Makalah PKL Puskesmas Jayengan Word 2003
-
Upload
zindi-meylia-monika -
Category
Documents
-
view
173 -
download
16
description
Transcript of Makalah PKL Puskesmas Jayengan Word 2003
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKL
Pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu dan berkualitas
diselenggarakan untuk mewujudkan perubahan pertumbuhan dan
pembaharuan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal dan menyeluruh.
Satu sarana yang menyiapkan tenaga kerja dibidang kesehatan adalah
SMK Farmasi dengan menyelenggarakan pendidikan yang bertujuan untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang ahli pada bidang farmasi. Untuk
menghasilkan tenaga farmasi tingkat menengah maka penyelenggaraan
pendidikan terutama proses belajar mengajar perlu ditingkatkan secara terus
menerus baik kwantitas maupun kwalitas. Salah satu kegiatan yang dilakukan
adalah dengan melaksanakan PKL dengan tujuan dapat memberikan
pengalaman kerja kepada peserta didik dapat terjun ke lapangan kerja yang
sesungguhnya.
Dengan mengikuti PKL diharapkan peserta didik dapat melatih,
menerima, mengetahui dan menangkap teknologi kesehatan masyarakat. PKL
juga bisa dijadikan sarana informasi di dunia pendidikan kesehatan sehingga
dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Agar hasil yang diperoleh peserta didik selama praktek kerja lapangan
dapat diserap dan digunakan sebagai bahan dokumentasi untuk mengingat
kembali apa yang telah diperoleh maka peserta didik sekolah SMK Farmasi
Nasional Surakarta diharuskan membuat laporan tertulis, laporan dibuat
sedemikian rupa sehingga merupakan hasil karya peserta didik yang
berkualitas, bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.
B. Tujuan Kegiatan PKL
1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.
2. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang
membentuk kemampuan peserta didik sebagai bekal untuk memasuki
lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program pendidikan
yang ditetapkan.
1
3. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan
pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan farmasi rumah sakit,
puskesmas, PBF, gudang farmasi, apotek, dan penyuluhan obat
kepada masyarakat.
4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memasyaratkan
diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya.
5. Memberikan kesempatan masuk penempatan kerja.
6. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan
SMK Farmasi.
7. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan
masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi
maupun teknik sosial budaya.
8. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap etis,
profesionalisme dan nasionalisme yang diperlukan peserta didik untuk
memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya.
C. Tujuan Penulisan Laporan PKL
1. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan dan
dirinya.
2. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah untuk menunjang
peningkatan pengetahuan peserta didik angkatan selanjutnya.
3. Peserta didik mampu mencari alternatif pemecahan masalah
kefarmasian sesuai dengan program pendidikan yang ditetapkan
secara lebih luas dan mendalam yang terungkap dari laporan yang
disusun per kelompok.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Perangkat Daerah Surakarta
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta yang berlaku
secara efektif mulai tanggal 2 Januari 2002, dibentuk Perangkat Daerah yang
terdiri dari :
a. Sekretariat Daerah.
b. Dinas- dinas Daerah yang terdiri dari:
Dinas Pekerja Umum
Dinas Kesehatan
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
Dinas Pendapatan Daerah
c. Lembaga Teknis Daerah yang terdiri dari:
Kepegawaian Daerah
Keuangan Daerah
Lingkungan Hidup
d. Kecamatan- kecamatan
e. Kelurahan- kelurahan
f. Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah.
Besarnya Retribusi Pelayanan Kesehatan diatur dengan Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 7 Tahun 1998. Adapun tarif
dari Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah sebagai berikut:
Hasil dari pungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan ini, 100%
disetorkan ke kas daerah yang digunakan sebagai pembiayaan
pembangunan daerah.
Hasil dari pungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan sebesar 100% dari
total penerimaan Retribusi, setiap hari disetorkan oleh Unit Pelayanan
Teknis ke Bank Pembangunan Daerah ( BPD ). Kemudian BPD
menyetorkan Retribusi Pelayanan Kesehatan tersebut ke Dinas
Kesehatan Sub Bagian Keuangan. Setelah menerima laporan dari
BPD, Sub Bagian Keuangan kemudian melaporkannya ke Kepala Tata
Usaha. Kemudian Kepala Tata Usaha melaporkan ke Kepala Dinas
Kesehatan untuk mengadakan evaluasi atas kinerja dari UPTD.
3
B. Gambaran Umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, dan Aset
Berdasarkan keputusan DPRDS Kota Besar Surakarta Nomor 4 Tahun 1956
tentang Perubahan Struktur Pemerintahan, pada perubahan struktur
pemerintah atau dijelaskan bahwa penanganan pajak sebagai pendapatan
daerah yang sebelumnya masuk dalam Jawatan Keuangan kemudian
ditangani lebih khusus oleh Dinas Urusan Pajak. Berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta tanggal 23
Februari 1970 Nomor 259/X/KP70 tentang Struktur Organisasi Pemerintahan.
Dinas Urusan Pajak diganti menjadi Bagian Pajak. Berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Kepala Daerah Surakarta tanggal 30 Juni 1972 Nomor
163/Kep.Kdh.IV/KP72 bagian pajak dihapuskan karena bertalian dengan
pembentukan dinas baru. Dinas baru tersebut adalah Dinas Pendapatan
Daerah.
Menurut Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadya
Surakarta Nomor 163/Kdh.IV/KP72 tersebut, Dinas Pendapatan Daerah
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan langsung dan
bertanggung jawab kepada Walikota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta.
Dipenda Kotamadya Dati II Surakarta mempunyai tugas pokok seperti
tercantum pada Perda Nomor 6 Tahun 1990 pasal 3 yaitu :
Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang
pendapatan daerah dan tugas- tugas lainnya yang diserahkan oleh
Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta kepadanya.
Dipenda Kotamadya Dati II Surakarta mempunyai fungsi sebagaimana
terdapat dalam Perda Nomor 6 Tahun 1990 pasal 4, yaitu :
Melakukan urusan Tata Usaha.
Melakukan penetapan besarnya pajak daerah dan retribusi daerah.
Melakukan pembukuan dan pelaporan atas pemungutan dan
penyetoran pajak daerah, retribusi daerah, serta pendapatan daerah.
Melakukan penyuluhan mengenai pajak daerah, retribusi daerah, dan
pendapatan daerah lainnya.
Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta adalah
sebagai berikut ini :
Kepala Dinas.
Sub Bagian Tata Usaha.
Seksi Pendaftaran dan Pendataan.
4
Seksi Penetapan.
Seksi Pembukuan dan Pelaporan.
Seksi Penagihan.
Seksi Perencanaan dan Pengendalian Operasional.
Unit Penyuluhan.
Unit Pelaksana Teknis Dinas.
C. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Surakarta
1. Gambaran Umum
Setelah otonomi daerah diberlakukan di Indonesia, terjadi perubahan
terhadap tatanan penyelenggaraan pemerintah di daerah. Hal tersebut
menjadikan kewenangan dan urusan yang dahulu berada di tangan
pemerintah pusat maupun Propinsi sekarang menjadi hal di daerah untuk
mengelola berdasarkan potensi dan kemampuan masing- masing daerah.
Dalam penyelenggaraan kesehatan di Kota Surakarta maka Dinas
Kesehatan Kota Surakarta melaksanakan tugas pokok dan fungsi, dimana
tugas pokok dan fungsi ( TUPOKSI ) tersebut menjadi andalan dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan bagi setiap pegawai Dinas Kesehatan serta di
bawahnya.
Berdasarkan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian maka dibentuklah Dinas Kesehatan Kota Surakarta
yang berfungsi sebagai Lembaga Pemerintah Kota Surakarta yang
berperan sebagai regulator dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan profesional.
2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pokok Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah dibidang
kesehatan, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah tanggung jawab Walikota melalui
Sekretaris Daerah.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok seperti tercantum dalam
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001, yaitu:
Menyelenggarakan pemerintahan dibidang kesehatan.
Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya, mempunyai fungsi yang
tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001, yaitu:
a. Penyelenggaraan tata usaha Dinas.
b. Penyusunan rencana program pengendalian evaluasi dan pelaporan.
5
c. Pembinaan teknis rumah sakit dan kesehatan khusus.
d. Pengawasan dan pengendalian kefarmasian, makanan, minuman, dan
obat tradisional.
e. Penyelenggaraan registrasi dan akreditasi.
f. Pencegahan dan pemberantasan penyakit.
g. Peningkatan kesehatan lingkungan.
h. Peningkatan kesehatan masyarakat dan peran serta masyarakat.
i. Peningkatan kesehatan ibu, anak, dan gizi keluarga.
j. Pembinaan kesehatan reproduksi dan usia lanjut.
k. Penyelenggaraan penyuluhan.
l. Pembinaan tenaga profesional.
m. Pengelolaan Unit Pelaksanaan Teknis ( UPT ).
3. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
Dinas Kesehatan mempunyai tujuan dalam melaksanakan tugas-
tugasnya. Tujuan tersebut tertuang dalam visi dan misi Dinas Kesehatan.
Visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta adalah tercapainya Kecamatan
Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat, sedangkan misi Dinas
Kesehatan Kota Surakarta adalah :
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga,
dan masyarakat.
4. Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
Berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta Tahun 2001 tentang Pedoman
Uraian Tugas Dinas Kesehatan Kota Surakarta, maka susunan organisasi
Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas.
2. Sub Bagian Tata Usaha.
3. Sub Dinas Bina Program.
4. Sub Dinas Upaya Kesehatan.
5. Sub Dinas Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
6
6. Sub Dinas Pergerakan Peran Serta Masyarakat.
7. Sub Dinas Kesehatan Keluarga.
8. Unit Pelayanan Teknis Dinas.
D. Puskesmas Secara Umum
1. Pengertian
Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ), adalah organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan
hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
2. Wilayah Puskesmas
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan
geografis, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan
pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Sasaran
penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata- rata 30.000
penduduk setiap Puskesmas.
3. Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia
Sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, akan
memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya.
Kecamatan sehat meliputi 4 indikator utama, yaitu:
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku sehat.
3. Cukupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
7
Visi Puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan
Puskesmas, yaitu :
Terwujudnya pelayanan prima dan kemandirian masyarakat di
Bidang Kesehatan.
4. Misi
Puskesmas mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan
nasional antara lain :
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan di wilayah
kerjanya.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
Puskesmas.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga, dan masyarakat beserta lingkungan.
5. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang bermutu dan
terjangkau untuk mencapai kemampuan serta agar terwujud
kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat.
b. Tujuan Khusus
Pengurangan kesakitan, cacat fisik akibat penyakit atau
kecelakaan, gangguan jiwa, dan penyalahgunaan narkotika
atau bahan dan pengaruh lingkungan yang tidak sehat.
Peningkatan status gizi masyarakat melalui perbaikan gizi
keluarga, perubahan perilaku dan gaya hidup.
Pengembangan keluarga sehat sejahtera dan makin
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
( NKKBS ).
6. Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki fungsi, yaitu:
Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan.
Sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
8
Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.
7. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
sistem kesehatan nasional, sistem kesehatan kabupaten atau kota dan
sistem pemerintahan daerah, antara lain :
a. Sistem Kesehatan Nasional ( SKN )
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional ( SKN )
adalah sebagai sarana pelayanan strata pertama yang bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Sistem Kesehatan Kabupaten atau Kota
kedudukan Puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten atau
kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten atau wilayah kerjanya.
c. Sistem Pemerintahan Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota yang merupakan unit struktural
pemerintahan daerah kabupaten atau kota di bidang kesehatan di
tingkat kecamatan.
d. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik, dan balai kesehatan masyarakat. Disamping
Puskesmas, ada pula organisasi pelayanan kesehatan yang
setingkat misalnya posyandu, pos UKK, pos obat, dan polindes.
8. Struktur Organisasi
Pola struktur organisasi Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala sub bidang tata usaha yang bertanggung jawab membantu
Kepala Puskesmas dalam pengelolaan :
Data dan informasi
9
Perencanan dan penilaian
Umum dan kepegawaian
Keuangan
3. Unit pelaksana teknis fungsional Puskesmas
Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan
terhadap UKBM
Upaya kesehatan perorangan
4. Jaringan pelayanan Puskesmas
Unit Puskesmas Pembantu ( Pustu )
Unit Puskesmas Keliling ( Pusling )
Unit bidan desa atau komunitas
9. Tata Kerja
Tata kerja Puskesmas dapat dilakukan dengan :
a. Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota
Puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis ( UPT ) Dinas
Kesehatan Kabupeten atau Kota yang harus bertanggung jawab
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dan sebaliknya,
dinas harus membina serta memberikan bantuan administratif dan
teknis kepada Puskesmas.
b. Kantor Kecamatan
Puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan melalui
pertemuan berkala yang mencakup perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pengadilan serta penilaian.
c. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Puskesmas menyelenggarakan kerjasama dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti dinas kesehatan
kabupaten atau kota, balai laboratorium kesehatan, balai teknis
kesehatan lingkungan, serta berbagai kesehatan masyarakat.
d. Lintas Sektor
Tanggung jawab Puskesmas adalah menyelenggarakan
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten atau kota, untuk hasil yang optimal, Puskesmas dapat
mengkoordinasi kegiatan tersebut dengan berbagai lintas sektor
terkait dengan yang ada di tingkat kecamatan dan kegiatan
tersebut harus berdampak positif terhadap kesehatan.
10
e. Jaringan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan tingkat pertama, Puskesmas
menjalin kerjasama dalam menyelenggarakan rujukan dan
memantau kegiatan yang diselenggarakan. Disamping itu
Puskesmas juga melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan,
dan rujukan sesuai dengan kebutuhan.
f. Masyarakat
Puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan
memerlukan dukungan aktif dari berbagai objek pembangunan.
10. Pelayanan Kesehatan Integrasi ( terpadu )
Rencana kegiatan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian serta
evaluasi kegiatan dilaksanakan bersama di bawah satu administrasi
dan program kesehatan berdasarkan atas bantuan.
Agar jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat dapat merata dan
mudah dinikmati, maka perlu ditunjang dengan adanya Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling, serta penempatan bidan- bidan
desa.
11. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi :
a. Preventif ( pencegahan )
Hal- hal yang dapat dilakukan dalam upaya preventif adalah
memberikan penyuluhan- penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat.
b. Kuratif ( pengobatan )
Pengobatan secara medis dengan tenaga ahli kesehatan.
c. Promotif ( peningkatan kesehatan )
Bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan keadaan
lingkungan, misalnya perbaikan sanitasi lingkungan.
d. Rehabilitasi ( pemulihan kesehatan )
Berguna untuk memulihkan kembali fungsi alat tubuh yang sakit.
Rehabilitasi juga berfungsi untuk mengidentifikasi kasus yang
membutuhkan pemulihan atau rujukan ke rumah sakit atau pusat
rehabilitasi untuk mendapatkan petunjuk teknis.
12. Lokakarya Mini Puskesmas
1. Pengertian
11
Dalam kerangka Puskesmas yang terdiri dari P1 ( perencanaan ),
P2 ( penggerakan, pelaksanaan ), dan P3 ( pengawasan,
pengendalian, penilaian ) lokakarya mini Puskesmas merupakan
P2 dari managemen Puskesmas.
2. Tujuan
Meningkatkan fungsi Puskesmas dengan meningkatkan
kemampuan tenaga Puskesmas untuk bekerja sama dengan
tim dan lintas program juga lintas sektoral.
Terlaksananya penggalangan kerja tim, lintas sektoral
dalam rangka pengembangan managemen sederhana,
terutama pengembangan tugas dan pembuatan rencana
program harian.
