MAKALAH-PKN-KLP-2-

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dahulu bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang berbudaya dan memiliki nilai-nilai ketimuran yang tinggi, namun seiring dengan berkembangannya era globalisasi dan reformasi nilai tersebut saat ini dirasakan mulai berkurang bahkan hilang. Bangsa Indonesia terkenal dengan masyarakatnya yang ramah , sopan santun dalam hal moral maupun cara berpenampilan . Namun, dalam era yang sudah mengglobal ini , banyak terjadi penyimpangan . Penyimpangan itu terutama menjangkiti moral . Trend gaya hidup ala kebarat-baratan yang sesungguhnya tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia banyak dianut oleh masayarakat Indonesia , terutama kawula muda.Kebebasan dalam hal berekspresi yang kebablasan , menyebabkan ketimpangan moral yang sangat mengkhawatirkan Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi dewasa ini mendapat tantangan yang sangat kuat, terutama karena kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib, sosial, 1

description

aaa

Transcript of MAKALAH-PKN-KLP-2-

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSejak dahulu bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang berbudaya dan memiliki nilai-nilai ketimuran yang tinggi, namun seiring dengan berkembangannya era globalisasi dan reformasi nilai tersebut saat ini dirasakan mulai berkurang bahkan hilang.Bangsa Indonesia terkenal dengan masyarakatnya yang ramah , sopan santun dalam hal moral maupun cara berpenampilan . Namun, dalam era yang sudah mengglobal ini , banyak terjadi penyimpangan . Penyimpangan itu terutama menjangkiti moral . Trend gaya hidup ala kebarat-baratan yang sesungguhnya tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia banyak dianut oleh masayarakat Indonesia , terutama kawula muda.Kebebasan dalam hal berekspresi yang kebablasan , menyebabkan ketimpangan moral yang sangat mengkhawatirkanEksistensi suatu bangsa pada era globalisasi dewasa ini mendapat tantangan yang sangat kuat, terutama karena kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang menentukan ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib, sosial, politik dan kebudayaan 1988). Perubahan global ini menurut Fukuyama (1989 : 48), membawa perubahan suatu ideologi, yaitu dari ideology ke arah ideologi universal, dan dalam kondisi seperti ini, kapitalisme-lah yang akan menguasainya. Oleh karena itu, agar suatu bangsa khususnya bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka meletakan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.Hakikatnya, sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu bangsa dan negara, Selain itu pembentukan Identitas Nasional sendiri telah sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, terutama di dalam bidang Hukum.Seharusnya hal hal yang seperti ini, siapapun orang mengerti serta paham aturan aturan yang ada di suatu negaranya, tetapi tidak peduli seolah olah tidak mempermasalahkan kekeliruan yang terjadi di negaranya, dan yang paling memprihatinkan seolah dikatakan mendukung pernyataan tersebut dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap dan tanggapan masyarakat dari kekeliruan di bidang ini.Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga diterapkan pada kehidupan sehari hari agar masyarakat mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan negara tercinta ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang masyarakat yang ada di negara dan bangsa ini yang dapat mengubah segala kekeliruan yang terjadi.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana pengertian dari Identitas Nasional?2. Bagaimana unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional?3. Apa faktor pembentukan identitas bersama? 4. Bagaimana keterkaitan identitas nasional dengan globalisasi?5. Bagaiamana keterkaitan integrasi nasional dengan identitas nasional?6. Bagaimana peran Pancasila sebagai Identitas Nasional?

C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui pengertian dari Identitas Nasional.2. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional.3. Untuk mengetahui faktor pembentukan identitas bersama.4. Untuk mengetahui keterkaitan identitas nasional dengan globalisasi.5. Untuk mengetahui keterkaitan integrasi nasional dengan identitas nasional.6. Untuk mengetahui peran Pancasila sebagai Identitas Nasional.

