ)

2014

Page 2: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul ’’ Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah ’’ ini dengan baik.

Makalah ini di susun dengan materi yang rinci dengan harapan dapat menambah dan memperluas wawasan mahasiswa untuk mengetahui Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Alur pemaparannya dibuat sedemikian rupa dengan bahasa yang sederhana agar para pembaca lebih mudah untuk memahaminya.

Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar dalam membuat makalah selanjutnya penulis lebih teliti lagi.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada dosen selaku mata kuliah Akuntansi Pemerintah 2 dan rekan-rekan yang turut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Dili, 04/02/2014

Penyusun

Page 3: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PEDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 3

1.3 Tujuan ................................................................................................................ 3

1.4 Manfaat .............................................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 5

2.1 sistem akuntansi pemerintah ............................................................................. 5

2.1.1 pengertian sistem akuntansi pemerintah daerah .......................................... 5

2.1.2 tahap-tahap pengembangan sistem akuntansi ............................................... 6

2.1.3 kebijakan pengembangan sistem akuntansi pemerintah daerah .................. 8

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................. 10

3.1 sistem akuntansi pemerintah daerah ................................................................ 10

3.2 Pembaharuan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah ............................ 12

3.3 Akuntansi pemerintah daerah .......................................................................... 14

3.4 Kebijakan umum akuntansi pemerintah daerah ............................................. 15

3.5 Asas akuntansi pemerintah daerah................................................................... 15

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 17

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 17

4.2 Saran .................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18

Page 4: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan

keuangan daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, Akuntansi, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan

daerah. Pengelolaan keuangan daerah khususnya yang berkenaan dengan akuntansi,

pelaporan dan pertanggungjawaban mengacu pada peraturan perundang-undangan yaitu

antara lain UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, UU Nomor 15 tahun

2004 tentang Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara, UU

Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, peraturan pemerintan Nomor 24

tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, peraturan pemerintah Nomor 58

tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintan Nomor 8 tahun

2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Mentri

Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah menetapkan

sistem akuntansi pemerintahan daerh dengan mengacu pada peraturan daerah tentang

pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintahan daerah

disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian internentitas pelaporan dan

entitas akuntansi yang menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah.

Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

pemerintah daerah (pemda), salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan melalui

penyampaian laporan pertanggungjawaban APBD berupa laporan keuangan yang

memenuhi prinsip tepat waktu dan tepat saji serta disusun sesuai standar akuntansi

pemerintahan yangberterima secara umum.Terdapat beberapa peraturan perundang-

undangan yang menjadi acuan pengelolaan dan laporan pertanggungjawan keuangan

daerah.Undang-undang dimaksud adalah Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Untuk memudahkan pelaksanaan berbagai peraturan perundangan di atas dan

mencegah timbulnya multitafsir dalam penerapannya, pemerintah telah menerbitkan

Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan

Page 5: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

2

Keuangan Daerah yang merupakan penjabaran dari berbagai perundang-undangan di

atas.Memenuhi amanat peraturan perundangan yaitu pasal 150 Peraturan Pemerintah No.

58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan pasal 330 Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

yang menyatakan bahwa ketentuan tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah

diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

maka disusunlah Peraturan Bupati Bandung No. 9 Tahun 2008 tentang Sistem dan

Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.Dalam rangka memenuhi kebutuhan Kabupaten

Bandung untuk memiliki pedoman dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan yang lebih

rinci dan implementatif, maka perlu disusun Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi

Pelaporan Keuangan Daerah.Pemerintah Kabupaten Bandung Manual Sistem dan

Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah.

Maksud disusun dan diterbitkannya Manual sistem dan prosedur Akuntansi

pengelolaan keuangan daerah adalah untuk mewujudkan pengelolaan dan pelaporan

keuangan di lingkungan pemerintah Kabupaten transparan, dan tepat waktu. Sistem

akuntansi pada dasarnya merupakan serangkaian prosedur (mekanisme) yang digunakan

dalam rangka penyusunan laporan keuangan.