Terlaksananya penggalangan kerjasama lintas sektoral
dalam rangka pembinaan peran serta masyarakat.
3. Ruang Lingkup
Pegawai Puskesmas harus dapat membina kerjasama tim dan
masing- masing anggota harus mempunyai rasa bangga, sehingga
mempunyai semangat membela keberhasilan timnya.
Lokakarya Puskesmas mini terdiri atas 4 komponen :
Penggalangan kerjasama dalam tim Puskesmas.
Penggalangan kerjasama lintas sektoral.
Rapat kerja bulanan Puskesmas.
Rapat kerja tri bulan lintas sektoral.
13. Sistem Informasi Managemen Puskesmas ( SIMPUS )
1. Tujuan Umum
Puskesmas dapat menghasilakan kegiatan yang
bersangkutan, melaporkan data tersebut kepada instansi
terkait yang lebih tinggi dengan benar, teratur untuk
menunjang pengolahan upaya peningkatan kesehatan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Tercatatnya semua hasil kegiatan Puskesmas dalam format
yang telah ditentukan.
Terlapornya data ke instansi terkait lebih tinggi sesuai
kebutuhan.
12
Pada instansi terkait yang lebih tinggi, diolah agar dapat
dipakai sebagai sumber pemberian obat ke Puskesmas,
untuk mengetahui masalah yang sedang dihadapi
masyarakat di bidang kesehatan dan untuk merumuskan
cara penanggulangan yang tepat.
Mantapnya pelaksanaan SIMPUS di semua instansi terkait
sehingga dapat berhasil dan berdaya guna.
Agar diperoleh hasil pelaporan yang baik, mekanisme yang baik
diperlukan dan yang terpenting adalah pengisian formulir dengan
benar, tepat, dan teliti. Mekanisme pencatatan diperlukan sistem
sentralisasi dan desentralisasi. Macam- macam formulir tersebut
antara lain :
a. Family folder ( berkas keluarga ).
b. Kartu tanda pengenal keluarga ( KTPK ).
c. Kartu rawat jalan.
d. Kartu indeks penyakit.
e. Kartu rawat tinggal.
f. Kartu tanda pengenal penderita kusta.
g. Kartu penderita kusta.
h. Kartu indeks penyakit khusus kusta.
i. Kartu tanda pengenal TB paru.
j. Kartu indeks penyakit khusus TB paru.
k. Kartu ibu.
l. Kartu anak.
m. Kartu tumbuh kembang.
n. Kartu rumah.
o. Kartu register, yang meliputi :
Register kesehatan ibu, bayi, dan balita.
Register PKM.
Register pelayanan Posyandu.
Register obat- obatan.
Register pemeriksaan anak- anak sekolah.
Register kegiatan Puskesmas Keliling.
13
BAB III
SEJARAH PERKEMBANGAN
A. Sejarah Puskesmas
Sejarah perkembangan konsep Puskesmas yang dimulai pada tahun 1968,
ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (RAKERNAS) I di Jakarta.
RAKERNAS I membahas upaya mengorganisir sistem pelayanan kesehatan di Tanah
Air untuk pelayanan tingkat pertama yang dirasakan kurang memadai. Rapat Kerja
Kesehatan Nasional I menimbulkan gagasan untuk menyatukan semua pelayanan
kesehatan tingkat pertama di dalam suatu pengorganisasian. Organisasi ini diberi
nama Pusat Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS ) yang kemudian pada
RAKERNAS pertama ini dibedakan menjadi empat macam puskesmas yaitu
Puaskesmas tingkat desa, Puskesmas tingkat kecamatan,Puskesmas tingkat
kawedanan, Puskesmas tingkat kabupaten. RAKERNAS II dilangsungkan tahun
1969 untuk memperbaharui pembagian Puskesmas menjadi 3 macam Puskesmas
yaitu: Puskesmas tipe A yaitu Puskesmas yang dipimpin oleh seorang dokter,
Puskesmas tipe B yaitu Puskesmas yang dipimpin oleh seorang dokter tidak penuh,
dan Puskesmas tipe C yaitu Puskesmas yang dipimpin oleh tenaga para medik .
Pada RAKERNAS III yang dilakukan pada tahun 1970 menetapkan hanya
ada satu macam Puskesmas dengan wilayah kerja tingkat Kecamatan atau pada satu
daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai dengan 50.000 jiwa. Pada
waktu itu pelaksanaanya adalah seorang perawat. Sebelum tahun 1968 sebenarnya
sudah ada balai-balai pengobatan, namun satu sama lain tidak ada kerja sama dan
pelayanannya belum dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada tahun
1968 Pemerintah merencanakan untuk mendirikan Pusat Kesehatan Masyarakat
( PUSKESMAS ) yang merupakan balai pengobatan sebagai wadah pelayanan
kesehatan untuk masyarakat, khususnya golongan menengah ke bawah
Pada tahun 1974 Pemerintah meresmikan berdirinya Puskesmas sebagai
unit terdepan bagi pelayanan kesehatan masyarakat dan dibawahi oleh seorang
dokter. Hal ini sesuai dengan impres kesehatan No. 5 tahun 1974, No. 7 tahun 1975
dan No. 4 tahun 1976. Sejak Repelita II Puskesmas hanya mencakup suatu wilayah
dengan penduduk sekitar 30.000 jiwa.
14
B. Puskesmas Jayengan
1. Geografi
a. Letak Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Jayengan terletak di wilayah Kecamatan Serengan Kota
Surakarta, dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta
2. Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Laweyan Kota Surakarta
3. Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Kabupaten Sukoharjo
4. Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Banjarsari Surakarta
b. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Jayengan
Wilayah kerja UPT Puskesmas Jayengan mempunyai wilayah sebesar 1,908
km², dan terdiri dari 100% daratan.
c. Pembagian Wilayah Kerja
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Jayengan terdiri dari 4 kelurahan, 45 RW,
dan 187 RT yaitu:
1. Kelurahan Kemlayan meliputi 6 RW dan 24 RT
2. Kelurahan Jayengan meliputi 9 RW dan 30 RT
3. Kelurahan Tipes meliputi 15 RW dan 69 RT
4. Kelurahan Serengan meliputi 15 RW dan 64 RT
2. Demografi
Jumlah penduduk wilayah kerja binaan UPT Puskesmas Jayengan tahun2011
sebanyak 37.120 jiwa dengan perincian sebagai berikut:
15
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No Jenis
Kelamin
Kelurahan Jumlah
Kemlayan Jayengan Tipes Serengan
1 Laki-laki 2.335 2.844 6.807 6.305 18.291
2 Perempuan 2.589 2.920 6.854 6.466 18.829
Total 40.924 5.764 13.661 12.771 37.120
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
No Kelompok
Umur
Kelurahan Jumlah
Kemlayan Jayengan Tipes Serengan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
0-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
14-19 tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-39 tahun
40-49 tahun
50-59 tahun
>60 tahun
943
107
378
395
414
457
361
286
296
377
370
437
573
556
729
758
865
632
455
381
1372
1191
1196
1171
1380
1550
2266
1652
1258
625
621
1465
1535
1561
1495
1479
1252
1219
1224
920
4646
4745
3385
3850
4210
3707
4125
3512
2728
1722
Total 4.924 5.756 13.661 12.771 37.120
Tabel 1.3
Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Mata
Pencarian
Kelurahan Jumlah
Kemlayan Jayengan Tipes Serengan
1.
2.
3.
Tamat PT/D3
Tamat SLTA
Tamat SLTP
456
578
604
144
764
1411
1045
3557
2646
1454
2175
1889
2515
6566
6845
16
4.
5.
6.