BAB IIPERMASALAHANKebudayaan bangsa Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan timur. Sehingga, jika dikaitkan dengan budaya seks bebas yang merupakan kebudayaan bangsa barat sangatlah menyimpang dan tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Suramnyaduniapendidikan di Indonesiajuga turut andilmenyebabkan turunnya moral bangsa, tidak selektif dan mudahnya menerima pengaruh dari luar serta menganggap hal itu sebagai gaya hidup masa kini. Apalagi hal itu dilakukan oleh kalangan pelajar . Seringkali, kenakalan remaja seperti seks bebes disebabkan kurangnya pengawasan dari orang tua. Jika hal itu terus terjadi, maka para pemuda akankehilangankebudayaan merekasendiri yang merupakan Identitas Nasional bangsa Indonesia.Yang menjadi masalah dalam Identitas Nasional Indonesia saat ini salah satunya adalah maraknya tentang Globalisasi. Globalisasi sendiri dapat kita artikan yaitu dimana era atau zaman yang ditandai dengan perubahan di dalam tatanan kehidupan dunia dan teknologi, khususnya teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang, karena banyak. Era Globalisasi sendiri dapat mempengaruhi bangsa ini dari sisi nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai dalam era globalisais , ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan.Dengan adanya Era Globalisasi ini sisi baiknya kita dapat menumbuhkan serta menciptakan inovasi kita selama ini dengan lebih muda terutama maupun interaksi social, yang bertujuan dapat meningkatkan aspek kehidupan yang akan datang untuk kelangsungan hidup anak cucu. Di era globalisasi, pergaulan antar bangsa semakin ketat. Batas antar negara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi antar bangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masingmasing,Terjadinya krisis jati diri (identitas) nasional. Nilai nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, dan keramahtamahan sosial yang pernah di anggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa indonesia, makin pudar bersamaan dengan menguatnya nilai nilai materialisme. Demikian pula kebanggaan atas jati diri bangsa seperti penggunaan bahasa indonesia secara baik dan benar, semakin terkikis oleh nilai nilai yang dianggap lebih superior. Identitas nasional meluntur oleh cepatnya penyerapan budaya global yang negatif, serta tidak mampunya bangsa indonesia mengadopsi budaya global yang lebih relevan bagi upaya pembangunan bangsa dan karakter bangsa (nation and character building).

BAB IIIPEMBAHASAN1. Pengertian Identitas NasionalKata Identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harafiah cirri-ciri, tanda-tanda , atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam terminology , antropologi, Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Melihat pengertian ini tidak hanya mengacu pada individu tapi juga kelompok.Adapun kata Nasional merupakan identitas yang melekat oleh kesamaan-kesamaan baik fisik, seperti budaya , agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional merupakan menifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indoneisa menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan rohBhinneka Tungga Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan ehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan dalam arti luas.

2. Unsur-unsur Pembentuk Identitas NasionalIdentitas nasional indonesia merujuk pada suatu bangsa yang plural atau heterogen.Pluralitas itu merupakan gabungan unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu sebagai berikut.1) Suku bangsaadalah golongan sosial yang khusus bersifat askriptif atau ada sejak lahir, yang sama coraknya. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang dari tiga ratus dialek bahasa di berbagai pulau di seluruh nusantara. Suku bangsa sebagai unsur pembentuk identitas nasional dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu suku bangsa askriptif dan kelompok migran. Kelompok migran adalah mereka yang telah menyatakan diri menjadi warga negara dan setia terhadap pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi dan dasar negara. Kelompok migran di Indonesia meliputi migran Asia ( Tionghoa, Arab, dan India ), migran dari Eropa ( Belanda, Jerman, Itali ), migran dari Amerika ( kanada, Amerika serikat ), migran dari Afrika ( Mesir, Nigeria ). Oleh karena itu, bangsa Indonesia terbentuk dari ras dan suku bangsa yang majemuk, sebagian besar termasuk suku bangsa askriptif. 2) Agamaadalah bangsa Indonesia dikenal dengan bangsa yang religius. Keanekaragaman agama di Indonesia merupakan identitas alamiah yang sudah ada sejak dulu. Kemerdekaan beragama di Indonesia dijamin oleh negara yang tertuang dalam Undang-Undang dasar 1945, tepatnya pada pasal 29 ayat 2. Kemajemukan agama ini hendaknya dipelihara dan disyukuri dengan sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, baik terhadap orang yang beragama sama dengan diri kita maupun bebeda agama, baik terhadap kelompok minoritas maupun mayoritas. Agama yang tumbuh dan berkembang dinusantara adalah agama Islam, Kong Hu Cu, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agamaresmi negara, namun sejak pemerintahan masa Abdurrahman Wahid istilah agama resmi dihapuskan.3) Kebudayaan: pengetahuan manusiasebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan sesuai dengan lingkungan kebudayaan yang dihadapi. Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia tercermin pada sikap ramah dan santun terhadap sesama. Sedangkan unsur identitas peradabannya dapat diketahui dari keberadaan dasar negara pancasila sebagai nilai-nilai bersama bangsa yang heterogen.4) Bahasa: unsur pendukung identitas nasional yang lain adalah bahasa. Bahasa dipahami sebagai lambang persatuan warga, yang plural dialek kesukubangsaannya, sehingga terjadi komunikasi yang lancar antar warga. Bahasa nasional disebut juga bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang mempunyai dialek tersendiri. Bahasa Indonesia yang sekarang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia berawal dari bahsa melayu. Dalam interaksi antar suku bangsa yang mendiami kepulauan nusantara, bahasa melayu telah menjadi bahsa penghubung ( linguafranca ) jauh sebelum kemerdekaan. Dalam fungsinya sebagai bahasa penghubung itulah bahasa melayu kemudian ditetapkan oleh para pemuda dari sabang sampai merauke sebagai bahasa persatuan dalam ikrar Sumpah Pemuda.Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :a. Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negarab. Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. c. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.

