MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

12
1 TUGAS FISILOGI HEWAN (OSMOREGULASI) Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Fisiologi Hewan KELOMPOK IV Mayang Sari (3061522023) Mariatul Adawiyah (3061522021) Vina Renika (3061522019) Dosen Pembimbing : Syahbudin .M.Pd. KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA BANJARMASIN 2016/2017

Transcript of MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

Page 1: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

1

TUGAS FISILOGI HEWAN

(OSMOREGULASI)

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata kuliah Fisiologi Hewan

KELOMPOK IV

Mayang Sari (3061522023)

Mariatul Adawiyah (3061522021)

Vina Renika (3061522019)

Dosen Pembimbing : Syahbudin .M.Pd.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

BANJARMASIN

2016/2017

Page 2: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, dan hidayah-NYA kami dapat menyelesaikan makalah tentang Osmoregulasi

dengan tepat waktu, meskipun banyak kekuranagan didalamnya. Dan juga kami

berterima kasih kepada bapak Syahbudin, M.Pd selaku dosen mata kuliah Fisiologi

Hewan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan serta

mengetahui mengenal tentang Osmoregulasi pada hewan dan kami juga menyadari

sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi

perbaikan makalah yang kami buat dimasa mendatang, mengingat tidak ada sesuatu

yang sempurna tanpa saran yang membangun

Semoga makalah ini dapat dipahami siapapun pembaca nya , sekiranya makalah

yang kami buat ini dapat berguna bagi driri kami sendiri maupun orang yang

membacanya . sebelum kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang

berkenan dan kami memohon kritik, saran dan usulan yang membangun demi

perbaikan dimasa depan.

Banjarmasin, 03 Juni 2017

Page 3: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………2

Daftar isi…………………………………………………………………………...3

BAB I Pendahuluan………………………………………………………………4

1. Rumusan Masalah………………………………………………….4

2. Tujuan ……………………………………………………………5

BAB II Pembahasan………………………………………………………………6

A. Pengertian Osmoregulasi …………………………………………………………………..6

B. Peranan Osmoregulasi ……………………………………………………………………..7

C. Mekanisme Osmoregulasi …………………………………………………………………7 D. Sistem Osmoregulasi pada Hewan………………………………………………………….8

BAB III Penutup............................................................................................8

Kesimpulan………………………………………………………………………..10

Daftar Pustaka …………………………………………………………………...12

Page 4: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pergerakan air melalui membran selektif permiabel biasa disebut osmosis. Hal itu terjadi ketika

dua larutan mempunyai perbedaan konsentrasi total larutan atau osmolality. Hewan yang memelihara keseimbangan antara cairan tubuh dengan keadaan lingkungan sekitar disebut osmoconfer.

Organisme perairan harus melakukan osmoregulasi karena harus terjadi keseimbangan antara

substansi tubuh dan lingkungan. Membran sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa

substansi yang bergerak cepat. Adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan

lingkungan. Semakin jauh perbedaan tekanan osmose antara tubuh dan lingkungan, semakin banyak

energi metabolisme yang dibutuhkan untuk melakukan osmoregulasi sebagai upaya adaptasi. Karena

perbedaan proses osmoregulasi pada beberapa golongan ikan, maka struktur organ-organ

osmoregulasinya juga kadang berbeda. Beberapa organ yang berperanan dalam proses osmoregulasi

ikan, antara lain insang, ginjal, dan usus. Organ-organ ini melakukan fungsi adaptasi di bawah kontrol

hormon osmoregulasi, terutama hormon-hormon yang disekresi oleh pituitari, ginjal, dan urofisis

(Fujaya, 2004).

Osmoregulasi adalah kemampuan organisme untuk mempertahankan keseimbangan kadar dalam

tubuh, didalam zat yang kadar garamnya berbeda. Secara sederhana hewan dapat diumpamakan

sabagai suatu larutan yang terdapat di dalam suatu kantung membran atau kantung permukaan tubuh.

Hewan harus menjaga volume tubuh dan kosentrasi larutan tubuhnya dalam rentangan yang agak

sempit. Yang menjadi masalah adalah konsentrasi yang tepat dari cairan tubuh hewan selalu berbeda

dengan yang ada dilingkungannya. Perbedaan kesentrasi tersebut cenderung mengganggu keadaan

kondisi internal. Hanya sedikit hewan yang membiarkan kosentrasi cairan tubuhnya berubah-ubah

sesuai degan lingkungannya dalam kedaan demikian hewan dikatakan melakukan osmokonfirmitas (Wulangi, 1993).

