Makalah Pleno Kasus 4 Ok

37
1 KASUS 4 DESAIN PERAWATAN SINGLE DENTURE DAN KASUS KENNEDY KELAS II MODIFIKASI 2 PADA RAHANG BAWAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kasus 4 didapatkan data, perempuan 65 tahun datang ke klinik FKG Unair atas saran anaknya yang bekerja sebagai pedagang untuk membuatkan GT menggantikan GT lama yang sudah longgar. GT RA yang lama dibuat kira-kira 5 tahun yang lalu, untuk RB belum pernah dibuatkan. Gigi-gigi dicabut karena keropos, pencabutan terakhir minggu yang lalu pada gigi depan bawah. Pasien tidak menderita penyakit sistemik. Prostodonti adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang dimaksudkan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi rongga mulut, kenyamanan, estetika dan kesehatan pasien dengan cara membuat restorasi gigi-geligi asli dan/ atau mengganti gigi-gigi yang sudah tanggal dan jaringan rongga mulut serta maksilofasial yang sudah rusak dengan pengganti buatan (Hartono et al, 2011). Hal yang dapat dilakukan ketika kehilangan gigi ada 3. Pertama, tidak melakukan penggantian terhadap gigi yang hilang tadi; kedua, memberikan gigi tiruan cekat dan

Transcript of Makalah Pleno Kasus 4 Ok

Page 1: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

1

KASUS 4

DESAIN PERAWATAN SINGLE DENTURE DAN KASUS KENNEDY KELAS II MODIFIKASI 2 PADA RAHANG BAWAH

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kasus 4 didapatkan data, perempuan 65 tahun datang ke klinik FKG

Unair atas saran anaknya yang bekerja sebagai pedagang untuk membuatkan GT

menggantikan GT lama yang sudah longgar. GT RA yang lama dibuat kira-kira 5

tahun yang lalu, untuk RB belum pernah dibuatkan. Gigi-gigi dicabut karena

keropos, pencabutan terakhir minggu yang lalu pada gigi depan bawah. Pasien

tidak menderita penyakit sistemik.

Prostodonti adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang dimaksudkan untuk

mengembalikan dan mempertahankan fungsi rongga mulut, kenyamanan, estetika

dan kesehatan pasien dengan cara membuat restorasi gigi-geligi asli dan/ atau

mengganti gigi-gigi yang sudah tanggal dan jaringan rongga mulut serta

maksilofasial yang sudah rusak dengan pengganti buatan (Hartono et al, 2011).

Hal yang dapat dilakukan ketika kehilangan gigi ada 3. Pertama, tidak melakukan

penggantian terhadap gigi yang hilang tadi; kedua, memberikan gigi tiruan cekat

dan pilihan ketiga adalah membuatkan geligi tiruan sebagian lepasan (Aryanto,

1991).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perawatan dan peranti prostesa yang akan digunakan untuk

penderita pada kasus ini?

2. Apa saja desain dan macam prostesa yang bisa digunakan untuk perawatan

penderita tersebut?

3. Apakah macam dan desain prostesa yang terbaik buat penderita berdasarkan

pada prinsip prostodonsia?

Page 2: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

2

1.3 Tujuan

1. Mengetahui perawatan dan peranti prostesa yang akan digunakan untuk

penderita pada kasus ini

2. Mengetahui apa saja desain dan macam prostesa yang bisa digunakan untuk

perawatan penderita tersebut

3. Mengetahui macam dan desain prostesa yang terbaik buat penderita

berdasarkan pada prinsip prostodonsia.

Page 3: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gigi Tiruan Lengkap

Gigi tiruan lengkap (full denture) adalah gigi tiruan yang menggantikan

seluruh gigi baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Gigi tiruan lengkap

perlu digunakan untuk mencegah pengkerutan tulang alveolar, berkurangnya

vertikal dimensi disebabkan turunnya otot-otot pipi karena tidak adanya

penyangga dan hilangnya oklusi sentrik.

Gambar 1. Full Denture

Pada orang yang kehilangan seluruh giginya, vertical dimensi oklusi

alami akan hilang dan mulut cenderung overclosure. Hal ini menyebabkan pipi

berkerut dan masuk ke dalam serta membentuk commissure. Selain itu, lidah

sebagai kumpulan ototyang sangat dinamis karena hilangnya gaya gigi akan

mengisi ruang selebar mungkin sehingga lidah membesar dan nantinya dapat

menyulitkan proses pembuatan gigi tiruan lengkap. Selama berfungsi rahang

bawah berusaha berkontak dengan rahang atas sehingga dengan tidak adanya gigi-

gigi rahang atas dan rahang bawah akan menyebabkan hilangnya oklusi sentrik

sehingga mandibular menjadi protrusi dan hal ini menyebabkan malposisi

temporo mandibular joint.

