Pkmgt bibiholi bibliotherapy hospital library_yunita sari_universitas pendidikan indonesia_2015

20
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “BIBIHOLI” (BIBLIOTHERAPY HOSPITAL LIBRARY: BACA+BACA=Sehat cerdas ) PROGRAM ALTERNATIF TREATMENT DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN PASIEN RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG (LIBRARY PROGRAM) BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS Diusulkan Oleh : Yunita Sari (1202783/Angkatan 2012) M Arbi Sulasmansyah (1202322/Angkatan 2012) Via Widiawati (1404755/Angkatan 2014) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2015

Transcript of Pkmgt bibiholi bibliotherapy hospital library_yunita sari_universitas pendidikan indonesia_2015

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

“BIBIHOLI” (BIBLIOTHERAPY HOSPITAL LIBRARY:

BACA+BACA=Sehatcerdas

)

PROGRAM ALTERNATIF TREATMENT DALAM MENCAPAI

KESEJAHTERAAN PASIEN RUMAH SAKIT KOTA BANDUNG

(LIBRARY PROGRAM)

BIDANG KEGIATAN:

PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh :

Yunita Sari (1202783/Angkatan 2012)

M Arbi Sulasmansyah (1202322/Angkatan 2012)

Via Widiawati (1404755/Angkatan 2014)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................... i

Halaman Pengesahan.............................................................................. ii

Daftar Isi................................................................................................... iii

Ringkasan................................................................................................. 1

Pendahuluan

Latar Belakang.............................................................................. 2

Tujuan Dan Manfaat..................................................................... 3

Gagasan

Kondisi Pasien Di Rumah Sakit Kota Bandung........................... 4

Solusi Yang Pernah Diterapkan Sebelumnya............................... 4

Terapi Buku “BIBIHOLI” (BIBLIOTHERAPY HOSPITAL

LIBRARY: BACA+BACA=Sehatcerdas........................................... 5

Pihak-Pihak Yang Terkait............................................................ 6

Langkah-Langkah Strategis Yang Dilakukan............................... 6

Kesimpulan

Terapi Buku “BIBIHOLI” (BIBLIOTHERAPY HOSPITAL

LIBRARY: BACA+BACA=Sehatcerdas............................................ 8

Teknik Implementasi Gagasan...................................................... 8

Prediksi Hasil Yang Akan Diperoleh............................................ 9

Daftar Pustaka..........……….....…………………………...................... 11

Lampiran.................................................................................................. 12

Biodata Ketua Dan Anggota

Susunan Organisasi Tim Penyusun Dan Pembagian Tugas

Surat Pernyataan Ketua Tim

Daftar Gambar

Gambar.1. Bagan Strategi Realisasi............................................... 7

Gambar.2. Desain Perpustakaan Rumah Sakit............................... 9

iii

RINGKASAN

Kota Bandung merupakan kota besar dan maju dengan segala

tuntutan zaman. Memungkinkan masyarakatnya mengalami tekanan, yang

diakibatkan karena adanya kesenjangan sosial masyarakat dengan tuntutan

zaman yang harus dipenuhi, dan berdampak penurunan kesehatan

emosional masyarakat, teruma para pasien dirumah sakit. Hal ini yang

membuat penulis terinspirasi untuk mengajukan gagasan mengenai terapi

buku “BIBIHOLI” ( Hospital Library: Baca+Baca=Sehatcerdas) Program

Alternatif Treatment Dalam Mencapai Kesejahteraan Pasien Rumah Sakit

Kota Bandung.

Kita semua tahu, bahwa “yang sehatpun bisa menjadi sakit karena

depresi/penurunan kesehatan mental, bagaimana dengan yang sakit dan

dpresi/penurunan mental? Obat-obatan medis pun tak akan memberi

pengaruh banyak jika tidak disertai dengan kesadaran semangat untuk

sembuh dan hidup sehat dari si pasien.”

Dalam konteks bibliotherapy klinis, Caroline Shrodes suggested

was the “process of dynamic interaction between the personality of the

reader and literature under the guidance of a trained helper”, begitupun

dengan Bibliotherapy “BIBIHOLI” ini, dilakukan dengan cara

mempertemukan terapis atau pustakawan profesional dan pasien dengan

atau melalui buku sehingga terjadi proses komunikasi dan interaksi timbal

balik, sampai muncul progres dari kondisi pasien sebagai bentuk dari

tujuan bibliotherapy ini.

