MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx
-
Upload
muhammad-gilang-ramadhan -
Category
Documents
-
view
340 -
download
5
description
Transcript of MAKALAH PROTOZOA PORIPERA.docx
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belalang
Porifera berasal dari kata porous yang berarti pori-pori yang ferre yang
berarti membawa. Ia merupakan hewan bersel banyak yang paling primitif, tidak
memiliki jaringan atau organ yang sejati namun masing-masing sel memperlihatkan
kebebasannya sampai batas-batas tertentu. Umumnya hewan porifera dujumpai
hidup dilaut, melekat pada substrat dan hanya bergerak sedikit sekali. Umumnya
hewan-hewan anggota filum porifera hidup dilaut, dan hanya beberapa yang hidup
di air tawar. Hewan-hewan ini tidak aktif, tidak bertangkai (tumbuh pada
pangkalnya). Sel-sel yang melapisi tubuh dua sebelah luar ialah sel epitel yang
berbentuk pipih sehingga disebut juga sebagai sel epitel dermal.
Sel-sel yang melapisi rongga paragaster disebut sel-sel leher atau choanocyt.
Selain ini pada ujungnya mempunyai flagelium ini disekeliling oleh suatu bangunan
seperti leher baju yang disebut “collare”. Didalam sitoplasma dari sel-sel chonosit
tersebut terdapat vakuola. Sel-sel tersebut disebut porosity, satu porosity dikelilingi
oleh beberapa miosit. Diantara epithelium dermal dan lapisan choanosit-choanosit
terdapat selapis benda gelatin atau terdapat amubosit dan skleroblas. Pada
umumnya porifera dianggap sebagai tumbuhan. Baru pada tahun 1765 dinyatakan
sebagai hewan setelah ditemukan adanya aliran air yang terjadi di dalam tubuh
porifera. Dari 10.000 spesies porifera yang sudah teridentifikasi,sebagian besar
hidup di laut dan hanya 159 spesies hidup di air tawar, semuanya termasuk family
spongilidae. Umumnya terdapat di perairan jernih, dangkal, dan menempel di
substrat.
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang
berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari
porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada
1
2
suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang
hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan
bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui
pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum.
Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut
terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang
membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat
”menangkap” partikel makanan. Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh.
Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam
mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa
sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin.
Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat
digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu subsurat,
harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain.
Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan
bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan
tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan
dewasa.
Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah salah
satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada
hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat
yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli taksonomi,
porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut protozoa
2
3
B. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dari porifera dan protozoa
2. Mengetahui ciri-ciri morfologi dari porifera dan protozoa
3. Mengetahui manfaat hewan-hewan laut dari porifera dan protozoa dalam
bidang farmasi
C. Rumusan Masalah :
1. Apa klasifikasi dari porifera dan protozoa?
2. Apa ciri-ciri morfologi dari porifera dan protozoa?
3. Apa manfaat hewan-hewan laut dari porifera dan protozoa dalam bidang
farmasi?
3
4
BAB II
ISI
A. PROTOZOA
Protozoa artinya hewan pertama (protos = pertama; zoon = hewan),
digambarkan sebagai organisme mirip hewan karena dapat bergerak dan mengambil
makanan dari organisme lain. Pengklasifikasian Protozoa berdasarkan alat geraknya.
1. Ciri -ciri Protozoa :
a. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
b. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar
(cillia) atau bulu cambuk (flagel).
c. Hidup bebas, saprofit atau parasit
d. Organisme bersel tunggal
e. Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati
4
5
f. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
g. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista, merupakan bentuk sel
protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora
yang terjadi pada bakteri
h. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.
i. Protozoa tidak mempunyai dinding sel
j. Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot
2. Peranan Protozoa
Peran menguntungkan :
a. Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri
sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di
alam.
b. Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai
plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air,
terutama udang, kepiting, ikan, dll.
c. Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak,
gas, dan mineral.
d. Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah
radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
Peran Merugikan : Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan
ternak.