Osmoregulator merupakan hewan yang harus menyesuaikan osmolaritas internalnya, karena

cairan tubuh tidak isoosmotik dengan lingkungan luarnya. Seekor hewan osmoregulator harus

membuang kelebihan air jika hewan itu hidup dalam lingkungan hiperosmotik. Kemampuan untuk

mengadakan osmoregulasi membuat hewan mampu bertahan hidup, misalnya dalam air tawar dimana

osmolaritas tertemtu rendah untuk mendukung osmokonformer, dan didarat dimana air umumnya

tersedia dalam jumlah yang sangat terbatas. Semua hewan air tawar dan hewan air laut adalah

osmoregulator. Manusia dan hewan darat lainnya yang juga osmoregulator harus mengkompensasi kehilangan air.

Osmoregulasi yang terjadi pada ikan air laut dan ikan air tawar yang ditempatkan pada salinitas

yang berbeda-beda perlu dilakukan untuk melihat mekanisme tertentu pada organisme bagaimanan

agar dapat bertahan hidup pada kondisi tertentu dengan salinitas yang berbeda dari lingkungannya (Kusrini, 2007)..

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana mekanisme Peranan Osmoregulasi ?

b. Bagaimana mekanisme Mekanisme Osmoregulasi ? c. Bagaimana mekanisme Sistem Osmoregulasi pada Hewan ?

Page 5: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

5

3. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui mekanisme Peranan Osmoregulasi ?

b. Mengetahui mekanisme Mekanisme Osmoregulasi ? c. Mengetahui mekanisme Sistem Osmoregulasi pada Hewan ?

Page 6: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Osmoregulasi

Sistem Osmoregulasi ialah sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air

dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan). Pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang

layak bagi kehidupan ikan, sehingga proses- proses fisiologis tubuhnya berfungsi normal. Tekanan

osmotik (π) adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan

molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis)

(Soewolo. dkk, 1994).

Osmoregulasi secara energik membutuhkan energi yang sangat banyak. Suatu pergerakan netto

air hanya terjadi dalam gradient osmotik. Osmoregulator harus menghabiskan energi untuk

mempertahankan gradien osmotik yang memungkinkan air untuk masuk dan bergerak keluar. Mereka melakukan hal tersebut dengan cara memanipulasi kosentrasi zat terlarut dalam cairan tubuhnya.

Suplai energi osmoregulasi terutama bergantung pada seberapa besar perbedaan osmolaritas seekor

hewan dari osmolaritas lingkungannya dan pada seberapa besar kerja transport membran diperlukan untuk mengangkut zat-zat terlarut secara aktif.

Peranan osmoregulasi dan eksresi adalah (Soewolo, 1994):

1. Mengendalikan kandungan ion dalam cairan tubuh, garam berkelakuan seperti elektrolit lain dan dalam cairan tubuh akanterurai menjadi ion-ion.

2. Mengatur jumlah air yang terdapat dalam cairan tubuh, jumlah air dalam cairan tubuh dan cara pengaturannya merupakan salah satu masalah fisiologik yang di hadapi oleh mahluk hidup.

3. Mengatur kadar ion H atau pH cairan tubuh.

Osmoregulasi dilakukan dengan berbagai cara melalui (Soewolo, 1994):

ginjal

kulit

membran mulut

Kebanyakan hewan menjaga agar kosentrasi cairan tubuhnya tetap lebih tinggi dari mediumnya

(regulasi hiporosmotis) atau lebih rendah dari mediumnya (regulasi hipoosmotis). Untuk itu hewan harus berusaha mengurangi gangguan dengan menurunkan (Soewolo, 1994):

Osmoregulasi dapat juga didefinisikan sebagai proses homeostasis untuk menjaga agar cairan tubuh

selalu berada dalam keadaan stabil atau steady state. Masalah osmoregulasi antara lain sebagai berikut:

o Setiap individu hewan membutuhkan konsentrasi garam yang berbeda dengan lingkungannya

o Hewan harus mempunyai konsentrasi air yang sama (partikel konsentrasi terlarut total)

terhadap lingkungannya, yang berarti membutuhkan sejumlah besar energy untuk membuang

air dari tubuhnya.

o Hewan perlu untuk membuang sejumlah sisa hasil metabolisme yang larut dalam air seperti ammonia, kreatinin, dan pigmen darah.

