MAKALAH SEJARAH

40
i Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia Disusun untuk memenuhi tugas Sejarah Nama Kelompok : Aditya Putra Dermawan (01) Ana Chanifah (02) Anggita Rahmawati (03) Anugerah Agung (04) kelas XI IPA 3 SMA NEGERI 1 PATI MAKALAH

Transcript of MAKALAH SEJARAH

Page 1: MAKALAH SEJARAH

i

Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas Sejarah

Nama Kelompok :

Aditya Putra Dermawan (01) Ana Chanifah (02) Anggita Rahmawati (03) Anugerah Agung (04)

kelas XI IPA 3

SMA NEGERI 1 PATI

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MAKALAH

Page 2: MAKALAH SEJARAH

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami selaku penulis alhamdulillah dapat

menyelesaikan makalah sejarah tentang kerajaan-kerajaan hindu Buddha di

Indonesia.

Kebudayaan, hasil budaya dan kepercayaan yang selama ini kita masih

lestarikan dan kita anut adlah hasil dari warisan dari pendahulu kita yang mampu

memperjuangkan dalam masa awal perkembangan masuknya budaya dan agama.

Bahkan pemerintahan di Negara kita,tidak lepas dari sejarah yang awal mulanya

berasal dari pengaruh pemerintahan yang bersifat tradisional yaitu kerajaan.

Suatu Negara tidak akan maju apabila tidak mau mempelajari sejarahnya.

Dengan sejarah kita mampu mengenal jati diri kita khususnya bangsa Indonesia.

Semoga makalah yang kami susun dapat memenuhi tugas yang telah diberikan

oleh Bapak Amal selaku guru pelajaran sejarah kami. Serta semoga makalah ini

dapat berguna bagi para pembaca dalam belajar sejarah, khususnya

Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia .

Atas nama penulis, kami mohon maaf apabila ada kekurangan-kekurangan dan

kesalahan-kesalahan yang ada dalam makalah ini baik yang kami sengaja maupun

tidak. Kesempurnaan hanyalah milik-Nya bukan milik kami sebagai makhluk

ciptaann-Nya.

Penulis

DAFTAR ISI

Page 3: MAKALAH SEJARAH

iii

Lembar Judul...........................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................3

C. Tujuan Penulisan...............................................................................3

D. Manfaat............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Kerajaan Kutai.................................................................................6

B. Kerajaan Tarumanegara..................................................................9

C. Kerajaan Kalingga............................................................................14

D. Kerajaan Sriwijaya............................................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................23

B. Saran...............................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................24

Page 4: MAKALAH SEJARAH

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri

besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan

Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang

baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan

darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina

adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua

benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki

keuntungan, yaitu:

a. Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan

Persia,

b. Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka

lebar,

c. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan

d. Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.

Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan

pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya.

India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada

Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa hipotesis yang

dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke

Indonesia.

1. Hipotesis Brahmana

Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat berperan

dalam upaya penyebaran budaya Hindu di Indonesia. Para brahmana

mendapat undangan dari penguasa Indonesia untuk menobatkan raja dan

memimpin upacara-upacara keagamaan. Pendukung hipotesis ini adalah

Van Leur.

2. Hipotesis Ksatria

Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya Hindu

dilakukan oleh kaum ksatria. Menurut hipotesis ini, di masa lampau di India

Page 5: MAKALAH SEJARAH

2

sering terjadi peperangan antargolongan di dalam masyarakat. Para

prajurit yang kalah atau jenuh menghadapi perang, lantas meninggalkan

India. Rupanya, diantara mereka ada pula yang sampai ke wilayah

Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni

baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat itu pula terjadi proses

penyebaran agama dan budaya Hindu. F.D.K. Bosch adalah salah seorang

pendukung hipotesis ksatria.

3. Hipotesis Waisya

Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang berasal

dari kelompok pedagang telah berperan dalam menyebarkan budaya

Hindu ke Nusantara. Para pedagang banyak berhubungan dengan para

penguasa beserta rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah membuka peluang

bagi terjadinya proses penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom adalah salah

satu pendukung dari hipotesis waisya

4. Hipotesis Sudra

Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di

India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang buangan. Mereka

kemudian meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya. Dengan

jumlah yang besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam

penyebaran budaya Hindu ke Nusantara.

Selain pendapat di atas,ada pendapat yang Dikemukakan oleh F. D. K.

Bosch. menduga banyak pemuda di wilayah Indonesia yang belajar agama

Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan organisasi

yang disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka

kembali untuk menyebarkannya. Hal ini berdasarkan hubungan maritim

dan perda-gangan antara Indonesia dengan India. Melalui hubungan itulah

bahasa Sanskerta, hu-ruf Pallawa, dan agama Hindu masuk ke Indonesia.