Penyusunan Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pengelolaan Keuangan Daerah

dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban keuangan. Laporan keuangan yang

dimaksud harus disajikan sesuai Keuangan Daerah atau prinsip-prinsip akuntansi yang

diterima umum, termasuk ketentuan yang berlaku. Penyusunan sistem akuntansi

pemerintah daerah untuk memberikan pedoman penyusunan dengan salah satu tujuan

dari akuntansi keuangan daerah adalah menyediakan informasi keuangan yang lengkap,

cermat, dan akurat sehingga dapat menyajikan laporan keuangan yang handal, dapat

dipertanggungjawabkan, dan digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan

keuangan masa lalu dalam rangka mengambil keputusan ekonomi yang diperlukan oleh

pihak eksternal pemda untuk masa yang akan datang.

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah akan digunakan

oleh berbagai pihak eksternal tersebut. Pihak-pihak eksternal yang berkepentingan

terhadap pemda (disebut sebagai stakeholders), baik secara langsung maupun tidak

langsung, meliputi:

1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

DPRD adalah badan yang memberikan otorisasi kepada pemda untuk mengelola

keuangan daerah.

Page 6: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

3

2. Badan pengawas keuangan

Badan pengawas keuangan adalah badan yang inelakukan pengawasan atas

pengelolaan keuangan daerah yang clilakukao oleh pemda. Yang termasuk dalam

badan ini adalah inspektorat jenderal dan Badan Pemeriksa Keuangan.

3. Investor, kreditur, dan donatur

Pihak eksternal yang termasuk dalam kategori investor, kreditur, dan donatur meliputi

badan atau organ isasis seperti peinerintab, lembaga keuangan, maupun lainnya, baik

dari dalam negeri maupun luar negeri, yang menyediakan sumber keuangan bagi

pemda.

4. Analis ekonomi dan pemerhati pemda

Pihak eksetrnal yang termasuk dalam kategori analis ekonomi dan pemerhati pemda

merupakan pihak-pihak, seperti lembaga pendidikan (termasuk perguruan tinggi

beserta akademisinya), ilmuwan, peneliti, konsultan, dan lain-lain, yang menaruh

perhatian atas aktivitas yang dilakukan pemda.

5. Rakyat

Rakyat di sini adalah kelompok masyarakat yang menaruh perhatian kepada aktivitas

pemerintah, khususnya yang menerima pelayanan pemda atau yang menerima produk

dan jasa dari pemda.

6. Pemerintah pusat

Pemerintah pusat memiliki kepentingan yang sangat kuat dengan pemda karena

tentunya memerlukan laporan keuangan pemda untuk menilai pertanggungjawaban

gubernur sebagai wakil pernerintah.

7. Pemda (provinsi, kabupaten, atau kota) lain

Pemda suatu daerah dengan daerah lain saling berhubungan dan memiliki

kepentingan dalam hal ekonomi, misalnya dalam hal melakukan pinjaman.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana sistem akuntansi pemerintah daerah?

2. Bagaimana pembaharuan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah?

3. Apa kebijakan umum dan asas sistem akuntansi pemerintah daerah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem akuntansi pemerintah daerah?

2. Untuk mengentahui pembaharuan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah.

Page 7: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

4

3. Untuk mengetahui kebijakan dan asas sistem akuntansi pemerintah daerah.

1.4 Manfaat

1. Wawasan mahasiswa bertambah luas.

2. Sebagai refrensi bagi generasi yang akan datang.

Page 8: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Pengertian akuntansi sebagaimana dikemukakan oleh Accounting Principle

Board (APB) yang memandang akuntansi dari sudut fungsinya sebagai berikut :

Menurut Halim (2002:138) “Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa. Fungsinya

adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang

entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi dalam membuat pilihan-pilihan yang nalar di antara berbagai alternatif

tindakan. Akuntansi meliputi beberapa cabang, antara lain akuntansi keuangan,

akuntansi manajemen dan akuntansi pemerintahan”.

Akuntansi menyediakan informasi yang kuantitatif yang bersifat keuangan,

dengan demikian output akuntansi adalah informasi keuangan. Informasi keuangan

tersebut lebih dikenal dalam bentuk laporan keuangan. Informasi dari akuntansi

keuangan daerah tentu saja digunakan oleh Pemerintah Daerah sendiri (internal),

juga oleh pihak di luar Pemda (eksternal), seperti DPRD, PemerintahPropinsi,

Pemerintah Pusat dan masyarakat dalam rangka pengambilan keputusan.

