Nurmitha Atmia IPB PKMGT

20
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SELFIE “Solution of Education by Learning Self Interest” Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh: Ketua kelompok : Nurmitha Atmia I34120046/2012 Anggota Kelompok : Resti Saraswati I34120040/2012 Maulana Dwi Putra Riyadi C24130051/2013 INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

description

ide pemeikiran untuk pendidika indonesia yang lebih baik

Transcript of Nurmitha Atmia IPB PKMGT

Page 1: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

SELFIE “Solution of Education by Learning Self Interest” Sebagai Upaya

Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia

BIDANG KEGIATAN:

PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:

Ketua kelompok : Nurmitha Atmia I34120046/2012

Anggota Kelompok : Resti Saraswati I34120040/2012

Maulana Dwi Putra Riyadi C24130051/2013

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

Page 2: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

i

Page 3: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

ii

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS .. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ii

RINGKASAN ..................................................................................................... iii

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................................. 1

Tujuan .............................................................................................................. 2

Manfaat ............................................................................................................ 2

GAGASAN ......................................................................................................... 3

Kondisi Kekinian ............................................................................................. 3

Solusi Saat ini .................................................................................................. 4

Usulan Gagasan ................................................................................................ 5

Pihak-Pihak yang Berkepentingan .................................................................... 7

Langkah-Langkah Strategis .............................................................................. 8

KESIMPULAN ................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

LAMPIRAN ...................................................................................................... 10

DAFTAR GAMBAR

Indeks ranking pendidikan negara-negara di dunia pada tahun 2014 berdasarkan

thelearningcurve.pearson.com..................................................................................3

Page 4: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

iii

RINGKASAN

Salah satu faktor yang menyebabkan problematika rendahnya kualitas

sumberdaya manusia di Indonesia di antaranya adalah pendidikan. Sejalan dengan

amanat Undang-Undang Dasar 1945 dalam mukadima pembukaan termaktub

tujuan bangsa Indonesia yang diantaranya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Merujuk pada beberapa ketentuan yang termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003

dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 menyatakan bahwa

sesungguhnya sistem pendidikan harus dilaksanakan berdasarkan minat peserta

didik. Sementara itu, pada realisasinya peserta didik atau siswa mulai

mendapatkan peminatan ketika menginjak bangku sekolah menengah atas atu

jenjang SMA. Peminatan pada jenjang ini pun terbilang masih luas dan belum

secara spesifik mewadahai minat siswa, peminatan hanya sebatas IPA, IPS dan

atau Bahasa. Selain itu, bentuk evaluasi belajar dengan sistem ujian seperti Ujian

Nasional, Ujian Semester yang semata-mata mendisfungsikan hakikat tujuan

pendidikan yang sebenarnya dan pembatasan ruang minat yang begitu dibatasi

merupakan problematika pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu, tujuan dari

tulisan ini adalah (1) Menguraikan kualitas pendidikan di Indonesia dengan sistem

pendidikan nasional yang masih bersifat kolonial, dan (2) Memaparkan solusi

perbaikan sistem pendidikan di Indonesia melalui SELFIE “Solution of Education

by Learning Self Interest” sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di

Indonesia. SELFIE “Solution of Education by Learning Self Interest” dengan

sistem pendidikan berbasis minat mulai dari sekolah menengah pertama (SMP) ini

menjadi upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan berbasis

minat ini dapat menjadikan peserta didik lebih terampil dalam minat yang

dipilihnya sehingga mempunyai kompetensi yang jauh lebih baik jika bersaing

dalam dunia kerja, yang selanjutnya akan berpotensi meningkatkan kualitas

pendidikan indonesia.

Page 5: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang besar dengan luas 1,904,569 km2,

negara Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alamnya

yang melimpah. Akan tetapi, hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi

sumber daya manusianya. Salah satu faktor yang menyebabkan problematika

rendahnya kualitas sumberdaya manusia di Indonesia di antaranya adalah

pendidikan. Sejalan dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dalam mukadima

pembukaan termaktub tujuan bangsa Indonesia yang diantaranya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Perjalanan panjang kahasanah pendidikan Indonesia dari sejak zaman

kolonial sampai era reformasi ini mengantarkan pada sistem pendidikan nasional,

yakni dengan ditetapkannya UU mengenai sistem pendidikan nasional. Dalam

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab

II pasal 3 tertuang tujuan sistem pendidikan nasional, yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Berdasarkan amanat UU di atas bahwa sistem pendidikan nasional

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Selain itu, dalam pasal 12

ayat 1b UU tersebut menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,

minat, dan kemampuannya. Selanjutnya, diperkuat oleh pasal 19 ayat 1 pada

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan

bahwa:

“Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, Pemerintah menantang,

memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis Peserta Didik.”