Indikasi pembuatan gigi tiruan lengkap, yaitu:

1. Individu yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut

2. Individu yang masih punya beberapa gigi, tetapi harus dicabut karena

kerusakan gigi yang masih ada tidak mungkin diperbaiki.

Page 4: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

4

3. Bila dibuatkan gigi tiruan sementara, gigi yang masih ada akan mengganggu

keberhasilannya

4. Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat

5. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis yang akan diperoleh.

2.1.1 Komponen Gigi Tiruan Lengkap

Komponen – komponen gigi tiruan lengkap antara lain :

1. Basis

Merupakan bagian gigi yang menggantikan tulang alveolaryang sudah

hilang, dan berfungsi mendukung (elemen) gigi tiruan. Di desain sesuai diatas

sisa alveolar ridge dan disekitar gingiva.

2. Flange

Bagian dari basis yang membentang diatas mukosa, melekat dari

margin servikal gigi hingga batas gigi tiruan

3. Post Dam

Retensi dari gigi tiruan rahang atas yang tergantung dari suction seal.

4. Gigi tiruan

Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian geligi tiruan sebagian

lepasan yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Dalam seleksi

elemen ada metode pemilihan gigi anterior dan posterior serta faktor-faktor

yang harus diperhatikan, yaitu ukura, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan

bahan elemen.

2.1.2 Macam – Macam Gigi Tiruan Lengkap

A. Single Complete Denture

Adalah gigi tiruan lengkap tunggal yang berlawanan dengan gigi asli.

Single denture dibuat jika berlawanan dengan salah satu di bawah ini :

1. Gigi asli yang terdapat dalam jumlah tertentu dan tidak terlalu memerlukan

gigi tiruan permanen lepasan.

2. Rahang dengan edentulous parsial, dimana gigi yang tanggal telah atau akan

diganti dengan GTT tetap.

Page 5: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

5

3. Rahang dengan edentulous parsial, di mana gigi yang hilang telah akan

diganti oleh GTSL.

4. Complete denture yang sudah ada

B. Single Maxillary Complete Denture

Keuntungannya lebih stabil, mudah bertahan pada tempatnya, mudah

ditolerans daripada denture rahang bawah .

1. Single Complete Denture RA yang berlawanan dengan gigi asli RB

Perlu dilakukan occlusal adjustment dengan mengecilkan buccolingual

dan grinding tepi incisal.

Bila gigi anterior RA tidak dapat disusun umtuk memenuhi estetika maka

dilakukan reposisi gigi asli dengan mengubah mahkota gigi asli serta

membuat oklusi seimbang alam hubungan sentrik.

Sering dijumpai flabby tissue

2. Single Complete denture RA yang berlawanan dengan RB dengan GTT

Masalah yang timbul berhubungan dengan restorasi

Prinsip oklusi sama dengan complete denture

Bahan yang digunakan

Jika GTT dibuat dari porselen, gigi pada single denture bisa porselen atau

akrilik. Jika permukaan oklusal enamel atau emas, permukaan gigi single

denture dari emas atau akrilik.

3. Single Complete Denture RA yang berlawanan dengan GTSL RB

Tidak kontra indikasi

2.2 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

2.2.1 Klasifikasi Kennedy

Kennedy mengklasifikasikan daerah tak bergigi menjadi 4 kategori yaitu :

1. Kelas I : Daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih

ada dan berada pada kedua sisi rahang ( bilateral)

2. Kelas II :daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih

ada, tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja ( unilateral)

Page 6: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

6

3. Kelas III : daerah tak bergigi terletak diantara gigi-gigi yang masih ada di

bagian posterior maupun anteriornya dan unilateral.

4. Kelas IV :daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi-gigi yang

masih ada dan melewati garis tengah rahang.

2.2.2 Komponen Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

1. Retainer

Retainer merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi

member retensi dan karenanya mampu menahan protesa tetap pada tempatnya.

Retainer dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu direct retainer dan indirect

retainer. Direct retainer berkontak langsung dengan permukaan gigi penyangga

dan dapat berupa cengkeram atau kaitan presisi. Indirect retainer memberikan

retensi untuk melawan gaya yang cenderung melepas protesa kea rah oklusal dan

bekerja pada basis. Retensi tak langsung ini diperoleh dengan cara memberikan

retensi pada sisi berlawanan dengan garis fulcrum dimana gaya tadi bekerja.

