PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DENGAN KMS

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatubangsa pada hakekatnya adalahsuatuupaya pemerintah bersamamasyarakat untuk mensejahterakan bangsa.Salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan nasional suatubangsa adalahtersedianya SDM yang berkualitas.SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kuat, kesehata yang prima menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. aktor tersebu erat kaitannya dengan gi!i masyarakat. "urang gi!i berdampak pada penurunan kul SDM. "urang gi!i akan mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkemba mental dengan kecerdasan, menurunkan produktifitas, kesakitan dan kematian #a!$a %&&'(. Status gi!i masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling mempen secara komplek.di tingkat rumah tangga status gi!i dipengaruhi oleh kemampuan r tangga menyediakan pangan yang cukup baik kuantitas maupun kualitasnya, asuhan ibu dan anak dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan perilaku. Dalam kegiatan posyandu salah satunya adalah memantau pertumbuhan b melalui "MS. Saat ini dengan menurunnya aktifitas posyandu dilapangan Pemantaua pertumbuhan balita berarti melakukan pengecekan secara regular terhadap balita pertumbuhannya sesuai dengan lajur hijau "MS. Beragam cara pengukuran digunakan untuk menafsir pertumbuhan salahsatu diantaranya adalah berat badan menurut umur. Pengukuran yang berulang dan seksa akan memberi perbandingan dengan pengukuran sebelumnya akan diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi sedikit atau sesuai standar #Manefee, %&&)(. Dirasakan bah$a pemantauan pertumbuhan anak melalui "MS juga menurun. *al ini menyebabkan pertumbuhananak tidakdapat dipantau secaradini sehingga menyebabkan timbulnya kasus gi!i buruk dilapangan. *al ini sebenaranya sudah terlambat yang seyogyanya bisa dicegah melalui "MS. +ntuk meningkatkan kembali pengetahuan petugas kesehatan sehingga mempunyai presepsi yang sama dengan pemantauan pertumbuhan balita melalui "MS, maka telah disusun buku panduan penggunaan "MS bagi balita dan petugas kesehatan. 1

description

Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS

Transcript of PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DENGAN KMS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu bangsa pada hakekatnya adalah suatu upaya pemerintah bersama masyarakat untuk mensejahterakan bangsa. Salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa adalah tersedianya SDM yang berkualitas.SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehata yang prima menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor tersebut erat kaitannya dengan gizi masyarakat. Kurang gizi berdampak pada penurunan kulaitas SDM.Kurang gizi akan mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dengan kecerdasan, menurunkan produktifitas, kesakitan dan kematian (azwar 2004). Status gizi masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling mempengaruhi secara komplek.di tingkat rumah tangga status gizi dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan pangan yang cukup baik kuantitas maupun kualitasnya, asuhan gizi ibu dan anak dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan perilaku.

Dalam kegiatan posyandu salah satunya adalah memantau pertumbuhan balita melalui KMS. Saat ini dengan menurunnya aktifitas posyandu dilapangan Pemantauan pertumbuhan balita berarti melakukan pengecekan secara regular terhadap balita, bahwa pertumbuhannya sesuai dengan lajur hijau KMS.

Beragam cara pengukuran digunakan untuk menafsir pertumbuhan salah satu diantaranya adalah berat badan menurut umur. Pengukuran yang berulang dan seksama akan memberi perbandingan dengan pengukuran sebelumnya akan diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi sedikit atau sesuai standar (Manefee, 2008).

Dirasakan bahwa pemantauan pertumbuhan anak melalui KMS juga menurun. Hal ini menyebabkan pertumbuhan anak tidak dapat dipantau secara dini sehingga menyebabkan timbulnya kasus gizi buruk dilapangan. Hal ini sebenaranya sudah terlambat yang seyogyanya bisa dicegah melalui KMS. Untuk meningkatkan kembali pengetahuan petugas kesehatan sehingga mempunyai presepsi yang sama dengan pemantauan pertumbuhan balita melalui KMS, maka telah disusun buku panduan penggunaan KMS bagi balita dan petugas kesehatan.

