Makalah Filum Protozoa Fix

32
FILUM PROTOZOA MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA oleh Gita Sulistianingrum (3415122170) Indeka Dharma Putra Muhamad Nurhadi Sabrina Hasanah Dosen : Dr. Ratna Komala, M.Si Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

description

zoologi invertebrata - protozoa

Transcript of Makalah Filum Protozoa Fix

Page 1: Makalah Filum Protozoa Fix

FILUM PROTOZOA

MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA

oleh

Gita Sulistianingrum (3415122170)

Indeka Dharma Putra

Muhamad Nurhadi

Sabrina Hasanah

Dosen : Dr. Ratna Komala, M.Si

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2013

Page 2: Makalah Filum Protozoa Fix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridhoNya kami dapat

menyelesaikan Makalah Zoologi Invertebrata Filum Protozoa dengan baik. Kami juga

mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ratna Komala, M.Si selaku dosen mata kuliah

Zoologi I atas bimbingannya dan juga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

proses pembuatan makalah ini.

Makalah ini menjelaskan berbagai hal tentang Filum Protozoa, salah satu dari

berbagai filum yang termasuk hewan invertebrata. Definisi, ciri-ciri umum, karakteristik,

klasifikasi, serta aspek-aspek biologi lainnya telah terangkum di dalam makalah ini.

Kami pun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami

tidak mentup atas segala kritik dan saran yang sifatnya membangun agar bisa membenahi

menjadi lebih baik lagi di kemudian hari.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan

kepada kita semua.

Jakarta, Februari 2013

Penulis

Page 3: Makalah Filum Protozoa Fix

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................

Daftar isi..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

Protozoa...................................................................................................................................

Superkelas Flagelata................................................................................................................

Superkelas Sarcodina...............................................................................................................

Subfilum Sporozoa...................................................................................................................

Subfilum Ciliospora...................................................................................................................

BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................

Daftar Pustaka...........................................................................................................................

Page 4: Makalah Filum Protozoa Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Pada dasarnya dalam ilmu taksonomi, seluruh makhluk hidup dikelompokkan ke

dalam dua kerajaan (kingdom), yakni kingdom tumbuhan (kingdom plantae) dan kerajaan

hewan (kingdom animalia). Pengelompkan tersebut didasarkan atas persamaan ciri-ciri

atau persamaannya. Tumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yakni mempunyai klorofil

(zat hijau daun) dan hewan mempunyai ciri-ciri tersendiri pula, yakni dapat bergerak.

Dalam sebuah penelitian ditemukan adanya beberapa makhluk hidup bersel satu

yang sekaligus mempunyai cirri-ciri tumbuhan dan ciri-ciri hewan (mempunyai klorofil

dan dapat bergerak leluasa). Akhirnya sebagian ahli berpendapat bahwa bahwa makhluk-

makhluk hidup ini sebaiknya dikelompokkan ke dalam kingdom animalia, filum protozoa.

Di dalam uraian ini, kita mengikuti pendapat yang kedua. Protozoa kita masukkan ke

dalam kingdom animalia, kelompok avertebrata.

Page 5: Makalah Filum Protozoa Fix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Filum Protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri dari satu sel. Nama protozoa

berasal dari bahasa Latin yang berarti “hewan yang pertama” (proto=awal, zoon=hewan).

Hewan ini dapat hidup secara individu (soliter) dan ada pula yang membentuk koloni.

Protozoa ada yang hidup bebas, komensal, maupun parasit pada organisme lain.

2.2 Karakteristik

2.2.1 Ciri-ciri umum

a. Struktur tubuh

Tubuh Protozoa bersel satu dan bersifat mikroskopis. Bentuknya bermacam-macam,

ada yang tidak tetap dan ada yang tetap. Bentuk yang tetap ini disebabkan telah memiliki

pelliculus (kulit) dan beberapa memiliki cangkang kapur.

Sitoplasma Protozoa sebagian besar tidak berwarna, namun ada beberapa spesies lain

seperti Stentor coereleus yang sitoplasmanya berwarna biru. Sitoplasma pada Protozoa

biasanya dibedakan atas bagian pinggiran yang disebut Ectoplasma dan bagian sentral yang

lebih padat dan bergranula disebut Endoplasma.

Nukleus Protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada juga yang lebih misalnya

Arcella vulgaris. Struktur nukleus pada prinsipnya ada yang vasikular dan granular. Pada

nukleus vasikular, khromatin terkonsentrasi dalam sebuah massa atau butir, sedang yang

granular khromatin tersebar secara merata dalam butir melalui seluruh nukleus.

