makalah PKMGT

26
PENDAHULUAN Latar Belakang Alga merupakan tumbuhan talus yang tidak memiliki organ yang nyata seperti tumbuhan. Alga hidup di permukaan laut, permukaan tanah, tempat lembab, air tawar, batang kayu. Berbagai spesies alga terutama dari golongan alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan alga merah (Rhodophyta) baik dalam keadaan hidup (sel hidup) maupun dalam bentuk sel mati (biomassa) dan biomassa terimmobilisasi telah mendapat perhatian untuk mengadsorpsi ion logam. Alga dalam keadaan hidup dimanfaatkan sebagai bioindikator tingkat pencemaran logam berat di lingkungan aquatik (perairan) sedangkan alga dalam bentuk biomassa dan biomassa terimmobilisasi dimanfaatkan sebagai biosorben (material biologi penyerap logam berat) dalam pengolahan air limbah. Secara umum, keuntungan pemanfaatan alga sebagai bioindikator dan biosorben. Alga mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam mengadsorpsi logam berat karena di dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapat melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama gugus karboksil, hidroksil, amina, sulfudril, imadazol, sulfat dan sulfonat yang terdapat dalam dinding sel dalam

Transcript of makalah PKMGT

Page 1: makalah PKMGT

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Alga merupakan tumbuhan talus yang tidak memiliki organ yang nyata

seperti tumbuhan. Alga hidup di permukaan laut, permukaan tanah, tempat

lembab, air tawar, batang kayu. Berbagai spesies alga terutama dari golongan alga

hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan alga merah (Rhodophyta) baik

dalam keadaan hidup (sel hidup) maupun dalam bentuk sel mati (biomassa) dan

biomassa terimmobilisasi telah mendapat perhatian untuk mengadsorpsi ion

logam. Alga dalam keadaan hidup dimanfaatkan sebagai bioindikator tingkat

pencemaran logam berat di lingkungan aquatik (perairan) sedangkan alga dalam

bentuk biomassa dan biomassa terimmobilisasi dimanfaatkan sebagai biosorben

(material biologi penyerap logam berat) dalam pengolahan air limbah. Secara

umum, keuntungan pemanfaatan alga sebagai bioindikator dan biosorben.

Alga mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam mengadsorpsi

logam berat karena di dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapat melakukan

pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama gugus karboksil,

hidroksil, amina, sulfudril, imadazol, sulfat dan sulfonat yang terdapat dalam

dinding sel dalam sitoplasma. Alga mudah didapat dan tersedia dalam jumlah

banyak.

Pada saat ini kualitas air telah menurun oleh adanya logam berat. Salah

satu logam berat yang mencemari air adalah logam timbal (Pb). Logam Pb yang

digunakan sebagai formulasi penyambung pipa, dapat mengakibatkan air untuk

rumah tangga mempunyai banyak kemungkinan kontak dengan Pb. Logam berat

timbal (Pb) menjadi berbahaya disebabkan sistem bioakumulsai, yaitu

peningkatan konsentrasi unsur kimia di dalam tubuh makhluk hidup dan tidak

dapat didegradasi oleh tubuh, serta memiliki sifat toksisitas (racun) pada makhluk

hidup walaupun pada konsentrasi yang rendah. Dimana adanya timbal (Pb) dalam

peredaran darah dan otak dapat menyebabkan gangguan sintesis hemoglobin

darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem

reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-

Page 2: makalah PKMGT

paru. Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20

myugram/dl dalam darah. Beberapa jenis alga dapat mengabsorbsi Pb, salah

satunya adalah Chlorella sp. Pb yang terserap dapat diambil dan dimurnikan

menjadi logam Pb melalui proses tertentu. Logam Pb sangat bermanfaat untuk

industri baja, produksi baterai, pelapis kabel, pipa.. Oleh karena itu biomassa

Chlorella sp. dapat dimanfaatkan sebagai bahan membran untuk menyaring air

yang tercemar Pb dan mendapatkan logam Pb.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penulisan ini adalah: Apakah membran

Chlorella sp. dapat mengabsorpsi Pb dalam air?

