MAKALAH PPMDI
-
Upload
jamuna-ulfah -
Category
Documents
-
view
69 -
download
4
description
Transcript of MAKALAH PPMDI
PENGERTIAN, LANDASAN NORMATIF
dan
EMPAT ORIENTASI GERAKAN MODERN
(KOSERVATIF-TRADISIONAL, MODERNIS-REFORMIS, MODERNIS-
SEKULER, dan PURITAN-FUNDAMENTALIS
PENULIS :Jamuna Ulfah
Rissha Novertha
PEMBAHARUAN PEMIKIRAN DUNIA ISLAM(PPMDI)
DOSEN PENGAMPU :Suhari,S.Pd.I,M.S.I
PRODI PGRA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada akhirnya makalah ini
dapat disusun dan disajikan dengan waktu yang telah ditetapkan. Terima kasih
kepada keluarga, dosen, sahabat yang selalu setia, tak pernah lelah, dan tak
pernah bosan-bosannya untuk mengajari, mengingatkan maupun memberi nasehat
kepada kami.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan. Selain daripada itu dalam makalah
ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, struktur
penulisan maupun hal-hal lainnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran positif yang membangun dari pembaca sekalian untuk perbaikan
dikemudian hari.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat berguna dan dapat digunakan
sebagai literatur tambahan bagi rekan-rekan mahasiswa lain.
Sambas, 09 April 2015
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Normatif serta Pembaharuan dalam Islam......... 3
B. Latar Belakang Pembaharuan dalam Islam dan Sedikit Sejarahnya..... 4
C. Kelahiran dan Perkembangan Pembaharuan Islam di Indonesia
merupakan Wujud Respon Terhadap Tiga Hal..................................... 7
D. Landasan Teologis Gerakan Pembaharuan dalam Islam...................... 7
E. Tokoh-tokoh Pembaharuan dalam Islam.............................................. 7
F. Tahapan Gerakan Pembaharuan dalam Islam....................................... 8
G. Tiga Jalur Ide-ide Pembaharuan dalam Islam dari Luar Negeri
bisa Masuk ke Indonesia....................................................................... 9
H. Empat Bidang Garap Pembaharuan dalam Islam di Indonesia............. 10
I. Tipologi Gerakan Pembaharuan atau Empat Orientasi Pemikiran
Idiologis................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 13
Daftar Pustaka.............................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan normatif jika dikaitkan dengan pembaharuan dalam Islam
maka mengandung sebuah makna yaitu sebuah perubahan besar-besaran
terhadap faham-faham yang telah bergeser dari nilai/kaidah yang berasal
dari Al-Qur’an dan hadis. Yang diubah bukanlah nilai kebenaran dalam
sebuah peraturan/kebiasaan namun dapat dikatakan yang diubah itu ialah
proses ataupun ketetapan yang melenceng dari nilai-nilai Islami. Interaksi
yang terjadi antara dua budaya yaitu Barat dan Indonesia menyebabkan
timbulnya berbagai pemikiraan dan faham yang saling bertabrakan dan
saling berbaur. Hal ini menimbulkan evek negatif bagi perkembangan Islam
di Indonesia.
Majunya IPTEK di negara Barat telah membutakan para umat di
Indonesia. Selain itu para umat Indonesia juga terbuai dan pasif dalam
berusaha dan berfikir. Awal pemikiran untuk melakukan pembaharuan salah
satunya terjadi ketika Kerajaan Usmani mengalami kekalahan di tangan
Barat, padahal sebelumnya Kerajaan yang satu ini selalu mengibarkan
bendera kemenangan melawan negara-negara Eropa. Nah. Kekalahan ini
memicu para pemikir Islam/ulama besar untuk bersama-sama menyelidiki,
menggali saerta mempelajari sistem dari segi apapun, yang di anut oleh
Barat.
Dengan lahirnya pemikiran para ulama besar itu, maka ilmu
pengetahuan lahir dan berkembang dengan pesat sampai ke puncaknya, baik
dalam bidang agama, non-agama maupun dalam bidang kebudayaan
lainnya.
