LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH...

89
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAMMARIE BASRA JL. BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR PERIODE 10 -28 MARET DAN 21 APRIL 12 MEI 2014 SAMPUL LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PUTRI SYAHIDA AGUSTINA, S.Farm. 1306344072 ANGKATAN LXXVIII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2014 Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Transcript of LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH...

Page 1: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAMMARIE BASRA

JL. BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR

PERIODE 10 -28 MARET DAN 21 APRIL – 12 MEI 2014

SAMPUL

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

PUTRI SYAHIDA AGUSTINA, S.Farm.

1306344072

ANGKATAN LXXVIII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 2: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAMMARIE BASRA

JL. BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR

PERIODE 10 -28 MARET DAN 21 APRIL – 12 MEI 2014

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

PUTRI SYAHIDA AGUSTINA, S.Farm.

1306344072

ANGKATAN LXXVIII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 3: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

iii

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa

skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang

berlaku di Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Universitas Indonesia kepada saya.

Depok, 4 Juli 2014

Putri Syahida Agustina

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 4: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Putri Syahida Agustina

NPM : 1306344072

Tanda Tangan :

Tanggal : 4 Juli 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 5: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

v

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh :

Nama / NPM : Corry Shirleyana Putri, S.Farm

Npm : 1306343435

Program Studi : Apoteker-Fakultas Farmasi Universitas Indonesia

JudulLaporan : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah

Sakit Ibu dan Anak (RSIA) SamMarie Basra Periode 10

Maret – 10 Mei 2013

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Apoteker pada Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : T. Nebrisa Z., S.Farm., Apt., MARS ( )

Pembimbing II : Dr. Anton Bahtiar, S.Si., M.Si. ( )

Penguji I : ( )

Penguji II : ( )

Penguji III : ( )

Ditetapkan di : Depok

Tanggal :

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 6: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan

menyusun laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Ibu dan Anak

(RSIA) SamMarie Basra yang dilaksanakan pada tanggal 10 – 28 Maret dan 21

April – 12 Mei 2014.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menambah pemahaman, pengetahuan dan

keterampilan apoteker dalam dunia kerjanya. Laporan ini disusun sebagai syarat

untuk menempuh ujian akhir Apoteker pada Fakultas FarmasiUniversitas

Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah

penulis terima, kiranya sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini tepat

pada waktunya. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. T. Nebrisa Z., S.Farm., Apt., MARS selaku Pembimbing telah banyak

membantu dan membimbing penulis untuk mengenal Rumah Sakit ini;

2. Anton Bahtiar M.Si, Apt.,selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan

laporan ini.

3. Khristiana Ratnawati, S. Si., Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi RSIA

SamMarie Basra yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengenal RSIA SamMarie Basra;

4. Seluruh Tenaga Kefarmasian dan CSSD di RSIA SamMarie Basra

5. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi.

6. Dr. Hayun, Apt. selaku ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

7.

8. Seluruh staf dan karyawan RSIA SamMarie Basra atas segala keramahan,

pengarahan, dan bantuan selama penulis melaksanakan PKPA;

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 7: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

vii

9. Seluruh staf pengajar dan tata usaha program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia atas bantuan yang telah diberikan kepada

penulis;

10. Keluarga tercinta atas semua dukungan, kasih sayang, perhatian, kesabaran,

dorongan, semangat dan doa yang tidak henti-hentinya;

11. Teman-teman Apoteker Angkatan 78 atas dukungan dan kerja samanya;

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama

penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini.

Penulis

April 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 8: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Putri Syahida Agustina

NPM : 1306344072

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis karya : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Ibu dan Anak SamMarie

Basra Jl. Basuki Rachmat No. 31, Jakarta Timur Periode 10 – 28 Maret dan 21

April – 12 Mei 2014

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 4 Juli 2014

Yang menyatakan

(Putri Syahida Agustina)

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 9: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

ix

ABSTRAK

Nama : Putri Syahida Agustina

Program Studi : Apoteker – Fakultas Farmasi Universitas Indonesia

Judul Laporan : Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit

Ibu dan Anak (RSIA) SamMarie Basra Periode 10 - 28

Maret dan 21 April - 12 Mei 2014

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang

penyelenggaraannya dilakukan oleh tenaga kesehatan berbagai profesi, salah

satunya adalah Apoteker. Apoteker di rumah sakit berperan dalam

menyelenggarakan pelayanan farmasi Rumah Sakit yang merupakan bagian yang

tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang utuh dan

berorientasi pada pelayanan pasien dengan penyediaan obat yang bermutu dan

pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Peran

Apoteker dalam pelayanan kesehatan penting terutama untuk menjaga

ketersediaan perbekalan farmasi, mengelola perbekalan farmasi yang optimal dan

memantau pengobatan demi keamanan pasien dalam pengobatan yang optimal

dan paripurna. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan praktek kerja sebagai salah

satu cara mengetahui kegiatan yang dilakukan Apoteker dan penerapan kegiatan

yang sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di RSIA SamMarie Basra.

Instalasi farmasi menggunakan formularium dalam merencanakan pengadaan

sediaan farmasi. Dokter menggunakan formularium dalam penulisan resep agar

obat yang dicantumkan dalam resep terjamin ketersediaannya. Formularium

sebagai salah satu bentuk tertulis hasil kerja Panitia Farmasi Terapi memiliki

peran penting dalam memenuhi kebutuhan pasien. Formularium digunakan secara

terbatas, di lingkungan rumah sakit yang membuat formularium, untuk menunjang

kebutuhan pasien. Pengadaan obat di rumah sakit dilakukan oleh instalasi farmasi

dengan sistem satu pintu. Pengadaan obat disesuaikan dengan formularium rumah

sakit yang penyusunan dan pengembangannya dilakukan oleh Panitia Farmasi dan

Terapi. Saat ini 41,67% penulisan resep oleh dokter di RSIA SamMarie Basra

sudah sesuai dengan Formularium RSIA SamMarie 2013, sedangkan menurut

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit kesuaian resep dengan formularium

yang harus dipenuhi adalah 100%.

Kata Kunci : Apoteker, Formularium, Instalasi Farmasi Rumah Sakit

(IFRS)

xiv + 82 halaman : 24 gambar; 20 tabel; 11 lampiran

Daftar Acuan : 21 (2007-2014)

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 10: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

x

ABSTRACT

Name : Putri Syahida Agustina

Program Study : Apothecary – Faculty of Pharmacy

Title : Report of Apothecary Internship at RSIA SamMarie Basra

March 10th - 28th and April 21st - May 12th 2014 Periods

The hospital is one of the implementation of health care facilities conducted

by health personnel of various professions, one of which was a

pharmacist. Hospital pharmacists play a role in organizing the hospital pharmacy

services that are an integral part of the health care system intact Hospital and

patient oriented services with the provision of quality drugs and clinical pharmacy

services affordable to all levels of society. The role of pharmacists in health care

is especially important to maintain the availability of

pharmaceuticals, manage pharmaceuticals and monitor treatment for the safety of

patients in the optimal treatment and plenary. Therefore, working practices was

done as a way of knowing that the activities performed by Pharmacists and

implementation of activities in accordance with the standards of pharmacy

services in RSIA SamMarie Basra. Pharmaceutical installation uses the

hospital formulary for procurement plan in pharmaceutical preparations. Doctors

use the hospital formulary for prescription to make sure that the prescribe drugs

listed available. Formulary as one of the forms of written work Pharmacy

Therapeutic Committee has an important role in meeting the needs of

patients. Formulary used on a limited basis, in a hospital environment that makes

formulary, to support the needs of the patient. Procurement of drugs in a

pharmaceutical installation performed using the one-way system. Procurement of

drugs tailored to the hospital formulary which preparation and development was

conducted by the Pharmacy and Therapeutics Committee. Currently 41.67% by

doctor's prescription in RSIA SamMarie Basra is in compliance with formulary

RSIA SamMarie 2013, while according to the Minimum Service Standards

Hospitals conformance with formulary prescriptions to be filled is 100%.

Kata Kunci : Pharmacist, Formulary, Pharmaceutical installation

xiv + 82 pages : 24 pictures; 20 tables; 11 attachments

Bibliography : 21 (2007-2014)

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 11: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ..................................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................vi

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1

1.2 Tujuan .....................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN UMUM .................................................................................... 3

2.1. Definisi Rumah Sakit ............................................................................3

2.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit .............................................................3

2.3. Klasifikasi Rumah Sakit ........................................................................4

2.4. Struktur Organisasi Rumah Sakit ..........................................................6

2.5. Tenaga Kesehatan..................................................................................6

2.6. Instalasi Farmasi Rumah Sakit ..............................................................7

2.7. Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) .........................................................9

2.8. Instalasi Sterilisasi Pusat (ISP) ............................................................11

2.9. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit ...............................13

2.10. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit ..............................22

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS ............................................................................... 28

3.1. Profil RSIA SamMarie Basra ..............................................................28

3.2. Profil Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra ..................................30

3.3. Instalasi CSS – Linen RSIA SamMarie Basra ....................................31

BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................................ 33

4.1. IFRS ....................................................................................................33

4.2. Sumber Daya Manusia ........................................................................35

4.3. Pengelolaan Perbekalan Farmasi ........................................................35

4.4. Gudang Perbekalan Farmasi (Gudang PF) ..........................................36

4.5. Penerimaan Perbekalan Farmasi ........................................................37

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 41

5.1. Kesimpulan ..........................................................................................41

5.2. Saran ....................................................................................................41

DAFTAR ACUAN ................................................................................................ 43

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 12: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Struktur Organisasi SamMarie Health Care Group ...................... 41

Lampiran 2. Struktur Organisasi RSIA SamMarie Basra ................................. 45

Lampiran 3. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra ..... 46

Lampiran 4. Contoh Formulir Resep dan Telaah Resep ................................. 47

Lampiran 5. Formulir Catatan Medisinal IFRS untuk Pasien Rawat Inap ....... 48

Lampiran 6. Alur Pelayanan Resep dari Farmasi ke Rawat Inap ..................... 49

Lampiran 7. Alur Pelayanan Resep ke Instalasi OK, VK, NICU, HCU ........... 50

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 13: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

melalui upaya kesehatan. Upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan

berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,

pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau

masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam suatu wadah yaitu fasilitas

pelayanan kesehatan dan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Fasilitas pelayanan

kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu

fasilitas pelayanan kesehatan yang penyelenggaraannya dilakukan oleh tenaga

kesehatan berbagai profesi, salah satunya adalah Apoteker (Presiden RI, 2009a).

Apoteker di rumah sakit berperan dalam menyelenggarakan pelayanan

farmasi Rumah Sakit yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem

pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang utuh dan berorientasi pada pelayanan

pasien dengan penyediaan obat yang bermutu dan pelayanan farmasi klinik yang

terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Peran Apoteker dalam pelayanan

kesehatan penting terutama untuk menjaga ketersediaan perbekalan farmasi,

mengelola perbekalan farmasi yang optimal dan memantau pengobatan demi

keamanan pasien dalam pengobatan yang optimal dan paripurna. Kegiatan yang

dilakukan oleh Apoteker harus sesuai dengan peraturan dan standar yang

diberlakukan. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan praktek kerja sebagai salah satu

cara mengetahui kegiatan yang dilakukan Apoteker dan penerapan kegiatan yang

sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 14: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

2

Universitas Indonesia

1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi Apoteker di rumah sakit

adalah

a. Memahami tugas dan fungsi instalasi farmasi, pelaksanaan pelayanan

kefarmasian, dan peran Apoteker di rumah sakit.

b. Memahami kondisi instalasi farmasi, pelaksanaan pelayanan kefarmasian

dan peran Apoteker di RSIA SamMarie Basra

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 15: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1. Definisi Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yaitu suatu

alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan

kesehatan. Menurut UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

dan gawat darurat. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk

pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan

pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

2.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna,

untuk menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud, Rumah Sakit mempunyai

fungsi sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan Rumah Sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 16: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

4

Universitas Indonesia

2.3. Klasifikasi Rumah Sakit

Suatu sistem klasifikasi Rumah Sakit diperlukan untuk memberi

kemudahan mengetahui identitas, organisasi, jenis pelayanan yang diberikan,

pemilik serta evaluasi golongan Rumah Sakit. Rumah Sakit dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa golongan berdasarkan jenis pelayanan, kepemilikan, Rumah

Sakit pendidikan.

