Makalah Penanganan Hewan

20
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, petunjuk, dan pertolongan-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari makalah ini yaitu “Galur Tikus dan Mencit”. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah praktikum Farmakologi. Harapan penulis semoga makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan dalam memahami.Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan,penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Bandung, Oktober 2014 Penyusun 1

description

farmakologi

Transcript of Makalah Penanganan Hewan

Page 1: Makalah Penanganan Hewan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, petunjuk, dan

pertolongan-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari

makalah ini yaitu “Galur Tikus dan Mencit”. Makalah ini ditulis sebagai tugas

mata kuliah praktikum Farmakologi.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan

menambah ilmu pengetahuan dalam memahami.Penulis menyadari makalah ini

jauh dari kesempurnaan,penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

Bandung, Oktober 2014

Penyusun

1

Page 2: Makalah Penanganan Hewan

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR

BAB I.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

2.1 Alasan Pemilihan Tikus dan Mencit.........................................................3

2.2 Galur atau Jenis Tikus...............................................................................5

2.3 Membuat Galur Tikus dan Mencit............................................................8

BAB III..................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..............................................................................................11

3.2 Saran........................................................................................................11

2

Page 3: Makalah Penanganan Hewan

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangSeiring dengan perkembangan ilmu kesehatan, pemanfaatan hewan

sebagai objek percobaan juga terus berkembang. Hewan laboratorium

meruapakan hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai

sebagai hewan model guna mempelajari dan mengembangkan berbagai

macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pangamatan laboratorik.

Hewan percobaan adalah setiap hewan yang dipergunakan pada

sebuah penelitian biologis dan biomedis yang dipilih berdasarkan syarat atau

standar dasar yang diperlukan dalam penelitian tersebut. Dalam

menggunakan hewan percobaan untuk penelitian diperlukan pengetahuan

yang cukup mengenai berbagai aspek tentang sarana biologis, dalam hal

penggunaan hewan percobaan untuk penelitian diperlukan pengetahuan yang

cukup mengenai berbagai aspek tentang sarana biologis, dalam hal

penggunaan hewan percobaan labolatorium (Ridwan, 2013:113).

Hewan percobaan yang umum digunakan dalam penelitian ilmiah adalah

tikus. Tikus (Rattus norvegicus) telah diketahui sifat-sifatnya secara

sempurna, mudah dipelihara, dan merupakan hewan yang relatif sehat

dancocok untuk berbagai penelitian (Depkes, 2011). Tikus termasuk hewan

mamalia, oleh sebab itu dampaknya terhadap suatu perlakuan mungkin tidak

jauh berbeda dibanding dengan mamalia lainnya (Smith and

Mangkoewidjojo, 1988). Tikus merupakan hewan laboratorium yang banyak

digunakan dalam penelitian dan percobaan antara lain untuk mempelajari

pengaruh obat-obatan, toksisitas, metabolisme, embriologi maupun dalam

mempelajari tingkah laku (Malole dan Pramono,1989).

3

Page 4: Makalah Penanganan Hewan

I.2 Rumusan Masalah1. Mengapa memilih hewan tikus dan mencit sebagai hewan percobaan?

2. Apa saja jenis atau galur hewan coba tikus?

3. Bagaimana membuat galur hewan tikus?

I.3 Tujuan Penulisan1. Mengetahui alasan pemilihan hewan coba tikus dan mencit.

2. Mengetahui jenis atau galur hewan coba tikus.

3. Mengetahui cara membuat galur hewan tikus.

4

Page 5: Makalah Penanganan Hewan

BAB II ISI

II.1 Alasan Pemilihan Tikus dan MencitMencit liar atau mencit rumah adalah hewan semarga dengan mencit

laboiratorium. Hewan tersebut tersebar di seluruh dunia dan sering

ditemukan disekitar manusia. Mencit juga banyak ditemukan di daerah lain

yang tidak dekat dengan manusia, asal ada makanan dan tempat berlindung.

