Makalah protein

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya : 1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.

Transcript of Makalah protein

Page 1: Makalah protein

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau

manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang

terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan

pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik,

karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis.

Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan.

Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal

dari tumbuhan disebut protein nabati.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang,

kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein berdasarkan daya

kelarutannya :

1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat dipresipitatkan

dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.

2. 2Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa, garam,

dan dapat melarut dalam larutan garam encer.

3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi melarut

dalam asam atau alkali encer.

4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak melarut

dalam air atau etanol absolute.

B.     Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.    Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Kima dasar.

2.    Untuk mengetahui pengetahuan tentang protein Naabati.

3.    Agar dapat mengetahui pengklasifikasian protein nabati berdasarkan

kelarutannya.

Page 2: Makalah protein

C.     Rumusan Masalah

1.    Pengertian protein Nabati

2.    Pengklasifikasian protein Nabati berdasarkan kelarutannya

Page 3: Makalah protein

BAB II

PEMBAHASAN

A.     Protein Nabati

Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau

manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang

terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan

pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik,

karena adanya enzim, suatu protein yang berfungasi sebagai biokatalis. Kita

memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan.

Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal

dari tumbuhan disebut protein nabati.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang,

kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk proten dari

CO2, H2O, dan senyawa Nitrogen. Hewan yang memakan tumbuhan mengubah

protein nabati menjadi protein hewani. Disamping digunakan untuk pembentukan

sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energy apabila tubuh

kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata-rata unsure kimia yang

terdapat pada protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, Hidrogen 7%, Oksigen

23%, Nitrogen 16%, Belerang 0-3%, dan Fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada

kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam

suatu bahan makanan.

Nama Bahan Makanan Kadar Protein (%)

Daging Ayam 18,2

Daging Sapi 18,8

Telur Ayam 12,8

Susu Sapi Segar 3,2

Keju 22,8

Bandeng 20,0

Udang Segar 21,0

Page 4: Makalah protein

Kerang 8,0

Beras Tumbuk Merah 7,9

Beras Giling 6,8

Kacang Ijo 22,2

Kedelai Basah 30,2

Tepung Terigu 8,9

Jagung Kuning (Butir) 7,9

Pisang Ambon 1,2

Durian 2,5

Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5.000

sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan

menghasilkan asam-asam amino. Ada protein yang mudah larut dalam air tetapi

juga ada yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu protein yang

tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang terdapat

dalam air dan mudah bereaksi.

B.     Karakteristik Protein

       Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat

berubah (denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan.

       Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH

4,5 – 5 maka akan terjadi pengendapan atau salting out.

     Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau

penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi.

       Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan

pengurangan kandungan air, baik selama pengeringan maupun

pembekuan.

       Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol

maupun gel.

Page 5: Makalah protein

Kemampuan untuk mengektraksi protein miosoin lewbih besar pda pH yang agak

tinggi, tetapi kekuatan gel daging ikan pada produk akhir lebih rendah meskipun

jumlah myosin yang diekstrak lebih banyak.

C.     Klasifikasi Protein

Hingga saat ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan.

Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain:

· Kelarutan

· Bentuk keseluruhan

· Peranan biologis

Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan strukturnya.

Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi :

(i) protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia

(ii) protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis

(iii) protein transpor, berperan sebagai pengangkut subtansi-subtansi

penting

(iv) protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda

asing.

Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi :

(i) protein globular

(ii) memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks

(iii) struktur tersier dengan bentuk yang tidak teratur

(iv) Protein serabut, memanjang, lipatan sederhana, umum

dijumpai pada protein struktural.

Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan

peranan biologisnya.

Page 6: Makalah protein

Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :

1) Protein globular

Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan berbelit. Rasio aksial kurang

dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.

2) Protein fibrosa

Rantai polipeptida atau kelompok rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau

heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen. Rasio

aksial lebih besar dari 10, misalnya keratin dan miosin.

b. Ikatan-ikatan pada Struktur Protein

Struktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat kuat yaitu ikatan

peptida dan ikatan disulfida; dan tiga ikatan yang lemah, yaitu ikatan hidrogen,

interaksi hidrofobik dan interaksi elektrostatif.

1) Ikatan peptida

Ikatan peptida adalah ikatan yang menghubungkan atom a-karboksil dari

suatu asam amino dan atom a nitrogen dari asam amino yang lain.

Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida; bila

dibentuk oleh 3 molekul asam amino disebut tripeptida; dan bila dibentuk

oleh banyak molekul asam amino disebut polipeptida.

2) Ikatan disulfide

Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2 bagian rantai

polipeptida melalui residu sistein.

3) Ikatan hydrogen

Terbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam ikatan peptida

atau -COO- dalam gugus R, misalnya dua peptida mungkin membentuk

Page 7: Makalah protein

ikatan

hidrogen.

