makalah pribadi BAB I peran serta masyarakat.doc
-
Upload
mutya-restu-ayu -
Category
Documents
-
view
22 -
download
8
description
Transcript of makalah pribadi BAB I peran serta masyarakat.doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 23 Tahun
1992) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan
ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat
menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, pelayanan kesehatan di masyarakat perlu di
tingkatkan baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan No 128/Menkes/SK/2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat yang menjelaskan bahwa puskesmas mempunyai
3 fungsi yaitu 1) sebagai pusat penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, 2)
pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, dan 3) pusat pelayanan kesehatan strata 1.
Namun dalam pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai masalah yaitu
kegiatan yang di laksanakan puskesmas kurang berorientasi pada tindakan promotif dan
preventif dan keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tingkat pertama belum di kembangkan secara optimal. Tindakan promotif dan
preventif merupakan ujung tombak mengatasi permasalahan kesehatan, karena apabila masih
dapat dicegah maka tindakan kuratif masih dapat diminimalisir dan lebih meminimalkan
biaya kesehatan.
Di sadari bahwa untuk mengatasi masalah tersebut sesuai dengan salah satu asas
penyelenggaraan puskesmas yaitu pemberdayaan masyarakat artinya puskesmas wajib
menggerakan dan memberdayakan masyarakat agar berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya kesehatan. Oleh sebab itu, peran serta masyarakat dalam beberapa kegiatan
seperti posyandu, kader sangat dibutuhkan agar tercipta koordinasi yang baik antara
puskesmas dan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Puskesmas Andalas telah menjalankan fungsinya dalam hal membina masyarakat agar
turut berperan serta demi meningkatkan perilaku kesehatan masyarakat. Berbagai program
telah dilakukan, baik itu penyuluhan, pembinaan, maupun pelatihan. Namun, tidaklah mudah
merubah perilaku masyarakat dalam waktu yang singkat. Dapat dilihat dari ditemukannya
masalah dalam menjalankan program peran serta masyarakat dan upaya kesehatan berbassis
masyarakat seperti tidak tercapainya target d/s yaitu hanya 62 % dari target 2013 adalah 80
1
%. Hal ini terjadi dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa bayi
dan balita ke posyandu guna ditimbang beratnya dan dipantau tumbuh kembangnya. Perlu
adanya penyuluhan dan pembinaan secara kontinyu serta dukungan dari pihak-pihak terkait
demi peningkatan perilaku kesehatan masyarakat di wilayahnya.
1.1 Batasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai peran serta masyarakat dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui peran serta masyarakat dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat di wilayah kerja puskesmas Andalas
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Membahas peran serta masyarakat dan upaya kesehatan berbasis masyarakat
2. Mengidentifikasi masalah peran serta masyarakat dan upaya kesehatan berbasis
masyarakat.
3. Menentukan alternatif pemecahan masalah peran serta masyarakat dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat..
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupan tinjauan pustaka yang merujuk kepada berbagai
literatur, analisis data Puskesmas Andalas dan diskusi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Peran serta masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat di
bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan
setiap permasalahan. Di dalam hal ini masyarakat sendirilah yang aktif memikirkan,
merencanakan, melaksanakan, melaksanakan dan mengevaluasikan program-program
kesehatan masyarakatnya. Lembaga atas wadah yang ada di masyarakat hanya dapat
memotivasi, mendukung dan membimbingnya. (Notoatmodjo, 2005)
2.2. PENTINGNYA PERAN SERTA MASYARAKAT
Pentingnya peran serta masyarakat (PSM) dalam pembangunan kesehatan telah diakui
semua pihak. Hal ini berhubungan dengan kemandirian dan kesinambungan pembangunan
kesehatan. Upaya Kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) semakin menunjukkan
andilnya setelah pendirian posyandu yang mengambil peran penting dalam pembangunan
kesehatan.
UKBM lain mulai bermunculan seperti Polindes (Pos Bersalin Desa) , POD (Pos Obat
Desa) , Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja), TOGA (Tanaman Obat Keluarga), dan lain
sebagainya.
Peran serta masyarakat tertuang dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
dalam beberapa pasal yaitu pasal 5, 8, 71 dan 72 dan dibahas secara khusus dalam satu Bab
( UU Kesehatan, Bab VII Peran serta masyarakat).
2.3. PRINSIP PENGGERAKAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Peran serta masyarakat dalam kesehatan diarahkan menjadi 3 kegiatan utama , yakni :
1. Kepemimpinan, yakni melakukan intervensi kepemimpinan yang berwawasan Kesuma
( Kesehatan Untuk Semua) bagi semua pemimpin , baik formal maupun informal dari tingkat
atas sampai tingkat bawah
2. Pengorganisasian, yaitu melalui intervensi community development di bidang kesehatan
pada setiap kelompok masyarakat
3
3. Pendanaan, yaitu mengembangkan sumber dana masyarakat untuk membiayai berbagai
bentuk kegiatan dibidang kesehatan
2.4. TUJUAN PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam peningkatan peran serta masyarakat di
bidang kesehatan adalah :
a. Setiap pemimpin kelompok masyarakat baik formal maupun informal mempunyai
wawasan Kesuma ( Kesehatan Untuk Semua).
b. Setiap kelompok masyarakat baik di tingkat wilayah maupun organisasi mempunyai
UKBM yang merupakan wujud partisipasi mereka dalam menanggulangi masalah kesehatan
yang mereka hadapi dengan kualitas yang baik.
c. Setiap kelompok masyarakat mengembangkan dana sehat menggunakan pola yang sesuai
dengan karakteristik masyarakat setempat dengan kualitas memadai.