Semua galur mencit laboratorium yang ada pada waktu ini merupakan

turunan dari mencit liar sesudah melalui peternakan selektif. Adapun

karakteristik dari mencit yaitu bulu mencit liar berwarna keabu-abuan, dan

warna perut sedikit lebih pucat. Mata berwarna hitam dan kulit berpigmen.

Berat badan bervariasi, tetapi umumnya pada 4 minggu berat badan

mencapai 18-20 gram. Mencit liar dewasa dapat mencapai 30-40 gram pada

umur 6 bulan atau lebih. Mencit liar makan segala makanan (omnivorus),

dan mau mencoba makanan apapun yang tersedia bahkan bahan yang tidak

bisa dimakan. Akan tetapi bahan-bahan yang tidak bisa dimakan akan

dicicipi dahulu dan hanya akan kembali makan lagi jika ada akibat-akibat

buruk setelah mencicipinya. Mencit liar dapat masuk lubang yang sangat

kecil, liang didinding dan celah-celah pada atap. Hewan ini dapat berjalan

amat jauh dalam pipa yang mempunyai garis tengah sebesar 2,5 cm, dan

dengan mudah dapat memanjat dinding batu bata. Meskipun mencit liar

lebih suka suhu lingkungan tinggi, mencit liar dapat hidup terus dalam suhu

rendah.

Selain mencit hewan percobaan yang biasa digunakan pada laboratorium

adalah tikus. Kedua hewan laboratorium ini atau hewan percobaan yang

sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model,

guna mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam

skala  penelitian atau pangamatan laboratorium. Tikus dan mencit termasuk

hewan mamalia, oleh sebab itu dampaknya terhadap suatu perlakuan

mungkin tidak jauh berbeda dibanding dengan mamalia lainnya. Tikus

merupakan hewan laboratorium yang banyak digunakan dalam  penelitian

5

Page 6: Makalah Penanganan Hewan

dan percobaan antara lain untuk mempelajari pengaruh obat-obatan,

toksisitas, metabolisme, embriologi maupun dalam mempelajari tingkah

laku.

Taksonomi tikus dan mencit adalah:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Subkelas : Theria 

Ordo : Rodensia 

Subordo : Sciurognathi 

Famili : Muridae

Subfamili : Murinae

Umumnya berat badan tikus laboratorium lebih ringan dibandingkan

berat badan tikus liar. Biasanya pada umur empat minggu beratnya 35-40 g,

dan berat dewasa rata-rata 200-250 g, tetapi bervariasi tergantung pada

galur. Tikus jantan tua dapat mencapai 500 g tetapi tikus betina jarang lebih

dari 350 g. Sama halnya dengan mencit atau mus musculus adalah tikus

rumah biasa termasuk kedalam ordo rodentia dan family Muridae. Mencit dewasa

biasa memiliki berat antara 25-40 gram dan mempunyai berbagai macam

warna. Mayoritas mencit laboratorium adalah strain albino yang mempunyai

warna bulu putih dan mata merah muda (Hrapkiewicz etal, 1998).

Mencit merupakan hewan yang tidak mempunyai kelenjar keringat,

jantung mencit terdiri dari empat ruang dengan dinding atrium yang tipis

dan dinding ventrikel yang lebih tebal. Percobaan dalam menangani hewan

yang diuji cenderung memiliki karakteristik yang berbeda, seperti mencit

lebih penakut dan fotofobik, cenderung sembunyi dan berkumpul dengan

sesame, mudah ditangani dan lebih aktif pada malam hari (nocturnal),

aktivitas terganggu dengan adanya manusia, suhu normal 37,4. Galur

Sprague-Dawley paling besar, hampir sebesar tikus liar. Ada beberapa galur

tidak berhenti tumbuh selama hidupnya. Walaupun sudah dewasa tikus

tersebut akan tumbuh terus tetapi sangat lambat. Ada dua sifat utama yang

6

Page 7: Makalah Penanganan Hewan

membedakan tikus dan mencit dengan hewan percobaan lainnya, yaitu tikus

dan mencit tidak dapat muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim

pada tempat bermuara esofagus ke dalam lambung sehingga

mempermudah proses pencekokan perlakuan menggunakan sonde lambung,

dan tidak mempunyai kandung empedu. Selain itu, tikus dan mencit hanya

mempunyai kelenjar keringat di telapak kaki. Ekor tikus dan mencit menjadi

bagian badan yang paling penting untuk mengurangi panas tubuh.

