Makalah Parkinson Dan Asma

download Makalah Parkinson Dan Asma

of 18

description

parkinson dan asma

Transcript of Makalah Parkinson Dan Asma

BAB IPENDAHULUAN1. Latar belakangParkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Penyakit Parkinson adalah gangguan otak degeneratif yang paling banyak ditemukan kedua, setelah penyakit Alzheimer. Parkinson lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Paling sering, gejala dimulai ketika orang di sekitar usia 60 tahun. Gejala khas dari penyakit parkinson termasuk kekakuan (rigiditas), gemetar (tremor), gerakan yang lambat /pelan, dan gangguan keseimbangan. Beberapa orang menderita parkinson selama 20 sampai 30 tahun dan memiliki perkembangan lebih lambat serta penurunan mobilitas dalam jangka waktu yang panjang. Namun bagi orang lain, parkinson bisa berlangsung lebih cepat, dan mereka mungkin mengalami kesulitan bergerak dan penurunan mobilitas hanya dalam waktu 5 sampai 10 tahun. Efek dari penyakit parkinson berbeda-beda pada setiap orang, sehingga jenis terapi dan rencana perawatan akan dirancang setelah fisioterapis melakukan pemeriksaan dengan seksama. Fisioterapis akan membantu penderita parkinson untuk tetap aktif dan semandiri mungkin. Penderita parkinson akan diajarkan latihan khusus dan teknik untuk melawan gejala Parkinson.

Pembahasan kedua mengenai penyakit astma bronchial dimana Asma Brochiale adalah suatu gangguan pernapasan yang dicetuskan oleh hipersensitivitas bronchs terhadap berbagai rangsangan,baik dari dalam ataupun luar tubuh. Mengakibatkan hiperaktivitas bronchus dan penyempitan saluran napas yang ditandai dengan gejala-gejala yang khas,yaitu batuk dan sesak napas yang disertai wheezing.Penyakit asma dapat diderita oleh semua lapisan masyarakat,baik pada usia anak maupun dewasa. Timbulnya serangan asma juga sangat bervariasi, factor pencetusnya dapat bersifat tunggal maupun jamak. Dalam tatalaksana penyakit asma perlu dilakukan secara terpadu,kuratif dan rehabilitative serta secara medika mentosa maupun non medika mentosa.Penyakit asma telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan sampai sekarang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Di Indonesia diperkirakan 2-5% pendududk menderita oenyakit yang ditandai dengan adanya batuk,sesak napas dan mengi. Angka kejadian asma pada bayi dan anak leboh tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Meskipun demikian, serangan asma untuk pertama kali tidak selalu terjadi pada masa anak-anak.

2. Rumusan masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Syndrome Parkinson?2) Bagaimana cara penatalaksanaan Syndrome Parkinson melalui terapi dan alat fisioterapi?3) Apa yang dimaksud dengan Astma Broncheal 4) Bagaimana cara penatalaksanaan Astma Broncheal melalui terapi dan alat fisioterapi