Merujuk pada beberapa ketentuan yang termaktub dalam UU dan

peraturan pemerintah yang telah dipaparkan di atas bahwa sesungguhnya sistem

pendidikan harus dilaksanakan berdasarkan minat peserta didik. Sementara itu,

Page 6: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

2

pada realisasinya peserta didik atau siswa mulai mendapatkan peminatan ketika

menginjak bangku sekolah menengah atas atu jenjang SMA. Peminatan pada

jenjang ini pun terbilang masih luas dan belum secara spesifik mewadahai minat

siswa, peminatan hanya sebatas IPA, IPS dan atau Bahasa. Sistem pendidikan

nasional ini masih kental dengan sistem kolonial yang mendikte setiap siswanya

untuk belajar hampir semua mata pelajaran yang pada akhirnya hanya berorientasi

pada pengejaran nilai.

Bentuk evaluasi belajar dengan sistem ujian seperti Ujian Nasional, Ujian

Semester yang semata-mata mendisfungsikan hakikat tujuan pendidikan yang

sebenarnya. Siswa hanya diarahkan untuk memperoleh nilai yang tinggi agar

dapat lulus satu mata pelajaran tanpa memperhatikan minat setiap siswa yang

beragam, sehingga keberagaman minat ini sangat mungkin tidak terakomodasi

selama proses pembelajaran. Hal ini berimplikasi pada hasil belajar siswa yang

tidak sesuai dengan harapan.

Ruang untuk mengembangkan minat siswa begitu dibatasi. Hal ini terbukti

dengan proporsi ruang minat di sekolah yang lebih sedikit. Ruang minat ini

direalisasikan paling tidak hanya dalam bentuk program ekstrakulikuler. Secara

logis, terbukti bahwa sistem pendidikan nasional di Indonesia saat ini belum

memprioritaskan sistem pendidikan dengan berdasar pada potensi dan minat

siswa. Hal ini jelas menjadi masalah dan suatu kritik terhadap sistem pendidikan

nasional di Indonesia sampai saat ini.

Tujuan

1. Menguraikan kualitas hasil belajar siswa di Indonesia dengan sistem

pendidikan nasional yang masih bersifat kolonial

2. Memaparkan solusi perbaikan sistem pendidikan di Indonesia melalui

SELFIE “Solution Of Education By Learning Self Interest” sebagai upaya

peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia

Manfaat

1. Bagi Masyarakat

Bagi Siswa, penulisan PKM-GT ini diharapkan dapat membantu

siswa dalam memaksimalkan potensi dan minatnya dalam belajar.

Bagi Orang tua, penulisan PKM-GT ini diharapkan dapat

membantu mendukung anaknya yang berusia sekolah dasar dalam

memilih jurusan sesuai dengan minat anaknya.

Bagi Guru, Penulisan PKM-GT ini diharapkan dapat memotivasi

untuk meningkatkan kualitas dalam mendidik siswa

2. Bagi pemerintah sebagai masukan dalam menyusun kebijakan dan strategi

sistem pendidikan, sekaligus dapat menjadi solusi atas kualitas hasil

belajar siswa.

Page 7: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

3

GAGASAN

Kondisi Kekinian

Sistem pendidikan merupakan indikator kemajuan bangsa, karena sistem

pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumberdaya manusia yang

berkualitas yang dapat membangun bangsa menjadi lebih baik lagi. Saat ini

sistem pendidikan yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan

nasional. Menurut UU No 20 tahun 2003 sistem pendidikan nasional adalah

keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional. Adapun visi Pendidikan nasional adalah

terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa

untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi

manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan

zaman yang selalu berubah. Selanjutnya berdasarkan UU No 20 tahun 2003 pasal

37 ayat 1 yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah

wajib memuat:

pendidikan agama; ilmu pengetahuan sosial;

pendidikan kewarganegaraan; seni dan budaya;

bahasa; pendidikan jasmani dan

olahraga;

matematika; keterampilan/kejuruan; dan

ilmu pengetahuan alam muatan lokal.

Sementara berdasar pada sejumlah fakta-fakta yang terjadi, kondisi

pendidikan di Indonesia saat ini dapat dinilai sangat memprihatinkan. Berdasarkan

data The Learning Curve Pearson 2014, sebuah lembaga pemeringkatan

pendidikan dunia, menyatakan bahwa Indonesia menduduki posisi akhir dalam

mutu pendidikan di seluruh dunia, seperti yang ditampilkan di Gambar 1.