Dalam depkeu (2002:13) akuntansi keuangan pemerintah daerah meliputi

semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data, pengklasifikasian, pembukuan

dan pelaporan atas transaksi keuangan pemerintah daerah. Akuntansi keuangan

pemerintah daerah merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mempunyai

ciri-ciri tersendiri berbeda dengan akuntansi komersial:

a. Tidak bertujuan untuk mengukur laba

Tujuan pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat,sehingga

harus memberikan informasi keuangan mengenai sumber-sumber yang

digunakan untuk pelayanan dan darimana sumber-sumber tersebut diperoleh.

b. Tidak adanya kepentingan pemilik

Pemerintah tidak memiliki kekayaan sendiri sebagaimana perusahaan. Bila asset

melebihi hutang, maka kelebihan tersebut tidak dapat dibagikan kepada rakyat

sebagaimana layaknya badan usaha komesial yng membagikan deviden pada

akhir tahun buku.

Page 9: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

6

c. Adanya akuntansi anggaran

Akuntansi anggaran mencakup akuntansi atas estimasi pendapatan, appropriasi,

estimasi pendapatan yang dialokasikan, otorisasi kredit anggaran (allotment)

serta realisasi pendapatan dan belanja untuk pembuatan laporan yang

menunjukkan atau membuktikan ketaatan dengan syarat-syarat yang ditetapkan

dalam dokumen otorisasi kredit.

Anggaran dan peraturan-peraturan pelaksanaan anggaran yang berlaku.

Kerangka umum sistem akuntansi pemerintah daerah adalah sebagai berikut:

a. Satuan kerja memberikan dokumen-dokumen sumber (ds) seperti surat perintah

membayar uang (spmu) dan surat tanda setoran (sts) dari transaksi

keuangannya kepada unit keuangan pemerintah daerah.

b. Unit pembukuan dan unit perhitungan melakuan pembukuan bulanan (ds)

tersebut dengan menggunakan komputer akuntansi (komputer yang telah

disiapkan untuk keperluan akuntansi) termasuk perangkat lunak (software)

akuntansi.

c. Dari proses akuntansi tersebut dihasilkan jurnal yang sekaligus diposting ke

dalam buku besar dan buku pembantu secara otomatis untuk setiap satuan

kerja.

d. Bila dokumen di atas telah di verifikasi dan benar maka dilanjutkan dengan

proses komputer untuk pembuatan laporan pertanggungjawaban (lpj).

e. Lpj dikirimkan kepada kepala daerah sebagai pertanggungjawaban satuan kerja

atas pelaksanaan anggaran, satu copy dikirim kepada satuan kerja yang

bersangkutan untuk kebutuhan pertanggungjawaban dan manajemen. Satu copy

untuk arsip unit perhitungan.

f. Lpj konsolidasi juga harus diberikan kepada kepala daerah agar dapat

mengetahui keseluruhan realisasi apbd pada suatu periode.

2.1.2 Tahap-tahap pengembangan sistem akuntansi

Pengembangan sistem akuntansi pemerintah daerah membutuhkan waktu yang

relatif lama. Terlebih lagi pengembangan sistem ini dimulai bersamaan dengan

reformasi dalam pengelolaan keuangan daerah, baik dari sisi perencanaan dan

penganggaran, perbendaharaan dan akuntansi, termasuk manajemen kas daerah.

Oleh karena itu pengembangan sistem ini sangat erat kaitannya dengan perubahan

faktor-faktor tersebut. Semua hal tersebut dapat dijalankan secara simultan. Dalam

Page 10: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

7

bakun departemen keuangan (2002:15), tahapan- tahapan dalam sistem akuntansi

pemerintah meliputi:

a. Perencanaan meliputi berbagai kegiatan untuk mengidentifikasi permasalahan

serta tujuan pengembangan akuntansi.

b. Pemilihan sistem, meliputi kegiatan studi kelayakan dari berbagai aspek atas

berbagai sistem yang dapat digunakan untuk dipilih sistem yang tepat bagi

pemerintah daerah yang bersangkutan.

