MAKALAH SEMINAR.docx

28
MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN BIOLOGI MEDIA KOMIK SEBAGAI KENDARAAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA DALAM ILMU PENGETAHUAN (SAINS) DI SUSUN OLEH RIKE PANGESTIKA 121434061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Transcript of MAKALAH SEMINAR.docx

Page 1: MAKALAH SEMINAR.docx

MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN BIOLOGI

MEDIA KOMIK SEBAGAI KENDARAAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

DAN PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA DALAM ILMU PENGETAHUAN

(SAINS)

DI SUSUN OLEH

RIKE PANGESTIKA 121434061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2015

Page 2: MAKALAH SEMINAR.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Ciri khas pendidikan saat ini adalah adanya perubahan paradigma tentang pendidikan

itu sendiri. Pendidikan di sekolah tidak lagi cukup hanya dengan mengajar peserta didik

membaca, menulis, dan berhitung, kemudian lulus ujian, dan nantinya mendapatkan

pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik untuk mampu

memutuskan apa yang benar dan salah. Sekolah juga perlu membantu orang tua untuk

menemukan tujuan hidup setiap peserta didik. Di tengah-tengah perkembangan dunia yang

begitu cepat dan semakin kompleks dan canggih, prinsip-prinsip pendidikan untuk

membangun etika, nilai, dan karakter peserta didik tetap harus dipegang. (Edy)

Proses pengembangan nilai yang menjadi landasan dari karakter menghendaki proses

berkelanjutan yang dilakukan melalui pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

berlaku. Pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran IPA (sains) dapat

memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Pada dasarnya pendidikan

karakter merupakan bgian yang tidak terpisahkan dari IPA, karena salah satu hakikat IPA

berupa nilai atau sikap ilmiah yang merupakan termasuk dalam karakter. (Indriana dan Ani,

2012)

Kemendikbud (2013: 8) menjelaskan bahwa dalam Kurikulum 2013, setiap

pembelajaran wajib mencakup 4 kompetensi inti yang meliputi aspek sikap (keagamaan dan

sosial), pengetahuan, dan keterampilan (penerapan pengetahuan). Oleh karena itu, penilaian

di dalam kurikulum 2013 juga mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Zuchdi (2012,p.15) dalam jurnal Ani, 2015, menyatakan bahwa penilaian pendidikan

karakter juga harus dilakukan secara komprehensif atau holistic dengan ranah penilaian

meliputi pemikiran, perasaan, dan kebiasaan perilaku sehari – hari (habit). Penilaian

perkembangan pemikiran dapat dilakukan dengan menggunakan dilema moral.

Perkembangan perasaan dapat dinilai dengan berbagai bentuk skala sikap atau wawancara.

Aktualisasi nilai dalam perilaku sehari – hari agar menjadi habit dapat dilakukan melalui

pengamatan dalam proses pendidikan.

Sains dikembangkan sebagai pelajaran integrative science bukan sebagai pendidikan

disiplin ilmu. Sains berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berfikir, kemampuan

belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli, dan bertanggung jawab terhadap

Page 3: MAKALAH SEMINAR.docx

lingkungan sosial dan alam (Kemendikbud: 2013: 4-5). Dengan kata lain pembelajaran sains

membelajarkan pengetahuan, sikap, karakter, dan keterampilan yang diajarkan secara

terpadu. ((Retno, Bambang, Jumadi dan Prodjosantoso, 2014)

Pembelajaran ilmu pengetahuan tidak lepas dari media dan bahan ajar yang

digunakan. Akan tetapi media dan bahan ajar yang beredar di lapangan belum sesuai dengan

harapan pemerintah kaitannya dengan materi ilmu pengetahuan (sains). Selain itu, media dan

bahan ajar yang umum dan sering digunakan berupa buku teks atau modul dengan ciri khas

banyak berisi tulisan atau penjelasan dengan kalimat dan sedikit disertai gambar yang

cenderung membuat peserta didik bosan dan kurang termotivasi, sebagaimana diungkapkan

oleh Daryanto bahwa peserta didik cenderung tidak menyukai buku teks apalagi yang tidak