Vakuola yang terdapat dalam Protozoa dapat dibedakan atas vakuola kontraktil,

vakuola makanan, dan vakuola stasionari. Fungsi vakuola kontraktil selain sebagai alat

ekskresi juga sebagai sebagai pengatur tekanan osmosis tubuh.

Mitokondria pada Protozoa melakukan pernafasan secara aerobik. Mitokondria erat

hubungannya dengan penggunaan energi untuk alat gerak dan vakuola kontraktil.

Page 6: Makalah Filum Protozoa Fix

Pada umumnya Protozoa terbungkus oleh membran yang mempunyai sedikit granula

seluas permukaannya. Pada sebagian besar spesies, membran itu telah dilapisi oleh lapisan

lain sehingga terbentuk kulit (pelliculus) dan akhirnya membuat Protozoa tersebut memiliki

bentuk yang tetap.

b. Sistem Respirasi

Respirasi terjadi dengan cara aerob atau anaerob. Pada respirasi aerob terjadi oksidasi

dengan O2 yang masuk ke dalam tubuh dengan cara difusi dan osmosis memalui seluruh

permukaan tubuh, sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat

yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim-enzim tanpa menggunakan oksigen. Hasil

kedua peristiwa itu akan sama yakni energi dan zat sisa-sisa yang akan ditampung dalam

vakuola kontraktil sebagai zat eksresi

c. Sistem Pencernaan

Makanan Protozoa berupa bakteri, hewan bersel satu lainnya, atau sisa-sisa

organisme. Cara mengambil makannya ada yang saprozoik ( memakan bangkai hewan ).

Holofitik ( memakan tumbuhan ), dan holozoik ( memakan hewan ). Pada vakuola makanan

nutrisi akan mendapat sekresi enzim sehingga makanan berubah menjadi senyawa yang lebih

sederhana dan disebarkan ke seluruh tubuh.

d. Sistem Reproduksi

Sstem reproduksi Protozoa terbagi menjadi berbagai cara, yaitu :

1. Reproduksi aseksual

i. Membelah diri : Setiap individu membelah menjadi dua bagian yang sama, dimulai dari

intinya kemudian diikuti oleh sitoplasmanya.

ii. Pembelahan multiple atau sporulasi : Inti membagi diri berulang kali, kemudian sitoplasma

akan mengelilingi tiap belahan inti sehingga menghasilkan sejumlah keturunan

iii. Plasmatomi : Pembelahan Protozoa berinti banyak tanpa pembelahan inti, menghasilkan

keturuna yang lebih kecil dan berinti banyak.

iv. Pertunasan : Indivadu baru timbul sebagai tunas dari sel induk yang berdiferensiasi

sebelum atau sesudah hidup bebas.

Page 7: Makalah Filum Protozoa Fix

2. Reproduksi seksual

i. Persatuan dari sel ( bisa isogamet atau heterogamet) membentuk individu baru.

ii. Konjugasi : pertukaran inti dari dua protozoa

e. Alat gerak

Alat gerak pada Protozoa bermacam-macam yaitu flagela ( bulu cambuk ),

pseudopodia ( kaki semu ), Cilia ( bulu getar ), bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak.

f. Habitat

Protozoa secara mutlak memerlukan lingkungan yang basah, misalnya dalam air

tawar, air laut, air payau, dalam tanah yang basah, bahkan di dalam tubuh organisme lain.

2.3. Klasifikasi

Barnes (1974) mengklasifikasikan Filum Protozoa berdasarkan alat gerak dan

perbedaan-perbedaan organel lainnya. Klasifikasi menurut Barnes adalah sebagai berikut :

a. Superkelas Mastighopora / Flagellata

Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata “flagell” yang berarti cambuk) atau

Mastigophora (dari bahasa Yunani,”mastig” yang berarti cambuk, dan “phora” yang berarti

gerakan), dalam taksonomi kuno Flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa

atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi superkelas yang

dibagi menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan zooflagelata.

Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri

khasnya, sehingga disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Letak flagel berada pada ujung

depan sel (anterior), sehingga saat bergerak seperti mendorong sel tubuhnya, namun ada juga

letak flagel di bagian belakang sel (posterior). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela

juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan

sebagai alat indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu

untuk menangkap makanan.

Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk seperti

tumbuhan yang dinamakan Fitoflagellata, dan yang berbentuk seperti hewan yang dinamakan

Zooflagellata.

Page 8: Makalah Filum Protozoa Fix

1.    Fitoflagellata

Fitoflagelata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena memiliki kromotafora,

sehingga dapat melakukan fotosintesis (fotosintetik). Fitoflagellata mencernakan makananya

dengan berbagai cara, menelan lalu mencernakan didalam tubuhnya (holozoik), membuat

sendiri makanannya (holofitrik), atau mencernakan organisme yang sudah mati (saprofitik).