3. Faktor Pembentuk Identitas BersamaProses pembentukan bangsa negara membutuhkan identitas-identitas untuk menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor- faktor yang di perkuakan menjadi identitas bersama suatu bangsa, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan (Ramlan Surbakti,i999)1) Primordial; Faktor- faktor primordial ini meliputi : ikatan kekerabatan (darah dan keluarga ), kesamaan suku bangsa, daerah asal ( homelan), bahasa, dan adat istiadat. Faktor primordial merupakan identitas yang menyatukan masyarakat sehingga mereka dapat membentuk bangsa negara. Contoh, bangsa yahudi membentuk negara israel.2) Sakral; Sakral dapat berupa kesamaan agama yang di peluk masyarakat atau ideologi primer yang di akui oleh masyarakat yang bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk bangsa negara. Faktor sakral ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru. Faktor agama katolik mampu membentuk beberapa negara di amerika latin negara uni sofyet di ikat oleh kesamaan ideologi komunis.3) Tokoh; Pemimpinan dari para tokoh yang di segani dan di hormati oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin di beberapa negara di anggap sebagai menyambut lidah rakyat, pemersatu rakyat, dan simbol persatuan bangsa yang bersangkutan. Beberapa contoh , misalnya mahatma ghandi di india, tito di yugoslavia, Nelson Mandella Di Afrika Selatan, Dan Soekarno Di Indonesia.4) Bhinneka Tunggal Ika; Prinsip bhinneka tunggal ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan (unity in divercity). Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya, tanpa menghilangkan keterikatan pada suku bangsa, adat, ras, dan agamanya. Mereka sepakat untuk hidup bersama di bawah satu bangsa meskipun berbeda latar belakang. 5) Sejarah; Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentaang pengalaman masa lalu, seperti sama- sama menderita karena penjajahan, tidak hanya melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekat dan tujuan yang sama antara anggota masyarakat itu.6) Perkembangan ekonomi; Perkembangan ekonomi (industrialisas) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat , semakin saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup. Semakin kuat saling ketergantungan anggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang terjadi karena perkembangan ekonomi oleh emile dherkime di sebut solidaritas organis, faktor ini berlaku di masyarakat industri maju seperti Amerika Utara dan Eropa Barat. 7) Kelembagaan; Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa berupa lembaga- lembaga pemerintahan yang politik. Lembaga-lembaga itu seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan dan partai politik. Lembaga- lembaga itu melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal usul dan golonganya dalam masyarakat. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat mempersatukan orang sebagai satu bangsa.

4. Keterkaitan Identitas Nasional dengan GlobalisasiKrisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat kita menyadarkan bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan Identitas Nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen konstitusional. Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan negara dengan negara lain menjadi semakin tinggi, dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi, antara lain terkait dengan masalah narkotika, pencucin uang (money laundering), peredaran dokumen keimigrasian palsu, dan terosrisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi. Jika hal tersebut tidak dibendung akan menggangu ketahan nasional di segala aspek kehidupan, bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai Identitas Nasional.

