Makalah PBL - Hepatitis A.docx

11
Hepatitis A Febriany Gotamy [email protected] 102011075 Fakultas Kedokteran UKRIDA Pendahuluan Indonesia masih merupakan negara berkembang dimana keadaan sosial-ekonomi masyarakatnya masih rendah ditandai dengan masih tingginya angka kemiskinan. Selain itu, kesadaran masyarakat akan kebersihan masih sangat rendah. Oleh karena itulah berbagai penyakit yang berhubungan erat dengan sanitasi lingkungan dan kebersihan diri yang buruk masih banyak merebak di Indonesia. Salah satunya ialah hepatitis A, walaupun tidak digolongkan sebagai penyakit yang berat tetapi penularannya sangat perlu ntuk dikendalikan karena sewaktu-waktu infeksi hepatitis A ini dapat meledak dan menyebabkan wabah atau kejadian luar biasa. Penularan dan cara infeksinya yang dapat melalui makanan / minuman yang terkontaminasi dengan virus merupakan jalan tersering yang menyebabkan masyrakat terkena penyakit ini. Oleh karena itulah pengenalan dan pengetahuan tentang penyakit ini sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia. Jika masyarakat telah mengetahui penyebab dan cara penularan atau infeksi dari virus tersebut maka masyarakat akan dapat mencegah penularan dan menyadari akan pentingnya 1

Transcript of Makalah PBL - Hepatitis A.docx

Hepatitis AFebriany [email protected] Kedokteran UKRIDA

PendahuluanIndonesia masih merupakan negara berkembang dimana keadaan sosial-ekonomi masyarakatnya masih rendah ditandai dengan masih tingginya angka kemiskinan. Selain itu, kesadaran masyarakat akan kebersihan masih sangat rendah. Oleh karena itulah berbagai penyakit yang berhubungan erat dengan sanitasi lingkungan dan kebersihan diri yang buruk masih banyak merebak di Indonesia. Salah satunya ialah hepatitis A, walaupun tidak digolongkan sebagai penyakit yang berat tetapi penularannya sangat perlu ntuk dikendalikan karena sewaktu-waktu infeksi hepatitis A ini dapat meledak dan menyebabkan wabah atau kejadian luar biasa. Penularan dan cara infeksinya yang dapat melalui makanan / minuman yang terkontaminasi dengan virus merupakan jalan tersering yang menyebabkan masyrakat terkena penyakit ini.Oleh karena itulah pengenalan dan pengetahuan tentang penyakit ini sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia. Jika masyarakat telah mengetahui penyebab dan cara penularan atau infeksi dari virus tersebut maka masyarakat akan dapat mencegah penularan dan menyadari akan pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan agar tidak terinfeksi penyakit ini.

AnamnesisPasien yang menderita Hepatitis A umumnya datang untuk memeriksakan diri ke dokter saat timbulnya ikterus sebagai keluhan utamanya. Hal ini dikarenakan pada masa prodromalnya hanya didapatkan gejala ringan yang menyerupai gejala pada penyakit influenza, bahkan pada orang-orang tertentu dapat asimptomatik (tidak bergejala). Oleh karena itulah anamnesis memegang peranan penting dalam menentukan diagnosis dan pengobatan yang tepat bagi pasien tersebut. Beberapa pertanyaan yang penting untuk ditanyakan adalah sebagai berikut : Kapan munculnya ikterik tersebut? Adakah terjadi perubahan warna urin menjadi lebih gelap (menyerupai warna air teh)? Adakah disertai demam, nyeri abdomen, anoreksia, mialgia, pruritus, malaise, nausea, vomitus, feses berwarna seperti dempul, hematemesis-melena? Adakah terjadi penurunan berat badan, edema perifer, ataupun asites? Adakah riwayat terkena penyakit hepatitis sebelumnya atau menjalani transfuse darah? Di dalam keluarga adakah riwayat terkena hepatitis ataupun penyakit hati lainnya? Adakah pasien telah mengkonsumsi obat tertentu? Adakah pasien mengunjungi negara-negara berkembang / daerah endemis? Adakah pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol?Jika pertanyaan-pertanyaan di atas telah ditanyakan kepada pasien saat anamnesis maka akan didapatkan keluhan ataupn gejala yang dialami pasien mengarah pada Hepatitis A. Namun tetap harus dipastikan dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang.1

