Makalah Pelingkupan Amdal
-
Upload
lilit-aryanto -
Category
Documents
-
view
1.025 -
download
278
description
Transcript of Makalah Pelingkupan Amdal
Pelingkupan
PELINGKUPAN DALAM AMDAL *)Oleh: Ir. Mursidi, M.Si **)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting wajib dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dokumen AMDAL terdiri dari:
Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL, Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL), dan Rencana Pementauan lingkungan (RPL).
Studi ANDAL terdiri dari: Penapisan (Screening), Pelingkupan (Scoping),
Identification (Indentifikasi), Prediction (Prakiraan), dan Evaluation (Evaluasi). Penapisan
di Indonesia tidak perlu dilakukan oleh pemrakarsa, karena sudah ditentukan bahwa
kegiatan yang termasuk dalam wajib dilengkapi dengan AMDAL.
Dalam studi KA-ANDAL, pelingkupan merupakan tahapan awal dan sangat
penting,. Tujuan penyusunan KA-ANDAL adalah: (1) Merumuskan lingkup dan
kedalaman studi ANDAL; (2) Mengarahkan studi ANDAL agar efektif dan efisien sesuai
dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Adapun fungsi dokumen KA-ANDAL
adalah: (1) Rujukan bagi pemrakarsa, instansi pemerintah, dan penyusun ANDAL; (2)
Rujukan bagi penilai dokumen ANDAL.
Proses pelingkupan diawali oleh identifikasi dampak potensial, kemudian evaluasi
dampak potensial hingga penentuan dampak penting hipotetik. Untuk itu penyusun
AMDAL harus mempunyai pengalamam dan wawasan tentang rincian atau karakter
kegiatan (termasuk alternatif-alternatifnya) maupun komponen lingkungan hidup fisik-
kimia, biologi, dan sosekbudkesmas).
B. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Pelingkupan
1. Pengertian Pelingkupan
Pelingkupan yang dimaksud dalam KA-ANDAL hampir sama dengan Perumusan
Masalah dalam suatu Penelitian Ilmiah, yaitu melakukan pembatasan ruang lingkup ke
hal-hal (faktor-faktor) yang relevan untuk pengambilan keputusan atau menyimpulkan
hasil penelitian menjadi lebih baik (tepat dan benar). Dapat pula dikatakan sebagai
pemusatan (focusing) pelaksanaan ANDAL, sehingga hal-hal (faktor-faktor) yang tidak
urgen tidak perlu dikaji.
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
1
Pelingkupan
Pelingkupan juga merupakan suatu proses penelahaan sebab akibat, interaksi antara
kegiatan dengan komponen lingkungan hidup dan atau diantaranya. Telaahan interaksi
sebab akibat, dibatasi secara rasional untuk hal-hal yang penting, dengan pertimbangan dan
beberapa asumsi yang logis (spatial and temporal). Proses pelingkupan dilakukan dengan
menggunakan atau memilih beberapa metode. Namun perlu juga diingat, bahwa
permasalahan dinamika lingkungan hidup terkadang tidak hanya terjadi secara obyektif,
tetapi dapat subyektif.
Memutuskan hal-hal penting (parameter komponen lingkungan hidup, sebaran
geografis, dan sebaran waktu) dalam pelingkupan juga perlu mempertimbangkan beberapa
kendala yang lazimnya dihadapi dalam penelitian (kepakaran, peralatan, waktu, dan biaya).
Tetapi secara ideal (ketentuan hukum) kendala di atas, dalam ANDAL tidak dapat
ditiadakan. Untuk mengatasi hal ini, jika harus dengan asumsi, maka memerlukan
pertimbangan ilmiah yang lebih baik. Kendala yang dihadapi kemungkinan berupa
ketersediaan data jangka panjang (curah hujan, angin, debit air sungai, dinamika
kependudukan), ketersediaan peta, distribusi cemaran udara yang ada, dlsb.