c. Pengembangan sistem, meliputi kegiatan pengembangan sistem dan prosedur

akuntansi (berikut software), pengadaan hardware dan prasarana penunjang

lainnya, penyiapan kelembagaan yang bertanggungjawab atas sistem

akuntansi,penyiapan modul pelatihan, dan penyiapan sdm yang kompeten di

bidang akuntansi.

d. Implementasi sistem, yaitu mengimplementasikan sistem yang telah

dikembangkan. Dalam tahap implementasi ini hendaknya digunakan sistem

paralel. Sistem keuangan daerah yang sekarang tetap berjalan sementara sistem

akuntansi keuangan yang baru mulai dijalankan. Bila sistem yang baru berjalan

lancar, maka sistem yang lama ditinggalkan.

e. Pemeliharaan sistem, dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan atau

kelemahan yang ada serta untuk memutakhirkan agar sistem dapat selalu

memenuhi kebutuhan. Pemeliharaan sistem ini harus dilaksanakan secara terus-

menerus mengingat perubahan peraturan perundang-undangan, operasi dan

transaksi keuangan pemerintah sedemikian sering terjadi.

Informasi yang dihasilkan oleh proses akuntansi dituangakan dalam laporan

keuangan terdiri dari:

a. laporan realisasi anggaran

b. neraca

c. laporan arus kas

d. catatan atas laporan keuangan (komite standar akuntasi pemerintah pusat dan

daerah).

Selain empat bentuk unsur laporan keuangan yang dikemukakan di atas,

masing-masing daerah diharuskan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan

keuangan daerah, yaitu laporan keuangan badan usaha milik daerah dan data yang

berkaitan dengan kebutuhan dan potensi ekonomi daerah. Data akuntansi yang

dilaporkan, dikaitkan dengan data nonfinansial seperti data statistik memungkan

Page 11: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

8

instansi pemerintah untuk menilai efisiensi, sejauh mana sumber daya yang telah

dimanfaatkan secara ekonomis dan penilaian efektivitas suatu instansi tersebut

mampu memberikan pelayanan maksimum dengan sumber yang tersedia, termasuk

menilai apakah hasil suatu program dapat mencapai konsekuensi-konsekuensi yang

dituju. Sebagai contoh, program yang diluncurkan untuk menanggulangi

kemiskinan, pemberantasan penyakit menular, pemberantasan kejahatan atau

program penanggulangan putus sekolah apakah sudah berhasil sesuai dengan

tujuannya. Berdasarkan uraian di atas, secara eksplisit menjelaskan konteks

penggunaan informasi akuntansi untuk mengevaluasi sejauh mana kebijakan publik

dilaksanakan para manajer program dan mentaati pencapaian tujuan dengan batasan

tingkat pendanaan yang ditetapkan. Dengan membandingkan angka-angka anggaran

dengan realisasi, dapat ditetapkan berapa jumlah yang dibelanjakan dan pada area

pola belanja dimana terjadi perbedaan yang telah diantisipasi sebelumnya.

2.1.3 Kebijakan Pengembangan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem akuntansi adalah serangkaian prosedur yang digunakan untuk

memproses transaksi keuangan pemerintah sampai dilaksanakannya laporan

pertanggungjawaban keuangan daerah. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa

sistem akuntansi meliputi berbagai elemen yang diperlukan dalam proses akuntansi.

Elemen-elemen tersebut antara lain : formulir, catatan, buku-buku, laporan, sumber

daya manusia, kebijakan, prosedur dan prasarana lain yang diperlukan. Seluruh

elemen ini saling berinteraksi dalam menghasilkan laporan pertanggungjawaban.

Berhubung sistem akuntansi mencakup berbagai elemen sebagaimana disebutkan di

atas, maka pengembangan sistem harus dilakukan secara hati-hati dengan

mempertimbangkan ketersediaan dan kesiapan berbagai elemen tersebut.

Tanggungjawab atas pemilihan dan pengembangan sistem akuntansi berada pada

kepala daerah. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 105 tahun 2000,

pemerintah daerah wajib menetapkan sistem akuntansi yang digunakan dalam

bentuk peraturan daerah.