2.3.1. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Jenis Pelayanan

Berdasarkan jenis pelayanan, Rumah Sakit dapat digolongkan menjadi:

a. Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Berdasarkan fasilitas dan

kemampuan pelayanan Rumah Sakit umum digolongkan menjadi:

Rumah Sakit umum kelas A

Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis

Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas)

Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub

Spesialis.

Rumah Sakit Umum kelas B

Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis

Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan)

Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik

Subspesialis Dasar.

Rumah Sakit Umum kelas C

Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis

Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.

Rumah Sakit Umum kelas D

Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 17: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

5

Universitas Indonesia

b. Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama

pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,

golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Berdasarkan

fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit khusus digolongkan

menjadi:

Rumah Sakit Khusus kelas A

Rumah Sakit Khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling

sedikit pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai

kekhususan yang lengkap.

Rumah Sakit Khusus kelas B

Rumah Sakit Khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling

sedikit pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai

kekhususan yang terbatas.

Rumah Sakit Khusus kelas C

Rumah Sakit Khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling

sedikit pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai

kekhususan yang minimal.

2.3.2. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Pengelola

Berdasarkan pengelolanya Rumah Sakit dapat digolongkan menjadi :

a. Rumah Sakit Publik

Rumah Sakit Publik adalah Rumah Sakit yang dapat dikelola oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba.

Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah

diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan

Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b. Rumah Sakit Privat

Rumah Sakit Privat adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh badan hukum

dengan tujuan profit yang berbentuk Persero Terbatas atau Persero.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 18: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

6

Universitas Indonesia

2.3.3. Rumah Sakit Pendidikan

Rumah Sakit pendidikan merupakan Rumah Sakit yang menyelenggarakan

pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi

kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga

kesehatan lainnya.

2.4. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan

akuntabel agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Menurut UU No.44

tahun 2009 tentang Rumah Sakit, organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri

atas kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur

keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal,

serta administrasi umum dan keuangan. Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga

medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan

dimana pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah

Sakit.

2.5. Tenaga Kesehatan

Menurut UU No.36 tahun 2009, tenaga kesehatan merupakan setiap orang

yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan

dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis

tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga

kesehatan juga harus memiliki kualifikasi minimum, memenuhi ketentuan kode

etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan

standar prosedur operasional. Kode etik dan standar profesi diatur oleh organisasi

profesi masing-masing.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No.32 tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan, tenaga kesehatan terdiri dari:

a. Tenaga medis yang meliputi dokter dan dokter gigi.

b. Tenaga keperawatan yang meliputi perawat dan bidan.

c. Tenaga kefarmasian yang meliputi Apoteker, analis farmasi dan Asisten

Apoteker.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 19: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

7

Universitas Indonesia

d. Tenaga kesehatan masyarakat yang meliputi epidemiolog kesehatan,

entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,

administrator kesehatan dan sanitarian.

e. Tenaga gizi yang meliputi nutrisionis dan dietisian.

f. Tenaga keterapian medik yang meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapi

wicara.

g. Tenaga keteknisian teknis yang meliputi radiographer, radioterapis, teknisi

gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis, optisien, ototik

prostetik, teknisi transfuse darah dan perekam medis.

2.6. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

2.6.1 Definisi IFRS

Instalasi adalah fasilitas penyelenggara pelayanan medik, pelayanan

penunjang medik, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan, pelatihan dan

pemeliharaan sarana Rumah Sakit. Farmasi Rumah Sakit adalah seluruh aspek

kefarmasian yang dilakukan Rumah Sakit. Jadi, instalasi farmasi Rumah Sakit

adalah suatu bagian/unit/divisi atau fasilitas di Rumah Sakit, tempat

penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk

keperluan Rumah Sakit itu sendiri (Siregar, 2004).

2.6.2 Tujuan IFRS

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/MENKES/SK/X/2004

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit, tujuan pelayanan

farmasi ialah :

a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa

maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun

fasilitas yang tersedia.

b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur

kefarmasian dan etik profesi.

c. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat.

d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan

evaluasi pelayanan.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 20: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

8

Universitas Indonesia

f. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan

evaluasi pelayanan.

g. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda.

2.6.3 Tugas dan Tanggung Jawab IFRS

Tugas utama IFRS adalah pengelolaan yang mulai dari perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada

penderita hingga pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan

digunakan oleh pasien rawat inap, rawat jalan maupun semua unit di Rumah

Sakit. Berkaitan dengan pengelolaan tersebut, IFRS harus menyediakan terapi

obat yang optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan bermutu tinggi

dengan biaya minimal.

IFRS juga bertanggung jawab mengembangkan suatu pelayanan farmasi

yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan

berbagai bagian/unit diagnosa dan terapi, unit pelayanan keperawatan, staf medik

dan Rumah Sakit keseluruhan untuk kepentingan pelayanan pasien yang lebih

baik (Siregar, 2004).

2.6.4 Ruang Lingkup Fungsi IFRS

IFRS mempunyai berbagai fungsi yang dapat digolongkan menjadi fungsi

klinik dan non klinik. Fungsi non klinik meliputi perencanaan, penetapan

spesifikasi produk dan pemasok, pengadaan, pengendalian, produksi,

penyimpanan, pengemasan dan pengemasan kembali, distribusi dan pengendalian

semua perbekalan kesehatan yang beredar (Siregar, 2004).

Ruang lingkup farmasi klinik mencakup fungsi farmasi yang dilakukan

dalam program Rumah Sakit yaitu pemantauan terapi obat (PTO), evaluasi

penggunaan obat (EPO), penanganan bahan sitotoksik, pelayanan di unit

perawatan kritis, penelitian, pengendalian infeksi Rumah Sakit, sentra informasi

obat, pemantauan reaksi obat merugikan (ROM), sistem pemantauan kesalahan

obat, buletin terapi obat, program edukasi ‘in-service’ bagi Apoteker, dokter dan

perawat dan investigasi obat, konseling, pemantauan kadar obat dalam darah,

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 21: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

9

Universitas Indonesia

ronde/visite pasien, pengkajian resep dan penggunaan obat (Siregar, 2004 dan

Menteri Kesehatan RI, 2004).

2.6.5 Struktur Organisasi IFRS

Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1197/Menkes/SK/X/2004,

pelayanan farmasi diselenggarakan dengan visi, misi, tujuan, dan bagan organisasi

yang mencerminkan penyelenggaraan berdasarkan filosofi pelayanan kefarmasian.

Bagan organisasi adalah bagan yang menggambarkan pembagian tugas,

koordinasi, dan kewenangan serta fungsi. Kerangka organisasi minimal

mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan perbekalan, pelayanan farmasi

klinik dan manajemen mutu, serta harus selalu dinamis sesuai perubahan yang

dilakukan yang tetap menjaga mutu sesuai harapan pelanggan.

Struktur organisasi dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat puncak,

tingkat menengah, dan garis depan. Manajer tingkat puncak bertanggung jawab

untuk perencanaan, penerapan, dan peningkatan efektifitas fungsi dari sistem

mutu secara menyeluruh. Manajer tingkat menengah sebagian besar merupakan

kepala bagian/unit fungsional yang bertanggung jawab untuk mendesain dan

menerapkan berbagai kegiatan pelayanan yang diinginkan. Manajer garis depan

terdiri atas personil pengawas yang secara langsung memantau dan

mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan mutu pelayanan. Setiap personil

IFRS harus mengetahui lingkup, tanggung jawab, kewenangan fungsi mereka,

dampaknya pada pelayanan dan bertanggung jawab untuk mencapai mutu produk

dan pelayanan (Siregar, 2004).

2.7. Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)

2.7.1. Definisi PFT

Panitia Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan

komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya

terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit

dan Apoteker wakil dari Farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan lainnya

(Menteri Kesehatan RI, 2004).

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 22: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

10

Universitas Indonesia

2.7.2. Tujuan PFT

Tujuan Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit adalah sebagai berikut:

a. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan

obat, serta evaluasi obat.

b. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru

yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai kebutuhan

2.7.3. Fungsi dan Ruang Lingkup PFT

Berikut adalah beberapa fungsi PFT :

a. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Pemilihan

obat untuk dimasukan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi

secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga

harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat

yang sama.

b. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau

menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf

medis.

c. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang

termasuk dalam kategori khusus.

d. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap

kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di

rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.

e. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan

mengkaji rekam medik dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi.

Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus

penggunaan obat secara rasional.

f. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.

g. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis

dan perawat.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 23: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

11

Universitas Indonesia

2.7.4. Struktur Organisasi PFT

Susunan organisasi PFT serta kegiatan yang dilakukan bagi tiap Rumah

Sakit dapat bervariasi sesuai dengan kondisi Rumah Sakit setempat :

a. PFT harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) Dokter, Apoteker dan

Perawat. Untuk Rumah Sakit yang besar tenaga dokter bisa lebih dari 3 (tiga)

orang yang mewakili semua staf medis fungsional yang ada.

b. Ketua PFT dipilih dari dokter yang ada di dalam kepanitiaan dan jika Rumah

Sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik, maka sebagai ketua berasal

Farmakologi. Sekretarisnya adalah Apoteker dari instalasi farmasi atau

Apoteker yang ditunjuk.

c. PFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali

dan untuk Rumah Sakit besar rapatnya diadakan sebulan sekali. Rapat PFT

dapat mengundang pakar-pakar dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit

yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan PFT.

d. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat PFT diatur oleh sekretaris,

termasuk persiapan dari hasil-hasil rapat.

e. Membina hubungan kerja dengan panitia di dalam Rumah Sakit yang

sasarannya berhubungan dengan penggunaan obat.

2.8. Instalasi Sterilisasi Pusat (ISP)

2.8.1. Definisi Instalasi Sterilisasi Pusat

Instalasi sterilisasi pusat adalah unit pelayanan non struktural yang

berfungsi memberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai standar/pedoman dan

memenuhi kebutuhan barang steril di Rumah Sakit. Instalasi ini khusus melayani

ruang perawatan, klinik, laboratorium khusus seperti Cardiac Catherization

Laboratory (laboratorium katerisasi jantung) dan ruang operasi.

2.8.2. Tugas dan Tujuan Instalasi Sterilisasi Pusat

Tugas utama dari ISP adalah menyediakan seluruh kebutuhan barang atau

peralatan steril Rumah Sakit. ISP menerima pesanan barang untuk disterilkan

seperti alat-alat bedah dari instalasi bedah pusat serta obat-obat steril dari sub

bagian produksi (Siregar, 2004). Tujuan ISP adalah:

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 24: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

12

Universitas Indonesia

a. Membantu unit lain di Rumah Sakit yang membutuhkan alat-alat dengan

kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi.

b. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah, serta

menanggulangi infeksi nosokomial.

c. Efisiensi tenaga medis/paramedis lain serta pada media unit kegiatan-kegiatan

yang pada dasarnya bersifat patient care (berorientasi pada pelayanan

terhadap pasien).

d. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang

dihasilkan .

2.8.3. Personil Instalasi Sterilisasi Pusat

Pemilihan tenaga kerja untuk ditempatkan di ISP harus dilatih terlebih

dahulu tentang prinsip sterilisasi, monitoring autoklaf, pengoperasian sterilisasi

gas, identifikasi alat bedah, menyusun dan membersihkan peralatan, tes

bakteriologi dan biologi dasar. Progam pelatihan ini membutuhkan waktu dan

biaya sehingga harus ada teknisi progam pelatihan untuk mengembangkan

karyawan sehingga berkualitas baik dari segi teori dan teknologi (Siregar, 2004).

2.8.4. Lokasi Ideal Instalasi Sterilisasi Pusat

Ruangan ISP idealnya berdekatan dengan ruangan pemakaian alat/bahan

steril terbesar di Rumah Sakit. Hal penting lain yang harus dipertimbangkan

adalah besarnya ruangan untuk ISP. Ruang ISP harus mampu menampung

baju/kain dalam jumlah besar yang berasal dari laundry dan ruang bedah serta

sejumlah besar produk intravena (IV) steril dan larutan irigasi jika tidak

diproduksi sendiri.

Faktor-faktor yang cukup penting untuk menentukan besar ruangan ISP

adalah ukuran dan keadaan Rumah Sakit, jumlah barang dalam ISP, jumlah shift

kerja per hari dan tipe sterilisasi yang dilakukan. Jika manajemen farmasi dan ISP

dikombinasi, secara fisik kedua ruangan dapat digabung atau berdekatan sehingga

memudahkan pengawas untuk melaksanakan tugasnya selama 24 jam (Siregar,

2004).

