Makalah Pelingkupan Amdal

29
Pelingkupan PELINGKUPAN DALAM AMDAL *) Oleh: Ir. Mursidi, M.Si **) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dokumen AMDAL terdiri dari: Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pementauan lingkungan (RPL). Studi ANDAL terdiri dari: Penapisan (Screening), Pelingkupan (Scoping), Identification (Indentifikasi), Prediction (Prakiraan), dan Evaluation (Evaluasi). Penapisan di Indonesia tidak perlu dilakukan oleh pemrakarsa, karena sudah ditentukan bahwa kegiatan yang termasuk dalam wajib dilengkapi dengan AMDAL. Dalam studi KA-ANDAL, pelingkupan merupakan tahapan awal dan sangat penting,. Tujuan penyusunan KA-ANDAL adalah: (1) Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL; (2) Mengarahkan studi ANDAL agar efektif dan efisien sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Adapun fungsi dokumen KA- ANDAL adalah: (1) Rujukan bagi pemrakarsa, instansi pemerintah, dan penyusun ANDAL; (2) Rujukan bagi penilai dokumen ANDAL. Proses pelingkupan diawali oleh identifikasi dampak potensial, kemudian evaluasi dampak potensial hingga penentuan dampak penting hipotetik. Untuk itu penyusun AMDAL *) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,. **) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL 1

description

Makalah Pelingkupan Amdal

Transcript of Makalah Pelingkupan Amdal

Pelingkupan

PELINGKUPAN DALAM AMDAL *)Oleh: Ir. Mursidi, M.Si **)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting wajib dilengkapi dengan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dokumen AMDAL terdiri dari:

Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL, Rencana Pengelolaan

Lingkungan (RKL), dan Rencana Pementauan lingkungan (RPL).

Studi ANDAL terdiri dari: Penapisan (Screening), Pelingkupan (Scoping),

Identification (Indentifikasi), Prediction (Prakiraan), dan Evaluation (Evaluasi). Penapisan

di Indonesia tidak perlu dilakukan oleh pemrakarsa, karena sudah ditentukan bahwa

kegiatan yang termasuk dalam wajib dilengkapi dengan AMDAL.

Dalam studi KA-ANDAL, pelingkupan merupakan tahapan awal dan sangat

penting,. Tujuan penyusunan KA-ANDAL adalah: (1) Merumuskan lingkup dan

kedalaman studi ANDAL; (2) Mengarahkan studi ANDAL agar efektif dan efisien sesuai

dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Adapun fungsi dokumen KA-ANDAL

adalah: (1) Rujukan bagi pemrakarsa, instansi pemerintah, dan penyusun ANDAL; (2)

Rujukan bagi penilai dokumen ANDAL.

Proses pelingkupan diawali oleh identifikasi dampak potensial, kemudian evaluasi

dampak potensial hingga penentuan dampak penting hipotetik. Untuk itu penyusun

AMDAL harus mempunyai pengalamam dan wawasan tentang rincian atau karakter

kegiatan (termasuk alternatif-alternatifnya) maupun komponen lingkungan hidup fisik-

kimia, biologi, dan sosekbudkesmas).

B. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Pelingkupan

1. Pengertian Pelingkupan

Pelingkupan yang dimaksud dalam KA-ANDAL hampir sama dengan Perumusan

Masalah dalam suatu Penelitian Ilmiah, yaitu melakukan pembatasan ruang lingkup ke

hal-hal (faktor-faktor) yang relevan untuk pengambilan keputusan atau menyimpulkan

hasil penelitian menjadi lebih baik (tepat dan benar). Dapat pula dikatakan sebagai

pemusatan (focusing) pelaksanaan ANDAL, sehingga hal-hal (faktor-faktor) yang tidak

urgen tidak perlu dikaji.

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

1

Pelingkupan

Pelingkupan juga merupakan suatu proses penelahaan sebab akibat, interaksi antara

kegiatan dengan komponen lingkungan hidup dan atau diantaranya. Telaahan interaksi

sebab akibat, dibatasi secara rasional untuk hal-hal yang penting, dengan pertimbangan dan

beberapa asumsi yang logis (spatial and temporal). Proses pelingkupan dilakukan dengan

menggunakan atau memilih beberapa metode. Namun perlu juga diingat, bahwa

permasalahan dinamika lingkungan hidup terkadang tidak hanya terjadi secara obyektif,

tetapi dapat subyektif.