Retensi merupakan karekteristik gigi tiruan, yaitu kemampuan menahan

gaya pemindah yang cenderung mengubah hubungan antara permukaan geligi

tiruan dengan jaringan mulut dimana protesa itu berada, baik pada saat istirahat

maupun berfungsi.Contoh gaya-gaya ini antara lain gaya gravitasi, otot kunyah,

proses pengunyahan, berbicara, makanan lengket, dan sebagainya. Kemampuan

menahan gaya ini diperoleh dengan satu atau berbagai cara berikut : cengkeram,

gesekan, adhesi dan kohesi, tekanan atmosfir, bagian basis yang melewati daerah

gerong gigi, bagian basis yang melewati daerah gerong jaringan lunak,

pembentukan tepi jaringan.

2. Sandaran (rest)

Sandaran merupakan bagian geligi tiruan yang bersandar pada

permukaan gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan

vertical pada protesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal

premolar dan molar atau pada permukaan lingual gigi anterior. Supaya bisa

efektif, sandaran harus diletakkan pada permukaan gigi yang sengaja dipreparasi

untuk itu. Preparasi tempat sandaran ini disebut rest seat or recess.

Page 7: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

7

3. Konektor

Konektor pada tiap rahang dapat dbagi menjadi konektor utama (major

connector) dan konektor minor ( minor connector)

3.1 Konektor Utama

Merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan

bagian protesa yang terletak pada salah satu sisi rahang dengan yang ada pada sisi

lainnya.

Supaya dapat berfungsi dengan baik, bagian ini harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut ini. Pertama, konektor harus tegar (rigid), sehingga

gaya-gaya yang bekerja pada protesa dapat disalurkan ke seluruh bagian atau

daerah pendukung. Karena ketegarannya, konektor utama dapat mengimbangi

gaya torsional yang akan disalurkan kepada gigi penyangga sbagai gaya ungkit.

Kedua, lokasinya diatur sedemikian sehingga tidak mengganggu

pergerakan jaringan dan tidak menyebabkan tergesernya mukosa dan gingival.

Tonjolan tulang dan jaringan lunak juga tidak terganggu pada saat geligi tiruan

keluar dan masuk mulut.

Ketiga, bagian perifer konektor utama harus terletak cukup jauh dari tepi

gingival, sehingga tidak menekan atau menggeser jaringan ini. Tepi batang lingual

paling sedikit harus terpisah 3 mm dari tepi gingival

Keempat, kontur bagian perifer konektor harus dibentuk membulat dan

tidak tajam, sehingga tidak mengganggu lidah atau pipi.

3.2 Konektor Minor

Merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan

konektor utama, dengan bagian lain, misalnya suatu penahan langsung atau

sandaran oklusal dihubungkan dengan konektor utama melalui suatu konektor

minor. Fungsi konektor minor adalah menyalurkan tekanan fungsional atau

kunyah ke gigi penyangga. Gaya oklusal atau kunyah yang diterima protesa

diteruskan ke basis melalui sandaran oklusal, lalu kemudian ke gigi penyangga.

Selain itu, konektor minor juga berfungsi untuk menyalurkan efek penahan,

sandaran dan bagian pengimbangan kepada sandaran. Efek ini disalurkan ke

sandaran oleh konektor minor, kemudian ke seluruh lengkung gigi.

Page 8: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

8

4. Gigi Tiruan

Elemen atau gigi tiruan merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan

yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Dalam seleksi elemen ada

metode pemilihan gigi anterior dan posterior serta faktor-faktor yang harus

diperhatikan, yaitu ukura, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan bahan elemen.

5. Basis Geligi Tiruan / Sadel

Merupakan bagian gigi yang menggantikan tulang alveolar yang sudah

hilang, dan berfungsi mendukung (elemen) gigi tiruan. Basis dapat digolongkan

menjadi dua, yaitu basis dengan dukungan gigi atau basis tertutup (bounded

saddle) dan basis dukungan jaringan atau kombinasi atau berujung bebas (free

end).

Adapun fungsi basis geligi tiruan :

1. Mendukung elemen gigi

2. Menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung, gigi penyangga, atau

linger sisa.

3. Memenuhi faktor kosmetik

4. Memberikan stimulasi pada jaringan berada di bawah dasar geligi tiruan,

yang sering juga disebut sebagai jaringan sub basal. Pada saat berfungsi ,

yaitu pemakaian protesa dukungan gigi maupun jaringan akan terjadi

pergerakan vertical karena adanya pergerakan fisiologik gigi penyangga dan

jaringan. Gerakan-gerakan seperti ini menyebabkan jaringan yang berada di

bawah protesa seolah-olah dipijat-pijat.