2. Tujuan Pelingkupan
Secara ringkas tujuan dari pelingkupan ada 3, yaitu dapat menentukan dampak
penting (hipotetik), batas wilayah, dan waktu kajian. Adapun secara rinci dapat
menentukan:
a. Komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak penting sehubungan
dengan pelaksanaan rencana kegiatan.
b. Variabel-variabel kunci maupun pendukung dari komponen lingkungan hidup
yang akan terkena dampak penting.
c. Batas wilayah dan lokasi-lokasi pengukuran (pengambilan sampel) data rona
lingkungan hidup yang harus dilakukan dalam ANDAL.
d. Tingkat kedalaman pengumpulan data dan prakiraan dampak untuk tiap komponen
lingkungan hidup.
e. Menelaah ada tidaknya keterkaitan dampak dari kegiatan lain di sekitar rencana
proyek, untuk bahan pertimbangan metode pengumpulan data dalam ANDAL.
f. Rentang waktu prakiraan dampak penting, terutama untuk tahap operasional
kegiatan.
g. Perlu tidaknya kajian resiko terhadap lingkungan (environmental risk assessment).
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
2
Pelingkupan
3. Manfaat Pelingkupan
a. Dokumen Kerangka Acuan menjadi jelas dan baik, sehingga
memudahkan dan mempercepat birokrasi pengambilan keputusan realisasi proyek.
b. Dokumen ANDAL atau EIS (Environmental Impact Statement)
menjadi baik (logis, rasional, tepat, dan akurat), sehingga akan memberikan dokumen
RKL dan RPL yang baik pula.
c. Dampak negatif penting atau resiko timbulnya kerusakan
lingkungan, pencemaran lingkungan, konflik sosial ekonomi, dan lainnya dapat
dihindari; adapun pengembangan dampak positif akan semakin jelas.
d. Biaya pelaksanaan ANDAL menjadi efektif dan optimal.
II. PROSES PELINGKUPAN
A. Pelingkupan Dalam Amdal
Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotetik yang terkait dengan rencana
kegiatan. Pelibatan masyarakat merupakan bagian proses pelingkupan. Prosedur pelibatan
masyarakat harus mengacu pada perautran perundangan yang berlaku. Pelingkupan
umumnya dilakukan melalui 3 tahap yaitu: identifikasi dampak, evaluasi dampak, dan
klasifikasi & prioritas (Gambar 1). Dalam proses tersebut menggunakan berbagai pustaka.
Gambar 1. Bagan Proses Pelingkupan(Proses Identifikasi dan Evaluasi dalam Pelingkupan)
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
3
DeskripsiRencanaKegiatan
Rona Lingkungan
HidupIdentifikasi
DampakPotensial
DampakPotensial
PrioritasDampakPenting
Hipotetik
DampakPenting
Hipotetik
EvaluasiDampakPotensial
Klasifikasi&
PrioritasMasukanMasyarakat
Pelingkupan
Dalam proses pelingkupan, sudah harus teridentifikasi hal-hal berikut:
Komponen rencana kegiatan, Komponen (rona) lingkungan yang akan terkena dampak maupun interaksinya, Dampak potensial yang akan terjadi (primer, sekunder, tersier, dstl), Sifat dampak, Variabel-variabel komponen lingkungan yang terkena dampak, Sumber data untuk tiap variabel, Lokasi pengambilan sampel dan data, Metode yang akan digunakan untuk pengumpulan data (dan analisisnya), Metode prakiraan dampak, Metode evaluasi dampak, Tenaga ahli yang dibutuhkan, dan Waktu kajian.
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah Penelitian Ilmiah
Penelitian adalah karya ilmiah, sehingga harus Sistematis, Obyektif, Empiris, dan
Akumulatif bagi IPTEK. Setiap penelitian harus punya: Model dan Permasalahan,
berlandaskan Teori & Fakta. Peneliti harus punya etika: Jujur, Tak Plagiat, Tak Mencuri
Ide; dan memiliki: Intelegence (Kecerdasan), Interest (Perhatian), Imagination (Daya
khayal), Initiative (Inisiatif), Informative (Informatif), Inventive (Daya cipta), Industrious
(Usaha keras), Intence Observation (Pengamatan yang tak bosan), Integrity (Kejujuran),
Infectious Entusiasme (Keinginan yang tinggi), Indefatigable Writer (Rajin menulis), dan
Incentive (Menikmati dan mencintai)
Keterbatasan individual dapat dilengkapi oleh Tim (Spekulatif & Konservatif).