1.2 Tujuan

Lebih memahami secara nyata tentang pertumbuhan balita dengan KMS, memantau pertumbuhan balita sejak dini dan mengurangi resiko terjadinya kekurangan gizi yang menyebabkan pertumbuhan balita yang terhambat.1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

2. Pertumbuhan Sebagai Indikator Status Gizi

3. Penafsiran Pertumbuhan dengan KMS

4. Posisi Strategis KMS dalam Monitoring Pertumbuhan

5. Gangguan Pertumbuhan

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Pertumbuhan, Perkembangan serta KMS

Pertumbuhan Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Lalu faktor-faktor pertumbuhan anak adalah sebagai berikut :

a) Faktor Pertumbuhan Fisik

Penambahan berat badan anak tergantung dari makanan, hormon dan faktor keturunan. Pada permulaan akil balik, pertumbuhan cepat sekali. Dalam masa yang pendek ini panjang anak dapat bertambah lebih kurang 10 cm per-tahun. Sampai akil balik pertumbuhan anak pria dan wanita kecepatannya berkurang menurut norma tertentu, tetapi setelah itu terdapat perbedaan.

b) Faktor Perkembangan Otak

Gizi yang yang baik terdiri dari berbagai komponen primer termasuk didalamnya protein dengan kandungan asam aminonya, baik yang esensial maupun non-esensial, sumber kalori berupa karbohidrat ataupun lemak, vitamin, dan mineral. Pada penderita gizi buruk sering terjadi kekurangan asupan protein, asam lemak, zat besi, dan beberapa komponen vitamin dan mineral lainnya yang merupakan salah satu faktor utama yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. Zat gizi yang dibutuhkan harus tersedia secara tepat baik kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan gizi pada masa tumbuh-kembang ini dapat menimbulkan kelainan yang bersifat ireversibel, artinya tidak dapat diperbaiki lagi setelah masa kritis tersebut teratasi.Pada penderita malnutrisi kurang gizi dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kecerdasan anak. Seorang peneliti mengungkapkan bahwa kekurangan zat gizi berupa vitamin, mineral dan zat gizi lainnya mempengaruhi metabolisme di otak sehingga mengganggu pembentukan DNA di susunan saraf. Hal itu berakibat terganggunya pertumbuhan sel-sel otak baru atau mielinasi sel otak terutama usia di bawah 3 tahun. Terganggunya pertumbuhan itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kecerdasan anak.c) Faktor Perkembangan Kepandaian

Selama dalam kandungan, susunan saraf yang optimal bisa tumbuh dengan kecepatan 2.500.000 neuron per menit. Sehingga pada akhir pertumbuhannya terbentuk sejumlah satu triliun neuron. Pembentukan neuron ini amat peka terhadap pengaruh gizi, kimiawi, trauma fisik, pengalaman, dan latihan. Kekurangan gizi pada masa kehamilan menghambat multiplikasi sel-sel janin sehingga jumlah sel neuron dapat pula berkurang. Sedangkan kekekurangan gizi pada anak di bawah umur tiga tahun akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan sel-sel glia dan proses mielinasi. Gangguan yang terjadi pada proses awal pembentukan otak akibat kekurangan gizi tidak bisa diperbaiki pada tahap berikutnya.

d) Faktor Kematangan Sosial

Usia keronologis dan usia mental anak. Semakin bertambahnya usia anak, ia akan semakin trampil, semakin besar dan terampilannya, semakin baik pula kualitasnya. Usia kronologis juga berhubungan dengan kematangan. Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan

Urutan anak, ada perbedaan perkembangan motorik anak menurut urutan kelahiran anak. Biasanya perkembangan motorik anak pertama cenderung lebih baik daripada perkembangan anak yang lahir kemudian hal ini lebih dikeranakan oleh perbedaan rangsangan yang diberikan oleh orang tuanya. Demikian juga dengan kondisi kematangan sosial anak hal ini dipengaruhi oleh urutan anak. Anak pertama akan lebih banyak memerankan model sosial dibandingkan dengan anak tengah ataupun anak bungsu.

Jenis kelamin, jenis kelamin membedakan pola interaksi sosial anak antara anak perempuan dan anak laki-laki memiliki perbedaan pola interaksi, hal ini mempengaruhi pula pada kematangan sosial anak. Dua anak yang usianya sama tetapi berjenis kelamin berbeda, maka kematangan sosialnya pada aspek-aspek tertentu tentu berbeda.

Keadaan sosial ekonomi, kondisi perekonomian orang tua (keluarga) akan berdampak pada sikap interaksi sosial anak. Secara umum dapat tergambarkan bahwa anak-anak yang memiliki kondisi sosial ekonomi lebih baik maka anak akan memiliki kepercayaan diri yang baik pula. Anak-anak orang kaya memiliki berbagai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan sosialnya pada berbagai kesempatan dan kondisi lingkungan yang berbeda. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat.