Namun, kebangkitan Islam tidaklah sama dengan Barat. Barat
meninggalkan ajaran-ajaran agama mereka untuk memajukan negara
mereka di berbagai bidang, namun Indonesia menggunakan ajaran, akidah,
1
serta nilai-nilai yang ada dalam sebuah agama untuk dijadikan patokan dan
tuntunan/dasar dalam memperbaharui Islam dan negara Indonesia.
Kali ini kami akan sedikit membahas mengenai pembaharuan Islam,
tipologi gerakan pembaharuan, dan masih banyak lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian landasan normatif dan pembaharuan dalam Islam?
2. Bagaimana latar belakang dan sejarah pembaharuan Islam?
3. Apa hal yang menyebabkan terjadinya respon berupa kelahiran dan
perkembangan pembaharuan Islam?
4. Apa landasan teologis gerakan pembaharuan dalam Islam?
5. Siapa tokoh-tokoh pembaharuan dalam Islam?
6. Bagaimana tahapan gerakan pembaharuan dalam Islam?
7. Apa tiga jalur yang menyebabkan ide-ide pembaharuan dalam Islam
dari luar bisa masuk ke Indonesia?
8. Apa empat bidang garap pembaharuan dalam Islam di Indonesia?
9. Apa saja tipologi gerakan pembaharuan?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami landasan normatif dan pembaharuan dalam Islam.
2. Mengetahui latar belakang dan sejarah pembaharuan Islam.
3. Mengerti akan hal yang menyebabkan terjadinya respon berupa
kelahiran dan perkembangan pembaharuan Islam.
4. Mengetahui landasan teologis gerakan pembaharuan dalam Islam.
5. Mengatahui tokoh-tokoh pembaharuan dalam Islam.
6. Mengerti mengenai tahapan gerakan pembaharuan dalam Islam.
7. Mengetahui tiga jalur yang menyebabkan ide-ide pembaharuan dalam
Islam dari luar bisa masuk ke Indonesia.
8. Mengetahui empat bidang garap pembaharuan dalam Islam di
Indonesia.
9. Mengetahui tipologi gerakan pembaharuan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Normatif serta Pembaharuan dalam Islam
Landasan dapat diartikan sebagai alas, dasar atau tumpuan1. Dimana
landasan dapat diartikan sebagai alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal;
suatu titik tumpu atau titik tolak dari suatu hal; atau suatu tempat berdirinya
sesuatu hal. Sementara itu normatif secara leksikal berarti berpegang teguh
pada norma; menurut norma atau kaidah yang berlaku. Dari dua definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa landasan normatif merupakan pijakan
yang mengandung norma dimana didalamnya terikat dengan kaidah-kaidah
yang sudah berlaku. Barkaca pada masa lalu, terdapat satu peristiwa yang
memperlihatkan bahwa Barat lebih maju daripada Islam, hal ini memacu
rangsangan berpikir bagi kaum elite muslim untuk melakukan pembaharuan.
Pembaharuan identik dengan kata modern, modernisasi, dan
modernisme, yang dalam masyarakat Barat mengandung arti fikiran,
gerakan dan usaha untuk merubah faham-faham, adat-istiadat dan
sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh
kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Dalam bahasa Arab, gerakan pembaharuan Islam disebut tajdîd,
secara harfiah tajdîd berarti pembaharuan (yang mana secara bahasa berarti
“mengembali kan sesuatu kepada kondisi yang seharusnya”) dan pelakunya
disebut mujaddid dimana kedua hubungan tersebut melakukan upaya-upaya
untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru
yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
dengan berdasarkan pada ide-ide rasionalisme, nasionalisme, dan
demokrasi2. Selain itu pembaharuan Islam dapat pula berarti mengubah
keadaan umat agar mengikuti ajaran yang terdapat didalam Al-Qur’an dan
1 1995. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. hlm 560. 2 Harun Nasution, op. cit., hlm.11
3
Al-Sunnah3 dengan cara menyesuaikan paham atas keduanya serta
memperbaharui hasil pemahaman terhadap Al-Qur’an dan hadis4.
Tajdid dalam Islam mempunyai dua bentuk. Pertama, Memurnikan
agama dan kedua, memberikan jawaban/penjelasan terhadap setiap
persoalan baru yang muncul dan berbeda dari satu zaman dengan zaman
yang lain.