Para Raja Nusantara mendatangkan para Brahmana agar para Raja

Nusantara mendapat investiture (pengesahan atau penga-kuan) dari para

Raja India.Pendapat semacam ini disebut Teori Arus Balik.

Pada umumnya para ahli cenderung kepada pendapat yang

menyatakan bahwa masuknya budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa dan

disebarluaskan oleh orang-orang Indonesia sendiri. Bukti tertua pengaruh

budaya India di Indonesia adalah penemuan arca perunggu Buddha di

Page 6: MAKALAH SEJARAH

3

daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Dilihat dari bentuknya, arca ini

mempunyai langgam yang sama dengan arca yang dibuat di Amarawati

(India). Para ahli memperkirakan, arca Buddha tersebut merupakan barang

dagangan atau barang persembahan untuk bangunan suci agama Buddha.

Selain itu, banyak pula ditemukan prasasti tertua dalam bahasa Sanskerta

dan Malayu kuno. Berita yang disampaikan prasasti-prasasti itu memberi

petunjuk bahwa budaya Hindu menyebar di Kerajaan Sriwijaya pada abad

ke-7 Masehi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah agama Hindu dan Buddha ?

2. Bagaimana pengaruh agama ini dalam kehidupan masyarakat ?

3. Kerajaan apa saja yang dihasilkan dari agama ini ?

C. Tujuan Penulisan

Secara umum makalah in betujuan untuk memberi pengetahuan dan informasi

kepada pembaca lebih luas mengenai perkembangan tradisional agama Hindu

dan Buddha di Indonesia.

Penulisan ini juga memiliki tujuan khusus yaitu:

1. Memberi pengetahuan tentang perkembangan agama hindhu dan budha di

Indonesia.

2. Mengetahui peninggalan-peninggalan sejarah berupa kerajaan yang

tersebar di seluruh nusantara, khususnya kerajaan yang bercorak Hindhu dan

Buddha.

3. Mengetahui Sejarah masuknya agama hindu dan Buddha serta kaitannya

dengan kehidupan masyarakat.

D. Manfaat

Page 7: MAKALAH SEJARAH

4

Makalah ini dapt bermanfaat bagi pembaca untuk lebih bisa mengetahui

bagaimana perkembangan agama Hindhu da Budha di Indonesia beserta

peninggalanya. Dan semoga bisa mendorong para pembaca untuk melestarikan

budaya dan kesenian yang telah diwariskan kepada kita semua sebagai jati diri

bangsa kita dengan cara memelihara dan membangun hasil-hasil karya pendahulu

kita supaya berguna bagi kesatuan dan kemakmuran bangsa Indonesia.

Page 8: MAKALAH SEJARAH

5

BAB II

PEMBAHASAN

Indonesia telah terpengaruh kebudayaan india, misalnya ditemukanya arca

Buddha yang terbuat dari perunggu di daerah Sempaga (sulsel). Arca tersebut

merupakan langggam Amarawati dari India selatan. Arca sejenis ini juga

ditemukan di Jember dan Bukit Siguntang (SumSel). Berarti dapat diambil

kesimpulan bahwa pengaruh India sudah lama masuk di Indonesia. Proses

masuknya pengaruh india di Indonesia disebut juga Hinduisasi. Masuknya

pengaruh India ini bisa disebabkan dari kegiatan dagang India-Cina, lewat

perdagangan ini mereka bisa memberikan informasi bahkan menyebarkan agama

dan kebudayaan masing-masing.

Dari kegiatan dagang ini India dan Indonesia terjadi hubungan arus

balikdalam penyebaran agama Hindu, Buddha. Di Indonesia sendiri agama

Buddha sudah lebih dahulu masuk tetapi belum berkembang pada saat agama

Hindu masuk. Setelah masuknya agam Hindu Buddha, budaya Indonesia

mengalami perubahan, dan lahir budaya akulturasi antara budaya Indonesia

sendiri dengna budaya hindu Buddha. Berikut diantaranya penyebaran agama

Hindu dan Buddha :

a. Penyiaran Agama Buddha

Penyebaran Agama Budha lebih awal dari Agama Hindu. Karena

Agama Budha bersifat terbuka bagi semua orang. Penyebaran Agama

Budha ini disebut Dharmaduta. Dharma adalah apa yang menjadi

kewajiban dan beban manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan

duta berarti orang yang menyebarkan. Diperkirakan Agama Budha di

Indonesia sudah ada sejak abad kedua. Buktinya adalah sebagai berikut:

Ditemukannya Arca Budha Perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan, dan

di Jember. Keduanya berlanggam Amarawati, berasal dari India Selatan.

