Makalah posyandu dan kms

20
MAKALAH Posyandu dan KMS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak terjadinya krisis kegiatan Posyandu juga ikut menurun, oleh karena itu untuk meningkatkan kegiatan Posyandu kembali telah diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor :411.3/536/SJ tanggal 3 Maret 1999 tentang Revitalisasi Posyandu. Tetapi dalam pelaksanaannya dan menghadapi era otonomi dan desentralisasi dianggap penting bahwa pedoman tersebut perlu diperbarui dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan. Oleh karena itu telah diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor :411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu yang ditujukan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia, yang merupakan pembaharuan atau surat edaran Menteri Dalam Negeri yanglalu. Surat edaran tersebut diharapkan dapat dijadaikan acuan bersama dalam upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat melalui Posyandu dimasa yang mendatang dengan semangat kebersamaan dan keterpaduan sesuai dengan fungsi masing-masing. Revitalisasi Posyandu ini dititik beratkan pada strategi pendekatan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat dengan akses kepada modal social budaya masyarakat yang didasarkan atas nilai-nilai tradisi gotong royong yang telah mengakar didalam kehidupan masyarakat menuju kemandirian dan keswadayaan masyarakat. Ada 6 point dalam surat edaran tersebut untuk meningkatkan kegiatan Posyandu dan juga dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah yaitu : o Posyandu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat. o Posyandu mampu berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat. o Pelaksanaan Posyandu perlu dihimpun seluruh kekuatan masyarakat agar berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuannya.

description

KABUPATEN MUNA

Transcript of Makalah posyandu dan kms

Page 1: Makalah posyandu dan kms

MAKALAH Posyandu dan KMS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak terjadinya krisis kegiatan Posyandu juga ikut menurun, oleh karena itu untuk meningkatkan kegiatan Posyandu kembali telah diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor :411.3/536/SJ tanggal 3 Maret 1999 tentang Revitalisasi Posyandu. Tetapi dalam pelaksanaannya dan menghadapi era otonomi dan desentralisasi dianggap penting bahwa pedoman tersebut perlu diperbarui dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan. Oleh karena itu telah diterbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor :411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu yang ditujukan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia, yang merupakan pembaharuan atau surat edaran Menteri Dalam Negeri yanglalu. Surat edaran tersebut diharapkan dapat dijadaikan acuan bersama dalam upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat melalui Posyandu dimasa yang mendatang dengan semangat kebersamaan dan keterpaduan sesuai dengan fungsi masing-masing. Revitalisasi Posyandu ini dititik beratkan pada strategi pendekatan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat dengan akses kepada modal social budaya masyarakat yang didasarkan atas nilai-nilai tradisi gotong royong yang telah mengakar didalam kehidupan masyarakat menuju kemandirian dan keswadayaan masyarakat. Ada 6 point dalam surat edaran tersebut untuk meningkatkan kegiatan Posyandu dan juga dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah yaitu :

o Posyandu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar dan peningkatan status gizi masyarakat.

o Posyandu mampu berperan sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat.

o Pelaksanaan Posyandu perlu dihimpun seluruh kekuatan masyarakat agar berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuannya.

Page 2: Makalah posyandu dan kms

o Posyandu perlu dilanjutkan sebagai upaya investasi pembangunan sumber daya manusia yang dilaksanakan secara merata.

o Pemerintah daerah untuk mensosialisasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaannya dengan melibatkan peran masyarakat (LSM, ormas, sektor swasta, dunia usaha, lembaga/negara donor dll).

o Pedoman ini dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam melaksanakan revitalisasi Posyandu yang secara teknis masing-masing daerah dapat menyesuaikan. Dalam kegiatan Posyandu salah satu kegiatannya adalah memantau pertumbuhan balita melalui KMS. Saat ini dengan menurunnya aktivitas Posyandu dilapangan dirasakan bahwa pemantauan pertumbuhan anak melalui KMS juga menurun. Hal ini menyebabkan pertumbuhan anak tidak dapat dipantau secara dini sehingga menyebabkan banyak timbulnya kasus gizi buruk dilapangan. Hal ini sebenarnya sudah terlambat, yang seyogyanya bisa dicegah sejak dini melalui KMS. Untuk meningkatkan kembali pengetahuan petugas kesehatan sehingga mempunyai persepsi yang sama tentang pemantauan pertumbuhan balita melalui KMS, maka telah disusun buku Panduan Penggunaan KMS balita bagi petugas kesehatan.