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 25: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

13

Universitas Indonesia

2.8.5. Kegiatan Instalasi Sterilisasi Pusat

Barang yang masuk ke dalam ISP dicatat dalam buku penerimaan yang

memuat data tentang tanggal masuk barang, nama dan jumlah barang, nama

ruangan serta keterangan mengenai fisik barang.

Barang yang masuk dalam ISP dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Barang bersih

Berasal dari bagian perbekalan dan distribusi, rumah tangga dan barang

pesanan untuk disterilkan.

b. Barang kotor

Berasal dari ruangan-ruangan seperti sarung tangan, pakaian, dan alat

kedokteran.

Proses seleksi dilakukan untuk memisahkan barang yang dapat dipakai

ulang dengan barang yang sudah rusak seperti sobek, tidak tajam lagi, bekas

pasien AIDS, dan sebagainya. Pemberian desinfektan dengan cara merendam

barang dalam larutan desinfektan seperti lisol dan wipol, kecuali tenun operasi

yang tidak mengalami proses pemberian desinfektan. Kontrol kualitas dilakukan

untuk menjamin mutu sterilitas produk yang dihasilkan. Kontrol kualitas tersebut

diantaranya adalah pemasangan indikator fisik pada barang-barang yang akan

disterilkan, uji mikrobiologi barang-barang yang telah disterilkan, penentuan

tanggal kadaluarsa untuk barang yang telah disterilkan (Siregar, 2004).

2.9. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit

Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai

dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi, dan pelaporan serta

evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.

2.9.1. Pemilihan

Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang

terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan

kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai

menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan seleksi obat merupakan

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 26: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

14

Universitas Indonesia

peran aktif Apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi untuk menetapkan kualitas

dan efektifitas, serta jaminan purna transaksi pembelian.

2.9.2. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah,

dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.

Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan

metode yang dapat dipertanggung jawabkan seperti metode konsumsi,

epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi.

a. Tujuan Perencanaan

Tujuan utama dari perencanaan dalam farmasi adalah untuk menetapkan

jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

b. Prinsip Perencanaan

Perencanaan obat harus ditetapkan berdasarkan pada pedoman

perencanaan, yaitu:

1. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) untuk tingkat nasional,

formularium Rumah Sakit untuk tingkat Rumah Sakit, standar diagnosis

dan terapi untuk unit pelayanan fungsional (UPF), dan juga berdasarkan

permintaan perbekalan farmasi.

2. Data catatan medik, untuk mengetahui macam-macam penyakit yang

diderita pasien, rata-rata lama perawatan pasien, serta jumlah pasien dalam

kurun waktu tertentu.

3. Sesuai dengan anggaran yang tersedia.

4. Penetapan prioritas berdasarkan sasaran unit pelayanan, jenis perbekalan

farmasi, dan fungsinya.

5. Siklus penyakit

6. Jumlah stok barang yang tersisa.

7. Data pemakaian periode lalu

8. Rencana pengembangan

c. Metode-Metode Perhitungan Obat

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 27: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

15

Universitas Indonesia

Perhitungan kebutuhan obat dilakukan untuk menghindari masalah

kekosongan obat atau kelebihan obat. Metode yang biasa digunakan dalam

perhitungan kebutuhan obat, antara lain :

1. Metode Konsumsi

Secara umum, metode konsumsi menggunakan data konsumsi obat individual

dalam memproyeksikan kebutuhan yang akan datang berdasarkan data

konsumsi tahun sebelumnya. Dasarnya adalah data riil konsumsi obat per

periode yang lalu dengan berbagai penyesuaian dan koreksi.

2. Metode Morbiditas

Metode morbiditas menggunakan data jumlah pasien pengguna fasilitas

kesehatan yang ada dan tingkat morbiditas (frekuensi masalah kesehatan yang

umum) untuk membuat rencana kesehatan obat yang dibutuhkan. Dasarnya

adalah jumlah kebutuhan obat yang digunakan untuk beban kesakitan. Metode

morbiditas membutuhkan sebuah daftar tentang masalah kesehatan umum,

sebuah daftar obat-obatan yang penting mencakup terapi untuk masalah-

masalah tersebut dan satu set pengobatan standar untuk tujuan perhitungan

(berdasarkan pada praktek rata-rata atau pedoman pengobatan).

3. Metode kombinasi

Pada kasus tertentu digunakan metode morbiditas/epidemiologi, selain itu

dihitung dengan menggunakan metode konsumsi. Misalnya metode morbiditas

digunakan untuk menghitung obat-obat yang digunakan untuk kasus demam

berdarah berdasarkan angka prevalensinya, sisanya dihitung dengan

menggunakan metode konsumsi.

2.9.3. Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang

telah direncanakan dan disetujui melalui :

a. Pembelian :

Secara tender (oleh Panitia Pembelian Barang Farmasi)

Secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar farmasi/rekanan

b. Produksi/pembuatan sediaan farmasi:

Produksi Steril

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 28: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

16

Universitas Indonesia

Produksi Non Steril

c. Sumbangan/droping/hibah

Terdapat empat metode pada proses pengadaan, yaitu :

a. Pelelangan (tender) terbuka

Berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan. Pada penentuan harga metode ini lebih menguntungkan.

Untuk pelaksanaannya memerlukan staf yang kuat, waktu yang lama serta

perhatian penuh.

b. Tender terbatas

Sering disebutkan sebagai lelang tertutup. Hanya dilakukan pada rekanan

tertentu yang sudah terdaftar dan memiliki riwayat yang baik. Harga masih

dapat dikendalikan, tenaga dan beban kerja lebih ringan bila dibandingkan

dengan lelang terbuka.

c. Pembelian dengan tawar-menawar

Metode dilakukan bila item tidak penting, tidak banyak dan biasanya

dilakukan pendekatan langsung untuk item tertentu.

d. Pembelian langsung

Pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia. Harga tertentu, relatif agak

lebih mahal

2.9.4 Produksi

Produksi merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan mengemas

kembali sediaan farmasi steril atau non steril untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit (Menteri Kesehatan RI, 2004). Kriteria obat

yang diproduksi adalah :

a. Sediaan farmasi dengan formula khusus.

b. Sediaan farmasi dengan harga murah.

c. Sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil.

d. Sediaan farmasi yang tidak tersedia di pasaran.

e. Sediaan farmasi untuk penelitian.

f. Sediaan nutrisi parenteral.

g. Rekonstruksi sediaan obat kanker.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 29: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

17

Universitas Indonesia

h. Sediaan farmasi yang harus dibuat baru.

Jenis sediaan farmasi yang diproduksi (Departemen Kesehatan RI, 2008) :

a. Produksi Steril

Persyaratan teknis untuk produksi steril :

1. Ruangan aseptis.

2. Peralatan, contohnya laminar air flow (horizontal dan vertikal), autoclave,

oven, Cytoguard, dan alat pelindung diri.

3. Sumber daya manusia : petugas terlatih.

Kegiatan produksi steril meliputi :

1. Pembuatan Sediaan steril

Contoh : Pembuatan methylene blue, triple dye, aqua steril

2. Total Parenteral Nutrisi (TPN)

TPN adalah nutrisi dasar yang diperlukan bagi penderita secara intravena

yang kebutuhan nutrisinya tidak dapat terpenuhi secara enteral. Contoh

TPN adalah campuran sediaan karbohidrat, protein, lipid, vitamin, dan

mineral untuk kebutuhan individual dan dikemas ke dalam kantong khusus

untuk nutrisi.

3. Pencampuran Obat Suntik/ Sediaan Intravena (IV admixture)

IV admixture adalah pencampuran sediaan steril ke dalam larutan

intravena secara aseptis untuk menghasilkan suatu sediaan steril. Contoh

kegiatan IV admixture adalah mencampur sediaan intravena ke dalam

cairan infus dan melarutkan sediaan intravena dalam bentuk serbuk dengan

pelarut yang sesuai.

4. Pengemasan Kembali (Re-packing)

5. Rekonstitusi Sediaan Sitostatika

b. Produksi Nonsteril

Kegiatan produksi nonsteril meliputi :

1. Pembuatan Sirup

Contoh sirup yang umum dibuat di Rumah Sakit adalah OBH (Obat Batuk

Hitam).

2. Pembuatan Salep

Contoh : Salep AAV (Asam salisilat, Asam benzoat, Vaseline album).

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 30: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

18

Universitas Indonesia

3. Pembuatan Puyer

Contoh : obat racikan

4. Pengemasan Kembali (Re-packing)

Contoh : Alkohol, Povidon Iodine

5. Pengenceran

Contoh : H2O2 3%

Sediaan farmasi yang diproduksi oleh IFRS harus akurat dalam identitas,

kekuatan, kemurnian, dan mutu. Oleh karena itu, harus ada pengendalian proses

dan produk untuk semua sediaan yang diproduksi atau pembuatan sediaan ruah

dan pengemasan yang memenuhi syarat. Formula induk dan batch harus

terdokumentasi dengan baik (termasuk hasil pengujian produk).

2.9.5 Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang

telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian. Staf farmasi merupakan bagian

dari tim penerimaan perbekalan farmasi. Pedoman dalam penerimaan perbekalan

farmasi:

a. Setiap produk jadi yang telah di produksi oleh pabrik harus mempunyai

Certificate of Analysis (CA).

b. Barang harus bersumber dari distributor utama.

c. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk kategori bahan-

bahan berbahaya.

d. Khusus untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai Certificate of

Origin (CO).

e. Waktu kadaluarsa minimal 2 tahun.

2.9.6 Penyimpanan

Tempat penyimpanan perbekalan farmasi adalah gudang farmasi. Gudang

perbekalan famasi yang ideal ditempatkan pada posisi yang strategis, dapat

diakses oleh pihak internal maupun eksternal dan memiliki akses jalan yang baik

sehingga mengefisiensikan aktivitas keluar masuk perbekalan farmasi. Tujuan

penyimpanan :

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 31: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

19

Universitas Indonesia

a. Memelihara mutu barang dan menjaga kelangsungan persediaan.

b. Menjamin keamanan dari pencurian dan kebakaran.

c. Memudahkan dalam pencarian dan pengawasan persediaan barang

kadaluarsa.

d. Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.

Fungsi gudang farmasi adalah :

a. Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat. Menerima, menyimpan,

memelihara, dan mendistribusikan perbekalan farmasi.

b. Menyiapkan penyusunan rencana, pencatatan pelaporan mengenai persediaan

dan penggunaan perbekalan farmasi.

c. Mengamati mutu dan khasiat obat yang disimpan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit, penyimpanan merupakan

kegiatan pengaturan perbekalan farmasi dengan ketentuan antara lain:

a. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya.

b. Dibedakan menurut suhu dan kestabilannya.

c. Mudah tidaknya meledak/terbakar.

d. Tahan/tidaknya terhadap cahaya.

e. Disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan

perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.

Ruang penyimpanan harus memperhatikan penempatan rak dan pallet untuk

kemudahan bergerak, suhu, sinar/cahaya, kelembaban, sirkulasi udara, pemisahan

untuk menjamin mutu produk, dan keamanan petugas. Umumnya, penyimpanan

dibagi berdasarkan :

a. Bentuk sediaan

b. Kelas terapi

c. Alfabetis

d. First in First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO)

e. Kestabilan sediaan.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 32: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

20

Universitas Indonesia

2.9.7 Pendistribusian

Kegiatan distribusi perbekalan farmasi di Rumah Sakit dilakukan untuk

menunjang pelayanan medis bagi pasien. Distribusi perbekalan farmasi di Rumah

Sakit dapat dilakukan dengan berbagai pilihan sistem. Sistem distribusi dirancang

atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan :

a. Efisiensi dan efektivitas sumber daya yang ada.

b. Metode sentralisasi atau desentralisasi.

c. Sistem total floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi

(Menteri Kesehatan RI, 2004).

Beberapa kategori sistem pendistribusian perbekalan farmasi adalah :

a. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (Total Floor Stock)

Pada sistem total floor stock, sejumlah perbekalan farmasi disimpan dalam

ruang rawat untuk memenuhi kebutuhan di ruang tersebut. Pendistribusian

perbekalan farmasi menjadi tanggung jawab perawat ruangan. Perbekalan yang

disimpan tidak dalam jumlah besar dan dapat dikontrol secara berkala oleh

petugas farmasi (Menteri Kesehatan RI, 2004). Sistem ini seharusnya

diminimalisasi tetapi dalam beberapa kondisi sistem ini dapat digunakan, yaitu :

1. Pada unit gawat darurat atau ruang operasi biasanya dibutuhkan obat atau alat

kesehatan dengan segera sehingga lebih baik disediakan stok. Akan tetapi, jika

terdapat satelit farmasi di dekat ruangan tersebut maka sistem ini bisa

dihindari.