Ditemukannya Arca Budha Batu di Palembang.

b. Penyiaran Agama Hindu

Beberapa teori tentang penyebaran Agama Hindu :

Teori Sudra

Page 9: MAKALAH SEJARAH

6

Dikemukakan olehVan Faber. Menyatakan bahwa penyebar Agama

Hindu di Indonesia adalah orang-orang India yang berkasta Sudra.

Teori Waisya

Dikemukakan oleh N. J. Krom. Menyatakan bahwa orang-orang kasta

Waisya-lah yang menyebarkan Agama Hindu ke Indonesia.

Teori Ksatria

Dikemukakan oleh C. C. Berg, J. L. Moens, dan Mookerdji.

Menyatakan bahwa orang-orang kasta Ksatri yang menyebarkan Agama

Hindu ke Indonesia.

Teori Brahmana

Dikemukakan oleh J. C. van Leur dan Nilakantha Shastri. Menyatakan

bahwa kaum Brahmana yang telah menyebarkan Agama Hindu ke

Indonesia.

Teori Arus Balik

Dikemukakan oleh F. D. K. Bosch. Hal ini berdasarkan hubungan

maritim dan perda-gangan antara Indonesia dengan India. Melalui

hubungan itulah bahasa Sanskerta, hu-ruf Pallawa, dan agama Hindu

masuk ke Indonesia. Para Raja Nusantara mendatangkan para Brahmana

agar para Raja Nusantara mendapat investiture (pengesahan atau penga-

kuan) dari para Raja India.

A. Kerajaan Kutai

Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini

terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat

kota Tenggarong. Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri pada abad 4 M.

prasasti yang ditemukan merupakan prasasti yang didirikan oleh Raja

Mulawarman. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya

tujuh prasasti yang berbentuk yupa (tiang batu). Tulisan yupa itu

menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta.

Page 10: MAKALAH SEJARAH

7

Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan

Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama

Asmawarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga).

Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulawarman. pada masa

pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan.

Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.

Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur. Penggunaan nama Asawarman

dan nama-nama raja pada generasi berikutnya menunjukkan telah

masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut

membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah

memeluk agama Hindu.

Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari

prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan

tersebut adalah sebagai berikut :

Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur

Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan

budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan tetap memelihara

dan melestarikan budayanya sendiri.

Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal

berikut ini :

Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina

dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para

pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah

menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.

Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja

Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi

kepada para Brahmana.

Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :

Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya

nenek moyangnya.

Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan

kebudayaan.

Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.

Page 11: MAKALAH SEJARAH

8

Masuknya pengaruh budaya India ke Nusantara, menyebabkan

budaya Indonesia mengalami perubahan. Perubahan yang terpenting

adalah timbulnya suatu sistem pemerintahan dengan raja sebagai

kepalanya. Sebelum budaya India masuk, pemerintahan hanya dipimpin

oleh seorang kepala suku.

Selain itu, percampuran lainnya adalah kehidupan nenek moyang

bangsa Indonesia mendirikan tugu batu. Kebiasaan ini menunjukkan

bahwa dalam menerima unsur-unsur budaya asing, bangsa Indonesia

bersikap aktif. Artinya bangsa Indonesia berusaha mencari dan

menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan asing tersebut dengan

kebudayaan sendiri.Bangsa Indonesia mempunyai kebiasaan mendirikan

tugu batu yang disebut menhir, untuk pemujaan roh nenek moyang,

sedangkan tugu batu (Yupa) yang didirikan oleh raja Mulawarman

digunakan untuk menambatkan hewan kurban.

Pada prasasti itu juga diceritakan bahwa Raja Mulawaraman

memerintah dengan bijaksna. Ia pernah menghadiahkan ± 20.000 ekor

sapi untuk korban kepada para brahmana / pendeta. Dan dalam prasasti

itu pun menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan pendiri dinasti,

mengapa bukan ayahnya Kudungga yang menjadi pendiri dinasti tetapi

anaknya Aswawarman? Hal itu karena pada saat itu Raja Kudungga belum

memeluk agama Hindu, sehingga ia tidak bisa menjadi pendiri dinasti

Hindu.

Dari Raja Aswawarman menurunlah sampai Mulawarman, karena

Mulawarman pun memeluk agama Hindu. Hal itu diketahui dari penyebutan

bangunan suci untuk Dewa Trimurti. Bangunan itu disebut bangunan

Wapraskewara dan di Gua Kembeng di Pedalaman Kutai ada sejumlah

arca-arca agama Hindu seperti Siwa dan Ganesa.

Bukti sejarah Kerajaan Kutai ini adalah ditemukannya tujuh buah

prasasti yang berbentuk Yupa (tiang batu)

B. Kerajaan Tarumanegara

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber

yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri

Page 12: MAKALAH SEJARAH

9

berupa tujuh buah prasasti batu yang ditemukan empat di Bogor, satu di

Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui

bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada

tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam

Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah

Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan

Salakanagara. Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri yang berasal

dari berita Tiongkok antara lain:

1. Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi

menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang-orang yang

beragama Buddha, yang banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan

sebagian masih animisme.

2. Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang

utusan dari To- lo-mo yang terletak di sebelah selatan.

3. Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah

datang utusaan dari To-lo-mo.

Berdasarkan tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-

mo secara fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.

Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya

maka dapat diketahui beberapa aspek kehidupan tentang kerajaan

Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara

tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati tersebut diketahui raja yang

memerintah pada waktu itu adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan

Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh Jawa Barat

yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang

pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4

hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di

nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara adalah

kerajaan hindu beraliran wisnu. 

Page 13: MAKALAH SEJARAH

10

Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru

Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh

putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman dipusarakan di

tepi kali gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Maharaja

Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara yang ketiga (395-434

m). Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak

lebih dekat ke pantai. Kota itu diberi nama Sundapura pertama kalinya

nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian

Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km).

Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan

menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.

Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian

pemerintahan kepada raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun

tersebut yang menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara adalah

Suryawarman (535 - 561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7. Dalam

masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman,

banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan

pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap

Kerajaan Tarumanegara..

Kehadiran prasasti Purnawarman di pasir muara, yang memberitakan

raja Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota

sundapura telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah.

sehingga, pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara telah bergeser ke

tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukaan rajatapura atau

salakanagara (kota perak), yang disebut argyre oleh ptolemeus dalam

tahun 150 M. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-

raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII). Ketika pusat pemerintahan

beralih dari rajatapura ke Tarumanegara, maka salakanagara berubah

status menjadi kerajaan daerah. Jayasingawarman pendiri Kerajaan

Tarumanegara adalah menantu raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang

maharesi dari salankayana di India yang mengungsi ke nusantara karena

Page 14: MAKALAH SEJARAH

11

daerahnya diserang dan ditaklukkan maharaja samudragupta dari kerajaan

magada.

Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang

memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk

mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya

ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M Manikmaya, menantu

Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara

Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh manikmaya ini tinggal

bersama kakeknya di ibukota tarumangara dan kemudian menjadi

panglima angkatan perang Kerajaan Tarumanegara. Perkembangan

daerah timur menjadi lebih Berkembang Ketika Cicit Manikmaya

Mendirikan Kerajaan Galuh Dalam Tahun 612 M.

Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang

raja. Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir,

digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai

dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa

dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri

Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis,

tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri

sulungnya, yaitu Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan

beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih

menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang

sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan

kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan

untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.

Raja-rajaTarumanegara:

1. Jayasingawarman 358-382 M

2. Dharmayawarman 382-395 M

3. Purnawarman 395-434 M

4. Wisnuwarman 434-455 M

5. Indrawarman 455-515 M

Page 15: MAKALAH SEJARAH

12

6. Candrawarman 515-535 M

7. Suryawarman 535-561 M

8. Kertawarman 561-628 M

9. Sudhawarman 628-639 M

10. Hariwangsawarman 639-640 M

11. Nagajayawarman 640-666 M

12. Linggawarman 666-669 M

Kehidupan pada masa pemerintahan kerajaan tarumanegara :

1. Kehidupan Politik

Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan

kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang

menyatakan raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah

kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan

kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar

pengairan sawah-sawah pertanian rakyat.

2. Kehidupan Sosial 

Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat

dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan

kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat

memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam

melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan

sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

3. Kehidupan Ekonomi

Prasasti tugu menyatakan bahwavraja Purnawarman memerintahkan

rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak.

Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar nagi

masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah

banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di

Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar. Juga perdagangan dengan

daera-daerah di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan perekonomian

masyarakat Kerajaan Tarumanegara sudah berjalan teratur.

Page 16: MAKALAH SEJARAH

13

4. Kehidupan Budaya

Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti

yang ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat

diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah

tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti

tersebut menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di

kerajaan Tarumanegara.

Peninggalan berupa prasasti:

Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai

Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan

huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam

bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam

laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Gambar telapak kaki

pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:

a. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut

(tempat ditemukannya prasasti tersebut).

b. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang

(biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti

menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka

dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.

Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit

Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini

juga menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar

telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Mulawarman

Prasasti Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan

Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak

kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah

tunggangan dewa Wisnu.

Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal

yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis dalam

aksara ikal yang belum dapat dibaca.

Page 17: MAKALAH SEJARAH

14

Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di

tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten.

Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi

dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut

mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta

Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan

isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain,

sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut. 

Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:

a. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di

Punjab yaitu sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua

buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya

menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari

tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.

b. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak

lengkap dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan

caitra yang diduga sama dengan bulan Februari dan April.

c. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan

oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.