Selain dari pada itu, dapat dipetik pula beberapa manfaat penting

yakni salah satunya adalah minat baca, kebudayaan dunia paling berharga

yang dapat mengangkat dan menjatuhkan kita. Seperti yang dikatakan

John Naisbitt saat semakin banyak orang Amerika tidak dapat meluangkan

waktu dan aktif membaca, Amerika menjadi negara yang kurang

berpengetahuan, kurang inovatif, dan berpikiran kurang independen.

(www.nea.com).

Bibliotherapy “BIBIHOLI” menjadi sangat penting untuk

dilakukan oleh seluruh Rumah Sakit di Kota Bandung, yakni sebagai

treatment tambahan bagi pasien penderita penyakit tertentu dan upaya

strategis bagi Pemerintah Kota Bandung untuk mulai menanamkan budaya

minat baca kepada warganya.

Keyword: Depretion, Hospital Library.

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Bandung adalah salah satu kota maju di Indonesia yang

terkenal dengan berbagai keragaman ritme aktivitas keseharian

masyarakatnya, senantiasa dipenuhi dengan kesibukan, pola dan tekanan

hidup yang beragam dari segi internal individu, serta pola tekanan hidup dari

pelbagai aspek seperti sosial, lifestyle, politik, ekonomi, ekologi, kepadatan,

kemacetan, dan kebisingan, yang dapat mengaktifkan simptom-simptom

depresi pada sebagian masyarakat, belum lagi kurangnya wawasan bagi

masyarakat sebelum akhirnya mereka harus menjalani pola hidup yang

dipenuhi dengan tuntutan.

Seperti peristiwa kasus tabrak 2 motor dan 3 mobil yang dilakukan

oleh Handi Sanjaya pada pukul 15.30 WIB, di depan Plaza Parahyangan

Bandung, dari keterangan keluarga, Handi tengah dalam kondisi depresi.

Pemberitaan Selasa, 10/02/2015 22:01 WIB oleh Baban Gandapurnama –

detikNews. Selain dari pada itu ialah kasus pembunuhan Anik Qoriah

Sriwijaya (Sarjana ITB) terhadap 3 anak kandungnya 2006 silam, yang

diduga hal tersebut akibat depresi atas kondisi ekonomi yang sedang dihadapi

(Bandung-detikNews). Kedua kasus diatas adalah contoh kasus yang dialami

oleh orang-orang yang terbilang sehat atau tidak sedang mengidap penyakit.

Selain menimbulkan empati kepada si pasien, juga mempertimbangkan

ancaman dan kerugian yang ditimbulkan kepada orang-orang disekitar.

Terkait dengan pusat pelayanan kesehatan, dengan data estimasi

jumlah penduduk sebesar 3.357.139 jiwa menurut pusdatin(2013) dengan

jumlah laki-laki 1.872.271 jiwa dan perempuan 1.835.118 jiwa, dan dengan

estimasi kepadatan penduduk sebesar 15.085,8 jiwa/Km2, Kota Bandung

menduduki peringkat pertama kepadatan penduduk se Jawa Barat menurut

data statistik Kemendagri, 2013 dan Pusdatin, 2013. Dari jumlah tersebut,

kurang lebih sejumlah 22.400 jiwa penduduk Kota Bandung adalah

merupakan pasien inap Rumah Sakit Kota Bandung.

Dengan jumlah fasilitas kamar 328 – 886 per rumah sakit dari 32

unit Rumah Sakit yang tersedia, dengan data rasio dokter umum tertinggi

Kota Bandung sebesar 107,7 per 100.000 penduduk menurut Sekretariat

Konsil Kedokteran Indonesia Juni 2013, dan data rasio perawat tertinggi

kedua setelah Kota Cirebon sebesar 212,4 per 100.000 penduduk menurut

Badan PPSDM Kesehatan 1 Desember 2013. Keseluruhan hal-hal diatas,

Dokter, Perawat, dan Pasien di pelbagai Rumah Sakit Kota Bandung harus

menghadapi permasalahan, meningkatnya jumlah pasien yang terdaftar,

terbatasnya fasilitas konsep penyembuhan dengan hanya menggunakan alat

medis dan dibutuhkannya alternatif yang melengkapi, perbandingan jumlah

dokter dan perawat dengan pasien yang kurang seimbang, banyak pasien yang

2

mengalami tekanan dan depresi dengan tingkatan yang beragam, banyak

pasien yang sulit mengalami penyembuhan, banyak pasien yang ternyata

menyenangi perhatian dan pendekatan personal saat sedang sakit.

