Makalah Sam

download Makalah Sam

of 17

description

tugas kuliyah

Transcript of Makalah Sam

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan rahmatnya kepada kita semua, sehingga kami masih diberikan kesehatan guna menyelesaikan tugas perkuliahan Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.Adapun tugas yang kami kerjakan yaitu menyusun suatu makalah yang diberikan tugas oleh Dosen Pengampu mata kuliyah Seminar Akuntansi Manajemen. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena hal itu kami kelompok 3 mengharapkan adanya masukkan dan sanggahan guna menyempurnakan makalah ini.Demikian harapan dari kami semoga makalah yang kami susun dapat dijadikan acuan pembelajaran dalam mata kuliyah Seminar Akuntansi Manajemen.

PENULIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I : PENDAHULUAN11.1.Latar Belakang11.2.Rumusan Masalah11.3.Tujuan1

BAB II : PEMBAHASAN22.1.Pengertian Just In Time (JIT)22.2.Konsep Dasar JIT72.3.Elemen Elemen dasar JIT92.4.Kontribusi JIT untuk Keunggulan Bersaing102.5.Prinsip Kerja JIT122.6.Aspek Fundamental JIT13

BAB III : PENUTUP163.1.Kesimpulan16

DAFTAR PUSTAKAiii

BAB IPENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANGSuatu perusahaan akan menjadi unggul dari para pesaingnya apabila memperhatikan faktor-faktor penentu diantaranya waktu, mutu, biaya, dan sumber daya manusia. Salah satu faktor penentu, yaitu waktu menjadi faktor penting yang mempengaruhi keunggulan daya saing, perusahaan yang ingin unggul dari faktor waktu maka harus dapat melayani permintaan konsumennya tepat waktu, mengurangi waktu untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah, mengefisienkan waktu untuk aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah dengan mengembangkan dan menerapkan konsep - konsep JIT. JIT dapat dikembangkan dan diterapkan pada semua aktivitas perusahaan dalam rangkaian penciptaan nilai yaitu dengan cara desain dan pengembangan, pengadaan, pemanufakturan, pemasaran, distribusi, dan pelayanan konsumen. Namun, dalam praktiknya, JIT banyak diterapkan untuk pengadaan (pembelian) dan pemanufakturan. Strategi ini harus fleksibel, waktu pakai produknya singkat, serta mampu memperkecil waktu produksi (manufacturing lead time) dan distribusi (ordering lead time).

1.2. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana konsep dan penerapan mengenai Just In Time (JIT) ?2. Bagaimana bentuk karakteristik Just In Time (JIT) ?3. Apa saja kelemahan dan keunggulan dari penggunaan Just In Time (JIT) ?1.3. TUJUANMenguraikan mengenai definisi dari Just In Time (JIT) baik dari segi pengertian dan penjabaran berbagai jenis atau karakteristik Just In Time (JIT), selain itu menganalisis masalah yang akan timbul dari penggunaan Just In Time (JIT) tersebut. Yang nantinya dapat memberikan pemahaman yang tepat untuk pembaca sehingga pembaca dapat menerapkan Just In Time (JIT) yang benar dalam setiap Seminar Akuntansi Manajement.BAB IIPEMBAHASAN

JUST IN TIME (JIT)

2.1. PENGERTIAN JUST IN TIME (JIT)Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen (Simamora, 2000). Just In Time dapat berarti sebgai suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost.JIT juga berarti filosofi manajemen dari pemecahan masalah yang berkelanjutan dan dipaksakan, sehingga pemasok-pemasok dan komponen-komponen ditarik melalui sistem untuk menunjukkan dimana dan kapan mereka dibutuhkan.