Tamat SD
Belum Tamat SD
Tidak Sekolah
523
990
393
1737
607
6
2717
1628/686
0
2012
504/979
17
7005
2231
588
total 3981 4669 12289 9040 25750
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Mata
pencaharian
Kelurahan Jumlah
Kemlayan Jayengan Tipes Serengan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Petani sendiri
Buruh tani
Nelayan
Pengusaha
Buruh industry
Buruh bangunan
Pedagang
Pengangkutan
PNA/TNI
Pensiunan
Lain-lain
0
0
0
296
649
889
751
68
191
119
1
0
0
0
102
763
74
449
48
607
81
2825
0
0
0
142
578
369
756
251
341
203
8458
0
0
0
409
913
579
1061
612
335
244
6227
0
0
0
1041
4007
2106
2683
934
1104
668
13628
Jumlah 2964 4949 11098 10380 26171
3. Data Sarana Kesehatan Dan Sumber Daya Puskesmas
a. Sarana Kesehatan
1) Puskesmas Pembantu : 2 wilayah Kelurahan Serengan dan Tipes
2) Puskesmas Keliling : 2 meliputi Kelurahan Kemlayan dan Tipes
3) Jumlah BP / DPS : 4/9
4) Jumlah BPS / RB : 3/1
5) Apotek /Toko Obat : 5/2
6) Sarana Laborat Swasta : 5/2
7) Jumlah RS / RSS : 0
17
b. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat ( UKBM )
1) Jumlah Posyandu / Lansia : 32/9
2) Jumlah UKS TK/ SD /SLTP : 15/15/6
3) Jumlah UKS SLTA /Pondok : ½
c. Sumber Daya Puskesmas
1) Tenaga Kesehatan
a) Dokter Umum : 2
b) Dokter Gigi : 1
c) Bidan : 5
d) Perawat : 5
e) Perawat Gigi : 1
f) Gizi : 1
g) Sanitarian : 1
h) Asisten Apoteker : 3
i) Analis Laborat : 1
j) Administrasi / TU : 10
k) Tenaga Harian Lepas ( THL ) : 0
2) Tenaga Non Kesehatan
Kader Kesehatan : 292
C. Visi dan Misi UPT Puskesmas Jayengan
Visi UPT Puskesmas Jayengan :
Terwujudnya pelayanan prima dan kemandirian masyarakat di bidang
kesehatan.
Misi UPT Puskesmas Jayengan :
1. Meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan.
2. Meningkatkan promosi kesehatan di masyarakat.
3. Mendorong kemandirian dan kesadaran masyarakat ber- PHBS.
4. Meningkatkan kompetensi SDM yang profesional.
5. Memelihara dan menjaga hubungan kerja sama lintas sektoral.
6. Menjalin dan menjaga kemitraan dengan pihak swasta.
7. Menjalin dan menjaga sarana dan prasarana kesehatan.
18
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini dilaksanakan di UPT Puskesmas
Jayengan Kota Surakarta, selama kurang lebih satu bulan yang dimulai pada tanggal
25 Juli – 24 Agustus 2011. Hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) di
UPT Puskesmas Jayengan Kota Surakarta adalah sebagai berikut :
A. Mekanisme Pelayanan Kesehatan Di UPT Puskesmas Jayengan
Secara umum, proses atau mekanisme pelayanan kesehatan di UPT
Puskesmas Jayengan Kota Surakarta terhadap masyarakat dapat digambarkan
dalam skema berikut ini :
19
PASIEN DATANG PENDAFTARAN RUANG TUNGGU
RUANG PERIKSA
R. POLI GIGI
R. KIA
R. BP. UMUM
R. IMUNISASI
R. KB
R. LABORATORIUM
R. GIZI
RUJUKAN
PASIEN PULANG
APOTEK
PERIKSA UMUM
Berdasarkan skema di atas, akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
1. Pasien datang
Pasien yang datang harus mengambil nomor urut kedatangan pasien untuk
mendaftarkan diri di ruang pendaftaran ketika sudah dipanggil oleh petugas yang
bertugas di pendaftaran.
2. Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan di loket pendaftaran, baik untuk pasien UMUM,
ASKESKIN, ASKES PNS, maupun PKMS. Berikut adalah penjelasan alur
pendaftaran pasien :
1. Pasien umum
Pasien yang datang, terlebih dahulu mendaftar di loket pendaftaran, dimana
petugas akan melakukan konfirmasi apakah pasien sudah pernah berobat ke
UPT Puskesmas Jayengan atau belum. Jika belum, pasien tersebut akan
ditanyai, apakah ada keluarga yang sudah pernah berobat ke UPT Puskesmas
Jayengan, jika belum, pasien dibuatkan KTPK ( Kartu Tanda Pengenal
Keluarga ) dan diberi nomor registrasi dalam wilayah jika pasien tersebut
berasal dari Kemlayan, Jayengan, Tipes, dan Serengan atau nomor registrasi
luar wilayah atau luar kota, jika pasien tersebut berasal dari luar wilayah
tersebut atau luar kota dan memasukkan data pasien secara lengkap ke dalam
SIMPUS ( Sistem Informasi Managemen Puskesmas ) agar saat pasien
kembali berobat, datanya sudah ada. Jika ada salah satu anggota keluarga
sudah ada yang pernah berobat ke UPT Puskesmas Jayengan, maka nomor
registrasi ikut nomor registrasi keluarga tersebut. Setelah semua data lengkap,
barulah dibuatkan kartu rawat jalan berwarna putih, kemana pasien tersebut
akan berobat, apakah di BP Umum, KIA, GIGI, LABORATORIUM, atau KB.
Kemudian kartu rawat jalan tersebut diantarkan oleh petugas ke ruang periksa
yang akan dituju oleh pasien. Saat kegiatan berobat selesai, semua kartu rawat
jalan yang tadinya berada di ruang periksa, diambil dan dimasukkan kedalam
amplop sesuai dengan nomor Rekam Medis keluarga kemudian diletakkan ke
rak sesuai dengan nomor urut. Untuk pasien umum, ketika berobat akan
dikenakan biaya sebesar Rp 7500,00. Informasi yang penting disampaikan
kepada pasien baru adalah agar KTPK selalu dibawa ketika berobat ke UPT
Puskesmas Jayengan.
2. Pasien ASKESKIN, ASKES PNS, dan PKMS
20
Pasien yang datang, terlebih dahulu melakukan pendaftaran di loket
pendaftaran. Kemudian pasien diminta menunjukkan kartu ASKESKIN,
ASKES PNS, atau PKMS untuk dilakukan pendataan pada buku registrasi
pasien dan dicarikan kartu rawat jalan sesuai dengan nomor Rekam Medis
( RM ). Kartu rawat jalan yang disediakan oleh UPT Puskesmas Jayengan
untuk pasien ini meliputi :
a. Kartu rawat jalan berwarna hijau : untuk pasien ASKESKIN
b. Kartu rawat jalan berwarna kuning : untuk pasien ASKES PNS
c. Kartu rawat jalan berwarna merah muda : untuk pasien PKMS
Setelah data pasien lengkap, petugas akan mengantarkan kartu rawat jalan
tersebut ke ruang periksa yang menjadi tujuan pasien.
3. Ruang Tunggu
Pasien yang telah mendaftar, dipersilahkan untuk menunggu di ruang tunggu
sebelum menuju ruang periksa. Fasilitas yang disediakan di ruang tunggu
dibuat senyaman mungkin, agar pasien tetap sabar dan nyaman pada saat
menunggu.