Habitat fitoflagellata adalah diperairan bersih dan diperairan kotor. Fitoflagellata bergerak

menggunakan flagella. Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu:

a.    Euglenoida

Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Contoh dari kelas

Euglenoida yaitu Euglena viridis. Euglena viridis memiliki ciri – ciri, ukuran tubuhnya antara

35–60 mikron, ujung tubuhnya berbentuk meruncing dengan satu bulu cambuk di bagian

anterior sel. Euglena viridis memiliki stigma (bintik mata berwarna merah) yang berfungsi

untuk membedakan antara gelap dan terang. Menurut Lupita, Euglena viridis dapat bersifat

holofitrik dan holozoik. Bersifat holofitrik karena memiliki kloroplas yang mengandung

klorofil, sehingga dapat membuat makanannya sendiri dengan cara melakukan fotosintesis.

Bersifat holozoik yaitu dengan cara memasukkan makanannnya yang berupa organisme

berukuran lebih kecil melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan

dicerna.

b.    Noctiluca miliaris

Tubuhnya berukuran besar dan biasanya hidup di habitat air laut. Noctiluca miliaris

kebanyakan hidup di air laut dengan ciri – ciri memiliki satu pasang flagella yang berukuran

satu panjang dan satu pendek, dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu.

Noctiluca miliaris dapat memancarkan sinar (bioluminense) apabila tubuhnya terkena

rangsangan mekanik.

c.    Volvocida

Bentuk tubuh hewan ini pada umumnya berbentuk bulat dan berkoloni. Contoh dari

volvocida antara lain adalah Volvox globator. Ciri–ciri dari Volvox antara lain hidup secara

berkoloni, koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel yang masing – masing sel memiliki dua

flagella. Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel memiliki

eyespots, lebih maju dekat anterior, yang memungkinkan koloni untuk berenang menuju

cahaya. Ciri-ciri Volvox antara lain koloninya terdiri dari ribuan individu bersel satu yang

masing-masing memiliki dua flagela; setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan

Page 9: Makalah Filum Protozoa Fix

kloroplas. Sel-sel dihubungkan dengan benang-benang protoplasma membentuk hubungan

fisiologis.

2.    Zooflgellata

Zooflagellata adalah flagellata yang menyerupai hewan, tidak berkloroplas dan bersifat

heterotrof. Flagellata ini ada yang hidup bebas, bersimbiosis dengan organisme lain, namun

kebanyakan bersifat parasit pada organisme lain. Contoh zooflagelata antara lain yaitu

Trypanosoma gambiens, dan Leishmania. Makannya berupa zat organik yang diperoleh dari

lingkungannya. Beberapa jenis flagellata merupakan hewan holozoik. Beberapa jenis

flagellata memperoleh makanan dari tubuh inangnya. Zooflagelata berhabitat di laut dan air

tawar.

a.    Trypanosoma

Hewan ini bercirikan bentuk tubuh yang pipih dan panjang seperti daun , merupakan parasit

dalam darah vertebrata , dan tidak membentuk kista.

Jenis – jenis Trypanosoma antara lain adalah:

a. Trypanosome lewisi hidup pada tikus , perantaranya adalah lalat tse-tse

b. Trypanosoma evansi , penyebab penyakit sura (malas ) pada ternak; hospes

perantaranya adalah lalat tse – tse.

c. Trypanosoma gambiense dan T. rhodesiensis hewan penyebab penyakit tidur pada

manusia manusia.

d. Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit cagas (anemia pada anak kecil)

b.    Leishmania

Merupakan penyebab penyakit pada sel-sel endothelium pembuluh darah.

Jenis-jenis Leismania adalah :

a. Leishmania donovani, penyebab penyakit kalazar yang ditandai dengan demam dan

anemia, hewan ini banyak terdapat di Mesir , sekitar laut tengah , dan india.

b. Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit , disebut penyakit oriental sore, terdapat di

Asia (daerah mediterania) dan sebagian Amerika selatan. Ada dua tipe “oriental sore” yang

disebabkan oleh strain yang berlainan, yaitu : (1) Leishmania kulit tipe kering atau urban

yang menyebabkan penyakit menahun. (2) Leishmania kulit tipe basah atau rural yang

menyebabkan penyakit akut.

c. Leishmania brasiliensis, juga penyebab penyakit kulit di Meksiko dan Amerika Tengah

serta Selatan.

Page 10: Makalah Filum Protozoa Fix

B.  Morfogenesis Flagellata

Bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola,

memanjang, dan polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi). Hidup secara soliter dan

ada yang berkoloni.