Tabel berikut : Mencantumkan pengurangan pemborosan karena menerapkan salah satu aspek Just In Time (JIT) :

Tabel 12.1. Pengurangan Pemborosan karena JIT NO.ASPEKPENGURANGAN PEMBOROSAN(%)

1.2.3.4.5.6.7.Waktu Pemasangan (Set-Up- Time) Sisa (Sampah) ProduksiPersediaan Barang JadiRuangWaktu Tunggu (Lead Time)Persediaan Barang Mentah Persediaan Barang Dalam Proses (Wip)20303040505082

Sumber : Heyzer & Render, 1999

Berbagai perusahaan banyak yang menggunakan istilahnya sendiri sebagai pengganti dari Jus In Time, seperti : IBM dikenal Continuous Flow Manufacturing (CFM). Harley Davidson dikenal Material as Needed (MAN). Hewlett Packard dikenal Stockless Production. Omark Industries dikenal Zero Inventory Production System (ZIPS).

Dalam menerapkan JIT ini, ada tiga dosa yang tidak boleh dilakukan. Ketiga dosa itu adalah MUDA, MURA dan MURI. MUDA dalam bahasa Jepang berarti pemborosan, yang bila diterapkan dalam manajemen tidak akan memberikan nilai tambah. MURA dalam bahasa Jepang berarti ketimpangan, keragaman, atau ketidakteraturan (variability and irregularity). MURI dalam bahasa Jepang berarti keterpaksaan, kesulitan, lewat ambang batas. Keadaan timpang, beragam maupun terpaksa merupakan indikasi masalah. Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi. Ide dasar sistem produksi tepat waktu (Just In Time) yaitu menghasilkan sejumlah barang yang diperlukan pada saat diminta dengan menghilangkan segala macam bentuk pemborosan waktu yang tidak diperlukan sehingga diperoleh biaya produksi yang rendah dan melakukan proses yang berkesinambungan. JIT mulai digunakan pada sistem produksi Toyota sebagai dampak dari krisis minyak di tahun 1973, kemudian banyak dipakai oleh perusahaan Jepang untuk mengantisipasi semakin variatifnya permintaan konsumen dan semakin kritisnya konsumen dalam menentukan produkyang diinginkan. Just In Time dari mulai terkenalnya sampai saat ini tahun 2007 dia sudah berusia 29 tahun berfungsi dalam persediaan. Just In Time menekankan bahwa semua material harus menjadi bagian aktif dalam sistem produksi dan tentu dia melarang timbulnya problem yang mengakibatkan hadir biaya persediaan. Dalam Just In Time persediaan diminimalisasi dengan tetap menjaga keberlangsungan produksi. Ini berarti dia bilang bahan maupun barang tersedia dalam waktu, jumlah dan kualitasyang tepat saat diperlukan. Metode Just In Time dalam keberadaannya tidak sekedar diterapkan untuk bidang persediaan, melainkan juga dapat diimplementasikan dalam bidang produksi.Dalam bidang produksi, Just In Time menekankan upaya kontinuitas pengurangan pemborosan dan ketidakefisienan lewat lot size yang kecil, kualitas tinggi, koordinasi tim kerja. Produksi Just In Time menunjukan sistem produksi dimana aktifitas operasi terjadi hanya jika diperlukan. Selain demikian berposisi sebagai alat pendekatan untuk penyeimbang produksi, alat pengendali kualitas produk, dan mekanisme untuk motivasi serta keterlibatan para tenaga kerja.Sistem produksi tepat waktu (Just In Time-JIT) bukanlah ilmu yang memerlukan analisis kuantitatif maupun kualitatif yang tidak begitu rumit, secara lebih tepatnya Just In Time (JIT) bisa dikatakan sebagai metode pendekatan, filosofi kerja, konsep ataupun strategi manajemen yang dimaksud dan tujuannya adalah mencapai performansi yang tinggi dalam proses manufacturing. JIT adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Kemudian diperoleh rumusan yang lebih sederhana pengertian pemborosan. Kalau sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan. Adapun 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena:1) Over produksi.2) Waktu menunggu.3) Transportasi.4) Pemrosesan.5) Tingkat persediaan barang.6) Gerak.7) Cacat produksi.