2.5. TINGKAT PERKEMBANGAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Bentuk peran serta masyarakat dan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)
memiliki strata dan tingkat perkembangan. Tingkat perkembangan UKBM dibagi menjadi 4
strata :
1. Pratama , yaitu UKBM yang baru dibentuk atau UKBM yang tergolong “ Hidup Segan
Mati Tak Mau”
2. Madya, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya masih rendah
3. Purnama, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur dan cakupannya telah tinggi
4. Mandiri, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur , cakupan tinggi dan > 50 % masyarakat
telah menjadi anggota Dana Sehat atan JPKM
Dana sehat yang selama ini berkembang, dibina pula agar makin kuat dan
mengarahkan ke prinsip JPKM. Untuk ini dana sehat juga telah dilakukan stratifikasi sebagai
berikut :
1. Dana Sehat Pratama, yang kemudian dibagi lagi menjadi pratama I, pratama II dan
Pratama III
2. Dana Sehat Madya
3. Dana Sehat Purnama
4
2.6. JENIS PERAN SERTA MASYARAKAT DAN UPAYA KESEHATAN BERBASIS
MASYARAKAT
1. Posyandu
Pengertian Posyandu
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat yang
melakukan kegiatan lima programprioritas, yaitu KB, Gizi, KIA, Imunisasi, dan
penanggulangan diare (Zulkifli, 2003).
Tujuan Posyandu
Tujuan Umum
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
Tujuan Khusus:
a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama
yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan
dengan penurunan AKI dan AKB.
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan
dengan penurunan AKI dan AKB (Zulkifli, 2003).
Sasaran Posyandu (Promkes, 2012)
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:
a. Bayi
b. Anak balita
c. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui
d. Pasangan Usia Subur
Prinsip Dasar Posyandu (Promkes, 2012)
a. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan antara
pelayanan professional dan non professional (oleh masyarakat).
b. Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB, gizi. Imunisasi, penangulangan
diare) maupun lintas sektoral
c. Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok tumbang/pos tumbang, pos imunisasi, pos
kesehatan, dan lain-lain).
5
d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama(bayi 0-1 tahun, anak balita 1-5 tahun, ibu hamil,
PUS).
e. Pendekatan yang dibutuhkan adalah pengembangan dan PKMD/PHC Klasifikasi Posyandu
Posyandu diklafikasikan menjadi empat tingkatan, yaitu:
a. Posyandu Pratama (Warna Merah)
Pelaksanaan masih belum mantap, kegiatan belum bias rutin tiap bulan dan kader aktifnya
terbatas. Frekuensi penimbangan masih kurang dari delapan kali dalam satu
tahun.Posyandu pratama dinilai gawat.Intervensi nya antara lain:pelatihan kader,
penyegaran kader, dan penambahan jumlah kader.
b. Posyandu Madya (Warna Kuning)
Dapat melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader kurang
lebih 5 orang, cakupan program utama yaitu KB, KIA, Gizi, Imunisasi masih rendah yaitu
kurang dari 50%. Ini berarti kelestarian kegiatan posyandu sudah lebih baik tetapi masih
rendah cakupan nya, untuk itu perlu di lakukan penggerakan masyarakat secara intensif,
serta penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Intervensinya yaitu:
Pelatihan toma dengan model eksklasi posyandu yang sekarang sudah di lengkaapi
dengan metode simulasi.
Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SDM dan MMD) untuk menentukan
masalah dan mencari penyelesaiannya termasuk menentukan program tambahan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Untuk melaksanankan hal ini
dengan baik dapat di gunakan acuan buku pedoman “pendekatan kemasyarakatan”
yang di terbitkan oleh Dit Bina Peran Serta Masyarakat Depkes.
c. Posyandu Purnama (Warna Hijau)
Dapat melaksankan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader lima orang
atau lebih, cakupan lima program utamanya lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan,
bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana.
Intervensinya :
Penggarapan dengan metode PKMD, untuk mengarahkan masyarakat menetukan
sendiri pengembangan program posyandu.