Pemeriksaan FisikSeperti pada umumnya tanda-tanda vital sangat penting untuk diperiksa pada pemeriksaan fisik untuk mengetahui keadaan umum pasien (suhu tubuh, tekanan darah, denyt nadi, dan frekuensi napas). Kemudian dilakukan inspeksi dengan melihat tingkat kesadaran pasien, ada atau tidaknya ikterus, anemia, edema, bentuk abdomen, ada ata tidaknya luka bekas garukan, serta ada atau tidaknya benjolan / massa. Kemudian dilakukan palpasi dan perkusi untuk mengetahui apakah ada hepatomegali dan nyerit tekan pada hepar maupun regio abdomen lainnya, juga untuk memeriksa adanya asites. Umumnya perabaan hati (palpasi hati) dilakukan pada 2 linea pada abdomen yaitu linea mid-clavicularis kanan untuk perabaan lobus kanan hepar dan pada linea mediana untuk perabaan lobus kiri. Dari palpasi tersebut akan didapatkan permukaan, konsistensi, dan tepi dari hepar itu sendiri. Sedangkan perkusi dilakukan pada linea midclavicularis kanan untuk mengetahui letak hepar beserta peranjakannya.2

Pemeriksaan PenunjangBeberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan masa protrombin, pemeriksaan serum albumin, pemeriksaan bilirubin, pemeriksaan enzim transaminase, dan pemeriksaan serologi. Selanjutnya pada pemeriksaan darah akan didapatkan gambaran yang normal atau lekopeni ringan atau limfositosis ringan, sedangkan masa protrombinnya dapat normal atau meningkat sekitar 1-3 detik. Pemeriksaan albumin serum hasilnya dapat normal ataupun sedikit menurun. Selain itu, bilirubin dapat meningkat tetapi jarang melebihi 10 mg/dL kecuali pada hepatitis dengan kolestasis. Pemeriksaan enzim transaminase meliputi SGOT dan SGPT yang meningkat tinggi dengan kadar puncak hingga 500-5000 U/L. Pemeriksaan serologi yang spesisifk yang dapat digunakan sebagai diagnosis Hepatitis A adalah IgM anti-HAV yang terdeteksi positif pada masa akut dan 3-6 bulan setelahnya. Namun jika keberadaan anti-HAV persisten maka dapat menunjukkan hepatitis autoimun.3,4

