MAKALAH Penarifan

12
MAKALAH PERHITUNGAN PENTARIFAN Disusun Oleh : Ismunandar NIM. D41113314

description

Menjelaskan tetang bagaimana suatu sistem telpon memproses penarifan oleh semua user yang menggunakan telpon dari telkom

Transcript of MAKALAH Penarifan

MAKALAHPERHITUNGAN PENTARIFANDisusun Oleh :IsmunandarNIM. D41113314

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR20151. PENGERTIAN UMUM

Biaya penyambungan terdiri dari :1. Biaya investasiInitial cost yang dibebankan kepada pelanggan2. Biaya berlangganan - Bea tetap Sewa peralatan / perangkat yang dikhususkan bagi pelaksanaan - sambungan si pelanggan - Bea tidak tetapTergantung pada hubungan pembicaraan yang dilakukan si pelanggan.

Metode Pentarifan :* Pentarifan LokalPertimbangan yang dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa setiap sambungan :1. Butuh peralatan teknis yang sama2. Butuh panjang saluran yang relatif sama3. Perbedaan hanya pada lamanya sambungan

Macam pentarifan lokal :1. Flate Rate Metering2. Unit Rate Metering

* Pentarifan Interlokal Pertimbangan yang dilakukan berdasar bahwa setiap sambungan mungkin berbeda dalam :1. Kebutuhan peralatan teknis2. Jarak hubungan3. Lamanya sambungan4. Saat sambungan (siang/malam)

Macam pentarifan interlokal :1. Unit Rate Metering2. All Ticketing3. Multi Metering : Bulk Billing : Multi Metering pada akhir pembicaraan Multi Metering selama berlangsungnya pembicaraan

2. FLATE RATE METERING

Sifat :1. Terdapat 4 klasifikasi / kelompok pelanggan : Pribadi Sosial paling murah Dinas Bisnis paling mahal2. Untuk setiap kelompok terdapat pembayaran bea tetap3. Besarnya bea tidak tergantung pada : Banyaknya sambungan Lamanya sambungan4. Tidak ada batasan jumlah sambungan lokal Terdapat kecenderungan untuk melakukan sambungan5. Bea sambungan tidak sesuai penggunaan6. Penyelenggaraan pentarifan relatif sederhana karena tidak perlu pencatatan kecuali untuk hubungan interlokal harus ada pencatatan khusus.

3. UNIT RATE METERING (LOKAL)

Sifat :1. Pentarifan tergantung pada jumlah panggilan yang berhasil.2. Sehingga bea bulanan punya 2 kemungkinan :a. Sejumlah unit tetap dan unit rateb. Hanya berdasar unit rate 3. Pencatatan pada unit rate dapat secara : Manual Otomat, menggunakan alat pencatat berupa : kartu / ticket, punch card, counter.

4. UNIT RATE METERING (INTERLOKAL)

Sifat :1. Prinsipnya hampir sama dengan unit rate metering lokal, hanya disini dengan mempertimbangkan : Zoning Lamanya hubungan2. Pencatatan yang dilakukan meliputi : No. Pemanggil Wilayah dengan no. yang dipanggil Saat sambungan Lamanya sambungan

5. ALL TICKETNG

Ket. : 1. Identificator 2. Identification relay repeater 3. Memory circuit 4. Register converter 5. Translator equipment

Penjelasan :1. Merupakan pencatatan otomatis yang dilakukan di sentral dalam bentuk punched card, magnetic tape, dll.2. Data yang dicatat : DN number PN dan DN yang dipanggil Saat dan lamanya sambungan Zone Tarif3. Guna menyederhanakan pencatat / peralatan, ada kalanya lama pembicaraan dibatasi.4. Agar tarif jatuh pada pelanggan yang berhak maka dibutuhkan identifikator.5. Operation cost tinggi6. Identificator sering tidak berfungsi dengan baik, sehingga terjadi kesalahan pentarifan salah pencatatan / kurang reliable

6. MULTI METERING / BULK BILLING

1. Merupakan pengembangan all ticketing2. Tidak diperlukan identificator karena pencatatan dilakukan oleh counter yang terdapat pada masing-masing pelanggan.Counter ini ditempatkan pada berkas keluar sebelum MDF (Main Distribution Frame)3. Pentarifan jatuh pada yang berhak Bandingkan dengan all ticketing4. Terdapat 2 macam :a. Multi metering pada akhir pembicaraanb. Multi metering selama berlangsungnya pembicaraan