Peneliti juga harus punya kemampuan: Penguasaan alat analisis (misal Statistika,
Biometrika, Ekonometrika, Model Matemtika, dll), dan bahasa standar penulisan ilmiah.
Obyek penelitian dapat dicari melalui: Pengamatan, Bacaan, dan Transfer Pengetahuan.
Garis Besar Tulisan Ilmiah: Masalah & Pemecahan – Teori – Hipotesis – Desain
Penelitian – Pengukuran –Analisis – Interpretasi. Kasus suatu penelitian, umumnya tak
jelas perbedaan antara latar belakang dan permasalahan, sehingga Lingkup dan Metode
serta Analisis interpretasinya tidak tepat dan tidak saling mendukung. Tingkatan studi
ilmiah: S1 = Aksiologi = terapkan kegunaan ilmu, S2 = Epistemologi = mengembangkan
ilmu , S3 = Ontologi = memahami ilmu.
Perumusan masalah menjadi dasar penyusunan hipotesis dan metode penelitian,
biasanya memuat premise dan asumsi-asumsi. Premise merupakan dasar pemikiran atau
penjelasan yang kebenarannya sudah dipastikan atau merupakan patokan yang tak bisa
dibantah (misal energi matahari). Premise berisi: hasil (ergodic) dan penyebab (causative); *) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
4
Pelingkupan
berupa teori-teori, dalil-dalil, dan aksioma; yang dapat dinyatakan dengan peubah-peubah
(variable). Asumsi merupakan pengandaian atau turunan deskriptif terkait atau peubah
terkait yang bisa langsung ataupun tak langsung mempengaruhi peubah causatif. Asumsi
sering digolongkan sebagai ceretus paribus atau menyamakan kondisi lain, padahal kasus
tertentu bisa tak pasti.
Y = f (X1, X2, X3, ............Xn)
Y = f (X1, X2, ......Xk / X1, X2, ......Xm)
Ergodic Causatif Ceretus paribus
Rumusan masalah adalah penjelasan terjadi tidaknya ergodic. Sedangkan latar
belakang biasanya hanya penjelasan tentang peranan atau pentingnya penelitian bagi
perkembangan ilmu atau bagi kehidupan manusia. Misal ergodic merugikan manusia,
maka ini bukan masalah penelitian, tetapi latar belakang penelitian. Jika ergodic tidak
tercapai, biasanya dikarenakan causatif tidak jelas.
Hipotesis menjelaskan dependensi antara causatif (sebagai antesenden) terhadap
ergodic (konsekuensi). Silogismenya: Jika ...antesenden, maka ......sehingga
konsekuensinya....... Hipotesis mempunyai syarat: berisi sesuatu yang mungkin, dapat
menjelaskan kenyataan, logis, dan bisa dikaji.
Pendekatan masalah membantu rumusan masalah dan hipotesis; biasanya
digambarkan dalam diagram atau bagan alir berupa pengenalan komponen, proses, dan
pengkajiannya. Komponen yang dikenalkan berupa faktor-faktor atau peubah-peubah
yang bisa diukur atau diuji. Kesulitan atau kesalahan dapat terjadi, jika permasalahan
terlampau luas ataupun terlampau sempit ataupun mengandung emosi, prasangka, dan hal-
hal yang tidak ilmiah. Contoh pendekatan rumusan dan pemecahan masalah berupa
diagram:
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
5
Pelingkupan
BOD5 Aman
DO aerob/anaerob
Gambar 2. Beban Masukan Bahan Organik Terhadap Kualitas Air Sungai
Model Defisit DO
K’ Lo S + R + PDt = (e –K’t – e –K”t ) + Do e-K“t + (1 – e –K”t ) K” – K’ K”
Dt = defisit DO sesudah waktu tempuh (ton/hari), K’ = konstanta laju oksidasi 24 jam, Lo = BOD5 total awal aliran (ton/hari), K’‘ = konstanta laju reaerasi 24 jam, t = waktu tempuh (hari), Do = defisit DO awal aliran (ton/hari), S = DO untuk substrat sepanjang aliran (ton/hari), R = DO untuk respirasi sepanjang aliran (ton/hari), P = DO hasil fotosintesis sepanjang aliran (ton/hari)
III. SYARAT PELINGKUPAN
A. Pemahaman Rona Lingkungan
Sebagaimana dikemukakan, bahwa tujuan utama dari pelingkupan adalah
menentukan komponen lingkungan hidup yang dapat terkena dampak penting. Untuk itu
pengetahuan dan pemahaman tentang kualitas, tolok ukur, dan variabel tiap sub komponen
lingkungan hidup sangat penting. Kenyataan parameter-parameter lingkungan hidup
sangat banyak, dimensinya beragam, dinamis, dan cukup pelik; sehingga tidak mudah
dipahami secara lengkap.