Tujuan

Penulisan karya tulis ini bertujuan:

1. Untuk memperoleh air bebas Pb dengan menggunakan membran Chlorella sp.

2. Untuk mendapatkan logam Pb

Manfaat

Hasil penulisan karya tulis ini diharapkan:

1. Dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan air bebas Pb.

2. Logam Pb yang diperoleh dapat dimanfaatkan oleh industri, misalnya industri

baja, baterai.

2

Page 3: makalah PKMGT

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Chlorella. sp.

Menurut Vashista (1979), Cholrella sp. termasuk dalam :

Filum : Chlorophyta

Kelas : Chlorophyceae

Ordo : Chlorococcales

Famili : Chlorellaceae

Genus : Chlorella

Spesies : Chlorella sp.

Sel Chlorella sp. berbentuk bulat, hidup soliter, berukuran 2-8 μm. Dalam

sel Chlorella sp. mengandung 50% protein, lemak serta vitamin A, B, D, E dan K,

disamping banyak terdapat pigmen hijau (klorofil) yang berfungsi sebagai

katalisator dalam proses fotosintesis. Dinding sel Chlorella yang tersusun dari

senyawa selulosa, hemiselulosa, lignin,dan ligma pun sangat kuat. Semua ini

membuat chlorella mudah menyesuaikan diri pada cuaca ekstrem dan bisa

bertahan terhadap pengaruh luar dalam waktu lama. Jadi, Chlorella sp. bisa

ditemukan di perairan tropis, sub-tropis, sampai kutub sekalipun. Sel Chlorella sp.

umumnya dijumpai sendiri, kadang-kadang bergerombol. Protoplast sel dikelilingi

oleh membran yang selektif, sedangkan di luar membran sel terdapat dinding yang

tebal terdiri dari sellulosa dan pektin. Di dalam sel terdapat suatu protoplast yang

tipis berbentuk seperti cawan atau lonceng dengan posisi menghadap ke atas.

Pineroid-pineroid stigma dan vacuola kontraktil tidak ada. Warna hijau pada alga

ini disebabkan selnya mengandung klorofil a dan b dalam jumlah yang besar, di

samping karotin dan xantofil.

Chlorella sebagai ganggang hijau air tawar yang bersel tunggal dan banyak

mengandung nutrisi. Setiap sel chlorella merupakan organisme yang dapat hidupi

dirinya sendiri. Sehingga konsentrasi zat – zat gizi penting sangat tinggi

kandungannya dalam chlorella. Selain vitamin, chlorella juga mengandung

mineral, protein, dan nutrisi penting yang mungkin kurang kita dapatkan dari

Page 4: makalah PKMGT

makanan sehari – hari, Chlorella sp. juga sebagai salah satu klorofil alami yang

paling tinggi lantaran mengandung berbagai jenis mineral, seperti zat besi, iodium

dan seng. Selain itu, Chlorella sp.terdapat gugus fungsi yang dapat melakukan

pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut antara lain gugus karboksil,

hidroksil, imadazol, dan amina.

Gambar 1. Chlorella sp.

Gambar 2. Bagian-Bagian Sel Chlorella sp.

Chlorella sp. tumbuh pada salinitas 25 ppt. Alga tumbuh

lambat pada salinitas 15 ppm, dan hampir tidak tumbuh pada

salinitas 0 ppm dan 60 ppm. Chlorella sp. tumbuh baik pada suhu

200C, tetapi tumbuh lambat pada suhu 320C. Tuimbuh sangat

baik sekitar 200C -230C. Chlorella sp. termasuk cepat dalam

4

Page 5: makalah PKMGT

berkembang biak, mengandung gizi yang cukup tinggi, yaitu

protein 42,2%, lemak kasar 15,3%, nitrogen dalam bentuk

ekstrak, kadar air 5,7%, dan serat 0,4%. Untuk setiap berat

kering yang sama, Chlorella sp. mengandung vitamin A, B, D, E,

dan K, yaitu 30 kali lebih banyak dari pada vitamin yang terdapat

dalam hati anak sapi, serta empat kali vitamin yang terkandung

dalam sayur bayam, kecuali vitamin C.

Reproduksi Chlorella sp.