Gambar 1 . Indeks Ranking pendidikan negara-negara di dunia pada tahun 2014

berdasarkan thelearningcurve.pearson.com

Page 8: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

4

Indonesia menempati posisi ke-401 dengan indeks rangking dan nilai

secara keseluruhan yakni minus 1,84. Sementara pada kategori kemampuan

kognitif indeks rangking 2014 versus 2012, Indonesia diberi nilai -1,71.

Sedangkan untuk nilai pencapaian pendidikan yang dimiliki Indonesia, diberi skor

-2,11. Berdasarkan angka-angka tersebut menjadikan Indonesia dengan

pencapaian yang buruk dalam hal mutu pendidikan2.

Kondisi tenaga pendidik di Indonesia yang juga tampak memprihatinkan.

Berdasarkan data hasil uji kompetensi guru (Nur 2009), Guru SD menguasai

kompetensi pedagogik rata-rata baru mencapai 38%, guru SMP 37,42%, guru

SMA/SMK 37,18 %. Kompetensi kepribadian, guru SD rata-rata baru mencapai

48%, guru SMP 49,56%, dan guru SMA/SMK 51,52%. Kompetensi profesional,

guru SD 35,33%, guru SMP 36,94%, guru SMA/AMK 36,40%. Kompetensi

sosial, guru SD 43,60, guru SMP 46,10, guru SMA/SMK 44,70%. Selain itu

menurut sumber di Kompas, Rabu, 14 Mei 2007 latar belakang pendidikan guru

dari guru SD sampai dengan guru SMA yang mencapai tingkat doktor se-

Indonesia baru 6 orang.

Solusi Saat ini

Pemerintah dalam menghadapi kualitas pendidikan indonesia yang berada di

posisi bawah dibandingkan negara-negara lain di dunia, telah melakukan beberapa

upaya untuk mengatasinya yaitu melalui ujian nasional (UN), seperti menurut

kutipan dibawah ini:

“hasil UN digunakan untuk pemetaan mutu dan program satuan

pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang berikutnya, serta pembinaan

dan pemberian bantukan kepada satuan pendidikan sebagai upaya

meningkatkan mutu pendidikan.” (Dikutip dari publicapos.com)3

Adapun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan siswa,

maka dilakukan pengutamaan peningkatan mutu guru.4 Selain itu, terdapat tiga

1 Nur Insana Imaniar. 2014. Inilah Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan di Indonesia [Internet].

[diunduh tanggal 20 maret 2015]. Tersedia pada : http://www.bhataramedia.com/531/inilah-

penyebab-rendahnya-mutu-pendidikan-di-indonesia/2014/09/28/ 2 Ade Hapsari Lestarini. Rangking mutu pendidikan RI didunia paling jeblok [Internet]. [diunduh

tanggal 20 maret 2015]. Tersedia pada :

http://news.okezone.com/read/2014/05/13/373/984246/rangking-mutu-pendidikan-ri-di-

dunia-paling-jeblok

3Publicapos.com. 2015. Menteri anies yakin UN tak ada masalah [Internet]. [diunduh tanggal 23

maret 2015]. Tersedia pada : http://www.publicapos.com/nasional/6576-menteri-anies-

yakin-un-tak-ada-masalah

4 Jafar M Sidik. 2015. 100 persen hasil UN ditetapkan sekolah [Internet]. [diunduh tanggal 23

maret 2015]. Tersedia pada : http://radio.itjen.kemdikbud.go.id/?p=21825

Page 9: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

5

kerangka strategis5 dalam membangun bidang pendidikan dan kebudayaan selama

periode 2015-2019. Pertama, terbentuknya insan dan ekosistem pendidikan dan

kebudayaan yang berkarakter dengan dilandasi semangat gotong royong. Kedua

peningkatan mutu dan akses. Ketiga, pengembangan efektivitas birokrasi melalui

perbaikan tata kelola dan pelibatan publik.

Usulan Gagasan

Jika menimbang kondisi permasalahan pendidikan di indonesia saat ini

dan terutama dalam segi mata pelajaran yang diwajibkan di pendidikan menengah

berdasarkan UU No 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 1. Implikasi yang terjadi dari

diwajibkannya mata pelajaran tersebut adalah keberagaman minat siswa sangat

mungkin tidak terakomodasi selama proses pembelajaran. Mengingat manusia

memilki potensi dan minat yang berbeda-beda sehingga seharusnya mata

pelajaran yang diajarkan sesuai dengan potensi dan minat siswa.