2.2. KONSEP DASAR JUST IN TIME (JIT)Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semuaproses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan jadwal, dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya memasok suku cadang pada proses berikutnya. Metode ini menyulitkan penyesuaian secara cepat terhadap perubahan yang disebabkan oleh gangguan yang timbul pada beberapa proses atau akibat adanya fluktuasi permintaan. Untuk mengatasi berbagai gangguan dan perubahan permintaan ini, perusahaan harus mengubah jadwal produksi tiapproses secara serempak yang cukup menyulitkan. Akibatnya perusahaan harus melakukan persediaan di antara semua proses untuk mengatasi gangguan dan perubahan permintaan ini. Sistem ini sering menimbulkan ketidakseimbangan persediaan yang mengakibatkan pemborosan. Sebaliknya, sistem produksi Toyota bersifat revolusioner, dalam arti proses berikutnya akan mengambil suku cadang dari proses sebelumnya, metode ini dikenal sebagai sistem tarik. Hanya lini rakit akhir yang dapat mengetahui dengan tepat penetapan waktu yang diperlukan dan jumlah suku cadang yang diperlukan. Lini rakit akhir pergi ke proses sebelumnya untuk mendapatkan suku cadang yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan. Kemudian proses sebelumnya memproduksi suku cadang yang diambil oleh proses berikutnya. Tiap proses yang memproduksi suku cadang mengambil bahan atau suku cadang yang diperlukan pada proses sebelumnya, begitu seterusnya.Dengan demikian apabila ada perubahan permintaan tidak perlu dilakukan perubahan jadwal produksi secara serempak untuk semua proses. Hanya lini rakit akhir yang perlu diinformasikan mengenai perubahan jadwal produksi ketika merakit produk satu per satu. Untuk menginformasikan mengenai penetapan waktuyang diminta dan jumlah suku cadang yang diperlukan, digunakan KANBAN. Sistem kanban hanya bisa berfungsi secara efektif melalui kombinasi dengan elemen-elemen JIT lain secara utuh. Terdapat empat konsep pokokyang harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In Time (JIT): Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :1) Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).2) Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan.3) Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.4) Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.5) Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril tenaga kerja.6) Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan.

2.3. ELEMEN-ELEMEN JUST IN TIME (JIT)Elemen-elemen dalam JIT meliputi:1. Pengurangan waktu set up.2. Aliran produksi lancar (layout).3. Produksi tanpa kerusakan mesin.4. Produksi tanpa cacat.5. Peranan operator.6. Hubungan yang harmonis dengan pemasok.7. Penjadwalan produksi stabil dan terkendali.8. Sistem KanbanTidak ada satu organisasipun di dunia ini yang menyukai pemborosan. Hal ini karena : Disebabkan pemborosan tidak sesuai dengan semangat efisiensi sebagai jantungnya manajemen. Efesiensi dan efektivitas sebagai terminal akhir dari pada manajemen tidak akan dapat tercapai jika pemborosan masih terjadi. Semangat untuk terus memperbaiki organisasi dan menghilangkan pemborosan inilah yang kemudian dikenal dengan konsep JUST IN TIME (JIT). Konsep JIT muncul di Jepang melalui apa yang disebut Kyzen (perbaikan terus menerus). Just In Time (JIT) sendiri bukan istilah Jepang. Tapi istilah dari Barat yang mampu melihat fenomena manajemen di Jepang.

2.4. KONTRIBUSI JIT UNTUK KEUNGGULAN BERSAING Paling tidak terdapat 7 kontribusi JIT untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu : pemasok, tata letak, persediaan, penjadwalan, pemeliharaan pencegahan, mutu produksi dan pemberdayaan karyawan.