Fikiran, gerakan dan usaha untuk merubah system pendidikan Islam
yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
baru/modern yang pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran
pembaruan pendidikan islam. Ketiga pola pemikiran itu ialah :
1. Pola pembaharuan pendidikan islam berorientasi pola pendidikan
modern.
2. Berorientasi dan bertujuan untuk memurnikan kembali ajaran islam.
3. Berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya masing-masing dan
bersifat nasionalisme.
B. Latar Belakang Pembaharuan dalam Islam dan sedikit Sejarahnya
Di antara yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan
Islam adalah:
1. Paham tauhid5 yang dianut kaum muslimin telah bercampur dengan
kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat-tarekat, pemujaan
terhadap orang-orang yang suci dan hal lain yang membawa kepada
kekufuran.
2. Sifat Jumud6 membuat umat Islam berhenti berfikir dan berusaha. Umat
Islam maju di zaman klasik karena mereka mementingkan ilmu
pengetahuan, oleh karena itu selama umat Islam masih bersifat jumud
dan tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak mungkin mengalami
3 Abudin, Nata. Metodologi Studi Islam. Pt. Raja Grafindo.4 Abdul Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam.5 Kepercayaan bahwa Allah hanya satu.6 Kebekuan;sifat malas untuk berusaha dan melakukan sesuatu.
4
kemajuan, untuk itu perlu adanya pembaharuan yang berusaha
memberantas kejumudan.
3. Umat Islam selalu berpecah belah. Hal ini menyebabkan umat Islam
tidak akan mengalami kemajuan karena kemajuan hanya dapat ditempuh
apabila umat Islam menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan, yang
berdasarkan pada persaudaran yang diikat oleh tali ajaran Islam. Maka
untuk mempersatukan kembali umat Islam bangkitlah suatu gerakan
pembaharuan.
4. Hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat. Dengan
adanya kontak ini umat Islam sadar bahwa mereka mengalami
kemunduran dibandingkan dengan Barat, terutama sekali ketika
terjadinya peperangan antara kerajaan Usmani dengan negara-negara
Eropa, yang biasanya tentara kerajaan Usmani selalu memperoleh
kemenangan dalam peperangan, akhirnya mengalami kekalahan-
kekalahan di tangan Barat, hal ini membuat pembesar-pembesar Usmani
untuk menyelidiki rahasia kekuatan militer Eropa yang baru muncul.
Menurut mereka rahasianya terletak pada kekuatan militer modern yang
dimiliki Eropa, sehingga pembaharuan dipusatkan di dalam lapangan
militer, namun pembaharuan di bidang lain disertakan pula.
Pembaharuan dalam Islam berbeda dengan renaisans7 Barat.
Renaisans Barat muncul dengan menyingkirkan agama, sedangkan
pembaharuan dalam Islam adalah sebaliknya yaitu untuk memperkuat
prinsip dan ajaran-ajaran Islam kepada pemeluknya dengan menghidupkan
kembali prinsip-prinsip Islam yang dilalaikan umatnya. Oleh karena itu
pembaharuan dalam Islam bukan hanya mengajak maju kedepan untuk
melawan segala kebodohan dan kemelaratan tetapi juga untuk kemajuan
ajaran-ajaran agama Islam itu.
Gerakan yang diusung oleh tiga tokoh pembaharu, Jamaluddin Al-
Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyid Ridha, dikenal
7 masa peralihan dr abad pertengahan ke abad modern di Eropa (abad ke-14—ke-17) yg ditandai oleh perhatian kembali kpd kesusastraan klasik, berkembangnya kesenian dan kesusastraan baru, dan tumbuhnya ilmu pengetahuan modern
5
dengan gerakan Salafiyah yaitu suatu aliran keagamaan yang berpendirian
bahwa untuk dapat memulihkan kejayaannya, umat Islam harus kembali
kepada ajaran Islam yang masih murni seperti yang dahulu diamalkan oleh
generasi pertama Islam.