3. Tujuan penulisanUntuk mengetahui cara penatalaksanaan Syndrome Parkinson melalui modalitas fisioterapi. Serta penaganan Astma Broncheal melalui tindakan fisioterapist.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Parkinson 1. Parkinson dan PenyebabnyaParkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot.Penyakit Parkinson dalah gangguan susunan saraf pusat dengan topis lesi pada ganglion, terutama Nucleus caudatus dan Putamen ( yang mensekresi Dufamin dari Substansia nigra dan Globus palidus ). Dufamin berfungsi sebagai kontrol ( mengendalikan ) Kortex dan Thalamus. Kerusakan Substansia nigra dan Globus palidus tidak akan mensekresi Dufamin, sehingga informasi yang berlebihan tidak dapat dihambat oleh Dufamin. Selain itu Dopamine menjadi mediator yang dibutuhkan otak untuk mengatur dan mengkoordinasi kapan dan jenis gerakan yang harus dilaksanakan oleh otot. Normalnya, dopamine dihasilkan oleh sel-sel saraf tertentu di otak, bila sel saraf tersebut rusak sehingga produksi dopamine berkurang maka kemampuan otak mengatur dan mengkoordinasi gerakan akan terganggu dengan risiko timbul gerakan yang abnormal.Penyebab dari Parkinson ialah diopatik berupa degenerasi, infeksi, sklerosis, serangan stroke dan trauma. Salah satu penderita Parkinson ialah mantan petinju nomor satu dunia, ialah Muhammad Ali. Ia menderita Parkinson yng disebabkan oleh trauma kepala. Memang selama jadi petinju, ia hampir selalu mendapatkan trauma kepala berupa pukulan. Pukulan-pukulan di kepala inilah yang menjadi penyebab ia menderita Parkinson.Faktor yang diduga berperan terjadinya penyakit Parkinson ialah :1. Usia, penyakit Parkinson umumnya terjadi ada usia 50 70 tahun, dengan bertambahnya usia kemungkinan terkena penyakit Parkinson makin besar.2. Jenis kelamin. Laki-laki lebih berisiko daripada wanita3. Merokok4. Pekerjaan, khususnya petani karena risiko terpapar pestisida/herbisida lebih besarCiri-ciri / gejala-gejala Syndrome Parkinson1. Tremor, yaitu bergetar terus menerus. Dimulai dari ujung jari tangan dan terus menjalar. Tremor bisa terjadi saat beraktivitas atau bahkan ada yang terjadi walau sedang istirahat atau diam.2. Bradikinesia, yaitu gerakan yang berlebihan.3. Rigiditas, yaitu gerakan terlihat kaku yang disebabkan oleh tonus otot yang meningkat.4. Postur atau sikap tubuh yang karakteristik, dll.

2. Penatalaksanaan fisioterapi Syndrome ParkinsonEfek dari penyakit parkinson berbeda-beda pada setiap orang, sehingga jenis terapi dan rencana perawatan akan dirancang setelah fisioterapis melakukan pemeriksaan dengan seksama. Pemeriksaan mencakup beberapa pertanyaan tentang bagaimana penyakit parkinson mempengaruhi kehidupan penderita parkinson, aktivitas harian apa saja yang sulit dilakukan? Fisioterapis juga akan melakukan serangkaian tes dan pemeriksaan postur tubuh , kekuatan, fleksibilitas, cara berjalan, keseimbangan, dan koordinasi.Fisioterapis akan membantu penderita parkinson untuk tetap aktif dan semandiri mungkin. Penderita parkinson akan diajarkan latihan khusus dan teknik untuk melawan gejala parkinson.Tergantung pada tingkat keparahan penderita parkinson-program terapi parkinson biasanya difokuskan untuk membantu penderita: 1. Meningkatkan tingkat kebugaran, kekuatan, dan fleksibilitas 2. Mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk masuk dan keluar dari tempat tidur, kursi, dan mobil 3. Miring di tempat tidur lebih mudah 4. Berdiri dan berbalik untuk mengubah arah menjadi lebih efisien. 5. Meningkatkan kelancaran dan koordinasi berjalan 6. Meningkatkan kemampuan penderita parkinson untuk melakukan gerakan tangan 7. Mengurangi risiko jatuh, 8. Naik turun tangga dan trotoar, 9. Melakukan lebih dari 1 tugas pada satu waktu lebih efisien, 10. Berpartisipasi dalam kegiatan yang penting bagi penderita parkinson. Terapi Fisik Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasakan efek baik atau positif dari pada terapi fisik. Pada pasien yang termotivasi,terapi ini dapat dilakukan di rumah,dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh di klinik terapi fisik itu. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang, dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor, dan hambatan lainnya. Terapi fisik,yang memberikan keuntungan psikologis dan fisik, jangan diabaikan sebagai suatu cara terapi pada penyakit Parkinson. Trapi fisik penting untuk latihan berjalan,keseimbangan,fleksibilitas,dan latihan luas gerakan. Penggunaaan tongkat, walker , atau walker dengan roda, bermanfaat bagi beberapa penderita parkinson. Fisioterapis dapat membantu penderita parkinson melemaskan dan menguatkan otot agar dapat dilatih yang diharapkan dapat mengembalikan fungsi seperti semula. Selain itu, fisioterapis juga dapat membuat saran perubahan lingkungan rumah untuk mengoptimalkan fungsi sehari-hari agar aman dan efisien bagi penderita Parkinson. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya.Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan mobilitas, fleksibilitas, keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar selalu dianjurkan, seperti membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan memindahkan makanan di dalam mulut. Modalitas alat terapi untuk penderita Syndrome Parkinson:

Wii Balance Board dilaporklan sebagai salah satu aksesoris Nitendo Wii yang memiliki kelebihan dapat digunakan untuk terapi penderita Syndrome Parkinson. Perangkat yang mengharuskan gamer untuk menjaga keseimbangannnya saat berdiri di atasnya tersebut, ditemukan oleh sejumlah peneliti dapat membantu penderita Parkinson untuk mengurangi resiko terjatuh. Sesuai fungsi Wii Balance Board, penderita Parkinson di latih untuk mempertahankan keseimbangan. Adapun lama waktu yang disarankan berkisar 60 menit setiap harinya,di mana sesi latihan dilakukan setiap 20 menit,yang berarti harus dilakukan 3 kali sehari. Kemampuan Wii Balance Board untuk merangsang sistem saraf pusat,membuatnya berpotensi berguna dalam rehabilitasi masalah keseimbangan pada pasien penyakit Parkinson.

B. Astma Broncheal1. Astma Broncheal dan penyebabnyaAsthma bronkhiale adalah suatu penyakit yang ditandai oleh adanya hiper reaktivitas saluran napas terutama trakhea dan bronkhus terhadap suatu rangsangan. Penyakit ini dapat menyerang pada berbagai usia, terutama pada usia anak dan lansia. Waktu serangan kebanyakan terjadi pada malam hari dan pagi hari. Tanda dan gejalanya adalah adanya inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh adanya peningkatan respon yang berlebihan atau hiperresponsive dari jalan napas terhadap allergen ,yang sering berhubungan dengan adanya obstruksi jalan napas yang luas dan sering kali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Obstruksi tersebut terjadi karena adanya spasme otot-otot bronchus, adanya inflamasi kelenjar mukosa, serta adanya produksi mucus yang berlebihan. Sebagai akibat dari adanya obstruksi tersebut dapat memicu terjadinya gejala yang bersifat episodic dan berulang berupa sesak napas, dada terasa berat, dengan disertai adanya mengi atau suara napas yang melengking dan batuk-batuk berdahak, terutama pada malam hari atau pagi hari.Batuk pada penderita asma awalnya adalah merupakan gejala, tetapi pada akhirnya akan menjadi suatu permasalahan tersendiri dari sekian banyak permasalahan yang ada. Beberapa permasalahan yang sering kali menyertai pada penderita asma bronkhiale adalah adanya sesak napas, adanya gangguan pembersihan jalan napas, air flow, penyempitan jalan napas, gangguan pertukaran gas, disfungsi otot-otot pernapasan, serta gangguan pola pernapasan (abnormal breathing pattern) dan batuk yang pada hakekatnya saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.Batuk pada penderita asma bronkhiale sangat bervariasi, yang dapat dilihat dari frekuensi atau seringnya batuk. Frekuensi seringnya batuk pada penderita asthma bronkhiale dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:1). Hiperskeresi bronchus yang menghasilkan mucus yang berlebihan. 2). Penumpukan mucus atau seputum karena menurunnya fungsi silia. 3). Ventilasi yang rendah karena obstruksi jalan napas. 4). Daya tahan tubuh yang menurun. 2. Fisioterapi pada Penderita Astma Broncheal1. Postural drainageMerupakan suatu teknik untuk mengalirkan sekresi dari berbagai segmen menuju saluran nafas yang lebih besar, dengan menggunakan pengaruh gravitasi dan pengaruh posisi pasien yang sesuai dengan letak sputumnya. Sebelum dilakukan PD memperbanyak minum dahulu, 1 jam sebelum dilakukan PD.Postural drainage adalah suatu metode pembersihan saluran napas dengan cara memposisikan penderita sedemikian rupa, dan dengan pengaruh gravitasi, mucus dapat dialirkan ke saluran yang lebih besar, sehingga mudah untuk dikeluarkan. Dalam pelaksanaannya postural drainage ini selalu disertai dengan tapotement atau tepukan dengan tujuan untuk melepaskan mucus dari dinding saluran napas dan untuk merangsang timbulnya reflek batuk, sehinggga dengan reflek batuk mucus akan lebih mudah dikeluarkan. Jika saluran napas bersih maka pernapasan akan menjadi normal dan ventilasi menjadi lebih baik. Jika saluran napas bersih dan ventilasi baik maka frekuensi batuk akan menurun.