Pemasok PemberdayaanKaryawan Kualitas Tata Letak Persediaan PemeliharaanPencegahanPenjadwalan JIT

Gambar 12.1. Faktor Kesuksesan JIT Sumber : Haeyzer & Render, 1999

2.4.1. JIT pada Pemasok Dengan semangat JIT, jumlah pemasok sebaiknya sedikit, ada hubungan kedekatan dan pemasok yang senantiasa berbisnis ulang dengan kita.2.4.2. JIT pada Tata LetakTujuan JIT adalah mengurangi perpindahan baik perpindahan orang maupun perpindahan barang. 2.4.3. JIT pada PersediaanJIT pada persediaan menggunakan sistem tarik (pull system) untuk memindahkan persediaan. JIT akan mengurangi ukuran lot dan mengurangi waktu penyetelan2.4.4. JIt pada PenjadwalanJIT pada penjadwalan dapat ditempuh dengan mengkomunikasikan jadwal tersebut kepada pemasok. menghilangkan pemborosan 2.4.5. JIT pada Pemeliharaan PencegahanJIT pada pemeliharaan pencegah dapat ditempuh dengan pemeliharaan pencegahan yang terjadwal dan rutin harian. 2.4.6. JIT pada Kualitas JIT pada kualitas adalah diterapkannya kendali proses secara statistic. 2.4.7. JIT pada Pemberdayaan Karyawan JIT pada pemberdayaan karyawan adalah dikembangkannya pelatihan-pelatihan.

2.5. PRINSIP KERJA JUST IN TIME (JIT)Prinsip kerja JIT dapat dibagi kepada tiga bagian besar yaitu : Cost reduction karena menggunakan prinsip 5S. Inventory reuction, karena just in time (yang menggunakan konsep pull system) melawan just in case (yang menggunakan konsep push system). Dan Quality improvement dimulai dari : Pemberdayaan karyawan kemudian kualitas sebagai paradigma baru setiap orang dan akhirnya pada gugus kendali mutu.

2.5.1. Cost Reduction (Pengurangan Biaya)Suatu konsep manajemen baru yang diambil dari kebiasaan di Jepang dan mampu menyingkirkan paradigma barat dalam dunia industri manufaktur adalah prinsip 5-S Manufacturing yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shetsuke (Kazuo Shibagaki et all. 1991). SEIRI-Pemilihan. Diartikan sebagai usaha untuk memilih mana yang perlu dan mana yang tidak serta menghindari berbagai kelebihan. Semakin jarang suatu barang atau peralatan digunakan maka semakin jauh letak barang atau peralatan itu dari tempat kerja. SEITON-Pengaturan. Barang atau peralatan diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemakaian dan pencarian. SEISO-Pembersihan. Peralatan dijaga agar selalu dalam keadaan bersih agar mudah dirawat dan selalu dalam kondisi bagus pada saat digunakan. SEIKETSU-Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan. Untuk menjaga kebersihan lingkungan diperlukan prosedur standard sehingga setiap orang akan berperilaku sama dalam perawatan kebersihan. SHITSUKE-pelatihan dan Disiplin. Untuk menjaga prosedur standard dan kelangsungannya maka pelatihan untuk mengubah dan mejaga perilaku individu perlu dilakukan.

2.5.2. Inventory Reduction (pengurangan persediaan) Persediaan menurut paradigma lama selalu dikaitkan dengan produksi dalam jumlah besar. Untuk menjaga kelangsungan proses produksi maka persediaan yang besar dan aman perlu diadakan. Oleh karena itu, sistem Just In Time menghendaki barang dibuat sesuai dengan kebutuhan hanya pada saat dibutuhkan. 2.5.3. Quality Improvement Perbaikan kualitas menurut konsep Just In Time adalah usaha yang secara terus menerus dilakukan. Tujuannya adalah peningkatan produktivitas melalui pemenuhan harapan konsumen dalam hal kualitas dan waktu. Kualitas dalam paradigma baru ini menjadi urusan setiap orang. Motto : Jangan menerima barang cacat Jangan membuat barang cacat Jangan mengirim barang cacat

Semangat Kyzen dalam perbaikan kualitas tercermin pada quality circle yaitu kelompok-kelompok yang secara suka-rela bertemu untuk membahas masalah-masalah dan perbaikan kualitas kerja atau produk dalam unit kerjanya. Paradigma baru ini memungkinkan organisasi mengatakan quality improvement has no cost (Siswanto, 1996).