disertai gambar dan ilustrasi yang menarik, dan secara empirik siswa cenderung menyukai

buku bergambar, penuh dengan warna, dan divisualisasikan dalam bentuk realistis atau

kartun. (Retno, Bambang, Jumadi dan Prodjosantoso, 2014)8

Oleh karena itu jika minat peserta didik berkurang, maka motivasi peserta didik untuk

belajar IPA juga berkurang sehingga akan berdampak pada hasil belajar. Hal tersebut

disebabkan karena motivasi memberikan sumbangan terhadap hasil belajar sebagaimana hasil

penelitian Ghullam Hamdu (2011) menunjukkan bahwa motivasi belajar berpengaruh sebesar

48,1% terhadap prestasi belajar IPA. hal tersebut didukung oleh hasil penelitian I Putu Wina

Yasa dkk (2013) bahwa peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih mudah

mengikuti proses pembelajaran karena merasa pembelajaran itu penting, sebaliknya peserta

didik dengan motivasi rendah terlihat tidak bergairah sehingga mengalami kesulitan

memahami konsep dan proses pembelajaran tidak kondusif. (Retno, Bambang, Jumadi dan Prodjosantoso, 2014)

Salah satu upaya mengembangkan karakter dan pemahaman konsep sains peserta didik

yaitu dengan cara media pembelajaran yang menarik, contohnya komik. Sebagaimana

dikatakan Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2011:68) bahwa peranan komik dalam pengajaran

adalah kemampuannya dalam meningkatkan minat belajar para peserta didik. Pemberian

pengalaman belajar yang menyenangkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Selain itu, penggunaan komik sains dalam pembelajaran membuat kegiatan pembelajaran

lebih menarik dan tidak membosankan. Sehinggga minat belajar peserta didik menjadi lebih

tinggi. (Retno, Bambang, Jumadi dan Prodjosantoso, 2014)

Page 4: MAKALAH SEMINAR.docx

BAB II

ISI

A. Komik

Sebelum langsung ke penjabaran manga, ada baiknya kita bergerak dari kata dalam

Bahasa Indonesia, yaitu komik yang digunakan untuk menerjemahkan manga. Komik

merupakan kata serapan dari Bahasa Belanda yang berasal dari kata ‘komiek’ yang artinya

‘pelawak’. Kata komik, dijabarkan dengan kata-kata yang berbeda oleh para ahli, namun

intinya tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sesuai dengan pendapat ahli

tersebut, komik adalah alat komunikasi massa yang menggabungkan khayalan dan realitas

sosial, politik dan ideologi yang tumbuh dalam masyarakat pada zamannya, yang tak terlepas

dari budaya suatu bangsa. Literatur komik diupayakan para penciptanya untuk jauh dari

kesan menggurui, namun cukup mempengaruhi pembentukan mentalitas pembacanya.

Perpaduan antara huruf dan gambar yang sesuai merupakan rahasia kekuatan daya tarik

komik. Tidak hanya itu, ada kalanya suatu gambarpun telah dapat berperan sebagai kata-kata.

Di Indonesia, kata komik bersifat universal. Penggunaan kata komik tidak hanya terbatas

untuk menyatakan karya sastra bergambar buatan sastrawan domestik. Untuk sastrawan yang

menulis komik, disebut komikus.(Anonim, 2011)

Manga yang tadinya sangat dipengaruhi oleh komik Amerika sebagai salah satu kiblat

komik dunia, kini telah balik mempengaruhi komik Amerika. Oleh karena itu, manga (漫画)

adalah istilah untuk menyebutkan komik dalam bahasa Jepang. Secara sederhana manga yang

terdiri dari dua kanji, diartikan sebagai gambar yang lucu. Di China, Hongkong dan Taiwan

kata ‘漫画’ dibaca ‘manhua’. Universitas Sumatera Utara Dan Korea yang memiliki hurufnya

sendiri, menyebut manga dengan manhwa. Pendapat para ahli yang digunakan untuk

menjelaskan komik, dapat juga digunakan untuk mejelaskan manga. Pada daerah di luar