Kemunculan ide pembaruan dilatarbelakangi oleh suatu proses yang
panjang. Sejak awal abad ke-2 H (8M). Islam dalam perkembangan
dakwahnya yang makin meluas mengharuskan Islam berinteraksi dengan
peradaban dan agama lain. Sehingga timbul pergolakan pemikiran antara
Islam dengan pemikiran asing. Hal ini mendorong para pemikir Islam untuk
membahas aqidah Islam dari berbagai segi. Metode ini menjadikan akal
sebagai dasar pemikiran untuk membahas segala hal tentang iman.
Dua hal yang mengakibatkan Islam semakin mengalami
kemerosotan yaitu pertama, masuknya orang-orang munafik kedalam tubuh
umat Islam dimana mereka merekayasa pemikiran dan pemahaman yang
bukan berasal dari Islam dan justru menimbulkan saling pertentangan.
Kedua, umat islam mengalami kendala/kelalaian dalam penguasaan bahasa
Arab.
Disaat kaum muslimin mengalami kemerosotan berfikir dan
terkikisnya pemahaman Islam yang terus berlanjut sampai awal abad ke-13
H, cara pandang mereka mulai teracuni oleh cara pandang asing. Hal ini
menyebabkan upaya-upaya pembaruan semakin merebak untuk memahami
syariat Islam yang akan diterapkan dalam masyarakat. Para pembaru
memandang perlunya mengatasi masalah dengan melakukan interpretasi8
hukum-hukum Islam agar sesuai dengan kondisi yang ada. Mereka
mengeluarkan kaidah-kaidah umum dan hukum-hukum terperinci sesuai
dengan pandangan tersebut.
Sampai dengan perempat ketiga abad ini, gerakan Islam lebih
merupakan pembaharuan dalam pengertian revitalitas atau semacam
romantisme dimana hampir seluruh gerakan Islam dimotori oleh semangat
menghidupkan kembali tradisi Islam Klasik sebagai reaksi atas
8 Pemberian kesan, pendapat atau pandangan teoretis terhadap sesuatu;tafsiran
6
kebangkrutan kekuasaan politik Islam yang sementara itu didomonasi
politik serta intelektual Barat modernyang merupakan fenomena mondial9.
C. Kelahiran dan Perkembangan Pembaharuan Islam di Indonesia merupakan
Wujud Respon terhadap Tiga Hal
1. Kemunduran Islam sebagai agama karena praktek-praktek penyimpangan
2. Keterbelakangan para pemeluknya
3. Adanya invansi politik, kultural dan intelektual dari dunia Barat.
D. Landasan Teologis Gerakan Pembaharuan dalam Islam
1. Pemurnian ajaran Islam dari syirik takhayul, bid’ah, khurafat, animisme,
kembali pada Al-Qur’an dan hadis.
2. Menghargai akal.
3. Pembukaan ijtihad.
4. Menolak taklid10.
5. Persatuan umat islam/ukhuwah islamiyah.
6. Penolakan paham fatalisme11.
E. Tokoh-tokoh Pembaharuan dalam Islam
1. KH. Ahmad Dahlan
2. Sultan Mahmud II
3. Mustafa Rasyid Pasya
4. Ziya Pasya
5. Muhammad Ali Pasya (1765-1849)
6. Al-Tahtawi (1801-1873)
7. Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897)
8. Muhammad Abduh (1849-1905)
9. Rasyid Ridha (1865-1935)
9 Berkaitan dengan seluruh dunia10 Keyakinan atau kepercayaan kepada suatu paham (pendapat) ahli hukum yang sudah-sudah tanpa mengetahui dasar atau alasannya;peniruan tanpa dasar/sebab11 Ajaran atau paham bahwa manusia dikuasai oleh nasib
7
F. Tahapan Gerakan Pembaharuan dalam Islam
1. Revalisme pramodernis (premodernism revivalish) atau disebut juga
revivalis awal (early revivalish). Model gerakan ini timbul sebagai reaksi
atas merosotnya moralitas kaum muslim yang dimana pada saat itu
masyarakat Islam diliputi oleh kebekuan pemikiran karena terperangkap
dalam pola tradisi yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman. Dasar yang kelak juga dijadikan slogan gerakan adalah “kembali
kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw”. Ciri pertama yang menandai
gerakan ini adalah perhatian yang lebih mendalam dan saksama untuk
melakukan transormasi (yang menuntut adanya dasar-dasar yang kuat,
baik dari segi argumentasi maupun kultural) secara mendasar guna
mengatasi kemunduran moral dan sosial masyarakat Islam. Ciri lain
gerakan ini, adalah digunakannya konsep jihad dengan sangat bergairah.