2. Dalam keadaan gawat darurat, obat-obatan diharuskan tersedia di ruang

pelayanan pasien. Oleh sebab itu, umumnya disediakan stok obat-obat gawat

darurat di ruang rawat. Farmasi bertanggung jawab melakukan pengawasan

untuk obat-obat tersebut.

3. Untuk obat-obatan yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan biayanya

murah dapat dilakukan distribusi dengan sistem ini. Hal tersebut dilakukan

dengan pertimbangan risiko bahaya keamanan pasien atas obat tersebut rendah

(Quick, 1997).

Keuntungan dari sistem ini adalah :

1. Obat yang dibutuhkan cepat tersedia.

2. Meniadakan retur obat.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 33: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

21

Universitas Indonesia

3. Pasien tidak harus membayar obat berlebih.

4. Mengurangi jumlah personil farmasi.

Kelemahan dari sistem ini adalah :

1. Kesalahan obat tinggi (salah order dari dokter, salah peracikan oleh

perawat, salah etiket obat).

2. Persediaan obat di ruangan menjadi banyak.

3. Kemungkinan kehilangan dan kerusakan obat lebih besar.

4. Menambah beban kerja bagi perawat.

b. Sistem Resep Perorangan (Resep Individual)

Pada distribusi dengan sistem resep individual, perbekalan farmasi

diberikan kepada pasien sesuai dengan yang tertulis di resep. Pendistribusian

perbekalan farmasi dengan sistem resep individual dilakukan melalui instalasi

farmasi (Departemen Kesehatan, 2004).

Keuntungan dari sistem ini adalah :

1. Resep dapat dikaji dulu oleh Apoteker.

2. Ada interaksi antara Apoteker, dokter, dan perawat.

3. Ada pengendalian persediaan.

Kelemahan dari sistem ini adalah :

1. Bila obat berlebih, pasien tetap harus membayar.

2. Obat dapat terlambat sampai ke pasien.

3. Masih memerlukan tenaga perawat untuk menyiapkan obat sebelum

diberikan ke pasien.

4. Kehilangan dan kesalahan penggunaan obat masih cukup besar karena

tidak adanya proses pengawasan ganda.

c. Sistem Unit Dosis

Pada sistem unit dosis, pendistribusian obat dilakukan melalui resep

perorangan yang disiapkan, diberikan/digunakan, dan dibayar dalam unit untuk

penggunaan satu kali dosis (Menteri Kesehatan RI, 2004). Penyiapan dan

pengendalian obat dilakukan oleh instalasi farmasi untuk tiap waktu penggunaan

dalam sehari. Selanjutnya, obat diserahkan kepada perawat untuk diberikan ke

pasien. Sistem unit dosis hanya dapat dilakukan untuk pasien rawat inap bukan

untuk pasien rawat jalan.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 34: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

22

Universitas Indonesia

Keuntungan dari sistem ini adalah :

1. Pasien hanya membayar obat yang telah dipakainya.

2. Tidak ada kelebihan obat/ yang tidak terpakai di ruang perawatan.

3. Semua obat dipersiapkan oleh farmasi sehingga perawat mempunyai

waktu yang lebih untuk merawat pasien.

4. Menciptakan sistem pengawasan ganda yaitu oleh farmasi ketika membaca

resep dokter, sebelum dan sesudah menyiapkan obat serta oleh perawat

ketika membaca formulir instruksi obat sebelum memberikan obat kepada

pasien. Hal ini akan mengurangi kesalahan pengobatan (medication error).

5. Memperbesar kesempatan komunikasi antara farmasi, perawat dan dokter

serta pasien.

6. Memungkinkan farmasi mempunyai profil farmasi penderita yang

dibutuhkan untuk Drug Use Review (pengkajian penggunaan obat).

7. Mempermudah pengendalian dan pemantauan penggunaan persediaan

farmasi.

Kelemahan dari sistem ini adalah :

1. Membutuhkan banyak tenaga farmasi.

2. Harus segera siap sebelum jam makan pasien.

3. Menggunakan lebih banyak bungkus obat

2.10. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit memiliki standar, berupa (Menteri

Kesehatan RI, 2004):

2.10.1. Pengkajian Resep

Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari skrinning resep

meliputi persyaratan administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.

Persyaratan administrasi meliputi:

a. Nama, tanggal lahir, nomor rekam medis, jenis kelamin dan berat badan

pasien

b. Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter

c. Tanggal resep

d. Ruangan/unit asal resep

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 35: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

23

Universitas Indonesia

Kesesuaian farmasetik meliputi :

a. Bentuk dan kekuatan sediaan

b. Dosis dan jumlah obat

c. Stabilitas dan ketersediaan

d. Aturan, cara dan teknik penggunaan

Pertimbangan klinis meliputi :

a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat

b. Duplikasi pengobatan

c. Alergi, interaksi dan efek samping obat

d. Kontra indikasi

e. Efek aditif

2.10.2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

PIO merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk

memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada tenaga

kesehatan dan pasien. Tujuan PIO meliputi :

a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan

dilingkungan Rumah Sakit.

b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang

berhubungan dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan Terapi.

c. Meningkatkan profesionalisme Apoteker.

d. Menunjang terapi obat yang rasional.

Kegiatan PIO meliputi :

a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan

pasif.

b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon,

surat atau tatap muka.

c. Membuat buletin, leaflet, dan label obat.

d. Menyediakan informasi bagi PFT sehubungan dengan penyusunan

formularium Rumah Sakit.

e. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga

kesehatan lainnya.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 36: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

24

Universitas Indonesia

f. Mengkoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian.

2.10.3. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)

Pemantauan dan pelaporan ESO merupakan kegiatan pemantauan setiap

respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada

dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis

dan terapi. Tujuan monitoring ESO yakni menemukan ESO sedini mungkin

(terutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang), menentukan frekuensi

dan insiden ESO, dan mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/

mempengaruhi timbulnya ESO. Kegiatan monitoring efek samping obat meliputi:

a. Menganalisa laporan ESO

b. Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi

mengalami ESO

c. Mengisi formulir ESO

d. Melaporkan ke Panitia ESO Nasional

Faktor yang perlu diperhatikan dalam monitoring ESO yakni kerjasama

dengan PFT dan ruang rawat serta ketersediaan formulir monitoring ESO.

Apoteker yang ingin memulai atau menerapkan program tersebut, dapat

mengusulkan beberapa metode kepada PFT. Usulan ini mencakup pelaporan

sukarela oleh praktisi individu, mengkaji kartu pengobatan pasien, surveilan obat

individu dan surveilan unit pasien.

2.10.4. Pengkajian Penggunaan Obat (Drug Use Review)

Pengkajian penggunaan obat adalah alat untuk mengidentifikasi

permasalahan terkait penggunaan obat seperti dosis yang tidak benar, reaksi efek

samping yang bisa dihindari, pemilihan obat yang tidak tepat dan kesalahan dalam

penyiapan dan pemberian obat (Quick, 1997). Pengkajian penggunaan obat

merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan

berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi,

efektif, aman dan terjangkau oleh pasien. Tujuan dari pengkajian penggunaan obat

adalah (Departemen Kesehatan, 2004):

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 37: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

25

Universitas Indonesia

a. Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada

pelayanan kesehatan/dokter tertentu.

b. Membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatan/dokter satu

dengan yang lain.

c. Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik

d. Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

Instrumen yang digunakan dalam pengkajian penggunaan obat adalah (Quick,

1997):

a. Indikator peresepan, yang mencakup parameter inti sebagai berikut :

1) Rata-rata jumlah obat per pasien.

2) Persentase obat yang diresepkan menggunakan nama generik.

3) Persentase pasien yang diresepkan antibiotik.

4) Persentase pasien yang diresepkan injeksi.

5) Persentase obat yang diresepkan dari daftar obat esensial.

b. Indikator pelayanan pasien, yang mencakup parameter inti sebagai berikut :

1) Rata-rata waktu konsultasi.

2) Rata-rata waktu dispensing.

3) Persentase obat aktual yang disiapkan.

4) Persentase pelabelan yang benar.

5) Persentase pasien yang memiliki pemahaman yang benar tentang obat.

c. Indikator fasilitas, yang mencakup parameter inti sebagai berikut :

1) Ketersediaan daftar obat-obat esensial.

2) Ketersediaan obat-obat esensial.

2.10.5. Konseling

Konseling merupakan suatu proses sistematik untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah pasien terkait penggunaan obat pasien rawat jalan dan

rawat inap. Konseling bertujuan untuk memberikan pemahaman yang benar

mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan

pengobatan, jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat,

efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat, dan interaksi

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 38: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

26

Universitas Indonesia

dengan penggunaan obat-obat lain. Konseling dapat dilakukan untuk pasien

dengan kriteria sebagai berikut:

a. Pasien rujukan dokter,

b. Pasien dengan penyakit kronis,

c. Pasien dengan obat yang berindeks terapi sempit dan polifarmasi,

d. Pasien geriatrik, dan

e. Pasien pulang sesuai dengan kriteria diatas.

Konseling terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya:

a. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien.

b. Menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan obat yang dikatakan oleh

dokter kepada pasien dengan metode open-ended question, mencakup:

1) Apa yang dikatakan dokter mengenai obat

2) Bagaimana cara pemakaiannya

3) Efek yang diharapkan dari obat tersebut

c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat

d. Melakukan verifikasi akhir yaitu mengecek pemahaman pasien,

mengidentifikasi, dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara

penggunaan obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.

2.10.6. Ronde/Visite Pasien

Ronde merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim

dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang bertujuan untuk:

a. Pemilihan obat.

b. Menerapkan secara langsung pengetahuan farmakologi terapeutik.

c. Menilai kemajuan pasien.

d. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain.

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Apoteker harus memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan

tersebut kepada pasien.

b. Untuk pasien yang baru dirawat, Apoteker harus menanyakan terapi obat

terdahulu dan memperkirakan masalah yang mungkin terjadi.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 39: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

27

Universitas Indonesia

c. Apoteker memberikan keterangan pada formulir resep untuk menjamin

penggunaan obat yang benar.

d. Melakukan pengkajian terhadap catatan perawat akan berguna untuk

pemberian obat.

Setelah kunjungan, Apoteker membuat catatan mengenai permasalahan dan

penyelesaian masalah dalam buku yang digunakan bersama antara Apoteker

sehingga dapat menghindari pengulangan kunjungan.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 40: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

28 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

3.1. Profil RSIA SamMarie Basra

3.1.1. Sejarah Singkat

Pertama kali didirikan pada 2004 sebagai Klinik Fertilitas dan Menopause

SamMarie Basra dengan spesifikasi khusus pada bidang kesehatan reproduksi di

bawah naungan SamMarie Healthcare Group, Struktur Organisasi SamMarie

Health Care Group dapat dilihat pada Lampiran 1. Pendiriannya diprakarsai oleh

Prof. Dr. dr. T.Z. Jacoeb, SpOG-KFER beserta istrinya, dr. Tjut Nurul Alam

Jacoeb, SpKK dan iparnya Ir. Yusuf Effendi Pohan, MPA beserta istrinya Ir. Cut

Intan Djuwita, MSc, dengan tujuan membantu pasangan suami-istri untuk

mendapatkan keturunan. Pada tahun 2010, klinik tersebut dikembangkan menjadi

"Rumah Sakit Ibu dan Anak SamMarie Basra", sehingga Klinik SamMarie tidak

saja memberikan layanan kesehatan reproduksi, melainkan juga untuk memelihara

kesehatan ibu dan anak. Pelayanan yang diberikan lebih lengkap dan terpadu

dimulai dari persiapan kesehatan untuk mendapatkan keturunan, kesehatan ibu

selama hamil dan saat melahirkan hingga kesehatan di ibu, bayi dan anak ke

depannya. Rumah Sakit SamMarie Basra terletak di Jl. Basuki Rachmat Pondok

Bambu No.31 Jakarta Timur 13430.

3.1.2. Visi dan Misi

RSIA SamMarie Basra memiliki visi “Meningkatkan kesehatan dan ikut

mengurangi kematian perempuan dan anak melalui layanan terpadu bermutu

internasional dengan unggulan fertilitas dan menoandropause” dengan misi

sebagai berikut:

a. Memenuhi standar mutu internasional dalam layanan kesehatan perempuan

dan anak.

b. Menyediakan tenaga terampil dengan pengetahuan terkini dalam layanan

kesehatan perempuan dan anak.

c. Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan bagi dokter spesialis dan perawat

tingkat mahir.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 41: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

29

Universitas Indonesia

d. Menjadi pusat rujukan bagi pemberi layanan kesehatan lain terutama dalam

hal fertilitas dan menoandropause.

e. Menjadi pusat rujukan bagi pemberi layanan kesehatan untuk

kegawatdaruratan bayi dan anak.