Menurut Presscott (1978) Chlorella sp. berkembang biak dengan

membelah diri membentuk autospora. Sedangkan pada waktu membelah diri

membentuk autospora, Chlorella sp. melalui empat fase siklus hidup (hase, 1962;

Kumar and Singh, 1981). Keempat fase tersebut adalah :

1. Fase pertumbuhan (growth), periode perkembangan aktif sel massa yaitu

autospora tumbuh menjadi besar.

2. Fase pematangan awal (early revening), autospora yang telah tumbuh menjadi

besar mengadakan persiapan untuk membagi selnya menjadi sel-sel baru.

3. Fase pematangan akhir (late revening), sel-sel yang baru tersebut mengadakan

pembelahan menjadi dua.

4. Fase autospora (autospora liberation), pada fase ini sel induk akan pecah dan

akhirnya terlepas menjadi sel-sel baru.

Poly(vinyl Alkohol)/PVA

Poly(vinyl Alkohol)/PVA merupakan polimer yang mampu mengikat

selulosa. PVA adalah amorf, tetapi mendekati serat kristalin, struktur rantainya

adalah ataktik. PVA dapat larut dalam air, kelarutannya lambat dalam air dingin

dan akan lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi. Crosslink pada Poly(vinyl

Alkohol) akan menyebabkan pertambahan viskositas sehingga menjadi produk

yang tidak larut.

[ CH2 ─ CH ]n

5

Page 6: makalah PKMGT

│ OH

Gambar 3. Struktur Kimia Poly (vinyl Alkohol)

Sulfonasi Poly (vinyl Alkohol)

Reaksi sulfonasi merupakan suatu reaksi substitusi yang

bertujuan untuk mensubstitusi atom H dengan gugus ~SO3H

pada molekul organik melalui ikatan

kimia pada atom karbonnya. Polimer dan agen sulfonasi harus

berada pada fase yang sama. Pelarut yang digunakan tidak boleh

bereaksi dengan polimer maupun dengan agen sulfonasi.

Poly (vinyl Alkohol) tersulfonasi akan memiliki gugus

~SO3H. Pada Poly (vinyl Alkohol) tersulfonasi akan ditemui ikatan

silang yang berguna untuk aplikasi pertukaran ion.

─CH2 ─ CH─ CH2 ─ CH─│ │O OH│

O=S=O│OH

Gambar 4. Poly (vinyl Alkohol) tersulfonasi

Logam Timbal (Pb)

Sifat-sifat Timbal (Pb)

Timbal banyak digunakan untuk berbagai keperluan karena sifat-sifatnya sebagai

berikut:

1. Timbal mempunyai titik cair rendah sehingga jika digunakan dalam bentuk

cair dibutuhkan teknik yang cukup sederhana dan tidak mahal.

2. Timbal merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah menjadi

berbagai bentuk.

3. Sifat kimia timbal menyebabkan logam ini dapat berfungsi sebagai lapisan

pelindung jika kontak dengan udara lembab.

6

Page 7: makalah PKMGT

4. Densitas timbal lebih tinggi dibandingkan dengan logam lainnya kecuali

emas dan merkuri.

Kegunaan Timbal (Pb)

Penggunaan timbal terbesar adalah produksi baterai penyimpan untuk

mobil, dimana digunakan timbal metalik dan komponen-komponennya.

Penggunaan lainnya dari timbal adalah untuk produk-produk logam seperti

amunisi, pelapis kabel, pipa dan solder, bahan kimia, dan pewarna.

Sumber Polusi Timbal (Pb)

Timbal yang mencemari udara terdapat dalam 2 bentuk, yaitu berbentuk

gas dan partikel-partikel. Gas timbal terutama berasal dari pembakaran bahan

aditif bensin dari kendaraan bermotor yang terdiri dari tetraetil Pb dan tetrametil

Pb. Logam Pb yang digunakan sebagai formulasi penyambung pipa, dapat

mengakibatkan air untuk rumah tangga mempunyai banyak kemungkinan kontak

dengan Pb.