Kepopuleran anak, anak-anak yang memiliki kelebihan dalam hal kepopuleran maka anak tersebut akan semakin bisa diterima oleh lingkungan sosialnya.f. Pendidikan. Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang

Kepribadian anak, kepribadian anak disini adalah tipologi anak pada masa perkembangan. Anak-anak yang memiliki kepribadian terbuka atau yang disebut berkepribadian extrofert akan lebih bisa berinteraksi dengan lingkungannya dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki tipe kepribadian tertutup introfert.

Keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga. Pendidikan orang tua mempengaruhi bagaimana anak bersikap dengan lingkungannya. Ketidaktahuan orang tua akan kebutuhan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya tentu membatasi anak untuk dapat lebih leluasa melakukan eksplorasi sosial diluar lingkungan rumahnya. Pendidikan orang tua yang tinggi, atau pengetahuan yang luas maka orang tua memahami bagaimana harus memposisikan diri dalam tahapan perkembangan anak. Orang tua yang memiliki pengetahuan dan pendidikan yang baik maka akan mendukung anaknya agar bisa berinteraksi sosial dengan baik.

Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi. Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.

Perkembangan Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka keseluruhan.

Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli

Pendapat para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah dirangkumkan oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang saling berkaitan adalah :

a) Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.b) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnyaSetiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

c) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbedaSebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

d) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

e) Perkembangan mempunyai pola yang tetapPerkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

f) Perkembangan memiliki tahap yang berurutanTahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya. Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajarKematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.

Pola perkembangan dapat diramalkanTerdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.2.2 Pertumbuhan sebagai Indikator Status Gizi

2.2.1 Pemantauan Pertumbuhan Balita

Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Kebutuhan zat gizi akan meningkat pada masa percepatan pertumbuhan sang anak. Anak yang pertumbuhannya baik merupakan bukti yang menunjukan bahwa antara asupan dan kebutuhan gizinya seimbang, sedangkan anak yang pertumbuhannya tidak baik adalah bukti bahwa asupan dan kebutuhan gizinya tidaklah seimbang (kurang). Jika status gizi seorang anak normal maka anak tersebut akan tumbuh normal.

Periode pertumbuhan dan perkembangan terbagi atas neonatus dan bayi. Neonatus adalah sejak anak lahir sampai 28 hari. Diatas 29 hari sampai usia 12 bulan termasuk katagori periode bayi. Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama pada aspek kognitif, matorik dan sosial dan pertumbuhan rasa percaya diri pada anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua. Kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan sensoris motor muklat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak karena anak masih tergantung secara total kepada lingkungan, terutama keluarga sebagai lingkungan pertama (Sopariasa, 2004).

Beberapa teori perkembangan yang dianut oleh Erik Erikson (2003) tentang perkembangan dari berbagai aspek yang berbeda, namun semua sepakat bahwa proses perkembangan terjadi selangkah-demi selangkah secara urut dan teratur. Erikson mengungkapkan bahwa perkembangan emosional berjalan sejajar dengan pertumbuhan, dan interaksi antara perkembangan fisik dan psikologis. Sedangkan Sigmund Freud terkenal sebagai penggali teori alam bawah sadar dan pakar Psikoanalisis menerangkan bahwa berbagai problem yang dihadapi penderita dewasa ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami selama perkembangan psikososialnya. Jean Piaget adalah pakar paling terkemuka dalam bidang teori perkembangan kognitif. Adapun inti pengertian teori Piaget menurut Monks adalah bahwa perkembangan dipandang sebagai kelanjutan generasi Embrio. Sears mengembangkan teori belajar yang dikaitkan dengan perilaku anak dalam perkembangan. Ia juga sangat menekankan pengaruh orang tua terhadap perkembangan anaknya, ia berpendapat bahwa pola asuh sangat menentukan perkembangan kepribadian anak (Sarwono, 2005).

Pemantauan pertumbuhan balita berarti melakukan pengecekan secara regular terhadap balita, bahwa pertumbuhannya sesuai dengan lajur hijau KMS pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Beragam cara pengukuran digunakan untuk menafsir pertumbuhan salah satu diantaranya adalah berat badan menurut umur. Pengukuran yang berulang dan seksama akan memberi perbandingan dengan pengukuran sebelumnya akan diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi sedikit atau sesuai standar (Manefee, 2008).