Fitoflagellata mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membrane selulosa, misalnya

volvox. ada pula yang memiliki lapisan pelikel, misalnya euglena. pelikel adalah lapisan luar

yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein.Bentuk tubuh zooflagelata

mirip dengan sel leher porifera. Zooflagelata mempunyai flagel yang berfungsi untuk

menghasilkan aliran air dengan menggoyangkan flagel. Selain itu, flagella juga berfungsi

sebagai alat gerak.

Koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel dan diselubungi oleh membrane selulosa.

Salah satu spesies Fitoflagellata yang mudah ditemukan dan diamati morfologinya yaitu

Euglena viridis. Euglena viridis berbentuk seperti gelendong dengan bagian anterior tubuh

tumpul dan bagian posterior meruncing. Struktur tubuh Euglena viridis terlindungi oleh

pelikel dan dilengkapi dengan satu flagel yang terletak dibagian anterior. Flagel berfungsi

sebagai alat gerak untuk berpindah tempat dan berfungsi untuk mengumpulkan makanan.

Pada ujung anterior tubuh juga terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior

dan melebar membentuk kantong cadangan atau reservoir. Pada Euglena terdapat bintik mata

atau stigma. Stigma merupakan kumpulan pigmen yang sangat peka terhadap cahaya,

sehingga berfungsi sebagai penentu arah gerak aktif yang berhubungan dengan intensitas

cahaya di lingkungan. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida,

kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil. Vakuola dapat berperan

sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan

osmosis.

C.  Fisiologi Flagellata

Pada umumnya Flagellata membutuhkan suhu optimum antara 16-25°C, sedangkan pH

antara pH 6-8. Flagellata memperoleh nutrisi dengan beberapa cara yaitu bersifat holozoik

(heterotrof), apabila makanannya berupa organisme lain yang berukuran lebih kecil, bersifat

holofilik (autotrof), dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic yang berasal dari

lingkungan karena memiliki kloroplas, bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan

organic dari organisme yang telah mati dan bersifat parasitik dengan cara menempel pada

inang untuk mendapat nutrisi.

Page 11: Makalah Filum Protozoa Fix

Fitoflagellata bersifat aerobik fotosintetik, karena sebagian besar spesies ini memiliki

kloroplas, sehingga dapat menghasilkan makanannya sendiri melalui proses fotosintesis.

Euglena viridis dapat menghasilkan makanan sendiri (holofilik) dan mencerna organisme lain

(holozoik). Euglena dapat menghasilkan makanan sendiri karena pada lapisan entoplasma

terdapat kloroplas yang mengandung klorofil a dan b. Pada keadaan lingkungan cukup

cahaya, terjadi fotosintesis yang menghasilkan zat tepung (amilum). Amilum ini disimpan

didalam sitoplasma dalam bentuk butir-butir paramilum.

D. Habitat Flagellata

Air merupakan faktor penting keberaan Flagellata selain ketersediaan makanan, pH dan

suhu. Flagellata dapat ditemukan di lingkungan air tawar, di danau, sungai, kolam, atau

genangan air, misalnya Euglenoida dan Volvocida, maupun air laut, misalnya Dinoflagellata.

Spesies zooflagellata sebagian besar bersifat parasit, namun adapula yang bersimbiosis

dengan organisme lain, misalnya Myxotrica didalam usus rayap.

E. Reproduksi dan Daur Hidup Flagellata

1. Reproduksi Flagellata

Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif. Reproduksi

vegetatif dengan cara pembelahan biner secara longitudinal, misalnya pada Euglena.

Reproduksi generatif terjadi karena persatuan antara ovum dan spermatozoid, misalnya

pada Volvox. Reproduksi secara generatif berfungsi untuk memperkaya variasi genetik,

sehingga menghasilkan individu mutan yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan. Pada

Volvox terdapat koloni jantan yang menghasilkan sperma dan koloni betina yang

menghasilkan ovum, namun ada juga koloni yang bersifat hermafrodit yang dapat

menghasilkan sperma serta ovum. Meskipun koloni yang bersifat hermafrodit dapat

menghasilkan sperma dan ovum dalam satu koloni, kematangan sperma dan ovum tidak pada

saat yang bersamaan, sehingga tidak dapat terjadi pembuahan diri. Ovum dihasilkan oleh

oogonium, sedangkan Volvox jantan menghasilkan spermatozoid oleh spermatogonium.

Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot akan menghasilkan empat spora,

yang kemudian akan menjadi individu baru.