Bukan hanya fisik yang harus mengalami penyembuhan, tetapi juga

mental dan jiwa manusia, hal ini adalah bagian dasar bagi manusia. Bahkan

tanpa mengalami sakit fisikpun, jiwa manusia bisa lemah dan sakit, dan

dengan mengalami sehatnya jiwa, fisik manusiapun bisa kuat dan sehat, hal

ini berpengaruh terhadap prestasi produktifitas hidup masyarakat Kota

Bandung.

Sebagai solusi terhadap permasalahan diatas, penulis memutuskan

untuk mengajukan gagasan tentang Terapi Buku “BIBIHOLI” ( Hospital

Librari: Baca+Baca=Sehatcerdas) Program Alternatif Treatment Dalam

Mencapai Kesejahteraan Pasien Rumah Sakit Kota Bandung (Library

Program)

B. Tujuan Dan Manfaat

Melihat dari hal-hal yang melatar belakangi, maka dapat di ketahui,

bahwa gagasan ini memiliki sifat multi tujuan, yakni :

1. Membantu pasien membuka jalan untuk penyelesaian masalahnya.

2. Memberikan motivasi secara mendalam agar optimis untuk menjalani

penyembuhan.

3. Mengurangi angka depresi yang dialami pasien.

4. Membantu meningkatkan jumlah kesembuhan pasien di Rumah Sakit

Kota Bandung.

5. Membantu mewujudkan Pemerataan standar pelayanan minimum rumah

sakit kepada seluruh masyarakat sesuai dengan Kepustusan Mentri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 214 tahun 2007 tentang standar

pelayanan minimum.

6. Menanamkan masyarakat pada pola “Baca+Baca=Sehatcerdas”, karena

perpustakaan adalah rumah sakit bagi jiwa.

Adapun manfaat yang dimiliki antara lain :

1. Meningkatnya minat baca masyarakat.

2. Terciptanya budaya minat baca.

3. Masyarakat memiliki wawasan luas.

4. Meningkatnya standar sosial dan kesehatan masyarakat.

5. Muncul rasa nyaman dan tenang pada diri pasien.

3

II. GAGASAN

A. Kondisi Pasien di Rumah Sakit Kota Bandung

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995 oleh

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Departemen

Kesehatan RI dengan menggunakan rancangan sampel dan Sensus Nasional

(Susenas) Biro Pusat Statistik (BPS) terhadap 65.664 rumah tangga,

didapatkan prevalensi gangguan jiwa per 1000 anggota keluarga yaitu pada

usia 5-14 tahun 104 anggota, pada usia diatas 15 tahun anggota 140 /1000

anggota rumah tangga. Untuk prevalensi diatas 100 /1000 anggota rumah

tangga dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat

perhatian (priority public health problem), dengan demikian gangguan jiwa

depresi sudah merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu

mendapat perhatian. Lebih mengenaskannya lagi diperkirakan, 20-30 persen

dari total populasi penduduk di perkotaan mengalami depresi ringan dan

berat.

Mengikuti kondisi pasien Rumah Sakit di Kota Bandung secara umum

datang dalam kondisi sakit yang membutuhkan penanganan medis dalam

aspek fisik seperti P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), namun

setelah penangan tersebut, pasien memasuki tingkat sadar bahwa ada rasa

negative atas kondisi dirinya, seperti mengapa harus mengalami ini ? Berapa

lama ini akan berakhir ? Bagaimana dengan kondisi sanak disana? Bagaimana

nanti nanti diriku harus melakukan? Semua dilontarkan dengan pertanyaan

dan berakhir dengan jawaban “saya menyesal/pasrah” dengan teta

menjadikan beban pikiran pada tahap ini jumlah pasien depresi ringan

meningkat. Bibliotherapy “BIBIHOLI” yang dapat menjadi alternatif

membantu mendobrak motivasi dan keyakinan, agar ritme penyembuhan

pasien secara medis terasa menyenangkan, untuk Kota Bandung khususnya

dan Indoensia umumnya “BIBIHOLI” ini penting untuk dilakukan. Karena

kesehatan jiwa juga penting untuk tidak diabaikan.