Oleh karena itu munculah gagasan yang menawarkan pendidikan berbasis

minat di tingkat menengah pertama dan sekolah wajib 12 tahun, sampai saat ini

peserta didik atau siswa mulai mendapatkan peminatan ketika menginjak bangku

sekolah menengah atau jenjang SMA(Sekolah Menengah Atas). Peminatan pada

jenjang ini pun terbilang masih luas dan belum secara spesifik mewadahai minat

siswa, peminatan hanya sebatas IPA, IPS dan atau Bahasa. Sistem pendidikan

nasional ini masih kental dengan sistem kolonial yang mendikte setiap siswanya

untuk belajar hampir semua mata pelajaran yang pada akhirnya hanya berorientasi

pada pengejaran nilai. Hal ini menyebabkan bahwa diperlukanya perbaikan

kualitas pendidikan melalui sistem pendidikan berbasis minat yang dimulai dari

jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Adapun bidang peminatan yang ada

pada jenjang SMP terdiri atas:

1. Geografi 2. Matematika

3. Teknologi

Informasi dan

Komputer

4. Seni Rupa

5. Sejarah 6. Fisika 7. Bahasa dan Sastra

Indonesia

8. Hukum

9. Sosiologi 10. Biologi 11. Bahasa dan Sastra

Inggris

12. Olahraga

13. Ekonomi 14. Kimia 15. Seni Pertunjukkan 16. Tataboga

Pada sistem pendidikan berbasis minat ini, peserta didik atau siswa

mengarahkan minatnya sejak dari sekolah menengah pertama, sebelumnya di

5 Ratih Anbarini. 2015. Mendikbud sampaikan tiga kerangka strategis 2015-2019 [Internet].

[diunduh tanggal 23 maret 2015]. Tersedia Pada :

http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/3848

Page 10: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

6

tingkat sekolah dasar siswa mendapatkan mata pelajaran dasar terlebih dahulu dan

untuk menentukan minatnya, dilaksanakan pengetesan melalui tiga alat ukur yaitu

alat pendeteksi minat melalui sidik jari, pengisian essai tentang minat yang

dimiliki, dan tes IQ, yang bertujuan untuk memaksimalkan peminatan siswa.

Selanjutnya, setelah melakukan tes tersebut orang tua dan pihak sekolah dasar

khususnya guru sebagai tenaga pendidik mendorong dan mendukung siswa untuk

menentukan kelas sesuai minatnya di SMP, mata pelajaran yang diberikan pun

disesuaikan dengan minat masing-masing siswa yang telah dikategorikan di atas.

Adapun bentuk evaluasi belajar yang dilakukan bukan melalui ujian tetapi

evaluasi pribadi, sehingga dalam hal ini siswa diperkenanankan untuk

mengevaluasi kekurangan selama proses pembelajaran, meskipun bentuk ujian

masih tetap ada. Namun yang terpenting dalam hal ini bahwa ujian bukanlah

merupakan syarat dalam menentukan kelulusan melainkan sebuah evaluasi yang

menekankan pada seberapa cocok minat peserta didik dengan potensinya.

Siswa melanjutkan ke jenjang SMA dengan asumsi bahwa jenjang SMA

telah diterapkan sistem yang sama dengan tingkat mata pelajaran yang lebih

kompleks daripada jenjang SMP, sehingga siswa sudah terlatih selama 6 tahun

berdasarkan minatnya, jika siswa ingin melanjutkan ke perguruan tinggi setiap

siswa sudah mempunyai bekal yang cukup dan ahli dalam bidang yang

diminatinya. Namun jika siswa tidak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi siswa

sudah memliki keahlian yang baik untuk bersaing di dunia kerja hingga akhirnya

kualitas manusia di indonesia meningkat karena sudah mampu bersaing dengan

negara lain dalam bidang minat yang sama. Dalam sistem pendidikan ini juga

tenaga pendidik harus memiliki kualitas kompetensi sesuai dengan bidangnya dan

sekurang-kurangnya telah menyelesaikan pendidikannya sampai S2 (Strata dua).

Sementara itu, untuk peminatan pada jenjang SMA meliputi bidang-

bidang keminatan lanjutan dari jenjang sebelumnya. Peserta didik tidak

diperkenankan melakukan lintas minat dari minat yang diambil dari jenjang SMP.