5. Memberikan retensi dan stabilisasi kepada geligi tiruan.

2.2.3 Macam – Macam Perawatan Kelas II Kennedy

Kelas II Kennedy merupakan daerah yang tidak bergigi terletak di bagian

posterior gigi yang masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu rahang saja/

unilateral free end. Pada kehilangan gigi kelas II kennedy secara klinis dijumpai

keadaan :

1. Resobsi tulang alveolar terlihat lebih banyak

2. Gigi antagonisnya relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur

3. Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis ini

Page 9: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

9

4. Pada kasus ekstrim, karena tertundanya pembuatan protesa untuk jangka

waktu lama, kadang-kadang perlu pencabutan satu atau lebih gigi antagonis.

5. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi temporo

mandibular

Pada kasus kehilangan gigi kelas II kennedy ini diindikasikan pembuatan

gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis distal.

Page 10: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

10

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Data Penderita

1. Jenis kelamin : Wanita

2. Umur : 65 tahun

3. Pekerjaan : Pedagang

3.2 Anamnesis

3.2.1 Keluhan:

Penderita datang ingin dibuatkan gigi tiruan karena tidak dapat makan

dengan enak. Oleh karena gigi-giginya banyak yang dicabut, penderita ingin

dibuatkan gigi tiruan yang baru

3.2.2 Riwayat Geligi

Pencabutan terakhir pada rahang atas 6 bulan yang lalu

3.2.3 Pengalaman dengan Gigi Tiruan

Penderita pernah memakai gigi tiruan lepaasan sebelumnya

3.2.4 Pembiayaan

100% ditanggung penderita

3.3 Pemeriksaan Klinis

3.3.1 Ekstraoral

a. Sendi TMJ : t.a.k

b. Bentuk wajah : t.a.k

c. Mata : t.a.k

d. Hidung : t.a.k

e. Bibir : t.a.k

3.3.2 Intraoral

a. Status Umum : gigi hilang, gigi atrisi, gigi rotasi

b. Jaringan lunak : resesi gingiva

Page 11: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

11

d. Oklusi: 1= ada 2=tidak

e. Gangguan oklusi: t.a.k

f. Vestibulum: 1= dalam 2= dangkal

M P A P M2 2 2 2 22 2 1 2 2

g. Frenulum: 1= tinggi 2= rendah

Lab Buc ka Buc ki2 2 2 Ling2 2 2 2

h. Bentuk ridge: 1= square 2= ovoid 3= tappering 4= flat

Ka D KiRA 2 2 2RB 3 - 3

i. Relasi ridge/ gigi: Depan

1= Normal

2= progeni

2

1

Page 12: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

12

3= prognati

j. Bentuk dalam palatum:

1= square

2= ovoid

3= tappering

k. Torus palatinus:

1= besar

2= kecil

3= flat

l. Torus mandibularis: 1= besar 2= kecil 3= flat

ka ki

m. Tuber maxillae: 1= besar 2= kecil

ka ki

n. Exostosis: 1= ada 2= tidak ada

M P A P M2 2 2 2 22 2 2 2 2

o. Retromylohyoid: 1= dalam 2= dangkal

ka ki

2

2

3 3

2 2

2 2

Page 13: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

13

3.4 Gambar Model Anatomis

Gambar 2. Tampak depan

Gambar 3. Tampak samping kanan Gambar 4. Tampak samping kiri

Gambar 5. Oklusal rahang atas Gambar 6. Oklusal rahang bawah

Page 14: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

14

3.5 Diagnosis :

a. Gigi hilang RA seluruhnya

b. Gigi hilang RB 41, 44. 45, 46, 35, 36, 37

3.6 Rencana Perawatan

a. Rencana perawatan pendahuluan

Occlusal adjustment dengan menggunakan sagital compensating curve.