B. Solusi yang pernah diterapkan sebelumnya

Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi yang ada, penyembuhan

yang dilakukan di Rumah Sakit yang ada di Kota Bandung sebatas

mengunakan pengaruh obat-obatan medis saja, sekaligus dukungan peralatan

medis, semua alat-alat medis bersifat memberikan efek atau rasa takut dan

sakit yang dapat berdampak trauma pada pasien jika penyampaiannya tidak

disempurnakan dan dikemas dengan cara, media, atau uangkapan yang tepat

kepada pasien, kita tahu setiap pasien memiliki personaliti dan psikologis

yang berbeda dan tidak semua pasien memiliki respon positive terhadap obat.

4

C. “BIBIHOLI” ( Hospital Library: Baca+Baca=Sehatcerdas) Program

Alternatif Treatment Dalam Mencapai Kesejahteraan Pasien Rumah

Sakit Kota Bandung (Library Program)

Dengan menggunakan program bibliotherapy atau terapi buku

“BIBIHOLI” di Rumah Sakit Kota Bandung sebagai metode pendukung

proses penyembuhan pasien, akan membantu dokter medis dalam kemudahan

melakukan proses pengobatan terhadap pasien, karena kebanyakan dari

pasien adalah individu yang takut akan hal-hal yang bersifat medis, mudah

psimis terhadap fonis, dan mudah menjadikan hal-hal yang belum tentu

terjadi menjadi beban pikiran. Hal itu dapat menyulitkan dokter medis dalam

melakukan penyembuhan terhadap pasien.

Yang selama ini kita ketahui, seringkali rumah sakit dipenuhi dengan

keluarga pasien. Kehadirannya bertujuan untuk menjaga, menemani, jika

terjadi sesuatu hal insidental terhadap pasien. untuk meminimalisir

kebisingan yang dapat mengganggu istirahat pasien, Rumah Sakit membuat

jadwal kunjung. Diluar dari jadwal tersebut hanya keluarga pasien dengan

jumlah terbatas yang boleh tetap dirumah sakit. Selama waktu kunjung

ditutup, rumah sakit melaksanakan program bibliotherapy “BIBIHOLI”

dengan memberikan koleksi-koleksi yang tepat (sasuai dengan kebutuhan

pasien) yang dipilihkan oleh pustakawan bibliotherapy, kemudian keluarga

pasien dapat memulai kegiatan story telling dengan membacakan cerita

melalui petunjuk bimbingan dari pustakawan. Hal ini bertujuan agar pasien

lebih bahagia dengan perhatian dan motivasi, sehingga pasien merasa bahwa

hidupnya memang berharga. Kegiatan ini dilakukan secara rutin 2x dalam

sehari selama 1 jam, sesuai dengan jadwal tidur pasien, saat menjelang tidur

siang dan menjelang tidur malam hari. Jika melebihi kapasitas jadwal, pasien

tidak akan diberi sanksi, melainkan mendapat apresiasi atas prestasi semangat

membacanya dalam medobrak isi perpustakaan rumah sakit untuk dirinya.

Bagi pasien yang dapat berjalan atau berkursi roda dapat mengikuti

kegiatan bibliotherapy terpusat bersama pustakawan praktis bibliotherapy

klinis yang dilaksanakan langsung di perpustakaan rumah sakit. Perpustakaan

dibangun khusus untuk kebutuhan pasien, sehingga desain interior, koleksi

atau bahan pustaka yang tersediapun dikhususkan untuk keamanan,

kenyamanan dan ketenangan pasien, dengan koleksi yang diadakan

bertemakan motivasi, kisah serupa dengan kondisi pasien, dan mengandung

unsur informasi terkait suatu penyakit. Hal ini agar pasien memiliki semangat

hidup dan wawasan tentang penyakit yang sedang dialami dan memiliki

solusi terkait self-help yang harus pasien lakukan.