6.1. MULTI METERING PADA AKHIR PEMBICARAAN

Ket : CM : Call MeterTZM : Time Zone MeteringTZS : Time Zone StorageRS : Route Selector

1. Pulsa-pulsa metering untuk mengerjakan CM dihasilkan oleh TZM yang dikontrol oleh TZS.2. Pengiriman pulsa tersebut dilakukan setelah pembicaraan selesai. Selama itu LF/GS pelanggan tetap digrendel.

Kekurangan :1. Pada akhir pembicaraan tetap ada penggrendelan sampai pulse metering habis. Hal ini akan menurunkan efisiensi alat switching karena terhalangnya pendudukan baru yang mungkin muncul.2. TZM ditempatkan pada setiap junction sehinggan biaya mahal.3. Agar TZM sederhana, maka lama pembicaraan dibatasi. Dilakukan pemutusan paksa.

6.2. MULTI METERING SELAMA BERLANGSUNGNYA PEMBICARAAN / TIME PULSE METERING

Ket : 1. CM : Call Meter 2. REG : Register3. TR : Translator4. MPG : Meter Pulse Generator5. PRG : Pulse Rate Generator Lintasan / aliran signaling :A. Digit Dialing dari pemanggilB. Info zoningC. Info Periode PulseD. Pulsa pentarifan

Cara Kerja :1. Pulsa pentarifan dikirim oleh MPG ke CM.2. Interval pulsaa diatur oleh PRG berdasarkan info zoning yang dikirim oleh register / translator3. Info zoning ini tergantung kepada PN tujuan, sesuai pulse dialing pemanggil.

Terdapat 2 cara :1. Time MeteringYang dihitung hanya lama pembicaraan sedangkan jarak tidak .Bentuk ini dipakai di wilayah yang sempit.

2. Time Zone Metering Periode pulsa tergantung :- Jarak hubungan- Jumlah sentral transit / alat switching yang dipakai Jumlah pulsa tergantung lamanya sambungan

Kelebihan :1. Pencatatan dimulai pada saat sambungan terbentuk dan berakhir pula saat pembicaraan selesai. hemat waktu 2. Begitu hubungan selesai, maka semua alat switching dibubarkan Efisiensi penggunaan alat sambung3.Tidak membutuhkan TZS.4. Tidak perlu identifikasi pelanggan5. Pencatatan selalu jatuh pada pelanggan yang berhak. 6. Metering pulse dapat berupa : - Pulse DC Pulse AC (out of band frequency)

VI.7. ZONING

1. Proses zoning membantu pentarifan dalam menentukan interval pulsa, berdasar jarak sambungan yang dilaksanakan.2.Jarak sambungan tidak diukur secara eksak, akan tetapi berdasarkan klasifikasi zoning.

Terdapat 3 klasifikasi zoning : Zoning halus Zoning sedang Zoning kasar

* Zoning Halus :1. Jarak hubungan diukur antar sentral lokal, sehingga paling teliti 2. Alat zoning / metering ditempatkan disentral lokal 3. Peralatan zoning / metering berjumlah besar Biaya relatif mahal 4. Peralatan zoning harus menerima semua PN dari sentral lokal tujuan Lebih rumit * Zoning Kasar :1. Jarak hubungan diukur antar sentral tingkat paling tinggi (RC)2.Jumlah peralatan zoning / metering relatif kecil3. Tidak menggambarkan jarak yang sebenarnya4. Hanya cocok digunakan untuk hubungan international.

* Zoning Sedang :1. Jarak hubungan diukur antar sentral toll (TC) atau sentral primer (PC) 2. Alat zoning / metering ditempatkan pada TC / PC3. Jumlah peralatan zoning / metering lebih sedikit dibanding pada zoning halus Biaya relatif murah4. Lebih menggambarkan keadaan sebenarnya dibandingkan zoning halus5. Peralatan zoning / metering lebih sederhana dibanding zoning halus6. Cara ini paling banyak dipakai7. Adakalanya pentarifan juga dengan membedakan waktu sambungan : - Pagi, siang, malam - Hari libur / kerja