Berat badan terkait dengan tingkat kesehatan Balita. Dengan KMS, ibu dapat mengetahui pertumbuhan berat badan ideal yang harus dicapai oleh Balita ibu sesuai dengan perkembangan usianya. Melalui KMS, ibu dapat mengetahui bahan makanan sesuai gizi seimbang dan pedoman pemberian makanan yang sehat untuk Balita ibu, sehingga diharapkan balita ibu akan tumbuh dan berkembang. Mengingat pentingnya informasi yang ada dalam KMS, sebaiknya setiap ibu yang mempunyai balita memiliki KMS. KMS harus dibawa ketika memeriksakan balita di posyandu, puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya (DepKes RI, 2005).

Anak Balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP). dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :

a) Anak anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa.

b) Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

c) Anak balita sudak main ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri, sehingga mudah tercemar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.

d) Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak memperhatikan lagi makanan anak balita, karena di anggap sudah dapat makan sendiri. (Supariasa, 2004)

Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk: Memantau pertumbuhan berat badan-balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), memberikan konseling gizi, dan memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan. Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan berturut-turut: NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T) dengan cara yang telah ditetapkan dalam buku Panduan Penggunaan KMS Bagi Petugas Kesehatan.

Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang datang ke posyandu dan ditimbang (D), jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O), jumlah anak yang baru pertama kali ditimbang (B), dan banyaknya anak yang berat badannya di Bawah Garis Merah (BGM). Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan yang bersangkutan (K)

Data yang tersedia di posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan fungsinya, yaitu: Kelompok data yang dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan balita, baik untuk penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau T dan BGM), dan penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D). Kelompok data yang digunakan untuk tujuan pengelolaan program/ kegiatan di posyandu (% D/S dan % K/S) (Depkes RI, 2005)

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006)

Menurut Depkes RI (2006), sasaran Pelayanan Kesehatan di Posyandu adalah: bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui serta Pasangan Usia Subur (PUS).

2.2.2 Indikator Gizi

Menurut Gibson (1990) , untuk pengukuran status gizi dengan indikator berat badan menurut umur (BB/U) merupakan salah satu indeks antropometri yang memberikan gambaran massa tubuh seseorang. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yan mendadak seperti terkena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.

Indikator berat badan sering digunakan untuk menentukan status gizi karena caranya mudah, sehingga dapat dikerjakan oleh orang tua atau anak, tidak harus oleh tenaga kesehatan. Pengukuran berat badan yang dilakukan berulang-ulang dapat menggambarkan pertumbuhan anak. Alat yang digunakan tidak selalu mudah karena harus memenuhi syarat, kokoh, kuat murah mudah dibawa.

Sedangkan Depkes RI (2002) mengatakan bahwa dalam keadaan normal dan keadaan kesehatan baik, keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin maka berat badan berkembang mengikuti bertambahnya umur. Dalam keadaan abnormal ada dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini menurut umur dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengukur status gizi saat ini.

Selain BB/U ada indikator status gizi yang juga sering digunakan, yaitu indikator berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) (Soekirman, 2000).

Indikator BB/TB (wasting status) adalah merupakan indikator yang terbaik digunakan untuk menggambarkan status gizi saat kini jika umur yang akurat sulit diperoleh dan lebih sensitif serta spesifik sebagai indikator defisit massa tubuh yang dapat terjadi dalam waktu singkat atau dalam periode waktu yang cukup lama sebagai akibat kekurangan makan atau terserang penyakit infeksi.

2.2.3 Pemantauan Status Gizi

Terdapat metode pemantauan status gizi, diantaranya dmenggunakan antropometri. Menurut Jahari (2004), antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Ukuran tubuh seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. Sementara Soekirman (2000), mengatakan bahwa interpretasi dari keadaan gizi anak dengan indikator BB/U, TB/U dan BB/TB yang digunakan pada survei khusus, akan menjadikan kesimpulan bisa lebih tajam.

Beberapa indikator status gizi sebagai hasil kesimpulan dari penilaian status gizi tersebut dikategorian sebagai berikut :

1. Jika BB/U dan TB/U rendah sedangkan BB/TB normal ; kesimpulannya keadaan gizi anak saat ini baik, tetapi anak tersebut mengalami masalah kronis, karena berat badan anak proporsional dengan tinggi badan.

2. BB/U normal ; TB/U rendah; BB/TB lebih ; kesimpulannya anak mengalami masalah gizi kronis dan pada saat ini menderita kegemukan (Overweight) karena berat badan lebih dari proporsional terhadap tinggi badan

3. BB/U , TB/U dan BB/TB rendah ; anak mengalami kurang gizi berat dan kronis. Artinya pada saat ini keadaan gizi anak tidak baik dan riwayat masa lalunya juga tidak baik

4. BB/U, TB/U dan BB/TB normal ; kesimpulannya keadaan gizi anak baik pada saat ini dan masa lalu

5. BB/U rendah; TB/U normal; BB/TB rendah ; kesimpulannya anak mengalami kurang gizi yang berat (kurus), keadaan gizi anak secara umum baik tetapi berat badannya kurang proporsional terhadap Tinggi badannya karena tubuh anak jangkung.