Berdasarkan kemapuannya menjaga tekanan osmotik tubuh, dikenal adanya hewan osmoregulator dan osmokonformer.

a. Osmokonformer

Page 7: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

7

Osmokonformer merupakan hewan yang tidak mampu mempertahankan tekanan osmotik di

dalam tubuhnya, oleh karena itu hewan harus melakukan berbagai adaptasi agar dapat bertahan di

dalam tempat hidupnya. adaptasi dapat dilakukan sepanjang perubahan yang terjadi pada

lingkungannya tidak terlalu besar dan masih ada dalam kisaran konsentrasi yang dapat diterimanya.

Jika perubahan lingku ngan terlalu besar maka hewan yang melakukan osmokonfermer tidak dapat bertahan hidup di tempat tersebut.

b. Osmoregulator

Osmoregulasi adalah organisme yang menjaga osmolaritasnya tanpa tergantung lingkungan

sekitar. Oleh karena kemampuan meregulasi ini maka osmoregulator dapat hidup di lingkungan air

tawar, daratan, serta lautan. Di lingkungan dengan konsentrasi cairan yang rendah, osmoregulator akan melepaskan cairan berlebihan dan sebaliknya.

B. Peranan Osmoregulasi

Secara umum osmoregulasi berperan:

Membuang sisa maupun hasil samping metabolisme dari dalam tubuh makhluk hidup untuk

menjaga ketidakseimbangan reaksi-reaksi kimia dalam tubuh, kerjanya bersama-sama dengan

sistem ekskresi.

Mencegah terhadap gangguan fungsi enzim dalam proses metabolisme, dengan cara

membuang zat-zat sisa atau hasil sampingan metabolisme yang bersifat racun,

Mempertahankan kestabilan ratio ion-ion yang terlarut dalam cairan tubuh, terutama ion-ion:

Na, K, Mg, Ca, Fe, H, Cl, I, PO3 yang sangat vital untuk aktivitas metabolisme seperti kerja

enzim, sintesa protein, produksi hormon, pigmen respirasi, permeabilitas otot, aktivitas listrik,

dan kontraksi otot.

Mengatur jumlah air yang terkandung dalam cairan tubuh, untuk menjaga volume cairan

tubuh dan tekanan osmotik agar tetap dalam keadaan stabil, seperti diketahui bahwa tekanan

osmotik tergantung baik pada jumlah zat terlarut maupun pelarutnya, dan

Mengatur dan menjaga kestabilan pH cairan tubuh agar reaksi-reaksi dalam metabolisme

dapat berjalan dengan baik.

C. Mekanisme Osmoregulasi

Berdasarkan Mekanismenya osmoregulasi pada hewan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Regulasi Hipertonik atau Hiperosmotik, yaitu pengaturan aktif konsentrasi cairan tubuh yang

lebih tinggi dari konsentrasi lingkungan. Maka secara fisika untuk menjaga kestabilan

lingkungan internalnya (cairan tubuh) hewan tersebut mempunyai kecendrungan untuk :

Mengurangi masuknya air kedalam tubuh dengan meningkatkan impermeabilitas dinding

tubuh atau dengan cara mengeluarkan kelebihan air yang ada dari dalam tubuh.

Memasukkan garam-garam kedalam tubuhnya dengan cara makan dan minum untuk

menjaga ksabilan zat-zat yang terlarut dalam cairan tubuhnya. Misalnya pada petadrom

(Ikan air tawar) 2. Regulasi Hipoosmotik

Pada hewan-hewan yang hidup dilaut pada umumnya dimana konsentrasi pelarut dalam tubuh

hewan lebih tinggi dari pada lingkunganya, maka untuk menjaga kestabilan cairan tubuhnya hewan tersebut akan:

Page 8: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

8

Menghambat/mencegah keluarnya air dari dalam tubuh ke lingkungannya.

Mencegah masuknya garam kedalam tubuh atau mengeluarkan kelebihan garam dari

dalam tubuhnya.