4. Ruang Periksa
Pasien kemudian menuju ruang pengobatan atau pelayanan sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang telah dipilih. Selama proses pengobatan atau
pelayanan berlangsung, biasanya dokter atau petugas kesehatan memberi
catatan kesehatan ( anamnase atau diagnosa ) lalu pasien diberi resep untuk
diteruskan lagi ke bagian lain seperti apotek atau laboratorium. Ruang
pengobatan berfungsi sebagai tempat pengobatan pasien. Pengobatan pasien
di UPT Puskesmas Jayengan hanya sebatas penyakit yang bersifat umum dan
dapat dilayani. Sedangkan untuk pasien yang berat dan tidak dapat dilayani,
biasanya langsung dirujuk ke Rumah Sakit, yang sebelumnya ditanyakan
kepada pasien, mau ke rumah sakit mana. Hal ini disebabkan karena
Puskesmas hanya untuk pengobatan dasar. Ruang Pengobatan atau Ruang
Periksa yang disediakan oleh UPT Puskesmas Jayengan antara lain :
a. Pengobatan Umum
Pengobatan umum melayani pengobatan yang sederhana, misalnya
konsultasi kesehatan, penyakit yang sederhana : masuk angin, batuk,
pilek, panas, dll.
b. Poliklinik Gigi
21
Poliklinik gigi melayani pengobatan, pencabutan gigi, penambalan
gigi, dan konsultasi kesehatan gigi. Peralatan di ruangan ini sudah
memadai dan dikelola oleh 2 orang dokter gigi, sehingga pelayanan
dapat berjalan dengan baik.
c. Ruang KB dan KIA
Ruang KB dan KIA melayani konsultasi ibu hamil, konsultasi masalah
perawatan bayi dan anak, pemeriksaan pada pasien anak dengan usia
dibawah 5 tahun, pelayanan KB, penimbangan bayi, pemberian
imunisasi, serta masih banyak lagi pelayanan yang berkaitan dengan
peningkatan kesehatan ibu dan anak.
d. Laboratorium
Laboratorium melayani pemeriksaan yang dapat membantu diagnosa
suatu penyakit, namun tidak untuk semua penyakit. Untuk penyakit
yang sulit, test pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Dinas
Kesehatan Kota maupun Laboratorium yang lebih lengkap. Adapun
pelayanan laboratorium yang biasa dilakukan di UPT Puskesmas
Jayengan adalah :
1. Hematologi dan kimia darah.
Darah rutin.
Darah lengkap.
Golongan darah.
Hemoglobin.
Angka leukosit ( AL ).
Angka eritrocit ( AE ).
Angka trombosit ( AT ).
Waktu pendarahan.
Waktu pembekuan.
Hematocrit ( HCT ).
Malaria.
MCV.
MCH.
MCHC.
Bilirubin.
SGOT.
SGPT.
22
Ureum.
Creatinin.
Cholesterol.
HDL Cholesterol.
LDL Cholesterol.
Tryglyserid.
Asam Urat.
Glukosa sewaktu.
Glukosa puasa.
Widal.
Gamma GT.
BBS/ LED.
VDRL.
Hitung jenis leukosit.
HBsAg.
Protein total.
Albumin.
Globulin.
Bilirubin Direct.
Bilirubin Indirect.
2. Urine.
Urine lengkap.
Urine rutin.
Reduksi.
Eiwit ( Protein ).
Test kehamilan.
Bilirubin.
Sedimentasi.
3. Faeces.
Faeces rutin.
Telur cacing.
Darah samar.
4. Preparat apus atau mikrobiologi.
Syphilis.
GO.
23
Diptheri Baksil.
BTA/ TBC.
Pap Smear.
5. Ruang Gizi
Ruang gizi melayani konsultasi berbaikan gizi anak, pemberian vitamin
seperti vitamin A, vitamin B, dll.
6. Apotek
Setelah petugas apotek menerima resep dari pasien, maka pasien harus
menunggu dan antre sesuai nomor urutan untuk memperoleh obat yang
tengah diracik oleh Asisten Apoteker ( AA ). Setelah obat siap untuk
diserahkan, maka Asisten Apoteker ( AA ) menjelaskan bagaimana aturan
minumnya, apa khasiat obat tersebut, serta informasi penting ketika
menyerahkan obat tersebut kapada pasien.
Setiap obat yang keluar, harus ada di laporan LPLPO ( Lembar Pemakaian
dan Lembar Permintaan Obat) dan SIMPUS. Jumlah obat di lapangan harus
sama dengan data yang ada pada laporan tersebut.
Alur pelayanan yang dilakukan di apotek adalah sebagai berikut :
1. Pasien menyerahkan resep dokter.
2. Pasien diberi nomor urut untuk mengambil obat.
3. Asisten Apoteker mengambil resep sesuai dengan nomor urut antrian.
4. Asisten Apoteker mengambil plastik pembungkus obat dan menuliskan
tanggal pembuatan obat, nomor urut pasien, nama pasien, aturan pakai
yang sesuai dengan resep yang dituliskan oleh dokter, serta kapan
meminum obat tersebut.
5. Asisten Apoteker mengambil obat sesuai dengan apa yang dituliskan oleh
dokter, dimasukkan ke plastik pembungkus, melipatnya, dan
mensteplesnya.
6. Meneliti ulang obat yang akan diserahkan kepada pasien.
7. Memanggil pasien sesuai dengan nomor urut.
8. Menyerahkan obat kepada pasien, serta menjelaskan aturan pakainya,
kapan obat itu diminum.
Adapun kegiatan yang dilakukan di apotek adalah sebagai berikut :
a. Pemberian etiket
Pemberian etiket meliputi : memberi tanggal R/ tersebut dilayani pada
waktu itu, memberi nomor urut sesuai dengan yang diambil oleh pasien,
24
mencantumkan nama pasien, aturan pemakaian obat, dan kapan obat itu
diminum atau digunakan.
b. Pengambilan obat
Obat diambil dengan menggunakan sendok obat yang telah disediakan
oleh apotek, dan harus sesuai dengan apa yang dituliskan oleh dokter,
apabila obat yang dituliskan oleh dokter tidak ada dipersediaan, maka
Asisten Apoteker harus memberi tahu dan bertanya kepada dokter, bahwa
obat tersebut tidak ada dan akan diganti dengan obat apa. Setelah itu, obat
diambil dan dimasukkan ke dalam plastik pembungkus, setelah semua
selesai dikerjakan, plastik pembungkus dijadikan satu, dilipat, dan
disteples. Sebelum diserahkan ke pasien, obat tersebut diteliti lagi, setelah
semua benar, barulah diserahkan kepada pasien.
c. Pengambilan obat untuk dijadikan sediaan serbuk.
Pengambilan obat untuk dijadikan sediaan serbuk biasanya ditujukan untuk
pasien yang tidak bisa menelan tablet atau kapsul, untuk balita, dan untuk
bayi. Seperti pada umumnya, obat diambil dengan sendok obat, kemudian
dimasukkan ke plastik pembungkus, sebelum digerus diteliti terlebih
dahulu. Kemudian tablet tersebut dimasukkan ke tablet cruscer sampai
menjadi serbuk yang halus. Kantong serbuk diatur dalam wadah yang
sudah disediakan, serbuk tersebut dituang ke kertas perkamen, kemudian
dibagi ke wadah tersebut sesuai dengan pandangan mata, kemudian
dituang ke dalam kantong serbuk, lalu dilekatkan dengan mesin pelekat.
Kantong serbuk dilipat dengan rapi, kemudian dimasukkan ke plastik
pembungkus, dilipat, kemudian disteples. Sebelum diserahkan, Asisten
Apoteker meminta tanda tangan dan nama terang kepada pasien untuk
laporan di buku sasaran mutu.
d. Sediaan sirup kering.
Biasanya sediaan sirup kering diberikan untuk balita 2 tahun kebawah,
sebelum diserahkan biasanya disuspensi terlebih dahulu. Caranya yaitu
dengan menambahkan aqua dest steril sebanyak yang diperlukan kemudian
botol dikocok kuat- kuat hingga menjadi cairan kental. Sambil
menyerahkan obat, Asisten Apoteker juga memberi informasi bahwa
penggunaan sediaan suspensi maksimal 7 hari setelah segel dibuka.
7. Pasien Pulang.
25
Pasien dipersilahkan pulang, jika sudah mendapatkan pelayanan dari
Puskesmas. Dengan harapan, pasien tersebut mendapatkan pelayanan
kesehatan yang semaksimal mungkin.
Nama- nama obat yang digunakan di UPT Puskesmas Jayengan antara lain:
Chloramphenicol
tetes telinga 3%.
Bioplacenton.
Acyclovir 5%.
Betametason 0,1%.
Colipred.
Hydrocortisone 2,5%.