2.    Daur Hidup Flagellata

Flagellata memiliki tahapan trofozoit dan kista. Pada tahapan trofozoit merupakan waktu

aktif untuk mencari makan dan tumbuh. Sedangkan dalam bentuk kista, Flagellata dapat

Page 12: Makalah Filum Protozoa Fix

bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar pada suhu yang ekstrem dan bahan kimia

berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka

waktu tertentu. Pada Zooflagellata, menjadi bentukan kista memungkinkan untuk bertahan

hidup di luar tubuh inang, dan memungkinkan terjadinya transmisi dari satu host ke host yang

lain. Proses dimana terjadi perubahan menjadi bentuk kista disebut encystation, sedangkan

proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebut excystation.

E.  Peranan Flagellata

Flagellata memiliki peranan yang penting dalam lingkungan perairan. Flagellata berperan

sebagai predator karena memangsa organisme uniseluler atau ganggang, bakteri, dan

microfungi, sehingga populasi organisme dapat dikendalikan. Selain berfungsi sebagai

pengendali, Flagellata yang bersifat saprofitik berperan sebagai dekomposer dalam rantai

makanan.

Di lingkungan perairan flagellata berperan sebagai phytoplankton dan zooplankton

sebagai sumber pakan alami ikan dan udang. Euglena viridis dapat digunakan sebagai sumber

Protein Sel Tunggal (PST), karena memiliki kandungan protein yang sangat tinggi.

Trichonympha dan Myxotricha yang hidup di dalam usus rayap dapat menghasilkan enzim

selulosa, sehingga membuat partikel kayu tersebut menjadi lebih lunak dan dapat dicerna

rayap.

c. Subfilum Sporozoa (Apicomplexa)

Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler atau bersel

satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora.

Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak

kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa

membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup juga terjadi sporulasi,

yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang – ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang

masing – masing dikelilingi oleh sitoplasma dan terbentuklah individu baru.

Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Tubuh berbentuk

bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat farasit dan dapat menyebabkan penyakit

pada manusia dan hewan. Respirasi dan ekskresi dilakukan dengan cara difusi. Makanan

diperoleh dengan cara menyerap zat makanan dari hospesnya. Reproduksi dapat secara

vegetative dan generative. Beberapa contoh spesies dari Sporozoa yaitu Plasmodium

falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Toxoplasma gondii.

Page 13: Makalah Filum Protozoa Fix

Vektor dari Plasmodium penyebab penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles betina.

Plasmodium hidup sebagai parasit pada sel-sel darah merah manusia atau vertebrata lainnya.

selama hidupnya, Palsmodium tersebut mengalami dua fase, yakni fase sporogoni dan fase

skizogoni. Fase sporogoni terjadi didalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase

skizogoni berlangsung didalam tubuh manusia.

B.       Morfologi Sporozoa

1.      Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya dilakukan dengan

mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.

2.      Mempunyai spora berbentuk lonjong

3.      Ukuran spora : 8 – 11 mikron pada dinding kitin

4.      Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu, berukuran sama,

terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior

5.      Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior

6.      Dinding katub tidak jelas

C.      Struktur Anatomi Tubuh

Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa micron, tetapi didalam

usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh dari kumpulan tropozoid

berbentuk memanjang dan dibagian anterior kadang – kadang terdapat kait pengikat atau

filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.

D.      Sistem Pencernaan

Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari tubuh hopesnya.

E.       Sistem Respirasi Dan Ekskresi

Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.

F.       Sistem Reproduksi

Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Pergiliran reproduksi aseksual

dan seksualnya komplek, dengan beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau

lebih inang. Reproduksi aseksual dilakuka  denganpembelahan biner. Reprodusi seksual

dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan

betina.

Page 14: Makalah Filum Protozoa Fix

1.      Reproduksi Aseksual

Sporozoit yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah manusia pada

saat nyamuk menghisap darah, yang selanjutnya masuk dalam system retikuloendotelial.

Setelah beberapa hari berada dalam system retikuloendotelial, barulah sporozoit ini

menyerang eritrosit dan berubah menjadi trofozoit yang mempunyai bentuk seperti cincin.

Selanjutnya, trofozoit berubah menjadi schizont, yang kemudian membelah diri berulang-

ulang menjadi 6-36 merozoit yang akan tumbuh menjadi sporozoit-sporozoit

baru,pembentukan merozoit-merozoit ini disebut sporulasi.

Sporozoit yang terbentuk akan menyerang eritrosit baru sehingga terulanglah pembiakan

vegetatif ini. Di antara sporozoit yang terdapat dalam eritrosit ada yang membentuk

gametosit. Gametosit jantan disebut mikrogamet, sedang gametosit betina disebut

makrogamet.

2.      Reproduksi Seksual

Gametosit yang terisap ketika nyamuk mengisap darah penderita malaria, akan berubah

menjadi mikrogamet dan makrogamet.