Diagnosis KerjaHepatitis AHepatitis A adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HVA). Virus hepatitis A digolongkan dalam family Picornavirus dan disubklasifikasikan sebagai Hepatovirus yang berbentuk kubus simetris. HVA merupakan virus RNA single stranded yang linier. Pada kapsomernya terkandng 3 atau 4 polipeptida virion. Replikasi virus ini terjadi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi. Distribusinya di seluruh dunia tetapi bersifat endemis di negara berkembang yang sanitasi lingkungan yang buruk dan sosio-ekonominya rendah. Prevalensinya menururn sesuai dengan pertambahan usia. Cara infeksi virus ini berupa fekal-oral, dimana penggunaan barang yang bersamaan dan konsumsi makanan ataupn minuman yang terkontaminasi dapat menyebabkan penularan hingga terjadi kejadian luar biasa. Faktor risiko lain yang menjadi faktor penularan HAV adalah paparan dari pusat perawatan harian untuk bayi dan balita, institusi development disadvantage, dan intravena drug abuser (IVDU). Masa inkubasi HAV 15-50 hari (rata-rata 30 hari). Gejala klinisnya terbagi menjadi 4 tahap, yaitu :1. Fase inkubasiWaktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Lamanya fase ini bervariasi bergantung pada jumlah virus yang menginfeksi, dimana semakin banyak jumlahnya maka semakin pendek masa inkubasinya.2. Fase prodromalWaktu dimana timbulnya gejala-gejala utama sampai timbulnya ikterus. Awitannya singkat ditandai dengan malaise, mialgia, atralgia, mudah lelah, anoreksia. Selain itu terdapat demam derajat rendah juga nyeri abdomen yang ringan dan menetap pada bagian kanan atas (epigastrium). 3. Fase ikterusUmumnya muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat jga muncul bersamaan dengan gejala. Setelah timbulnya ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.4. Fase konvalesensDiawali dengan menghilangnya ikterus dan gejala lainnya, tetapi hepatomegali dan kelainan fungsi hati lainnya tetap ada. Keadaan tubuh terasa lebih sehat dan nafsu makan kembali ada. Keadaan akut akan membaik dalam 2-3 mingg. Perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu.5Diagnosis BandingHepatitis B akutVirus hepatitis B diklasifikasikan sebagai Hepadnavirus tipe 1 yang memiliki inti nukleokapsid dan selubung luar lipoprotein. Inti HBV mengandung dsDNA dan protein polymerase DNA ntuk aktivitas reverse transcriptase. Terdapat juga antigen hepatitis B-core (HBcAg) yang merupakan protein structural dan antigen Be (HBeAg) yang merupakan protein nonstructural, berkorelasi secara tidak sempurna dengan replikasi aktif HBV. Sedangkan pada selubung HBV terdapat antigen permukaan (HBsAg). Virus ini ditransmisikan utamanya melalui darah yang terkontaminasi. Cara penularannya melalui hubungan seksual, pemakaian alat-alat bersama, dan kontak dari mulut ke mulut. Tenaga kerja laboratorium dan unit medical lain merupakan orang-orang yang berisiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Masa inkubasi HBV adalah 15-180 hari (rata-rata 60-90 hari). Gejala klinis Hepatitis B akut sama seperti Hepatitis A khasnya adalah timblnya serum sickness di awal infeksi. Selain itu untuk perbaikan klinis dan laboratorium lengkapnya lebih lama daripada hepatitis A yaitu 16 minggu. Risiko dari kronisitasnya bergantung pda usia, menurun secara progresif dengan meningkatnya umur. Ummnya 90% neonates yang terinfeksi maka berkmebang menjadi carrier HBV dan 1-5% dari pasien dewasa yang terinfeksi dapat berkmebang menjadi hepatitis B kronik. Untuk pemeriksaan serologi yang dapat dilakukan untuk medeteksi Hepattiis B akut adalah HBsAg yang kemudian akan menghilang setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan. Kemudian periksa HBeAg yang dapat terdeteksi setelah mnculya HBsAg (menunjukkan aktivitas replikasi aktif dari virus). Kedua pertanda ini (HBsAg dan HBeAg) akan hilang dan digantikan dengan anti HBs dan anti Hbe menetap. Namn, bila infeksi pesisten (HBsAg positif dengan atau tanpa replikasi aktif HBV) maka penyakit ini dapat menandakan carrier asimptomatik atau hepatitis kronik atau sirosis atau karsinoma hepatoselululer.3,5

Tatalaksana dan PencegahanUntuk Hepatitis A obat yang diberikan adalah yang bersifat konservatif dan suportif. Hal ini dikarenakan tidak ada terapi yang spesifik untuk Hepatitis A. Pasien penderita hepatitis A dapat dirawat jalan di rumah dengan diperhatikan hidrasi dan intake kalori yang cukup. Tidak ada diet yang spesifik, tetapi pada masa konvalesens dapat diberikan diet tinggi protein. Konsumsi alcohol dan obat-obat yang metabolisme di hati haruslah dihentikan untuk menghindari perburkan keadaan pasien. Pemeriksaan hars rutin dilakukan oleh pasien setiap minggunya hingga pasien dinyatakan sembuh, Namun untuk menghindari terjadinya kolestasis maka penggunaan kontrasepsi oral dan hormone replacement therapy harus dihentikan ntuk sementara waktu. Sedangkan pada infeksi HBV akut, penyembuhan spontan dapat terjadi pada 95-99% individu yang sebelumnya sehat. Namun untuk infeksi HBV akut yang berat atau pasien immunocompromised dapat diberikan terapi antivirus berupa lamivudin dengan dosis 1x100 mg.3,5Untuk mencegah penularan maka hal yang paling tepat untuk dilakukan adalah dengan melaksanakan vaksin. Vaksin yang kini banyak digunakan untuk mencegah infeksi Hepatitis A adalah havrix, vaqta, dan twinrix (kombinasi vaksin Hepatitis A dan B) dan kesemua jenis vaksin tersebut diberikan dalam bentuk injeksi intramuscular. Vaksin dapat diberikan sedini mungkin yaitu mulai dari anak usia 2 tahun ke atas. Vaksin jenis havrix dan vaqta diberikan dalam 2 dosis yaitu dosis pertama diberikan pada kunjungan pertama (sedini muungkin) dan disusul dengan dosis kedua yang diberikan setelah 6-12 bulan dari pemberian vaksin yang pertama. Vaksin ini mengandung virus hepatitis A yang sudah mati atau tidak aktif, yang tidak akan menyebabkan hepatitis A, tetapi merangsang mekanisme perlindungan alami tubuh untuk membuat antibodi terhadap virus yang bersangkutan. Selain vaksin juga diperlukan untuk menjaga kebersihan diri maupun lingkungan untuk mencegah terjadinya penularan ataupn infeksi Hepatitis A (terutama bagi orang-orang yang kontak erat dengan para pasien hepatitis A maupn pasien penderita hepatitis A itu sendiri).6,7

