MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

31
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belalang Porifera berasal dari kata porous yang berarti pori- pori yang ferre yang berarti membawa. Ia merupakan hewan bersel banyak yang paling primitif, tidak memiliki jaringan atau organ yang sejati namun masing-masing sel memperlihatkan kebebasannya sampai batas-batas tertentu. Umumnya hewan porifera dujumpai hidup dilaut, melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit sekali. Umumnya hewan-hewan anggota filum porifera hidup dilaut, dan hanya beberapa yang hidup di air tawar. Hewan-hewan ini tidak aktif, tidak bertangkai (tumbuh pada pangkalnya). Sel-sel yang melapisi tubuh dua sebelah luar ialah sel epitel yang berbentuk pipih sehingga disebut juga sebagai sel epitel dermal. Sel-sel yang melapisi rongga paragaster disebut sel- sel leher atau choanocyt. Selain ini pada ujungnya mempunyai flagelium ini disekeliling oleh suatu bangunan seperti leher baju yang disebut “collare”. Didalam sitoplasma dari sel-sel chonosit tersebut terdapat vakuola. Sel-sel tersebut disebut porosity, satu porosity dikelilingi oleh beberapa miosit. Diantara epithelium dermal dan lapisan choanosit-choanosit terdapat selapis 1

description

protozoa porifera

Transcript of MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

Page 1: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belalang

Porifera berasal dari kata porous yang berarti pori-pori yang ferre yang

berarti membawa. Ia merupakan hewan bersel banyak yang paling primitif, tidak

memiliki jaringan atau organ yang sejati namun masing-masing sel memperlihatkan

kebebasannya sampai batas-batas tertentu. Umumnya hewan porifera dujumpai

hidup dilaut, melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit sekali. Umumnya

hewan-hewan anggota filum porifera hidup dilaut, dan hanya beberapa yang hidup

di air tawar. Hewan-hewan ini tidak aktif, tidak bertangkai (tumbuh pada

pangkalnya). Sel-sel yang melapisi tubuh dua sebelah luar ialah sel epitel yang

berbentuk pipih sehingga disebut juga sebagai sel epitel dermal.

Sel-sel yang melapisi rongga paragaster disebut sel-sel leher atau choanocyt.

Selain ini pada ujungnya mempunyai flagelium ini disekeliling oleh suatu bangunan

seperti leher baju yang disebut “collare”. Didalam sitoplasma dari sel-sel chonosit

tersebut terdapat vakuola. Sel-sel tersebut disebut porosity, satu porosity dikelilingi

oleh beberapa miosit. Diantara epithelium dermal dan lapisan choanosit-choanosit

terdapat selapis benda gelatin atau terdapat amubosit dan skleroblas. Pada

umumnya porifera dianggap sebagai tumbuhan. Baru pada tahun 1765 dinyatakan

sebagai hewan setelah ditemukan adanya aliran air yang terjadi di dalam tubuh

porifera. Dari 10.000 spesies porifera yang sudah teridentifikasi,sebagian besar

hidup di laut dan hanya 159 spesies hidup di air tawar, semuanya termasuk family

spongilidae. Umumnya terdapat di perairan jernih, dangkal, dan menempel di

substrat.

Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang

berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari

porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada

1

Page 2: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

2

suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang

hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan

bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui

pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum.

Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.

Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut

terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang

membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat

”menangkap” partikel makanan. Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh.

Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam

mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa

sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin.

Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat

digunakan untuk bahan atau alat pembersih.

Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu subsurat,

harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain.

Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan

bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan

tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan

dewasa.

Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah salah

satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada

hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat

yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli taksonomi,

porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut protozoa

2

Page 3: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

3

B. Tujuan

1. Mengetahui klasifikasi dari porifera dan protozoa

2. Mengetahui ciri-ciri morfologi dari porifera dan protozoa

3. Mengetahui manfaat hewan-hewan laut dari porifera dan protozoa dalam

bidang farmasi

C. Rumusan Masalah :

1. Apa klasifikasi dari porifera dan protozoa?

2. Apa ciri-ciri morfologi dari porifera dan protozoa?

3. Apa manfaat hewan-hewan laut dari porifera dan protozoa dalam bidang

farmasi?