Pengembangan sistem akuntansi ini harus berpedoman pada pokok-pokok

pengembangan sistem akuntansi yang diteapkan oleh menteri dalam negeri. Untuk

keperluan dimaksud, menteri dalam negeri telah mengeluarkan kepmendagri no. 29

tahun 2002. Kepmendagri tersebut hanya mengatur hal-hal pokok saja. Dengan

demikian pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan yang diperoleh pp no. 105

Page 12: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

9

tahun 2000 wajib mengembangkan sistem akuntansi yang mampu menghasilkan

laporan sesuai dengan mengajukan pada pedoman tersebut akan mempertimbangkan

situasi dan kondisi daerah masing-masing. Di dalam kepmendagri no. 29 tahun 2002

tersebut juga dinyatakan bahwa sistem akuntansi disusun sesuai dengan standar

akuntansi keuangan pemerintah. Oleh karena itu apabila terdapat ketidaksesuaian

antara lain butir-butir yang diatur dalam kepmendagri dan standar akuntansi,

pemerintah daerah seharusnya mengacu kepada standar akuntansi keuangan

pemerintah.

Page 13: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

10

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Dengan bergulirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan ,Daerah

dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan

Daerah, dan aturan pelaksanaannya khususnya PP Nomor 105 Tahun 2000 tentang

Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah maka terhitung tahun anggaran

2001, telah terjadi pembaharuan di dalam manajemen keuangan daerah. Dengan adanya

otonomi ini, daerah diberikan kewenangan yang luas untuk mengurus rumah tangganya

sendiri dengan sesedikit mungkin campur tangan pemerintah pusat. Pemerintah daerah

mempunyai hak dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber

keuangan yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang

berkembang di daerah.

Namun demikian, dengan kewenangan yang luas tersebut, tidaklah berarti bahwa

pemerintah daerah dapat menggunakan sumber-sumber keuangan yang dimilikinya

sekehendaknya, tanpa arah dan tujuan yang jelas. Hak dan kewenangan yang luas yang

diberikan kepada daerah, pada hakikatnya merupakan amanah yang harus

dipertanggungjawabkan secara akuntabel dan transparan, baik kepada masyarakat di

daerah maupun kepada Pemerintah pusat yang telah membagikan dana perimbangan

kepada seluruh daerah di Indonesia.

Pembaharuan manajemen keuangan daerah di era otonomi daerah ini, ditandai

dengan pcrubahan yang sangat mendasar, mulai dari sistem penganggarannya,

perbendaharaan sampai kepada pertanggungjawaban laporan keuangannya. Sehelum

bergulirnya otonomi daerah, pertanggungjawaban laporan keuangan daerah yang harus

disiapkan oleh Pemerintah Daerah hanya herupa Laporan Perhitungan Anggaran dan

Nota Perhitungan dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan laporan tersebut

adalah MAKUDA (Manual Administrasi Keuangan Daerah) yang diberlakukan sejak

tahun 1981.

Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa

pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen

keuangan yang sehat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2001,

pernerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan sistem dan prosedur

pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk Peraturan Daerah. Sistem tersebut sangat

Page 14: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

11

diperlukan dalam memenuhi kewajiban pemerintah daerah dalarn membuat laporan

pertanggungjawaban kuangan daerah yang bersangkutan.

Dengan bergulirnya otonomi daerah, laporan pertanggungjawaban keuangan

yang harus dibuat oleh Kepala Daerah adalah berupa Laporan Perhitungan Anggaran,

Nota Perhitungan, Laporan Arus Kas dan Neraca Daerah. Kewajiban untuk

menyampaikan laporan keuangan daerah ini diberlakukan sejak 1 Januari 2001, sampai

pada akhirnya saat ini pemerintah sudah mempunyai standar akuntansi pemerintahan

yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pernerintah daerah di dalam membangun

sistem akuntansi keuangan daerahnya, yang tertuang dalam Peraturan Pemerintahan

Nomor 24 Tahun 2005.

1. Pengertian Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah perlu menjalankan sistem akuntansi yang baik untuk

mendukung pelaksanaan pemerintahannya. Pengertian Sistem akuntansi

pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi

mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, hingga pelaporan posisi

keuangan (neraca) dan operasi keuangan pemerintah (LRA).

2. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dapat dikelompokkan ke dalam dua

sub sistem pokok berikut :

a. Sistem Akuntansi SKPD (SA-SKPD)

SKPD merupakan entitas akuntansi yang berkewajiban menyusun laporan

keuangan dan menyampaikannya kepada kepala daerah melalui PPKD.

b. Sistem Akuntansi PPKD (SA-PPKD)

SA-PPKD terbagi kedalam dua subsistem yang terintegrasi, yaitu:

• SA-PPKD sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi) yang akan

menghasilkan laporan keuangan PPKD yang terdiri dari LRA PPKD, Neraca

PPKD, dan CaLK PPKD.

• SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas pelaporan) yang akan

mencatat transaksi resiprokal antara SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan

melakukan proses konsolidasi lapkeu (lapkeu dari seluruh SKPD dan PPKD

menjadi lapkeu pemda yang terdiri dari Laporan Realisai APBD (LRA),

Neraca Pemda, LAK, dan CaLK Pemda).

Page 15: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

12

3. Proses Akuntansi

Proses akuntansi adalah serangkaian kegiatan akuntansi mulai dari penjurnalan

transaksi (berdasarkan bukti transaksi), posting ke buku besar, penyusunan neraca

saldo, jurnal penyesuaian, hingga penyusunan laporan keuangan, dilanjutkan dengan

jurnal penutup dan akhirnya penyusunan neraca saldo setelah tutup buku. Proses

akuntansi pemerintahan diselenggarakan seiring dengan pelaksanaan anggaran.

4. Sistem Pembukuan Berpasangan

Persamaan akuntansi pemerintahan: Asset = kewajiban + ekuitas dana

Asset = hak kreditor + hak residual pemerintah

5. Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-

aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Kebiajakan akuntansi pemda dimaksudkan sebagai pedoman teknis akuntansi

tambahan yang bersifat yang mengacu kepada SAP dan ketentuan perundang-

undangan mengenai keuangan daerah. Kebiajakan akuntansi tersebut ditetapkan

dengan peraturan kepala daerah dengan berpedoman kepada SAP dan peraturan

daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah.

6. Bagan Akun

Bagan akun berisi nama dan kode akun yang akan digunakan untuk mencatat dan

mengklasifikasikan setiap jenis transaksi yang serupa secara detil. Nama dan kode

akun dapat dikembangkan dari struktur/format laporan keuangan yang ingin

dihasilkan oleh pemda sesuai dengan SAP.

3.2 Pembaharuan Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Neraca dan laporan arus kas merupakan bentuk laporan yang baru pemerintah

daerah dan untuk dapat menyusunnya diperlukan adanya standar akuntansi. Sistem

akuntansi keuangan pemerintahan yang diterapkan sejak bangsa ini merdeka 59 tahun

yang lalu didasarkan Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia (ICW) Staatblads

1928, yang memang tidak diarahkan atau ditujukan untuk menghasilkan laporan neraca

dan laporan arus kas.

Dengan adanya reformasi atau pembaharuan di dalam sistem pertangungjawaban

keuangan daerah, sistem lama yang digunakan oleh Pemda baik pernerintah provinsi

maupun pemerintah kabupaten/kota yaitu Manual Administrasi Keuangan Daerah

Page 16: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

13

(MAKUDA) yang diterapkan sejak 1981 tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

untuk menghasilkan laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laporan arus kas. Untuk

dapat menghasilkan laporan keuangan tersebut diperlukan suatu sistem akuntansi

keuangan daerah yang didasarkan atas standar akuntansi pemerintahan.

Sistem yang lama (MAKUDA) dertgan ciri-ciri antara lain Single Entry(pembukuan

tunggal),Incremental Budgeting (penganggaran secara tradisional) yang:

1. Tidak mampu memherikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah

atau dengan kata lain tidak dapat memberikan laporan neraca.

2. Tidak mampu memberikan informasi mengenai laporan aliran kas sehingga

manajemen atau publik tidak dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan

adanya kenaikan atau penurunan kas daerah.

3. Sistem yang lama (MAKUDA) ini juga tidak dapat membantu daerah untuk

menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berbasis kiner‘ja sesuai

tuntutan masyarakatd. Tidak mampu memherikan informasi mengenai kekayaan

yang dimiliki oleh daerah, atau dengan kata lain tidak dapat memberikan laporan

neraca.