Mekanisme perlindungan lain adalah tikus dan mencit akan mengeluarkan

banyak ludah dan menutupi bulunya dengan ludah tersebut.

Beberapa alasan peneliti memilih tikus sebagai hewan percobaan adalah

karna tikus memiliki banyak keuntungan sebagai berikut :

1. Banyak gen tikus relatif mirip dengan manusia.

2. Binatang menyusui (mamalia)

3. Kemampuan berkembangbiak tikus sangat tinggi, relatif cocok untuk

digunakan dalam eksperimen massal.

4. Tipe bentuk badan tikus kecil, mudah dipelihara dan obat yang

digunakan di badannya dapat relatif cepat termanifestasi.

II.2 Galur atau Jenis TikusTikus yang selama ini sering digunakan sebagai tikus percobaan

memiliki beberapa jenis atau galur. Tidak semua jenis tikus digunakan untuk

melaksanakan penelitian. Tikus got yang bertubuh besar (kadang bisa

membuat kucing ketakutan) bukanlah hewan yang digunakan sebagai tikus

penelitian. Tikus laboratorium adalah spesies tikus rattus norvegicus yang

dibesarkan dan disimpan untuk penelitian ilmiah. Tikus laboratorium telah

digunakan sebagai model hewan yang penting untuk  penelitian dibidang

psikologi, kedokteran, dan bidang lainnya. Sebuah galur atau strain,

mengacu pada tikus, adalah sebuah kelompok di mana semua anggota secara

genetik identik. Pada tikus, ini dicapai melalui  perkawinan sedarah. Dengan

memiliki populasi jenis ini, adalah mungkin untuk melakukan percobaan

pada peran gen, atau melakukan percobaan yang mengecualikan variasi

dalam genetika sebagai faktor. Sebaliknya, outbred strain, digunakan ketika

7

Page 8: Makalah Penanganan Hewan

identik genotipe tidak diperlukan atau populasi acak diperlukan, dan lebih

didefinisikan sebagai leluhur pembanding strain.

Terdapat tiga galur atau varietas tikus yang memiliki kekhususan

tertentu yang biasa digunakan sebagai hewan percobaan yaitu galur Sprague

dawley berwarna albino putih, berkepala kecil dan ekornya lebih panjang

dari badannya, galur Wistar ditandai dengan kepala besar dan ekor yang

lebih pendek, dan galur Long evans yang lebih kecil daripada tikus putih dan

memiliki warna hitam pada kepala dan tubuh bagian depan.

1. Tikus Sprague Dawley

ciri-ciri berwarna putih, berkepala kecil dan ekornya lebih panjang

dari badannya (Malole dan Pramono). Jenis ini secara ekstensif

digunakan dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah

ketenangan dan kemudahan penanganannya. Tikus jenis ini pertama

kali diproduksi oleh peternakan Sprague Dawley (kemudian menjadi

Perusahaan Animal Sprague Dawley) di Madison, Wisconsin.

Fasilitas penangkaran dibeli pertama kali oleh Gibco dan kemudian

oleh Harlan (sekarang Harlan Sprague Dawley) pada bulan Januari

1980. Rata-rata ukuran berat tubuh tikus Sprague Dawley untuk tikus

betina dewasa adalah 250-300g, berat tikus jantan 450-520g. Lama

hidup tikus ini adalah 2,5-3,5 tahun. Tikus ini biasanya memiliki

ekor untuk meningkatkan rasio panjang tubuh dibandingkan dengan

tikus Wistar. Tikus yang digunakan dalam penelitian adalah galur

Sprague Dawley berjenis kelamin jantan berumur kurang lebih 2

bulan. Tikus Sprague Dawley dengan jenis kelamin betina tidak

digunakan karena kondisi hormonal yang sangat berfluktuasi pada

saat mulai beranjak dewasa, sehingga dikhawatirkan akan

memberikan respon yang berbeda dan dapat mempengaruhi hasil

penelitian (Kesenja 2005). Tikus putih galur ini mempunyai daya

tahan terhadap penyakit dan cukup agresif dibandingkan dengan

galur lainnya.