b. Macam gigi tiruan

- RA : GTL

- RB : GTSL

3.6.1 Perawatan Utama

Perawatan pada Rahang Atas

Gigi Tiruan Lengkap

Anasir gigi pada semua gigi rahang atas

Basis akrilik dengan sayap labial

Gambar 7. Desain perawatan utama rahang atas

Perawatan pada Rahang Bawah

Kelas 2 modifikasi 2

Desain GTSL tooth and mucosal borne

Anasir gigi pada 36,35,33,41,44,45,46

Perluasan basis akrilik ke posterior sampai retromolar pad pada sisi kiri

Klamer 2 jari dengan rest mesial pada 34

Page 15: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

15

Klamer gillet dan rest mesial pada 43

Klamer 3 jari pada 47

Peninggian plat anterior

Gambar 8. Desain perawatan utama rahang bawah

3.6.2 Perawatan Alternatif

Perawatan pada Rahang Atas

Gigi tiruan lengkap dengan kerangka logam

Konektor mayor: Anterior-posterior palatal bar

Anasir gigi akrilik

Gambar 9. Desain perawatan alternatif rahang atas

Perawatan pada Rahang Bawah

Menggunakan akers clasp pada 47

Page 16: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

16

Menggunakan RPI clasp pada 43

Menggunakan RPI clasp pada 34

Konektor mayor : Lingual plate

Anasir gigi akrilik

Gambar 10. Desain perawatan alternatif rahang bawah

Page 17: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

17

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, pasien tidak memiliki gigi sama sekali di rahang atas

namun pada rahang bawahnya masih terdapat beberapa gigi sehingga operator

memilih single complete denture maksila sebagai protesa utama. Alasan

pemilihan pembuatan single complete denture pada maksila adalah karena pada

maksila, denture ini lebih stabil, mudah bertahan pada tempatnya serta mudah

ditoleransi. Single complete maxillary denture merupakan gigi tiruan lengkap

yang beroklusi terhadap beberapa atau semua gigi asli, restorasi tetap, atau gigi

tiruan sebagian lepasan atau gigi tiruan lengkap (Mohammed, 2008). Terdapat

beberapa klasifikasi oklusi akibat gerakan rahang bawah yaitu (Gros et al, 1991) :

Bilateral Balanced Occlusion (BBO), Unilateral Balanced Occlusion (UBO), dan

Mutually Protected Occlusion (MPO). Pada single completed denture, BBO

dijadikan dasar oklusi. Bilateral balanced occlusion adalah keadaan bilamana

geligi posterior pada keadaan working side dan balanced side, keduanya dalam

keadaan kontak. BBO dijadikan standar oklusi pada single denture dikarenakan

agar tekanan yang diterima seimbang dan tidak terjadi pengungkitan

(Mohammed, 2008).

Pada gigi yang berlawanan perlu dilakukan occlusal adjustment terlebih

dahulu dengan menggrinding tepi insisal. Hal ini dilakukan agar denture dapat

terletak stabil. Pada gigi yang telah hilang, biasanya gigi antagonisnya akan

ekstrusi sehingga penyesuaian oklusal sangat diperlukan. Pada perawatan

pendahuluan, tidak dilakukan pengambilan torus palatinus karena torus

palatinusnya tidak terlalu besar. Indikasi pengambilan torus palatinus dilakukan

apabila torus ukurannya besar dengan bentuk tidak teratur atau torus yang meluas

sampai ke belakang dan mencapai sebagian palatum lunak, dimana torus seperti

ini dapat menghalangi pembuatan penutupan tepi posterior (Fhebyani, 2008).

Agar penderita tidak terasa sakit karena mukosa palatum yang tipis, maka saat

pembuatan denture relief chamber digunakan lapisan tin foil yang banyak

sehingga gigi tiruan tidak terlalu menekan jaringan. Single complete denture

rahang atas dapat berlawanan dengan GTSL rahang bawah. Pemilihan material

Page 18: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

18

harus dipikirkan matang-matang. Penggunaan porselen yang berlawanan dengan

gigi asli dapat menyebabkan keausan pada gigi asli. Porselen juga dapat

mengakibatkan keausan pada gold occlusal surface dan silver alloy restoration

(Sarandha, 2007). Operator memilih akrilik sebagai bahan denture pada rahang

atas dan rahang bawah untuk mencegah perbedaan kekuatan sehingga denture

tidak cepat pecah.

Agar perawatan dari single complete denture berjalan sukses maka kondisi

optimal dari lingkungan rongga mulut harus dijaga. Kondisi jaringan rahang

bawah haruslah dalam kondisi yang sehat. Occlusal plane pada partial denture

rahang bawah haruslah disesuaikan agar gigi dapat beroklusi dengan baik serta

estetikanya juga baik. Pada single complete denture rahang atas, gigi-gigi pada

rahang bawah paling tidak memiliki molar pertama RB kelas I atau kelas III

Kennedy. Tidak adanya gigi posterior akan mengakibatkan tekanan berlebihan

pada ridge anterior maksila oleh gigi anterior rahang bawah. Hal ini nantinya akan

