Makalah peran fungi dalam biotek.doc

28
BAB I PENDAHULUAN I. Pengertian Fungi Fungi (jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi jamur hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri,ia tidak termasuk dalam kingdom, monera, maupun plantae. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit (memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis mutualisme (yaitu hidup dengan organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung). Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksi dan struktur tubuhnya. Dalam klasifikasi jamur dibagi menjadi 4 divisi yaitu: 1. Divisi Zygomycota Jamur Zygomycota berkembangbiak secara aseksual dengan spora. Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dan ujungnya menggembung membentuk spoangium. Sporangium yang masuk berwarna hitam. Spoangium kemudian pecah dan spora tersebar, spora jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh membentuk benang baru. Contoh jamur ini adalah jamur yang tumbuh pada tempe, selain itu ada juga yang hidup secara saprofit pada rotin, nasi, dan bahan makanan lainnya. Ada pula yang hidup secara parasit, misalnya penyebab penyakit busuk pada ular jalar.

Transcript of Makalah peran fungi dalam biotek.doc

BAB I

PENDAHULUANI. Pengertian Fungi

Fungi (jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalamklasifikasi jamur hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri,ia tidak termasuk dalamkingdom, monera, maupun plantae. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit (memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis mutualisme (yaitu hidup dengan organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung).

Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksi dan struktur tubuhnya. Dalam klasifikasi jamur dibagi menjadi 4 divisi yaitu:

1. Divisi Zygomycota

Jamur Zygomycota berkembangbiak secara aseksual dengan spora. Beberapa hifa akan tumbuh ke atas dan ujungnya menggembung membentuk spoangium. Sporangium yang masuk berwarna hitam. Spoangium kemudian pecah dan spora tersebar, spora jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh membentuk benang baru. Contoh jamur ini adalah jamur yang tumbuh pada tempe, selain itu ada juga yang hidup secara saprofit pada rotin, nasi, dan bahan makanan lainnya. Ada pula yang hidup secara parasit, misalnya penyebab penyakit busuk pada ular jalar.2. Divisi Ascomycota

Ciri Khusus dari jamur Ascomycota adalah dapat menghasilkan spora askus (askospora), yaitu spora hasil repoduksi seksual, berjumlah 8 spora yang tersimpan di dalam kotak spoa. Kotak spora ini menyerupai kantong sehigngga disebut askus, untuk mengetahui bentuk dan stuktur harus dibutuhkan pengamatan yang teliti.

3. Divisi Basidiomycota

Jamur Basidiomycota umumnya merupakan jamur makroskopik, dapat dilihat dengan mata karena ukuannya yang besar. Pada musim penghujan dapat kita temukan pada pohon, misalnya jamur kuping, jamur pohon, atau di tanah yang banyak mengandung bahan oganik, misalnya jamur barat.

4. Divisi Deuteromycota.

Pada dasarnya, Deuteromycota bukanlah penggolongan yang sejati atau bukan takson. Sebagai contoh adalah jamur oncom yang mula-mula jamur ini berada di divisi deuteromycota dengan nama Monilla Sithophila. Namun setelah diteliti ternyata jamur ini menghasilkan askus sehingga dimasukkan ke dalam Ascomycota.II. Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi berasal dari kata bio dan teknologi yang dapat diartikan sebagai penggunaan organisme atau sistem hidup untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menghasilkan produk yang berguna.Sedangkan bioteknologidalam bidang pangan merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatandan produk makhluk hidup (bakteri, fungidan lainnya).Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.

Pada umumnya bioteknologi menggunakan mikroorganisme karena, dapat tumbuh dengan cepat, mengandung protein yang cukup tinggi, dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya, misalnya dari limbah dapat menghasilkan produk yang tidak toksik dan reaksi biokimianya dapat dikontrol oleh enzim organisme itu sendiri.