Definisi ekosistem (tidak mengaitkan keberadaan manusia) berbeda dengan
lingkungan (mengaitkan keberadaan manusia). Lingkungan bio-fisik-kimia dapat dirunut
mulai dari: udara, tanah, dan air; sedangkan keberadaan manusia dapat dipisahkan:
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
6
Beban MasukanBOD5 (Lo Efluen)
Suhu & Hidro-dinamika Sungai
Fotosintesis, Respirasi, Oksidasi Substrat
BOD5 di Lt(Laju K’)
DO di Lt(Laju K”)
KualitasAir
Pelingkupan
komponen sosial ekonomi (kependudukan dan perekonomian), sosial budaya (adat,
kebiasaan, pola hidup), kesehatan (status gizi dan penyakit), dan persaepsi terhadap alam
maupun lingkungan buatan.
Perbedaan ruang dan waktu (spasial & temporal) juga menentukan intensitas hasil
interaksi antar komponen bahkan tolok ukur bagi lingkungan hidup setempat. Dampak
proyek sejenis yang berada di daerah yang relatif alami berbeda dengan di daerah padat
permukiman. Daya dukung atar wilayah berbeda-beda. Pengaruh emisi terhadap udara
ambien di pesisir dengan pedalaman akan berbeda. Penyebaran konsentrasi gas pencemar
atau tingkat kebisingan pada siang hari berbeda dengan malam hari. Tingkat assimilasi
atau swapurifikasi perairan yang mengalir berbeda dengan yang menggenang. Sungai
yang memiliki swapurifikasi masih baik berbeda dengan yang sudah maksimal dalam
menerima buangan organik. Demikian pula dengan proyek yang berbatasan dengan
kawasan lindung, dampak pentingnya akan berbeda dibanding dengan kawasan
pemanfaatan.
Untuk itu pelingkupan sebaiknya dilakukan oleh beberapa pakar yang memahami
bidangnya, atau oleh orang yang telah berpengalaman. Walaupun analogi dari kejadian
proyek sejenis dapat diambil; tetapi jika ruang dan waktunya berbeda, maka respon dari
interaksi antar komponen lingkungan dapat signifikan berbeda.
B. Merinci Sumber Dampak
Sumber dampak berupa rincian kegiatan proyek atau usaha, sebagaimana lazimnya
(pedoman penyusunan ANDAL dan kelayakan teknis) dibedakan antara tahapan: Pra
Konstruksi, Konstruksi, Operasional, dan Pasca Proyek. Dampak yang ditimbulkan dari
masing-masing tahapan tergantung dari jenis, besaran, dan karakteristik proyek. Tahapan
proyek pemanfaatan sumber daya alam dapat pulih, tidak dapat pulih, atau buatan
memberikan dampak yang berbeda. Enam kriteria untuk evaluasi dampak penting sesuai
Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 Tahun 1994 dalam pelingkupan sudah harus
dipertimbangkan (sampai tiap variabel komponen lingkungan yang terkena dampak).
Berdasarkan hal di atas, maka dapat dimengerti sebaiknya ANDAL (kelayakan
lingkungan) dilakukan setelah kelayakan teknis selesai (terdokumentasi dengan baik).
Tetapi jika berurutan, terkadang menghambat realisasi investasi. Jika dilakukan secara
overlapping, pelaksanaan ANDAL bisa tidak sempurna. Untuk ini pihak-pihak yang
terkait sebaiknya dapat memahami dan mencari alternatif-alternatif terbaik. Bagi proyek
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
7
Pelingkupan
sejenis dapat mengambil analogi yang sudah ada, tetapi tetap mempertimbangkan beda
lokasi dan dinamika lingkungannya.