Jepang seperti Indonesia, manga biasanya digunakan untuk menyebutkan komik buatan

Jepang. Kadang kala, untuk komik-komik yang gambarnya beraliran komik Jepang juga

disebut dengan manga. Dan untuk mereka pembuat manga, baik itu orang Jepang sendiri atau

kalangan di luar Bangsa Jepang, disebut dengan mangaka. Segala bentuk yang di Indonesia

dikenal sebagai komik, di Jepang juga mengenalnya sebagai manga. Manga menyajikan

cerita dengan khayalan-khayalan yang disajikan dikaitkan dengan realita keseharian. Hal

tersebut seperti, sekolah, situasi belajar, tentang kota, dan hal lainnya. Dalam setiap karyanya,

Page 5: MAKALAH SEMINAR.docx

para mangaka selalu berusaha menghasilkan manga yang dapat menggugah perasaan para

pembacanya (Anonim, 2011)

Kata komik berasal dari bahasa Inggris “comic” yang berarti segala sesuatu yang lucu

serta bersifat menghibur ( Kamus Lengkap Inggris –Indonesia, 1991). Dalam jurnal

UNIKOM, 2010, Scott McCloud, Understanding Comics, 1993 menyatakan “Sequential

Art” (seni yang berurutan), demikian pakar komik Will Eisner menyebut komik. Gambar-

gambar jika berdiri sendiri dan dilihat satu persatu tetaplah hanya sebuah gambar, akan tetapi

ketika gambar tersebut disusun secara berurutan, meskipun hanya terdiri dari dua gambar,

seni dalam gambar tersebut berubah nilainya menjadi seni komik. (UNIKOM, 2010)

Cerita bergambar atau komik modern pertama kali terbit di Indonesia pada saat

munculnya media massa berbahasa Melayu-Cina pada masa penjajahan Belanda. Cerita

bergambar (cergam) Put On karya Kho Wan Gie (Sopoiku) pada tahun 1931 diharian Sin Po

adalah komik Indonesia yang pertama kali terbit. (UNIKOM, 2010 )

Komik merupakan suatu bentuk bacaan di mana peserta didik diharap mau membaca

tanpa perasaan terpaksa/harus dibujuk (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005:68). Hal ini

tentunya tidak terlepas dari anggapan bahwa cerita komik lebih mudah dicerna dengan

bantuan gambar yang ada di dalamnya. Kelebihan dari bacaan yang berbentuk komik ini telah

banyak dimanfaatkan oleh negara-negara maju sebagai alat untuk meningkatkan minat baca

anak pada buku-buku pelajaran. Salah satu negara yang telah memanfaatkan komik sebagai

salah satu pendukung keberhasilan pendidikannya adalah Jepang (Indriana dan Ani, 2012).

Di negara Jepang, komik bukan merupakan benda asing yang digunakan sebagai

media dalam pembelajaran. Bahkan, beberapa buku sekolah di Jepang diterbitkan dalam

bentuk komik. Kenyataannya, komik menjadi media pembelajaran yang sangat efektif dan

sangat diminati siswa dengan gambar dan cara bertuturnya yang lugas. Selain di Jepang,

pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran juga telah banyak dilakukan oleh praktisi

pembelajaran di Indonesia. Komik telah banyak dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran

di dalam kelas, maupun sebagai media penyuluhan bagi masyarakat mengenai topik-topik

tertentu. Saat ini, di Indonesia telah beredar komik pembelajaran yang dibukukan, tetapi lebih

banyak didominasi oleh komik untuk pembelajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika.