2. Modernisme klasik. Di sini pembaharuan Islam termanifestasikan dalam
pembaharuan lembaga-lembaga pendidikan yang didasari argumentasi
bahwa lembaga pendidikan merupakan media yang paling efektif untuk
mensosialisasikan gagasan-gagasan baru dan media untuk “mencetak”
generasi baru yang berwawasan luas dan rasional dalam memahami
agama sehingga mampu menghadapi tantangan zaman.
3. Revivalisme pascamodernis (posmodernist revivalist), atau disebut juga
neorevivalist (new revivalist). Ide-ide Barat, terutama di bidang sosial
politik, sistem politik, maupun ekonomi, dikemas dengan istilah-istilah
Islam. Sejalan dengan itu, pada tahap ini muncul pandangan dikalangan
muslim, bahwa Islam di samping merupakan agama yang bersifat total,
juga mengandung wawasan-wawasan, nilai-nilai dan petunjuk yang
bersifat langgeng dan komplit meliputi semua bidang kehidupan. Tak
heran jika salah satu corak tahap ini adalah memperlihatkan sikap
apologi12 yang berlebihan terhadap Islam dan ajaran-ajarannya.
12 tulisan atau pembicaraan formal yg digunakan untuk mempertahankan gagasan, kepercayaan, dsb; pembelaan
8
4. Neomodernisme. Tahap ini sebenarnya masih dalam proses pencarian
bentuknya. Meskipun demikian, Fazlur Rahman sebagai “pengibar
bendera” neomodernisme menegaskan bahwa gerakan ini dilancarkan
berdasarkan krtik terhadap gerakan-gerakan terdahulu. Menurut Fazlur
Rahman, gerakan-gerakan terdahulu hanya mengatasi tantangan Barat
secara satu kasus tertentu saja. Karena mengambil begitu saja istilah
Barat dan kemudian mengemasnya dengan simbol-simbol Islam tanpa
disertai sikap kritis terhadap Barat dan warisan Islam. Dengan sikap
kritis, baik terhadap Barat maupun warisan Islam sendiri, maka kaum
muslim akan menemukan solusi bagi masa depannya.
G. Tiga Jalur ide-ide Pembaharuan dalam Islam dari Luar bisa Masuk ke
Indonesia
1. Jalur haji dan mukim. Yakni tradisi (pemuka) umat Islam Indonesia yang
menunaikan ibadah haji ketika itu bermukim untuk sementara waktu
guna menimba dan memperdalam ilmu keagamaan atau pengetahuan
lainnya. Sehingga ketika mereka kembali ke tanah air, kualitas keilmuan
dan pengamalan keagamaan mereka umumnya semakin meningkat. Ide-
ide baru yang mereka peroleh tak jarang kemudian juga mempengaruhi
orientasi pemikiran dan dakwah mereka di tanah air.
2. Jalur publikasi, yakni berupa jurnal atau majalah-majalah yang memuat
ide-ide pembaharuan Islam baik dari terbitan Mesir maupun Beirut.
Wacana yang disuarakan media tersebut kemudian menarik muslim
nusantara untuk mengubah bahasa tersebut ke dalam bahasa lokal, seperti
Di Sumatera Barat pernah terbit al-Munir yang sebagian materinya
diubah bahasanya oleh K.H. Ahmad Dahlan kedalam bahasa Jawa agar
mudah dikonsumsi anggota masyarakat yang hanya menguasai bahasa
ini.
3. Peran mahasiswa yang sempat menimba ilmu di Timur-Tengah. Menurut
Achmad Jainuri, para pemimpin gerakan pembaharuan Islam awal di
Indonesia hampir merata adalah alumni pendidikan Mekah.
9
H. Empat Bidang Garap Pembaharuan dalam Islam di Indonesia
1. Menyerang formalisme dari ortodoksi13 Islam serta realitas sinkretisme14
ajaran karena pengaruh animisme15 dan Hindu-Budha.