Adapun bidang peminatan pada jenjang SMA yang terdiri dari:

1. Arsitektur 2. Komunikasi 3. Ilmu Komputer 4. Kelautan

5. Pertanian 6. Politik 7. Ilmu Kesehatan 8. Pariwisata

9. Biologi 10. Psikologi 11.Akuntansi 12. Seni Perfilman

dan Televisi

13. Farmasi 14. Sejarah 15.Antropologi 16. Seni

Pertunjukkan

17. Fisika 18. Manajemen 19.Arkeologi 20. Seni Rupa

21. Kimia 22. Sastra Asing 23.Administrasi 24. Design Grafis

25. Matematika 26. Sastra Indonesia 27.Ilmu Ekonomi 28. Tata Busana

29. Geografi 30. Sastra Inggris 31.Filsafat 32. Tata Boga

33. Gizi 34. Tekonologi

Informasi dan

Komunikasi

35.Hukum 36. Olahraga

Page 11: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

7

Pihak-Pihak yang Berkepentingan

1. Pemerintah Pusat

- Membuat kebijakan berupa peraturan pemerintah dan undang-undang

terkait pendidikan berbasis minat mulai dari sekolah menengah

pertama.

- Meningkatkan alokasi anggran pendidikan

2. Kementrian Pendidikan

- Membuat peraturan menteri terkait pendidikan berbasis minat

- Memberikan beasiswa S2 bagi tenaga pendidik dengan jurusan yang

lebih spesifik

- Memberikan fasilitas untuk melakukan tes minat bagi pelajar kelas 6

SD (Sekolah Dasar) menuju SMP (Sekolah Menengah Pertama)

3. Dinas Pendidikan

- Menyosialisasikan pentingnya pendidikan berbasis minat pada setiap

institusi pendidikan di masing-masing daerahnya

- Meningkatkan alokasi dana bagi pendidikan dari APBD

4. Orang tua siswa

- Memberikan dukungan kepada para anaknya atas pilihan minat pada

jenjang sekolah yang akan ditempuhnya baik berupa finansial atau

moral

5. Pendidik

- Meningkatkan kredibilitas dan profesionalitas kerja dalam mendidik

siswanya

- Meningkatkan kompetensi yang dimiliki agar mampu mendidik siswa

berdasarkan keahliannya yang sesuai dengan setiap bidang peminatan

yang telah ditentukan

- Hal di atas diwujudkan dengan standar jenjang pendidikan yang harus

dimiliki oleh tenaga pendidik bagi siswa SMP sekurang-kuranya

adalah S2 (Strata dua), sedangkan untuk tenaga pendidik bagi siswa

SMA sekurang-kurangnya adalah S2 (Strata dua) dan merupakan

lulusan dari jurusan sesuai dengan bidang peminatan yang akan

dipangku.

- Tenaga pendidik harus merupakan lulusan dari ilmu keguruan atau

pernah mengambil sekolah untuk keguruan

6. Siswa

- Mampu menentukan pilihan minat yang sesuai dengan potensinya,

yang akan dibantu melalui pengikutsertaan diri dalam beberapa tes

keminatan

- Bertanggungjawab terhadap pilihan minat yang akan diambilnya dan

bersedia tidak melakukan lintas minat pada jenjang selanjutnya

Page 12: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

8

Langkah-Langkah Strategis

Langkah-langkah strategis yang ditempuh untuk mengimplementasikan

SELFIE “Solution Of Education By Learning Self Interest” Sebagai Upaya

Peningkatan Kualitas Pendidikan Indonesia, adalah :

1. Pemerintah pusat, dalam hal ini dilakukan oleh Kementrian Kebudayaan

dan Pendidikan dasar dan Menengah yaitu :

Menyusun Peraturan menteri tentang pendidikan berbasis minat

mulai dari sekolah menengah pertama ( SMP )