Hal ini dimaksudkan agar terdapat interaksi dinamis dari pasien dan

pustakawan praktis bibliotherapy klinis sehingga pasien merasakan dirinya

sebagai orang yang sehat. Sekaligus terciptanya wahana rekreasi bermanfaat

5

bagi pasien. Selain itu agar perkembangan medis mereka meningkat, serta

kerja otak dan wawasan pasien bertambah.

D. Pihak-pihak yang terkait

Gagasan bibliotherapy “BIBIHOLI” ini akan terwujud apabila

mendapat persetujuan gagasan dan dukungan dana dari pihak-pihak rumah

sakit negeri dan swasta di Kota Bandung. Adanya dukungan program

pemerintah privinsi Jawa Barat dan program pemerintah Kota Bandung,

sekaligus pemasukan gagasan ke APBD yang dilakukan oleh DPRD juga

dibutuhkan.

Perlu juga adanya peran dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

dan Dinas Kesehatan Kota Bandung sebagai pelopor tertinggi terhadap

pelaksanaan gagasan ini. Bentuk dari penyampaian bahwa gagasan ini

penting untuk dilaksanakan oleh seluruh Rumah Sakit. Kemudian seluruh

pihak Rumah Sakit yang berperan sebagai pelaksana melakukan penyediaan

local perpustakaan. Nantinya akan digunakan sebagai tempat pelaksanaan

bibliotherapy terpusat dan penempatan koleksi kegiatan bibliotherapy.

Perpustakaan Rumah Sakit ini dapat diasumsikan sebagai apotek tempat obat-

obatan Rumah Sakit berada.

Kemudian Ikatan Psikologi Klinis dibawah naungan HIMPSI bersama

Ikatan Pustakawan Indonesia cabang Kota Bandung dibawah naungan IPI

melakukan pengerahan tenaga pustakawan profesional dan psikologi klinis

profesional sebagai tenaga teknis. Selanjutnya pelbagai penerbit, penulis, dan

organisasi sejenis berperan sebagai pemasok bahan pustaka yang sesuai

dengan kebutuhan pasien dari pendataan pustakawan. Bahan pustaka yang

diadakan bersifat bacaan informasi dan bacaan rekreasi. Terakhir adalah

pihak keluarga dari pasien untuk dapat membantu pelaksanaan program ini

secara maksimal sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan oleh Rumah

Sakit demi perkembangan klinis pasien yang dirawat.

E. Langkah S trategis yang Dilakukan

Dalam mewujudkan gagasan ini, penulis melakukan beberapa langkah

strategis, salah satunya dengan mengajukan proposal ini, dengan harapan

dapat dibaca dan dipertimbangkan serta diperhitungkan oleh Pemerintah

Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung. Kemudian di masukkan

ke dalam APBD Provinsi Jawa Barat, dan agenda Sosialisasi Pemerintah

Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung. Hal ini agar gagasan

bibliotherapy “BIBIHOLI” lebih mendarah daging di masyarakat. Setelah

terealisasi, maka kemudian akan dilakukan hal-hal penting sebagai berikut :

1. Mensosialisasikan gagasan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat

dan Pemerintah Kota agar dimasukkan ke APBD dan kepada Dinas

6

Pengambilan keputusan dan pengembangan

hasil pengambilan keputusan.

Evaluasi dan, pengembangan hasil evaluasi

Penolakan

Kesehatan dan Dinas Sosial agar melakukan sosialisasi ke rumah sakit

di Kota Bandung.

2. Mensosialisasikan dan mengajak wirausaha dari pihak swasta untuk

berpartisipasi dalam pendanaan.

3. Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial melakukan sosialisasi ke Rumah

Sakit negeri dan swasta untuk menyampaikan bahwa program ini

penting untuk dilakukan.

4. Mendirikan lokasi perpustakaan Rumah Sakit.

5. Mempersiapkan pustakawan professional sebagai fasilitas

bibliotherapy.

6. Melakukan pengadaan bahan koleksi untuk kegiatan bibliotherapy

“BIBIHOLI”.