Keracunan Timbal (Pb)

Daya racun Pb didalam tubuh diantaranya disebabkan oleh penghambatan

enzim oleh ion-ion Pb2+. Pb yang tertinggal didalam ion tubuh, baik dari udara

maupun melalui makanan/minuman, akan mengumpul terutama didalam skeleton

(90-95%). Tulang berfungsi sebagai tempat pengumpulan Pb karena sifat-sifat ion

Pb2+ yang hampir sama dengan Ca2+ .

Membran

Membran dapat didefinisikan sebagai lapisan tipis yang bersifat selektif,

sehingga dapat digunakan dalam separation process. Selektifitas membran

didasarkan pada perbedaan ukuran, bentuk permukaan, elektrostatik, difusivitas,

interaksi terhadap zat kimia, volatilitas, polaritas, maupun kelarutan. Secara

umum, membran diaplikasikan pada pemisahan gas dan uap, pemisahan campuran

7

Page 8: makalah PKMGT

organik, pemisahan sistem dispersi solid/liquid, pemisahan sistem liquid-liquid,

pemisahan dalam padatan terlarut, dan lain-lain.

Pemisahan dengan membran bekerja dengan driving force berupa

perbedaan tekanan, perbedaan konsentrasi, perbedaan potensial kimia, dan

perbedaan temperatur. Adanya perbedaan dalam aplikasi membran baik sebagai

media pemisah maupun katalis maka bahan/material membran yang digunakan

bervariasi termasuk pembuatan serta pabrikasinya. Ilmu bahan untuk membran

juga berkembang pesat untuk menghasilkan berbagai jenis bahan dengan struktur

dan fungsi yang berbeda.

Suatu bahan dapat dijadikan membran apabila tahan secara kimia

(chemical resistant) baik terhadap umpan maupun media/cairan pencuci membran,

stabil secara mekanik, stabil secara termal, memiliki permeabilitas dan selektifitas

yang tinggi, dan stabil dalam pengoperasiannya. Bahan dan jenis membran dapat

berupa:

1. Polimer sintetik seperti polypropylene, perfluoro polymers, elastomer,

polyamides dan polisulphones  

2. Modifikasi produk/bahan alam –berbasis selulosa

3. Bahan lain termasuk senyawa anorganik, karbon, keramik, logam, serta

membran cair

Tipe membran terbagi menjadi 2 macam membran yaitu membran simetrik

(struktur ragam) dan membran asimetrik (tak berseragam). Membran simetrik

dapat berbentuk silinder saja, porous saja, maupun non porous saja. Sedangkan

membran asimetrik tersusun atas lapisan aktif dan didukung oleh suatu support

berpori atau sublayer, dapat berupa porous, porous with top layer, maupun

komposit.

Pembuatan Membran Simetrik

1. Sintering/stretching : untuk pembuatan membran-membran mikropori

2. Casting : untuk pembuatan membran penukar ion dan membran untuk

pervaporasi

8

Page 9: makalah PKMGT

3. Phase inversion dan etching : untuk membran berpori dan digunakan dalam

mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, dan dialysis

4. Extrusion : bahan yang diproduksi melalui metode ini berfungsi sebagai

membran difusi seperti pada pemisahan gas dan pervaporasi

Pembuatan Membran Asimetrik

Membran Asimetrik diproduksi melalui proses membran fasa (phase

infersion) dari polimer tunggal atau yang berstruktur komposit. Inversi fasa

mencakup struktur pori yang terbentuk akibat pengendapan dari larutan yang

homogen. Lapisan pendukung pori yang mencapai ketebalan 0.2 mm-0.5 mm

dengan lapisan aktif, 1 micron. Biasanya digunakan dalam nanofiltration dan

ultrafiltration. Pembuatan membran komposit melalui infersi fasa berbeda materi

untuk lapisan aktif dan lapisan support. Membran komposit komposit banyak

diaplikasikan pada membran-membran difusi seperti pada RO, pemisahan gas,

dan pervaporasi.

Karakteristik Polimer

Dalam polimer sintetik beberapa karakteristiknya menentukan sifat fisik

dan kimiawi yang mempengaruhi dalam aplikasi membran yakni:

1. Jumlah dan berat molekul dari unit pengulangan di dalam suatu polimer

2. Apakah polimer tersebut termasuk homopolimer atau co-polimer

3. Bagaimana monomer terikat: rantai random, membran blok dan grafted co-

polimer

4. Apakah polimer linier bercabang atau saling terikat

5. Stereoisomer : isotactic (menghasilkan polimer kristalin), atactic 

(menghasilkan polimer noncrystalin atau amporphous), dan syndiotactic.

