Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seperti yang kita ketahui, seorang apoteker tidak hanya bekerja di apotek tetapi apoteker juga dapat bekerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), di rumah sakit seorang apoteker dapat melaksanakan kegiatan keprofesiannya. Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah satu-satunya unit di rumah sakit yang bertugas dan bertanggungjawab sepenuhnya pada pengelolaan semua aspek yang berkaitan dengan obat/perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah sakit tersebut. IFRS mempunyai 2 fungsi yaitu fungsi non klinis dan fungsi klinis. Fungsi non klinis berupa penyiapan produk obat, sedangkan fungsi klinis yang memerlukan koordinasi antar profesi kesehatan lain dalam hal pemberian pelayanan kesehatan. Dalam pelaksanaan fungsi klinis tersebut, apoteker sebagai bagian dari IFRS akan berkoordinasi dengan profesi kesehatan lain, seperti dokter, perawat, dan lain- lainnya. 1.2 Rumusan masalah 1.2.1 Pelayanan apa saja yang diberikan apoteker di rumah sakit ? 1.2.2 Landasan hukum apa saja yang digunakan apoteker untuk bekerja di rumah sakit ? 1.2.3 Bagaimana keterkaitan perawat, dokter dan apoteker dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit ?

description

Peran Apoteker di Rumah Sakit

Transcript of Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

Page 1: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seperti yang kita ketahui, seorang apoteker tidak hanya bekerja di apotek tetapi

apoteker juga dapat bekerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), di rumah sakit

seorang apoteker dapat melaksanakan kegiatan keprofesiannya. Instalasi Farmasi Rumah

Sakit adalah satu-satunya unit di rumah sakit yang bertugas dan bertanggungjawab

sepenuhnya pada pengelolaan semua aspek yang berkaitan dengan obat/perbekalan

kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah sakit tersebut.

IFRS mempunyai 2 fungsi yaitu fungsi non klinis dan fungsi klinis. Fungsi non klinis

berupa penyiapan produk obat, sedangkan fungsi klinis yang memerlukan koordinasi

antar profesi kesehatan lain dalam hal pemberian pelayanan kesehatan.  Dalam

pelaksanaan fungsi klinis tersebut, apoteker sebagai bagian dari IFRS akan berkoordinasi

dengan profesi kesehatan lain, seperti dokter, perawat, dan lain-lainnya.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Pelayanan apa saja yang diberikan apoteker di rumah sakit ?

1.2.2 Landasan hukum apa saja yang digunakan apoteker untuk bekerja di rumah sakit ?

1.2.3 Bagaimana keterkaitan perawat, dokter dan apoteker dalam pelayanan kesehatan di

rumah sakit ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan apoteker di rumah sakit.

1.3.2 Untuk mengetahui landasan hukum yang digunakan apoteker untuk bekerja di rumah

sakit.

1.3.3 Untuk mengetahui keterkaitan antara perawat, dokter dan apoteker dalam pelayanan

kesehatan di rumah sakit.

1.4 Metode penelitian

Untuk menyusun makalah yang berjudul “Peran Apoteker di Rumah Sakit”, maka penulis

menggunakan metode tinjauan dari berbagai pustaka.

Page 2: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

1.5 Sistematika penulisan

Bagian Pembuka

a) Sampul

b) Kata pengantar

c) Daftar isi

Tubuh Tulisan

a) BAB 1 (Pendahuluan)

1.1) Latar belakang

1.2) Rumusan masalah

1.3) Tujuan penulisan

1.4) Metode ilmiah

1.5) Sistematika penulisan

b) BAB 2 (Pembahasan materi)

c) BAB 3 (Kesimpulan dan saran)

Bagian Akhir

a) Daftar pustaka

Page 3: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelayanan yang diberikan apoteker di rumah sakit

Apoteker di rumah sakit banyak bergerak di bawah bendera instalasi farmasi

rumah sakit atau IFRS. IFRS adalah suatu unit di rumah sakit yang merupakan

fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan seorang apoteker yang

kompeten. IFRS bertanggungjawab dalam mengadakan, menyediakan, dan mengelola

seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di rumah sakit yang dapat berupa

pelayanan farmasi nonklinik dan pelayanan farmasi klinik.