3.1.3. Tujuan

RSIA SamMarie Basra memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan tenaga medis dan paramedis serta tenaga

kesehatan lainnya.

b. Mendekatkan pencapaian masyarakat untuk layanan kesehatan perempuan

dan anak terpadu dengan mutu terbaik, efisien, dan profesional.

3.1.4. Slogan

RSIA SamMarie Basra memiliki slogan, yaitu “Kesehatan dan Kepuasan

Pasien Adalah Kebahagian Rumah Sakit”

3.1.5. Pengelolaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia

RSIA SamMarie Basra dipimpin oleh seorang Direktur yang membawahi

tiga bidang, yaitu Bidang Pelayanan Khusus, Bidang Pelayanan dan Bidang

Umum. Struktur organisasi RSIA SamMarie Basra dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.1.6. Klasifikasi

RSIA SamMarie Basra merupakan rumah sakit khusus swasta kelas C.

Selain itu, RSIA SamMarie Basra juga merupakan rumah sakit pendidikan yang

bekerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia (FKUI) sebagai mitra penyelenggara program pendidikan

Spesialis, Fakultas Farmasi UI, Telkom University, SMF IKIFA, Program Vokasi

Universitas Indonesia, Program S2 Kajian Administrasi Rumah Sakit FKM UI

dan lain sebagainya.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 42: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

30

Universitas Indonesia

3.2. Profil Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra

Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra didirikan pada Januari 2014,

sebelumnya pelayanan kefarmasian di RSIA SamMarie Basra dilakukan oleh

Apotek RSIA SamMarie Basra. Saat ini, operasional IFRS SamMarie Basra masih

dijalankan oleh tenaga kefarmasian yang sama dengan Apotek RSIA SamMarie

Basra.

3.2.1. Pelayanan IFRS

Pelayanan IFRS berdasarkan bagian – bagian yang dilayani meliputi :

1. Rawat Inap: Pemakaian alat kesehatan (RI alkes), obat oral pasien rawat inap

dan pemakaian bulanan.

2. OK, VK, NICU, HCU: Pemakaian alat kesehatan dan obat injeksi serta cairan

di unit

3. Lab Andrologi, IVF, CSSD: Pemakaian bulanan.

3.2.2. Pengelolaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra adalah satuan kerja fungsional

yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer

Penunjang Medis. Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang Apoteker selaku

Kepala Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra.

Saat ini, operasional IFRS SamMarie Basra masih dijalankan oleh tenaga

kefarmasian yang sama dengan Apotek RSIA SamMarie Basra. Tenaga kerja di

Apotek dan Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra terdiri dari 2 orang

Apoteker, 5 orang Asisten Apoteker, dan 1 orang pekarya. Struktur organisasi

Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra secara lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 3.

3.2.3. Operasional IFRS

IFRS diharapkan berjalan 24 jam tetapi saat ini operasional IFRS RSIA

SamMarie Basra oleh tenaga kerja khusus IFRS dilakukan pada 2 shift (07. 00 –

21.00). Di atas jam tersebut pelayanan rawat inap yang diberikan hanya alkes,

cairan dan injeksi, dan pelayanan dilakukan oleh AA Apotek, resep dari rawat

inap diserahkan ke IFRS keesokan harinya.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 43: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

31

Universitas Indonesia

3.3. Instalasi CSS – Linen RSIA SamMarie Basra

Kondisi steril melalui sterilisasi merupakan prinsip dasar untuk mencegah

terjadinya infeksi nosokomial. Sterilisasi menjadi langkah awal untuk

terlaksananya patient safety melalui pemutusan mata rantai penyebaran

mikroorganisme. Pelaksanaan sterilisasi membutuhkan perangkat dan sistem yang

utuh dalam pelaksanaannya dengan petugas khusus dengan ketrampilan khusus

sebagai first step to quality. Oleh karena itu, Instalasi Sterilisasi menjadi unit yang

sangat dibutuhkan di rumah sakit untuk memenuhi ketersediaan atas barang-

barang steril untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Alat kesehatan steril

menjadi produk akhir sterilisasi di ISP.

3.3.1 Definisi Instalasi Sterilisasi Pusat

ISP/CSSD disebut sebagai Instalasi Sterilisasi Pusat / Central Sterile

Supply Department merupakan unit kerja yang bertugas menyediakan barang-

barang dan peralatan steril yang dibutuhkan oleh departemen/instalasi/unit kerja

lainnya di RSIA SamMarie Basra.

3.3.2 Pengelolaan Organisasi dan Sumber Daya Manusia

CSSD RSIA SamMarie Basra dikelola oleh Kepala CSSD yang

bertanggung jawab langsung kepada Manajer Penunjang Medis.

3.3.3 Ruang & Sarana Instalasi Sterilisasi Pusat SamMarie Basra

Ruang CSSD RSIA SamMarie Basra berada di Lantai 2 Gedung RSIA

SamMarie Basra, bersama dengan ruang operasi (OK) dan VK. Keseluruhan

lantai dilapisi dengan lapisan Epoksi. Alat yang digunakan untuk membantu

sterilisasi yaitu gas sterilisator dan autoclave sterilisator.

3.3.4 Kegiatan Instalasi Sterilisasi Pusat

a. Alur Perpindahan Barang Satu Arah

CSSD RSIA SamMarie Basra memiliki alur dalam perpindahan barang.

Barang non steril diterima serta dipilih dan disortir. Barang direndam,

dibersihkan, dibilas, dan dikeringkan, kemudian barang dikemas bersama dengan

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 44: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

32

Universitas Indonesia

indikator dalam. Barang yang dikemas lalu diberi label, disusun dan akhirnya

melalui proses sterilisasi. Setelah proses sterilisasi, barang akan masuk disimpan.

b. Proses Sterilisasi Barang Medis Ulang Pakai

Proses sterilisasi barang medis ulang pakai CSSD RSIA SamMarie Basra

harus melalui proses dekontaminasi terlebih dahulu. Barang yang didekontaminasi

dikeringkan dan dilakukan kontrol spesifikasi, lalu memasuki tahap pengemasan,

labeling dan penyusunan. Setelah penyusunan barang disterilisasi dengan suhu

tinggi atau suhu rendah. Barang diuji secara visual dan ditempatkan di bagian

penyimpanan barang steril untuk didistribusikan.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 45: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

33 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. IFRS

IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) SamMarie Basra baru saja berdiri

pada Januari 2014, dengan baru berdirinya instalasi ini maka fungsinya sebagai

suatu Instalasi belum sepenuhnya sempurna. IFRS memiliki tanggung jawab atas

beberapa Instalasi lainnya seperti rawat inap, OK & VK, NICU, PICU dan HCU.

Namun farmasi belum mendirikan satelit di setiap instalasi tersebut. Maka, semua

persediaan ke setiap instalasi dilakukan secara langsung dari instalasi farmasi

pusat di lantai 1. IFRS beroperasi selama 24 jam dibagi ke dalam 3 shift , yaitu :

shift pagi jam 07.00 – 14.00, jam midle 14.00 – 21.00, dan Shift malam 21.00 –

07.00 pagi. Letak dari IFRS sendiri masih bergabung dengan Apotek.

Pelayanan farmasi di instalasi rawat inap, OK, VK, NICU, PICU, dan

HCU dikelola oleh instalasi farmasi pusat, oleh satu orang apoteker yang

mengelola bidang manajemen. Apoteker bertanggung jawab pada perbekalan

farmasi, maka dari itu peran apoteker dalam pengelolaan perbekalan farmasi

kefarmasian mulai dari perencanaan, defakta obat, penerimaan, penyimpanan dan

pelaporan, distribusi perbekalan farmasi, pelayanan resep pasien rawat inap,

pemesanan dari instalasi terkait (HCU, OK, VK, NICU, dan PICU) serta resep

bersifat cito.

Hampir semua instalasi seperti OK, VK, HCU, NICU, dan PICU memiliki

prosedur pemenuhan persediaan yang sama dari instalasi farmasi pusat, yaitu :

perawat dibagian instalasi baik OK, VK, maupun HCU, NICU, dan PICU

memberikan surat pemesanan (SP) yang berisi stok obat dan perbekalan kesehatan

yang dibutuhkan, kemudian SP diberikan kepada asisten apoteker di instalasi

farmasi, kemudian dilakukan pemesanan ke PBF Tramedifa. Pemesanan

dilakukan sesuai dengan jam kerja PBF Tramedifa. Setelah pesanan datang,

Apoteker mengecek kesesuaian fisik, jumlah, ED pada barang datang dengan

yang terdapat pada faktur, kemudian Apoteker ataupun asisten yang melakukan

pemeriksaan pemesanan memberikan tanda tangan di faktur yang telah dicek.

Lalu menghubungi pihak instalasi terkait, mengenai pemesanan yang sudah

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 46: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

34

Universitas Indonesia

diantar. Kemudian, dilakukan serah terima yang sebelumnya perawat instalasi

terkait sudah mengecek barang pesanan,lalu Apoteker memberikan tanda tangan

pada surat pesanan. Untuk persediaan di ruang inap, memiliki cara distribusi,

yaitu secara unit dose. Cara distribusi unit dose ini dengan cara menyerahkan obat

atau perbekalan kesehatan pada pasien di setiap penggunaan obat. Distribusi unit

dose yang dikelola oleh IFRS pusat, dikarenakan hanya ada satu IFRS tanpa

adanya satelit IFRS lainnya. Pasien di ruang rawat inap dan telah didiagnosa

datanya dicantumkan dalam daftar dokumen pasien rawat inap yang di dalam

terdapat daftar obat yang diberikan sesuai dengan resep serta waktu obat diberikan

beserta tanda tangan perawat instalasi rawat inap yang menerima obat (contoh

daftar dokumen dapat dilihat pada Lampiran 4-5). Resep pasien dikirim ke bagian

instalasi farmasi untuk dicatat pada daftar dokumen pasien rawat inap. Farmasi

juga harus memeriksa resep untuk memungkinkan terjadinya interaksi obat dan

kerasionalan terapi, kemudian jadwal pemberian obat pasien dikoordinasikan

dengan perawat ruang rawat inap. Dan farmasi mengirimkan obat ke ruang rawat

inap sesuai dengan waktu pemakaian di jam-jam tertentu. selama proses

berlangsung farmasi dapat berkonsultasi pada dokter atau perawat untuk

memastikan penggunaan obat tepat pasien. Pada Lampiran 6 dapat dilihat alur

pelayanan IFRS pada rawat inap dan pada Lampiran 7 dapat dilihat alur pelayanan

IFRS pada OK, VK, HCU.

IFRS melakukan pemesanan setiap hari dengan mengecek jumlah stok

tiap pagi disesuaikan dengan penyakit atau endemi yang berkembang pada kurun

waktu saat itu dan dokter yang praktek pada hari tersebut. Kemudian dilakukan

data obat dan alkes apa saja yang sudah mencapai batas minimal dan yang paling

dibutuhkan, kemudian dilakukan pemesanan ke tramedifa di jam kerja tramedifa.

Untuk obat-obatan yang diperlukan dispensing sebelum pemakaian,

farmasi belum ikut terlibat, untuk hal ini perawat yang melakukan dispensing

untuk memenuhi kebutuhan pasien, fungsi farmasis secara klinis belum berjalan

seperti ronde ataupun visite.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 47: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

35

Universitas Indonesia

4.2. Sumber Daya Manusia

Satelit Farmasi Pusat terdiri dari 1 apoteker, 5 asisten apoteker dan 1

pekarya untuk mengurus gudang penyimpanan. Pelayanan dilakukan selama 24

jam, tetapi untuk sekarang pelaksanaanya dilakukan hanya 2 shift (07.00 – 21.00)

diatas jam tersebut tetap melayani khusus untuk rawat inap seperti: alkes, cairan,

injeksi dengan bantuan AA apotek, resep dari rawat inap diserahkan ke IFRS

keesokan harinya.