Memutuskan hal-hal penting (parameter komponen lingkungan hidup, sebaran

geografis, dan sebaran waktu) dalam pelingkupan juga perlu mempertimbangkan beberapa

kendala yang lazimnya dihadapi dalam penelitian (kepakaran, peralatan, waktu, dan biaya).

Tetapi secara ideal (ketentuan hukum) kendala di atas, dalam ANDAL tidak dapat

ditiadakan. Untuk mengatasi hal ini, jika harus dengan asumsi, maka memerlukan

pertimbangan ilmiah yang lebih baik. Kendala yang dihadapi kemungkinan berupa

ketersediaan data jangka panjang (curah hujan, angin, debit air sungai, dinamika

kependudukan), ketersediaan peta, distribusi cemaran udara yang ada, dlsb.

2. Tujuan Pelingkupan

Secara ringkas tujuan dari pelingkupan ada 3, yaitu dapat menentukan dampak

penting (hipotetik), batas wilayah, dan waktu kajian. Adapun secara rinci dapat

menentukan:

a. Komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak penting sehubungan

dengan pelaksanaan rencana kegiatan.

b. Variabel-variabel kunci maupun pendukung dari komponen lingkungan hidup

yang akan terkena dampak penting.

c. Batas wilayah dan lokasi-lokasi pengukuran (pengambilan sampel) data rona

lingkungan hidup yang harus dilakukan dalam ANDAL.

d. Tingkat kedalaman pengumpulan data dan prakiraan dampak untuk tiap komponen

lingkungan hidup.

e. Menelaah ada tidaknya keterkaitan dampak dari kegiatan lain di sekitar rencana

proyek, untuk bahan pertimbangan metode pengumpulan data dalam ANDAL.

f. Rentang waktu prakiraan dampak penting, terutama untuk tahap operasional

kegiatan.

g. Perlu tidaknya kajian resiko terhadap lingkungan (environmental risk assessment).

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

2

Pelingkupan

3. Manfaat Pelingkupan

a. Dokumen Kerangka Acuan menjadi jelas dan baik, sehingga

memudahkan dan mempercepat birokrasi pengambilan keputusan realisasi proyek.

b. Dokumen ANDAL atau EIS (Environmental Impact Statement)

menjadi baik (logis, rasional, tepat, dan akurat), sehingga akan memberikan dokumen

RKL dan RPL yang baik pula.

c. Dampak negatif penting atau resiko timbulnya kerusakan

lingkungan, pencemaran lingkungan, konflik sosial ekonomi, dan lainnya dapat

dihindari; adapun pengembangan dampak positif akan semakin jelas.

d. Biaya pelaksanaan ANDAL menjadi efektif dan optimal.

II. PROSES PELINGKUPAN

A. Pelingkupan Dalam Amdal

Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup

permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotetik yang terkait dengan rencana

kegiatan. Pelibatan masyarakat merupakan bagian proses pelingkupan. Prosedur pelibatan

masyarakat harus mengacu pada perautran perundangan yang berlaku. Pelingkupan

umumnya dilakukan melalui 3 tahap yaitu: identifikasi dampak, evaluasi dampak, dan

klasifikasi & prioritas (Gambar 1). Dalam proses tersebut menggunakan berbagai pustaka.

Gambar 1. Bagan Proses Pelingkupan(Proses Identifikasi dan Evaluasi dalam Pelingkupan)

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

3

DeskripsiRencanaKegiatan

Rona Lingkungan

HidupIdentifikasi

DampakPotensial

DampakPotensial

PrioritasDampakPenting

Hipotetik

DampakPenting

Hipotetik

EvaluasiDampakPotensial

Klasifikasi&

PrioritasMasukanMasyarakat

Pelingkupan

Dalam proses pelingkupan, sudah harus teridentifikasi hal-hal berikut:

Komponen rencana kegiatan, Komponen (rona) lingkungan yang akan terkena dampak maupun interaksinya, Dampak potensial yang akan terjadi (primer, sekunder, tersier, dstl), Sifat dampak, Variabel-variabel komponen lingkungan yang terkena dampak, Sumber data untuk tiap variabel, Lokasi pengambilan sampel dan data, Metode yang akan digunakan untuk pengumpulan data (dan analisisnya), Metode prakiraan dampak, Metode evaluasi dampak, Tenaga ahli yang dibutuhkan, dan Waktu kajian.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah Penelitian Ilmiah