4) Interaksi hidrofobik

Rantai samping non polar asam amino netral pada protein cenderung

bersekutu.

5) Interaksi elektrostatik

Merupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan berlawanan pada

rantai samping asam amino.

     Klasifikasi protein berdasarkan daya kelarutannya

1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat

dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.

2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa,

garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer.

3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi

melarut dalam asam atau alkali encer.

4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak

melarut dalam air atau etanol absolute.

     Klasifikasi protein berdasarkan fungsinya.

1) Enzim, berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad

hidup.

Page 8: Makalah protein

2) Protein pembangunan, berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur

biologi kekuatan.

3) Protein kontraktil, berfungsi sebagai protein yang memberikan

kemampuan kepada sel dan organism untuk berkontraksi, mengubah bentuk

atau gerak.

4) Protein pengangkut, memiliki kemampuan mengikat molekul

tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran

darah.

5) Protein pengatur, yaitu beberapa protein membantu mengatur

aktivitas seluler atau fisiologis, diantaranya yaitu hormon.

6) Protein bersifat racun, yaitu yang dapat menyebabkan keracunan

makanan.

7) Protein pelindung, yaitu protein khusus yang dibuat oleh limposit

yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan

bakteri, virus atau protein asing dari spesies lain.

8) Protein cadangan, protein ini disimpan untuk berbagai proses

metabolism dalam tubuh.

D.    Penggolongan protein

Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu

golongan protein sederhana dan protein gabungan. Yang dimaksud dengan protein

sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam amino.

Sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus

bukan protein, gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri ats karbohidrat, lipid,

asam nukleat. Proin sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk

molekulnya yaitu protein biber dan protein globular. Protein fiber mmpunyai

molekul panjang seperti serat atau serabut. Sedangkan protein globular berbentuk

bulat.

Protein Fiber

Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan

dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan

Page 9: Makalah protein

bentuk serat atau serabut yang stabil. Struktur protein fiber telah banyak diteliti

dengan menggunakan analisis difraksi sinar X. ciri khas protein fiber tedapat pada

beberapa jenis protein. Yang termasuk golongan ini adalah antara lain

1.    Konfigurasi alfa helix pada kratin

2.    Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam; dan

3.    Helix tripel pada kolagen

Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan oleh

enzim. Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan ikat. Kratin

adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam, rambut, kulit, kuku

dan sebagainya. Struktur kelatin hamper seluruhnya terdiri atas rantai polipeptida

yang berbentuk alfa helix.

Protein Globular

Umunya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang

berlipat. Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut dalam air,

dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein globular

yaitu albumin, globulin, histon, dan protamin.

Protein Gabungan

Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan dengan

senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik.

Ada beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein,

lipoprotein, dan nucleoprotein.

Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih

dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa

polisakarida kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina bergabung dengan

asam uronat atau monosakarida lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada

bagian putih telur, dalam serum daram dan urin wanita yang sedang hamil.protein

ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang

biasanya dapat mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam

pikrat. Glikoprotein adalah juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan

kadar hexosamina kurang dari 4%.

Page 10: Makalah protein

Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan lipid.

Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf. Gugus

lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain lesitin dan

kolesterol. Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam

nukleat. Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel.

E.     Sifat-sifat Protein

Ionisasi

Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai muatan

positif dan negative. Dalam suasana asam molekul protein akan membentuk

ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion negative.

Protein mempunyai isolistrik yang berbeda-beda.

Denaturasi

Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan

lingkungannya.Suatu protein mempunyai arti bagi tubuh apabila protein

tersebut di dalam tubuh dapat melakukan aktivitas biokimiawinya yang

menunjang kebutuhan hidup.Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur

dan konformasi molekul protein berubah,misalnya oleh perubahan suhu,Ph

atau karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain,ion-ion logam,maka

aktivitas biokimiawinya akan berkurang. Perubahan konformasi alamiah

menjadi suatu konformasi yang tidak menentu merupakan suatu proses yang

disebut denaturasi.Proses denaturasi ini kadang-kadang dapat berlangsung

secara reversible,kadang-kadang tidak.Penggumpalan protein biasanya

didahului oleh proses denaturasi yang berlangsung dengan baik pada titik

isolistrik protein tersebut.

Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50 atau

lebih.