Di Negara kita banyak dijumpai produk-produk makanan tradisional hasil proses fermentasi atau kerja mikroorganisme, seperti tempe, oncom, dan tapai. Semua itu digolongkan kedalam bioteknologi tradisional atau konvensional. Bioteknologi tradisional memiliki ciri, semua hasil akhir dan produktivitasnya adalah sebagai proses alamiah, sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki oleh tiap mikroorganisme yang berperan. Proses-proses bioteknologi dalam bidang pangan saat ini meliputi proses fermentasiyaitu berupa bahan makanan seperti yogurt, keju, bir, anggur, cuka, roti, dan kecap. Secara garis besar kegiatan bioteknologi dalam bidang pangan meliputi:

1. Teknologi sel mikroba, untuk produksi pangan terfermentasi dan aditif pangan.Teknologi sel mikroba sudah diaplikasikan dibidang pangan beberapa abad yang lalu. Tujuan dari tekniologi sel mikroba ini adalah untuk pengawetan pangan yang menghasilkan berbagi jenis pangan terfermentasi seperti dadih (yoghurt dan keju), tauco, tape dan sebagainya. Sedangkan teknologi mikrobial yang bertujuan untuk menghasilkan bahan kimia (sekaligus bahan pangan) adalah produksi etanol oleh khamir dan proses lanjutannya untuk mengahasilkan cuka (asam asetat) oleh bakteri.

Pada awal abad ke II ditemukan teknologi produksi gliserol oleh khamir yang diransang oleh kebutuhan untuk memproduksi dinamit. Berbagai macam asam dan enzim sudah dapat dihasilkan dengan bantuan mikroba ini. Bahkan sederetan bahan kimia lain yang telah dapat diproduksi secara mikrobial. Mikroba sudah terbukti merupakan agen biologis yang sangat potensial untuk mengahsilkan berbegai jenis zat kimia. Banyak diantaranya merupakan bahan aditif pangan. Teknologi produksi aditif pangan secara mikrobial dilandasi oleh teknik manipulasi metabolisme agar zat yang dikehendaki terakumulasi dan dikeluarkan dari dalam sel. Teknik manipulasi metabolisme ini diperoleh dari mutasi konvensional seperti radiasi dengan sinar X, UV, Gamma dan penggunaan mutagen kimia, maupun mutasi modern melalui rekayasa genetik.

2. Aplikasi enzim baik untuk persiapan bahan maupun pengolahan pangan.

Teknologi aplikasi enzim untuk persiapan maupun pengolahan pangan sangat luas. Aplikasi yang tergolong kelompok pertama, misalnya pembuatan sirup glukosa dari pati-patian yang melibatkan enzim-enzim dan amylase, amiloglukosidase dan pullulanase, konversi glukosa ke fruktosa oleh glukosaisomerase, penggunaan pektinase untuk membantu ekstraksi pati dari bahan asalnya, modifikasi pati untuk mengubah sifat fungsionalnya dan sebagainya. Kelompok kedua, misalnya penggunaan lipase untuk menghasilkan emulsifier, surfaktant, mentega, coklat tiruan, protease untuk membantu pengempukan daging, mencegah kekeruhan bir, naringinase untuk menghilangkan rasa pahit pada juice jeruk, glukosa oksidase untuk mencegah reaksi pencoklatan pada produk tepung telur dan lain-lain.3. Kultur sel atau jaringan tanaman dan tanaman transgenik.

Sel tanaman mempunyai kemampuan yang disebut totipotency, yaitu kemampuan tumbuh dan berkembang biak untuk menjadi tanaman lengkap pada medium yang memenuhi syarat. Sel tersebut dapat tumbuh tanpa mengalami deferensiasi. Hal ini tertgantung pada kadar hormone pertumbuhan yang diberikan. Pemberdayaan sel atau jaringan tanaman bertujuan untuk :

Produksi zat kimia atau aditif pangan

Menumbuhkan tanaman (dengan produk bahan pangan) bersifat tinggi.

Menumbuhkan tanaman dengan produktifitas bahan pangan tinggi.