Penelitian adalah karya ilmiah, sehingga harus Sistematis, Obyektif, Empiris, dan

Akumulatif bagi IPTEK. Setiap penelitian harus punya: Model dan Permasalahan,

berlandaskan Teori & Fakta. Peneliti harus punya etika: Jujur, Tak Plagiat, Tak Mencuri

Ide; dan memiliki: Intelegence (Kecerdasan), Interest (Perhatian), Imagination (Daya

khayal), Initiative (Inisiatif), Informative (Informatif), Inventive (Daya cipta), Industrious

(Usaha keras), Intence Observation (Pengamatan yang tak bosan), Integrity (Kejujuran),

Infectious Entusiasme (Keinginan yang tinggi), Indefatigable Writer (Rajin menulis), dan

Incentive (Menikmati dan mencintai)

Keterbatasan individual dapat dilengkapi oleh Tim (Spekulatif & Konservatif).

Peneliti juga harus punya kemampuan: Penguasaan alat analisis (misal Statistika,

Biometrika, Ekonometrika, Model Matemtika, dll), dan bahasa standar penulisan ilmiah.

Obyek penelitian dapat dicari melalui: Pengamatan, Bacaan, dan Transfer Pengetahuan.

Garis Besar Tulisan Ilmiah: Masalah & Pemecahan – Teori – Hipotesis – Desain

Penelitian – Pengukuran –Analisis – Interpretasi. Kasus suatu penelitian, umumnya tak

jelas perbedaan antara latar belakang dan permasalahan, sehingga Lingkup dan Metode

serta Analisis interpretasinya tidak tepat dan tidak saling mendukung. Tingkatan studi

ilmiah: S1 = Aksiologi = terapkan kegunaan ilmu, S2 = Epistemologi = mengembangkan

ilmu , S3 = Ontologi = memahami ilmu.

Perumusan masalah menjadi dasar penyusunan hipotesis dan metode penelitian,

biasanya memuat premise dan asumsi-asumsi. Premise merupakan dasar pemikiran atau

penjelasan yang kebenarannya sudah dipastikan atau merupakan patokan yang tak bisa

dibantah (misal energi matahari). Premise berisi: hasil (ergodic) dan penyebab (causative); *) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

4

Pelingkupan

berupa teori-teori, dalil-dalil, dan aksioma; yang dapat dinyatakan dengan peubah-peubah

(variable). Asumsi merupakan pengandaian atau turunan deskriptif terkait atau peubah

terkait yang bisa langsung ataupun tak langsung mempengaruhi peubah causatif. Asumsi

sering digolongkan sebagai ceretus paribus atau menyamakan kondisi lain, padahal kasus

tertentu bisa tak pasti.

Y = f (X1, X2, X3, ............Xn)

Y = f (X1, X2, ......Xk / X1, X2, ......Xm)

Ergodic Causatif Ceretus paribus

Rumusan masalah adalah penjelasan terjadi tidaknya ergodic. Sedangkan latar

belakang biasanya hanya penjelasan tentang peranan atau pentingnya penelitian bagi

perkembangan ilmu atau bagi kehidupan manusia. Misal ergodic merugikan manusia,

maka ini bukan masalah penelitian, tetapi latar belakang penelitian. Jika ergodic tidak

tercapai, biasanya dikarenakan causatif tidak jelas.

Hipotesis menjelaskan dependensi antara causatif (sebagai antesenden) terhadap

ergodic (konsekuensi). Silogismenya: Jika ...antesenden, maka ......sehingga

konsekuensinya....... Hipotesis mempunyai syarat: berisi sesuatu yang mungkin, dapat

menjelaskan kenyataan, logis, dan bisa dikaji.

Pendekatan masalah membantu rumusan masalah dan hipotesis; biasanya

digambarkan dalam diagram atau bagan alir berupa pengenalan komponen, proses, dan

pengkajiannya. Komponen yang dikenalkan berupa faktor-faktor atau peubah-peubah

yang bisa diukur atau diuji. Kesulitan atau kesalahan dapat terjadi, jika permasalahan

terlampau luas ataupun terlampau sempit ataupun mengandung emosi, prasangka, dan hal-

hal yang tidak ilmiah. Contoh pendekatan rumusan dan pemecahan masalah berupa

diagram:

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

5

Pelingkupan

BOD5 Aman

DO aerob/anaerob

Gambar 2. Beban Masukan Bahan Organik Terhadap Kualitas Air Sungai

Model Defisit DO

K’ Lo S + R + PDt = (e –K’t – e –K”t ) + Do e-K“t + (1 – e –K”t ) K” – K’ K”

Dt = defisit DO sesudah waktu tempuh (ton/hari), K’ = konstanta laju oksidasi 24 jam, Lo = BOD5 total awal aliran (ton/hari), K’‘ = konstanta laju reaerasi 24 jam, t = waktu tempuh (hari), Do = defisit DO awal aliran (ton/hari), S = DO untuk substrat sepanjang aliran (ton/hari), R = DO untuk respirasi sepanjang aliran (ton/hari), P = DO hasil fotosintesis sepanjang aliran (ton/hari)

III. SYARAT PELINGKUPAN

A. Pemahaman Rona Lingkungan

Sebagaimana dikemukakan, bahwa tujuan utama dari pelingkupan adalah

menentukan komponen lingkungan hidup yang dapat terkena dampak penting. Untuk itu

pengetahuan dan pemahaman tentang kualitas, tolok ukur, dan variabel tiap sub komponen

lingkungan hidup sangat penting. Kenyataan parameter-parameter lingkungan hidup

sangat banyak, dimensinya beragam, dinamis, dan cukup pelik; sehingga tidak mudah

dipahami secara lengkap.

Definisi ekosistem (tidak mengaitkan keberadaan manusia) berbeda dengan

lingkungan (mengaitkan keberadaan manusia). Lingkungan bio-fisik-kimia dapat dirunut

mulai dari: udara, tanah, dan air; sedangkan keberadaan manusia dapat dipisahkan:

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

6

Beban MasukanBOD5 (Lo Efluen)

Suhu & Hidro-dinamika Sungai

Fotosintesis, Respirasi, Oksidasi Substrat

BOD5 di Lt(Laju K’)

DO di Lt(Laju K”)

KualitasAir

Pelingkupan

komponen sosial ekonomi (kependudukan dan perekonomian), sosial budaya (adat,

kebiasaan, pola hidup), kesehatan (status gizi dan penyakit), dan persaepsi terhadap alam

maupun lingkungan buatan.

Perbedaan ruang dan waktu (spasial & temporal) juga menentukan intensitas hasil

interaksi antar komponen bahkan tolok ukur bagi lingkungan hidup setempat. Dampak

proyek sejenis yang berada di daerah yang relatif alami berbeda dengan di daerah padat

permukiman. Daya dukung atar wilayah berbeda-beda. Pengaruh emisi terhadap udara

ambien di pesisir dengan pedalaman akan berbeda. Penyebaran konsentrasi gas pencemar

atau tingkat kebisingan pada siang hari berbeda dengan malam hari. Tingkat assimilasi

atau swapurifikasi perairan yang mengalir berbeda dengan yang menggenang. Sungai

yang memiliki swapurifikasi masih baik berbeda dengan yang sudah maksimal dalam

menerima buangan organik. Demikian pula dengan proyek yang berbatasan dengan

kawasan lindung, dampak pentingnya akan berbeda dibanding dengan kawasan

pemanfaatan.

Untuk itu pelingkupan sebaiknya dilakukan oleh beberapa pakar yang memahami

bidangnya, atau oleh orang yang telah berpengalaman. Walaupun analogi dari kejadian

proyek sejenis dapat diambil; tetapi jika ruang dan waktunya berbeda, maka respon dari

interaksi antar komponen lingkungan dapat signifikan berbeda.

B. Merinci Sumber Dampak

Sumber dampak berupa rincian kegiatan proyek atau usaha, sebagaimana lazimnya

(pedoman penyusunan ANDAL dan kelayakan teknis) dibedakan antara tahapan: Pra

Konstruksi, Konstruksi, Operasional, dan Pasca Proyek. Dampak yang ditimbulkan dari

masing-masing tahapan tergantung dari jenis, besaran, dan karakteristik proyek. Tahapan

proyek pemanfaatan sumber daya alam dapat pulih, tidak dapat pulih, atau buatan

memberikan dampak yang berbeda. Enam kriteria untuk evaluasi dampak penting sesuai

Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 Tahun 1994 dalam pelingkupan sudah harus

dipertimbangkan (sampai tiap variabel komponen lingkungan yang terkena dampak).