3

Page 4: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

4

BAB II

ISI

A. PROTOZOA

Protozoa artinya hewan pertama (protos = pertama; zoon = hewan),

digambarkan sebagai organisme mirip hewan karena dapat bergerak dan mengambil

makanan dari organisme lain. Pengklasifikasian Protozoa berdasarkan alat geraknya.

1. Ciri -ciri Protozoa :

a. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

b. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar

(cillia) atau bulu cambuk (flagel).

c. Hidup bebas, saprofit atau parasit

d. Organisme bersel tunggal

e. Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati

4

Page 5: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

5

f. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

g. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista, merupakan bentuk sel

protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora

yang terjadi pada bakteri

h. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.

i. Protozoa tidak mempunyai dinding sel

j. Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot

2. Peranan Protozoa

Peran menguntungkan :

a. Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri

sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di

alam.

b. Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai

plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air,

terutama udang, kepiting, ikan, dll.

c. Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak,

gas, dan mineral.

d. Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah

radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.

Peran Merugikan : Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan

ternak.

5

Page 6: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

6

Penyakit-penyakit yang disebabkan Protozoa antara lain :

Jenis penyakit Protozoa

Disentri

Diare (Balantidiosis)

Penyakit tidur (Afrika)

Toksoplasmosis (kematian janin)

Malaria tertiana

Malaria quartana

Malaria tropika

Kalaazar

Surra (hewan ternak)

Entamoeba histolytica

Balantidium coli

Trypanosoma gambiense

Toxoplasma gondii

Plasmodium vivax

Plasmodium malariae

Plasmodium falciparum

Leishmania donovani

Trypanosoma evansi

3. Habitat

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka

umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan.

Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa

yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai

vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di

dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa

memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa

laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.

Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau

genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus

termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi

manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain

membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan

untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni.

6

Page 7: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

7

Di dalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh

Protozoadibayangi oleh membransel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun

dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis

protozoa memiliki rangka luar (cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi

lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan

menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus, badan

golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada

yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya. Ada pula

yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat

organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik,

yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang

bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat

banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan

bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan

evolusinya.

4. KLASIFIKASI (PROTOZOA)

Pengklasifikasian Protozoa berdasarkan alat geraknya. Berdasarkan alat

geraknya, protozoa dikelompokkan menjadi empat filum yaitu sebagai berikut:

a. Filum Rhizopoda (Sarcodina)

Ciri-ciri Rhizopoda sebagai berikut:

1) Tidak memiliki bentuk yang tetap.

2) Bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu (pseudopodia)

yang merupakan penjuluran sitoplasma tubuhnya. Rhizopoda bergerak

dengan menjulurkan kaki semunya untuk berpindah tempat.

3) Ada yang hidup bebas di alam dan ada yang parasit.

4) Makanannya berupa bakteri atau bahan organik lain.

7

Page 8: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

8

5) Berkembang biak dengan membelah diri.

Contoh anggota Rhizopoda adalah Amoeba sp., Foraminifera yang digunakan

sebagai petunjuk dalam penyelidikan tanah yang mengandung minyak bumi, dan

Radiolaria yang membentuk tanah radiolaria yang bermanfaat sebagai alat

penggosok.

Radiolaria

Cangkang Foraminifera

8

Page 9: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

9

Amoeba sp.

b. Filum Fagellata (Mastigophora)

Filum Flagellata memiliki ciri khas yaitu memiliki alat gerak berupa bulu

cambuk (flagela) yang berstruktur mirip cambuk yang panjang. Bulu cambuk ini

digunakan dengan mencambukkan bulu cambuk ke arah yang diinginkan dan

menggunakannya untuk memindahkan dirinya sendiri.

Contoh Flagellata adalah Trypanosoma sp. yang hidup secara parasit dalam

darah manusia dan vertebrata lainnya, berkembang biak dengan membelah diri, dan

menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan

lalat tse-tse.

Trypanosoma Brucei

9

Page 10: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

10

c. Filum Ciliata (Cilliophora)

Ciliata bergerak dengan bulu getar (silia) yang selalu bergetar untuk

mendorong tubuhnya ke arah yang diinginkan seperti gerakan mendayung perahu.