7. Melakukan penjadwalan kegiatan bibliotherapy “BIBIHOLI”.

8. Melaksanakan praktik bibliotherapy.

9. Pelaksanaan evaluasi kegiatan.

10. Melakukan sosialisasi kembali, hasil dari perumusan pengambilan

keputusan berdasar pada hasil evaluasi.

Gambar.1. Bagan Strategi Realisasi

7

Penulis Gagasan

( Melakukan sosialisasi )

Bahan koleksi

Pemerintah Provinsi

dan Pemerintah Kota

Rumah Sakit

Pustakawan

Profesional

Lokasi Perpustakaan

Dinas Kesehatan dan

Dinas Sosial

Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan

Evaluasi

Investor/Perusahaan

III. KESIMPULAN

A. “BIBIHOLI” ( Hospital Library: Baca+Baca=Sehatcerdas) Program

Alternatif Treatment Dalam Mencapai Kesejahteraan Pasien Rumah

Sakit Kota Bandung (Library Program)

Bibliotherapy klinis “BIBIHOLI” adalah treatment alternatif

mempercepat proses penyembuhan medis. Ide memanfaatkan buku dan

perpustakaan ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa positif pasien dan

menanamkan minat baca agar pasien memiliki fokus positif terhadap diri dan

berwawasan cerdas. Dilaksanakan dengan bantuan :

1. Sosialisasi gagasan kepada Rumah Sakit oleh Dinas terkait.

2. Sosialisasi gagasan kepada penulis dan penerbit.

3. Pembangunan fasilitas perpustakaan pasien.

4. Pengadaan bibliotherapy tenaga teknis.

5. Penjadwalan pelaksanaan bibliotherapy klinis.

6. Pihak keluarga pasien sebagai SDM sekunder bibliotherapy klinis.

B. Teknik Implementasi Gagasan

Sebagai contoh, terdapat pasien kanker, tumor, amputasi, lupus, dan

HIV AIDS. Kelimanya merupakan pasien rawat inap dengan penyakit

harapan sembuh dan optimisme hidup yang rendah. Pasien kanker dan tumor

tidak dapat lepas dari alat medisnya, sedangkan lupus, HIV AIDS, dan

amputasi boleh berpindah meski dengan kursi roda. Kita semua tahu, bahwa

yang sehatpun bisa mengalami depresi, bagaimana dengan yang sakit?

Obat-obatan medis tidak selalu dapat memberi pengaruh banyak jika

tidak dibarengi dengan semangat hidup dari si pasien. Oleh karena itu

diberilah bibliotherapy.

Untuk pasien kanker dan tumor melakukan bibliotherapy didalam

ruangan bersama bibliotherapy klinis dari pustakawan profesional, dan

sisanya melakukan bibliotherapy terpusat di Perpustakaan Rumah Sakit bagi

pasien yang menginginkan suasana baru. Bibliotherapy “BIBIHOLI”

dilakukan dengan kelompok story telling yang dipimpin oleh bibliotherapy

klinis dari pustakawan profesional, dan membaca independen jika kesehatan

pasien memungkinkan dan merasa lebih nyaman. Kegiatan tersebut dilakukan

pada waktu pra tidur siang hari, dan sebelum tidur di malam hari.

Untuk pasien yang belum memiliki, atau belum tersedia koleksi yang

cocok, akan ditangani langsung oleh tenaga bibliotherapy. Bibliotherapy

“BIBIHOLI” tidak selamanya hanya menggunakan buku, melainkan dapat

menggunakan alat permainan, musik, media lukis, dan sebagainya sesuai

dengan kondisi dan tahap perkembangan klinis pasien. Hal ini bertujuan

menghindari kejenuhan, bibliotherapy “BIBIHOLI”diterapkan di 32 unit

Rumah Sakit Kota Bandung, dengan 7 unit Rumah Sakit Swasta dan sisanya

8

adalah Rumah Sakit Negeri, serta 1 unit Rumah Sakit Jiwa yang lokalnya

semakin terbatas.

Gambar.2. Hasil Praktek Pembuatan Desain Perpustakaan Rumah Sakit

untuk lokasi kegiatan ini bibliotherapy “BIBIHOLI” terpusat.