Kristalinitas mempunyai pengaruh atau efek utama pada permeabilitas dan

membran polimer

6. Fleksibilitas rantai

7. Interaksi rantai

9

Page 10: makalah PKMGT

METODOLOGI PENULISAN

Preparasi Poly(vinyl Alkohol)-sulfonasi dan Serbuk Chlorella sp. ( Alga

Hijau)

Larutan Poly(vinyl Alkohol) 0,0021 M (dalam aquades panas) dengan

volume 2 mL ditambah dengan 5 mL asam sulfat 11 M secara per tetes diaduk

selama 2,5 jam. Poly(vinyl Alkohol)-sulfonasi yang berwujud gel dicuci dengan

menggunakan aquades sampai aquades hasil pencucian mempunyai pH 5.

Poly(vinyl Alkohol)-sulfonasi kemudian dioven pada suhu 400C selama 10 jam.

Gel Poly(vinyl Alkohol)-sulfonasi kemudian dihaluskan dengan menggunakan

mortar. Chlorella sp. dikeringkan dalam oven pada suhu 400C selama 8 jam

kemudian dihaluskan dan diayak dengan ukuran 70 mesh.

Pembuatan Membran

Membran dipersiapkan dengan membuat campuran serbuk Chlorella sp.

dan Poly(vinyl Alkohol)-sulfonasi dengan perbandingan (dalam gram) adalah 1:2,

1:3, 1:4, 1:5, 1:6, 1:7 dan 1:8 dengan media pencampuran adalah 1-butanol.

Membran kemudian dicetak dengan ketebalan 0,3 mm diatas kaca yang dilapisi

plastik. Membran yang telah dicetak dikeringanginkan dan kemudian dipotong

dengan ukuran 1 x 1 cm.

Proses Pemurnian Logam Pb

Membran yang telah menyerap Pb, Cu, dan Cd diabukan dengan

menggunakan furnace. Abu yang dihasilkan ditambahkan larutan asam nitrat 6 M,

kemudian larutan tersebut diuapkan sampai hampir kering dan ditambahkan

aquades. Larutan yang terbentuk ditambahkan natrium sulfit yang menghasilkan

endapan PbSO3, CuSO3, dan CdSO3. Campuran endapan kemudian ditambahkan

natrium hidroksida berlebih. Endapan dipisahkan dari filtratnya menggunakan

kertas saring. Endapan diabaikan sedangkan filtrat yang mengandung Pb

ditambahkan natrium tetrahidroksostanat (II). Kemudian filtrat didiamkan lebih

dari 1 jam sampai terbentuk endapan hitam logam Pb.

Page 11: makalah PKMGT

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Alga dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator dan biosorben dalam bentuk

biomassa (sel mati). Dengan kemampuannya sebagai biosorben, alga dapat

mengadsorpsi logam berat. Hal ini dikarenakan di dalam alga terdapat gugus

fungsi yang dapat melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi

tersebut antara lain gugus karboksil, hidroksil, amina, sulfidril, imadazol, sulfat

dan sulfonat yang terdapat dalam dinding sel dalam sitoplasma. Biomassa

Chlorella sp. merupakan mikroalga yang dapat digunakan sebagai adsorben

logam berat karena mempunyai gugus aktif pada dinding selnya, yaitu gugus

karboksil, hidroksil, imadazol, dan amina.

Penggunaan Chlorella sp. sebagai biosorben didasarkan pada sifat dinding

sel yang tersusun dari senyawa selulosa, hemiselulosa, lignin dan ligma yang kuat,

dimana senyawa tersebut merupakan komponen dari humus yang mempunyai

tingkat afinitas tinggi terhadap kation logam. Hal ini mengakibatkan Pb yang

terkandung dalam air dapat diserap oleh Chlorella sp.. Namun kemampuan

Chlorella sp. dalam menyerap ion-ion logam sangat dibatasi oleh

beberapa kelemahan seperti ukurannya yang sangat kecil, berat

jenisnya yang rendah dan mudah rusak karena degradasi oleh

mikroorganisme lain. Selain itu, biomassa Chlorella sp. tidak dapat

digunakan secara langsung dalam kolom, karena sangat lunak dan

granular. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka perlu

dilakukan immobilisasi pada biomassanya dengan matrik

pendukung. Matrik pendukung dalam gagasan ini adalah Poly(vinyl

Alkohol)-sulfonasi.