Respon dari masyarakat terhadap komik pembelajaran ini positif dan komik pembelajaran ini

dianggap mampu membantu siswa untuk lebih mudah mempelajari konsep-konsep pelajaran

yang sebelumnya dianggap sulit untuk dipahami. (Indriana dan Ani, 2012)

Page 6: MAKALAH SEMINAR.docx

Komik menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif. Perpaduan inilah

yang membuat komik mudah untuk dipahami oleh semua orang dari segala usia. Sehingga

komik dapat menarik perhatian dan semangat siswa untuk belajar dan mengajari siswa untuk

menerjemahkan cerita ke dalam gambar, bahkan seolah-olah siswa dihadapkan pada konteks

yang nyata sehingga muncul efek yang membekas pada siswa dan dapat mengingat lebih

lama. Materi dalam komik dapat dijelaskan secara sungguh-sungguh, yang artinya bahwa

materi dalam bentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita atau materi yang

dibarengi oleh ilustrasi gambar untuk mempermudah siswa dengan mengetahui bentuk atau

contoh kongkret apa maksud materi. (Wulandari dan Riza, 2012)

B. Karakter (sikap ilmiah)

Furqon (2011) menuliskan beberapa pengertian karakter yaitu (1) karakter adalah

gabungan sifat – sifat kejiwaan akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

yang lain, tabiat, watak. (kamus lengkap Bahasa Indonesia), (2) Karakter adalah sifat nyata

dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, (3) karakter adalah kepribadian ditinjau dari

titik tolak etis atau moral, (4) karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh individu. Dari

beberapa pendapat tersebut akhirnya disimpulkan bahwa karakter adalah kualitas atau

kekuatan mental atau moral , akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan keperibadian

khusus yang menjadi pendorong dan penggerak serta yang membedakan dengan individu

lain. Seseorang dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang

dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya. (Warsiti,

2010)

Menurut Achmad Mubarok (2011) karakter bisa dibentuk dan bisa berubah malalui

pendidikan. Pembentukan karakter sangat dipengaruhi oleh pendidikan dalam keluarga,

sekolah, dan masyarakat. Menurut Adolf Heuken, dkk (1996) pembentukan karakter sebagai

pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh enam unsur yaitu Tuhan, agama, keluarga,

masyarakat, sekolah dan perbedaan jenis kelamin. Selanjutnya dituliskan kepribadian adalah

pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang baik jasmani,

mental, rohani, emosional maupun sosialnya. Kepribadian yang mantap menunjukkan adanya

suatu kedewasaan yang memiliki ciri – ciri tanggung jawab, mempunyai harga diri, mengenal

norma susila, loyal dalam masyarakat, mandiri dan merdeka. (hal . 59). Pembentukan

karakter melalui proses pendidikan dimulai dari anak – anak terutama ketika anak menjalani

masa keemasan (golden age). Pembentukan karakter anak dimulai dari keluarga baru

Page 7: MAKALAH SEMINAR.docx

kemudian sekolah dengan cara menanamkan 3 M yakni menghormati, menghargai dan

mencintai yang dipraktekan lewat sikap dan tindakan nyata dengan modal keteladanan dari

orang tua dan pendidik (suara merdeka, 21 Juni 2011). Pembentukan karakter dapat melalui

kegiatan intra kurikuler dan extra kurikuler. (warsiti, 2010)

Sikap ilmiah dapat didefinisikan sebagai bentuk sikap positif yang biasa dikaitkan

dengan keilmuwan, sehingga sikap ilmiah dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku yang

bersifat keilmuwan terhadap stimulus tertentu. Sikap ilmiah adalah sikap yang melekat

dalam diri seseorang setelah mempelajari sains yang mencakup sikap ingin tahu, sikap respek

terhadap data/fakta, sikap berpikir kritis,sikap penemuan dan kreativitas, sikap berpikiran

terbuka dan kerjasama, sikap ketekunan, dan sikap peka terhadap lingkungan sekitar.

Anak yang memiliki sikap ilmiah cenderung menerima ataupun menolak suatu objek

berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang berguna baginya atau tidak.

(Warsiti, 2010)

Memahami IPA berarti juga memehami proses IPA, yaitu memahami bagaimana

mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk

menginterpretasikannya. Para ilmuwan mempergunakan berbagai prossedur empirik dan

prosedur analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur

tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses IPA atau keterampilan

sains disebut juga keterampilam belajar seumur hidup, sebab keterampilan-keterampilan ini

dapat juga dipakai untuk kehidupan sehari-hari dan untuk bidang studi yang lain.

Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan,

diantaranya adalah: mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel,

merumuskan hipotesa, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan

melakukan eksperimen (Anonim,2008)

Ruang lingkup mata pelajaran sains (IPA) di sekolah dasar (Mulyasa, 2010: 127)

meliputi dua dimensi: a) kerja ilmiah dan b) pemahaman konsep dan penerapannya. Dalam

kegiatan pembelajaran kedua dimensi ini dilaksanakan secara sinergi dan terintegrasi. Kerja

ilmiah sains dalam kurikulum sekolah dasar terdiri dari penyelidikan, berkomunikasi ilmiah,

pengembangan ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan nilai

ilmiah. (Anonim, 2008)

Dalam memecahkan suatu masalah seorang ilmuwan sering berusaha mengambil

sikap tertentu yang memungkinkan usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap itu dikenal

dengan nama sikap ilmiah. Menurut Srini M. Iskandar (1997: 12) ciri sikap ilmiah yaitu: 1)

obyektif terhadap fakta 2) tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan, 3) berhati terbuka, 4)

Page 8: MAKALAH SEMINAR.docx

tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat, 5) bersifat hati-hati, 6) ingin menyelidiki.

(Anonim, 2008).

Namun demikian pada hakekatnya banyak sekali sikap ilmiah yang dapat

ditumbuhkan pada diri siswa. Penjelasan dari beberapa sikap ilmiah adalah sebagai berikut :

1. Jujur yaitu Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. Disiplin yaitu Tindakan

yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 3. Kerja

keras yaitu Perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai

hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya. 4. Kreatif yaitu

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang

telah dimiliki. 5. Mandiri yaitu Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 6. Rasa ingin tahu yaitu Sikap dan tindakan yang

selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 7. Peduli lingkungan yaitu Sikap dan tindakan yang

selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 8.

Tanggung jawab yaitu Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 9. Demokratis yaitu Cara

berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang

lain. (Kartono, 2012)

C. Pemahaman Konsep Sains berdasarkan Kurikulum

Pengertian Pemahaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah

pemahaman/pe·ma·ham·an/ n proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.

(KBBI). Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami

sesuatu setelah sesuatu tersebut diketahui dan diingat, dengan kata lain memahami adalah

mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang siswa

dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian

yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman

merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

(Anonim, 2011)

Page 9: MAKALAH SEMINAR.docx

Arti konsep adalah serangkaian perangsang dengan sifat – sifat yang sama, konsep

yang sederhana dapat didefinisikan sebagai pola unsur bersama di antara anggota kumpulan

atau rangkaian (Anonim, 2011). Pemahaman konsep adalah tingkat kemampuan yang

mengharapkan siswa mampu memahami konsep, situasi dan fakta yang diketahui, serta dapat

menjelaskan dengan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, dengan

tidak mengubah artinya. (Anonim, 2011)

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan

(GBPP) kelas IV Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains

merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan serta gagasan dan konsep-

konsep yang terorganisasi tentang alam yang ada disekitar,dimana hal ini dapat diperoleh dari

pengalaman melalui dan serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan,

penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. (Anonim, 2011)

Pendekatan Saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi,

menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan

berdasarkan teori tertentu. Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa

pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup

komponen: mengamati, menanya, menalar, mencoba/mencipta,

menyajikan/mengkomunikasikan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk

konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik

dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,

memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal

dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu

kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik

dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

(M.Lazim, 2013)

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses

seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan

menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan

tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya

siswa atau semakin tingginya kelas siswa. Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki

Page 10: MAKALAH SEMINAR.docx

karakteristik sebagai berikut: 1) berpusat pada siswa. 2) melibatkan keterampilan proses sains

dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip. 3) melibatkan proses-proses kognitif yang

potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat

tinggi siswa. 4) dapat mengembangkan karakter siswa. (M.Lazim, 2013)

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan

pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah: 1)

untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa. 2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara

sistematik. 3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu

merupakan suatu kebutuhan. 4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi. 5) untuk melatih siswa

dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. 6) untuk

mengembangkan karakter siswa. (M.Lazim, 2013)