2. TapotementTapotement adalah teknik cupping yang dilakukan dengan menepuk-nepuk telapak tangan secara ritmik dan berirama pada dinding thorax, punggung dan daerah costa samping kanan dan kiri. Tapotement diberikan bersamaan dengan PD dan dapat juga selama penyinaran IR dengan 10-15 mnt. Tujuannya untuk memindahkan sputum ke cabang bronkus utama yang kemudian pasien disuruh untuk batuk.3. Batuk efektifBatuk merupakan suatu gerakan reflek untuk mengeluarkan benda asing atau sputum dari dalam saluran pernafasan. Dalam latihan batuk harus di lakukan dengan benar yaitu dengan pengembangan daerah perut dan pinggang secara perlahan-lahan yang bertujuan untuk pengisian udara pada daerah bronkiolus tanpa menyebabkan sekresi tersebut terbawa masuk lebih dalam pada saluran bronkiolus.Posisi pasien pada batuk efektif yang benar adalah posisi pasien duduk dengan badan agak condong ke depan agar memudahkan kontraksi otot dinding perut dan dada sehingga menghasilkan tekanan abdominal yang benar. Teknik pelaksanaan batuk efektif yaitu pasien tarik nafas lewat hidung pelan dan dalam, kemudian menahan nafas beberapa saat (2-3dtk) selanjutnya pasien disuruh mengontraksikan otot perut sambil mengeluarkan nafas dengan dibatukan. Batuk dilakukan sebanyak 2 kali dengan mulut terbuka dan dilakukan setelah respirasi sebanyak 2-3 kali, batuk yang pertama akan melepaskan sputum dari tempat perlengketannya dan batuk yang kedua akan membantu mengeluarkan sputum dari saluran pernafasan.4. Breathing exercise Latihan ini meliputi latihan pernafasan dada dan perut. Melakukan latihan yang benar adalah tarik nafas lewat hidung dan hembuskan lewat mulut. Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki ventilasi udara, melatih pernafasan diafragma, memelihara elastisitas jaringan paru-paru dan menjaga expansi thorax.Breathing exercise adalah suatu metode latihan pernapasan yang dilakukan dengan type tertentu, untuk tujuan tertentu serta diaplikasikan pada kondisi tertentu pula. Breathing exercise yang dimaksud di sini adalah force passive breathing exercise yaitu suatu bentuk latihan napas yang dalam pelaksanaannya sering dilakukan bersamaan dengan postural drynage atau dilakukan dalam sesi tersendiri, dimana saat akhir dari ekspirasi diberikan suatu penekanan dengan arah sesuai dengan gerakan segmen thorak saat ekspirasi dan saat inspirasi tekanan dihilangkan namun tangan fisioterapist tetap menempel pada segmen dinding thorak tersebut dan mengarahkan gerakan sesuai gerakan segmen dinding thorak tersebut saat inspirasi. Dengan breathing exercise ini akan dapat menurunkan udara residu dan mengefektifkan kerja dari otot-otot pernapasan sehingga dapat memperbaiki ventilasi paru yang menurun pada penderita asma bronkhiale. Jika ventilasi baik maka akan dapat menghasilkan batuk yang efektif. Jika batuk efektif maka mucus akan mudah untuk di keluarkan, jika mucus keluar maka saluran napas bersih, dan jika saluran napas bersih maka frekuensi batuk akan menurun.