BAB II DASAR TEORI

I. POSYANDU

A. Pengertian

posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan

Page 3: Makalah posyandu dan kms

nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :

1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.

2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara. Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksesbud.

B. Manfaat Posyandu 1. Bagi Masyarakat Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

dasar Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu 2. Bagi Kader, pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan 3. Bagi Puskesmas Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan

kesehatan strata 1 Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian

pelayanan secara terpadu 4. Bagi Sektor Lain Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-

masing C. Jenis Posyandu

Page 4: Makalah posyandu dan kms

Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan intervensi sebagai berikut :

1. Posyandu pratama (warna merah) Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.

2. Posyandu madya (warna kuning) Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :

a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.

b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

3. Posyandu purnama (warna hijau) Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di tingkat ini adalah :

a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat menetukan sendiri pengembangan program di posyandu

b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.

4. Posyandu mandiri (warna biru) Adalah posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun dengan jumlah kader 5 orang atau lebih dimana cakupan ke-5 kegiatan utamanya lebih dari 50% dan dapat melaksanakan sumber dana dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat. Intervensinya dilakukan pembinaan program dana sehat, memperbanyak program tambahan sesuai dengan masalah dan pendekatan PKMD.

D. Dasar Pelaksanaan

Page 5: Makalah posyandu dan kms

Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu : 1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK. 2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program – program pembangunan masyarakat desa 3. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader pembangunan. 4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN. 5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna. E. Tujuan penyelenggara Posyandu.

1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas) 2. Membudayakan NKKBS. 3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. 4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

F. Pengelola Posyandu.

a. Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu Posyandu ditingkat desa kelurahan sebagai berikut :

Page 6: Makalah posyandu dan kms

1. Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah). 2. Penggungjawab operasional, Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)

3. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim. Penggerak PKK

4. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD 5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.

b. Pokjanal Posyandu Pokjanal posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan Posyandu yaitu : 1. Tingkat Propinsi : - BKKBN

- PMD (Pembinaan Masyarakat Desa) - Bappeda - Tim Penggerak PKK - d.l.l

2 Tingkat Kab/Kodya : - Kantor Depkes/Kantor Dinkes - BKKBN - PMD - Bappeda - d.I.I

3 Tingkat Kecamatan : • Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina petugas Lapangan, KB,Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan)

• PD (Kader Pembangunan Desa) 4 Pokjanal Posyandu bertugas :

• Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program. • Menyiapkan kader.

• Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah. • Menyusunan rencana. • Melakukan pemantauan dan bimbingan.

• Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait. • Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.

5. Kegiatan Pokok Posyandu :

KIA KB lmunisasi. Gizi.

Page 7: Makalah posyandu dan kms

Penanggulangan Diare. Pembentukan Posyandu. a. Langkah – langkah pembentukan :

1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.

2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbinganteknis unsur kesehatan dan KB .

3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri,sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu

4) Pemilihan kader Posyandu. 5) Pelatihan kader Posyandu. 6) Pembinaan. b. Kriteria pembentukan Posyandu.

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedngkan satu Posyandu melayani 100 balita.

Page 8: Makalah posyandu dan kms

c. kriteria kader Posyandu : 1) Dapat membaca dan menulis. 2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan. 3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat. 4) Mempunyai waktu yang cukup. 5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu. 6) Berpenampilan ramah dan simpatik. 7) Diterima masyarakat setempat.

6. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu :

Meja I : Pendaftaran. Meja II : Penimbangan Meja III : Pengisian KMS Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS. Meja V : Pelayanan KB Kes :

Imunisasi�

Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat�

tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus.�

Pembagian pil atau kondom �

Pengobatan ringan.�

Kosultasi� KB-Kes. Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan desa, perawat ). b. Sasaran Posyandu :

• Bayi/Balita. • Ibu hamil/ibu menyusui. • WUS dan PUS.

Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi : 1) Kesehatan ibu dan anak : • Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

• Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii danAgustus)

• PMT (Pemberian Makanan Tambahan) • lmunisasi.