Tanggung jawab apoteker dalam pelayanan farmasi nonklinik berupa

pelayanan produk, yaitu berupa perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

dan distribusi obat-obatan yang dibutuhkan di rumah sakit, sedangkan pelayanan

farmasi klinik merupakan pelayanan yang dilakukan secara langsung dan memerlukan

interaksi dalam pelaksanannya baik dengan pasien maupun dokter dan perawat, antara

lain pelayanan obat atas order dokter, pendistribusian obat dan produk farmasi pada

pasien dan perawat, serta pelayanan konseling dan informasi obat.

Tanggung jawab dan wewenang apoteker selanjutnya diatur dalam Undang-

Undang, Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri Kesehatan. Seiring dengan

perkembangan kesehatan, orientasi pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser

lebih ke arah pelayanan kefarmasian klinik (Pharmaceutical Care), yaitu bentuk

pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan

kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal inilah yang menjadi poin

penting peran apoteker di rumah sakit.

Memang banyak faktor yang menyebabkan pelayanan farmasi klinik dan

peran profesi apoteker di Indonesia tidak sepesat negara lain. Praktek pelayanan

farmasi klinik di Indonesia sendiri relatif baru berkembang pada sekitar tahun 2000-

an. Konsep farmasi klinik sendiri belum seutuhnya diterima oleh tenaga kesehatan di

rumah sakit, sehingga pelayanan farmasi klinik di Indonesia berkembang cukup

lambat. Paradigma apoteker terjun ke bangsal pasien, memantau pengobatan pasien,

memberikan informasi dan konseling secara rutin, serta memberikan rekomendasi

pengobatan masih belum lazim, karena fungsi apoteker di IFRS dianggap hanya

berfungsi dalam menyiapkan obat. Farmasis sendiri selama ini terkesan kurang

Page 4: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

menyakinkan untuk bisa memainkan peran dalam pengobatan. Selain itu, faktor

apoteker sendiri yang belum secara utuh menjalankan fungsinya sehingga

mengakibatkan masyarakat awam dan pasien kurang mengenal profesi apoteker,

khususnya di rumah sakit. Kebanyakan rumah sakit pun hanya memiliki tenaga

apoteker yang minim, hanya sekitar satu atau beberapa saja. Tentunya akibat

sedikitnya tenaga apoteker yang ada, maka apoteker tidak bisa mendampingi pasien

secara utuh dalam penggunaan obat dan terapinya.

Peran seorang apoteker dalam mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit

dibagi menjadi dua, yaitu manajerial dan fungsional.

Peran manajerial apoteker meliputi:

Perencanaan

Pengadaan

Penyimpanan

Distribusi, dan

Produksi.

Sedangkan peran fungsional apoteker meliputi:

pelayanan informasi obat

konseling

Edukasi, dan

Pharmaceutical care termasuk di dalamnya farmasi klinik.

Pelayanan kefarmasian akan berjalan baik bila didukung SDM yang berkualitas dan

potensial. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/Menkes/SK/XI2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit menyatakan bahwa

pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi pada pelayanan pasien,

penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau

bagi semua lapisan masyarakat.

Farmasi rumah sakit adalah seluruh aspek kefarmasian yang diperlukan di

suatu rumah sakit. Jadi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu

bagian/unit I divisi atau fasilitas di rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua

kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu

Page 5: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

sendiri. Seperti diketahui, pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan, termasuk

pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan

distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional (Siregar

dan Amalia, 2004).

Adapun tugas pokok pelayanan farmasi menurut keputusan menteri kesehatan adalah:

1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.

2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan

prosedur kefarmasian dan kode etik profesi.

3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).

4. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk meningkatkan

mutu pelayanan farmasi.

5. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.

7. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.

8. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan

formularium rumah sakit.

Pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasien/farmasi klinik, meliputi:

1. Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat rasional termasuk

pencegahan dan rehabilitasinya.

2. Mengidentifikasikan permasalahan yang berhubungan dengan obat melalui

kerjasama dengan pasien dan tenaga kesehatan lain.