2.2.4 Aspek Pertumbuhan yang dipantau melalui KMSa) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.

c) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

d) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

2.3 Penafsiran Pertumbuhan dengan KMS

2.3.1 Pengertian KMS

.

Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak.

KMS-Balita juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.

KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS.

KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.

KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indicator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga dapat diartikan sebagai rapor kesehatan dan gizi (Catatan riwayat kesehatan dan gizi ) balita ( Depkes RI, 1996 ).

Di Indonesia dan negara - negara lain, pemantauan berat badan balita dilakukan dengan timbangan bersahaja ( dacin ) yang dicatat dalam suatu sistem kartu yang disebut Kartu Menuju Sehat (KMS). Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak yang dipantau dapat segera terlihat pada grafik pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang dicatat dan tertera pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang menderita hambatan pertumbuhan di suatu daerah dapat segera terlihat dalam jangka waktu periodik ( bulan ) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya dan dibuat rancangan untuk diambil tindakan penanggulangannya secepat mungkin. Kondisi kesehatan masyarakat secara umum dapat dipantau melalui KMS, yang pertimbangannya dilakukan di Posyandu ( Pos Pelayanan terpadu ), (Sediaoetama, 1999 ).

Indikator BB / U dipakai di dalam Kartu Menuju Sehat ( KMS ) di Posyandu untuk memantau pertumbuhan anak secara perorangan. Pengertian tentang Penilaian status Gizi dan Pemantauan pertumbuhan sering dianggap sama sehingga mengakibatkan kerancuan. KMS tidak untuk memantau gizi, tetapi alat pendidikan kepada masyarakat terutama orang tua agar dapat memantau pertumbuhan anak, dengan pesan Anak sehat tambah umur tambah berat ( Soekirman, 2000 ).2.3.2 Manfaat KMS

Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.

Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak

Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :

Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan

Semua kolom isian diiisi dengan benar

Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat

Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita

Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan

Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan tindakan yang sesuai.

Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS

KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.

2.3.3 Fungsi KMS

1. Sebagai media untuk mencatat / memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap.

2. Sebagai media penyuluhan bagi orang tua balita tentang kesehatan balita

3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.

4. Sebagai kartu analisa tumbuh kembang balita

( Depkes RI, 1996 )Fungsi KMS ditetapkan hanya untuk memantau pertumbuhan bukan untuk penilaian status gizi. Artinya penting untuk memantau apakah berat badan anak naik atau turun, tidak untuk menentukan apakah status gizinya kurang atau baik, ( Soekirman, 2000 ).

2.3.4 Penafsiran Grafik Pertumbuhan

Grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan baku WHO NCHS yang disesuaikan dengan situasi Indonesia. Gambar grafik pertumbuhan dibagi dalam 5 blok sesuai dengan golongan umur balita. Setiap blok dibentuk oleh garis tegak / skala berat dalam kg dan garis datar skala umur menurut bulan. Blok 1 untuk bayi

berumur 0 12 bulan, blok 2 untuk anak golongan umur 13 24 bulan, blok 3 untuk anak golongan umur 25 36 bulan. Grafik pertumbuhan untuk bayi dan anak sampai dengan umur 36 bulan terdapat pada halaman dalam KMS. Sedangkan untuk anak umur 37 60 bulan terdapat pada halaman berikutnya yang dibagi menjadi 2 blok yaitu blok ke 4 untuk anak umur 37 48 bulan dan blok ke 5 untuk anak golongan yang umur 49 60 bulan. Dalam setiap blok, grafik pertumbuhan dibentuk dengan garis merah (agak melengkung) dan pita warna kuning, hijau dan hijau tua. Dasar pembuatannya sebagai berikut :

a. Garis merah (agar melengkung) dibentuk dengan menghubungkan angka angka yang dihitung dari 70 % median baku WHO NCHS.

b. Dua pita warna kuning di atas garis merah berturut- turut terbentuk masing - masing dengan batas atas 75 % dan 80 % median baku WHO NCHS.

c. Dua pita warna hijau muda di atas pita kuning dibentuk masing masing dengan batas atas 85 % dan 90 % median baku WHO NCHS.

d. Dua pita warna hijau tua di atasnya dibentuk msing - masing dengan batas atas 95 % dan 100 % median baku WHO NCHS.

e. Dua pita warna hijau muda dan kuning masing masing pita bernilai 5 % dari baku median adalah daerah di mana anak anak sudah mempunyai kelebihan berat badan.