Ichtiyol.
Mytaderm Zalf.
Oxytetracycline 3%.
PK.
Chloramphenicol
Salep Mata 1%.
Chloramphenicol
Tetes Mata 5%.
Gentamicin
Tetes Mata 0,3%.
Sulfacetamid Tetes Mata.
Gentian Violet.
Albendazole.
Allopurinol 100mg.
Ambroxol 30mg.
Asam Mefenamat 500mg.
Aspilet.
Betahistine 6mg.
Bromifar.
Captopril 12,5mg.
Caviplex.
Cefadroxil 500mg.
Cavicur.
Clindamycin 300mg.
Ciprofloxacin 500mg.
Dexteem.
Digoxin 0,25mg.
Dulcolax 5mg.
Erythromycin 500mg.
Ferolat.
Flumin.
Furosemid 40mg.
Glibenclamide 5mg.
Gricin 125mg.
Hemorograd.
ISDM 5mg.
Lincomycin 500mg.
Loratadine 10mg.
Livron B plex.
Metformin 500mg.
Metronidazole
250mg, 500mg.
Natrium Diklofenak 25mg.
Nifedipine 10mg.
Novadium.
Oralit.
Piroksicam 10mg.
Pyrantel 125mg.
Ranitidine.
Salbutamol 2mg.
Simvastatin 10mg.
Zinc Dispersibel.
Anti Fungi.
26
Levertraan Zalf.
Salep 2-4.
Antalgin 500mg.
Antasida Doen.
Aminophylline 200mg.
Asifit.
Calcium AD.
Calcium Lactate.
Chloramphenicol 250mg.
CTM.
Cotrimoksazole.
Dexamethasone.
New Diaform
DMP.
Dimenhydrinate 50mg.
Ephedrine 25mg.
Ergotamine.
Glyceryl Guaiacolate.
HCT (Hydrochlorothiazide).
Paracetamol 500mg.
Paracetamol 100mg.
Phenylbutazone.
Phytomenadion.
Prednisone.
Vitamin B6.
Vitamin B12.
Vitamin B Complek.
Vitamin B1.
Vitamin C.
Cotrimoksazol
syrup suspensi 60ml.
Baby’s cough syrup.
Antasida Doen 60ml.
Coredryl 100ml.
Erythromycin sirup kering
200ml.
Recovit 100ml.
Paracetin sirup 100ml.
Paracetamol sirup 60ml.
Obat Batuk Hitam 100ml
Aludonna D.
Selama Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) berlangsung, bentuk pelayanan obat yang
diobservasi tidak hanya bertempat di apotek UPT Puskesmas Jayengan saja, namun
juga unit- unit lain yang berada di bawah naungan UPT Puskesmas Jayengan, seperti:
1. Puskesmas Pembantu ( Pustu ).
UPT Puskesmas Jayengan mempunyai 2 Puskesmas Pembantu ( Pustu ), yaitu
:
a. Pustu Makam Cilik.
b. Pustu Pringgolayan.
Mekanisme pelayanan obat di Puskesmas Pembantu adalah sebagai berikut:
a. Pasien datang, mengambil nomor antrian pendaftaran dan menunggu
instruksi dari petugas.
b. Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urut, pasien datang ke
loket pendaftaran, menyerahkan KTPK, kartu PKMS, kartu ASKESKIN,
27
kartu ASKES PNS, atau pasien tersebut belum pernah periksa
sebelumnya dan dinyatakan sebagai pasien baru yang akan dikenakan
biaya pengobatan sebesar Rp 7500,-
c. Petugas loket mencatat data pasien dan memberi kartu rawat jalan sesuai
dengan nomor Rekam Medis.
d. Pasien masuk ke ruang periksa, kemudian dokter akan memberikan resep
obat.
e. Pasien menyerahkan resep obat tersebut ke apotek dan menunggu obat
tersebut selesai diracik oleh Asisten Apoteker.
f. Asisten Apoteker mengambil obat sesuai dengan resep, meneliti ulang
sebelum menyerahkan, menyerahkan kepada pasien disertai dengan
penjelasan tentang aturan pakainya, kapan memakai atau meminumnya.
2. Puskesmas Keliling ( Pusling ).
PUSLING UPT Puskesmas Jayengan dilakukan di rumah ketua RT yang
dijadikan sebagai POS pelayanan kesehatan Pusling di daerah Tipes dan
Kemlayan.
Mekanisme pelayanan obat di PUSLING adalah sebagai berikut :
a. Obat- obatan yang diperlukan untuk PUSLING dipersiapkan terlebih
dahulu.
b. Obat- obat tersebut dimasukkan dalam boks dan di masukkan ke mobil
PUSLING.
c. Mobil PUSLING menuju Pos pelayanan kesehatan.
d. Pasien yang datang menuju meja pendaftaran dan menyerahkan data diri
untuk dicarikan kartu rawat jalan sesuai dengan nomor Rekam Medis.
e. Petugas memberikan kartu rawat jalan kepada pasien.
f. Pasien datang ke meja periksa, kemudian dokter akan memeriksa keluhan
pasien dan memberi resep obat.
g. Pasien menyerahkan resep ke Asisten Apoteker ( AA ).
h. Asisten Apoteker mengambil obat sesuai dengan resep, memasukkan ke
dalam plastik pembungkus, menyerahkan kepada pasien disertai
penjelasan singkat tentang aturan pakainya.
3. Posyandu.
Posyandu bertujuan untuk memantau tumbuh kembang bayi dan balita,
kesehatan ibu hamil, serta kesehatan lansia. Dalam memantau tumbuh
kembang bayi dan balita, Posyandu melakukan penimbangan berat badan
28
bayi dan balita, pengukuran tinggi badan bayi dan balita, pemberian vitamin
A, serta peningkatan gizi. Posyandu binaan UPT Puskesmas Jayengan antara
lain :
Posyandu Kantil.
Posyandu Anggrek Berseri.
Posyandu Kamboja.
Posyandu Flamboyan.
Posyandu Kepodang.
Setiap setelah dilakukan penimbangan berat badan bayi dan balita, dan
pengukuran tinggi badan bayi dan balita, hasil dicatat pada Kartu Menuju
Sehat ( KMS ).
B. Tugas dan Tanggung Jawab Pengelolaan Obat di Puskesmas.
Tugas dan tanggung jawab pengelolaan obat di Puskesmas antara lain :
1. Kepala Puskesmas
Tugas :
a. Membina petugas pengelola obat.
b. Menyampaikan laporan bulanan pemakaian obat kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat.
c. Melaporkan dan mengirimkan kembali semua obat yang
rusak atau kadaluwarsa dan atau obat yang tidak
dibutuhkan kepada Kepala Dinkes Kabupaten/ Kota
setempat.
d. Melaporkan obat hilang kepada Kepala Dinkes Kabupaten/
Kota.
e. Mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
setempat.
Tanggung jawab :
Pengelolaan dan pencatatan pelaporan obat dan perbekalan
kesehatan di Puskesmas.
2. Petugas gudang obat di Puskesmas
Petugas gudang obat di Puskesmas mempunyai tugas malaksanakan :
a. Penerimaan obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota.
29
b. Pemeriksaan kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan.
c. Penyimpanan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan.
d. Pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit
pelayanan.
e. Pengendalian penggunaan persediaan.
f. Pencatatan dan pelaporan.
g. Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan kesehatan.
h. Penyusunan persediaan obat perbekalan kesehatan.
i. Permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota.
j. Penyusunan laporan ke Dinkes Kabupaten/ Kota.
3. Petugas kamar obat Puskesmas
Petugas kamar obat Puskesmas mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan
kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh kamar obat
Puskesmas dalam bentuk buku catatan mutasi obat.
b. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan
kesehatan.
c. Menyerahkan kembali obat rusak atau kadaluwarsa kepada petugas
gudang obat.
d. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat
kepada pasien.