3. Memonitor penggunaan obat dan melakukan pengkajian terhadap penggunaan

obat yang diberikan kepada pasien.

4. Memberi informasi mengenai hal yang berhubungan dengan obat.

5. Melakukan konseling kepada pasien/keluarga pasien maupun kepada tenaga

kesehatan untuk mendapatkan terapi yang rasional.

6. Melakukan pelayanan TPN (Total Parenteral Nutrition), IV admixture dan

pelayanan pencampuran obat sitostatik (Cytostatic Handling).

7. Berperan serta dalam kepanitiaan seperti Panitia Farmasi dan Terapi (PFT).

Page 6: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

2.2 Landasan Hukum yang Digunakan Apoteker untuk Bekerja di Rumah Sakit

Pelayanan kefarmasian di rumah sakit didukung oleh beberapa hukum untuk

menegaskan akan pekerjaan seorang apoteker atau farmasis di sebuah rumah sakit.

Keputusan-keputusan tersebut diantaranya adalah:

1. Menurut UU RI no.4 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat

darurat.  Dari definisi tersebut, yang dimaksud dengan pelayanan

kesehatan secara paripurna adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi:

a. promotif (peningkatan kesehatan)

b. preventif (upaya pencegahan penyakit)

c. kuratif (penyembuhan penyakit)

d. rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Untuk memenuhi semua aspek pelayanan kesehatan secara paripurna

tersebut, diperlukan juga pelayanan farmasi yang memadai sebagai

salah satu pelayanan kesehatan.  

2. Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang standar pelayanan farmasi di

rumah sakit.

3. Peraturan perundang-undangan dari mulai UU no.36 tentang

kesehatan, UU no.44 2009 tentang rumah sakit memberi ruang yang

sangat luas bagi apoteker sebagai aktor utama pelayanan

kefarmasian. Hal itu dapat dilihat bahwa salah satu persyaratan

rumah sakit adalah kefarmasian.

4. Menurut SK Menkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 fungsi

instalasi farmasi rumah sakit adalah sebagai tempat pengelolaan

perbekalan farmasi serta memberikan pelayanan kefarmasian dalam

penggunaan obat dan alat kesehatan.

5. PP 51 tahun 2009 pasal 19 tentang Pekerjaan Kefarmasian yang menyatakan

Fasilitas Pelayanan Kefarmasian berupa: a. Apotek, b. Instalasi Farmasi Rumah

Sakit, c. Puskesmas, d. Toko Obat; atau f. Praktek Bersama.

Page 7: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

6. PP 51 tahun 2009 mengatur mekanisme, bahwa setiap Apoteker harus memiliki

Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA). Kemudian jika Apoteker akan

melakukan Pekerjaan Kefarmasian di Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit,

maka Apoteker tersebut wajib memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA). Jika

Apoteker akan melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada fasilitas produksi dan

fasilitas distribusi atau penyaluran, maka Apoteker wajib memiliki Surat Izin

Kerja (SIK).

7. PP 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian Pasal 52 ayat (2) huruf a

menyatakan bahwa seorang apoteker hanya dapat melaksanakan praktik di 1 (satu)

Apotik, atau puskesmas atau instalasi farmasi rumah sakit.

2.3 Keterkaitan tenaga kesehatan dalam pelayanan di Rumah sakit

Seperti yang kita ketahui pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak hanya ditangani

oleh satu tenaga kesehatan, namun ada kolaborasi-kolaborasi antara tenaga-tenaga kesehatan

di rumah sakit khususnya. Karena salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan

kesehatan adalah pelayanan yang bermutu, maka suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila

memberikan kepuasan pada pasien. Kepuasan pada pasien dalam menerima pelayanan

kesehatan mencakup beberapa dimensi. Salah satunya adalah dimensi kelancaran komunikasi

antara petugas kesehatan (perawat, dokter dan termasuk apoteker) dengan pasien. Hal ini

berarti pelayanan kesehatan bukan hanya berorientasi pada pengobatan secara medis saja,

melainkan juga berorientasi pada komunikasi karena pelayanan melalui komunikasi sangat

penting dan berguna bagi pasien, serta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan.