2.3.5 Cara Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan pada BalitaPertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. 2.4 Posisi Strategis KMS dalam Monitoring

Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan. Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan bulan diisikan dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak. Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan berturut-turut: NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T) dengan cara yang telah ditetapkan dalam buku Panduan Penggunaan KMS Bagi Petugas Kesehatan.

Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan dicatat pula jumlah anak yang datang ke posyandu dan ditimbang (D), jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu (O), jumlah anak yang baru pertama kali ditimbang (B), dan banyaknya anak yang berat badannya di Bawah Garis Merah (BGM). Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan yang bersangkutan (K)

Bila kecenderungan grafik N maka pertumbuhan sang anak tidak bermasalah.

Bila kecenderungan grafik T maka pertumbuhan sang anak bermasalah, anak mengidap gizi buruk.

Bila nilai BB naik, tetapi grafik tidak berpindah ke pita yang lebih bawah (T1): kenaikan/pertumbuhan BB yang tidak memadai artinya pembentukan jaringan baru lebih lambat dari anak sehat.

Bila nilai BB tetap sehingga arah grafik mendatar (T2) pertumbuhan berhenti artinya pembentukan jaringan barutidak terjadi.

Bila nilai BB berkurang sehingga arah grafik menurun (T3) pertumbuhan negatif artinya terjadi penghancuran jaringan yang sebelumnya telah terbentuk.

Contoh gambar grafik mengenai posisi strategis kms dalam monitoring pertumbuhan2.5 Gangguan Pertumbuhan

Penyebab gangguan pertumbuhan yang biasa kita temui adalah infeksi (akut & kronis) dan kurang makan (dilihat dari kuantitas & kualitas). Penyebab yang paling sering menjadi kegagalan balita dalam menaikan berat badan :

Demam

Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 370C yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Demam juga bisa merupakan pertanda bahwa sel antibodi kita (sel darah putih) sedang melawan suatu virus . Batuk pilek, sesak napas (ISPA)

Infeksi saluran napas akut dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.Infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk-pilek, disebabkan oleh virus, dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.

Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk-pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.

ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia (radang paru-paru) sering terjadi pada anak-anak terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak sehat. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau malah berlebihannya pemakaian antibiotik.

Hingga saat ini angka kematian akibat ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan parah/lanjut dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi.

Diare

Diare adalah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar terus menerus dengan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare bisa disebabkan karena ginjal yang luka, penyakit alergi terhadap gula frruktosa atau laktosa, memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan secara berlebihan, kelebihan vitamin C, atau karena infeksi bakteri seperti Escherichia coli, Salmonella, dan Vibrio cholera.

Campak

Nama latin atau nama ilmiah penyakit campak adalah Morbili atau Morbillia atau Rubeola. Dalam bahasa inggris Measles, dalam bahasa Jerman Masern, dan dalam bahasa Islandia Mislingar. Selain itu di beberapa daerah campak juga suka disebut Tampek. Definisi Penyakit campak adalah salah satu jenis penyakit infeksi menular yang diakibatkan virus yang ditandai dengan ciri-ciri dan gejala demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata) dan ruam pada kulit dan banyak menyerang anak-anak khususnya balita.Apa penyebab penyakit campak ? Penyakit campak disebabkan oleh virus yaitu virus campak (Paramiksovirus). Sasaran virus campak adalah anak-anak yang sedang mengalami kondisi tubuh yang lemah dan kurangnya asupan gizi yang bagus. Virus penyakit campak menyebar melalui air liur dan udara yang berasal dari batuk dan bersin penderita.Campak memiliki masa inkubasi sekitar 10 sampai dengan 14 hari. Masa inkubasi adalah masa sejak pertama kali virus masuk ke dalam tubuh penderita (berjangkit), kemudian virus berkembang biak dan menimbulkan Ciri-ciri dan Gejala sebagai berikut :

a) Letih lesu, mata berair dan meradang, filek serta batuk. Gejala awal ini mirip sekali dengan batuk filek biasa.

b) Muncul demam yang tinggi , demam bisa mencapai 40 derajat Celcius atau lebih dan kaadaan ini biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 5 hari.

c) Timbul bercak-bercak (bintikl-bintik) berwarna merah di badan, bercak dalam campak berbeda dengan bercak pada sakit cacar. Bercak timbul pertama kali di bagian belakang telinga, lalu ke bagian wajah, leher dan tangan dan akhirnya bercak menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kaki. Saat bercak berwarna kemerahan muncul demam biasanya masih dirasakan penderita sampai dengan 2 hari sesudahnya. Dalam waktu 3 sampai dengan 4 hari bercak ini akan menghilang dengan sendirinya dan berubah warna menjadi kecoklatan.