Memberi bantuan berupa beasiswa Sarjana dan Magister pada

calon pendidik

Memberi fasilitas untuk menunjang pengembangan minat peserta

didik

Memberikan anggaran dana APBN sekitar 50 % khusus untuk

pendidikan

2. Pemerintah Daerah, dilakukan oleh Dinas Pendidikan yaitu :

Mensosialisasikan pentingnya pendidikan berbasis minat pada

masyarakat, khususnya calon peserta didik tentang pentingnya

pendidikan berbasis minat untuk meningkatkan kualitas pendidikan

indonesia

Menyediakan pelatihan bagi tenaga pendidik agar dapat

mengoptimalkan pendidikan berbasis minat

Melakukan tes minat kepada peserta didik di sekolah dasar

3. Pendidik, langkah-langkah yang perlu dilakukan :

Ikut pelatihan pendidik untuk pendidikan berbasis minat yang

diselenggarakan oleh dinas pendidikan

Mengikuti program beasiswa Magister yang dilaksanakan oleh

Kementrian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah

4. Orang tua, hal yang perlu yang perlu dilakukan :

Mendorong serta mendukung anak/calon peserta didik untuk

memilih peminatan sesuai minatnya

5. Siswa, langkah-langkah yang perlu dilakukan :

Melakukan tes minat yang diadakan oleh dinas pendidikan dan

kebudayaan

Memilih peminatan sesuai dengan hasil tes minat

Belajar dengan baik pada pemintan yang dipilih

Page 13: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

9

KESIMPULAN

Dalam menghadapi mutu pendidikan indonesia yang berada pada rangking

ke 40 menurut data The Learning Curve Pearson 2014. SELFIE “Solution of

Education by Learning Self Interest” dengan sistem pendidikan berbasis minat

mulai dari sekolah menengah pertama (SMP) ini menjadi upaya peningkatan

kualitas pendidikan di Indonesia.

Pendidikan berbasisi minat ini dapat menjadikan peserta didik lebih

terampil dalam minat yang dipilihnya sehingga mempunyai kompetensi yang jauh

lebih baik jika bersaing dalam dunia kerja, yang selanjutnya akan berpotensi

meningkatkan kualitas pendidikan indonesia melalui prestasi-prestasi yang

diperoleh, dan meningkatkan daya saing dalam hal pendidikan dengan negara lain.

Untuk mengimplementasikan sistem pendidikan berbasis minat mulai dari

tingkat sekolah menengah pertama ini maka diperlukan sinergitas antara

pemerintah dengan masyarakat (khususnya orang tua, guru, dan peserta didik).

Pemerintah perlu mensosialisasikan dan mempublikasikan manfaat dari sistem

pendidikan berbasisi minat mulai dari tingkat SMP. Pemerintah pun perlu

memfasilitasi pendidik dan peserta didik secara partisispatif serta mengontrol

pengimplementasian sistem pendidikan berbasis minat mulai dari SMP

DAFTAR PUSTAKA

Anbarini R. 2015. Mendikbud sampaikan tiga kerangka strategis 2015-2019

[Internet]. [diunduh tanggal 23 maret 2015]. Tersedia Pada :

http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/3848

Hamzah Nur. 2009. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jurnal MEDTEK.

1(2):1-10. [diunduh tanggal 23 Maret 2015]. Tersedia pada: http://ft-

unm.net/medtek/Jurnal%20Medtek%20Vo.%201_No.2_Oktober%202009/

Hamzah%20Nur.pdf

Sidik JM. 2015. 100 persen hasil UN ditetapkan sekolah [Internet]. [diunduh

tanggal 23 maret 2015]. Tersedia pada :

http://radio.itjen.kemdikbud.go.id/?p=21825

Page 14: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

10

LAMPIRAN

Page 15: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

11

Page 16: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

12

Page 17: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

13

Page 18: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

14

Page 19: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

15

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama/NI

M

Program

Studi

Bidan

g Ilmu

Alokasi

Waktu

(Jam/min

ggu)

Uraian Tugas

1 Nurmitha

Atmia /

I3412004

6

Sains

Komunikasi

dan

Pengembanga

n Masyarakat

Sosial 10 -Mencari Literatur

solusi saat ini, dan

kondisi terkini

-Berdiskusi &

menyusun PKM

-mengorganisasikan

aktivitas anggota

-membuat pembagian

tugas pada anggota

-merencanakan

pertemuan kelompok

-menyusun PKM GT

2 Resti

Saraswati

/

I3412004

0

Sains

Komunikasi

dan

Pengembanga

n Masyarakat

Sosial 8 Menyusun PKM GT

bagian pendahuluan

-mencari literatur

kondisi terkini

-menghadiri

pertemuan kelompok

-melakukan

pengeditan

redaksional bagian isi

3 Maulana

Dwi Putra

Riyadi/

C241300

51

Manajemen

Sumberdaya

Perairan

Kelaut

an

7 -mencari literatur

terkait kondisi terkini

pendidikan indonesia

dan perbandingan

dengan negara lain

-menyusun PKM GT

-Menghadiri

pertrmuan kelompok

Page 20: Nurmitha Atmia IPB PKMGT

16

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua TIM