4.3. Pengelolaan Perbekalan Farmasi

4.3.1. Perencanaan dan pengadaan

Perbekalan farmasi yang dipesan ke PBF Tramedifa dilakukan

berdasarkan jadwal praktik dokter. Stok diperiksa setiap harinya untuk

memastikan stok tidak mencapai jumlah minimum, khusus untuk obat-

obatan yang sering digunakan oleh dokter-dokter yang praktik pada hari

tersebut. dan pemesanan dari instalasi dilakukan setiap bulan. Setelah

barang siap, penerimaan dilakukan oleh asisten apoteker dan stok langsung

dimasukkan ke dalam rak penyimpanan.

4.3.2. Penyimpanan

Perbekalan farmasi disusun dengan sistem First Expired First Out

(FEFO)/First In First Out (FIFO). Beberapa jenis perbekalan farmasi

dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4. 1. Jenis Perbekalan Farmasi

No. Perbekalan

Farmasi

Keterangan

1. Obat 1. Obat disusun secara alfabetis.

2. Obat disusun berdasarkan bentuk sediaan:

oral, injeksi, cairan.

3. Obat dibagi menjadi obat generik dan merk

dagang.

4. Obat dengan penyimpanan khusus:

a. termolabil, disimpan dalam lemari

pendingin dengan suhu 2-80C,

b. obat narkotik, dalam lemari kayu khusus

dengan kunci ganda.

c. obat psikotropik dalam lemari kayu

khusus

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 48: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

36

Universitas Indonesia

2. Alat kesehatan Penyusunan berdasarkan fungsi dan cara

penggunaan alat kesehatan.

Kualitas perbekalan farmasi yang disimpan harus selalu dijaga dengan

cara:

a. Pengecekan suhu penyimpanan, dilakukan 3 kali sehari.

b. Pengecekan produk farmasi yang mendekati Expired Date (ED)

dalam jangka waktu 6 bulan.

c. Produk farmasi ditempel bila ED dekat (kurang dari 3 bulan).

c. Pelayanan resep

Resep yang datang, terutama untuk pasien jaminan, dilakukan

verifikasi terlebih dahulu. Verifikasi resep meliputi verifikasi

administrasi, farmasetik, klinis dan kelengkapan lainnya seperti syarat

jaminan khusus pasien pasien jaminan pemerintah, kwitansi pada semua

pasien. Setelah verifikasi, jumlah obat dan jenis obat dimasukkan melalui

IT dan diganti statusnya.

d. Distribusi

Jenis distribusi yang dilakukan di Satelit Farmasi Pusat adalah

resep individual harian. Resep yang telah disiapkan akan diambil oleh

petugas dari masing-masing unit kerja atau petugas instalasi farmasi

sendiri yang mengambil resep tersebut.

4.4. Gudang Perbekalan Farmasi (Gudang PF)

Gudang merupakan bagian dari proses pengelolaan perbekalan farmasi

dimana dalam struktur organisasi IFRS penanggung jawab gudang perbekalan

farmasi bertanggung jawab kepada kepala instalasi farmasi. Gudang perbekalan

farmasi terdiri dari Gudang alat kesehatan, Gudang obat oral, sediaan semisolid

dan injeksi. Tata ruang gudang pusat diatur berdasarkan arah arus penerimaan dan

pengeluaran perbekalan farmasi terdiri atas gudang obat-obatan yang diletakkan di

rak lemari di samping ruang racik (di ruangan paling depan), kemudian di ruang

selanjutnya terdapat gudang alat kesehatan, cairan infus, dan lemari pendingin

khusus untuk penyimpanan vaksin.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 49: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

37

Universitas Indonesia

Sebagai bagian dari pengelola perbekalan farmasi di SamMarie, gudang

perbekalan farmasi bertanggung jawab dalam menjaga ketersediaan perbekalan

farmasi yaitu dengan melakukan kegiatan utama penerimaan perbekalan farmasi

dari distributor, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi ke seluruh

instalasi. Tenaga kerja di gudang perbekalan farmasi yang bertanggung jawab

terhadap gudang terdapat 1 orang asisten apoteker yang mengelola gudang.

4.5. Penerimaan Perbekalan Farmasi

Gudang melakukan permintaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan

secara rutin berdasarkan jumlah stok dan dokter yang praktik pada hari tersebut.

Setelah defekta disusun, petugas pengadaan akan membuat surat pesanan dalam

sistem komputer. Petugas pemesanan akan menghubungi PBF Tramedifa. Pada

hari pesanan tersebut, perbekalan farmasi yang diminta akan dikirim ke gudang.

Penerimaan merupakan proses serah terima perbekalan farmasi yang

dilakukan oleh panitia penerimaan kepada pihak gudang. Saat penerimaan

dilakukan pemeriksaan dokumen dan fisik perbekalan farmasi yang dikirim.

Kemudian asisten penerimaan membubuhkan tanda tangan, nama jelas dan

stempel serta tanggal penerimaan pada faktur penjualan, dan salinan faktur yang

diserahkan kepada petugas administrasi untuk diproses lebih lanjut. Kemudian

petugas menginput data perbekalan farmasi yang diterima kedalam sistem

komputer dan kartu stok manual yang meliputi spesifikasi produk, asal distributor,

jumlah dan waktu kadaluarsa.

Pemeriksaan fisik perbekalan farmasi yang diterima meliputi keadaan fisik

produk, waktu kadaluarsa, spesifikasi dan kesesuaian penanganan obat termolabil.

Pengiriman obat termolabil disyaratkan menggunakan cool box yang dilengkapi

dengan termometer penunjuk suhu dan dipastikan berada pada rentang 2-8°C, jika

pengiriman tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan maka petugas gudang

akan melakukan penukaran produk yang baru.

4.5.1 Penyimpanan Perbekalan Farmasi

Pengaturan tata ruang gudang perlu dilakukan untuk memudahkan

penyimpanan, penyusunan, pencarian dan pengawasan perbekalan farmasi.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 50: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

38

Universitas Indonesia

Penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan dengan sistem First In First Out

(FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). Penyimpanan perbekalan farmasi di

tempatkan pada beberapa tempat yang terpisah, yaitu obat luar maupun dalam di

gudang depan, kemudian vaksin, cairan infus, alat kesehatan, disimpan di gudang

belakang. Pengaturan penyimpanan perbekalan farmasi di gudang I dilakukan

berdasarkan kategori berikut :

a. Obat penyimpanannya disusun berdasarkan beberapa kategori. Kemudian tiap

kategori disusun berdasarkan alfabetis dengan penyimpanan dipisah. Kategori

penyusunan obat :

Tujuan penggunaan : obat oral dan obat luar

Bentuk sediaan : sediaan padat dan cair (untuk obat dalam) dan semi solid

dan injeksi (obat luar)

Penyimpanan khusus : narkotika dan psikotropika

Stabilitas : obat termolabil disimpan di dalam kulkas dengan suhu yang

sesuai

Generik dan Nama dagang

b. Alat kesehatan

Khusus yaitu berdasarkan unit kerja

Penggunaan/ fungsi, misal: dressing

Volumenious yaitu berdasarkan volume perbekalan farmasi

Dalam rangka menjaga mutu perbekalan farmasi yang disimpan, gudang

melakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Melakukan stock opname tiga bulan sekali

Stock opname di gudang berguna untuk mengetahui perbekalan farmasi yang

memiliki waktu kadaluarsa singkat dan tidak memenuhi persyaratan. Produk

yang akan kadaluarsa kurang dari tiga bulan diberi label kadaluarsa.

2. Melakukan pemantauan suhu kulkas dan suhu ruangan setiap hari

Pemantauan suhu kulkas dan ruangan dilakukan tiga kali sehari pada pukul

07.00, 14.00 dan 21.00 WIB, dimaksudkan untuk menjaga stabilitas obat.

3. Memisahkan produk bermasalah

Gudang juga bertanggung jawab atas perbekalan farmasi yang tidak

memenuhi persyaratan dan telah kadaluarsa. Untuk perbekalan farmasi yang

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 51: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

39

Universitas Indonesia

tidak memenuhi persyaratan akan dilakukan penukaran ke distributor,

sedangkan yang telah kadaluarsa akan dilakukan penukaran ke distributor bila

disetujui atau akan dimusnahkan.

4.5.2 Pendistribusian Perbekalan Farmasi

Pendistribusian merupakan proses penyaluran perbekalan farmasi dari

gudang yang dilakukan berdasarkan permintaan yang disertai bukti serah terima.

Gudang melayani permintaan rutin yang telah dijadwalkan untuk setiap unit kerja

serta permintaan mendesak/cito setiap hari. Sistem manual dilakukan oleh unit

kerja dengan menggunakan surat permintaan perbekalan farmasi yang harus

diantar langsung oleh petugas dari unit kerja ke instalasi farmasi sebelum

pengambilan perbekalan farmasi.

Setelah permintaan diterima, petugas akan menyetujui permintaan sesuai

dengan persediaan yang ada di gudang. Selanjutnya, petugas gudang akan

menyiapkan perbekalan farmasi yang disetujui serta melakukan pencatatan jenis

dan jumlah perbekalan farmasi yang tertera pada formulir permintaan. Petugas

administrasi akan memproses formulir permintaan tersebut untuk mendapatkan

Form Distribusi Obat/Alkes bagi tiap satelit/unit/departemen terkait.

Setelah perbekalan farmasi disiapkan, petugas gudang akan menghubungi

satelit/unit kerja terkait untuk memberitahukan bahwa perbekalan farmasi sudah

siap diambil. Pada saat penyerahan dilakukan pengecekan kembali oleh petugas

gudang dan pihak satelit/departemen dengan membaca ulang dan memeriksa

perbekalan farmasi yang telah disiapkan serta mencatat di buku serah terima

gudang yang dilakukan di ruang pendistribusian. Sedangkan untuk unit kerja yang

tidak memiliki petugas untuk mengambil perbekalan farmasi, petugas farmasi

yang akan mengantarkannya.

Khusus untuk permintaan cito pendistribusiannya dapat dilakukan setiap

hari hal ini karena permintaan cito berasal kekosongan perbekalan farmasi di

satelit/unit kerja serta gudang pusat atau dari permintaan obat yang bukan

termasuk kontrak tender. Perbekalan farmasi yang diambil tersebut kemudian

dicatat pada buku cito di gudang dan unit terkait. Untuk memenuhi permintaan

perbekalan farmasi di luar jam operasional gudang, petugas harus menghubungi

penanggung jawab farmasi untuk mengambil perbekalan farmasi di gudang.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 52: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

40

Universitas Indonesia

Dalam pelaksanaan PKPA, mahasiswa berkesempatan untuk mengamati

dan membantu melaksanakan kegiatan penyimpanan dan pendistribusian

perbekalan farmasi di gudang pusat diantaranya :

1. Membantu memeriksa stok barang yang datang dari PBF tramedifa.

2. Membantu merapikan susunan sediaan obat oral dengan menyusunnya secara

FEFO dan memeriksa waktu kadaluarsa dari tiap obat.

3. Memeriksa kesesuaian jumlah obat oral yang tertera pada kartu stok dengan

jumlah fisik yang ada.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 53: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

41 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Instalasi farmasi di rumah sakit berperan sebagai bagian fungsional dari

organisasi rumah sakit yang menjamin terselenggaranya pelayanan kefarmasian

yang komprehensif. Apoteker di rumah sakit bertanggung jawab melaksanakan

pelayanan kefarmasian yaitu pengelolaan perbekalan kefarmasian dan

pelaksanaan kegiatan farmasi klinis. Apoteker juga berperan sebagai seorang

manajer yang berperan dalam mengelola sumber daya manusia (SDM), sarana dan

prasarana, serta upaya peningkatan pendapatan rumah sakit.

Pelaksanaan pelayanan kefarmasian IFRS di RSIA SamMarie Basra baru

saja berdiri dan masih dalam tahap awal proses berfungsinya kegiatan pelayanan

kefarmasian di IFRS. Sumber daya manusia, fasilitas, serta sistem yang

mendukung dalam hal klinis. IFRS berperan banyak dalam penetapan prosedur

untuk memastikan suatu kegiatan berjalan sesuai standar, memantau berjalannya

program IFRS yang sedang berlangsung, mengelola pendistribusian obat ke

instalasi-instalasi di rumah sakit agar pasien mendapatkan pelayanan kesehatan

yang optimal.