Selain itu, silia bisa digunakan untuk mengambil makanan.Ciliata berkembang biak

secara vegetatif (aseksual) dengan membelah diri dan secara generatif (seksual)

dengan cara konjugasi.

Contoh Ciliata adalah Paramaecium sp. Paramaecium disebut juga hewan

sandal, karena bentuknya menyerupai telapak sandal.terdapat mulut sel pada

permukaan membrane sel yang melekuk. Air dan makanan masuk ke mulut sel

dengan getaran silia. Makanan yang masuk ke mulut sel lalu masuk ke kerongkongan

sel, lalu ke vakuola makanan. Vakuola makanan beredar dalam sel sambil mencerna

makanan. Sisa makanan berbentuk cair dikeluarkan melalui vakuola

berdenyut/vakuola kontraktil, sementara sisa makanan berbentuk padat dikeluarkan

melalui vakuola makanan yang pecah saat menepi ke membran sel.

Paramaecium

Contoh Ciliata yang lain adalah Vorticella dan Stentor.

10

Page 11: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

11

Vorticella

Stentor

d. Filum Sporozoa

Filum ini berbeda dengan filum sebelumnya anggota filum ini tidak

mempunyai alat gerak. Disebut Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam

hidupnya, dapat membentuk sejenis spora. Biasanya hidup sebagai parasit pada

tubuh hewan maupun manusia. Contoh anggota Sporozoa adalah Plasmodium sp.,

penyebab penyakit malaria. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk

Anopheles sp.

11

Page 12: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

12

Plasmodium sp.

5. MORFOLOGI (PROTOZOA)

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan

sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur

tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.

Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat

yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat

membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada

keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.

Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin

seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik,

yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel.

Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar

sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat

mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian

12

Page 13: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

13

dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering

ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2

sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.

Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan

pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak

aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa

dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid

dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke

dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam

Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun

manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.

Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the

Society of Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu

Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora,

dan Labyrinthomorpha. Pada klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora

digabung menjadi satu kelompok Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena

anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi lima kelas. Contoh protozoa

yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga, Bodo, Leishmania,

Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia. Anggota

kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan

Stentor. Contoh protozoa kelompok Acetospora adalah genera Paramyxa.

Apicomplexa beranggotakan genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera

Metchnikovella termasuk kelompok Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa

adalah contoh anggota kelompok Myxospora.

13

Page 14: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

14

6. MANFAAT DALAM DUNIA FARMASI

Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zoo plankton yang

menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting

yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah

dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa

bakteri.

Salah satunya : Entamoeba coli sebagai pembantu pembusukan makanan

dan membentuk vit K. Tapi kadang akan menyebabkan diare saat kondisi tubuh

lemah.

Esterichia coli (e-coli) dari bakteri dapat menghasilkan vit B12, vit K, dan

pembusukan makanan.

Protozoa digunakan sebagai indikator kualitas air, materi limbah mentah

dapat dikatagorikan kedalam tiga golongan.

1. Kotoran cara domestik

2. Limbah industri senyawa pengdegradasi senyawa kimia anorganik.

3. Stromwater yang mengandung polutan (air mengalir yang membawa kotoran

permukaan)

B. PORIFERA

Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons atau hewan berpori

adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera hidup

secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk

ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan

cairan. Habitat porifera umumnya di laut.

14

Page 15: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

15

Porifera memiliki tiga lapisan :

1. Epidermis (lapisan terluar)

Lapisan terluar dari porifera dan tersusun oleh sel sel epitelium pipih yang

disebut Pinakosit

2. Mesoglea

Lapisan pembatas antara epidermis dan endodermis. Mesoglea pada Porifera

mengandung dua macam sel yaitu:

a) Sel Ameboid

Sel ameboid berfungsi untuk mengangkut zat makanan dan zat-zat sisa

metablisme dari sel satu ke sel lain

b) Sel Sklerobas

c) Sel Sklerobas berfungsi sebagai pembentuk spikula

3. Endodermis (lapisan dalam)

Endodermis adalah lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel leher atau koanosit

yang memiliki flagel dan berfungsi sebagai pencerna makanan

1. KLASIFIKASI PORIPERA

Klasifikasi Porifera berdasarkan bentuk dan kandungan spikula dibedakan

menjadi tiga kelas berikut :

a. Kelas Calcarea

Rangka tubuh Calcarea bersifat kalkareus. Hal ini karena spikulanya

mengandung kalsium karbonat (kapur). Sebagian spikulanya berbentuk monaxon

dan triaxon sehingga tampak seperti duri-duri kecil. Anggota kelas ini banyak

tersebar di laut dangkal di seluruh dunia. Contoh Scypha sp., Cerantia sp., Sycon sp.,

Leucon sp., dan Clathrina sp.