Adapun daftar Rumah Sakit di Kota Bandung sebagai calon pelaksanaan

bibliotherapy “BIBIHOLI” yakni sebagai berikut:

RS Immanuel Bandung

RS Dr. Hasan Sadikin

Bandung

RS Al Islam Bandung

RSJ Jiwa Bandung

RS Muhammadiyah Bandung

RSUD Soreang Kab.

Bandung

RS Advent Bandung

RSIA Limijati

RS Khusus Bedah Halmahera

Siaga

RS Mata Cicendo

RS Astana Anyar

RS Bhayangkara Sartika Asih

Rumah Sakit Bungsu

RS Hermina Arcamanik

RSIA Hermina Pasteur

RSI Al Ihsan

Rumah Sakit KCK Pindad

Rumah sakit Kebonjati

RS Lanud Sulaiman

RS PTP XII Salhuteru

RS PTP XIII Yun Hun

RS Pusat AU Dr. M. Salamun

Rumah Sakit Rajawali

Rumah Sakit Sariningsih

RS St. Borromeus

9

RUANG BIBLIOTHERAPY

Meja tamu

Ruang Koleksi

Ruang Baca

Ruang bermain

RSIA Sukajadi

RSUD Ujung Berung

Rumah Sakit Zr. Tedja

RS Annisa Medical Center

(AMC)

RS Santosa International

RS Santo Yusup

RS Melinda Hospital

C. Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh

Jika Bibliotherapi “BIBIHOLI” dapat di terapkan oleh seluruh Rumah

Sakit di Kota Bandung, maka diprediksi program ini akan dapat memberikan

persembuhan yang lebih cepat bagi pasien. Selain itu mengubah persepsi

masyarakat tentang rumah sakit yang hanya dipenuhi dengan orang-orang

sakit menjadi tempat yang menyenangkan dengan lingkungan dan orang-

orang yang memberi kenyamanan, serta membantu mendobrak wawasan.

Adapun beberapa manfaat lain diantaranya ialah :

1. Meningkatnya minat baca masyarakat Bandung, melalui Word of

mouth dari pengalaman si pasien.

2. Terciptanya budaya baca permanen di Kota Bandung, berdasarkan

bukti nyata kekuatan buku dalam treatment yang dialami oleh pasien.

3. Terciptanya generasi Kota Bandung yang Literate untuk semua

jenjang usia. Karena semua jenjang uasia memiliki hak untuk

membaca.

4. Tersedianya lapangan kerja lebih luas bagi para pustakawan

profesional ataupun dokter dan perawat yang telah mengikuti

pelatihan di bidang bibliotherapy di Kota Bandung.

5. Terbukanya trobosan baru tentang wajib belajar bibliotherapy dalam

beragam disiplin ilmu, baik Sosial, Psikologi, Ilmu Perpustakaan, dan

yang utama Ilmu Kedokteran sendiri, dilihat dari aspek tingkat

kebutuhan pasien.

Adapun prediksi dampak yang akan di timbulkan oleh program ini, ialah :

1. Pasien mulai menikmati kegiatan membaca

2. Pasien menjadi sadar akan pentingnya membaca

3. Pasien akan menyebarkan virus minat baca melalui word of mouth

4. Masyarakat yakni keluarga pasien yang menjalani program ini akan

ikut menggali makna dari kegiatan ini dan ikut berbagi melalui word of

mouth

5. Jika program ini di kembangkan secara berkelanjutan maka Kota

Bandung akan menjadi kota maju dengan masyarakatnya yang health

and literate.

10

DAFTAR PUSTAKA

Afolayan , Johnson A. (1992). Documentary Perspective of in Education.

Tersedia di http://scholarworks.wmich.edu/cgi/viewcontent.cgi

?article=1498&context=reading_horizons pada tanggal 21 Maret

2015 pukul 02.20 WIB.

Baban Gandapurnama. (2015). Tabrak 2 Motor dan 3 Mobil, Polisi: Sopir

Jazz Sedang Depresi. Tersedia di http://news.detik.com/read/2015

/02/10/220127/2829396/10/tabrak-2-motor-dan-3-mobil-polisi-sopir-

jazz-sedang-depresi pada tanggal 22 Maret 2015 pukul 12.00 WIB.