Pelatihan dana sehat agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat
dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
6
d. Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Kegiatan teratur, cakupan lima program utama sudah baik, ada program tambahan, dan
dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Dana sehat menggunakan prinsip
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) serta mampu berswasembada
(Wibisana, 2006)
Indikator tingkat perkembangan posyandu (Wibisana, 2006)
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat indikator
yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan Posyandu. Secara
sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel. 2.1. Tingkat Kemandirian Posyandu
No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
1 Frekuensi penimbangan <8 >8 >8 >8
2 Rerata Kader Tugas <5 ≥5 ≥5 ≥5
3 Rerata Cakupan D/S <50% <50% ≥50% ≥50%
4 Cakupan Kumulatif KIA <50% <50% ≥50% ≥50%
5 Cakupan Kumulatif KB <50% <50% ≥50% ≥50%
6 Cakupan Kum. Imunisasi <50% <50% ≥50% ≥50%
7 Program Tambahan - - + +
8 Cakupan dana Sehat <50% <50% <50% ≥50%
2. UKK (Upaya Kesehatan Kerja) (Wibisana, 2006)
Upaya Kesehatan Kerja adalah bentuk operasionil PHC di lingkungan pekerja,
merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana,
teratur dan berkesinambungan yang di selenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok
kerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dan bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas kerja.
Dalam imlementasinya selalu mencakup 3 pilar PHC yaitu :
1. Adanya kerja sama lintas sektor
2. Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja
3. Adanya peran serta masyarakat
7
Tabel. 2.2. Bentuk aktifitas Pos UKK dan frekwensinya
KEGIATAN FREKWENSI PELAKSANA
Pemeriksaan awal kesehatan
pekerja dan lingkungan kerja
1 X Petugas dan kader
Pemeriksaan berkala bagi
bekerja
1 X Petugas dan kader
SIMASKER 1 X / 3 bulan Petugas dan kader
PelayananP3K/P3/rujukan dan
penyehatan lingkungan
Tiap hari Petugas dan Kader
Pencatatan /pelaporan dana
sehat
1 X /bulan Kader
3. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) (Wibisana, 2006)
Tanaman obat keluarga adalah sebidang tanah di halaman atau ladang yang di
manfaatkan untuk menanam tanaman yang berkasiat sebagai obat.
Tabel. 2.3. Tingkat perkembangan TOGA:
INDIKATOR PRATAMA MADYA PURNAMA
Jumlah KK ada
TOGA
< 30% 30% - 60% >60%
Jenis tanaman per
desa
<10% 10% - 25% >25%
Jumlah KK
memanfaatkan
TOGA
<10% 10% - 50% >50%
Adapun jenis intervensi untuk tingkat perkembangan TOGA adalah sebagai berikut:
1. TOGA tingkat pratama, intervensinya adalah peningkatan KIE tentang perluasan dari
pemanfaatan TOGA untuk petugas kesehatan lintas sektoral terkait dan kader
kesehatan.
2. TOGA tingkat Madya, intervensinya adalah peningkatan KIE tentang perluasan
pengembangan dan pemanfaatan TOGA kepada masyarakat.
3. TOGA tingkat purnama, intervensinya adalah peningkatan KIE tentang budidaya
TOGA kepada masyarakat.8
4. Satuan Karya Bakti Husada (SBH) (Wibisana, 2006)
Satuan Karya Bakti Husada adalah wadah pramuka untuk mengembangkan
pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, dan kesempatan dalam membaktikan dirinya kepada
masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
5. Pos Kesehatan Pesantren (poskestren)
Pondok pesantren adalah lembaga islam yang memiliki warga belajar yang di sebut
santri.Peran serta pondok pesantren pada pembangunan kesehatan di wujudkan antara lain
dalam bentuk “posyandu Asta”( posyandu asuhan tokoh agama), poskestren.
Poskestren merupakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantren dalam bidang
kesehatan secara berkala.Kegiatan dari poskestren adalah;
Pos obat pondok pesantren
Santri husada (kader kesehatan di kalangan santri)
Pusat informasi kesehatan, berupa perpustakaan kerohanian dan ceramah kesehatan
secara berkala, bekerja sama dengan puskesmas setempat.
Upaya kesehatan lingkungan di sector pondok pesantren.
6. Karang taruna husada (Wibisana, 2006)
Karang taruna adalah wadah kegiatan remaja dan pemuda di tingkat rukun warga /RW
yang besar peranannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam menyalurkan aspirasi dan
kreasinya.
7. Upaya Kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD) (Wibisana, 2006)
UKGMD adalah upaya pembinaan kesadaran, kemauan, kemampuan dan peran serta
masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dengan pendekatan PKMD, di
laksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan lainnya, dengan kerja sama lintas program
dan lintas sektor.Sasarannya adalah keluarga masyarakat yang telah mempunyai ato aktifitas
dengan prioritas kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak di derita masyarakat adalah karies (gigi
berlobang) dan periodontis (peradangan jaringan ikat gigi)
9
8. Pos Kesehatan Kelurahan (poskeskel) (Wibisana, 2006)
Poskeskel merupakan unit kesehatan dibawah Puskesmas yang dibangun berdasarkan
swadaya masyarakat.Dikepalai oleh bidan/dokter/perawat setempat (berdomisili di lokasi
Poskeskel). Poskeskel melayani kesehatan masyarakat secara umum sebagai perpanjangan
dari Puskesmas. Poskeskel akan membawahi beberapa Posyandu di lingkungannya.
10