Berkaitan dengan kewajiban suatu proyek disertai AMDAL, maka dalam kelayakan
teknis juga sudah harus mempertimbangkan adanya dampak penting. Hal ini akan sangat
membantu manajemen proyek maupun kelayakan finansialnya, sehingga pembangunan
berwawasan lingkungan dan berkesinambungan benar-benar tercipta. Efek rancang
bangun, tata letak, pembiayaan, ketenaga kerjaan, sumber energi, peralatan, material,
teknologi, proses produksi, dan pengendalian dampak lingkungan sudah harus
dipertimbangkan dalam kelayakan teknis dan finansial.
III. METODE PELINGKUPAN
Pelingkupan dapat dilakukan secara baik, apabila data rincian kegiatan sudah
lengkap dan rona lingkungan secara umum dapat dipahami. Langkah awal adalah
identifikasi dampak (identification), kemudian memberi pembobotan dampak (scoring)
dan selanjutnya pemusatan dampak (focusing).
A. Identifikasi Dampak
Metode identifikasi dampak untuk pelingkupan sama dengan untuk ANDAL.
Beberapa metode identifikasi yang ada disesuaikan atau dipilih yang cocok dengan
karakteristik proyek. Metode identifikasi dampak diantaranya adalah:
1. Bagan Alir (Network = Flowchart)
Metode ini membuat gambar alur (tanda panah) sebab akibat sumber dampak
(kegiatan) terhadap komponen lingkungan (variabel) yang terkena dampak maupun alur
interaksinya.
Kelebihan: dapat menggambarkan sebab akibat, dampak langsung dan tidak
langsung, dan beberapa sumber dampak terhadap suatu komponen lingkungan.
Kekurangan: tidak memberi uraian penjelasan sebab akibatnya, perkiraan besar
dampak, dan lokasi maupun lama waktu kejadian dampak.
2. Daftar Uji (Checklist)
Daftar uji ada 2 atau 3 macam yaitu: simple checklist, descriptive checklist, dan
questioner checklist. Metode simple cheklist adalah membuat daftar berupa tabel
sederhana, tiap baris berisi rincian kegiatan proyek dan kolomnya berisi tanda dampak (-
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
8
Pelingkupan
dan +); adapun descriptive checklist kolomnya ditulis uraian dampak. Sedangkan
questioner checklist kolomnya berisi pertanyaan-pertanyaan, dan kolom lain dapat diisi
tanda ada tidaknya dampak (- atau +).
Simple checklist lebih praktis, cukup satu halaman sehingga keseluruhan dampak
proyek mudah dilihat, sebaliknya descriptive checklist kurang praktis tetapi lengkap
dengan uraian penjelasan (perkiraan besar dampak, lokasi, dan waktu).
Kelebihan: lebih praktis dan bisa memberikan penjelasan.
Kekurangannya: tidak dapat menggambarkan dampak ikutannya.
3. Matrix
Metode ini membuat daftar berupa tabel kontingensi (matrix) yaitu interaksi tiap baris
berupa rincian sub komponen lingkungan hidup dan tiap kolom berupa rincian tahapan
kegiatan proyek. Apabila ada dampak, maka kotak interaksi baris dan kolom yang
bersangkutan diberi tanda (bisa dipilih x , /, √, -, + ).
Kelebihan: langsung menggambarkan hasil interaksi kegiatan dan dampaknya, bisa
satu halaman sehingga cukup praktis untuk mengetahui keseluruhan dampak. Jika
kontingensi dapat dijumlahkan (ada standar scoring), maka tiap baris (dampak
komponen lingkungan) atau kolom (kegiatan) dapat dijumlahkan.
Kekurangan: tidak dapat menggambarkan dampak langsung dan tidak langsung dan
tidak memuat uraian penjelasan.
4. Overlay
Metode ini menggunakan beberapa peta tematik tata letak kegiatan proyek maupun
rona biogeofisik wilayah kerja proyek atau wilayah ekologisnya ditumpang tindihkan.
Metode ini digunakan untuk analisis parameter-parameter tertentu (sebaran pencemaran
udara, penutupan lahan, migrasi satwa, pencampuran massa air, dll). Overlay lebih
banyak digunakan untuk penentuan titik pengambilan sampel rona lingkungan atau
penentuan batas wilayah studi.