Sifat variasi somaklonal dari sejumlah populasi sel tanaman yang tumbuh dapat digunakan untuk menseleksi sel tanaman yang unggul untuk memproduksi metabolit tertentu. Produk-produk aditif dari sel tanaman tersebut berguna untuk :

Zat warna pangan (antosianin, betasinin, saffron)

Flavor (strawberry, anggur, vanilla, asparagus)

Minyak atsiri (mint, ros, lemon bawang)

Pemanis (steviosida, monelin)

Tanaman transgenik adalah khususnya tanaman yang mempunyai gen hasil alihan dari mikroorganisme lain. Contoh tanaman transgenik adalah tanaman yang mengandung gen racun serangga dariBacillus thuringiensis(gen Bt). Tanaman kentang tahan terhadap herbisisda biolaphos, tanaman kapas tahan terhadap herbisisda glyphosate.

4. Kultur sel hewan dan hewan transgenik.

Kultur sel hewan adalah sisitem menumbuhkan sel manusia maupun hewan untuk tujuan memproduksi metabolit tertentu. Aplikasi dari system ini banyak digunakan untuk menghasilkan produk-produk farmasi dan kit diagnostik dengan jenis produk berupa molekul protein kompleks. Aplikasi yang berhubungan tidak langsung dengan masalah pangan, misalnya: penetapan jenis kelamin dari embrio yang akan ditanam, penentuan masa ovulasi dari sapid an fertilisasi in vitro untuk hewan. Adapun contoh-contoh produk yang biasa dihasilkan oleh sel hewan misalnya: interferon, tissue plasminogen activator, erythroprotein, hepatitis B surface antigen. Hewan transgenik adalah hewan yang menerima gen pindahan dari organisme lain (atau hewan yang sama) untuk tujuan-tujuan yang tentunya dianggap menguntungkan bagi manusia.5. Rekayasa protein.

Aplikasi rekayasa protein dalam bidang pangan melibatkan dua hal yaitu :

a. Enzim melalui modifikasi molekul protein, untuk stabilitas enzim pada kondisi-kondisi khusus. Misalnya perbaikan kestabilan termal dari enzim glukosa isomerase.

b. Modifikasi protein pangan untuk mengubah sifat fungsionalnya, untuk memperbaiki sifat elastisitas, kemampuan membentuk emulsi atau kemampuan menstabilkan tekstur.

III. Macam-macam Bioteknologi

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Bioteknologi Konvensional/Tradisional

Bioteknologi Konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape oncom, dan kecap. ciri-ciri bioteknologi konvensional, yaitu:

dilakukan tanpa menggunakan prinsip-prinsip ilmiah.

dilakukan hanya berdasarkan pada pengalaman yang di wariskan secara turun temurun, umumnya belum dapat diproduksi secara masal.

Contoh Bioteknologi Konvensional antara lain:

Anggur dan bir, dari bahan mentah biji sereal ( semisal gandum ) dengan agen hayati khamir dari jenis Aspergillus oryzae

Roti, dari bahan dasar biji sereal ( gandum ) dengan agen hayati berupa khamir dari jenis Saccharomyces cerevisiae.

Keju, dari bahan dasar susu murni dengan agen hayati kelompok bacteri asam laktat ( dari genus : Lactobacillus dan Streptococcus ) yang memfermentasi laktosa menjadi asam laktat. Juga terkadang digunakan jamur Penicillium camembert dan Penicillium requefort .

Yoghurt, dari bahan dasar susu segar dengan agen hayati bacteri asam laktat dari jenis Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophylus.

Mentega, dari bahan dasar susu segar dengan agen hayati bacteri dari jenis Streptococcus lactis dan Leuconostoc cremoris.

Antibiotik pinisilin , memanfaatkan kemampuan jamur Penicillium notatum dan Penicillium crysogenum untuk mensintesis antibiotik ( ditemukan Alexander Fleming, 1926 ).

Sauerkraut, dari bahan dasar sayuran menggunakan agen hayati bacteri asam laktat

Nata de coco, dari bahan dasar air kelapa menggunakan jasa agen hayati Acetobacter xyllinum.

Tempe, dari bahan dasar kedelai menggunakan bantuan jenis jamur Rhizopus stoloniferus.

Kecap, dari bahan dasar kedelai menggunakan agen hayati jamur Aspergillus wentii.

Tapai, dari bahan dasar singkong atau sereal seperti beras ketan menggunakan agen hayati Saccharomyces cerevisiae.