Pembaharuan di dalam manajemen keuangan daerah sebagaimana yang

dikehendaki ketentuan perundang-undangan yang ada telah direspons oleh pemerintah

pusat dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai asosiasi profesi yaitu dengan

dihentuknya “Kornite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah”. Komite ini

bertugas untuk merumuskan dan mengembangkan konsep Standar Akuntansi

Pemerintah Pusat dan Daerah, yang keanggotaannya terdiri dari kalangan birokrasi

(Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri dan BPKP), IAI dan kalangan

akademisi.

Dengan adanya Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat clan Daerah, isu

mcngenai siapa yang berkewenangan untuk menetapkan standar akuntansi pernerintah

pusat dan pemerintah daerah sudah dapat terpecahkan. Berdasarkan UU Nomor 1 tahun

2004, pemberlakuan Standar Akuntansi Pemerintahan yang dihasilkan oleh Komite

Standar setelah meminta pertimbangan BPK ditetapkan dengan Peraturan Petnerintah.

Standar akuntansi pemerintahan yang dihasilkan oleh Komite ini diharapkan dapat

memayungi praktek-praktek akuntansi yang telah diterapkan oleh Pemerintah Daerah

saat ini dan untuk masa yang akan datang.

Page 17: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

14

3.3 Akuntansi Pemerintah Daerah

Pengembangan akuntansi di tingkat pemerintah daeral telah dilakukan melalui

Sistem Akuntansi dan Pengendalian Anggaran (SAPA) sejak tahun 1986. Perubahan

penting yang secara koinsidental terjadi adalah reformasi di bidang keuangan negara.

Setelah selama bertahun-tahun Indonesia menggunakan UU di bidang perbendaharaan

negara yang terbentuk semenjak zaman kolonial maka pada abad 21 ini telah ditetapkan

tiga paket perundang-undangan di bidang keuangan negara yang menjadi landasan

hukum reformasi di bidang keuangan negara, yaitu Undang-Undang No. 17 Tahun 2004

tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab

dan Pengelolaan Keuangan Negara.

Arti penting akuntabilitas dalam good governance ini tampaknya sangat disadari

sebagaimana terlihat dari aturan vang dituangkan dalam peraturan pemerintah tersebut

di atas. Penyajian laporan pertanggungjawaban keuangan antara lain hcrisikan Ncraca,

Laporan Perhitungan Anggaranaran dan Laporan Arus Kas.

Permasalahan di atas sebenarnya bukan politis, sebagian besar adalah berasal dari

permasalahan teoritis, sistem dan prosedur akuntansi dan pelaporan

pertanggungjawaban keuangan daerah. Masalah teoritis, sistem dan prosedur ini muncul

sebagai konsekuensi logis dari implikasi progresivitas pembaharuan yang dituntut oleh

masyarakat. Pembaruan-pembaruan tersebut, pada dasarnya menyangkut hal-hal

sebagai berikut:

1. Pembaruan anggaran, melalui perubahan struktur anggaran, proses penyusunan

anggaran, perubahan format clan administrasi pelaksanaannya, serta penerapan

standar akuntansi;

2. Pembaruan pendanaan melalui perubahan kewenangan daerah dalam memanfaatkan

dana, prinsip pengelolaan kas, cadangan, penggunaan dana pinjaman, dan

pembelanjaan defisit, dan

3. Penyederhanaan prosedur, baik dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan, maupun

dalam perhitungannya.

Kata kunci dari seluruh pembaharuan di atas adalah Kinerja. Dan ini memang

secara khusus ditegaskan dalam pasal Peraturan Pemerintah yang mengatur bahwa

APBD disusun berdasarkan kinerja yang tolok ukurnya perlu dikembangkan sehingga

dapat dievaluasi atau diukur. Perangkat perundang-undangan otonomi daerah

sesungguhnya sudah pula melengkapi manajemen pemerintahan daerah dengan

Page 18: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

15

Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban

Kepala Daerah. Peraturan Pemerintah ini menyebutkan bahwa Pertanggungjawaban

Kepala Daerah dinilai berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis. Setiap daerah wajib

menetapkan Rencana Strategis dalam jangka 1 (satu) bulan setelah Kepala Daerah

dilantik. Rencana strategis ini beserta dokumen perencanaan daerah lainnya memerlukan

pengesahan oleh DPRD.