C. Kerajaan Kalingga

Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah

kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi.

Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat

antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah

kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber

catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang

disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat

mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada

pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber

Page 18: MAKALAH SEJARAH

15

Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki

peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

Kisah lokal

Terdapat kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang

Maharani legendaris yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran

dengan keras tanpa pandang bulu. Kisah legenda ini bercerita mengenai Ratu

Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras

kejahatan pencurian. Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan

tangan bagi siapa saja yang mencuri. Pada suatu ketika seorang raja dari

seberang lautan mendengar mengenai kemashuran rakyat kerajaan Kalingga yang

terkenal jujur dan taat hukum. Untuk mengujinya ia meletakkan sekantung uang

emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun rakyat Kalingga

yang berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya. Hingga

tiga tahun kemudian kantung itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya.

Ratu Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman mati kepada

putranya, dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan putranya.

Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan miliknya,

maka sang pangeran dijatuhi hukuman dipotong kakinya.

Carita Parahyangan

Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16, putri

Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang

bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh.

Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja

ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa

memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda

dan Kerajaan Galuh (723-732 M).

Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan

buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi

Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram

Kuno.

Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana,

yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya

menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara,

dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.

Page 19: MAKALAH SEJARAH

16

Pada abad ke-5 muncul Kerajaan Ho-ling (atau Kalingga) yang diperkirakan

terletak di utara Jawa Tengah. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari

prasasti dan catatan dari negeri Cina. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi

wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan

perdagangan Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagara yang sebelumnya telah

ditaklukan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan

perdagangan Sriwijaya-Buddha.

Berita Cina

Berita keberadaan Ho-ling juga dapat diperoleh dari berita yang berasal dari

zaman Dinasti Tang dan catatan I-Tsing. Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang

(618 M - 906 M) memberikan tentang keterangan Ho-ling sebagai berikut.

Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya

terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan

di sebelah barat terletak Pulau Sumatera. Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok

yang terbuat dari tonggak kayu. Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat,

beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading. Penduduk Kerajaan

Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa. Daerah Ho-ling

menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah.

Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat

Ho-ling diperintah oleh Ratu Hsi-mo (Shima). Ia adalah seorang ratu yang sangat

adil dan bijaksana. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman

dan tentram.

Catatan I-Tsing

Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad ke-7

tanah Jawa telah menjadi salah satu pusat pengetahuan agama Buddha

Hinayana. Di Ho-ling ada pendeta Cina bernama Hwining, yang menerjemahkan

salah satu kitab agama Buddha ke dalam Bahasa Cina. Ia bekerjasama dengan

pendeta Jawa bernama Janabadra. Kitab terjemahan itu antara lain memuat cerita

tentang Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana dalam agama

Buddha Hinayana.

Prasasti

Prasasti peninggalan Kerajaan Ho-ling adalah Prasasti Tukmas. Prasasti ini

ditemukan di ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun

Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah. Prasasti

Page 20: MAKALAH SEJARAH

17

bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta. Prasasti menyebutkan

tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air

tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti itu ada

gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai

yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.

Sementara di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa

Tengah, ditemukan Prasasti Sojomerto. Prasasti ini beraksara Kawi dan

berbahasa Melayu Kuna dan berasal dari sekitar abad ke-7 masehi. Prasasti ini

bersifat keagamaan Siwais. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya,

Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati,

sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa

tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan

Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.

Kedua temuan prasasti ini menunjukkan bahwa kawasan pantai utara Jawa

Tengah dahulu berkembang kerajaan yang bercorak Hindu Siwais. Catatan ini

menunjukkan kemungkinan adanya hubungan dengan Wangsa Sailendra atau

kerajaan Medang yang berkembang kemudian di Jawa Tengah Selatan.

D. Kerajaan Sriwijaya

Sejarah sriwijaya dalam bahasa Sansekerta sri berarti “bercahaya”

danwijaya berarti “kemenangan”. Bukti awal mengenai keberadaan

kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok I-tsing

menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6

bulan. Prasasti paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7

yaitu Prasasti Kedukan Bukit di Palembang bertarikh 682.

Sriwijaya (Srivijaya) adl kerajaan maritim yg kuat di pulau Sumatera

dan berpengaruh di Nusantara daerah kekuasaan Sriwijaya meliputi

Kamboja Thailand Semenanjung Malaya Sumatera Jawa Kalimantan dan

Sulawesi.

Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahan mulai

menyusut dikarenakan beberapa peperangandiantara serangan dari raja

Dharmawangsa dari Jawa ditahun 990 dan tahun 1025 serangan Rajendra

Coladewa dari Koromandel selanjut tahun 1183 Sriwijaya dibawah kendali

Page 21: MAKALAH SEJARAH

18

kerajaan Dharmasraya. Dan di akhir masa kerajaan ini takluk di bawah

kerajaan Majapahit.

Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal dan kerajaan

besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20 kedua

kerajaan tersebut menjadi referensi olehkaum nasionalis utk menunjukkan

bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme

Belanda.

Sriwijaya disebut dgn berbagai macam nama. Orang Tionghoa

menyebut Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts’i atau San Fo Qi. Dalam bahasa

Sansekerta dan Pali kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh.

Bangsa Arab menyebut Zabaj dan Khmer menyebut Malayu.Sementara

dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang ada 3 pulau

Sabadeibei yg berkaitan dgn Sriwijaya.

Eksistensi Sriwijaya diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan

Perancis George Cœdès dari École française d’Extrême-Orient. Sekitar

tahun 1992 hingga 1993 Pierre-Yves Manguin membuktikan bahwa pusat

Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking

(terletak di provinsi Sumatra Selatan Indonesia). Namun Soekmono

berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak di provinsi Jambi sekarang

yaitu pada kawasan sehiliran Batang Hari antara Muara Sabak sampai ke

Muara Tembesi.

Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan merupakan

negara maritim. Negara ini tak memperluas kekuasaan diluar wilayah

kepulauan Asia Tenggara dgn pengecualian berkontribusi utk populasi

Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat. Sekitar tahun 500 akar Sriwijaya

mulai berkembang di wilayah sekitar Palembang Sumatera. Kerajaan ini

terdiri atas tiga zona utama daerah ibukota muara yg berpusatkan

Palembang lembah Sungai Musi yg berfungsi sebagai daerah pendukung

dan daerah-daerah muara saingan yg mampu menjadi pusat kekuasan

saingan. Wilayah hulu sungai Musi kaya akan berbagai komoditas yg

berharga utk pedagang Tiongkok Ibukota diperintah secara langsung oleh

penguasa sementara daerah pendukung tetap diperintah oleh datu

setempat.

Page 22: MAKALAH SEJARAH

19

Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya menjadikan

Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara.

Berdasarkan observasi ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di

Thailand dan Kamboja. Di abad ke-7 pelabuhan Cham di sebelah timur

Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk

mencegah hal tersebut Maharaja Dharmasetu melancarkan beberapa

serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai

Mekong di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya

meneruskan dominasi atas Kamboja sampai raja Khmer Jayawarman II

pendiri imperium Khmer memutuskan hubungan dgn kerajaan di abad yg

sama.

DariPrasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di bawah kepemimpinan

Dapunta Hyang Jayanasa Kerajaan Minanga takluk di bawah imperium

Sriwijaya. Penguasaan atas Malayu yg kaya emas telah meningkatkan

prestise kerajaan.

BerdasarkanPrasasti Kota Kapur yg yg berangka tahun 682 dan

ditemukan di pulau Bangka Pada akhir abad ke-7 kemaharajaan ini telah

menguasai bagian selatan Sumatera pulau Bangka dan Belitung hingga

Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Jayanasa telah

melancarkan ekspedisi militer utk menghukum Bhumi Jawa yg tak berbakti

kepada Sriwijaya peristiwa ini bersamaan dgn runtuh Tarumanagara di

Jawa Barat dan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yg kemungkinan besar

akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan

jalur perdagangan maritim di Selat Malaka Selat Sunda Laut China Selatan

Laut Jawa dan Selat Karimata.

Abad ke-7 orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan di

Sumatera yaitu Malayu dan Kedah dan tiga kerajaan di Jawa menjadi

bagian kemaharajaan Sriwijaya. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di

Jawa antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan

Sriwijaya. Menurut catatan pada masa ini pula wangsa Melayu-Budha

Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa disana. Di abad ini

pula Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Di

masa berikut Pan Pan dan Trambralinga yg terletak di sebelah utara

Langkasuka juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Di abad ke-9

Page 23: MAKALAH SEJARAH

20

wilayah kemaharajaan Sriwijaya meliputi Sumatera Sri Lanka

Semenanjung Malaya Jawa Barat Sulawesi Maluku Kalimantan dan

Filipina. Dengan penguasaan tersebut kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan

maritim yg hebat hingga abad ke-13.

Setelah Dharmasetu Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia

berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yg

ekspansionis Samaratungga tak melakukan ekspansi militer tetapi lbh

memilih utk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa

kepemimpinan ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yg selesai

pada tahun 825.

Sebagaipusat pengajaran Budha Vajrayana Sriwijaya menarik banyak

peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari

Tiongkok I-tsing yg melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan

studi di Universitas Nalanda India pada tahun 671 dan 695 serta di abad

ke-11 Atisha seorang sarjana Budha asal Benggala yg berperan dalam

mengembangkan Budha Vajrayana di Tibet. I-tsing melaporkan bahwa

Sriwijaya menjadi rumah bagi ribuan sarjana Budha sehingga menjadi

pusat pembelajaran agama Buddha. Pengunjung yg datang ke pulau ini

menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan. Ajaran

Buddha aliran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana juga turut

berkembang di Sriwijaya.