menyebabkan terjadinya resorpsi tulang, flabby tissue dan keradangan di region

anterior dari ridge maksila (Sarandha, 2007). Hal tersebut didapatkan pada kasus

ini dimana pada gigi rahang bawahnya termasuk kelas II modifikasi II dengan

menyisakan gigi anterior serta premolar pertama. Banyak gigi posterior yang

hilang dan hanya menyisakan gigi molar 2 kanan sehingga apabila dibuatkan

GTSL maka dapat menyebabkan beberapa keburukan seperti yang telah dijelaskan

di atas. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu toleransi penderita, pemilihan

bahan cetak serta teknik mencetak yang baik, pengasahan selektif pada permukaan

gigi secara teliti dan efisien, melakukan penetapan gigit dengan benar,

penyusunan gigi disesuaikan agar denture bisa berkontak dengan baik, melakukan

intermaxillary record, remounting dan pengasahan selektif dengan seksama. Agar

single complete denture rahang atas lebih retentif maka perlu digunakan sayap

labial.

Pada kasus ini, ditemukan bahwa area edentulous maksila berlawanan

dengan gigi mandibular yang masih memiliki gigi molar 2. Namun gigi molar 2

yang tampak sudah agak miring ke mesial serta bagian distalnya sedikit

supraerupsi. Beberapa pilihan koreksi yang dapat dilakukan pada gigi ini menurut

Lovely (2005) adalah dengan :

Page 19: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

19

1. Grinding distal half dari permukaan oklusal dan gigi denture sehingga dapat

oklusi

2. Preparasi crown untuk molar 2

3. Onlay mesial rest

4. Orthodontic repositioning pada gigi molar yang miring.

Desain GTSL yang digunakan pada rahang bawah adalah desain tooth & mucosal

borne agar dicapai suatu retensi yang baik. Perluasan basis dari akrilik sampai

retromolar dimaksudkan agar semakin luas area maka tekanan dapat

didistribusikan semakin luas. Klamer dua jari dengan rest mesial ditempatkan

untuk mengurangi terjadinya pengungkitan sehingga gigi tiruan dapat terletak

stabil dalam rongga mulut. Sedangkan pada gigi 43 digunakan klamer gillet yang

merupakan klamer mucosal borne sebagai retensi dan rest mesial sebagai support

untuk membagi beban kunyah ke gigi, pada gigi 47 digunakan klamer tiga jari

yang retensinya cukup kuat. Plat anterior diperluas sampai menutupi singulum

sebagai retainer indirek untuk mencegah pengungkitan dan sebagai support yang

membagi beban kunyah pada kehilangan gigi 41.

Perawatan alternatif rahang atas adalah dengan memakai gigi tiruan

lengkap dengan kerangka logam. Pada rahang atas digunakan disain metal frame

dengan basis akrilik yang berbentuk anterior-posterior palatal bar dipilih karena

stabilitasnya di dalam rongga mulut dan ditoleransi oleh lidah. Selain itu, torus

palatinus juga dibebaskan agar tidak mengganggu kenyamanan pasien serta

sebagai relief of pain. Gigi tiruan metal juga lebih tahan lama dibandingkan

dengan gigi tiruan akrilik. Plat dibuat tipis, lebar dan datar agar tidak menggangu

fonetik. Anasir gigi yang digunakan adalah akrilik untuk kepentingan estetik. Hal

yang perlu diperhatikan pada pembuatan single complete denture adalah pada

tahap penyusunan gigi. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah terjadinya single

denture syndrome yaitu gigi asli dapat memindahkan tekanan yang besar ke

struktur penyangga denture sehingga edentulous ridge cepat mengalami resorpsi.

Jika struktur penyangga tidak kuat maka denture akan goyang dan mudah patah.

Pada desain alternatif rahang bawah, klamer yang digunakan berupa

klamer akers dan RPI. Klamer Akers (akers clasp) merupakan bentuk dasar dari

jenis clasp sirkumferensial, klamer ini terdiri dari lengan bukal, lengan lingual,