Berdasarkan hal di atas, maka dapat dimengerti sebaiknya ANDAL (kelayakan

lingkungan) dilakukan setelah kelayakan teknis selesai (terdokumentasi dengan baik).

Tetapi jika berurutan, terkadang menghambat realisasi investasi. Jika dilakukan secara

overlapping, pelaksanaan ANDAL bisa tidak sempurna. Untuk ini pihak-pihak yang

terkait sebaiknya dapat memahami dan mencari alternatif-alternatif terbaik. Bagi proyek

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

7

Pelingkupan

sejenis dapat mengambil analogi yang sudah ada, tetapi tetap mempertimbangkan beda

lokasi dan dinamika lingkungannya.

Berkaitan dengan kewajiban suatu proyek disertai AMDAL, maka dalam kelayakan

teknis juga sudah harus mempertimbangkan adanya dampak penting. Hal ini akan sangat

membantu manajemen proyek maupun kelayakan finansialnya, sehingga pembangunan

berwawasan lingkungan dan berkesinambungan benar-benar tercipta. Efek rancang

bangun, tata letak, pembiayaan, ketenaga kerjaan, sumber energi, peralatan, material,

teknologi, proses produksi, dan pengendalian dampak lingkungan sudah harus

dipertimbangkan dalam kelayakan teknis dan finansial.

III. METODE PELINGKUPAN

Pelingkupan dapat dilakukan secara baik, apabila data rincian kegiatan sudah

lengkap dan rona lingkungan secara umum dapat dipahami. Langkah awal adalah

identifikasi dampak (identification), kemudian memberi pembobotan dampak (scoring)

dan selanjutnya pemusatan dampak (focusing).

A. Identifikasi Dampak

Metode identifikasi dampak untuk pelingkupan sama dengan untuk ANDAL.

Beberapa metode identifikasi yang ada disesuaikan atau dipilih yang cocok dengan

karakteristik proyek. Metode identifikasi dampak diantaranya adalah:

1. Bagan Alir (Network = Flowchart)

Metode ini membuat gambar alur (tanda panah) sebab akibat sumber dampak

(kegiatan) terhadap komponen lingkungan (variabel) yang terkena dampak maupun alur

interaksinya.

Kelebihan: dapat menggambarkan sebab akibat, dampak langsung dan tidak

langsung, dan beberapa sumber dampak terhadap suatu komponen lingkungan.

Kekurangan: tidak memberi uraian penjelasan sebab akibatnya, perkiraan besar

dampak, dan lokasi maupun lama waktu kejadian dampak.

2. Daftar Uji (Checklist)

Daftar uji ada 2 atau 3 macam yaitu: simple checklist, descriptive checklist, dan

questioner checklist. Metode simple cheklist adalah membuat daftar berupa tabel

sederhana, tiap baris berisi rincian kegiatan proyek dan kolomnya berisi tanda dampak (-

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

8

Pelingkupan

dan +); adapun descriptive checklist kolomnya ditulis uraian dampak. Sedangkan

questioner checklist kolomnya berisi pertanyaan-pertanyaan, dan kolom lain dapat diisi

tanda ada tidaknya dampak (- atau +).

Simple checklist lebih praktis, cukup satu halaman sehingga keseluruhan dampak

proyek mudah dilihat, sebaliknya descriptive checklist kurang praktis tetapi lengkap

dengan uraian penjelasan (perkiraan besar dampak, lokasi, dan waktu).

Kelebihan: lebih praktis dan bisa memberikan penjelasan.

Kekurangannya: tidak dapat menggambarkan dampak ikutannya.

3. Matrix

Metode ini membuat daftar berupa tabel kontingensi (matrix) yaitu interaksi tiap baris

berupa rincian sub komponen lingkungan hidup dan tiap kolom berupa rincian tahapan

kegiatan proyek. Apabila ada dampak, maka kotak interaksi baris dan kolom yang

bersangkutan diberi tanda (bisa dipilih x , /, √, -, + ).

Kelebihan: langsung menggambarkan hasil interaksi kegiatan dan dampaknya, bisa

satu halaman sehingga cukup praktis untuk mengetahui keseluruhan dampak. Jika

kontingensi dapat dijumlahkan (ada standar scoring), maka tiap baris (dampak

komponen lingkungan) atau kolom (kegiatan) dapat dijumlahkan.

Kekurangan: tidak dapat menggambarkan dampak langsung dan tidak langsung dan

tidak memuat uraian penjelasan.