5. Keterkaitan Integrasi Nasional dengan Identitas NasionalIntegrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yanki integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari kata Latin yakni integrate yang berartu memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, integrasi berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh.Kata Nasional berasal dari kata nation yabg berarti bangsa. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti sebagai berikut : 1. Secara politis, integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.2. Secara antropologis, integrasi berarti proses penyesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk mewujudkannya, diperlukan keadilan dalam kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, dan sebagainya. Sebenarnya, upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik. Di samping itu, upaya lainnya dapat dilakukan, seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam mcncntukan komposisi dan rnckanisme parlemen. Dengan demikian, upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakikatnya integrasi nasional menunjukkan kckuatan persatuan dan kesaluan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya, persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman. dan tentram. Konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat, dan Papua merupakan cermin belum terwujudnya integrasi nasional yang diharapkan. Adapun keterkaitan integrasi nasional dengan Identitas Nasional adalah bahwa adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar dari Identitas Nasional yang sedang dibangun.

6. Peran Pancasila sebagai Identitas NasionalBagi Bangsa Indonesia, jatidiri bangsa dalam bentuk kepribadian nasional ini telah disepakati sejak Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Kesepakan itu, telah muncul lewat pernyataan pendiri Negara (founding fathers and mothers) dengan wujud pancasila, yang di dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran berpola Bangsa Indonesia, yang erat dengan jiwa, moral, dan kebribadian bangsaPancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia.Sebagai indentitas dan kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber motivasi, inspirasi, pedoman berprilaku sekaligus standar pembenarannya. Dengan demikian segala ide, pola aktifitas, prilaku, serta hasil prilaku Bangsa Indonesia harus bercermin pada Pancasila. Pancasila memiliki pengertia sebagai moral, jiwa, dan kepribadian Bangsa Indonesia.Hal ini diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan yang mempunyai ciri khas, sehingga menjadi identitas bangsa.Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud kepribadian. Kepribadian Bangsa Indonesia adalah Pancasila

BAB IVPENUTUPA. Kesimpulan1. Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional merupakan menifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu kesatuan Indoneisa menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan rohBhinneka Tungga Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.2. Identitas nasional indonesia merujuk pada suatu bangsa yang plural atau heterogen.Pluralitas itu merupakan gabungan unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa. Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dirumuskan menjadi 3 bagian yaitu Identitas Fundamental, Identitas Instrumental, dan Identitas Alamiah.3. Proses pembentukan bangsa negara membutuhkan identitas-identitas untuk menyatukan masyarakat bangsa yang bersangkutan. Faktor- faktor yang di perkuakan menjadi identitas bersama suatu bangsa, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan (Ramlan Surbakti,1999)4. Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisais. Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan negara dengan negara lain menjadi semakin tinggi, dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi. 5. Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk mewujudkannya, diperlukan keadilan dalam kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, dan sebagainya. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakikatnya integrasi nasional menunjukkan kckuatan persatuan dan kesaluan bangsa yang diinginkan.6. Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia.Sebagai indentitas dan kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber motivasi, inspirasi, pedoman berprilaku sekaligus standar pembenarannya.Dengan demikian segala ide, pola aktifitas, prilaku, serta hasil prilaku Bangsa Indonesia harus bercermin pada Pancasila.B. SaranDalam menjaga Pancasila sebagai Identitas Nasional agar tetap utuh,maka bangsa Indonesia perlu mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Mellamela. Pancasila sebagai Identitas Nasional. (Online) http://mellamela3.blog.com/pancasila-sebagai-identitas-nasional/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2015

Rihartati. 2013. Identitas Nasional dan Identitas Daerah sebagai Persatuan Bangsa. (Online) https://srihartatiblogdotcom.wordpress.com/2013/05/01/identitas-nasional-dan-identitas-daerah-sebagai-persatuan-bangsa/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2015

Likulros. 2012. Identitas Nasional. http://likulros.blogspot.com/2012/10/identitas-nasional.html. Diakses pada tanggal 5 Maret 2015

Dian Rasidah. 2013. Makalah Identitas Nasional . (Online) dianrasidah.blogspot.com/2013/11/makalah-identitas-nasional.html. Diakses pada tanggal 6 Maret 2015

Kamaluddyn. 2013. Makalah Identitas Nasional. (Online) http://kamaluddyn.blogspot.com/2013/09/makalah-identitas-nasional.html. Diakses pada tanggal 6 Maret 2015.

https://www.academia.edu/6806781/Makalah_Filsafat_Pancasila_Pancasila_sebagai_Identitas_Nasional. Diakses pada tanggal 6 Maret 2015

https://www.academia.edu/7589755/Identitas_nasional. Diakses pada tanggal 6 Maret 2015

https://www.academia.edu/8284929/Makalah_Identitas_Nasional_dan_Globalisasi. Diakses pada tanggal 6 Maret 20159