Tuberkulosa

Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mikobakterium tuberkulosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.

Penyebab TBC adalah kuman TBC (mycobacterium tuberculosis). Sebetulnya, untuk mendeteksi bakteri TBC (dewasa) tidak begitu sulit. Pada orang dewasa bisa dideteksi dengan pemeriksaan dahak langsung dengan mikroskop atau dibiakkan dulu di media. Yang sulit adalah mendeteksi penyakit TBC pada anak, karena tidak mengeluarkan kuman pada dahaknya dan gejalanya sedikit, sehingga harus dibuat diagnosis baku untuk mendiagnosis anak TBC sedini mungkin.

Tanda Dan Gejala Penyakit TBC Anak

a) Sekitar 4 8 minggu setelah terinfeksi kuman TBC anak mengalami demam yang bukan disebabkan oleh tifus, malaria atau infeksi saluran nafas.

b) Anak batuk lebih dari 30 hari walaupun sudah menerima pengobatan.

c) Anak kehilangan nafsu makan, kurang bergairah dan berat badan mengalami penurunan.

d) Terjadi pembesaran kelenjar linfe di beberapa tempat seperti leher, ketiak dan lipatan paha.

e) Muncul flek di paru-paru

f) Diare yang berkepanjangan sekalipun sudah dilakukan pengobatan.

g) Muncul tanda kemerahan 3 7 hari setelah vaksin BCG. Gejala ini sangat jarang terjadi.h) Mata merah tapi bukan karena sakit mata.

Gangguan telinga (otitis media)

Infeksi telinga adalah salah satu alasan yang paling sering membuat anak-anak mengunjungi dokter anak (mencapai 20%). Umumnya sering terjadi pada anak yang usianya di bawah 2 tahun. Ada berbagai jenis infeksi telinga, tetapi yang paling sering adalah infeksi telinga tengah (otitis media akut)

Penyebab otitis media

Telinga manusia dibagi menjadi 3 ruang, yaitu ruang telinga luar, tengah dan dalam. Otitis media terjadi karena aerasi yang tidak efektif di ruang telinga tengah yang disebabkan oleh fungsi tuba eustacius yang tidak baik. Tuba eustacius adalah suatu saluran yang menghubungkan antara telinga dengan bagian dalam hidung. Infeksi Saluran Pernapasan dapat mengenai bagian ini lalu ke telinga. Dapat juga terjadi infeksi sekunder oleh bakteri di daerah ruang telinga tengah ini.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena otitis media pada bayi / anak:

a) Jenis kelamin laki-laki

b) Faktor genetic (keturunan)

c) Paparan asap rokok

d) Sering menggunakan dot

e) Menderita alergi, seperti dermatitis atopic, rhinitis alergi atau asma

f) Anak menderita defisiensi system imun seperti HIV/AIDS

Tanda dan gejala otitis media pada anaka) Usia < 2 tahun: demam, rewel, tidak mau makan, tidak bisa tidur, terlihat lemas

b) Usia > 2 tahun: demam dan sakit di telinga, sulit tidur, tidak mau makan

Cacat bawaan (Labio-palato schizis, Congenital Heart Disease, dll)

1. Labio gnato palato schizis adalah suatu kelainan bawaan dimana terbentuk celah padabibir, gusi, langit-langit (palatum) yang bermanifestasi sendiri-sendiri atau bersamaan (sumbingbibir dan langit-langit. Celah bibir (bibir sumbing) adalah suatu ketidaksempurnaan padapenyambungan bibir bagian atas yang biasanya berlokaasi tepat di bawah hidung. Celah langit-langit adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut dan menuju ke saluranudara di hidung. Teori dari His & Drusy yg menyatakan celah bibir &langit-langit akibatkegagalan pertemuan ujung-ujung (prominentia) di sekitar mulut saat trimester awalke hamilan. Teori dari Stark yang menyatakan bahwa sebenarnya pertemuan ujung-ujung tersebutterjadi namun disusul dengan kegagalan karena salah satu lapisan pembentuknya yangdisebut mesoderm gagal menyatu2. Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung bawaan adalah kelainan jantung yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir. Tetapi kelaianan jantung bawaan ini tidak selalu memberi gejala segera setelah bayi lahir tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun (Ngastiyah:1997).Penyebab penyakit jantung congenital berkaitan dengan kelainan perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu, jantung dan pembuluh darah besar dibentuk. Penyebab utama terjadinya penyakit jantung congenital belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan.