Perkawinan antara mikrogamet dan makrogamet menghasilkan zigot. Selanjutnya zigot akan

berubah menjadi ookinet di dalam dinding usus nyamuk. Inti ookinet membelah berulang-

ulang, kemudian masing-masing inti baru membungkus diri dengan sedikit protoplasma dan

berubah menjadi sporozoit-sporozoit baru. Selanjutnya sporozoit menyebar di dalam alat

pencernaan nyamuk, sebagian ada yang sampai di kelenjar ludah dan siap untuk dikeluarkan.

G.      Klasifikasi Sporozoa

Kelas Sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan genus

yang lain, perbedaan itu berupa :

1.      Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan vektor biologis,

sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.

2.      Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor biologis,

sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.

3.      Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh, sel jaringan

tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang terdapat pada genus

toxoplasma. 

Page 15: Makalah Filum Protozoa Fix

Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa berkembangbiak secara aseksual (skizogoni) dan

seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua cara berkembang biak ini dapat berlangsung

dalam satu hospes, seperti yang terjadi pada subkelas Coccidia, sedangkan berlangsung

dalam dua hospes yang berbeda terdapat pada sub kelas haemosporidia (plasmodium).

1.      Sub class Telesporidia

Terbagi dalam 3 ordo

a.       Ordo Hoemosporidia, misalnya Plasmodium.

Hidup di dalam darah, jaringan parenkim pada burung dan mamalia.

b.      Ordo Gregarinida, misalnya Gregarina.

Parasit intra dan ekstra pada inver lain, monocytst spec hidup dalam kencing cacing tanah.

c.       Ordo Coccidia, misalnya Coccidium.

Hidup di sel epitel hewan vertebrate dan beberapa Myriaphoda atau invertebrata.

2.      Sub class Acnidosporidia

a.       Ordo Haplosporidia, misalnya Haplosproridium.

b.      Ordo Sarcosporidia, misalnya Sarcocystis.

3.      Sub class Cnidosporidia

a.       Ordo Myxosporidia, misalnya Sphaeromyxa

b.      Ordo Actinomyxidia , misalnya Triactinomyxon

c.       Ordo Microsporidia , misalnya Nosamabombycis

d.      Ordo Helicosporidia , misalnya Heliosporidium

a.      Plasmodium

Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya terjadi

melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium langsung menyebar di

dalam darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga

menyebabkan kematian.

Ada empat jenis species Plasmodiumyang dapat menyebabkan penyakit malaria.Masing-

masing jenis Plasmodium menimbulkangejala-gejala tersendiri pada tubuh penderitanya.

1)      Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria tersiana yang bersifat tidak ganas,

gejalanya adalah suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari sekali (48 jam).

2)      Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas, gejalanya sama

dengan pada malaria tersiana.

3)      Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak ganas, gejalanya

suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali (72 jam).

Page 16: Makalah Filum Protozoa Fix

4)      Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat ganas, gejalanya suhu

badan panas dingin tak beraturan.

Prosesnya hidup Plasmodium dalam tubuh manusia :

1)        Bila makan nyamuk anopheles ♀ yang mengandung bibit malaria yaitu Plasmodium

bentuk sporozoid mengisap darah manusia maka bersama air ludah nyamuk masuklah

sporozoid ke dalam peredaran darah manusia yang bersangkutan.

2)        Sporozoid tidak langsung menginfektir erythrocyt (sel darah merah), tetapi masuk lebih

dahulu ke sel hati,mengadakan pembelahan dan membentuk Cryptozoid.

3)        Cepat atau lambat Cryptasoid ini kemudian masuk ke sistim peredaran darah dan

barulah menginfektir erythrocyt tersebut.

4)        Di dalam erythrocyt ini cryptosoid menjadi Trophozoid, yang mula-mula berbentu

cincin dan kemudian berubah bentuk menjadi Amoeboid.

5)        Sesudah itu fase Amoeboid tumbuh menjadi Schizont

6)        Schizont membelah dan membentuk Merozoid. Bila Erythrocyt yang ditempatinya

pecah maka tersebarlah Merozoid (penderita mengalami deman). Selanjutnya Nurosoid ini

menginfektir sel darah merah yang baru demikian selanjutnya dan terjadilah siklus yang sama

dengan semula.

7)        Sesudah proses 1 s/d 5 proses ini disebut Schizogoni berulang kali maka sebagian dari

Nurosoid itu stelah masuk ke dalam sel darah merah tidak lagi mengadakan proses

Schizagoni.