2. Bioteknologi Modern

Bioteknologi Modern merupakan bioteknologi yang telah menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi dan terarah sehingga hasilnya dapat dikendalikan dengan baik. Cirinya berkebalikan dengan biotek tradisional ditambah dengan menerapkan teknik Aseptis.Teknik Aseptis adalah suatu cara kita pada waktu bekerja (praktik) yang selalu menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.

Contoh dari bioteknologi modern ini yaitu tumbuhan yang kuat atau tahan terhadap hama dan penyakit serta buahnya sifatnya tahan lama, bakteri penghasil antibiotik ataupun insulin.

Berikut beberapa contoh bioteknologi modern, antara lain:

Bibit tanaman yg seragam, diperoleh dengan melalui teknik kultur jaringan. Melalui teknik ini dapat dihasilkan / diproduksi bibit tanaman yang seragam dalam jumlah besar. Beberapa contoh tanaman yang telah dihasilkan melalui kultur jaringan antara lain : Papaver somniferum ( menghasilkan kodein , untuk penghilang rasa nyeri, Jasminum sp ( menghasilkan jasmine, sebagai bahan parfum aroma melati ).

Antibodi monoklonal, merupakan sejenis antibodi yang diproduksi dengan cara penggabungan ( fusi ) dua jenis sel yang sama atau berbeda . Dikenal dengan sebutan teknologi hibridoma / DNA rekombinan.

Bayi tabung, hasil fertilisasi secara in vitro . Ovum dan sperma dipertemukan dalam sebuah wadah sehingga terjadi pembuahan.

Hormon insulin, yang diperoleh melalui teknologi plasmid dalam rekayasa genetik.

Domba dolly hasil kloning yaitu transfer inti sel autosom ( diploid ) ke dalam ovum ( haploid ) yang telah diambil inti telurnya.

Tanaman kebal hama, yang telah disisipi gen penghasil senyawa endotoksin dari Bacillus thuringiensis

Tanaman yang mampu memfiksasi nitrogen melalui penyisipan gen pengontrol fiksasi nitrogen ( gen nif ) dari bacteri Rhizobium sp dengan perantara plasmid dari Agrobacterium tumefaciens

Hewan transgenik, hasil rekayasa genetika yang memiliki sifat / kemampuan berbeda dengan hewan biasa. Misalnya menghasilkan air susu yang mengandung faktor anti hemofili

Hormon BST ( Bovine Somatotrophin ), hormon pertumbuhan untuk hewan dari hasil rekayasa genetik

Vaksin malaria, hasil rekayasa genetik dengan memanfaatkan DNA virus cacar air yang kurang aktif

antibiotik jenis baru, yang dikembangkan dari mikroorganisme galur baru yang diperoleh dari rekayasa genetik

Interferon, sejenis protein hasil tekhnik DNA rekombinan untuk menghambat replikasi virus

Hormon pertumbuhan manusia yang dihasilkan dari tehknik DNA rekombinan

Terapi genetik, jasa layanan perbaikan kelainan genetik dengan rekayasa genetik

Pelestarian species langka, jasa layanan pelestarian hewan / tumbuhan yang hampir punah menggunakan tehknik rekayasa genetik.

IV. Kegunaan Bioteknologi Dalam Berbagai Bidang

Bioteknologi dapat diaplikasikan ke berbagai bidang ilmu, antara lain:

1. Bioteknologi Dalam Bidang Pangan

Berikut beberapa produk pangan yang menerapkan bioteknologi dalam proses pengolahannya.

I. Pembuatan Tape

Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang mengandung alkohol. Makanan ini dibuat dari beras ketan ataupun dengan singkong dengan menggunakan jamur Endomycopsis fibuligera, Rhizopus oryzae ataupun Saccharomyces cereviceae sebagai ragi. Ragi tersebut tersusun oleh tepung beras, air tebu, bawang merah, bawang putih dan kayu manis.