Dalam hal ini masing-masing tenaga kesehatan mempunyai tugas, baik yang berupa

hak ataupun kewajiban dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Namun, setiap pelayanan

yang diberikan ada keterkaitan-keterkaitan pelayanan kesehatan di rumah sakit antara

perawat, dokter dan apoteker. Keterkaitan inilah yang menuntut terjalinnya komunikasi yang

efektif antar tenaga kesehatan.

Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam interdisiplin tim.

Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari

praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien

dan pemberi pelayanan kesehatan. Kemudian dokter memiliki peran utama dalam

Page 8: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan

modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi

dengan anggota tim lainnya sebagai membuat relevan pemberian pengobatan. Serta apoteker

yang mempunyai hak sepenuhnya dalam dispensing obat. Dispensing obat ini dapat berupa

apoteker menerima dan memvalidasi resep/order, mengerti dan menginterpretasi maksud

dokter penulis resep , Pengisian Profil Pengobatan Pasien (bila di RS), Menyediakan/ meracik

dengan teliti, memberi wadah dan etiket yang benar, merekam semua tindakan,

mendistribusikan obat/ bahan lain kepada pasien, disertai nasehat atau informasi yg

diperlukan pasien dan perawat.

Masing-masing profesi memilki profesional yang berbeda sehingga ketika

digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Banyaknya

faktor yang berpengaruh seperti kerjasama, saling menerima, berfungsi. Kolaborasi yang

efektif antara anggota tim kesehatan menfasilitasi terselenggaranya pelayanan pasien yang

berkulitas.

Page 9: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

BAB III

KESIMPULAN

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu bagian/unit I divisi atau fasilitas di

rumah sakit, tempat penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan

untuk keperluan rumah sakit itu sendiri. Adapun tanggung jawab apoteker di bidang

kesehatan yaitu meliputi; tanggung jawab apoteker dalam pelayanan farmasi nonklinik,

farmasi klinik, dan tanggung jawab apoteker yang diatur oleh Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah dan Keputusan Menteri Kesehatan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak

hanya ditangani oleh satu tenaga kesehatan, melainkan ada kolaborasi-kolaborasi antara

tenaga-tenaga kesehatan di rumah sakit yaitu adanya perawat, farmasi dan dokter.

Keterkaitan inilah yang menuntut terjalinnya komunikasi yang efektif antar tenaga kesehatan.

Mempunyai peranan di bidang masing-masing untuk memfasilitasi dan membantu pasien

dalam mendapatkan suatu pelayanan kesehatan yang memuaskan.

SARAN

Sudah selaknya kita mengetahui peran Apoteker dalam sebuah Rumah Sakit.

Anggapan yang sudah melekat dalam pemikiran masyarakat saat ini bahwa peran apoteker itu

hanya menyiapkan obat. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi pada masyarakat atas

peran apoteker sendiri. Dengan adanya penyuluhan ataupun informasi pada masyarakat tidak

akan terjadi kesenjangan profesi antara tenaga medis seperti perawat, farmasi dan dokter

menurut perundang-undangan yang berlaku. Dan juga dapat menciptakan pelayanan medis

yang memuaskan.

Page 10: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://apotekerbercerita.wordpress.com/2011/03/15/kemajuan-farmasi-klinik-kebangkitan-

apoteker-rumah-sakit/

http://cetak.bangkapos.com/opini/read/436/Pelayanan+Farmasi+di+Rumah+Sakit+.html

http://farmasi-istn.blogspot.com/2008/01/instalasi-farmasi-rumah-sakit.html

http://www.hukor.depkes.go.id/?art=44

file:///J:/1850-strategi-dan-kebijakan-umum-program-kerja-2012.html

http://buletinfarmasi.blogspot.com/2010/12/implementasi-kewajiban-apoteker.html

http://hisfarma.blogspot.com/2009/10/keberadaan-pendamping-bisa-melakukan.html

Page 11: Makalah Peran Apoteker di Rumah Sakit