5
6
Penyakit-penyakit yang disebabkan Protozoa antara lain :
Jenis penyakit Protozoa
Disentri
Diare (Balantidiosis)
Penyakit tidur (Afrika)
Toksoplasmosis (kematian janin)
Malaria tertiana
Malaria quartana
Malaria tropika
Kalaazar
Surra (hewan ternak)
Entamoeba histolytica
Balantidium coli
Trypanosoma gambiense
Toxoplasma gondii
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae
Plasmodium falciparum
Leishmania donovani
Trypanosoma evansi
3. Habitat
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka
umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan.
Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa
yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai
vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di
dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa
memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa
laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.
Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau
genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus
termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi
manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain
membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan
untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni.
6
7
Di dalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh
Protozoadibayangi oleh membransel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun
dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis
protozoa memiliki rangka luar (cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi
lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan
menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus, badan
golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada
yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya. Ada pula
yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat
organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik,
yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang
bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat
banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan
bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan
evolusinya.
4. KLASIFIKASI (PROTOZOA)
Pengklasifikasian Protozoa berdasarkan alat geraknya. Berdasarkan alat
geraknya, protozoa dikelompokkan menjadi empat filum yaitu sebagai berikut:
a. Filum Rhizopoda (Sarcodina)
Ciri-ciri Rhizopoda sebagai berikut:
1) Tidak memiliki bentuk yang tetap.
2) Bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu (pseudopodia)
yang merupakan penjuluran sitoplasma tubuhnya. Rhizopoda bergerak
dengan menjulurkan kaki semunya untuk berpindah tempat.
3) Ada yang hidup bebas di alam dan ada yang parasit.
4) Makanannya berupa bakteri atau bahan organik lain.
7
8
5) Berkembang biak dengan membelah diri.
Contoh anggota Rhizopoda adalah Amoeba sp., Foraminifera yang digunakan
sebagai petunjuk dalam penyelidikan tanah yang mengandung minyak bumi, dan
Radiolaria yang membentuk tanah radiolaria yang bermanfaat sebagai alat
penggosok.
Radiolaria
Cangkang Foraminifera
8
9
Amoeba sp.
b. Filum Fagellata (Mastigophora)
Filum Flagellata memiliki ciri khas yaitu memiliki alat gerak berupa bulu
cambuk (flagela) yang berstruktur mirip cambuk yang panjang. Bulu cambuk ini
digunakan dengan mencambukkan bulu cambuk ke arah yang diinginkan dan
menggunakannya untuk memindahkan dirinya sendiri.
Contoh Flagellata adalah Trypanosoma sp. yang hidup secara parasit dalam
darah manusia dan vertebrata lainnya, berkembang biak dengan membelah diri, dan
menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan
lalat tse-tse.
Trypanosoma Brucei
9
10
c. Filum Ciliata (Cilliophora)
Ciliata bergerak dengan bulu getar (silia) yang selalu bergetar untuk
mendorong tubuhnya ke arah yang diinginkan seperti gerakan mendayung perahu.
Selain itu, silia bisa digunakan untuk mengambil makanan.Ciliata berkembang biak
secara vegetatif (aseksual) dengan membelah diri dan secara generatif (seksual)
dengan cara konjugasi.
Contoh Ciliata adalah Paramaecium sp. Paramaecium disebut juga hewan
sandal, karena bentuknya menyerupai telapak sandal.terdapat mulut sel pada
permukaan membrane sel yang melekuk. Air dan makanan masuk ke mulut sel
dengan getaran silia. Makanan yang masuk ke mulut sel lalu masuk ke kerongkongan
sel, lalu ke vakuola makanan. Vakuola makanan beredar dalam sel sambil mencerna
makanan. Sisa makanan berbentuk cair dikeluarkan melalui vakuola
berdenyut/vakuola kontraktil, sementara sisa makanan berbentuk padat dikeluarkan
melalui vakuola makanan yang pecah saat menepi ke membran sel.