2. Menyerang institusi16 pra-Islam yang menghalangi perkembangan,
dengan representasi17 institusi adat dan kaum priyayi18.
3. Melawan tekanan westernisasi (keBarat-Baratan) dan dominasi nilai-nilai
Barat
4. Melawan kekuasaan status quo (negara yang mempunyai urusan maupun
hubungan) dengan kolonial Belanda.
I. Tipologi Gerakan Pembaharuan atau Empat Orientasi Pemikiran Idiologis
1. Konservatif-Tradisional
Pendekatan yang digunakan oleh gerakan pembaharuan Islam tipe
ini biasanya berusaha mempertahankan tradisi lama tanpa adanya
perubahan. Dimana mereka menentang kecendrungan pembaratan
(westernizing/westernisasi) dengan mengatasnamakan Islam yang secara
pemahaman dan pengamalan melestarikan tradisi-tradisi yang bercorak
lokal yang terjadi pada beberapa abad yang lalu atas nama Islam. Usaha
Islamisasi untuk segala aspek kehidupan Muslim menjadi agenda utama.
Dari masalah etika, tingkah laku secara individu maupun sosial, hingga
ilmu dan landasan epistemologi yang akan diserap oleh mereka, harus
diislamkan, agar seluruh gerak dan tindakan yang hendak dilakukan oleh
kaum Muslim adalah Islamis. Pendukung kelompok ini rata-rata dari
kalangan ulama, tarekat dan penduduk pedesaan.
13 Ketaatan kepada peraturan dan ajaran resmi. 14 paham (aliran) baru yg merupakan perpaduan dr beberapa paham (aliran) yg berbeda untuk mencari keserasian, keseimbangan.15 kepercayaan kpd roh yg mendiami semua benda (pohon, batu, sungai, gunung, dsb).16 sesuatu yg dilembagakan oleh undang-undang, adat atau kebiasaan.17 Perwakilan.18 orang yg termasuk lapisan masyarakat yg kedudukannya dianggap terhormat
10
2. Modernis-Reformis
Menggunakan sikap adoptif19 rasionalnya berusaha
mengaplikasikan Islam dalam kehidupan realita yang penuh dengan
dinamika perubahan. Mereka memandang Islam dengan sangat relevan
untuk semua lapangan kehidupan, publik, dan pribadi. Islam dipandang
memiliki karakter fleksibilitas20 dalam berinteraksi dengan
perkembangan zaman.
3. Modernis-Sekuler
Mereka yang telah menjadikan sekularisasi sebagai upaya yang
perlu dilakukan dalam rangka pembaharuan Islam yang orientasi
ideologisnya modernis sekuler telah menggunakan pendekatan
identifikatif iyalah bahwa kebangkitan Islam hanya dapat dilakukan
dengan cara identifikasi hal-hal yang datang dari barat apa adanya.
Dengan demikian sekularisasi dipandang sebagai sesuatu yang dapat
memberikan kebebasan lagi manusia.
4. Puritan-Fundamentalis
Dengan bermaksud menguatkan keententikan dan keorisinilan
Islam, gerakan pembaharuan Islam yang orientasi ideologisnya puritan-
fundamentalis telah berusaha memberikan respon terhadap tantangan
modernisasi yang dilakukan Barat. Pokok pemikiran dari gerakan ini
adalah segala aspek kehidupan kaum muslimin harus di Islamisasikan
kembali.
19 mengenai penyerahan suatu urusan dilakukan dng undang-undang yg memuat syarat bahwa penyerahan hanya direalisasi thd daerah yg menyatakan sanggup untuk menerima urusan itu20 penyesuaian diri secara mudah dan cepat; keluwesan; ketidakcanggungan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Landasan normatif merupakan pijakan yang mengandung norma dimana
didalamnya terikat dengan kaidah-kaidah yang sudah berlaku.
Pembaharuan dalam Islam dapat diartikan sebagai upaya-upaya untuk
menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang
ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dengan
berdasarkan pada ide-ide rasionalisme, nasionalisme, dan demokrasi.
Selain itu pembaharuan Islam dapat pula berarti mengubah keadaan umat
agar mengikuti ajaran yang terdapat didalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah
dengan cara menyesuaikan paham atas keduanya serta memperbaharui
hasil pemahaman terhadap Al-Qur’an dan hadis.
