makalah pbpab

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lata r Bel akang Perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan nai kny a keb utu han hid up. Beg itu jug a den gan keb utu han air ber sih. Akt ifit as man usi a mengh asilkan air buan gan yang jumlahny a berban ding lurus denga n pengg unaan air bersih. Jumlah air buangan yang dihasilkan setiap hari di suatu wilayah/kota biasanya berkisar antara 60-80% dari jumlah air yang dikonsumsi setiap harinya. Air buangan adalah air yang tidak dapat dimanfaatk an lagi sepert i air buangan domesti k dan air bua nga n ind ust ri. Air bua ngan domest ik ber asal dar i pemuki man (rumah tangga ), komersil, dan instit usi dan umu mny a men gandun g uns ur- unsur fisis dan bio log is (zat organiknya lebih banyak). Air buangan industri berasal dari proses dan operasi suatu ind ustri dan mengandung unsur-unsur fisik dan kimia seperti logam-logam berat dan zat kimia lainnya tergantung dari jenis produksinya. Air bua nga n mer upa kan fenome na yan g aka n sela lu ada dal am keh idu pan kit a. Hal ini dik aren aka n ole h ada nya per kemban gan makluk hid up dan industri. Air bua nga n dap at menimbulk an dampak negatif apabila dalam penge lolaan nya tidak dilakuka n secara serius, yaitu mendatangkan efek yang sangat buruk bagi lingkungan misalnya pencemaran udara (bau), sumber vektor penyakit seperti penyakit usus, tipus, diare, disentri dan lainnya. Air buan gan yang tidak ditan gani dengan serius dapat menye babka n terjadi nya pence maran air di sungai, lautan, danau dan air bawah tanah. Persoalan air, sumber air dan ketersediaan air merupakan persoalan kita bersama karena menyangkut masa depan kehidupan umat manusia. Melihat perkembangan kondisi diatas, perlu dirancang suatu instalasi pengolahan air buangan yang bertujuan agar air buangan yang dihasilkan dari suatu kegiatan tidak melewati batas  baku mutu dan tidak berdampak terhadap lingkungan sekitar. Dalam membuat bangunan  pengolahan air buangan ini dibutuhkan perencanaan agar kualitas effluen sangat baik dan siap untuk dimanfaatkan kembali atau tidak mencemari bila dibuang ke lingkungan. Oleh sebab itu dalam ilmu Teknik Lingkungan dipelajari tentang bangunan pengolahan air buangan, yang mempelajari tentang sumber-sumber air buangan, cara pengaliran, sistem perpipaan, lokasi  bangunan pengolahan, d an bangunan pelengkap.

description

makalah

Transcript of makalah pbpab

7/18/2019 makalah pbpab

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbpab 1/6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan

naiknya kebutuhan hidup. Begitu juga dengan kebutuhan air bersih. Aktifitas manusia

menghasilkan air buangan yang jumlahnya berbanding lurus dengan penggunaan air bersih.

Jumlah air buangan yang dihasilkan setiap hari di suatu wilayah/kota biasanya berkisar antara

60-80% dari jumlah air yang dikonsumsi setiap harinya.

Air buangan adalah air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi seperti air buangan domestik dan

air buangan industri. Air buangan domestik berasal dari pemukiman (rumah tangga),

komersil, dan institusi dan umumnya mengandung unsur-unsur fisis dan biologis (zat

organiknya lebih banyak). Air buangan industri berasal dari proses dan operasi suatu industri

dan mengandung unsur-unsur fisik dan kimia seperti logam-logam berat dan zat kimia lainnya

tergantung dari jenis produksinya.

Air buangan merupakan fenomena yang akan selalu ada dalam kehidupan kita. Hal ini

dikarenakan oleh adanya perkembangan makluk hidup dan industri. Air buangan dapat

menimbulkan dampak negatif apabila dalam pengelolaannya tidak dilakukan secara serius,

yaitu mendatangkan efek yang sangat buruk bagi lingkungan misalnya pencemaran udara

(bau), sumber vektor penyakit seperti penyakit usus, tipus, diare, disentri dan lainnya.

Air buangan yang tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan terjadinya pencemaran

air di sungai, lautan, danau dan air bawah tanah. Persoalan air, sumber air dan ketersediaan air 

merupakan persoalan kita bersama karena menyangkut masa depan kehidupan umat manusia.