II. Pembuatan Tempe

Tempe adalah makanan yang populer di negara kita. Meskipun makanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber protein nabati yang cukup tinggi. Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamu Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah protein kompleks kacang kedelai karena adanya perubahan-perubahan kimia pada protein, lemak dan karbohidrat. Selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe,akan dihasilkan antibiotik yang akan mencegah penyakit perut seperti diare.

III. Pembuatan Oncom

Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan bantuan jamur Neurospora sitophilia. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau oranye yang merupakan pewarna alami. Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease yang aktif selama proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai, singkong atau kelapa. Fermentasi ini juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan berbagi ester yang beraroma sedap.

IV. Pembuatan Kecap

Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan mengunakan jamur Aspergillus wentii dan Rhizopus sp. Kecap yang ada di pasaran ada yang berwujud kental ada pula yang encer. Kecap yang kental dikarenakan banyak ditambahkan gula merah, gula aren atau gula kelapa. Sedangkan kecap yang encer dikarenakan mengandung lebih banyak garam. Ada juga kecap ikan, kecap udang dan sebagainya. Itu bisa dilakukan karena selama proses pembuatan ada penambahan sari ikan atau sari udang ke dalamnya.

V. Pembuatan Roti

Pada pembuatan roti melalui proses fermentasi ini dibantu dengan bantuan yeast atau khamir yaitu sejenis jamur. Yeasy yang ditambahkan pada adinan tepung akan menajdu proses fermentasi yaitu akan menghasilkan gas karbo dioksida dan alkohol. Gas karbo dioksida tersebut dapat berguna untuk mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan menguap. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut diovenkan akan tampak lebih mengembung dan ukurannya membesar, hal ini dikarenakan gas akan mengembangkan jika temperatur tinggi.2. Bioteknologi Dalam Bidang Farmasi

Dalam dunia medis bioteknologi sering kali digunakan dalam pembuatan antibiotik dan vaksin.

A. Antibiotik

Antibiotik sebenarnya merupakan suatu zat kimia hasil darimikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroorganisme lainnya. Pembuatan antibiotik ini harus dalam lingkungan steril agar terhindar dari kontaminasi yang mungkin terjadi, sehingga pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan dapat optimal danmenghasilkan produk yang optimal juga. Antibiotik ini pertama kaliditemukan olehAlexander Flemingyang diberinamaPenicilinyang dihasilkan oleh Penicillium. Jamur ini hidup dengan menyerap makanan dari lingkungan yang digunakan untuk metabolisme, bahkan dapat menghasilkan zat yang disekresikan ke lingkungannya dan dapat membunuh mikroorganisme lain.

Beberapa kelompok dari antibiotik adalah sebagai berikut.

1. PenicilinPenicilin ini dapat menghambat infeksi dengan mencegah terbentuknya dinding sel bakteri sehingga tidak membahayakan sel manusia. Jadi,apabila Anda sakit disebabkan oleh bakteri atau virus, maka penggunaanantibiotik ini tidak ada gunanya.

Komponen utama penicilin adalah penisilin G yang dapat diubah menjadibentuk-bentuk lain. Penicilin G terdegradasi oleh asam lambung sehingga lebih baik penicilin diberikan melalui suntikan. Ada juga jenis penicilin yang tidak dipengaruhi oleh asam lambung, dapat berupa sirup atau tablet.2. TetrasiklinPerlu Anda ketahui tetrasiklin dihasilkan dari bakteriStreptomycin aureofaciens. Tetrasiklin mengikat kalsium dan diakumulasi dalam tulang dan gigi yang sedang berkembang. Tetrasiklin aktif melawan bakteri yang memiliki larutan yang sama dengan penicilin.3. SefalosporinSefalosporin dihasilkan oleh jamurCephalosporium. Sefalosporin yang terbaru sangat efektif untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penicilin.4. EritromisinEritromisin bermanfaat untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penicilin atau dapat digunakan untuk pasien yang alergi terhadappenicilin.

B. Vaksin

Pada masa ini berjuta-juta orang melakukan vaksinasi terutama bagianak-anak yang masih kecil. Vaksin telah membantu dalam pencegahanserangan penyakit. Vaksin berasal dari mikroorganisme yang telahdilemahkan atau dimatikan. Vaksin pada umumnya dimasukkan dengansuntikan atau oral ke dalam tubuh manusia agar aktif melawanmikroorganisme tersebut. Contohnya, vaksin disentri, tetanus, danlain-lain.