Page 20: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

20

dan sebuah sandaran oklusal. Karena bentuknya sederhana, efektif dan cukup

kuat, klamer akers paling sering dipakai. Klamer jenis ini memang memenuhi

semua syarat suatu klamer karena mempunyai sandaran oklusal yang berfungsi

mencegah pergerakan geligi tiruan ke arah gingival, bagian pengimbang yang

berfungsi sebagai penahan pergerakan horizontal, dan lengan retentif yang

berfungsi mencegah pergerakan vertikal ke arah oklusal. Akers merupakan pilihan

pertama untuk gigi molar dan premolar, terutama bila gigi tidak miring, estetika

tidak penting, dan letak gorong retentif jauh dari daerah tak bergigi (Haryanto,

1995). Sedangkan Sistem RPI adalah kombinasi dari oklusal rest (R), distal guide

plate (P) dan gingivally approaching I bar clasp (I) yang digunakan terutama

dengan perluasan saddle distal mandibulla. Konektor minor yang membuat 

kontak permukaan antara rest mesial dengan  mesiolingual dari gigi penopang,

dan bersama dengan pelat distal, bertindak sebagai timbal balik untuk ujung

klamer retentif yang diposisikan pada  anterior terhadap titik tengah dari

permukaan bukal gigi. Sistem RPI dirancang untuk memungkinkan rotasi vertikal

dari distal extension saddle ke dalam denture bearing mucosa di bawah beban

oklusal, tanpa merusak struktur pendukung gigi abutment. Karena saddle ditekan

ke dalam denture bearing mucosa, gigi tiruan berputar mengenai titik terdekat

pada mesial rest. Baik distal guide plate maupun I bar bergerak ke arah yang

ditunjukkan dan melepaskan diri dari permukaan gigi. Namun, kondisi gigi

abutment yang memiliki undercut cukup dapat menghindari terjadinya rotasi

tersebut sehingga penggunaan klamer RPI sangat disarankan untuk kasus ini.

Gambar 11. Pergerakan RPI clasp

Page 21: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

21

Lingual plate melapisi hampir semua aspek lingual dari gigi, margin gingiva dan

aspek lingual dari ridge. Plate diperluas ke anterior sampai menutupi

cingulum.Plate tersebut berakhir pada sulkus. Kekakuan didapatkan dengan

menebalkan batas bawah hingga menjadi bar-like section. Lingual platejuga

berfungsi sebagai indirect retainer. Salah satu dari kerugian dari lingual plate

adalah kecenderungan untuk meningkatnya pembentukan plak. oleh karena itu,

plak kontrol pada pasien haruslah baik.

Page 22: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

22

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun simpulan yang kami dapat dari makalah ini adalah :

1. Pada kasus ini perawatan utamanya adalah pembuatan single maxillary

complete denture dengan bahan dasar akrilik dan gigi tiruan sebagian lepasan

dari akrilik

2. Perawatan alternatif yang digunakan pada kasus ini adalah gigi tiruan lengkap

dengan bahan metal frame pada rahang atas serta pembuatan gigi tiruan

sebagian lepasan dengan bahan metal frame dengan anasir gigi dari akrilik.

5.2 Saran

Desain gigi tiruan yang ditetapkan pada penderita, bukan merupakan satu-

satunya pilihan. Namun, masih banyak alternatif pilihan desain dengan bebagai

pertimbangan, baik dari segi estetik, ekonomi, dan kenyamanan pasien.

Page 23: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

23

DAFTAR PUSTAKA

Alan, dkk. 2011. McCracken’s Removable Partial Denture. ed 12th. Missouri: Mosby

Ardan, Rachman. 2007. Dukungan Gigi dibandingkan dengan dukungan mukosa pada GTSL. Available on http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/mklh_dukungan_gigi_dibandingkan_mukosa.pdf

Aryanto. Gunadi H, dkk. 1991.Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid I. Jakarta: Hipokrates. pp. 28

Fhebyani, Maria. 2008. Penatalaksanaan Torus Palatinus untuk Persiapan Pembuatan Gigi Tiruan. Available from www.repository.usu.ac.id

Galucci, GO. 2009. Loading Protocols for dental Implants in Edentulous patients. Departement of Restorative Dentistry and Biomaterials sciences, Harvard School of Dental Medicine, 188 Longwood Avenue, Boston, MA 02115. USA

Gros, Martin D; Mahtews, J.D. 1991. Oklusi Dalam Kedokteran Gigi Restoratif. Surabaya : AirlanggaUniversity Press.

Gunadi, Haryanto A, Lusiana. KB, Freddy Suryatenggara. Anton Margo, Indra Setiabudi. 1995. Ilmu geligi tiruan sebagian lepasan.  Jakarta; Hipokrates.

Hartono R, Kosasih A, Hidayat H, Morganelli JC. Estetik dan Prostetik Mutakhir Kedokteran Gigi Available at http://books.google.co.id. Accessed on October 24, 2011.

Indrawati, L & Himawan, L.S. 2008. Gigi Tiruan Precision Attachment sebagai salah satu alternatif Perawatan Kasus Bilateral Free End Rahang Atas. Majalah Kedokteran gigi vol 23. no. 2

Lovely M. 2005. Review of Complete Denture. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher.