Paramaecium
Contoh Ciliata yang lain adalah Vorticella dan Stentor.
10
11
Vorticella
Stentor
d. Filum Sporozoa
Filum ini berbeda dengan filum sebelumnya anggota filum ini tidak
mempunyai alat gerak. Disebut Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam
hidupnya, dapat membentuk sejenis spora. Biasanya hidup sebagai parasit pada
tubuh hewan maupun manusia. Contoh anggota Sporozoa adalah Plasmodium sp.,
penyebab penyakit malaria. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles sp.
11
12
Plasmodium sp.
5. MORFOLOGI (PROTOZOA)
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur
tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat
yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat
membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada
keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.
Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin
seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik,
yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel.
Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar
sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat
mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian
12
13
dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering
ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2
sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.
Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan
pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak
aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid
dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke
dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam
Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun
manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.
Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the
Society of Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu
Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora,
dan Labyrinthomorpha. Pada klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora
digabung menjadi satu kelompok Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena
anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi lima kelas. Contoh protozoa
yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga, Bodo, Leishmania,
Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia. Anggota
kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan
Stentor. Contoh protozoa kelompok Acetospora adalah genera Paramyxa.
Apicomplexa beranggotakan genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera
Metchnikovella termasuk kelompok Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa
adalah contoh anggota kelompok Myxospora.
13
14
6. MANFAAT DALAM DUNIA FARMASI
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zoo plankton yang
menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting
yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah
dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa
bakteri.
Salah satunya : Entamoeba coli sebagai pembantu pembusukan makanan
dan membentuk vit K. Tapi kadang akan menyebabkan diare saat kondisi tubuh
lemah.
Esterichia coli (e-coli) dari bakteri dapat menghasilkan vit B12, vit K, dan
pembusukan makanan.
Protozoa digunakan sebagai indikator kualitas air, materi limbah mentah
dapat dikatagorikan kedalam tiga golongan.
1. Kotoran cara domestik
2. Limbah industri senyawa pengdegradasi senyawa kimia anorganik.
3. Stromwater yang mengandung polutan (air mengalir yang membawa kotoran
permukaan)
B. PORIFERA
Porifera (Latin: porus = pori,fer = membawa) atau spons atau hewan berpori
adalah sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera hidup
secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk
ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan
cairan. Habitat porifera umumnya di laut.
14
15
Porifera memiliki tiga lapisan :
1. Epidermis (lapisan terluar)
Lapisan terluar dari porifera dan tersusun oleh sel sel epitelium pipih yang
disebut Pinakosit
2. Mesoglea
Lapisan pembatas antara epidermis dan endodermis. Mesoglea pada Porifera
mengandung dua macam sel yaitu:
a) Sel Ameboid
Sel ameboid berfungsi untuk mengangkut zat makanan dan zat-zat sisa
metablisme dari sel satu ke sel lain
b) Sel Sklerobas
c) Sel Sklerobas berfungsi sebagai pembentuk spikula
3. Endodermis (lapisan dalam)
Endodermis adalah lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel leher atau koanosit
yang memiliki flagel dan berfungsi sebagai pencerna makanan
1. KLASIFIKASI PORIPERA
Klasifikasi Porifera berdasarkan bentuk dan kandungan spikula dibedakan
menjadi tiga kelas berikut :
a. Kelas Calcarea
Rangka tubuh Calcarea bersifat kalkareus. Hal ini karena spikulanya
mengandung kalsium karbonat (kapur). Sebagian spikulanya berbentuk monaxon
dan triaxon sehingga tampak seperti duri-duri kecil. Anggota kelas ini banyak
tersebar di laut dangkal di seluruh dunia. Contoh Scypha sp., Cerantia sp., Sycon sp.,
Leucon sp., dan Clathrina sp.
15
16
Gambar: spesies Clathrina sp.