4. Overlay

Metode ini menggunakan beberapa peta tematik tata letak kegiatan proyek maupun

rona biogeofisik wilayah kerja proyek atau wilayah ekologisnya ditumpang tindihkan.

Metode ini digunakan untuk analisis parameter-parameter tertentu (sebaran pencemaran

udara, penutupan lahan, migrasi satwa, pencampuran massa air, dll). Overlay lebih

banyak digunakan untuk penentuan titik pengambilan sampel rona lingkungan atau

penentuan batas wilayah studi.

5. Adhoc

Metode ini menggunakan tim atau kepanitiaan untuk melakukan pelingkupan. Tim

yang dibentuk dari pakar yang berpengalaman dengan jenis atau karakteristik proyek serta

dari berbagai bidang keahlian (biogeofisik maupun sosekbudkesmas). Rincian kegiatan

proyek bidang eksplorasi migas, pengilangan migas, pertambangan, pengusahaan hutan,

perkebunan, dan lain-lain mempunyai permasalahan yang berbeda-beda. Demikian pula

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

9

Pelingkupan

kepekaan pakar masing-masing bidang akan berbeda. Semakin lengkap keahlian anggota

tim, maka isu pokok dalam pelingkupan akan semakin baik.

B. Pembobotan Dampak

Setelah komponen lingkungan hidup yang terkena dampak diidentifikasi,

dilanjutkan dengan pembobotan besar kecilnya atau penting tidaknya dampak tersebut.

Pembobotan dapat menggunakan pertimbangan 6 kriteria evaluasi dampak penting dan

skala (kuantitatif atau kualitatif). Namun perlu diingat, kriteria atau skala yang digunakan

terkadang tidak tepat untuk parameter-parameter tertentu. Pencemar yang bersifat akut,

lethal, atau terakumulasi dapat terabaikan, demikian pula dengan persepsi penduduk yang

berbeda kepentingannya atau berbeda tingkat pengetahuannya.

Semakin banyak kriteria atau semakin banyak skala yang dipakai akan semakin

sulit menentukan perbedaan antar dampak, sebaliknya jika terlalu sedikit maka tidak jelas

perbedaannya. Terlebih, karakteristik rona lingkungan hidupnya berbeda. Kelestarian

manfaat lingkungan hidup (biogeofisik) tetap terjaga, tetapi di negara maju, kepedulian

terhadap kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan mendapat perhatian serius

(detail). Sedangkan di negara berkembang, cenderung terabaikan, lebih cenderung

beragumen sesuai dengan peraturan perundangan. Baku mutu emisi atau effluent limbah

cair atau bahkan untuk lingkungan terkadang tidak tepat untuk proyek sejenis di lokasi

tertentu.

Untuk itu pelingkupan sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan masukan

dari beberapa pustaka, partisipasi masyarakat (melalui sosialisasi), atau peretemuan-

pertemuan (seminar kelompok, lokakarya, brainstorming, dll).

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

10

Pelingkupan

Gambar 4. Bagan Alir Hasil Pelingkupan

C. Pemusatan Dampak

Dampak yang telah teridentifikasi dan bobotnya secara hipotetis penting atau

menjadi isu pokok, selanjutnya ditelaah keterkaitan satu sama lainnya atau keterkaitannya

dengan faktor-faktor lain. Hal ini untuk menentukan metode pengumpulan data tiap

variabel atau faktor penentunya, terutama dampak yang dapat diprakirakan secara formal

(model matematika). Adapun yang tidak dapat diprakirakan secara formal, dapat

menggunakan analogi dengan asumsi yang akurat.

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

11

RONA LHFisik Kimia

1. Iklim/Mikro2. Kualitas Udara3. Kebisingan4. Fisiografi5. Erosi6. Kesuburan Tanah7. Drainase8. Sedimentasi9. Kualitas AirD. Biologi1. Vegetasi2. Satwa3. Biota AirC. Sosekbudkesmas1. PAD2. Lap. Kerja3. Demografi4. Pendapatan Masy5. Persepsi/Konflik6. Pendidikan7. Prevalensi Penyakit8. Gizi