Proses sulfonasi Poly(vinyl Alkohol) dengan asam sulfat pekat

membentuk ikatan crosslink. Ikatan tersebut mengubah sifat Poly(vinyl Alkohol)

yang larut dalam air (hidrofilik) menjadi tidak larut dalam air (hidrofobik).

Poly(vinyl Alkohol) tersulfonasi yang berwujud gel dicuci dengan menggunakan

aquades sampai aquades hasil pencucian mempunyai pH 5, untuk mengurangi

keasaman dari polimer. Poly(vinyl Alkohol)-sulfonasi kemudian dioven pada

Page 12: makalah PKMGT

suhu 400C selama 10 jam, untuk menghilangkan kadar air dalam polimer.

Pengovenan pada suhu 400C agar polimer tidak rusak atau tidak terdegradasi.

Polimer bila dipanaskan akan memperpendek rantai polimernya sehingga secara

otomatis berat molekulnya akan lebih kecil. Disamping itu, air sudah dapat

menguap diatas suhu kamar maka tidak perlu digunakan suhu yang terlalu tinggi

untuk menguapkannya. Pengovenan dilakukan selama 10 jam karena bentuk

materil gel rapat sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam menghilangkan

kadar air dalam gel polimer. Air yang di dalam gel seperti terperangkap. Gel

Poly(vinyl Alkohol)-sulfonasi kemudian dihaluskan dengan menggunakan mortar.

Chlorella sp. dikeringkan dalam oven pada suhu 400C agar tidak rusak, untuk

menguapkan air di dalamnya, dan menjaga bentuk materilnya karena Chlorella sp.

mengandung glukosa dimana bila dipanaskan terlalu tinggi maka yang tersisa

hanya karbonnya saja. Pengeringan Chlorella sp. dilakukan selama 8 jam dimana

tidak lebih lama dibanding pengovenan gel Poly (vinyl Alkohol) tersulfonasi. Hal

ini dikarenakan bentuk materil Chlorella sp. yang tidak terlalu rapat dibanding gel

Poly(vinyl Alkohol)-sulfonasi. Setelah dikeringkan, dihaluskan dan diayak

dengan ukuran 70 mesh (1 inchi = 70 lubang) sehingga serbuk Chlorella sp. yang

dihasilkan relatif besar dimana akan mempermudah pencampurannya dengan Poly

(vinyl Alkohol)-sulfonasi.

Membran dipersiapkan dengan mencampurkan gel Poly(vinyl Alkohol)-

sulfonasi yang telah dihaluskan dan serbuk Chlorella sp. dengan pelarut 1-

butanol. Pelarut 1-butanol bersifat semipolar sebagai medium untuk

mencampurkan serbuk Chlorella sp. yang bersifat polar dengan Poly (vinyl

Alkohol)-sulfonasi yang bersifat nonpolar (hidrofobik relatif nonpolar). Ikatan

yang terjadi disini adalah ikatan Van der Walls.

Pb, Cd, Cu dapat diserap oleh modifikasi membran Poly (vinyl Alkohol)-

sulfonasi dengan Chlorella sp. yang mengandung gugus OH-, COO-, NH2-, dan

imadazol. Di dalam Chlorella sp., gugus yang lebih berperan dalam mengikat

logam tersebut adalah gugus karboksilat. Pb yang telah diabsorb oleh membran

dapat diambil dan dimurnikan melalui proses pemisahan lebih lanjut menjadi

logam Pb.

12

Page 13: makalah PKMGT

Membran yang telah mengabsorb logam diabukan untuk mereduksi Pb2+,

Cd2+, dan Cu2+ menjadi logam-logamnya. Karena Pb masih tercampur dengan ion

logam lainnya maka pengambilan Pb dilakukan dengan menambahkan asam nitrat

(HNO3) 6 M. Penambahan asam nitrat pekat akan melarutkan ion-ion logam.