5. Adhoc
Metode ini menggunakan tim atau kepanitiaan untuk melakukan pelingkupan. Tim
yang dibentuk dari pakar yang berpengalaman dengan jenis atau karakteristik proyek serta
dari berbagai bidang keahlian (biogeofisik maupun sosekbudkesmas). Rincian kegiatan
proyek bidang eksplorasi migas, pengilangan migas, pertambangan, pengusahaan hutan,
perkebunan, dan lain-lain mempunyai permasalahan yang berbeda-beda. Demikian pula
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
9
Pelingkupan
kepekaan pakar masing-masing bidang akan berbeda. Semakin lengkap keahlian anggota
tim, maka isu pokok dalam pelingkupan akan semakin baik.
B. Pembobotan Dampak
Setelah komponen lingkungan hidup yang terkena dampak diidentifikasi,
dilanjutkan dengan pembobotan besar kecilnya atau penting tidaknya dampak tersebut.
Pembobotan dapat menggunakan pertimbangan 6 kriteria evaluasi dampak penting dan
skala (kuantitatif atau kualitatif). Namun perlu diingat, kriteria atau skala yang digunakan
terkadang tidak tepat untuk parameter-parameter tertentu. Pencemar yang bersifat akut,
lethal, atau terakumulasi dapat terabaikan, demikian pula dengan persepsi penduduk yang
berbeda kepentingannya atau berbeda tingkat pengetahuannya.
Semakin banyak kriteria atau semakin banyak skala yang dipakai akan semakin
sulit menentukan perbedaan antar dampak, sebaliknya jika terlalu sedikit maka tidak jelas
perbedaannya. Terlebih, karakteristik rona lingkungan hidupnya berbeda. Kelestarian
manfaat lingkungan hidup (biogeofisik) tetap terjaga, tetapi di negara maju, kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan mendapat perhatian serius
(detail). Sedangkan di negara berkembang, cenderung terabaikan, lebih cenderung
beragumen sesuai dengan peraturan perundangan. Baku mutu emisi atau effluent limbah
cair atau bahkan untuk lingkungan terkadang tidak tepat untuk proyek sejenis di lokasi
tertentu.
Untuk itu pelingkupan sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan masukan
dari beberapa pustaka, partisipasi masyarakat (melalui sosialisasi), atau peretemuan-
pertemuan (seminar kelompok, lokakarya, brainstorming, dll).
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
10
Pelingkupan
Gambar 4. Bagan Alir Hasil Pelingkupan
C. Pemusatan Dampak
Dampak yang telah teridentifikasi dan bobotnya secara hipotetis penting atau
menjadi isu pokok, selanjutnya ditelaah keterkaitan satu sama lainnya atau keterkaitannya
dengan faktor-faktor lain. Hal ini untuk menentukan metode pengumpulan data tiap
variabel atau faktor penentunya, terutama dampak yang dapat diprakirakan secara formal
(model matematika). Adapun yang tidak dapat diprakirakan secara formal, dapat
menggunakan analogi dengan asumsi yang akurat.