IdentifikasiDampakPotensial

Dampak PotensialA. Fisik Kimia1. Iklim/Mikro2. Kualitas Udara3. Kebisingan4. Fisiografi5. Erosi6. Kesuburan Tanah7. Drainase8. Sedimentasi9. Kualitas AirB. Biologi1. Vegetasi2. Satwa3. Biota AirC. Sosekbudkesmas1. PAD2. Lap. kerja3. Pendapatan Masy4. Demografi5. Persepsi/Konflik6. Pendidikan7. Prev. Penyakit8. Gizi

Prioritas DP HiptkSosekbudkesmas

1. Pendapatan Masy2. PAD3. Persepsi/Konflik4. Prev. Penyakit

Biologi1. Nilai Vegetasi2. Keanekaragaman

Satwa3. Keanekaragaman

PlanktonFisik Kimia

1. Erosi2. Sedimentasi3. Drainase4. Kualitas Air5. Fisiografi6. Kesuburan Tanah7. Kualitas Udara8. Kebisingan

EvaluasiDampakPotensial

Klasifikasi&

Prioritas

DP HipotetikA. Fisik Kimia1. Iklim/Mikro2. Kualitas Udara3. Kebisingan4. Fisiografi5. Erosi6. Kesuburan Tanah7. Drainase8. Sedimentasi9. Kualitas AirB. Biologi1. Vegetasi2. Satwa3. Biota AirC. Sosekbudkesmas1. PAD2. Lap. kerja3. Pendapatan Masy4. Demografi5. Persepsi/Konflik6. Pendidikan7. Prev. Penyakit8. Gizi

RENCANA KEGIATANA. Tahap Pra Konstruksi1. Eksplorasi/Perijinan2. Pembebasan LahanB. Tahap Konstruksi1. Land Clearing2. Pemb Jalan3. Empl/Sarana4. Penerimaan TK5. Pengadaan AlatC. Tahap Opr1.Pengupasan Tanah/Btn2. Penggalian BB3. Angkutan ke Stockpile4. Loading5. CSRD. Tahap Pasca Opr1. Reklamasi/Revegetasi2. Pengembalian/Peman-

Pelingkupan

Hasil pemusatan dampak selain berupa variabel (penting atau isu pokok); juga

berupa cara pengukurannya (lokasi, waktu, frekuensi), peralatan yang diperlukan,

pembiayaan, dan kepakaran yang diperlukan.

D. Penentuan Batas Geografis

Batas geografis yaitu batas wilayah studi ANDAL ditentukan berdasarkan batas

(dan tata letak) kegiatan proyek, batas administrasi, batas ekologis biasanya (daerah

tangkap air), dan letak kegiatan lain yang signifikan memberikan dampak lingkungan.

Ketersediaan peta-peta di atas dan informasi tematik lain (tata guna lahan, topografi, jalan,

dan permukiman) sangat penting dalam pelingkupan. Tidak hanya untuk penentuan batas

wilayah studi, tetapi juga untuk identifikasi, maupun pembobotan dan pemusatan dampak.

DAFTAR PUSTAKA

Canter,  L.  W.  1977.  Environmental  Impact  Assessment. McGraw-Hill Book Co. New York.

FEARO.  1978. Guide for Environmental Screening.  Federal Activities Branch Environmental Protection Service  and Federal Environmental Assessment Review Office.  Minister of Supply and Services, Canada.

Rau, J. G. dan Wooten, D. C. 1980. Environmental Impact Analysis Handbook. McGraw-Hill Book Co. New York.

Soemarwoto,  O. 1988. Analisis Dampak  Lingkungan.  Gajah Mada Univercity Press. Yogyakarta.

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

12

Pelingkupan

LAMPIRAN CONTOH KASUS

Contoh beberapa metode identifikasi dampak disajikan dalam halaman berikut:

Sumber DampakDampak Ordo

PertamaDampak Ordo

Kedua

Gambar: Bagan Alir Identifikasi Dampak Kegiatan Persiapan Penambangan Batubara

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

13

Eksplorasi &Perizinan

Pembebasan Lahan

Land Clearing

Pembangunan Jalan

Emplasemen/Sarana

PenerimaanTenaga Kerja

Persepsi Masy.