Pada paruh pertama abad ke-10 diantara kejatuhan dinasti Tang dan

naik dinasti Song perdagangan dgn luar negeri cukup marak terutama

Fujian kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong kerajaan Nan Han. Tak

diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini.

Pada tahun 903 penulis Muslim Ibnu Batutah sangat terkesan dgn

kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban kerajaan meliputi Palembang

(khusus Bukit Seguntang) Muara Jambi dan Kedah. Di tahun 902 Sriwijaya

mengirimkan upeti ke China. Dua tahun kemudian raja terakhir dinasti

Tang menganugerahkan gelar kepada utusan Sriwijaya. Dari literatur

Tiongkok utusan itu mempunyai nama Arab hal ini memberikan informasi

bahwa pada masa-masa itu Sriwijaya sudah berhubungan dgn Arab yg

memungkinkan Sriwijaya sudah masuk pengaruh Islam di dalam kerajaan.

Page 24: MAKALAH SEJARAH

21

Rajendra Coladewa pada tahun 1025 raja Chola dari Koromandel India

selatan menaklukkan Kedah dan merampas dari Sriwijaya. Kemudian

Kerajaan Chola meneruskan penyerangan dan berhasil penaklukan

Sriwijaya selama beberapa dekade berikut keseluruh imperium Sriwijaya

berada dalam pengaruh Rajendra Coladewa. Meskipun demikian Rajendra

Coladewa tetap memberikan peluang kepada raja-raja yg ditaklukan utk

tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya. Setelah invasi tersebut

akhir mengakibatkan melemah hegemoni Sriwijaya dan kemudian

beberapa daerah bawahan membentuk kerajaan sendiri dan kemudian

muncul Kerajaan Dharmasraya sebagai kekuatan baru dan kemudian

mencaplok kawasan semenanjung malaya dan sumatera termasuk

Sriwijaya itu sendiri.

Istilah San-fo-tsi terutama pada tahun 1225 tak lagi identik dgn

Sriwijaya melainkan telah identik dgn Dharmasraya dimana pusat

pemerintahan dari San-fo-tsi telah berpindah jadi dari daftar 15 negeri

bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan daftar jajahan kerajaan

Dharmasraya yg sebelum merupakan daerah bawahan dari Sriwijaya dan

berbalik menguasai Sriwijaya beserta daerah jajahan lainnya.

Antara tahun 1079 - 1088 kronik Tionghoa masih mencatat bahwaSan-

fo-ts’i masih mengirimkan utusan dari Jambi dan Palembang. Dalam berita

Cina yg berjudul Sung Hui Yao disebutkan bahwa kerajaan San-fo-tsi pada

tahun 1082 mengirim utusan dimana pada masa itu Cina di bawah

pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat

dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi yg merupakan surat dari putri raja yg

diserahi urusan negara San-fo-tsi serta menyerahkan pula 227 tahil

perhiasan rumbia dan 13 potong pakaian. Dan kemudian dilanjutkan dgn

pengiriman utusan selanjut di tahun 1088.

Berdasarkan sumber Tiongkok pada buku Chu-fan-chi yg ditulis pada

tahun 1178 Chou-Ju-Kua menerangkan bahwa di kepulauan Asia

Tenggara terdapat dua kerajaan yg sangat kuat dan kaya yakni San-fo-ts’i

dan Cho-po (Jawa). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyat memeluk

agama Budha dan Hindu sedangkan rakyat San-fo-ts’i memeluk Budha

dan memiliki 15 daerah bawahan yg meliputi; Pong-fong (Pahang) Tong-

ya-nong (Terengganu) Ling-ya-si-kia (Langkasuka) Kilantan (Kelantan) Fo-

Page 25: MAKALAH SEJARAH

22

lo-an (muara sungai Dungun daerah Terengganu sekarang) Ji-lo-t’ing

(Cherating pantai timur semenanjung malaya) Ts’ien-mai (Semawe pantai

timur semenanjung malaya) Pa-t’a (Sungai Paka pantai timur semenanjung

malaya) Tan-ma-ling (Tambralingga Ligor selatan Thailand) Kia-lo-hi (Grahi

Chaiya sekarang selatan Thailand) Pa-lin-fong (Palembang) Kien-pi

(Jambi) Sin-t’o (Sunda) Lan-wu-li (Lamuri di Aceh) and Si-lan (Kamboja).

DalamKidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan juga disebut

‘Arya Damar’ sebagai bupati Palembang yg berjasa membantu Gajah

Mada dalam menaklukkan Bali pada tahun 1343 Prof. C.C. Berg

menganggap identik dgn Adityawarman. Dan kemudian pada tahun 1347

Adityawarman memproklamirkan diri menjadi raja di Malayapura sesuai

dgn manuskrip yg terdapat pada bagian belakang Arca Amoghapasa.

Kemudian dari Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah yg kemungkinan

ditulis sebelum pada tahun 1377 juga terdapat kata-kata bumi palimbang.

Pada tahun 1275 Singhasari penerus kerajaan Kediri di Jawa

melakukan suatu ekspedisi dalam Pararaton disebut semacam ekspansi

dan menaklukan bhumi malayu yg dikenal dgn nama Ekspedisi Pamalayu

yg kemudian Kertanagara raja Singhasari menghadiahkan Arca

Amoghapasa kepada Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa raja

Melayu di Dharmasraya seperti yg tersebut dalam Prasasti Padang Roco.

Dan selanjut pada tahun 1293 muncul Majapahit sebagai pengganti

Singhasari dan setelah Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi naik tahta

memberikan tanggung jawab kepada Adityawarman seorang peranakan

Melayu dan Jawa utk kembali menaklukkan Swarnnabhumi pada tahun

1339. Dan dimasa itu nama Sriwijaya sudah tak ada disebut lagi tapi telah

diganti dgn nama Palembang hal ini sesuai dgn Nagarakretagama yg

menguraikan tentang daerah jajahan Majapahit.

Page 26: MAKALAH SEJARAH

23

BAB III

PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi

para pembaca.Dengan berbagai tahap dan berkat upaya serta partisipasi

dari berbagai pihak yang telah membantu kami dalam mengerjakan dan

menyelesaikan makalah ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya.

Bila ada kesalahan-kesalahan yang kami buat dengan sengaja atau

tidak sengaja, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan tidak lupa

pula kami membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang membangun

sehingga makalah yang kami buat ini lebih mendekati pada kesempurnaan.

A. Kesimpulan

Dari apa yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa:

1. kebudayaan di Indonesia yang berkembang saat ini di pelopori oleh

akulturasi kebudayaan hindu Buddha dan kebudayaan Indonesia dengan tidak

meninggalkan kebudayaan sendiri dan di temukanya arca merupakan hasil bahwa

bangsa indonesia juga dapat mengikuti kebudayaan asing.

2. Dengan adanya perkembangan dari masa ke masa terbentuknya kerajaan

di seluruh nusantara membawa peran aktif di bagian pemerintahan Indonesia saat

ini yaitu dengan adanya system pemerintahan, yang dulunya merupakan system

pemerinthan yang tradisional yaitu kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja.

B. Saran

Bangsa Indonesia harus bersyukur atas benda-benda yang telah

ditinggalkan oleh nenek moyang kita dalam masa masuknya dan

berkembangnya agama hindu budhha. Karena pada masa ini kebudayaan

asing masuk ke Indonesia dan bangsa Indonesia pada masa itu mampu

mengikuti kebudayaan asing dengan tidak meninggalkan kebudayaan

sendiri. Pada saat ini bangsa Indonesia dapat mencontoh dan bertindak

seperti bangsa Indonesia pada zaman kerajaan dalam mengambil

menyikapi kebudayaan asing yang masuk. Sehingga antara budaya sendiri

akan tetap lestari sebagai jati diri bangsa Indonesia yang sesungguhnya

Page 27: MAKALAH SEJARAH

24

dan mampu mengikuti serta memilah milih perkembangan budaya asing

yang baik untuk kita tiru dan ikuti. Karena tidak semua kebudayaan asing

yang masuk sesuai denagn karakter bangsa Indonesia yang telah

dipertahankan sekian tahun oleh pendahulu kita.

Page 28: MAKALAH SEJARAH

25

DAFTAR PUSTAKA

Soekmono,R.1984.Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia.

Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Bosch, F.D.K. 1983. Masalah Penyebaran Kebudayaan Hindu di

Kepulauan Indonesia. Jakarta: Bharata Karya Aksara.

Andayani, Sri dkk.2012. Sejarah Untuk Kelas XI IPA.Pati: MGMP

Pendidikan Sejarah Kabupaten Pati.

Ayatrohaedi (Penyunting). 1985. Kepribadian Budaya Bangsa(Local

Genius). Jakarta : PT Pustaka Jaya.

http://blog.re.or.id/sejarah-kerajaan-sriwijaya.htm

http://campusnancy.blogspot.com/2012/02/agama-hindu-budha-di-

indonesia-part-1.html

http://sugionosejarah.wordpress.com/2012/03/07/kerajaan-kalingga

http://kertamura.blogspot.com/2012/03/kerajaan-kalingga.html

http://nesaci.com/sejarah-kerajaan-kutai-di-indonesia