Page 9: Makalah posyandu dan kms

• Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terliat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom. 3) Pemberian Oralit dan pengobatan.

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS alita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS. D : Balita yang ditimbang. N : Balita yang naik berat badannya

Keberhasila Posyandu berdasarkan : Petugas pada meja I sampai dengan IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan paramedic (Bidan desa, perawat, petugas KB). c. Dana. Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

G. SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP) Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk

menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. OLeh sebab itu Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas. Mekanisme Operagional SIP :

1) Penggung jawab Sistem Informasi Posyandu adalah Pokjanal Posyandu di Propinsi dan Dati II di tingkat kecamatan adalah Tim Pembina LKMD/Kelurahan berkoordinasi dengan LKMD Seksi 10.

2) Pemerintah Desa bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi Posyandu.

Page 10: Makalah posyandu dan kms

3) Pengumpul data dan informaosi adalah Tim Penggerak PKK dan LKMD dengan menggunakan instrumen :

a. Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok Dasa Wisma (kader PKK) .

b. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.

c. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.

d. Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d Desember.

e. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.

f. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.

g. Data hasil kegiatan Posyandu. H. Pembiayaan Posyandu

1.Sumber Daya a. Masyarakat 1) Iuran Pengguna Posyandu 2) Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat 3) Sumbangan dari perorangan atau kelompok masyarakat 4. Dana social keagamaa, misalnya zakat, infak dsb b. Swasta/ Dunia Usaha Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat perusahaan dan bantuannya dapat berupa dana, prasarana atau tenaga sukarelawan. c. Hasil Usaha Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha dimana hasilnya dapat disumbangkab untuk pengelolaan Posyandu, contohnya Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan Taman Obat Keluarga (TOGA) d. Pemerintah

bantuannya berupa dana stimulant atau dalam bentuk sarana dan prasarana Posyandu.

II. KMS (Kartu Menuju Sehat) 1. Definisi

KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan

murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan

Page 11: Makalah posyandu dan kms

anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan

kesehatan, termasuk bidan dan dokter. KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan

murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus

selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi

kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).

2. Manfaat KMS (Kartu Menuju Sehat) a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara

lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,

penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.

b) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak c) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk

menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi. (Depkes RI, 2000)

3. Cara Memantau Pertumbuhan Balita Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan

ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).

a. Balita naik berat badannya bila : 1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau 2) Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.

Page 12: Makalah posyandu dan kms

Gambar 2.1. Indikator KMS bila balita naik berat badannya

b. Balita tidak naik berat badannya bila : 1) Garis pertumbuhannya turun, atau 2) Garis pertumbuhannya mendatar, atau 3) Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna

dibawahnya.

Gambar 2.2. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya

c. Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Gambar 2.3. Indikator KMS bila pertumbuhan balita mengalami gangguan

pertumbuhan dan perlu perhatian khusus

Page 13: Makalah posyandu dan kms

d. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Gambar 2.4. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil e. Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap

bulannya. f. Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu

pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya.

4. Pengukuran status gizi dengan NCHS Kriteria keberhasilan nutrisi ditentukan oleh status gizi :

1) Gizi baik, jika BB menurut umur > 80% standart WHO – NHCS. 2) Gizi kurang, jika berat badan menurut umur 61% sampai 80% standart WHO

– NHCS. 3) Gizi buruk, jika berat badan menurut umur ≤ 60% standart WHO – NHCS. (

Supariasa, 2002) Rumus Antropometri pada anak : ( Soetjiningsih : 1998). 1) Berat badan

Umur 1 – 6 tahun = ( tahun ) x 2 + 8 2) Tinggi badan

Umur 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir Umur 2 – 12 tahun = umur ( tahun ) x 6 + 77

5. Manfaat nutrisi a. Nutrisi untuk pertumbuhan

Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang

Page 14: Makalah posyandu dan kms

rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.

b. Makanan sebagai suku cadang Makanan juga bermanfaat untuk memulihkan badan yang baru

sembuh dari sakit. Selama sakit banyak bagian tubuh yang rusak. Mungkin juga sebagian selnya mati. Selama orang juga kurang makan sehingga tubuh kekurangan berbagai zat makanan yang dibutuhkannya. Mungkin juga banyak kehilangan darah sehingga makin lama sakit berlangsung, makin banyak zat makanan yang harus ditambahkan.

Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi. Begitu juga untuk yang menjalani operasi atau yang baru melahirkan.

c. Makanan sebagai bensin tubuh Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari

seperti mandi, menyapu, juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap membutuhkan tenaga untuk bernafas, degup jantung, serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya. Namun, makanan perlu diatur agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus memadai, dan mutunya sesuai dengan kebutuhan sehari-hari (Nadesul, 2001).

Balita naik berat badannya bila :

1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau 2) Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.

Gambar 2.1. Indikator KMS bila balita naik berat badannya Balita tidak naik berat badannya bila :

1) Garis pertumbuhannya turun, atau 2) Garis pertumbuhannya mendatar, atau 3) Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna

dibawahnya.

Page 15: Makalah posyandu dan kms

Gambar 2.2. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Gambar 2.4. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

Page 16: Makalah posyandu dan kms

f. Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya.

6. Pengukuran status gizi dengan NCHS Kriteria keberhasilan nutrisi ditentukan oleh status gizi :

1) Gizi baik, jika BB menurut umur > 80% standart WHO – NHCS. 2) Gizi kurang, jika berat badan menurut umur 61% sampai 80% standart

WHO – NHCS. 3) Gizi buruk, jika berat badan menurut umur ≤ 60% standart WHO –

NHCS. ( Supariasa, 2002) Rumus Antropometri pada anak : ( Soetjiningsih : 1998).

1) Berat badan Umur 1 – 6 tahun = ( tahun ) x 2 + 8

2) Tinggi badan Umur 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir Umur 2 – 12 tahun = umur ( tahun ) x 6 + 77

7. Manfaat nutrisi

a. Nutrisi untuk pertumbuhan Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara.

Semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.

b. Makanan sebagai suku cadang Makanan juga bermanfaat untuk memulihkan badan yang baru

sembuh dari sakit. Selama sakit banyak bagian tubuh yang rusak. Mungkin juga sebagian selnya mati. Selama orang juga kurang makan sehingga tubuh kekurangan berbagai zat makanan yang dibutuhkannya. Mungkin juga banyak kehilangan darah sehingga makin lama sakit berlangsung, makin banyak zat makanan yang harus ditambahkan.

Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi. Begitu juga untuk yang menjalani operasi atau yang baru melahirkan.

c. Makanan sebagai bensin tubuh Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari

seperti mandi, menyapu, juga berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap membutuhkan tenaga untuk bernafas, degup jantung, serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya. Namun, makanan perlu diatur agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya

Page 17: Makalah posyandu dan kms

harus memadai, dan mutunya sesuai dengan kebutuhan sehari-hari (Nadesul, 2001).

8.Contoh KMS

Kartu Menuju Sehat yang Dipakai di Indonesia

Bagian-Bagian dari KMS (http://www.dkk-bpp.com) a. Sumber berat badan; garis tegak lurus yang terdapat pada sisi kiri setiap kelompok usia dalam KMS b. Garis berat badan; adalah garis-garis mendatar yang dimulai dari sumber berat badan. Angka-angka yang terdapat pada ujung garis berat badan setiap kelompok usia dalam kilogram. c. Garis usia; yakni garis tipis dari atau kebawah dan terakhir pada kolom-kolom bernomor yang menyatakan usia balita dalam bulan. d. Kolom bulan; adalah kolom yang berada dibagian bawah KMS pada setiap kelompok usia. Kolom–kolom ini disediakan untuk menuliskan nama-nama bulan secara berurutan sesudah bulan kelahiran. e. Kolom bulan lahir; adalah kolom bulan yang terletak paling kiri dan bergaris tebal. Kolom ini disediakan untuk diisi dengan bulan lahir balita serta tahunnya.

Page 18: Makalah posyandu dan kms

Pertumbuhan balita yang baik apabila mengikuti arah lengkungan garis pada KMS. Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah sebagai berikut : a. Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang baik/ meningkat berarti ibu telah cukup memberi makanan dengan gizi seimbang. b. Grafik pertumbuhan anak tidak naik berkaitan dengan nafsu makan anak menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau penyebab lain yang perlu digali dari ibu.