4. Petugas kamar suntik
Petugas kamar suntik mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan
kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterimanya.
b. Membuat laporan pemakaian dan mengajukan permintaan obat dan
perbekalan kesehatan.
c. Menyerahkan kembali obat rusak atau kadaluwarsa kepada petugas
gudang obat.
5. Petugas lapangan Puskesmas Keliling
Petugas lapangan Puskesmas Keliling mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan mengajukan permintaan
obat yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas.
b. Mencatat pemakaian dan sisa obat serta perbekalan kesehatan.
30
c. Setelah selesai dengan kegiatan lapangannya, segera mengembalikan
sisa obat kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat.
6. Petugas lapangan Posyandu
Petugas lapangan Posyandu mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan mengajukan permintaan
obat yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas.
b. Mencatat pemakaian dan sisa obat serta perbekalan kesehatan.
c. Setelah selesai dengan kegiatan lapangan, segera mengembalikan sisa
obat kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat.
7. Petugas obat Puskesmas Pembantu
Petugas obat Puskesmas Pembantu mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat yang dikeluarkan
maupun yang diterima oleh Puskesmas Pembantu dalam bentuk kartu
stok/ buku.
b. Setiap awal bulan membuat laporan pemakaian dan mengajukan
permintaan obat kepada Kepala Puskesmas.
c. Menyerahkan kembali obat rusak atau kadaluwarsa kepada Kepala
Puskesmas melalui petugas gudang obat.
8. Bidan Desa
Bidan desa mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat yang dikeluarkan
maupun yang diterima oleh Puskesmas Pembantu dalam bentuk Kartu
stok/ buku.
b. Setiap awal bulan membuat laporan pemakaian dan mengajukan
permintaan obat kepada Kepala Puskesmas.
c. Menyerahkan kembali obat rusak atau kadaluwarsa kepada Kepala
Puskesmas melalui petugas gudang obat.
C. Managemen Pengelolaan Obat.
Ruang lingkup pengelolan obat secara keseluruhan mencangkup :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan perbekalan
kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :
31
Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang
mendekati kebutuhan.
Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmas setiap periode
dilaksanakan oleh Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Puskesmas.
Data mutasi obat yang dihasilkan oleh Puskesmas merupakan salah satu
faktor utama dalam mempertimbangkan perencanaan kebutuhan obat
tahunan. Oleh karena itu data ini sangat penting untuk perencanaan
kebutuhan obat di Puskesmas.
Ketepatan dan kebenaran data di Puskesmas akan berpengaruh terhadap
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara keseluruhan di
Kabupaten/ Kota. Dalam proses perencanaan kebutuhan obat pertahun
Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat dengan
menggunakan LPLPO. Selanjutnya UPOPPK ( Unit Pengelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan) yang akan melakukan kompilasi dan
analisa terhadap kebutuhan obat Puskesmas di wilayah kerjanya.
2. Permintaan
Tujuan dari permintaan obat adalah :
Memenuhi kebutuhan obat dimasing- masing unit pelayanan kesehatan
sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya.
Menentukan jumlah permintaan obat :
Data yang diperlukan :
Data pemakaian obat periode sebelumnya
Jumlah kunjungan resep
Data penyakit
Frekuensi distribusi obat oleh UPOPPK
Sumber data :
- LPLPO
- Laporan Bulanan 1 ( LB1 )
Cara menghitung kebutuhan obat :
32
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan
pemakaian pada periode sebelumnya.
Keterangan :
SO = Stok optimum
SK = Stok kerja ( stok pada periode berjalan )
WK = Waktu kekosongan obat
WT = Waktu tunggu
SP = Stok penyangga
SS = Sisa stok
3. Penerimaan
Tujuan dari penerimaan adalah :
Agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh Puskesmas.
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di
bawahnya.
Setiap penyerahan obat oleh UPOPPK, kepada Puskesmas dilaksanakan
setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu.
Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan obat
bertanggung jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan,
pemeliharaan dan penggunaan obat berikut kelengkapan catatan yang
menyertainya.
Pelaksanaan fungsi pengendalian distribusi obat kepada Puskesmas
Pembantu dan sub unit kesehatan lainnya merupakan tanggung jawab
Kepala Puskesmas Induk.
Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-
obat yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah
obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) dan ditanda
tangani oleh petugas penerima/ diketahui Kepala Puskesmas. Bila tidak
memenuhi syarat, petugas penerima dapat mengajukan keberatan.
33
SO = SK + WK + WT +SP - SS
Jika terdapat kekurangan, penerima obat wajib menuliskan jenis yang
kurang (rusak, jumlah kurang dan lain-lain). Setiap penambahan obat-
obatan, dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok.
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan
yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
1. Persyaratan gudang dan pengaturan penyimpanan obat
a. Persyaratan gudang
- Cukup luas minimal 3 x 4 m²
- Ruangan kering tidak lembab
- Ada ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab/panas
- Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai
pelindung untuk menghindarkan adanya cahaya langsung
dan berteralis
- Lantai dibuat dari tegel/semen yang tidak memungkinkan
bertumpuknya debu dan kotoran lain. Bila perlu diberi alas
papan (palet)
- Dinding dibuat licin
- Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
- Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat
- Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotika dan
psikotropika yang selalu terkunci
- Sebaiknya ada pengukur suhu ruangan
b. Pengaturan penyimpanan obat
- Obat disusun secara alfabetis
- Obat dirotasi dengan sisitem FIFO dan FEFO
- Obat disimpan pada rak
- Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan di atas
palet
- Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk
- Cairan dipisahkan dari padatan
- Sera, vaksin, supositoria disimpan dalam lemari pendingin
c. Kondisi penyimpanan
34
Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan factor-faktor
sebagai berikut :
a. Kelembaban
Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan yang tidak
tertutup sehingga mempercepat kerusakan. Untuk
menghindari udara lembab tersebut maka perlu dilakukan
upaya-upaya berikut :
Ventilasi harus baik, jendela dibuka
Simpan obat ditempat yang kering
Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan
terbuka
Bila memungkinkan pasang kipas angina tau AC.
Karena makin panas udara di dalam ruangan maka
udara semakin lembab.
Biarkan pengering tetap dalam wadah tablet dan kapsul
Kalau ada atap yang bocor harus segera diperbaiki
b. Sinar matahari
Kebanyakan cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena
pengaruh sinar matahari.
Cara mencegah kerusakan karena sinar matahari :
Gunakan wadah botol atau vial yang berwarna gelap
(coklat)
Jangan letakkan botol atau vial di udara terbuka
Obat yang penting dapat disimpan di dalam lemari
Jendela-jendela diberi gorden
Kaca jendela dicat putih
c. Temperatur / panas
Obat seperti salep, krim, dan supositoria sangat sensitif
terhadap pengaruh pengaruh panas, dapat meleleh. Oleh
karena itu hindarkan obat dari udara panas.
Ruangan obat harus sejuk, beberapa jenis obat harus
disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4-8 derajat
celcius, seperti :
Vaksin
35
Sera dan produk darah
Antitoksin
Insulin
Injeksi antibiotika yang sudah dipakai (sisa)
Injeksi oksitosin
Ingat DPT, DT, TT, vaksin atau kontrasepsi jangan
dibekukan karena akan menjadi rusak.
Cara mencegah kerusakan karena panas adalah sebagai
berikut :
Pasang ventilasi udara.
Atap gedung jangan dibuat dari metal.
Buka jendela sehingga terjadi sirkulasi udara
a. Kerusakan fisik
b. Kontaminasi bakteri
Dalam penyimpanan dan penyusunan obat juga ada tata caranya,
antara lain sebagai berikut :
a. Pengaturan penyimpanan obat
Pengaturan obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan
disusun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya. Sediaan
tablet dikelompokkan ke sediaan tablet, sediaan sirup
dikelompokkan ke sediaan sirup.
b. Penerapan system FIFO dan FEFO
Penyusunan dilakukan dengan system First In First Out ( FIFO )
untuk masing- masing obat artinya obat datang pertama kali harus
dikeluarkan terlebih dahulu dari obat yang datang kemudian dan
First Expired First Out ( FEFO ) untuk masing- masing obat
artinya obat yang lebih awal kadaluwarsa harus dikeluarkan lebih
dahulu dri obat yang kadaluwarsa kemudian. Hal ini sangat
penting karena :
- Obat yang terlalu lama biasanya kekuatan atau potensinya
berkurang.