Ciri-cirinya :
1. Spikula terbentuk dari zat kapur.
2. Hidup di laut.
3. Contoh spesies: Sycon, Schyra dan Grantia.
b. Kelas Hexactinellida
Spikula pada kelas ini mengandung banyak benang silikat atau kersik (SiO2).
Sementara itu, spikulanya berbentuk triaxon dengan enam cabang. Bentuk hewan-
hewan pada kelas ini menyerupai gelas, silinder, atau corong. Contoh Euplectella
aspergilium, Pheronema, dan Hyalonema sp.
Gambar: Euplectella aspergilium
Ciri-cirinya :
1. Spikula terbentuk dari zat kapur.
2. Hidup di laut.
16
17
3. Contoh spesies: Sycon, Schyra dan Grantia.
c. Kelas Demospongia
Hewan anggota kelas ini bertulang lunak karena tidak mempunyai rangka.
Apabila ada yang memiliki rangka, rangkanya tersusun dari serabut-serabut spongin
dengan spikula dari zat silikat. Bentuk spikulanya ada yang monaxon atau tetraxon.
Contoh Euspongia sp., Callyspongia sp., Clionia sp., Phyllospongia sp., dan Spongia
sp.
Gambar: Callyspongia sp.
Ciri-cirinya :
1. Spikula hanya berupa serabut-serabut spongin. Karena itu,
Demospongiae sering dimanfaatkan sebagai spons.
2. Hidup di air tawar.
3. Merupakan kelas terbesar Porifera (90%)
4. Contoh spesies: Cliona, Hippospongia dan Halicondria.
17
18
2. MORFOLOGI PORIFERA
Struktur Tubuh
Keterangan.
Oskulum : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol
Mesoglea : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar
porosity : saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. tempat
masuknya air.
spongosol : rongga di bagian dalam tubuh porifera
ameboid : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.
epidermis : lapisan terluar
spikula : pembentuk/penyusun tubuh
flagel : alat gerak koanosit
koanosit : sel pelapis spongosol seta berfungsi sebagai pencerna makanan.
di bagian ujungnya terdapat flagel dan di pangkalnya terdapat vakuola.
18
19
Ciri-ciri morfologi poripera :
a. Hewan Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil),
hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut.Karena porifera
yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap
sebagai tumbuhan.
b. mempunyai sel porosit yang berbentuk kubus
c. tubuh terdiri dari 2 lapisan (diploblastik) , yaitu epidermis dan endodermis
d. endodermis terdiri dari sel-sel leher (choanosit) untuk pencernaan yang
dilengkapi dua flagel
e. spongocoel (rongga tubuh) dikelilingi oleh dinding tubuh yang terdapat
choanosit , epidermis, dan mesenkim (lapisan gelatin)
f. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terdapat rongga yang disebut
mesenkim atau mesoglea tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang
merupakan penyusun rangka atau spikula berada DI mesoglea juga terdapat
sel archeosit
g. Porifera tidak mempunyai sel saraf.
h. Sel-sel pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan
myocyt, karena itu gerakan dari flagellum pada choanocyt tergantung pada
keadaan lingkungan.
i. Kemampuan myocyt terhadap stimulus adalah gerakan mengkerut/
mengendurnya sel tubuh sehingga porocyt ataupun osculum bisa menutup
dan membuka
j. Lapisan ektoderm yang terdiri atas selapis sel yang pipih dan tebal yang
berfungsi sebagai kulit yang disebut pinakosit.sel pinakosit berfungsi sebagai
pelindung
19
20
k. oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi
ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel
amoeboid)
l. mempunyai sel porosit yang berbentuk kubus
m. Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengambil makanan yang
telah dicerna di dalam koanosit.
n. Sel skleroblas berfungsi membentuk duri (spikula) sebagai kerangka
o. Spikula terbuat dari kalsium karbonat ,silikat atau sponging
p. Sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak,
berongga seperti spon. lihat pada demospongia
q. Sedangkan sel arkheosit berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya
pembentuk tunas, pembentukan gamet, pembentukan bagian-bagian yang
rusak dan regenerasi.