8)        Akan tetapi ada sebagian yang berubah menjadi persiapan sel kelamin yaitu menjadi

Macrogametosit dan Microgametosit (♂)

9)        Bila macrogamekasit dan Microgentosit yang berada di dalam drythrocyt itu pada suatu

saat terpisah kedalam lb nyamuk Anophelus ♀ yang I atau yang lain) maka keduanya akan

melangsungkan kehidupan nya.

10)    Maerogametosit di dalam tubuh nyamuk akan menjadi Macragamet yaitu berupa ovum /

telur. Sedangkan microgametosit dalam tubuh nyamuk akan menjadi Microgamet yaitu

spermatozoid sesudah mengadakan pembelahan inti diikuti pembelahan Cytoplasma.

11)    Spermatosoid membuahi avum dan terjadilah zygot.

12)    Zygot berubah bentuk menjadi OOKINETE dan Ookineti ini menerobos dinding perut

nyamuk, di sana akan membesar, membulat yang dibungkus oleh dinding perut nyamuk dan

menjadilah Oocyst. (berupa benjolan-benjolan pada dinding perut nyamuk).

13)         Dalam oocyst ini selnya membelah menjadi sporozoid. Bila oocyst erbelah dua maka

akan pecah dan tersebarlah sporaoid keseluruh tubuh nyamuk.

Page 17: Makalah Filum Protozoa Fix

14)         Nyamuk yang di dalam kelenjar ludahnya mengandung sporasoid maka sporasoid ini

siap untuk menginfektir manusia kembali.

b.      Suctoria

Suctoria yang sudah dewasa tidak mampunyai tetapi mempunyai tentukel (sungut) dan

protoplasma, dengan teratur tetapi atau cytostoma. Suctoria yang masih muda dalam

kehidupannya mempunyai persamaan dengan Ciliata, dan juga mempunyai silia, hidup bebas

berenang. Suctoria muda ini berenang-renang beberapa waktu untuk kemudian melepaskan

silia-silianya dan selanjutnya berubah ke tingkat dewasa.

1)        Bentuk tubuhnya

Berbentuk bola panjang. Bercabang-cabang dan diantaranya mempunyai tangkai atau kaki

untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh pelick (pada species yang berbeda).

2)        Bentuk tentakel

a)         Seperti mantel yang berbulu dan dikelilingi oleh sinyal yang dapat bergerak. Fungsinya

untuk menangkap dan membawa makanan yang berupa ciliata-ciliata kecil.

b)        Runcing

Fungsinya untuk menusuk mangsanya dan membawanya ketempat yang baik. Dengan

bantuan orus dan melalui tentakel ini maka mangsa tersebut sampai ke dalam sel-sel tubuh.

3)        Contoh

a)         Podophyra, hidup bebas dalam air yang sejuk

b)        Dendrosoma, bercabang-cabang sampai 2,5 mm panjangnya

c)         Sphaerophrya, berbentuk bola, parasit pada Paramaeuom dan Stentor

d)        Trichophrya Micropteri, hidup pada insang ikan laut

e)         Allantosoma, hidup pada usus besar kuda.

c.       Eimeria

Eimeria merupakan parasit pada hewan. Hidup di dalam jaringan epitel usus, saluran empedu,

ginjal, testes, pembuluh darah, dan coelom. Beberapa spesies dari Eimeria banyak merugikan

usaha pe ternakan karena menimbulkan penyakit. Misalnya :

1)      E. stiedae dan E. perforans hidup dalam jaringan epitel usus kelinci.

2)      E. clupearum hidup dalam hti ikan haring.

Page 18: Makalah Filum Protozoa Fix

3)      E. sardinae hidup dalam hati ikan sardin.

d.      Isospora

Parasit ini hidup dalam jaringan epitel usus manusia, dan menimbulkan isosporiasis. Contoh :

I. belli dan I. hominis.Habitat sporozoa adalah pada tanah yang lembab. Ada juga yang hidup

di tubuh manusia atau makhluk hidup melalui perantara nyamuk Anopheles betina, yaitu

Plasmodium.

1)      Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.

2)      Sebagian besar sporozo adalah parasit karena merugikan.

3)      Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari tubuh

hopesnya.

d. Subfilum : Ciliophora

Semua anggota Ciliophora memiliki cilia (bulu getar) sebagai alat gerak dan untuk

menangkap makanan tanpa pembentukan gamet bebas. Ciri khas Ciliophora adalah memiliki

dua inti yaitu makronukleus dan mikronukleus. Reproduksi aseksualnya dengan cara

pembelahan transversal, sedangkan reproduksi seksualnya. Anggota kelas Ciliata hidup di air

tawar dan air laut, beberapa bersifat ektokomensal, endokomensal, dan parasit. Ciliophora

dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

a. Kelas Holotrichia

Cilia sederhana, terdapat di seluruh permukaan tubuh, dan cilia adoralnya biasanya tidak ada

atau tidak jelas. Contohnya Paramecium dan Tetraphymena.

b. Kelas Suctoria

Ciliua hanya pada stadium muda; dewasa biasanya sessile, bertangkai dan menyerupai

tentakel. Contohnya Tokophyra.

c. Kelas Peritricha

Bentuk sel seperti lonceng atau jambangan. Umumnya sessile. Jajaran cilia hanya pada

bagian adoral dan memutar berlawanan arah jarum jam terhadap cytostome. Contohnya

Vorticella dan Trichodina.