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
11
RONA LHFisik Kimia
1. Iklim/Mikro2. Kualitas Udara3. Kebisingan4. Fisiografi5. Erosi6. Kesuburan Tanah7. Drainase8. Sedimentasi9. Kualitas AirD. Biologi1. Vegetasi2. Satwa3. Biota AirC. Sosekbudkesmas1. PAD2. Lap. Kerja3. Demografi4. Pendapatan Masy5. Persepsi/Konflik6. Pendidikan7. Prevalensi Penyakit8. Gizi
IdentifikasiDampakPotensial
Dampak PotensialA. Fisik Kimia1. Iklim/Mikro2. Kualitas Udara3. Kebisingan4. Fisiografi5. Erosi6. Kesuburan Tanah7. Drainase8. Sedimentasi9. Kualitas AirB. Biologi1. Vegetasi2. Satwa3. Biota AirC. Sosekbudkesmas1. PAD2. Lap. kerja3. Pendapatan Masy4. Demografi5. Persepsi/Konflik6. Pendidikan7. Prev. Penyakit8. Gizi
Prioritas DP HiptkSosekbudkesmas
1. Pendapatan Masy2. PAD3. Persepsi/Konflik4. Prev. Penyakit
Biologi1. Nilai Vegetasi2. Keanekaragaman
Satwa3. Keanekaragaman
PlanktonFisik Kimia
1. Erosi2. Sedimentasi3. Drainase4. Kualitas Air5. Fisiografi6. Kesuburan Tanah7. Kualitas Udara8. Kebisingan
EvaluasiDampakPotensial
Klasifikasi&
Prioritas
DP HipotetikA. Fisik Kimia1. Iklim/Mikro2. Kualitas Udara3. Kebisingan4. Fisiografi5. Erosi6. Kesuburan Tanah7. Drainase8. Sedimentasi9. Kualitas AirB. Biologi1. Vegetasi2. Satwa3. Biota AirC. Sosekbudkesmas1. PAD2. Lap. kerja3. Pendapatan Masy4. Demografi5. Persepsi/Konflik6. Pendidikan7. Prev. Penyakit8. Gizi
RENCANA KEGIATANA. Tahap Pra Konstruksi1. Eksplorasi/Perijinan2. Pembebasan LahanB. Tahap Konstruksi1. Land Clearing2. Pemb Jalan3. Empl/Sarana4. Penerimaan TK5. Pengadaan AlatC. Tahap Opr1.Pengupasan Tanah/Btn2. Penggalian BB3. Angkutan ke Stockpile4. Loading5. CSRD. Tahap Pasca Opr1. Reklamasi/Revegetasi2. Pengembalian/Peman-
Pelingkupan
Hasil pemusatan dampak selain berupa variabel (penting atau isu pokok); juga
berupa cara pengukurannya (lokasi, waktu, frekuensi), peralatan yang diperlukan,
pembiayaan, dan kepakaran yang diperlukan.
D. Penentuan Batas Geografis
Batas geografis yaitu batas wilayah studi ANDAL ditentukan berdasarkan batas
(dan tata letak) kegiatan proyek, batas administrasi, batas ekologis biasanya (daerah
tangkap air), dan letak kegiatan lain yang signifikan memberikan dampak lingkungan.
Ketersediaan peta-peta di atas dan informasi tematik lain (tata guna lahan, topografi, jalan,
dan permukiman) sangat penting dalam pelingkupan. Tidak hanya untuk penentuan batas
wilayah studi, tetapi juga untuk identifikasi, maupun pembobotan dan pemusatan dampak.
DAFTAR PUSTAKA
Canter, L. W. 1977. Environmental Impact Assessment. McGraw-Hill Book Co. New York.
FEARO. 1978. Guide for Environmental Screening. Federal Activities Branch Environmental Protection Service and Federal Environmental Assessment Review Office. Minister of Supply and Services, Canada.
Rau, J. G. dan Wooten, D. C. 1980. Environmental Impact Analysis Handbook. McGraw-Hill Book Co. New York.
Soemarwoto, O. 1988. Analisis Dampak Lingkungan. Gajah Mada Univercity Press. Yogyakarta.
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
12
Pelingkupan
LAMPIRAN CONTOH KASUS
Contoh beberapa metode identifikasi dampak disajikan dalam halaman berikut:
Sumber DampakDampak Ordo
PertamaDampak Ordo
Kedua
Gambar: Bagan Alir Identifikasi Dampak Kegiatan Persiapan Penambangan Batubara
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
13
Eksplorasi &Perizinan
Pembebasan Lahan
Land Clearing
Pembangunan Jalan
Emplasemen/Sarana
PenerimaanTenaga Kerja
Persepsi Masy.
Konflik Sosial
Fisiografi
Vegetasi(hilang)
Iklim Mikro
.Satwa Liar
Drainase
Longsor/Erosi
Sedimentasi
.LapanganKerja
Pendapatan
PAD
Pra
Kon
stru
ksi
dan
Kon
stru
ksi
Kualitas air
Pengadaan Alat Berat Gangguan
Lalin
Pelingkupan
Sumber DampakDampak Ordo
PertamaDampak Ordo
Kedua
Gambar: Bagan Alir Identifikasi Dampak Kegiatan Penambangan Batubara
Sumber DampakDampak Ordo
PertamaDampak Ordo
Kedua
Gambar: Bagan Alir Identifikasi Dampak Pasca Kegiatan Penambangan Batubara
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
14
Pengupasan Tanah/Batuan
Penggalian Batubara
Angkutan ke Stock pile
Processing
Stock pile
Loading
Longsor/Erosi
PersepsiMasy
Kualitas Air
Debu & Kebisingan
Lap. Kerja & Pendapatan Masyarakat
Persepsi Masyarakat
Fisiografi
Pen
amba
ngan
CSR
Sedimentasi/Drainase
Kualitas Air
KonflikSosial
.