8

Page 9: Makalah Penanganan Hewan

2. Tikus galur wistar

Merupakan bagian dari

spesies rattus norvegicus.

Jenis galur ini

dikembangkan di Institut

Wistar pada tahun 1906

untuk digunakan dalam

biologi dan penelitian

medis. Jenis Tikus ini galur tikus  pertama yang dikembangkan

sebagai model organisme. Tikus Wistar adalah hewan yang sering

dipergunakan dalam berbagai  penelitian, termasuk penelitian

hormon dan pengamatan tingkah laku kopulasi yang berkaitan

dengan libido. Ciri tikus ini adalah mempunyai kepala lebar, telinga

panjang, dan memiliki berat badan antara 200-400 gram dengan lama

waktu hidup 2,5 sampai dengan 3 tahun. Masa pubertas tikus 50 ± 10

hari. Standar perawatan tikus wistar sebagai hewan percobaan

meliputi makanan, minuman, dan lingkungan pada kandang

diantaranya temperatur, kelembaban dan intensitas cahaya. Tikus

wistar memerlukan asupan makanan sebanyak 5 gram/100 gram

berat  badan dan konsumsi cairan 8–11 ml/gram berat badan dalam

24 jam. Temperatur kandang yang diperlukan untuk perawatan tikus

wistar adalah 21–24oC dengan rata-rata kelembaban 40-60%.

Intensitas cahaya yang diperlukan adalah 75–125 fc, dengan siklus

siang-malam sebanyak 12–12 jam atau 14 –10 jam.

9

Page 10: Makalah Penanganan Hewan

3. Tikus Long-Evans

Adalah tikus strain outbred termasuk dalam spesies rattus

norvegicus.

Jenis galur

ini

dikembangkan oleh Drs. Long dan Evans pada tahun 1915 dengan

menyilangkan beberapa Wistar betina dengan Tikus jantan Grey

wild. Long Evans tikus putih dengan tudung hitam, atau kadang-

kadang putih dengan kerudung cokelat. Mereka dimanfaatkan

sebagai model serbaguna organisme, sering dalam perilaku dan

penelitian obesitas.

II.3 Membuat Galur Tikus dan Mencit Selain tikus putih, jenis tikus yang sering digunakan untuk penelitian

adalah tikus putih besar (rattus norvegicus). Dilihat dari struktur

anatomisnya, tikus putih memiliki lima pasang kelenjar susu. Distribusi

jaringan mammae menyebar, membentang dari garis tengah ventral atas

panggul, dada dan leher. Paru-paru kiri terdiri dari satu lobus, sedangkan

paru kanan terdiri dari empat lobus.

Ternyata tikus putih alias mencit ini tidak hanya untuk pakan reptil

hewan peliharaan saja. Tikus yang untuk pakan reptil adalah tikus putih

biasa atau tikus afkiran. Tikus putih juga biasa digunakan untuk penelitian.

Banyak mahasiswa STIKES atau mahasiswa Kedokteran dan Farmasi yang

memanfaatkan tikus putih sebagai objek penelitian. Harga tikus putih untuk

penelitian tentu saja jauh lebih tinggi daripada tikus untuk pakan. Karena

tikus-tikus untuk penelitian biasanya memerlukan persyaratan khusus.

Misalnya: keseragaman galur, umur, dan bobot tubuh. Cara

pemeliharaannya pun juga sedikit berbeda, lebih diperhatikan masalah

10

Page 11: Makalah Penanganan Hewan

kebersihan dan pakannya.Permintaan tikus putih untuk penelitian ada

spesifikasinya. Jenis tikus yang biasa untuk penelitian selain mencit (mus

musculus) adalah tikus putih besar (Rat) dari spesies rattus norvegicus.