3. Bioteknologi Dalam Bidang PertanianDalam bidang pertanian bioteknologi kerap digunakan sebagai pembasmi hama tanaman. Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah penggunaan mikroorganisme sebagai pengendali hayati dalam membasmi hama tanaman. Pengendalian hama dapat digunakan dengan musuh alam; misalnya bakteri di tanah dan tanaman yaituBacillus thuringiensis. Bakteri ini dikembangkan menjadi insektisida mikrobial, yang menghasilkan protein kristal yang dapat membunuh serangga, yaitu larva atau ulat serangga.

4. Bioteknologi Dalam Bidang Industri

Dalam bidang industri, bioteknologi diterapkan ke dalam berbagai bidang industri khusus, antara lain:

1. Sebagai Penghasil Energi

Gas bio merupakan gas metana yang diproduksi oleh mikroorganisme di dalam medium kotoran ternak dengan tangki fermenter. Prosesnya mikrooganisme mencerna kotoran menjadi gas metana, gas ini kemudian dapat dialirkan ke rumah rumah sebagai penghasil energi seperti gas elpiji. Limbahnya sangat baik untuk pupuk tanaman.2. Sebagai Pencerna Limbah

Limbah organik di rumah tangga, industri, pasar pada umumnya dibuang kesungai yang dapat mengakibatkan pencemaran. Mikroorganisme dapatmengolah limbah melalui penguraian secara aerob dan anaerob. Secaraaerob pada beberapa mikroorganisme (bakteri, protista, dan jamur) yangmenguraikan materi organik dari limbah menjadi mineral-mineral, gas-gas, dan air. Hal tersebut membutuhkan banyak oksigen. Pemrosesan limbah ada dua materi, yaitu menggunakan lumpur aktif dan proses menggunakansaringan tetes. Misalnyalimbah logam berat yaitu Chromium, limba tersebut dapat direduksi oleh bakteriEnterobacter cloaceaesehingga tidak akan membahayakan lagi bagi manusia.3. Sebagai Pemisah Logam Berat

BakteriThiobacillus ferroxidansdanThiobacillus oxidans termasuk khemolitotrof, yaitu bakteri pemakan batuan yang tumbuh subur di tempat pertambangan, peranannya sangat penting karena dapat mengekstraksi berbagai jenis logam. Bakteri ini dapat memperoleh energinya dari oksidasi zat anorganik, yaitu besi dan belerang. Bakteriini juga dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan tanpa adanya zat organik, dia mampu mengekstrak karbon secara langsung dari karbon dioksida di atmosfer. Pemanfaatan mikrorganisme ini untuk memisahkan logam dari bijih logam yang diterapkan di tambang logam karena logam tidak bisa dimanfaatkan jika terikat dengan bijihnya.4. Meningkatkan Produksi Pertanian

Salah satu contohnya adalah bacillus thuringiesis telah dikembangbiakkan karena kemampuannya untuk mematikan ulat yang menjadi hama tanaman, dengan cara menyemprotkan ke lahan pertanian. Hal ini merupakan cara pengendalian biologi atau hayati yang tidak menimbulkan pencemaran.5. Penghasil AlkoholAlkohol merupakan hasil fermentasi dari khamir, yaitu Saccharomyces cereviceae. Mikroorganisme tersebut dapat mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan karbon dioksida. Alkohol memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai bahan bakar mesin karena mempunyai kelebihan mesin dapat menyala lebih lama, tidak menyebabkan polusi, dan tidak meningkatkan kadar karbondioksida di atmosfer.

BAB II

PEMBAHASANI. Perkembangan Peranan Fungi dengan Bioteknologi di masa sekarang

Produk bioteknologi sudah ditemukan pada melenium ke-4 hingga berkembang pada jaman moderen saat ini. Berkembangan bioteknologi sangat mengalami kemajuan didalam bidang pangan,farmasi,industri hingga kecantikan. Macam-macam makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk bioteknologi adalah bakteri, fungi, yeast, dan lain-lainnya.