5. Mobilisasi sangkar thorax Latihan ini meliputi gerakan-gerakan pada trunk dan anggota gerak atas,dapat dilakukan bersamaan dengan breathing exercise. Sehingga otot-otot pernafasan dan otot bantunya yang mengalami ketegangan akan menjadi rilex6. IR (infra red) Penyinaran diberikan pada daerah dada dan punggung atas. Lamanya penyinaran 15 mnt, dibagi 2 = bagian dada 7,5 mnt dan bagian punggung atas 7,5 mnt. Tujuan penyinaran untuk mendapatkan relaksasi lokal pada daerah dada dan punggung juga untuk memperbaiki sirkulasi darah (fasodilatasi pmbuluh darah).7. Microwafe diathermiMicrowafe diathermi adalah suatu modalitas fisioterapi dengan menggunakan arus bolak-balik dengan frekuensi 2450 MHz dan panjang gelombang 12,25 cm. Berdasarkan frekuensi dan panjang gelombangnya maka microwave diathermi mempunyai kemampuan penetrasi kedalam jaringan 3 cm atau dapat mencapai jaringan otot. Dengan aplikasi dari pendekatan anterior dan posterior dinding thorak, dengan efek thermal dari microwave diathermi diharapkan dapat meningkatkan metabolisme otot khususnya otot-otot pernapasan, meningkatkan sirkulasi darah lokal, meningkatkan elastisitas jaringan, menurunkan tonus otot-otot pernapasan dan otot polos dinding bronchus melalui normalisasi nosisensorik, sehingga dapat diperoleh efek relaksasi pada otot polos bronchus dan otot-otot pernapasan. Efek relaksasi pada otot polos bronchus tersebut, diharapkan akan terjadi perubahan pada bronchus yaitu menurunnya stress mekanik pada dinding bronchus dan terjadinya dilatasi atau pelebaran bronchus. Dengan menurunnya stress mekanik pada dinding bronchus maka diharapkan dapat menurunkan hiperskresi mucus dan dapat menurunkan frekuensi batuk . Dengan terjadinya dilatasi bronchus tersebut, akan memberikan efek kemudahan dalam pengaliran mucus dan menurunkan sesak napas.Efek relaksasi pada otot-otot pernapasan adalah menurunnya ketegangan otot-otot pernapasan, meningkatnya metabolisme otot, nutrisi untuk otot tercukupi sehingga otot-otot pernapasan dapat bekerja optimal dan pernapasan menjadi lebih baik untuk menghasilkan ventilasi paru yang adequate.

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah tentang dua penyakit yaitu Syndrome Parkinson dan Asma Bronkial. Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Asthma bronkhiale adalah suatu penyakit yang ditandai oleh adanya hiper reaktivitas saluran napas terutama trakhea dan bronkhus terhadap suatu rangsangan.Kedua penyakit ini selain bisa di tangani secara farmakologi (melalui obat-obatan) juga dapat ditangani melalui penanganan fisioterapi baik secara manual terapi maupun menggunakan modalitas terapi.

DAFTAR PUSTAKASchenkman M, Ellis T, Christiansen C, et al. Profile of functional limitations and task performance among people with early- and middle-stage Parkinson disease. Phys Ther. 2011;91:13391354. Article Summary on PubMed. Allen NE, Sherrington C, Paul SS, Canning CG. Balance and falls in Parkinson's disease: a meta-analysis of the effect of exercise and motor training. Mov Disord. 2011;26:1605-1615. Article Summary on PubMed. Morris ME, Martin CL, Schenkman M. Striding out with Parkinson disease: evidence-based physical therapy for gait disorders. Phys Ther. 2010;90:280-288. Free Article. Soenarno, P.2000. Peranan Fisioterapi dan Indonesia Sehat 2010 . Dalam Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi (TITAFI)XV.Semaranghttp://dhaenkpedro.wordpress.com/fisioterapi-pada-asthma-bronchiale/

1