Cummins, Eric. (1994). The Rise and Fall of California’s Radical Prison

Movement. Tersedia di https://books.google.co.id/books?id

=QXpejAPTqH0C&pg=PA21&dq=bibliotherapy+in+library&hl=id

&sa=X&ei=nXUWVde7G4youQS0vYDIDg&ved=0CEEQ6AEwB

A#v=onepage&q=bibliotherapy%20in%20library&f=false pada

tanggal 21 Maret 2015 pukul 02.10 WIB.

Grohol, John M. (2013). Do You Really Need a Doctor or Government to

Tell You to Read?. Tersedia di http://psychcentral.com/blog/archives

/2013/12/23/bibliotherapy-do-you-really-need-a-doctor-or-

government-to-tell-you-to-read/Bibliotherapy: Do You Really Need

a Doctor or Government to Tell You to Read? Pada tanggal 21 Maret

2015 pukul 02.05 WIB.

Herlina. (2013). Bibliotherapy. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 214 tentang

Standar Pelayanan Minimum. (2007). Tersedia di Departemen

Kesehatan website :http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod

_kepmenkes/KMK%20No.%20214%20ttg%20Standar%20Pelayana

n%20Minimum%20RS%20Paru%20DR.H.A.%20Rotinsulu%20Ban

dung.pdf pada tanggal 21 Maret 2015 pukul 01.45 WIB.

Maranata.(n.d). Penderita dan Gangguan Jiwa. Tersedia di

http://repository.maranatha.edu/648/3/0563058_Chapter1.pdf pada

tanggal 21 Maret pukul 01.25 WIB.

McMillen and D. Pehrsson (2004). for hospital patients. Tersedia di

http://digitalscholarship.unlv.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1033&

context=lib_articles pada tanggal 21 Maret 2015 pukul 02.15 WIB.

Suherman. (2012). Mereka Besar Karena Membaca. Bandung: Literate

Publishing.

11

Lampiran .1. Biodata Ketua, dan Anggota

Ketua

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Yunita Sari

2 Jenis Kelamin L/P

3 Program Studi (S1)Ilmu Perpustakaan dan Sain

(Ilmu) Informasi

4 NIM/NIDN 1202783

5 Tempat dan Tanggal Lahir Metro, 15 Juni 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085956703074

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Instansi SDN 9 Metro

Barat

SMPN 1 Metro

Pusat

SMAN 2 Metro

Pusat

Jurusan - IPS

Tahun Masuk-

Lulus

2000-2006 2007-2009 2009-2012

C. Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 -

2 -

3 -

D. Penghargaan dalm 10 Tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 Juara 2 Lomba Baca Puisi

Ulang Tahun Kota Metro

Pemko Metro 2011

2 Juara 3 MTQ Kota Metro Pemko Metro 2009

3 Juaran Umum 2 Semester

1 dan 2 kelas X SMAN 2

Metro

SMAN 2 METRO 2009 - 2010

4 Juara Umum 2 Semester 1

kelas XII SMAN 2

METRO

SMAN 2 METRO 2011

5 Juara 2 Lomba Badminton

Putri PGSD EXPO

BE HIMAPRO

PGSD BS FIP UPI

2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian

12

SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBAGIAN TUGAS

KETUA

YUNIITA SARI (1202783)

ANGGOTA

M ARBI SULASMANSYAH

(1202322)

ANGGOTA

VIA WIDIAWATI

(1404755)

1. Menyusun timeline.

2. Mendeskripsikan masalah

3. Melakukan pengumpulan

data.

4. Menyusun konsep gagasan

tertulis.

5. Pengawasan timeline.

6. Manajemen gagasan

tertulis.

7. Manajemen sumber daya

gagasan.

1. Manajemen penulisan.

2. Mendeskripsikan

masalah.

3. Melakukan

pengumpulan data.

4. Menyusun konsep

gagasan tertulis.

5. Survey lapangan.

1. Menyusun timeline.

2. Mendeskripsikan

masalah.

3. Melakukan

pengumpulan data.

4. Menyusun konsep

gagasan tertulis.

5. Manajemen pengadaan

koleksi.

16

17