3.4 Kebijakan Umum Akuntansi 15Pemerintah Daerah

Terdapat tiga tujuan dari pelaporan keuangan pemerintah yaitu akuntabilitas,

manajerial, clan transparansi. Akuntabilitas diartikan sebagai upaya untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan

kebijakan yang dipercayakan kepada unit organisasi pemerintah dalam rangka

pencapaian tu_juan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan pemerintah secara

periodik.

Manajerial berarti menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk

perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian

yang efektif atas seluruh aset, utang, dan ekuitas dana. Sedangkan transparansi dalam

pelaporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang terbuka

bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Laporan keuangan pemerintah yang selanjutnya disebut sebagai laporan

pertanggungjawaban merupakan hasil proses akuntansi atas transaksi-transaksi

keuangan pemerintah. Laporan pertanggungjawaban untuk tujuan umum, terdiri dari

laporan perhitungan anggaran, neraca, laporan arus kas dan nota perhitungan anggaran.

Tidak tertutup kemungkinan laporan keuangan dapat dikembangkan untuk tujuan

khusus.

3.5 Asas Akuntansi Pemerintah Daerah

Pendapatan diakui pada saat dibukukan pada Kas Umum Negara/Daerah dan belanja

diakui pada saat dikeluarkan dari Kas Umurn Negara/Daerah.

1. Asas Universalitas

Semua pengeluaran harus tercermin dalam anggaran. Hal ini berarti bahwa anggaran

belanja merupakan batas komitmen tertinggi yang bisa dilakukan oleh pemerintah

daerah untuk dapat membebani APBD.

Page 19: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

16

2. Asas Bruto

Tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Misalnya Pendapatan

Daerah memperoleh pendapatan dan untuk memperolehnya diperlukan belanja,

maka pelaporannya harus gross income artinya pendapatan dilaporkan sebesar nilai

pendapatan yang diperoleh, dan belanja dibukukan pada pos belanja yang

bersangkutan sebesar belanja yang dikeluarkan.

3. Dana Umum

Dana Umum adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang

mempertanggungjawabkan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran negara

termasuk aset, utang, dan ekuitas dana. Dana Umum yang dimaksud adalah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah. Dana yang digunakan untuk

membiayai kegiatan tertentu dipertanggungjawabkan secara khusus yang merupakan

bagian tak terpisahkan dari Dana Umum.

Page 20: Makalah sistem akuntansi pemerintah daerah

17

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpualan

Sistem akuntansi pemerintah daerah adalah serangkaian prosedur manual

maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan,

pengikhtisaran, hingga pelaporan posisi keuangan (neraca) dan operasi keuangan

pemerintah daerah. Dengan demikian sistem akuntansi pemerintah daerah diharapkan

dapat menunjukkan transparansia sesuai dengan prosedur yang ada yang di buat oleh

pemerintah pusat. Pemerintah daerah dapat mengelola keuangannya sendiri untuk demi

pembangunan daerah dan hasilnya dilaporkan ke pemerintah pusta.

Keuangan pemerintah daerah dikelola sesuai dengan prosedur akuntansi yang

telah ditetapkan. Tujuan pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan kepada

masyarakat, sehingga harus memberikan informasi keuangan mengenai sumber-sumber

yang digunakan untuk pelayanan dan darimana sumber-sumber tersebut diperoleh.

Agar masyarakat dapat mengetahui pendapatan daerah itu berasal dari mana dan

digunakan untuk apa saja. Hal itu dilakukan supaya adanya transparansia kepada

masyarakat dan dapat mensejahterakan masyarakat.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka kami sebagai penulis menyarankan hal-hal

sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengelola keuangan yang ada sesuai dengan

prosedur yang ada.

2. Dosen mata kuliah akuntansi pemerintah agar lebih sering memberikan tugas

makalah seperti ini supaya para mahasiswa dapat mengetahui sistem akuntansi

dalam pemerintah daerah dan dapat melatih mahasiswa dalam menulis makalah

dengan baik dan benar.