2. Di antara yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan
Islam adalah: paham tauhid, sifat jumud (malas untuk
berusaha/melakukan sesuatu dan malas berpikir), umat Islam selalu
berpecah belah, hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan
Barat (terutama sekali ketika terjadinya peperangan antara kerajaan
Usmani dengan negara-negara Eropa, yang biasanya tentara kerajaan
Usmani selalu memperoleh kemenangan dalam peperangan, akhirnya
mengalami kekalahan di tangan Barat, hal ini membuat pembesar-
pembesar Usmani untuk menyelidiki rahasia kekuatan militer Eropa yang
baru muncul). Sejak awal abad ke-2 H (8M) muncul sebuah metode yang
menjadikan akal sebagai dasar pemikiran untuk membahas segala hal
tentang iman. Awal abad ke-13 H, disaat kaum muslimin mengalami
kemerosotan berfikir, terkikisnya pemahaman Islam yang terus berlanjut
dan cara pandang mereka mulai teracuni oleh cara pandang asing maka
menyebabkan upaya-upaya pembaruan semakin merebak untuk
memahami syariat Islam yang akan diterapkan dalam masyarakat.
Sampai dengan perempat ketiga abad ini, hampir seluruh gerakan Islam
dimotori oleh semangat menghidupkan kembali tradisi Islam Klasik.
12
3. Kemunduran Islam sebagai agama karena praktek-praktek
penyimpangan, keterbelakangan para pemeluknya, adanya invansi
politik, kultural dan intelektual dari dunia Barat.
4. Pemurnian ajaran Islam dari syirik takhayul, bid’ah, khurafat, animisme,
kembali pada Al-Qur’an dan hadis, menghargai akal, pembukaan ijtihad,
menolak taklid, persatuan umat islam/ukhuwah islamiyah, penolakan
paham fatalisme.
5. KH. Ahmad Dahlan, Sultan Mahmud II, Mustafa Rasyid Pasya, Ziya
Pasya, Muhammad Ali Pasya (1765-1849), Al-Tahtawi (1801-1873),
Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897), Muhammad Abduh (1849-1905),
Rasyid Ridha (1865-1935).
6. Revalisme pramodernis, modernisme klasik, revivalisme pascamodernis,
neomodernisme.
7. Jalur haji dan mukim, jalur publikasi, peran mahasiswa yang sempat
menimba ilmu di Timur-Tengah.
8. Menyerang formalisme dari ortodoksi Islam serta realitas sinkretisme
ajaran karena pengaruh animisme dan Hindu-Budha, menyerang institusi
pra-Islam yang menghalangi perkembangan, dengan representasi institusi
adat dan kaum priyayi, melawan tekanan westernisasi (keBarat-Baratan)
dan dominasi nilai-nilai Barat, melawan kekuasaan status quo (negara
yang mempunyai urusan maupun hubungan) dengan kolonial Belanda.
9. Konservatif-Tradisional, Modernis-Reformis, Modernis-Sekuler, Puritan-
Fundamentalis.
B. Saran
Pembaharuan Islam telah berjalan dalam waktu yang lama dan
melalui proses yang panjang dan sulit. Hingga sekarang, kita bisa
merasakan ketenangan iman dalam beribadah. Sudah sepatutnya sebagai
generasi penerus kita harus menjaga agam Islam dan mengajarkan nilai-nilai
keislaman pada adik-adik dan orang-orang sekitar kita dengan cara saling
mengingatkan dan menasehati dalam melakukan amal ibadah yang ikhlas
karena Allah semata.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Charles C. Islam and Moderism “A Study of the Modern Reform Movement Inaugurated by Muhammad ‘Abduh”
Asmuni, Yusran. 1998. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Kemala, Intan Dwita. 2008. Makalah Gerakan Islam. Indonesia: FIB UI.
Nasution, Harun. 1996. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.
http///www.google.com
http///www.google.com Afifi Fauzi Abbas
http///ww.google.com. Gunawan’s Site, Gerakan Pembaharuan Islam
http///www.google.com. Muhammad Ikhsan, Tajdid dalam Syariat Islam Antara
14