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai

berikut: 1) pembelajaran berpusat pada siswa Pedekatan dan Model Pembelajaran 3 2)

pembelajaran membentuk students’ self concept 3) pembelajaran terhindar dari verbalisme 4)

pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi

konsep, hukum, dan prinsip 5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan

berpikir siswa 6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar

guru 7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi

8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa

dalam struktur kognitifnya. (M.Lazim, 2013)

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific

appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan,

bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau

informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan

mencipta. (M.Lazim, 2013)

D. Komik Penunjang Pembelajaran

Di negara Jepang, komik bukan merupakan benda asing yang digunakan sebagai

media dalam pembelajaran. Bahkan, beberapa buku sekolah di Jepang diterbitkan dalam

bentuk komik. Kenyataannya, komik menjadi media pembelajaran yang sangat efektif dan

sangat diminati siswa dengan gambar dan cara bertuturnya yang lugas. Selain di Jepang,

Page 11: MAKALAH SEMINAR.docx

pemanfaatan komik sebagai media pembelajaran juga telah banyak dilakukan oleh praktisi

pembelajaran di Indonesia. Komik telah banyak dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran

di dalam kelas, maupun sebagai media penyuluhan bagi masyarakat mengenai topik-topik

tertentu. Saat ini, di Indonesia telah beredar komik pembelajaran yang dibukukan, tetapi lebih

banyak didominasi oleh komik untuk pembelajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika.

Respon dari masyarakat terhadap komik pembelajaran ini positif dan komik pembelajaran ini

dianggap mampu membantu siswa untuk lebih mudah mempelajari konsep-konsep pelajaran

yang sebelumnya dianggap sulit untuk dipahami. (jurnal Indriana dan Ani, 2012)

Komik menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif. Perpaduan inilah

yang membuat komik mudah untuk dipahami oleh semua orang dari segala usia. Sehingga

komik dapat menarik perhatian dan semangat siswa untuk belajar dan mengajari siswa untuk

menerjemahkan cerita ke dalam gambar, bahkan seolah-olah siswa dihadapkan pada konteks

yang nyata sehingga muncul efek yang membekas pada siswa dan dapat mengingat lebih

lama. Materi dalam komik dapat dijelaskan secara sungguh-sungguh, yang artinya bahwa

materi dalam bentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita atau materi yang

dibarengi oleh ilustrasi gambar untuk mempermudah siswa dengan mengetahui bentuk atau

contoh kongkret apa maksud materi. (Wulandari dan Riza, 2012)

Eka Arif Nugraha (2013: 61) menyatakan bahwa komik sains merupakan salah satu

alternatif media bermain sambil belajar. Pemberian pengalaman belajar yang menyenangkan

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain itu, penggunaan komik sains dalam

pembelajaran membuat kegiatan pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan.

Sehinggga minat belajar peserta didik menjadi lebih tinggi. Hasil penelitian I Putu Wina Yasa

dkk (2013) menunjukkan peserta didik yang belajar dengan menggunakan komik lebih

unggul dalam hal motivasi belajar dan pemahaman konsep. Tidak hanya itu, penelitian

Daryanto (2013: 27) mengatakan bahwa komik menyediakan cerita yang sederhana, mudah

ditangkap dan dipahami isinya sehingga sangat digemari oleh anak-anak ataupun orang

dewasa. Apabila media komik diintegrasikan dengan karakter melalui tokoh dan jalan cerita,

maka peserta didik akan mendapatkan contoh dan suri teladan yang baik dan patut dicontoh,

sehingga secara tidak langsung komik dapat menanamkan nilai, sikap, dan karakter. (Retno,

Bambang, Jumadi dan Prodjosantoso, 2014)

Hasil penelitian lain, media pembelajaran materi sistem saraf manusia yang sudah

digunakan dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri I Bojong selama beberapa tahun

terakhir berupa chart sistem saraf manusia. Ke dua, proses pengembangan media

pembelajaran komik bergambar dilakukan dengan beberapa tahap yaitu tahap validasi,