Galur/strain rattus norvegicus yang biasa diminta untuk penelitian dari galur

Wistar dan Sprague Dawley (SD).

Umumnya penelitian mahasiswa di Indonesia menggunakan galur

Wistar. Sekarang ini, usaha untuk mengembangbiakkan tikus putih sebagai

pakan hewan peliharaan sudah mulai marak. Hal ini dikarenakan fungsi

tikus putih yang beraneka ragam, serta harganya yang semakin mahal. Usaha

untuk mengembangbiakkan tikus putih bisa melalui perusahaan besar yang

bertugas mensuplai kebutuhan laboratorium sebuah institusi pendidikan,

serta dari usaha perorangan yang melihat bisnis budidaya tikus putih adalah

sebuah bisnis yang menjanjikan. Langkah pertama dalam budidaya tikus

putih adalah menyiapkan indukan.

Indukan yang baik dan sehat, kemungkinan besar akan menghasilkan

keturunan yang baik dan sehat. Untuk membudidayakan tikus putih tidak

perlu menggunakan tempat khusus. Tikus putih hanya perlu ditempatkan di

bak-bak plastik sederhana, dengan tetap memperhatikan sirkulasi udaranya.

Tidak ada makanan khusus yang harus disediakan untuk budidaya tikus

putih. Tetapi ada sebuah pengalaman dari seorang pakar yang telah berhasil

membudidayakan tikus putih selama bertahun-tahun bahwa taoge

merupakan makanan yang bisa dikonsumsi oleh tikus putih untuk

memperbanyak anakan tikus.

Indukan yang diberi makanan taoge biasanya akan menghasilkan anakan

yang sangat banyak. Rata-rata periode kehamilan tikus putih adalah

duapuluh hari. Pada masa itu, tikus putih yang sedang hamil harus

dipisahkan dari tikus yang lain. Tujuannya adalah menghindari terjadinya

stress pada tikus yang sedang hamil. Setelah beberapa hari, indukan tikus

akan segera melahirkan anaknya yang berwarna merah. Untuk tikus muda,

sekali melahirkan bisa menghasilkan empat ekor anak, dan untuk tikus

dewasa bisa menghasilkan sepuluh ekor anak. Pada masa-masa itu, seorang

11

Page 12: Makalah Penanganan Hewan

peternak tikus putih harus selalu memperhatikan makanan bagi indukan

tikus supaya gizinya terpenuhi.

Bisa dibayangkan jika seekor tikus untuk sekali melahirkan mampu

menghasilkan empat sampai dengan sepuluh ekor anak, serta hanya

memerlukan waktu duapuluh hari untuk masa kehamilannya, usaha

budidaya tikus putih akan berkembang dengan sangat cepat.

12

Page 13: Makalah Penanganan Hewan

BAB III PENUTUP

III.1 KesimpulanTikus dan mencit digunakan sebagai hewan percobaan karena tikus dan

mencit mempunyai banyak keunggulan. Pertama, tikus dan mencit hampir

sama dengan manusia secara fisologi. Kedua, tikus dan mencit merupakan

golongan binatang menyusui atau mamalia yang memiliki kemampuan

berkembangbiak yang sangat tinggi, sangat cocok untuk digunakan dalam

percobaan besar-besaran. Selain itu, tipe bentuk badan tikus dan mencit,

mudah dipelihara dan reaksi obat yang digunakan ke badannya dapat cepat

terlihat.

Macam – macam galur pada tikus putih

1. Wistar rat

2. Tikus Sprague Dawley

3. Long-Evans tikus

Cara membuat galur tikus adalah melalui induk tikus yang kemudian

diberi perawatan khusus, dengan memisahkan kandang, pemberian pangan,

dan lain sebagainya.

III.2 SaranMenyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna , kedepannya

penulis akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah ini

dengan sumber – sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan.

13