r. Reproduksi Porifera bisa secara aseksual maupun seksual.Reproduksi secara
aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.Gemmule disebut
juga tunas internal.Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di
dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.Porifera dapat membentuk
individu baru dengan regenerasi.Reproduksi seksual dilakukan dengan
pembentukan gamet (antara sperma dan ovum).Ovum dan sperma dihasilkan
oleh koanosit.Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma
pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit.
s. Jadi Perkembangbiakan Porifera dapat dilakukan secara vegetatif dan
generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
1) Pembentukan tunas. Tunas yang terbentuk memisahkan diri dari induknya
kemudian terbentuk individu baru.
20
21
2) Gemmulae (butir benih). Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang
berkelompok dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat
spikula. Gemmulae terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak
menguntungkan. Ketika keadaan lingkungan membaik, gemmulae akan
terbentuk menjadi individu baru. Gemmulae hanya dimiliki oleh porifera air
tawar.
Proses pembentukan gemmulae adalah sebagai berikut :
Pertama-tama arkeost mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel
lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian
mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya. Terbentuklah
kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat
gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi
membentuk spons baru.
Sedangkan perkembangbiakan generatif berlangsung secara anisogami,
yaitu dengan peleburan gamet jantan (mikrogamet) dengan gamet betina
(makrogamet). Dari peleburan ini dihasilkan zigot yang kemudian berkembang
menjadi larva bersilia.
3. Manfaat porifera dalam bidang farmasi
Beberapa jenis Porifera bermanfaat bagi manusia. Sisa sponsnya dapat
digunakan sebagai alat penggosok badan dan pembersih kaca, misal Spongiasp. Jenis
lainnya berperan penting menyusun biodiversitas di dasar samudra. Selain itu,
anggota Porifera juga mampu bersimbiosis dengan bakteri yang menghasilkan
”bioaktif”. Bioaktif ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat.
Secara tidak langsung, bisa dimanfaatkan untuk anti inflamasi, anti tumor,
dan antibiotik. Bisa juga diolah sebagai bahan pangan.
21
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa animalia
kelompok porifera mempunyai empat filum yaitu sebagai berikut yaitu Filum
Rhizopoda (Sarcodina), Filum Fagellata (Mastigophora), Filum Ciliata (Cilliophora),
Filum Sporozoa. Sedangkan pada kelompok protozoa mempunyai 3 kelas yaitu Kelas
Calcarea, Kelas Hexactinellida, Kelas Demospongia. Dalam bidang farmasi manfaat
hewan protozoa Salah satunya : Entamoeba coli sebagai pembantu pembusukan
makanan dan membentuk vitK. Tapi kadang akan menyebabkan diare saat kondisi
tubuh lemah. Esterichia coli (e-coli) dari bakteri dapat menghasilkan vit B12, vit K,
dan pembusukan makanan. Sedangkan untuk porifera bermanfaat untuk Beberapa
jenis Porifera bermanfaat bagi manusia. Sisa sponsnya dapat digunakan sebagai alat
penggosok badan dan pembersih kaca, misal Spongiasp. Jenis lainnya berperan
penting menyusun biodiversitas di dasar samudra. Selain itu, anggota Porifera juga
mampu bersimbiosis dengan bakteri yang menghasilkan ”bioaktif”. Bioaktif ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku obat.
22
23
Daftar Pustaka
Priadi, Arif.2010. Biologi SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira.
Priadi, Arif & Silawati, Tri.2006. Sains Biologi SMA Kelas X.Jakarta:Yudhistira.
Kusumastuti, dewi.2006. Buku Ajar Biologi SMA/MA.surakarta:Eksis.
Brotowidjoyo. 2004. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Kimball, J.W. 2000. Biologi jilid empat edisi pertama.Erlangga Jakarta.
Sugiarti, S. dkk. 2002. Avertebrata Air Jilid I. Depok : Penebar Swadaya.
23