5.2. Saran

Berdasarkan pengamatan kami selama PKPA, berikut adalah beberapa

saran yang dapat kami sampaikan:

A. Tenaga Kerja

1. Penambahan jumlah Asisten Apoteker di Sub Instalasi Produksi dan

didirikan satelit farmasi pada instalasi inap, HCU, NICU, PICI, OK, dan

VK

2. Pemberian pelatihan dan pendidikan lanjutan bagi para Apoteker dan

Aisten yang telah ada untuk meningkatkan kualitas sehingga dapat

mengoptimalisasikan pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Dan diberikan

pelatihan serta seminar untuk para pekerja bagian farmasi yang beru

datang supaya dapat mengetahui apa beban kerja masing-masing jabatan

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 54: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

42

Universitas Indonesia

3. Setiap kejadian yang terjadi di instalasi farmasi sebaiknya ditulis di dalam

buku komunikasi dan dilakukan briefieng, sehingga jika terjadi pergantian

shift akan dapat diketahui oleh seluruh pegawai

B. Fasilitas

1. Pengadaan buku komunikasi untuk instalasi farmasi

2. Penggunaan sistem barcode untuk mengurangi terjadinya selisih jumlah

stock sediaan farmasi dengan jumlah fisik aslinya.

3. Penyimpanan B3 seharusnya pada ruangan yang disertai sistem

pengamanan dini seperti smoke detector serta rak khusus B3 yang terbuat

dari logam yang tidak mudah terbakar, selain itu distributor diminta untuk

menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS) saat mengirimkan B3

dan sebaiknya yang sudah diterjemahkan bila tidak tersedia, maka petugas

gudang harus menerjemahkannya untuk menghindari terjadinya

kecelakaan kerja.

4. Pemindahan lokasi gudang ke tempat yang lebih strategis dan ideal

sehingga dapat diakses oleh pihak internal maupun eksternal. Bila lokasi

sudah pemanen maka pembuatan jadwal rutin penerimaan perbekalan

farmasi oleh petugas gudang perbekalan farmasi

5. Pengadaan brosur dan booklet informasi obat untuk mempermudah

penyampaian informasi terkait obat kepada seluruh tim medis di rumah

sakit serta pasien sendiri.

C. Manajemen pengelolaan perbekalan farmasi

1. Pelatihan khusus bagi seluruh pegawai instalasi farmasi untuk

meningkatkan kompetensi sehingga dapat menyediakan sediaan farmasi

yang lebih berkualitas serta meningkatkan keamanan mereka dalam

bekerja.

2. Pendataan jumlah konsumsi rata-rata/hari perbekalan farmasi di tiap

instalasi sebagai dasar perencanaan pemesanan defekta barang di instalasi

farmasi.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 55: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

43 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Departemen Kesehatan RI. (2008). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di

Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2010). Materi

Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota.

Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI

No. 1197/ Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di

Rumah Sakit. Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi

Rumah Sakit. Jakarta

Presiden Republik Indonesia. (1996). Peraturan Pemerintah RI No.32 tahun 1996

tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. (2009a). Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang

Kesehatan. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. (2009b). Undang-Undang No.44 tahun 2009

tentang Rumah Sakit. Jakarta.

Quick, J.D. [ed]. (1997). Managing Drug Supply: The Selection, Procurement,

Distribution, and Use of Pharmaceuticals 2nd ed. Connecticut: Kumarin

Press Inc.

Siregar, Charles J.P. (2004). Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 56: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

LAMPIRAN

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 57: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

44

SamMarie Healthcare

Group SMHG

SamMarie Purnafiat, PT

2003

SamMarie Family Healthcare,

Wijaya 2004

SamMarie Tramedifa, PT

2007

Tramedifa GTPD

2007

Tramedifa IT Solutions

2011

Rucitra Salon

2008

Tebet

2008

Basra

2011

SamMarie Primafiat, PT

2009

RSIA SamMarie Basra

2010

Klinik Fertilitas & Bayi Tabung

SamMarie 2011

SamMarie Pharma, PT

2014

Apotek, Tebet

2008

Lampiran 1. Struktur Organisasi SamMarie Healthcare Group

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 58: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

45

Lampiran 2. Struktur Organisasi RSIA SamMarie Basra

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 59: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

46

Lampiran 3. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSIA SamMarie Basra

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 60: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

44

Lampiran 4 Contoh Formulir Resep dan Telaah Resep

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 61: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

45

Lampiran 5 Formulir Catatan Medisinal IFRS untuk Pasien Rawat Inap

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 62: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

46

Lampiran 6 Alur Pelayanan Resep dari Farmasi ke Rawat Inap

Resep

1. Obat oral:

Dibeli ke

Apotek

untuk unit

dose dan

dibuatkan

copy resep.

2. Injeksi,

cairan,

alkes

disiapkan

untuk satu

kali

pemakaian

Asisten

Apoteker

menginput

pemakaian

obat, injeksi,

cairan, alkes

ke komputer

Obat Injeksi,

cairan, alkes

sesuai dengan

resep

diserahkan

kepada

perawat untuk

diberikan pada

pasien

Asisten

Apoteker

menginput

pemakaian

obat injeksi,

cairan, alkes

ke dalam

lembar

pemakain

obat pasien

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 63: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

47

Lampiran 7 Alur Pelayanan Resep ke Instalasi OK, VK, NICU, HCU

Resep

Asisten Apoteker

menginput

pemakaian

injeksi, cairan,

alkes ke

komputer

Print Kuitansi

sebanyaak

rangkap 2,

untuk kasir

dan farmasi

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 64: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

UNIVERSITAS INDONESIA

KESESUAIAN PENULISAN RESEP OLEH DOKTER TERHADAP

FORMULARIUM RUMAH SAKIT DI RSIA SAMMARIE BASRA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

PUTRI SYAHIDA AGUSTINA, S.Farm.

1306344072

ANGKATAN LXXVIII

PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

DEPOK

JUNI 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 65: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................1

1.2. Tujuan ...................................................................................................1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................2

2.1. Peraturan Terkait Kefarmasian di Rumah Sakit ....................................2

2.2. Formularium Rumah Sakit ....................................................................2

2.3. Resep .....................................................................................................4

BAB 3 METODE PENGKAJIAN ...........................................................................5

3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................5

3.2. Obyek Penelitian ...................................................................................5

3.3. Metode Pengumpulan Data ...................................................................5

3.4. Cara Kerja .............................................................................................5

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................6

4.1. Hasil ......................................................................................................6

4.2. Pembahasan ...........................................................................................6

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................9

5.1. Kesimpulan ...........................................................................................9

5.2. Saran ......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 66: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4. 1. Grafik Kesesuaian Resep Dengan Formularium RSIA SamMarie Basra

2013 ............................................................................................................... 7

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 67: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4. 1. Perbandingan Obat-obat Dalam Resep Terhadap Obat-obat yang Tercantum

Dalam Formularium RSIA SamMarie Basra 2013 ........................................... 6

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 68: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Obat yang Dituliskan oleh Dokter dalam Resep Tetapi Tidak

Tercantum dalam Formularium RSIA SamMarie Basra 2013 .........12

Lampiran 2. Rancangan Formularium RSIA SamMarie Basra 2014 ....................15

Lampiran 3. Telaah Resep .....................................................................................21

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 69: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

1 Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Formularium sebagai salah satu bentuk tertulis hasil kerja Panitia Farmasi

Terapi memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pasien. Formularium

digunakan secara terbatas, di lingkungan rumah sakit yang membuat formularium,

untuk menunjang kebutuhan pasien. Instalasi farmasi menggunakan formularium

dalam merencanakan pengadaan sediaan farmasi. Dokter menggunakan

formularium dalam penulisan resep agar obat yang dicantumkan dalam resep

terjamin ketersediaannya.

Formularium digunakan dengan sistem proses berkelanjutan,

memungkinkan pengembangan dan revisi formularium bersesuaian dengan

kebutuhan pasien. Pada beberapa kasus, farmasis akan meminta persetujuan

dokter sebelum melakukan dispensing jika obat yang dicantumkan dalam resep

tidak tersedia di IFRS. Hal tersebut dapat menurunkan efisiensi kerja farmasis dan

dapat dihindari jika obat-obatan yang dituliskan dalam resep tersedia di IFRS.

Pengadaan obat-obatan di IFRS dan pencantuman obat di resep dapat

disinkronisasi dengan keberadaan formularium dan sistem proses

berkelanjutannya. Keberadaan formularium yang berkelanjutan memerlukan

dukungan dokter yang berhadapan langsung dengan pasien dan farmasis yang

mengatur persediaan obat di IFRS sekaligus memberikan informasi obat kepada

pasien.

1.2. Tujuan

Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepatuhan penulisan

resep oleh dokter dibandingkan dengan Formularium RSIA SamMarie 2013.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 70: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

2 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peraturan Terkait Kefarmasian di Rumah Sakit

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menjelaskan

tentang kefarmasian di rumah sakit, meliputi:

a. Persyaratan kefarmasian harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan

alat kesehatan yang bermutu, bermanfaat, aman dan terjangkau.

b. Pelayanan sediaan farmasi di rumah sakit harus mengikuti standar pelayanan

kefarmasian.

c. Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di rumah

sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu.

d. Besaran harga perbakalan farmasi pasa instalasi darmasi rumah sakit harus

wajar dan berpatokan kepada harga patokan yang ditetapkan pemerintah.

Instalasi Farmasi sebagai bagian dari rumah sakit bertugas

menyelenggarakan, mengkoordinasikan. Mengatur dan mengawasi seluruh

kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan kefarmasian di rumah sakit

(Presiden RI, 2009).

Sistem satu pintu yang dilaksanakan oleh instalasi farmasi adalah sistem

bahwa rumah sakit hanya memiliki satu kebijakan kefarmasian termasuk

pembuatan formularium pengadaan, dan pendistribusian alat kesehatan, sediaan

farmasi, dan bahan habis pakai yang bertujuan untuk menngutamakan

kepentingan pasien (Presiden RI, 2009)

2.2. Formularium Rumah Sakit

2.2.1. Definisi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

Formularium Rumah Sakit adalah himpunan obat yang diterima/disetujui oleh

Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi

pada setiap batas waktu yang ditentukan (Departemen Kesehatan RI, 2004).

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 71: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

3

Universitas Indonesia

2.2.2. Komposisi Formularium

Formularium Rumah Sakit terdiri dari (Departemen Kesehatan RI, 2004):

a. Halaman judul

b. Daftar nama anggota Panitia Farmasi dan Terapi

c. Daftar isi

d. Informasi mengenai kebijakan dan prosedur di bidang obat

e. Produk obat yang diterima untuk digunakan

f. Lampiran

Pengembangan dan revisi formularium didukung oleh sistem yang

prosesnya terus berjalan. Dengan kata lain, saat Formulariun itu digunakan oleh

staf medis, Panitia Farmasi Terapi mengadakan evaluasi dan menentukan pilihan

terhadap produk obat yang ada di pasaran, dengan lebih mempertimbangkan

kesejahteraan pasien (Departemen Kesehatan RI, 2004).

2.2.3. Pedoman Penggunaan Formularium

Pedoman penggunaan yang digunakan akan memberikan petunjuk kepada

dokter, apoteker, perawat serta petugas administrasi di rumah sakit dalam

menerapkan sistem formularium, meliputi (Departemen Kesehatan RI, 2004):

a. Membuat kesepakatan antara staf medis dari berbagai disiplin ilmu dengan

Panitia Farmasi dan Terapi dalam menentukan kerangka mengenai tujuan,

organisasi, fungsi dan ruang lingkup. Staf medis harus mendukung Sistem

Formularium yang diusulkan oleh Panitia Farmasi dan Terapi.

b. Staf medis harus dapat menyesuaikan sistem yang berlaku dengan kebutuhan

tiap–tiap institusi.

c. Staf medis harus menerima kebijakan–kebijakan dan prosedur yang ditulis

oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk menguasai sistem Formularium yang

dikembangkan oleh Panitia Farmasi dan Terapi.

d. Nama obat yang tercantum dalam formularium adalah nama generik.

e. Membatasi jumlah produk obat yang secara rutin harus tersedia di Instalasi

Farmasi.

f. Membuat prosedur yang mengatur pendistribusian obat generik yang efek

terapinya sama, seperti:

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 72: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

4

Universitas Indonesia

Apoteker yang bertanggung jawab untuk menentukan jenis obat generik

yang sama untuk disalurkan kepada dokter sesuai produk asli yang

diminta.

Dokter mempunyai pilihan terhadap obat paten tertentu harus didasarkan

pada pertimbangan farmakologi dan terapi.

Apoteker bertanggung jawab terhadap kualitas, kuantitas, dan sumber

obat dari sediaan kimia, biologi dan sediaan farmasi yang digunakan oleh

dokter untuk mendiagnosa dan mengobati pasien.

2.3. Resep

Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter

hewan kepada Apoteker, untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien

sesuai peraturan yang berlaku (Departemen Kesehatan RI, 2004).