Page 12: MAKALAH SEMINAR.docx

simulasi, ujicoba di kelas XI IPA 1 dan revisi, sehingga dihasilkan media pembelajaran

komik bergambar pada strategi PQ4R materi sistem saraf manusia yang memadukan

kekuatan gambar dan tulisan, dirangkai dalam alur cerita yang menarik karena terdapat

gambar visual yang bisa menarasikan bacaan didalamnya. Ke tiga, media pembelajaran

komik bergambar pada materi sistem saraf manusia yang diaplikasikan dengan strategi PQ4R

menumbuhkan sikap positif siswa untuk membaca dan mempelajari materi sistem saraf yang

bersifat abstrak dengan kemauannya sendiri, siswa menjadi pembaca yang efektif , efisien,

dan berdampak pada peningkatan minat, aktivitas, dan hasil belajar siswa secara klasikal.

(Ary, 2011)

E. Dampak Sikap dari membaca Komik

Darmiyati Zuchdi (2011: 22) bahwa pendidikan karakter dapat dilakukan menggunakan

pendekatan komprehensif yang meliputi inkulkasi (penanaman), keteladanan, fasilitasi, dan

pengembangan keterampilan. Penanaman pendidikan karakter dilakukan melalui ajakan dan

pemodelan karakater yang baik di dalam cerita komik. Keteladanan tercermin dari watak dan

aktivitas para tokoh dalam komik yang mengajak peserta didik untuk peduli terhadap

lingkungan, bertanggung jawab, gemar membaca, dan besyukur atas ciptaan Tuhan. Fasilitasi

dapat dilakukan dengan memberikan tat tertib dan aturan yang tegas atau memberikan hadiah

atau hukuman. Melalui media komik IPA peserta didik secara tidak langsung difasilitasi

untuk dapat memilah dan menerapkan karakter yang baik dan patut dicontoh di dalam

kehidupan sehari-hari sehingga melalui pembelajaran dengan media komik dapat

meningkatkan hasil belajar efektif. (Retno, Bambang, Jumadi dan Prodjosantoso, 2014)

Dari hasil penelitian (Ary, 2011) pembelajaran biologi menggunakan media komik

bergambar pada strategi PQ4R materi sistem saraf manusia dapat disimpulkan bahwa selain

media buku ajar dan chart sistem saraf manusia hasil pengembangan berupa media

pembelajaran komik bergambar materi system saraf manusia untuk pembelajaran yang

menggunakan strategi PO4R dapat menumbuhkan sikap positif siswa, meningkatnya minat

membaca, aktivitas, dan hasil belajar siswa secara klasikal serta dapat mejadi media

pembelajaran alternative. (Ary, 2011)

Nilai edukatif media komik dalam proses belajar mengajar tidak diragukan lagi. Menurut

Sudjana dan Rivai (2002:68) menyatakan media komik dalam proses belajar mengajar

menciptakan minat para peserta didik, mengefektifkan proses belajar mengajar, dapat

meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat apresiasinya. (Ary, 2011)

Page 13: MAKALAH SEMINAR.docx

Rohani (1997:79) menyatakan bahwa komik merupakan suatu bentuk bacaan di mana

peserta didik membacanya tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat

berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca. Sujana dan Rivai (2010:68)

mangemukakan bahwa peran pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah

kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa, sehingga komik akan dapat menjadi

alat pengajaran yang efektif. Gambar-gambar kartun dalam komik biasanya memuat esensi

pesan yang harus disampaikan dan dituangkan dalam gambar sederhana dan tmenggunakan

simbol serta karakter yang mudah dikenal, juga dimengerti dengan cepat. Selain itu,

pemilihan media komik didasarkan pada suatu alasan bahwa tujuan mengajar di kelas bukan

hanya mentransformasikan pengetahuan saja, tetapi menumbuhkan peran aktif siswa. (Galuh,

2012)

Page 14: MAKALAH SEMINAR.docx

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Komik merupakan gabungan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif.

Materi dalam komik dapat dijelaskan secara sungguh-sungguh, yang artinya

bahwa materi dalam bentuk gambar dan teks dapat menjelaskan keseluruhan cerita

atau materi yang dibarengi oleh ilustrasi gambar dan teks untuk mempermudah

siswa mengetahui bentuk atau contoh kongkret apa maksud dari materi tersebut.