9. Cara Mengisi KMS Identitas Mengisi Berat Badan Lahir Tanggal Lahir Mengisi bulan dalam KMS Memplot Berat Badan: BB diletakkan di garis tegak/ vertical Terdapat 2 variasi:

1. Menurut bulan kunjungan. ( tiap kunjungan, 1 titik BB di KMS). 2. Menurut Umur, dibulatkan kebawah ( umur 2 bulan dan umur 2 bulan

lebih 3 minggu ditempat yang sama). Tidak harus digaris tegak Titik garis berat badan jika umurnya tepat di tanggal lahir bulan itu. ( kelebihan 1 minggu berarti maju ¼ kolom)

Membuat Grafik Menghubungkan 2 titik di KMS Ada 2 pendapat:

1) Hanya dapat dihubungkan apabila bulan sebelumnya dating ke posyandu menimbang

2) Arah pertumbuhan/ trend dapat dihubungkan kapan saja.

a. 5 ARAH GARIS PERTUMBUHAN Tumbuh kejar atau Catch-Up Growth atau N1(arah garis pertumbuhan

melebihi arah garis baku) Tumbuh normal atau N2(arah garis pertumbuhan sejajar atau berimpit dengan

arah garis baku) Growth Faltering atai T1 (arah garis pertumbuhan kurang dari arah garis baku

atau pertumbuhan kurang dari yang diharapkan) Flat-Growth atau T2 (arah garis pertumbuhan datar atau berat badan tetap) Loss of Growth atau T3 (arah garis pertumbuhan turun dari arah garis baku)

b. Pengertian tumbuh normal

Page 19: Makalah posyandu dan kms

Yaitu pertumbuhan normal jika berat badan dan panjang badan tumbuh pada persentil yang sama. Dalam aplikasi dengan menggunakan KMS tumbuh normal jika grafik pertumbuhan berat badan anak sejajar dengan kurva baku.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

1. Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu yang mengandung makna: uatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

2. Tujuan Posyandu untuk menurunkan AKB/AKI, membudayakan NKKBS dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan kegiatan KB-Kes serta kegiatan pembangunan lainnya untuk mencapai keluafga sejahtera .

3. Kegiatan Pokok Posyandu mencakup Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare.

4. SIP (Sistem Informasi Posyandu) adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu.

5. Posyandu mandiri merupakan Posyandu percontohan terbaik dengan ciri sebagai berikut :

• Kegiatan secara teratur dan mantap. • Cakupan program/kegiatan baik. • Mempunyai program tambahan. • Memiliki dana sehat dan JPKM yang mantap.

6. Dengan pemantauan pertumbuhan yang benar akan dapat dilakukan deteksi dini hambatan pertumbuhan.

7. Penatalaksanaan hambatan pertumbuhan secara komprehensif akan dapat mencegah terjadinya gagal tumbuh fan malnutrisi 8. Anak dapat tumbuh kembang optimal.

Page 20: Makalah posyandu dan kms

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anas, Syarial R, Pelaksanan Posyandu di Tingkat II Kotamadya Medan, disajikan pada "Temu Karya LKMD Propinsi Sumatera Utara", Medan, 1998. Departemen Dalam Negeri: Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 0 Tahun 1990. Tentang Peningkatan Pembinaan mutu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Jakarta, 1990. Eacang, I, Ilmu kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni,1986. Kanwil Depkes RI Propinssi Sumatera Utara: Mekanisme Operasional Sistem Informasi Posyandu (SIP), disajikan pada Temu Karya Tim Pembina LKMD, Tingkat Propinsi Sumatera Utara, Dalam Rangka Peningkatan Mutu Posyandu Pada Tanggal 5-6 Desember 1996 di Bina Graha Pemdasu Medan, Medan 1996. Tim Pengerak PKK Pusat dan Direktorat Jendral PMD : Posyandu dan Perkembangan, Jakarta,1993. Tim Penggerak PKK Pusat : Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional IV PKK, 11-14 Februari di Jakarta, Jakarta, 1993. Tim Pengerak PKK Pusat: Hasil Rumusan Lokakarya Nasional Peningkatan Mutu Posyandu di Jakarta, 30 Oktober -1 Nopember 1996, Jakarta, 1996.

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/bab-i-

pendahuluan-latar-belakang.html#ixzz2QcJfdRX7