Larutan yang terbentuk diuapkan sampai hampir kering untuk mengeluarkan asam

nitrat dan mengurangi keasaman larutan. Kemudian ditambahkan aquades.

Larutan ditambahkan natrium sulfit (Na2SO3) dan natrium hidroksida (NaOH)

akan terbentuk endapan dan filtrat. Filtrat dipisahkan dari endapannya. Endapan

yang dihasilkan merupakan endapan Cu(OH)2 dan Cd(OH)2. Filtrat yang terdiri

dari ion tetrahidroksoplumbat(II), [Pb(OH)4]2-, ditambahkan reagensia natrium

tetrahidroksostanat(II), [Sn(OH)4]2-, lalu dibiarkan lebih dari 1 jam maka akan

terbentuk endapan hitam logam timbal (Pb). Reaksi-reaksi yang terjadi adalah

sebagai berikut:

3Pb + 8HNO3 → 3Pb2+ + 6NO3- + 2NO↑ + 4H2O

3Cu + 8HNO3 → 3Cu2+ + 6NO3- + 2NO↑ + 4H2O

Cd + 2H+ → Cd2+ + H2↑

Pb2+ + SO32- → PbSO3↓

Cu2+ + SO32- → CuSO3↓

Cd2+ + SO32- → CdSO3↓

PbSO3↓ + 4OH- → [Pb(OH)4]2- + SO32-

Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2↓

Cd2+ + 2OH- ↔ Cd(OH)2↓

[Pb(OH)4]2- + [Sn(OH)4]2- → Pb↓ + [Sn(OH)4]2- + 2OH-

13

Page 14: makalah PKMGT

PENUTUP

Kesimpulan

1. Membran Chlorella sp. dengan Poly(vinyl Alkohol)-sulfonasi dapat

digunakan untuk mengabsorbsi Pb dalam air.

2. Pb yang diabsorb oleh membran Chlorella sp. dapat dimurnikan.

Saran

1. Masyarakat menengah kebawah dapat menggunakan membran Chlorella

sp. dengan harga yang relatif murah.

2. Logam Pb yang diperoleh dapat digunakan untuk industri, antara lain

industri baja, baterai, pipa, dan sebagainya.

3. Membran Chlorella sp. dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai

penelitian.

Page 15: makalah PKMGT

DAFTAR PUSTAKA

Jensen, Bernard. 1987. Chlorella: Gem of The Orient, 1st edt. Escondido, CA

92025.

http://www.chemistry.org/artikel_kimia/biokimia/

alga_sebagai_bioindikator_dan_biosorben_logam_berat_bagian_1_bioindi

kator/

http://www.himakaunpad.org/artikel/juni/pkmp_artikel_juni_2.pdf

http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/KULTUR

%20FITOPLANKTON.PDF

http://one.indoskripsi.com/content/modifikasi-membran-polyvinyl-alkohol-

sulfonasi-dengan-serbuk-kayu-jati-tectona-grandis-untuk

http://hafidzah87.wordpress.com/2008/07/15/teknologi-membran-1/

http://www.canceractive.com/images/chlorella.jpg

http://www.nvo.com/truthinhealth/nss-folder/pictures/ChlorellaCell.jpg

Malcolm, P.S. 2001. Kimia Polimer. Jakarta: Pradnya Paramita.

Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 1986. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI 1.

Jakarta: UI-Press.

\Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan

Semimikro, Edisi V. Jakarta: Kalman Media Pustaka.

www.mipa.unej.ac.id/data/karya/kimia/arik97.pdf

http://digilib.unila.ac.id/files/disk1/22/laptunilapp-gdl-res-2007-buhanidram-

1088-2002_lp_-1.pdf

15

Page 16: makalah PKMGT

LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup Penulis

1. Nama : Tri Wahyuningsih

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 22 Februari 1989

2. Nama : Falmuriati

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 11 Februari 1989

3. Nama : Elsa Angela

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 14 April 1988

16

Page 17: makalah PKMGT