2.6. ASPEK FUNDAMENTAL JUST IN TIME (JIT)

2.6.1. Empat (4) aspek fundamental JIT : Menghilangkan segala aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi sebuah produk atau jasa.Contoh :Waktu Pabrikasi = Waktu Proses + Waktu inspeksi + Waktu pindah + Waktu antriDimana : Waktu Proses : Waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversikan bahan baku menjadi barang jadi. Waktu inspeksi : Lamanya waktu yang dihabiskan untuk memastikan bahwa produk bermuru tinggi. Waktu pindah : waktu yang diperlukan untuk memindahkan BB atau BDP dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya. Waktu antri : Lamanya waktu tunggu suatu produk untuk dikerjakan, dipindahkan, atau dikirimkan dari gudang ke pelanggan.

Komitmen tinggi terhadap mutu. Upaya perbaikan yang berkelanjuta. Penekanan pada penyederhanaan.2.6.2. Tujuan Pabrikasi JITMenghasilkan sebuah produk hanya jika dibutuhkan dan hanya dalam kuantitas yang diminta oleh para pelanggan.2.6.3. JIT akan meliputi factor-faktor efektivitas siklus pabrik sebagai berikut : Tingkat produk cacat/rusak Waktu siklus Persentase pengiriman produk yang tepat waktu Akurasi pesanan Persentase produksi sesungguhnya dibandingkan dengan produksi yang dianggarkan Jam mesin sesungguhnya dibandingkan jam mesin tersedia yang direncanakan.2.6.3. Elemen-elemen kunci JITAdapun Lima Elemen kunci demi keberhasilan JIT : Jumlah Pemasok yang terbatasTingkat persediaan yang minimal dalam Sistem JIT memotong biaya dengan mengurangi : Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan bahan baku Jumlah penanganan bahan baku Jumlah persediaan yang usang. Pembenahan Tata Letak PabrikArus Lini : jalur fisik yang dilewati oleh sebuah produk pada saat bergerak melalui proses pabrikasi dari penerimaan bahan baku sampai ke pengiriman barang jadi. Pengurangan Setup TimeMasa pengesetan mesin (setup time) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah perlengkapan, memindahkan bahan baku, dan mendapatkan formulir terkait dan bergerak cepat untuk mengakomodasikan produk unsure yang berbeda. Kendali Mutu Terpadu (Total Quality Control)TQC berarti bahwa perusahaan tidak akan memperbolehkan penerimaan penerimaan komponen dan bahan baku yang cacat dari para pemasok, pada BDp maupun pada barang jadi. Tenaga kerja yang fleksibel

2.6.4. Keuntungan mengoperasikan system JIT dalam management seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya. Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau duretur kembali. kertas kerja dapat lebih simple Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan.2.6.5. Kelemahan JIT satu kelemahan sistem JIT adalah tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen. Untuk mencapai tingkat pelayanan 95% perusahaan harus memasukkan 2 standart deviasi dalam safety stock. BAB IIIPENUTUP3.1.KESIMPULANSistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumenKonsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost.Tujuan Just In Time menghasilkan sebuah produk hanya jika dibutuhkan dan hanya dalam kuantitas yang diminta oleh para pelanggan. Sehingga system JIT ini dapat memberikan manfaat lebih bukan hanya untuk konsumen namun perusahaan yang melakukan proses produksi dapat menghemat waktu dan pengeluaran untuk proses produksi tersebut.

DAFTAR PUSTAKAHariyadi. 2009. Pelatihan Penerapan standar internasional berbasis Quality Management System. Penerbit Nusantara Professional Education. Jakarta.Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality Management. Penerbit Andi Yogyakarta.

SAMBAB III : JUST IN TIMEPage 2