Melihat perkembangan kondisi diatas, perlu dirancang suatu instalasi pengolahan air buangan

yang bertujuan agar air buangan yang dihasilkan dari suatu kegiatan tidak melewati batas

 baku mutu dan tidak berdampak terhadap lingkungan sekitar. Dalam membuat bangunan

 pengolahan air buangan ini dibutuhkan perencanaan agar kualitas effluen sangat baik dan siap

untuk dimanfaatkan kembali atau tidak mencemari bila dibuang ke lingkungan. Oleh sebab itu

dalam ilmu Teknik Lingkungan dipelajari tentang bangunan pengolahan air buangan, yang

mempelajari tentang sumber-sumber air buangan, cara pengaliran, sistem perpipaan, lokasi

 bangunan pengolahan, dan bangunan pelengkap.

7/18/2019 makalah pbpab

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbpab 2/6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Air Buangan

Air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri

maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau

zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan

hidup. Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan

sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,

 bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan air hujan yang mungkin ada (Kaunang,

2011).

Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari

kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri,

 perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena

kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut

dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya

akan kembali ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air 

 buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik (Kaunang, 2011).

Air limbah rumah tangga ( sullage) adalah air limbah yang tidak mengandung ekskreta

manusia dan dapat berasal dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci pakaian danlain-lain

yang mungkin dapat mengandung mikroorganisme patogen. Volume air limbah rumah tangga

 bergantung pada volume pemakaian air penduduk setempat. Penggunaan air untuk keperluan

sehari-hari mungkin kurang dari 10 liter per orang di daerah yang sumber airnya berasal dari

kran umum, sedangkan di daerah yang sumber airnya berasal dari sumur pompa atau

sambungan rumah sendiri, penggunaan air dapat mencapai 200 liter per orang (Kauanang,

2011).

2.2 Karakteristik Air Buangan

Sesuai dengan sumber asalnya maka air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi.

Secara garis besar zat yang terdapat dalam air limbah dapat dikelompokkan menjadi dua

unsur yaitu, air (99,9%) dan bahan padat (0,1%). Bahan padat tersebut mengandung zat

organik yang berupa protein, karbohidrat.

I-2

7/18/2019 makalah pbpab

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbpab 3/6

2.2.1 Karakteristik Fisik Air Buangan

Sifat fisik air limbah adalah (Metcalf & Eddy, 1991):

1. Total solid

Total solid adalah semua materi yang tersisa setelah proses evaporasi pada suhu 103 – 105oC. Karakteristik yang bersumber dari saluran air domestik, industri, erosi tanah, dan

infiltrasi/inflow ini dapat menyebabkan bangunan pengolahan penuh dengan  sludge dan

kondisi anaerob dapat tercipta sehingga mengganggu proses pengolahan. Total solid  ini

selain melalui evaporasi, juga dapat diperoleh melalui filter terlebih dahulu.

2. Bau

Bau merupakan karakteristik fisik yang langsung berhubungan dengan perhatian publik 

dalam penerapan fasilitas air limbah. Karakteristik ini bersumber dari gas-gas yang

dihasilkan selama dekomposisi bahan organik dari air limbah atau karena penambahan

suatu substrat ke air limbah. Walaupun bau tidak mengganggu terhadap kesehatan tubuh

tetapi dapat menyebabkan stress secara psikologis sehingga perlu mendapat perhatian

yang cermat.

3. Temperatur 

Temperatur air limbah umumnya lebih besar dari air minum, hal ini disebabkan oleh

 penambahan air hangat yang bersumber dari kegiatan domestik (perumahan), dan industri,

dimana berdasarkan observasi, temperatur air limbah umumnya 10 – 21,2 oC yang mana

 pada suhu tersebut lebih besar dari panas udara sekitar kecuali pada musim panas.

4. Density

 Density adalah perbandingan antara massa dengan volume yang dinyatakan sebagai

slug/ft3 (kg/m3).  Density sangat penting dalam mendisain tangki sedimentasi dan unit

lainnya dimana dampak yang diakibatkannya beserta  spesifik gravity dapat menyebabkan

 perubahan konsentrasi pada air limbah.

5. Warna

Warna hampir mempunyai persamaan dengan bau dimana dapat langsung diketahui umur 

dan kualitas air limbah dari kedua karakteristik ini, dimana semakin lama air limbah

mencapai unit pengolahan dan kondisi anaerob terbentuk, warna air limbah pun akan

semakin gelap dari abu-abu menjadi hitam keabu-abuan bahkan menjadi hitam sama

sekali.