Konflik Sosial

Fisiografi

Vegetasi(hilang)

Iklim Mikro

.Satwa Liar

Drainase

Longsor/Erosi

Sedimentasi

.LapanganKerja

Pendapatan

PAD

Pra

Kon

stru

ksi

dan

Kon

stru

ksi

Kualitas air

Pengadaan Alat Berat Gangguan

Lalin

Pelingkupan

Sumber DampakDampak Ordo

PertamaDampak Ordo

Kedua

Gambar: Bagan Alir Identifikasi Dampak Kegiatan Penambangan Batubara

Sumber DampakDampak Ordo

PertamaDampak Ordo

Kedua

Gambar: Bagan Alir Identifikasi Dampak Pasca Kegiatan Penambangan Batubara

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

14

Pengupasan Tanah/Batuan

Penggalian Batubara

Angkutan ke Stock pile

Processing

Stock pile

Loading

Longsor/Erosi

PersepsiMasy

Kualitas Air

Debu & Kebisingan

Lap. Kerja & Pendapatan Masyarakat

Persepsi Masyarakat

Fisiografi

Pen

amba

ngan

CSR

Sedimentasi/Drainase

Kualitas Air

KonflikSosial

.

K3 & Kesmas

Biota Air

Reklamasi Lahan Bekas

Tambang

Pemanfaatan Lahan Bekas

Tambang

Kualitas Tanah.

Nilai Vegetasi/

Lahan

Longsor /Erosi

Kualitas

Iklim Mikro.

Pembangunan Wilayah

Persepsi Masyarakat

Pas

caP

enam

bang

an

Pelingkupan

Daftar Identifikasi Dampak Potensial Penambangan Batubara

KejadianDampak

Komponen Lingkungan Terkena Dampak dan Sifat DampakFisik Kimia Biologi Sosekbud

Tahap PersiapanLangsung Fisiografi (± )

Longsor/Erosi (-)Vegetasi (-) PAD (+)

Persepsi Masy (±)Konflik Sosial (-)Lapangan Kerja (+)

Tidak Langsung

Iklim Mikro (-)Drainase (-)Sedimentasi (-)Kualitas Air (-)

Satwa Liar (-) Pendapatan (+)

Tahap PenambanganLangsung Fisiografi (-)

Longsor/Erosi (-)Kualitas Udara (-)Kebisingan (-)Kualitas Air (-)

Persepsi Masy (-)Lap. Kerja (+)Pendapatan Masy (+)

Tidak Langsung

Sedimentasi (-)Drainase (-)Kualitas Air (-)

Biota Air (-) Persepsi Masy (+)Konflik Sosial (-)K3/Kesmasy (-)

Tahap Pasca PenambanganLangsung Kualitas Tanah (-) Nilai Vegetasi (-)

Nilai Lahan (-)Pemb. Wilayah (±)

Tidak Langsung

Longsor/Erosi (-)Kualitas Air (-)Iklim Mikro (-)

Persepsi Masy (±)

Keterangan: (±) = bersifat positif dan negatif, (+) = bersifat positif, (-) = bersifat negatif

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

15

Pelingkupan

Tabel: Matrix identifikasi Dampak Kegiatan Penambangan Batubara

Persiapan Penambangan Penambangan PascaA1 A2 A3 A4 A5 A6 B1 B2 B3 B4 B5 B6 C1 C2

FISIK KIMIA +Iklim Mikro - - +Debu - - - - - -Kebisingan - - - - - -K. Udara (SO2) -Fisiografi - Erosi/Longsor - - - - - Kualitas Tanah Drainase - - - - - - +Sedimentasi - - - - +Kualitas Air - - - - - - +BIOLOGIVegetasi - - + +Satwa Liar - - - + +Biota Air - - - - - - +SOSEKBUDKependudukan Jasa/Lap. Kerja - + + + Pendapatan + + + +Transportasi +Ekonomi Lokal + + + +PendididkanK3/Kesehatan - - - - - -Persepsi Masy. + - - - - - +Konflik Sosial - - - - - - Pemb.Wilayah +Keterangan :A1 = EkplorasiA2 = Pembebasan lahanA3 = Land ClearingA4 = Pembangunan JalanA5 = Emplasemen/SaranaA6 = Penerimaan Tenaga Kerja

B1 = Pengupasan TanahB2 = Penggalian Batu BaraB3 = Angkutan ke StockpileB4 = Processing (Washing & Crushing)B5 = Stockpile/LoadingB6 = Loading to Barge

C1 = Reklamasi/Restorasi C2 = Pemanfaatan Areal Bekas Tambang

Selanjutnya ditelaah (evaluasi dan ditetapkan) == Dampak Penting Hipotetik

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

16

Pelingkupan

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

17

Pelingkupan

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

18

Pelingkupan

*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL

19