15

Page 16: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

16

Gambar: spesies Clathrina sp.

Ciri-cirinya :

1. Spikula terbentuk dari zat kapur.

2. Hidup di laut.

3. Contoh spesies: Sycon, Schyra dan Grantia.

b. Kelas Hexactinellida

Spikula pada kelas ini mengandung banyak benang silikat atau kersik (SiO2).

Sementara itu, spikulanya berbentuk triaxon dengan enam cabang. Bentuk hewan-

hewan pada kelas ini menyerupai gelas, silinder, atau corong. Contoh Euplectella

aspergilium, Pheronema, dan Hyalonema sp.

Gambar: Euplectella aspergilium

Ciri-cirinya :

1. Spikula terbentuk dari zat kapur.

2. Hidup di laut.

16

Page 17: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

17

3. Contoh spesies: Sycon, Schyra dan Grantia.

c. Kelas Demospongia

Hewan anggota kelas ini bertulang lunak karena tidak mempunyai rangka.

Apabila ada yang memiliki rangka, rangkanya tersusun dari serabut-serabut spongin

dengan spikula dari zat silikat. Bentuk spikulanya ada yang monaxon atau tetraxon.

Contoh Euspongia sp., Callyspongia sp., Clionia sp., Phyllospongia sp., dan Spongia

sp.

Gambar: Callyspongia sp.

Ciri-cirinya :

1. Spikula hanya berupa serabut-serabut spongin. Karena itu,

Demospongiae sering dimanfaatkan sebagai spons.

2. Hidup di air tawar.

3. Merupakan kelas terbesar Porifera (90%)

4. Contoh spesies: Cliona, Hippospongia dan Halicondria.

17

Page 18: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

18

2. MORFOLOGI PORIFERA

Struktur Tubuh

Keterangan.

Oskulum : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol

Mesoglea : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar

porosity : saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. tempat

masuknya air.

spongosol : rongga di bagian dalam tubuh porifera

ameboid : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.

epidermis : lapisan terluar

spikula : pembentuk/penyusun tubuh

flagel : alat gerak koanosit

koanosit : sel pelapis spongosol seta berfungsi sebagai pencerna makanan.

di bagian ujungnya terdapat flagel dan di pangkalnya terdapat vakuola.

18

Page 19: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

19

Ciri-ciri morfologi poripera :

a. Hewan Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil),

hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut.Karena porifera

yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap

sebagai tumbuhan.

b. mempunyai sel porosit yang berbentuk kubus

c. tubuh terdiri dari 2 lapisan (diploblastik) , yaitu epidermis dan endodermis

d. endodermis terdiri dari sel-sel leher (choanosit) untuk pencernaan yang

dilengkapi dua flagel

e. spongocoel (rongga tubuh) dikelilingi oleh dinding tubuh yang terdapat

choanosit , epidermis, dan mesenkim (lapisan gelatin)

f. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terdapat rongga yang disebut

mesenkim atau mesoglea tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang

merupakan penyusun rangka atau spikula berada DI mesoglea juga terdapat

sel archeosit

g. Porifera tidak mempunyai sel saraf.

h. Sel-sel pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan

myocyt, karena itu gerakan dari flagellum pada choanocyt tergantung pada

keadaan lingkungan.

i. Kemampuan myocyt terhadap stimulus adalah gerakan mengkerut/

mengendurnya sel tubuh sehingga porocyt ataupun osculum bisa menutup

dan membuka

j. Lapisan ektoderm yang terdiri atas selapis sel yang pipih dan tebal yang

berfungsi sebagai kulit yang disebut pinakosit.sel pinakosit berfungsi sebagai

pelindung

19

Page 20: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

20

k. oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi

ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel

amoeboid)

l. mempunyai sel porosit yang berbentuk kubus

m. Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengambil makanan yang

telah dicerna di dalam koanosit.