Tempe adalah hasil dari produk bioteknologi yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Makanan ini sangatlah mudah di temukan dengan harga yang terjangkau. Produk ini menggunakan fungi untuk mengubah kedelai menjadi produk pangan yang baru yaitu tempe. Fungi dapat merubah partikel yang kompleks menjadi partikel yang lebih sederhana. Jadi fungi membantu mengubah protein yang kompleks di dalam kedelai menjadi protein yang lebih sederhana agar mudah di cerna di dalam tubuh. Tempe adalah makanan khasIndonesia. Tempe merupakan makanan yang terkenal diAsia Tenggara dan juga merupakan salah satu contoh produk hasil bioteknologi. Tempe terbuat dari kacang kedelai. Karena terbuat dari kacang kedelai yang merupakan sumber protein tinggi, tempe juga merupakan makanan Tempe dibuat dari kacang kedelai dengan dibantu oleh aktivitas jamurRhizopus oryzae.

Selain tempe ada juga beberapa produk bioteknologi berupa produk pangan yaitu kecap, oncom, tampe, sake, natadecoco, keju, mentega, yoghurt dan lain sebagainya. Bioteknologi tidak hanya digunakan untuk produk pangan tetapi untuk bidang farmasi juga. Produk kecantikan juga saat ini beberapa dari hasil bioteknologi.

Peran bioteknologi untuk memperbaiki mutu suatu bahan pangan adalah menghasilkan produk makanan yang bergizi tinggi, menghasilkan produk makanan dan minuman yang bersifat asam, dan dapat memperpanjangn masa simpan produk pangan.II. Perkembangan Peranan Fungi dengan Bioteknologi di masa depan

Semakin berkembangnya jaman, bioteknologi pun ikut berkembang. Salah satu contohnya peran fungi di masa depan tidak hanya untuk pembuatan tempe, oncom, kecap dll. Peran fungi dengan bantuan bioteknologi di bidang pertanian dan farmasi yang baru-baru ini dikembangkan adalah fungi biokontrol. Fungi biokontrol adalah adalah fungi, atau yang lebih umum dikenal sebagai jamur benang, yang dapat menghambat secara biologis pertumbuhan patogen tanaman, parasit atau insekta. Mekanisme perlindungan tanaman oleh fungi biokontrol ini meliputi beberapa aspek biokimiawi di antaranya produksi dan pelepasan ke lingkungan enzim hidrolitik, metabolit sekunder yang bersifat anti-bakteri, anti-nematoda maupun anti-fungi lain, serta senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman, ataupun merangsang tanaman menghasilkan senyawa pertahanan diri.

Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh fungi biokontrol yang bersifat anti-bakteri, anti-nematoda ataupun anti-fungi dapat dikembangkan sebagai antibiotik baru atau untuk aplikasi perlindungan penyimpanan bahan hasil pertanian. Salah satu jenis metabolit sekunder yang dihasilkan fungi biokontrol dan kini mendapat banyak perhatian adalah peptaibol. Penelitian peptaibol mengindikasikan, peptaibol tidak saja berpotensi dikembangkan sebagai antibiotik, tetapi beberapa peptaibol ditengarai dapat menghambat progresivitas penyakit Alzheimer. Dikarenakan kemampuan biokimiawinya, beberapa fungi biokontrol memiliki kemampuan biotransformasi, sehingga berpotensi untuk digunakan dalam berbagai proses untuk produksi senyawa baru yang memiliki bioaktivitas tertentu.

Beberapa fungi biokontrol yang telah dikembangkan antara lain adalah Paecilomyces lilacinus, Pochonia chlamydosporia, Hirsutella rhossiliensis, H. minnesotensis (anti-nematoda) (Johnson et al., 2009), Lecanicillium lecanii, Beauveria bassiana, Isaria takamizusanensis, Nomuraea anemonoides, Metharhizium anisoliae (anti-serangga patogen) (Sun dan Liu, 2006, Johnson et al., 2009, Sosa-Gomez et al., 2009, Scholte et al., 2005); Chaetomium sp (Tomilova dan Shternshis, 2006); Epicoccum nigrum sp (Larena et al., 2004)., Gliocladium sp., Trichoderma viride (anti plant pathogenic fungi), dan Trichoderma harzianum (mycoparasitic dan anti nematodes) (Harman dan Kubicek, 1998, Harman, 2006).