Media komik mampu meningkatkan penguasaan konsep sains dan pengembangan

karakter siswa itu sendiri, terutama dalam karakter sikap ilmiah.

Saran

Komik dapat digunakan untuk media berbagai macam materi sekolah tidak hanya

untuk sains.

Sebaiknya komik di buat semenarik mungkin untuk menarik minat baca siswa.

Page 15: MAKALAH SEMINAR.docx

DAFTAR PUSTAKA

Agnaldo. 2011 . Comics As A Narrative In Natural Science Education . Western Anatolia

Journal Of Educational Science . http://webb.deu.edu.tr/baed/giris/baed/ozel_sayi/93-

98.pdf . Diakses tanggal 1 september 2015

Ani . 2015 . Pengembangan Media Komik IPA untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan

Karakter Peserta Didik SMP. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Volume 1.

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCQQFjABah

UKEwjSutL6rPTHAhUIK4gKHXzIALM&url=http%3A%2F%2Fjournal.uny.ac.id

%2Findex.php%2Fjipi%2Farticle%2Fdownload

%2F4529%2F3901&usg=AFQjCNFk0Hp-

BFqxdIjMg1E8XufTkCC0Fg&sig2=NDcQxmJ58-j_Qv2mqX0_3g diakses tanggal 1

september 2015

Anonim. 2011. Komik Jepang (manga) . Chapter II Journal, 28.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17147/3/Chapter%20II.pdf , diakses

tanggal 11 september 2015

Ary Nur Wahyuningsih . 2011 . Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem

Saraf Untuk Pembelajaran Yang Menggunakan Strategi Pq4r . Jurnal Pp Volume 1,

NO. 2 . Http://1533-3753-1-SM%20(1).pdf . diakses tanggal 12 september 2015

Edy Riyanto. Sikap ilmiah sebagai implementasi pendidikan karakter Pada pembelajaran

sains di sekolah dasar.

http://ejournal.ikippgrimadiun.ac.id/sites/default/files/3.10_Edy_Sikap%20Ilmiah

%20sbg%20Implementasi%20Pendidikan%20Karakter.pdf . diakses tanggal 11

september 2015

Page 16: MAKALAH SEMINAR.docx

Galuh Cita Sagami . 2012 . Keefektifan Media Komik Tanpa Teks Dalam Pembelajaran

Menulis Dongeng Pada Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Wates. Skripsi,

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Yogyakarta.

KBBI . http://kbbi.web.id/paham . diakses tanggal 12 september 2015

Lazim. M. 2013 . Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 .

Http://Penerapan%20Pendekatan%20Saintifik%20Dalam%20Pembelajaran

%20Kurikulum%202013.Pdf . Diakses Tanggal 12 September 2015

Listiyani. I. M. Dan Widayati. A. 2012 . Pengembangan Komik Sebagai Media Pembelajaran

Akuntansi Pada Kompetensi Dasar Persamaan Dasar Akuntansi Untuk Siswa Sma

Kelas Xi . Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 2.

http://core.ac.uk/download/pdf/12346193.pdf . Diakses tanggal 11 september 2015

Kartono . 2012 . Pengembangan Model Penilaian Sikap Ilmiah Ipa Bagi Mahasiswa Pgsd .

http://eprints.uns.ac.id/15202/1/Publikasi_Jurnal_(37).pdf . diakses tanggal 12

september 2015

Retno Puspitorini, A.K Prodjosantoso, Bambang Subali Dan Jumadi .2014 . Penggunaan Media Komik Dalam Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Kognitif Dan Afektif . http://eprints.uny.ac.id/20746/1/AK_Prodjosantoso%20JURNAL%20Th-2%202014%20%282%29.pdf diakses tanggal 11 september 2015

UNIKOM. 2010. Perkembangan Komik .

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/598/jbptunikompp-gdl-fahliosman-29877-9-

babii.pdf . Diakses tanggal 12 september 2015

Page 17: MAKALAH SEMINAR.docx

Lampiran

Page 18: MAKALAH SEMINAR.docx
Page 19: MAKALAH SEMINAR.docx