n. Sel skleroblas berfungsi membentuk duri (spikula) sebagai kerangka

o. Spikula terbuat dari kalsium karbonat ,silikat atau sponging

p. Sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak,

berongga seperti spon. lihat pada demospongia

q. Sedangkan sel arkheosit berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya

pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang

rusak dan regenerasi.

r. Reproduksi Porifera bisa secara aseksual maupun seksual.Reproduksi secara

aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule disebut

juga tunas internal.Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di

dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.Porifera dapat membentuk

individu baru dengan regenerasi.Reproduksi seksual dilakukan dengan

pembentukan gamet (antara sperma dan ovum).Ovum dan sperma dihasilkan

oleh koanosit.Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma

pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit.

s. Jadi Perkembangbiakan Porifera dapat dilakukan secara vegetatif dan

generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu :

1) Pembentukan tunas. Tunas yang terbentuk memisahkan diri dari induknya

kemudian terbentuk individu baru.

20

Page 21: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

21

2) Gemmulae (butir benih). Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang

berkelompok dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat

spikula. Gemmulae terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak

menguntungkan. Ketika keadaan lingkungan membaik, gemmulae akan

terbentuk menjadi individu baru. Gemmulae hanya dimiliki oleh porifera air

tawar.

Proses pembentukan gemmulae adalah sebagai berikut :

Pertama-tama arkeost mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel

lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian

mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya. Terbentuklah

kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat

gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi

membentuk spons baru.

Sedangkan perkembangbiakan generatif berlangsung secara anisogami,

yaitu dengan peleburan gamet jantan (mikrogamet) dengan gamet betina

(makrogamet). Dari peleburan ini dihasilkan zigot yang kemudian berkembang

menjadi larva bersilia.

3. Manfaat porifera dalam bidang farmasi

Beberapa jenis Porifera bermanfaat bagi manusia. Sisa sponsnya dapat

digunakan sebagai alat penggosok badan dan pembersih kaca, misal Spongiasp. Jenis

lainnya berperan penting menyusun biodiversitas di dasar samudra. Selain itu,

anggota Porifera juga mampu bersimbiosis dengan bakteri yang menghasilkan

”bioaktif”. Bioaktif ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat.

Secara tidak langsung, bisa dimanfaatkan untuk anti inflamasi, anti tumor,

dan antibiotik. Bisa juga diolah sebagai bahan pangan.

21

Page 22: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

22

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa animalia

kelompok porifera mempunyai empat filum yaitu sebagai berikut yaitu Filum

Rhizopoda (Sarcodina), Filum Fagellata (Mastigophora), Filum Ciliata (Cilliophora),

Filum Sporozoa. Sedangkan pada kelompok protozoa mempunyai 3 kelas yaitu Kelas

Calcarea, Kelas Hexactinellida, Kelas Demospongia. Dalam bidang farmasi manfaat

hewan protozoa Salah satunya : Entamoeba coli sebagai pembantu pembusukan

makanan dan membentuk vitK. Tapi kadang akan menyebabkan diare saat kondisi

tubuh lemah. Esterichia coli (e-coli) dari bakteri dapat menghasilkan vit B12, vit K,

dan pembusukan makanan. Sedangkan untuk porifera bermanfaat untuk Beberapa

jenis Porifera bermanfaat bagi manusia. Sisa sponsnya dapat digunakan sebagai alat

penggosok badan dan pembersih kaca, misal Spongiasp. Jenis lainnya berperan

penting menyusun biodiversitas di dasar samudra. Selain itu, anggota Porifera juga

mampu bersimbiosis dengan bakteri yang menghasilkan ”bioaktif”. Bioaktif ini dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku obat.

22

Page 23: MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx

23

Daftar Pustaka

Priadi, Arif.2010. Biologi SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira.

Priadi, Arif & Silawati, Tri.2006. Sains Biologi SMA Kelas X.Jakarta:Yudhistira.

Kusumastuti, dewi.2006. Buku Ajar Biologi SMA/MA.surakarta:Eksis.

Brotowidjoyo. 2004. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta

Kimball, J.W. 2000. Biologi jilid empat edisi pertama.Erlangga Jakarta.

Sugiarti, S. dkk. 2002. Avertebrata Air Jilid I. Depok : Penebar Swadaya.

23