BAB IIIPENUTUP

Tumbuh merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar. BerkembangBerkembang merupakan salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kualitatif.

Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Kebutuhan zat gizi akan meningkat pada masa percepatan pertumbuhan sang anak. Anak yang pertumbuhannya baik merupakan bukti yang menunjukan bahwa antara asupan dan kebutuhan gizinya seimbang, sedangkan anak yang pertumbuhannya tidak baik adalah bukti bahwa asupan dan kebutuhan gizinya tidaklah seimbang (kurang). Jika status gizi seorang anak normal maka anak tersebut akan tumbuh normal.

Pertumbuhan merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi. Kebutuhan zat gizi akan meningkat pada masa percepatan pertumbuhan sang anak. Anak yang pertumbuhannya baik merupakan bukti yang menunjukan bahwa antara asupan dan kebutuhan gizinya seimbang, sedangkan anak yang pertumbuhannya tidak baik adalah bukti bahwa asupan dan kebutuhan gizinya tidaklah seimbang (kurang). Jika status gizi seorang anak normal maka anak tersebut akan tumbuh normal.

Penyebab gangguan pertumbuhan yang biasa kita temui adalah infeksi (akut & kronis) dan kurang makan (dilihat dari kuantitas & kualitas). Demam

Batuk pilek, sesak napas (ISPA)

Diare

Campak

Tuberkulosa

Gangguan telinga (otitis media)

Cacat bawaan (Labio-palato schizis, Congenital Heart Disease, dll)

3.2 SaranDengan makalah ini penulis mengharapkan dapat memberikan suatu penjelasan kepada para pembaca tentang Pemantauan Pertumbuhan Balita dengan KMS, sehingga setidaknya para pembaca dapat mengetahui bagaimana pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS serta memberikan informasi mengenai masalah-masalah pertumbuhan pada balita

DAFTAR PUSTAKA

____. Ilmu Keperawatan Anak: Cara Pemberian KMS (2011, 5 November). Diperoleh 7 Maret 2014 dari http://ortipulang.blogspot.com/2010/11/kms.html____. Infeksi Telinga Akut pada Anak. Diperoleh 7 Maret 2014 dari http://dokita.co/blog/infeksi-telinga-akut-pada-anak/____. ISPA (2013, 6 April). Diperoleh 7 Maret 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_saluran_napas_atas____. Labio gnato palato schizis (2013, 26 Juli). Diperoleh 7 Maret 2014 dari http://dokterdewikusumastuti.blogspot.com/2013/07/labio-gnato-palato-schizis.html____. Pemantauan Status Gizi (2013, 4 Maret). Diperoleh 7 Maret 2014, dari http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/pemantauan-status-gizi.html____. Pengertian Demam (2014, 8 Februari). Diperoleh 7 Maret 2013, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Demam____. Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (2011, 31 Maret). Diperoleh 7 Maret 2014 dari http://dokterkecil.wordpress.com/2011/03/31/ispa-infeksi-saluran-pernapasan-akut/____. Pengertian Penyakit Campak Pada Anak (2013, 21 November). Diperoleh 7 Maret 2014 dari http://www.jepitjemuran.com/ciri-ciri-gejala-dan-penyebab-penyakit-campak-pada-anak/____. Penyakit Diare. Diperoleh 7 Maret 2014 dari http://penyakitdiare.com/____. Penyakit Jantung Bawaan (BPJ) (2011, 29 April). Diperoleh 7 Maret 2014 dari http://maslichah05.wordpress.com/2011/04/29/penyakit-jantung-bawaan-pjb/____. Sekilas Tentang TBC Anak. Diperoleh 7 Maret 2014 dari http://obattbcanakblog.wordpress.com/LUQMAN NURFAIZIN, S.Psi gainya 11 November 2008

http://puskesmas-oke.blogspot.com/2008/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_11.htmlGerungan. (1987). Psikologi Sosial. Bandung: PT Erasco.

Hurlock, E. (1999), Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan), Jakarta : Erlangga

Gunarsa, S. (1992), Psikologi Untuk Keluarga, Jakarta : BPK Gunung Mulia.13