Page 19: Makalah Filum Protozoa Fix

d. Kelas Spirotrichia

Cilia dalam kelompok yang agak jarang, cilia adoral memutar searah jarum jam terhadap

cytostome, terdiri atas banyak membranela. Contohnya Stentor, Stylonichia, dan Tintinnopsis.

Parameciunm caudatum

a. Struktur tubuh

Bentuk tubuhnya menyerupai terumpah (sandal). Hewan ini memiliki bentuk tubuh

yang sudah teteap karena adanya pelikel sebagai selubung tubuhnya. Hewan ini memiliki dua

inti sel yaitu makronukleus (inti besar) yang melakukan fungsi vegetatif seperti bergerak,

mencerna makanan, dan lain lain, sedangkan inti sel yang lain adalah mikronukleus ( inti

kecil) yang melakukan fungsi generatif yaitu mengatur pembiakan. Di sebelah dalam pelikel

ditemukan ektoplasma yang bening mengelilingi endolpasma yang berstruktur ganulair dan

cair. Dalam ektoplasmanya ditemukan trikosis yang berbentuk seperti gelondong yang

berfungsi sebagai alat pertahanan atau sebagai alat untuk mengikatkan diri pada suatu objek.

Hewan ini memiliki vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Di dalam tubuh terdapat dua

vakuola kontraktil di bagian depan dan bagian belakang tubuh. Vakuola kontraktil ini

berfungsi untuk mengatur kadar air dalam tubuh (tekanan osmosis tubuhnya) dan membuang

sisa-sisa metabolisme.

b. Sistem pencernaan

Tidak jauh dari bagian depan terdapat suatu celah (oral groove) menuju lubang

mulutnya (cytostome). Lubang mulut ini merupakan muara dari alat semacam kerongkongan

(guret) berakhir pada vakuola makanan. Vakuola yang telah terisi penuh dengan makanan

terlepas dari kerongkongan kemudian beredar ke seluruh bagian tubuh . Sambil beredar sari

makanan diserap oleh protoplasmanya dan sisanya dilepas melalui cytopyge atau anus di

tubuh bagian belakang.

c. Sistem gerak

Hewan ini menggunakan cilia (bulu getar) sebagai alat geraknya. Hewan ini bergerak

maju sambil mengadakan gerak rotasi yang arah perputarannya bila dilihat dari belakang

Page 20: Makalah Filum Protozoa Fix

berlawanan arah jarum jam. Pergerakan tersebut terjadi karena perpaduan antara gerak cilia

tubuh seperti sistem dayung dan gerak cilia pada oral groove yang sangat kuat.

d. Sistem reproduksi

Parameciunm caudatum memperbanyak diri dengan cara membelah diri. Dimulai dari

mikronukleus membelah menjadi dua dengan cara mitosis, kemudian dilanjutkan

makronukleus secara amitosis selanjutnya diikuti oleh bagian tubuhnya yang lain sehingga

menjadi dua individu baru. Hewan ini juga dapat melakukan konjugasi. Konjugasi adalah

proses saling tukar material mikronukleus antara dua Paramecium dalam rangka

meningkatkan vitalitas hewan yang bersangkutan dan juga mengadakan proses

perkembangbiakan.

Page 21: Makalah Filum Protozoa Fix

BAB III

KESIMPULAN

Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan zoon

yang berarti hewan sehingga disebut sebagai hewan pertama. Protozoa

adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu

filum dari Kingdom Protista.

Ciri-ciri umum :

1.      Organisme uniseluler (bersel tunggal).

2.      Eukariotik (memiliki membran nukleus).

3.      Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).

4.      Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).

5.      Hidup bebas, saprofit atau parasit.

6.      Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup.

7.      Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella.

Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya,

a.       Cilliata

b.      Rhizopoda

c.       Flagellata

d.      Sporozoa/Apikompleksa

Page 22: Makalah Filum Protozoa Fix

DAFTAR PUSTAKA

Kastawi, H. Yusuf. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang : Penerbit Universitas Negeri Malang

Suwignyo, Sugiarti. 2005. Avertebrata Air Jilid I. Jakarta : Penebar Swadaya