KomplikasiKomplikasi dari hepatitis akut adalah gagal hati akut, hepatitis kolestasis, dan hepatitis relaps. Gagal hati akut ada tanda-tanda ensefalopati, edema pada serebral tanpa papil, koaglopati dengan pemanjangan masa protrombin, multiple organ failure, dan asites. Gagal hati akut risikonya lebih tinggi pada wanita hamil pada trimester 3 dengan infeksi HEV. Hepatitis kolestasis merupakan komplikasi yang paling sering disebabkan oleh HAV ditandai dengan adanya ikterus dengan pruritus, anoreksia dan diare yang persisten tetapi prognosisnya tetap baik. Terakhir, hepatitis relaps dapat terjadi pada sebagian kecil dari penderita hepatitis A dalam beberapa minggu atau bulan setelah sembuh. Pada hepatitis relaps ini dapat ditemukan adanyaa arthritis, vaksulitis, dan krioglobulinemia.3

PrognosisHepatitis A akan sembuh sempurna tanpa sekuele, artinya prognosisnya adalah baik. Sedangkan Hepatitis B akut 95-99% penderita dewasa yang sebelumnya sehat juga akan sembuh sempurna. 3,5,

KesimpulanHepatitis A adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Penyakit ini banyak terdapat pada negara berkembang dimana sanitasi lingkungannya masih kurang baik dan keadaan sosial-ekonominya masih rendah. Cara infeksinya secara fekal-oral, sedangkan penularannya dapat melalui makanan/minuman yang terkontaminasi serta berbagi pakai macam-macam alat dengan penderita. Gejala klinisnya dibagi dalam 4 fase, yaitu prodromal, pra-ikterik, ikterik, dan konvalesens. Pengobatannya bersifat konservatif dan suportif, sedangkan pencegahannya dapat diberikan vaksin hepatitis A sedini mungkin untuk mendapatkan kekebalan terhadap HVA. Selain itu memperhatikan kebersihan diri dan sanitasi lingkungan juga penting untuk mencegah terjadinya penularan maupun infeksi dari HVA. Oleh karena hepatitis A merupakan self-limiting disease maka kebanyakan penderitanya mendapatkan kesembuhan yang sempurna dan prognosis akhirnya adalah baik.

Daftar Pustaka1. Gleadle J. At a glance: anamnesis dan pemeriksaan fisik. Edisi pertama. Jakarta: Erlangga; 2007.h.81.2. Bickley LS. Teknik pemeriksaan. Dalam : Dwijayanthi L, Novrianti A, Karolina S, Rusmi, Rahayu TI, editor. Buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan Bates. Edisi kedelapan. Jakarta: EGC; 2009.h.344-7.3. Ndraha S. Bahan ajar gastroenterohepatologi. Edisi pertama. Jakarta: Fakultas Kedokteran UKRIDA; 2013.h.129-34.4. Halim SL, Iskandar, Edward H, Kosasih R, Sudiono H. Kimia klinik. Edisi kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran UKRIDA; 2013.h.124-5.5. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III. Edisi kelima. Jakarta: Interna; 2009.h.644-52.6. Cahyono JBSB. Vaksinasi: cara ampuh cegah penyakit infeksi. Edisi pertama. Jakarta: Kanisius; 2010.h.101.7. Cahyono JBSB. Hepatitis A: cegah penularannya. Edisi pertama. Jakarta: Kanisius; 2009.h.81-2.6