K3 & Kesmas
Biota Air
Reklamasi Lahan Bekas
Tambang
Pemanfaatan Lahan Bekas
Tambang
Kualitas Tanah.
Nilai Vegetasi/
Lahan
Longsor /Erosi
Kualitas
Iklim Mikro.
Pembangunan Wilayah
Persepsi Masyarakat
Pas
caP
enam
bang
an
Pelingkupan
Daftar Identifikasi Dampak Potensial Penambangan Batubara
KejadianDampak
Komponen Lingkungan Terkena Dampak dan Sifat DampakFisik Kimia Biologi Sosekbud
Tahap PersiapanLangsung Fisiografi (± )
Longsor/Erosi (-)Vegetasi (-) PAD (+)
Persepsi Masy (±)Konflik Sosial (-)Lapangan Kerja (+)
Tidak Langsung
Iklim Mikro (-)Drainase (-)Sedimentasi (-)Kualitas Air (-)
Satwa Liar (-) Pendapatan (+)
Tahap PenambanganLangsung Fisiografi (-)
Longsor/Erosi (-)Kualitas Udara (-)Kebisingan (-)Kualitas Air (-)
Persepsi Masy (-)Lap. Kerja (+)Pendapatan Masy (+)
Tidak Langsung
Sedimentasi (-)Drainase (-)Kualitas Air (-)
Biota Air (-) Persepsi Masy (+)Konflik Sosial (-)K3/Kesmasy (-)
Tahap Pasca PenambanganLangsung Kualitas Tanah (-) Nilai Vegetasi (-)
Nilai Lahan (-)Pemb. Wilayah (±)
Tidak Langsung
Longsor/Erosi (-)Kualitas Air (-)Iklim Mikro (-)
Persepsi Masy (±)
Keterangan: (±) = bersifat positif dan negatif, (+) = bersifat positif, (-) = bersifat negatif
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
15
Pelingkupan
Tabel: Matrix identifikasi Dampak Kegiatan Penambangan Batubara
Persiapan Penambangan Penambangan PascaA1 A2 A3 A4 A5 A6 B1 B2 B3 B4 B5 B6 C1 C2
FISIK KIMIA +Iklim Mikro - - +Debu - - - - - -Kebisingan - - - - - -K. Udara (SO2) -Fisiografi - Erosi/Longsor - - - - - Kualitas Tanah Drainase - - - - - - +Sedimentasi - - - - +Kualitas Air - - - - - - +BIOLOGIVegetasi - - + +Satwa Liar - - - + +Biota Air - - - - - - +SOSEKBUDKependudukan Jasa/Lap. Kerja - + + + Pendapatan + + + +Transportasi +Ekonomi Lokal + + + +PendididkanK3/Kesehatan - - - - - -Persepsi Masy. + - - - - - +Konflik Sosial - - - - - - Pemb.Wilayah +Keterangan :A1 = EkplorasiA2 = Pembebasan lahanA3 = Land ClearingA4 = Pembangunan JalanA5 = Emplasemen/SaranaA6 = Penerimaan Tenaga Kerja
B1 = Pengupasan TanahB2 = Penggalian Batu BaraB3 = Angkutan ke StockpileB4 = Processing (Washing & Crushing)B5 = Stockpile/LoadingB6 = Loading to Barge
C1 = Reklamasi/Restorasi C2 = Pemanfaatan Areal Bekas Tambang
Selanjutnya ditelaah (evaluasi dan ditetapkan) == Dampak Penting Hipotetik
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
16
Pelingkupan
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
17
Pelingkupan
*) Makalah disampaikan dalam Kursus Dasar-Dasar Amdal, 07-12 Oktober 2014 di PPLH-UNMUL, Samarinda,.**) Staf Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNMUL dan Staf PPLH-UNMUL
18