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 73: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

5 Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENGKAJIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Tugas khusus dilaksanakan selama Praktek Kerja Apoteker di RSIA

SamMarie Basra. Pengambilan data dilakukan pada 19 – 21 Maret 2014.

3.2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan dokumentasi berupa resep yang ditulis oleh

dokter yang membuka praktek di RSIA SamMarie Basra. Jumlah obyek penelitian

yang digunakan adalah 444 resep dengan kriteria:

a. Inklusi:

Resep ditulis oleh dokter yang membuka praktek di SamMarie Basra.

Resep ditulis dalam selama bulan Februari 2014.

Resep yang mencantumkan satu atau lebih jenis obat dengan atau

tanpa alat kesehatan habis pakai.

b. Eksklusi:

Resep yang hanya mencantumkan alat kesehatan habis pakai seperti

spuit dan vasofix. (Departemen Kesehatan RI, 2008)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membandingkan obat–obat yang

tercantum diresep terhadap Formularium RSIA SamMarie 2013 dan mencatat

obat–obatan yang tidak tercantum di dalam Formularium RSIA SamMarie 2013.

3.4. Cara Kerja

Setiap data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Excel, dihitung

presentasenya kemudian diubah ke dalam bentuk grafik. Analisis data dalam

survei ini menggunakan analisis deskriptif yang dapat diartikan sebagai prosedur

untuk menjawab tujuan dari tugas khusus ini, dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan obyek penelitian, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 74: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

6 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil perbandingan obat – obat yang dicantumkan dalam resep terhadap

obat – obatan yang tercantum dalam Formularium RSIA SamMarie Basra 2013

dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4. 1. Perbandingan Obat-Obat Dalam Resep Terhadap Obat-Obat yang

Tercantum Dalam Formularium RSIA SamMarie Basra 2013

No. Kategori Jumlah Persentase (%)

1. Total resep yang dianalisis 444 100

2. Jumlah resep yang dilayani oleh IFRS

SamMarie Basra 232 52,25

3. Jumlah resep yang dilayani oleh Apotek

RSIA SamMarie Basra 212 47,75

4. Jumlah resep yang mencantumkan obat-

obatan 369 83,11

5. Jumlah resep yang mencantumkan obat-

obatan dan alkes habis pakai 75 16, 89

6. Jumlah resep yang tidak sesuai dengan

Formularium RSIA SamMarie Basra

2013

259 58,33

7. Jumlah resep yang sesuai dengan

Formularium RSIA SamMarie Basra

2013

185 41,67

4.2. Pembahasan

Pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai di

Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu. Instalasi

farmasi bertugas dalam menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan

mengawasi seluruh kegiatan pelayan farmasi serta pembinaan teknis kefarmasian

di Rumah Sakit.. Tugas khusus ini menganalisis kesesuaian obat – obat yang

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 75: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

7

Universitas Indonesia

diresepkan oleh dokter terhadap Formularium RSIA SamMarie Basra 2013 agar

dapat memenuhi kebutuhan pasien. Tugas khusus ini menggunakan Formularium

RSIA SamMarie 2013 karena Formularium RSIA SamMarie 2014 belum tersedia.

Penelitian dilakukan dengan menganalisis 444 resep dari 1337 resep yang

dilayani selama bulan Februari 2014 di RSIA SamMarie Basra. Berdasarkan hasil

pencatatan 444 resep yang tidak termasuk kriteria eksklusi diketahui bahwa 259

resep (58,33%) tidak sesuai dengan Formularium RSIA SamMarie Basra 2013.

Grafik kesesuaian resep terhadap Formularium RSIA SamMarie Basra 2013 dapat

dilihat pada Gambar 4.1. (RSUP Fatmawati, 2012)

Gambar 4. 1. Grafik Kesesuaian Resep Dengan Formularium RSIA SamMarie Basra 2013

Peresepan obat – obatan yang tidak tercantum dalam formularium biasanya

dilayani dengan mengganti merek obat selama zat aktif yang dikandung produk

obat sama. Daftar obat yang dituliskan oleh dokter dalam resep tetapi tidak

tercantum dalam Formularium RSIA SamMarie Basra 2013 dapat dilihat pada

Lampiran 1. Ketidaksesuaian penulisan resep dengan formularium disebabkan

oleh beberapa hal, yaitu sosialisasi penggunaan formularium kepada dokter yang

dirasa masih kurang, tidak adanya Panitia Farmasi dan Terapi yang secara mandiri

dan independen memantau kinerja penggunaan formularium dari waktu ke waktu,

dan kasus-kasus pasien yang semakin bertambah di mana persediaanya belum

Tidak Sesuai 58.33%

Sesuai 41.67%

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 76: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

8

Universitas Indonesia

tertera di Formularium RSIA SamMarie 2013 sehingga IFRS tidak menyediakan

obat-obatan sesuai kebutuhan dokter.

Terdapat beberapa alasan lain yang menyebabkan tingginya

ketidaksesuaian obat – obat yang dicantumkan dalam resep terhadap formularium.

Pertama, formularium yang digunakan sebagai pembanding adalah Formularium

RSIA SamMarie Basra 2013, sedangkan resep yang ditelaah adalah resep yang

dilayani pada 2014 sehingga ada kemungkinan terjadi perubahan pola peresepan

dan produsen penyedia obat. Kedua, formularium belum digunakan secara aktif

oleh dokter – dokter yang praktek di SamMarie Basra dan tenaga kefarmasian.

Ketiga, dokter tidak berperan aktif dengan mengisi lembar survei kebutuhan obat.

Keempat, Formularium RSIA SamMarie Basra 2013 mencantumkan obat – obat

yang juga digunakan di fasilitas kesehatan lain yang berada di bawah naungan

SamMarie Health Group sehingga terdapat banyak pencantuman obat dengan

senyawa aktif yang sama tetapi merek dagang yang berbeda. Kelima, Tramedifa

sebagai distributor yang menangani pengadaan obat RSIA SamMarie Basra tidak

menyediakan obat sesuai dengan formularium. Keenam, analisis resep dilakukan

terhadap setiap lembar resep yang keluar, bukan terhadap satuan obat yang

dicantumkan.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 77: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

9 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pengadaan obat di rumah sakit dilakukan oleh instalasi farmasi dengan

sistem satu pintu. Pengadaan obat disesuaikan dengan formularium rumah sakit

yang penyusunan dan pengembangannya dilakukan oleh Panitia Farmasi dan

Terapi. Saat ini 41,67% penulisan resep oleh dokter sudah sesuai dengan

Formularium RSIA SamMarie 2013, sedangkan menurut Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit kesuaian resep dengan formularium yang harus dipenuhi

adalah 100%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan perundang-undangan yang berlaku, terdapat

beberapa saran yang dapat diberikan:

a. RSIA SamMarie Basra membentuk kepanitian Panitia Farmasi dan Terapi.

PFT dapat dibuat dalam lingkup RSIA SamMarie Basra ataupun

SamMarie Health Group.

b. Panitia Farmasi dan Terapi mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya

dua bulan sekali.

c. Pemilihan obat untuk dimasukkan dalam formularium didasarkan pada

evaluasi secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat

dan juga harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan

produk obat yang sama.

d. Dokter praktek di RSIA SamMarie Basra turut berpartisipasi dalam

mengusulkan pengadaan dan atau penghapusan obat yang tercantum dalam

formularium dengan mengisi Formulir Usulan Obat Baru (Lampiran 2).

e. Apoteker dan tenaga kefarmasian yang melayani resep mengisi halaman

Telaah Resep (Lampiran 3) terutama jika melakukan penggantian obat.

f. Mengubah bentuk cetak formularium agar lebih memadai untuk dibawa

oleh dokter.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 78: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

10

Universitas Indonesia

g. Mensosialisasikan formularium terbaru dan perubahannya kepada petugas

medis rumah sakit, serta menyebarkan bentuk cetaknya kepada dokter

praktek, di instalasi-instalasi pelayanan medis dan Tramedifa (distributor).

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 79: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

11

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1197/

Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2008). Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Direktorat Jendral Bina Pelayanan Klinik (p. 87).

Presiden RI. (2009). Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

Jakarta.

RSUP Fatmawati. (2012). Formularium RSUP Fatmawati (4th ed.). Jakarta.

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 80: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

12

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Daftar Obat yang Dituliskan oleh Dokter dalam Resep Tetapi Tidak

Tercantum dalam Formularium RSIA SamMarie Basra 2013

No. Produk Farmasi Jumlah

Permintaan

1 Actifed Plus Expectorant 1

2 Cefila 13

3 Combivent 7

4 Claneksi 5

5 Curvit CL Emulsion 1

6 Duvadilan 14

7 Daktarin Diaper Rash 3

8 Diazepam 1

9 Ezerra 3

10 Emla 5% 1

11 Futrolit 10

12 Fentanyl 3

13 Ferospat 13

14 Golmun 2

15 Glomethyl 2

16 Imboost Force 20

17 Inviclot 3

18 Kalnex 1

19 Levofloxacin 8

20 Lapixime 12

21 Lapimuc 13

22 L-Zinc 5

23 Meptin 2

24 Meronem 2

25 Noroid Derma Rash 3

26 Pulmicort 4

27 Pregnyl 1500 10

28 Pepzol 2

29 Ranitidin 2

30 Rhinos Neodrop 6

31 Spirasin 3

32 Oralit 1

33 Triaminic Pilek 8

34 Vitamin C 10

35 Ventolin 9

36 Vibramicyn 1

37 Vitamin K 5

38 OMZ 9

39 Folavit 5

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 81: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

13

Universitas Indonesia

40 Becom-Zet 5

41 Bactrigas 1

42 Betason-N 2

43 Sanadryl DMP 2

44 Candistin 1

45 Lasal 7

46 Gravimin + DHA 2

47 Pectocil 2

48 Oligocare 3

49 Maltofer 1

50 Prospan 1

51 Neo Triaminic 3

52 Pedialyte 1

53 Proza 1

54 Femara 2

55 Stesolid 1

56 Mercilon 28 1

57 Trichodazol 1

58 Levocin 1

59 Recustein 1

60 Rotarix 2

61 Rantin 1

62 Sanadryl 1

63 Pantofrazol 1

64 Otsu-KCl 7,46 vial 25 mL 3

65 NaCl infus 3% 500 mL (Otsuka) 7

66 MgSO4 20% 25 mL (MgSO4) (Otsuka) 5

67 Bruskin 1

68 Becombion 1

69 Imunocal 2

70 Laminaria 1

71 HP-Pro 2

72 Melatonin 1

73 Properan 1

74 Stulac 2

75 Meferfin 1

76 Agny-gyne 2

77 Vaksin Measles 1

78 Anti Stries 1

79 Vaksin Campak 1

80 Endopect 1

81 Cornico 1

82 Prohealth 1

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 82: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

14

Universitas Indonesia

83 Torrex 6

84 Colostrum 1

85 Carbogliserin 2

86 Antasida 1

87 Biovale 1

89 Cytarix 1

90 Paramycin 1

91 Tramenza 2

92 Xendo Citrol 1

93 Cycatric 1

94 Camidexon 1

95 Cortidex 2

96 Oradexon 1

97 Medrol 1

98 Methylprednisolon 3

99 Pyrexin 1

100 Sanmol 8

101 Tempra 5

102 Tempra 7

103 Parasetamol 2

104 Dumin 3

105 Dominal 3

106 Narfoz 1

107 Ondansentron 1

108 Tiriz 11

109 Histrine 2

110 Kenacort 2

111 Ketricin 5

112 Tarivid 1

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 83: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

15

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Rancangan Formularium RSIA SamMarie Basra 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 84: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

16

Universitas Indonesia

Lanjutan Lampiran 2. Rancangan Formularium RSIA SamMarie Basra 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 85: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

17

Universitas Indonesia

Lanjutan Lampiran 2. Rancangan Formularium RSIA SamMarie Basra 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 86: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

18

Universitas Indonesia

Lanjutan Lampiran 2. Rancangan Formularium RSIA SamMarie Basra 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 87: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

19

Universitas Indonesia

Lanjutan Lampiran 2. Rancangan Formularium RSIA SamMarie Basra 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 88: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

20

Universitas Indonesia

Lanjutan Lampiran 2. Rancangan Formularium RSIA SamMarie Basra 2014

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014

Page 89: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-12/20390766-PR-Putri Syahida... · LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER . DI RUMAH SAKIT IBU

21

Universitas Indonesia

Lampiran 3. Telaah Resep

Laporan praktek…, Putri Syahida Agustina, FFar UI, 2014