- Beberapa obat seperti antibiotik mempunyai batas waktu
pemakaian artinya waktu dimana obat mulai berkurang
efektifitasnya.
36
c. Obat yang sudah diterima
Obat yang sudah diterima disusun sesuai dengan pengelompokan
untuk memudahkan pencarian, pengawasan, dan pengendalian
stok obat.
d. Golongan antibiotik
Golongan antibiotik harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
terhindar dari cahaya matahari, dan disimpan di tempat yang
kering.
e. Vaksin dan serum
Vaksin dan serum harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya dan disimpan dalam lemari es. Kartu
temperatur yang terdapat dalam lemari es harus selalu diisi.
f. Obat injeksi
Obat injeksi harus disimpan dalam tempat yang terhindar dari
cahaya matahari.
g. Bentuk dragee ( tablet salut )
Tablet salut harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan
pengambilannya menggunakan sendok.
Setiap petugas pengelola yang melakukan penyimpanan obat, perlu
melakukan pengamatan mutu obat secara berkala, paling tidak setiap
awal bulan.
Pengamatan mutu obat antara lain sebagai berikut :
a. Mutu obat yang disimpan dapat mengalami perubahan baik
secara fisik maupun kimia.
b. Secara sederhana pengamatan dilakukan dengan visual,
dengan melihat tanda- tanda sebagai berikut :
1. Tablet
Terjadi perubahan warna, bau, dan rasa, serta lembab.
Kerusakan fisik seperti pecah, retak, sumbing, gripis,
dan rapuh.
Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi
mutu obat.
Untuk tablet salut, disamping informasi di atas juga
basah dengan lengket satu dengan yang lainnya,
37
bentuknya sudah berbeda.
2. Kapsul
Cangkangnya terbuka, kosong, rusak atau melekat satu
dengan yang lainnya, wadah rusak.
Terjadi perubahan warna baik cangkang maupun yang
lainnya.
3. Cairan
Cairan jernih menjadi keruh, timbul endapan.
Cairan suspensi tidak bisa dikocok.
Cairan emulsi memisah dan tidak tercampur kembali.
4. Salep
Konsistensi, warna, dan bau berubah ( tengik ).
Pot atau tube rusak atau bocor.
5. Injeksi
Kebocoran.
Terdapat partikel untuk sediaan injeksi yang
seharusnya jernih sehingga keruh atau pertikel asing
dalam serbuk untuk injeksi.
Wadah rusak atau terjadi perubahan warna.
Jangan menggunakan obat yang sudah kadaluwarsa
karena:
Efektifitas obat berkurang.
Hal ini penting untuk diketahui, mengingat
penggunaan antibiotik yang sudah kadaluwarsa dapat
menimbulkan resistensi mikroba. Resistensi mikroba
berdampak terhadap mahalnya biaya pengobatan.
Obat dapat berubah menjadi toksik.
Selama penyimpanan beberapa obat dapat terurai menjadi
substansi- substansi yang toksik. Contohnya tetrasiklin.
Tetrasiklin dari serbuk warna kuning dapat berubah
menjadi warna coklat yang toksik.
2. Distribusi
Penyaluran atau distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan
penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan
38
sub- sub unit pelayanan kesehatan antara lain :
a. Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan Puskesmas
b. Puskesmas pembantu
c. Puskesmas keliling
d. Posyandu
e. Polindes
Kegiatan :
a. Menentukan frekuensi distribusi
b. Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan
c. Melaksanakan penyerahan obat
3. Pengendalian penggunaan
Tujuan dari pengendalian obat adalah agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian obat terdiri dari :
a. Pengendalian persediaan
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan
dan kekurangan atau kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan
dasar.
b. Pengendalian penggunaan
Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan obat.
Pengendalian penggunaan meliputi:
a. Prosentase penggunaan antibiotik
b. Prosentase penggunaan injeksi
c. Prosentase rata- rata jumlah R/
d. Prosentase obat penggunaan obat generik
e. Kesesuaian dengan pedoman
c. Penanganan obat hilang, obat rusak dan kadaluwarsa
Penanganan obat hilang
Tujuan dari penanganan obat hilang adalah sebagai bukti
pertanggung jawaban Kepala Puskesmas sehingga diketahui
persediaan obat saat itu.
Penanganan obat rusak dan kadaluwarsa
39
Tujuan dari penanganan obat rusak dan kadaluwarsa adalah
untuk melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat
rusak atau kadaluwarsa.
D. Pencatatan dan Pelaporan
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah :
Bukti bahwa suatu kegiatan yang telah dilakukan.
Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.
Sumber data untuk membuat laporan.
E. Penanganan Limbah
UPT Puskesmas Jayengan tidak memiliki penanganan limbah
secara khusus. Karena, limbah- limbah yang dihasilkan oleh UPT Puskesmas
Jayengan tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar UPT Puskesmas Jayengan.
Limbah- limbah yang dihasilkan oleh UPT Puskesmas Jayengan antara lain
adalah kardus- kardus obat, botol- botol obat, kaleng plastik obat, kertas-
kertas, dll. Limbah- limbah kardus- kardus obat, botol obat, kaleng plastik
obat, kertas- kertas, dibuang ke tempat sampah. Untuk limbah jarum suntik,
disimpan terlebih dahulu sampai waktu tertentu, kemudian diserahkan ke RS
PKU Muhammadiyah untuk dimusnahkan dengan cara incenerasi. Limbah
botol flacon atau ampul bekas vaksin polio, dapat disimpan terlebih dahulu,
tetapi untuk botol flacon atau ampul bekas vaksin BCG dan campak,
langsung di buang, ikut pemusnahan jarum suntik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
40
1. Puskesmas adalah alat atau program pemerintah yang berperan dalam
usaha membina dan mengembangkan kesehatan masyarakat serta
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat dalam bentuk
kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
2. Untuk mewujudkan masyarakat dengan tingkat kesehatan yang optimal,
Puskesmas Jayengan mengarahkan serta melayani masyarakat melalui
peran aktif antar petugas kesehatan dan masyarakat.
3. Puskesmas merupakan sarana penting dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat, karena daya jangkaunya meliputi seluruh lapisan masyarakat.
B. Saran
1. Memberikan informasi tentang obat kepada pasien secara lebih terperinci
dan dengan sepenuh hati, sehingga pasien dapat menerima informasi yang
diberikan dan merasa senang karena telah datang ke tempat yang tepat
karena mendapat pelayanan yang baik terutama bagi pasien usia lanjut.
2. Para tenaga kesehatan di Puskesmas Jayengan diharapkan mampu
mempertahankan dan meningkatkan keramahan serta kesabaran dalam
melayani dan menangani pasien di Puskesmas.
3. Mengembangkan kegiatan – kegiatan pokok Puskesmas yang positif bagi
terwujudnya kesejahteraan masyarakat terutama di bidang kesehatan.
4. Meningkatkan target kerja di Puskesmas sehingga dapat membantu
terwujudnya perkembangan yang baik bagi Puskesmas Jayengan.
C. Penutup
Demikian Laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang dapat kami
selesaikan dan kami sampaikan, semoga apa yang kami persembahkan ini,
dapat menambah pengalaman dan wawasan kami, serta memberikan manfaat
bagi pembaca, khususnya di bidang kefarmasian.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ( PKL ) masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon kritik
dan saran pembaca agar dapat menjadi motivasi bagi kami untuk lebih baik
lagi dalam tugas – tugas selanjutnya.
Cukup sekian dari kami. Kami mohon maaf, apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ). Kami
ucapkan terimakasih atas waktu yang telah diberikan kepada kami.
41
42