V iskositas

Viskositas adalah tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul-

molekul di dalam zat cair yang mengalir.Suatu larutan protein dalam air

Page 11: Makalah protein

mempunyai viskositas atau kekentalan yang relative lebih besar daripada

viskositas air sebagai pelarutnya.Pada umumnya viskositas suatu larutan

tidak ditentukan atau diukur secara absolute, tetapi ditentukan viskositas

relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat cair tertentu.Alat yang

digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah viscometer

Oswald.Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada kecepatan

aliran suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.Serum darah misalnya,

mempunyai kecepatan aliran yang lebih lambat dibandingkan dengan

kecepatan aliran air.Apabila viskositas air diberi harga satu, maka viskositas

serum darah mempunyai harga kira-kira antara 1,5 sampai 2,0. Viskositas

larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi

serta larutan.Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi

berbanding terbalik dengan suhu.Larutan suatu protein yang bentuk

molekulnya panjang mempunyai viskositas lebih besar daripada larutan

suatu protein yang berbentuk bulat.Pada titik isolistrik viskositas larutan

protein mempunyai harga terkecil.

Kristalisasi

Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Meskipun

demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama,

artinya ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang

sukar.Beberapa enzim antara pepsin, tripsin, katalase, dan urease telah dapat

diperoleh dalam bentuk Kristal. Albumin pada serum atau telur sukar

dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering dilakukan dengan jalan

penambahan garam ammoniumsulfat atau NaCl pada larutan dengan

pengaturan pH pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan pula

penambahan asetonatau alcohol dalam jumlah tertentu. Pada dasarnya

semua usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan

protein dan ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil,

sehingga mudah dapat dikristalkan dengan baik.

System koloid

Page 12: Makalah protein

Pada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam dua

kategori, yaitu zat yang dapat menembus membran atau kertas perkamen

dan zat yang tidak dapat menembus membran. Oleh karena yang mudah

menembus membrane adalah zat yang dapat mengkristal, maka golongan ini

disebut kristaloid, sedangkan golongan lain yang tidak dapat menembus

membrane disbut koloid. Pengertian koloid pada waktu ii lebih banyak

dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada bobot molekul yang besar.

Molekul yang besar atau molekul makro apabila dilarutkan dalam air

mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus membrane atau kertas

perkamen, tetapi tidak cukup besar sehigga tidak dapat mengendap secara

alami. System koloid adalah system yang heterogen, terdiri atas dua fase,

yaitu partikel keci yang terdispersi dan medium atau pelarutnya. Pada

umumnya partiel koloid mempunyai ukuran antara 1 milimikaro-100

milimikro, namun batas ini tidak selalu tetap, mungkin lebih besar. Bobot

molekul beberapa protein telah ditentukan berdasarkan kecepatan

pengendapan dengan menggunakan ultrasentrifuga yang mempunyai

kecepatan putar kira-kira 60.000 putaran per menit.

Bobot Molekul Beberapa Protein

Protein Bobot Molekul

Sitikrom c 11.600

Ribonuklease 13.500

Tripsin 24.000

Laktoglobulin 35.000

Hemoglobin 64.500

Heksokinase 96.000

Laktat dehidrogenase 150.000

Urease 483.000

Myosin 620.000

Imonoglobulin 960.000

Lipoprotein 3-20 juta

Page 13: Makalah protein

Reaksi-reaksi khas protein

Reaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati kedalam larutan

protein. Setelah dicampur terjadi endapat putih yang dapat berubah menjadi

kuning apabila dipanaskan.Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti

benzene yang terdapat pada molekul protein . jadi reaksi ini positif untuk

protein yang mengandung tirosin. Fenilanin dan tripotan. Kulit kia bila kena

asam nitrat berarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini.

Reaksi Hopkins-cole

Tripoptan dapat berkondensasi dengan beberapa aldehid denganbantuan

asam kuat dan membentuk senyawa yang berawarna . Larutan protein yang

mengadung tripoptan dapat di reaksikan dengan pereaksi Hopkins-cole yang

mengadung asam glioksilat.

Reaksi Millon

Reaksi millon adalah larutan dan merkuro dan merkuro nitrat dalam asam

nitrat. Apabila preaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan

menghasilkan endapa putih yang dapat berubah menjadi merah oleh

pemanasan. 

Reaksi Nitroprusida

Natriumnitroprosida dalam larutan amoniak akan  menghasilkan warna

merah dengan protein yang mempunyai gugus-SH bebas. Jadi protei yang

mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus –s-s- pada sistin

apabila direduksi dahulu dapat juga memberikan hasil positif.

Reaksi Sakaguchi

Preaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya

reaksi ini memberi hasil positif apabila ada gugus guanidine. Jadi arginin

atau protein yang mengandung arginin dapat mnghasilkan warna merah.

Pemurnian protein

Page 14: Makalah protein

Langkah awal dalam pemurnian protein ini ialah menentukan bahan alam

yang akan diproses. Penentuan ini didasarkan pada kadar protein yang

terkandung didalamnya. Langkah berikutnya ialah mengeluarkan protein

dari bahan alam tersebut.

F. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein

1. Akibat Kekurangan Protein

Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi

rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan

Kwasiorkor pada anak – anak di bawah lima tahun (Balita). Kekurangan

protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang

menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.

Kwasiorkor

Istilah Kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily

Williams pada tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana,

Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana, Kwashiorkor artinya penyakit

yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang di tunggu

kelahirannya.

Kwashiorkor lebh banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang

sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih, sehingga komposisi

gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor

dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.

Gejalanya :

Θ      pertumbuhan terhambat.

Θ      Otot – otot berkurang dan lemah.

Θ      Edema.

Θ      Muka bulat seperti bulan (moonface)

Θ      Gangguan psikimotor.

Ciri khas dari Kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan

tangan. Kehadiran Kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum.

Pada Kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan

Page 15: Makalah protein

tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya edema, sehingga

penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan

edema menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai

menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai di

bawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai.

Ciri – cirri :

®      Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.

®      Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar

dengan garis – garis permukaan yang jelas.

®      Di daerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang

menunjukkan Hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam

lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih

mengkilap.

®      Perut anak membuncit karena pembesaran hati.

®      Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel – sel

hati.

Marasmus

Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak.

Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama),

karena terlambat di beri makanan tambahan. Hal ini dapat terjadi karena

penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak

higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus berpengaruh dalam waktu

yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.

Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara

kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang

berkembang dan lebih banyak dari Kwashiorkor.

Gejalanya :

©      Pertumbuhan terhambat.

©      Lemak di bawah kulit berkurang.

©      Otot – otot berkurang dan melemah.

©      Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran

kerangka, seperti : panjang, lingkar kepala dan lingkar dada.

Page 16: Makalah protein

©      Muka seperti orang tua (Oldman’s Face).

Pada penderita Marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati

(Hepatomegalia) dan kadar lemak serta kolesterol di dalam darah

menurun. Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat dan anak

tergeletak in – aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.

2. Akibat Kelebihan Protein

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi

proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.

Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan

kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain, terutama

pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang harus

memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.

Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan

amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini di lihat pada bayi

yang di beri susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga

konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk

konsumsi protein adalah dua kali Angaka Kecukupan Gizi (AKG) untuk

protein.

3. Upaya Penanggulangan

Untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat

dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :

ʘ      Pemantauan Status Gizi (PSG) masyarakat.

ʘ      Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

ʘ      Pemantauan garam beryodium.

ʘ      Pemberian kapsul vitamin A.

ʘ      Pemberian tablet Fe.

ʘ      Pengumpulan data KADARZI.

Page 17: Makalah protein

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau

manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang

terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan

pertumbuhan tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik,

karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita

Page 18: Makalah protein

memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan.

Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal

dari tumbuhan disebut protein nabati.

Karakteristik Protein

Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat

berubah (denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan.

Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH

4,5 – 5 maka akan terjadi pengendapan atau salting out.

Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau

penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi.

Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan

pengurangan kandungan air, baik selama pengeringan maupun

pembekuan.

Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol

maupun gel.

Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang,

kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Klasifikasi protein berdasarkan daya

kelarutannya

1. Albumin : protein yang dapat melarut dalam air, dan dapat

dipresipitatkan dari larutan pada konsentrasi garam yang tinggi.

2. Globulin : protein ini umumnya tidak melarut dalam air yang basa,

garam, dan dapat melarut dalam larutan garam encer.

3. Glutelin : protein yang tidak melarut dalam larutan netral, retapi

melarut dalam asam atau alkali encer.

4. Prolamine : protein yang melarut dalam 70-80% etanol dan tidak

melarut dalam air atau etanol absolute.

3.2 Saran

1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi

asupan protein, agar dapat tumbuh dengan sehat.

2. Agar seluruh ibu – ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan

proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk.

Page 19: Makalah protein

3. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan

kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein.

4. Diharapkan masyarakat ataupun pembaca mau ikut serta

menggalakkan program tentang pemberantasan gizi buruk, untuk

mencapai Indonesia Sehat 2015.

DAFTAR PUSTAKA

http://teguhs-atu.blogspot.com/2010/01/senyawa-organik.html

http://ruangilmu.com/index.php?action=artikel&cat=83&id=122&artlang=id

http://lisadyprotein.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Protein

http://www.postmodern.com/~jka/rnaworld/nfrna/nf-rnadefed.html.

Poedjiadi Anna dan F.M. Titin Supriyanti, 2005, Dasar-Dasar Biokimia (Revisi),

Jakarta: Universitas Indonesia.

Sumber : http://biosaefful.blogspot.com/2011/04/protein-biokimia.html