I-3

7/18/2019 makalah pbpab

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbpab 4/6

6. Turbidity

Turbidity atau dikenal sebagai kekeruhan ini diukur dengan intensitas cahaya yang

dipendarkan oleh sampel air limbah dibandingkan dengan cahaya yang dipendarkan oleh

suspensi standar pada konsentrasi yang sama. Efek yang ditimbulkannya adalah dari segi

estetika.

2.2.2 Karakteristik Kimia Air Buangan

Pada air limbah ada tiga karakteristik kimia yang perlu diidentifikasi yaitu (Metcalf & Eddy,

1991):

1. Bahan organik 

Pada air limbah sekitar 75% SS dan 40% FS terdiri dari bahan organik dimana hanya

 bersumber dari hewan, tumbuhan, dan aktivitas manusia. Bahan organik itu sendiri terdiri

dari C, H, O, N dan walaupun banyak sekali jenis bahan organik, yang menjadi

karakteristik kimia adalah protein karbohidrat, lemak dan minyak, surfaktan,  priority

 pollutan, VOC, pestisida dan fenol, dimana sumbernya adalah limbah domestik, komersil,

industri kecuali pestisida yang bersumber dari pertanian dan fenol dari industri.

2. Bahan anorganik 

a. pH

 pH merupakan indikasi asam atau basa alami air limbah, pengolahan pada pH netral

(pH 7). Dalam air murni terkonsentrasi H+ sama dengan konsentrasi OH-.

 b. Klorida

Klorida di dalam air limbah berasal dari air bersih/air minum, kotoran manusia dan

 pelunakan air domestik. Selain dapat membasmi bakteri dan mikroorganisme seperti

amuba dan ganggang, klor dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe2+, Mn+

menjadi Fe3+, Mn4+ dan memecah molekul organik seperti warna.

c. Alkalinitas

Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan

nilai pH larutan. Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion-ion karbonat, bikarbonat,

hidroksida, borat, fosfat, silikat. Alkalinitas dalam air limbah menunjukkan kehadiran

 bikarbonat, karbonat, dan ion hidroksida.

3. Gas

I-4

7/18/2019 makalah pbpab

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbpab 5/6

Gas yang umumnya ditemukan dalam air limbah adalah N 2, O2, CO2, H2S, dan CH4. Tiga

gas pertama tersebut berada juga di atmosfer dan akan ditemukan pada air teraerasi.

Sedangkan tiga gas terakhir bersumber dari dekomposisi bahan organik. Jadi gas pada air 

limbah bersumber dari dekomposisi bahan organik, proses pengolahan air domestik, dan

aerasi air limbah.

2.2.3 Karakteristik Biologi Air Buangan

Pada air limbah yang menjadi karakteristik biologi adalah keberadaan tumbuhan, hewan

 protist, seperti bakteri, alga, fungi, protozoa, dan virus. Pemeriksaan biologis air buangan

adalah untuk mengetahui ada tidaknya bakteri patogen dalam air buangan dan organisme yang

digunakan sebagai indikator pencemaran (Metcalf & Eddy, 1991).

2.3 Dampak Air Buangan

Air limbah yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar tentunya dapat menimbulkan

dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain (Kaunang, 2011) :

1. Gangguan Kesehatan

Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan

air. Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun

yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang

mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat

menjadi sarang vektor penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain).

2. Penurunan Kualitas Lingkungan

Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan danau) dapat

mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai contoh, bahan organik yang

terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan

 penurunan kadar oksigen yang terlarut didalam sungai tersebut. Dengan demikian

menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam

hal ini akan mengurangi perkembangannya. Adakalanya, air limbah juga dapat merembes

ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar,

maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai

 peruntukannya.

I-5

7/18/2019 makalah pbpab

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pbpab 6/6

3. Gangguan Terhadap Keindahan

Terkadang air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan

ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh : air limbah yang mengandung pigmen

warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima. Walaupun

 pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi

gangguan keindahan terhadap badan air penerima tersebut.

Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila terurai

menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka

dapat menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut.

4. Gangguan terhadap kerusakan benda

Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik 

menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada

 benda yang terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air limbah) dan bangunan air kotor 

lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin

 besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material.

Untuk menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air limbah yang dialirkan ke

lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti yang disebutkan dalam Baku Mutu Air 

Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan

 pengolahan air limbah sebelum mengalirkannya ke lingkungan.

2.4 Variasi Aliran Air Limbah

I-6