Mohammed, Al Sayed, 2008, Single complete denture part 1, diambil dari http://faculty.ksu.edu.sa

Sarandha DL. 2007. Textbook of Complete Denture Prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher

Page 24: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

24

Lampiran

SESI TANYA JAWAB

Kelompok 1

Penggunaan anteroposterior palatal strap terletak pada bagian mana dan

berfungsi untuk apa?

Istilah yang benar adalah Anterior-posterior palatal bar.

Anterior-posterior palatal bar merupakan salah satu desain konektor mayor yang

terletak di palatum durum yang berfungsi untuk membebaskan torus palatinus

Kelompok 2

Pada desain rahang atas menggunakan full denture, apa yang menyebabkan full

denture pada rahang atas, tidak jatuh padahal tidak ada gigi penyangga?

Retensi pada full denture rahang atas diperoleh dari gaya-gaya fisik pada full

denture, yaitu:

1. Tekanan permukaan, meliputi gaya adhesi antara saliva dan denture serta

mukosa

2. Gaya-gaya dalam cairan, meliputi tegangan permukaan saliva, gaya-gaya

kohesi dalam cairan saliva, dan viskositas saliva, semua mempengaruhi

retensi denture dan berubungan erat dengan ketepatan kontak basis terhadap

jaringan

3. Tekanan athmosfer, yaitu tekanan yang menahan gaya-gaya yang akan

melepaskan gigi tiruan asalkan ada peripheral seal yang utuh.

Kelompok 3

Kelompok 8 tidak melakukan torektomi, pada single denture bagian palatal akan

menjadi tipis, apa yang akan dilakukan agar denture tidak patah?

Page 25: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

25

Ketebalan basis denture tidak tipis, yang tipis adalah mukosa pada bagian torus

palatines, untuk itu diperlukan tin foil yang lebih banyak sebagai relief of pain.

Kekurangan pada kasus single denture salah satunya adalah basisnya mudah patah

di daerah median akibat resorbsi. Resorbsi mengakibatkan denture menjadi

longgar sehingga ada ruangan yang menyebabkan adanya fulkrum, mukosa ridge

menjadi tebal, saat menggigit terjadi tekanan sehingga dapat mengakibatkan patah

di median, maka dari itu perlu dilakukan relining berulang-ulang.

Kelompok 4

Perawatan pendahuluan seperti occlusal adjusment dilakukan karena oklusal dari

gigi rahang bawah tidak sama, kenapa kelompok anda tidak memasukan occlusal

adjusment pada perawatan pendahuluan?

Occlusal adjustment dengan menggunakan sagital compensating curve,

merupakan perawatan pendahuluan yang harus dilakukan pada kasus single

denture.

Kelompok 5

Terdapat RPI clasp, apa arti dari RPI clasp dan fungsinya?

Sistem RPI dirancang untuk memungkinkan rotasi vertikal dari distal extension

saddle ke dalam denture bearing mucosa di bawah beban oklusal, tanpa merusak

struktur pendukung gigi abutment. Karena saddle ditekan ke dalam denture

bearing mucosa, gigi tiruan berputar mengenai titik terdekat pada mesial rest.

Kelompok 6

Apakah diperlukan penggunaan sayap labial pada gigi 41?

Tidak perlu, karena defek kecil.

Page 26: Makalah Pleno Kasus 4 Ok

26

Kelompok 7

Pada perawatan utama RB, mengapa kelompok anda menggunakan klamer gillet

dengan rest mesial pada gigi 43, sedangkan kelompok kami menggunakan

peninggian plat akrilik?

Penggunaan rest mesial dan peninggian plat akrilik pada gigi 43 memiliki fungsi

yang sama, yaitu sebagai support.

Kelompok 9

Apakah perlu dilakukan perawatan torektomi terlebih dahulu? mengingat ada

torus palatinus

Tidak perlu dilakukan torektomi karena torus palatinus tidak terlalu besar dan

tidak menganggu, torektomi juga merupakan tindakan pembedahan sehingga

sebaiknya dihindari.

Kelompok 10

Apakah ada perbedaan desain pada pasien yang memiliki torus palatinus?

Pada penderita yang memiliki torus palatinus dapat dilakukan perawatan

torektomi maupun tidak. Apabila tidak dilakukan torektomi dapat digunakan tin

foil yang lebih banyak untuk pembuatan relief of pain pada denture dengan basis

akrilik. Apabila mengganggu pergerakan lidah, dapat dibuat desain free palatal

atau horse shoe dengan gigi tiruan kerrangka logam.