Selain metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antibiotik, beberapa senyawa turunan gliotoksin yang dihasilkan oleh Gliocladium roseum, memiliki kemampuan anti-anggiogenik, sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat anti-rematik arthritis, dan anti-kanker (Lee et al., 2001). Begitu pula, penelitian terbaru menunjukkan bahwa terdapat jenis peptaibol Trichoderma yang memiliki kemampuan dikembangkan sebagai obat kanker yang hanya menargetkan sel kanker, dan tidak menggangu sel normal (Shi et al., 2010).

BAB III

PENUTUP

Bioteknologidalam bidang pangan merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatanmakhluk hidup (bakteri, fungidan lainnya) maupun produk dari makhlukhidup (enzim,alkohol) dalamproses produksi untukmenghasilkanbahan pangan.Makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan produk bioteknologi ada bermacam-macam, salah satunya adalah fungi. Fungi (jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil.

Salah satu bahan pangan yang menggunakan fungi dalam proses bioteknologi adalah tempe. Produk ini menggunakan fungi untuk mengubah kedelai menjadi tempe. Fungi dapat merubah partikel yang kompleks menjadi partikel yang lebih sederhana. Jadi fungi membantu mengubah protein yang kompleks di dalam kedelai menjadi protein yang lebih sederhana agar mudah dicerna di dalam tubuh. Masih banyak lagi produk pangan yang dihasilkan dengan memanfaatkan fungi dan proses bioteknologi ini. Namun, bioteknologi tidak hanya digunakan untuk produk pangan tetapi untuk bidang farmasi juga. Produk kecantikan yang ada saat ini juga merupakan hasil dari bioteknologi.Potensi perkembangan bioteknologi dengan menggunakan fungi biokontrol tidak hanya dibidang pertanian. Tapi fungi biokontrol berpotensi untuk dikembangkan sebagai antibiotik, anti-rematik arthritis, dan anti-kanker. DAFTAR PUSTAKA

Agrotekno Sarana Industri. 2013. Peranan Bioteknologi Dalam Teknologi Pangan. http:// www.agrotekno.net/2013/07/mengenal-aneka-jenis-mikroba dan.html. Access date: April 13th, 2014.

Biologi Media Centre. 2013. Bioteknologi : Mikroorganisme Dan Produknya. http://biologimediacentre.com/bioteknologi-4-mikroorganisme-dan-produknya/. Access date: April 13th, 2014.

Nugroho, Titania Tjandrawati. 2012. Bioteknologi Fungi Biokontrol Dan Pengembagannya Untuk Aplikasi Dalam Bidang Pertanian, Industri Ramah Lingkungan Dan Kesehatan. Universitas Riau.

http://bioteknologi-pertanian.blogspot.com/.Access date: April 13th, 2014.

http://zonabiokita.blogspot.com/2013/01/produk-bioteknologi-konvensional-pangan.html Access date: April 13th, 2014.

http://pelajarankt.blogspot.com/2013/04/contoh-produk-bioteknologi-modern-dan.html Access date: April 13th, 2014.

Bentuk Rekayasa Bioteknologi PanganFungi

Bioteknologi Pangan

Disusun oleh :

Muhammad Fareza

23020112100006

Ayu Ning Jagat

23020112100008

Andhini Putri T

23020112100010

Visi Andragogi

23020112100020

Agatha Intan Wihenti

23020112100033

Mukhamad Husain Nur

23020112100034

Latri Barok Harsono

23020112100043

Fariza Amelia Anisa

23020112100044

Yosyfa Astiari

23020112100045

Dina Azalea Handayani

23020112100046Nida Faradillah

23020112100057

Melati Citra Anggraeni

23020112100061

Cornelius Wahyu Candra23020112100063

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN PERTANIAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014