D. Sistem Osmoregulasi pada Hewan

1. Sistem Osmoregulasi pada hewan invertebrata

Secara umum, organ osmoregulasi invertebrata memakai mekanisme filtrasi, reabsorbsi, dan

sekresi yang prinsipnya sama dengan kerja ginjal pada vertebrata yang memproduksi urin yang lebih encer dari cairan tubuhnya.

a. Osmoregulasi pada serangga

Kehilangan air pada serangga terutama terjadi melalui proses penguapan. Hal ini dikarenakan

serangga memiliki ratio luas permukaan tubuh dengan masa tubuhnya sebesar 50x, bandingkan

dengan mamalia yang mempunyai ratio luas permukaan tubuh terhadap masa tubunya yang hanya

1/2x. Jalan utama kehilangan air pada serangga adalah melalui spirakulum untuk mengurangi

kehilangan air dari tubuhnya maka kebanyakan serangga akan menutup spirakelnya pada saat diantara

dua gerakan pernapasannya. Cara mengatasi yang lain adalah dengan meningkatkan impermeabilitas

kulitnya, yaitu dengan memiliki kutikula yang berlilin yang sangat impermeable terhadap air,

sehingga serangga sedikit sekali kehilangan air melalui kulitnya. Sebagai organ ekskretori serangga

memiliki badan Malphigi yang bersama-sama dengan saluran pencernaan bagian belakang membentuk sistem ekskretori osmoregulatori.

b. Osmoregulasi pada Annelida

Cacing tanah seperti lumbricus terestris merupakan regulator hiperosmotik yang efektif. Hewan

ini secara aktif mengabsorbsi ion-ion. Urine yang diproduksinya encer, yang secara esensial bersifat

hipoosmotik mendekati isoosmotik terhadap darahnya. Diduga konsentrasi urinnya disesuaikan

menurut kebutuhan keseimbangan air tubuhnya. Homeostasis regulasi juga dilakukan dengan

pendekatan prilaku yaitu aktif dimalam hari dan menggali tanah lebih dalam bila permukaan tanah kering.

c. Osmoregulasi pada Molusca

Pada tubuh keoang/Siput memiliki permukaan tubuh berdaging yang sangat permeable terhadap

air. bila dikeluarkan dari cangkangnya, maka air akan hilang secepar penguapan air pada seluas

permukaan tubuhnya. Semua keoang atau siput bernapas terutama dengan paru-paru yang terbentuk

dari mantel tubuhnya dan terbuka keluar melalui lubang kecil. Toleransi terhadap air sangat tinggi.

Tekanan osmotic cairan internal bervariasi secara luas tergantung kandungan air lingkungannya.

Untuk menghindari kehilangan air yang berlebih, keong atau siput lebih aktif dimalam hari dan bila

kondisi bertambah kering , keoang akan berlindung dengan membenamkan diri kedalam tanah serta

menutup cangkangnya dengan semacam operculum yang berasal dari lendir yang dikeluarkannya.

Banyak keong darat yang secara rutin mengeluarkan suatu zat yang mengandung nitrogen dalam

bentuk asam urat yang sulit larut dalam air, yang terbukti bahwa ternyata zat ini meningkat pada

beberapa spesies dalam masa kesulitan mendapatkan air. Selama masa estivasi (tidur musim panas)

asam urat ini disimpan dalam ginjal dengan maksud mengurangi kehilangan air untuk menekskresikan

nitrogen tersebut. Banyak spesies keong yang menyimpan air didalam rongga mantelnya yang rupanya digunakan pada liungkungan kering.

2. Osmoregulasi pada Vertebrata a. Osmoregulasi pada Ikan

Page 9: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

9

Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik terhadap

lingkungan, sehingga air cenderung masuk ketubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh yang

semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya

garam-garam tubuh dan dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat

menyokong fungsi-fungsi fisiologis secara normal. Ginjal akan memompa keluar kelebihan air

tersebut sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomerulus dalam jumlah banyak dengan diameter besar.

Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.

Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya, sehingga

cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garam-garam. Untuk mengatasi

kehilangan air, ikan ‘minum’air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan

garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan

kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk

mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubulus ginjal

mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomerulus ikan laut cenderung lebih sedikit dan

bentuknya lebih kecil dari pada ikan air tawar

b. Osmoregulasi pada Reptil

Hewan dari kelas reptile, meliputi ular, buaya, dan kura-kura memiliki kulit yang kering dan

bersisik. Keadaan kulit yang kering dan bersisik tersebut diyakini merupakan cara beradaptasi yang

baik terhadap kehidupan darat, yakni agar tidak kehilangan banyak air. Untuk lebih menghemat air,

hewan tersebut menghasilkan zat sisa bernitrogen dalam bentuk asam urat, yang pengeluarannya hnya

membutuhkan sedikit air. selain itu, Reptil juga melakukan penghematan air dengan menghasilkan

feses yang kering. Bahkan, Kadal dan kura-kura pada saat mengalami dehidrasi mampu

memanfaatkan urin encer yang dihasilkan dan disimpan dikandung kemihnya dengan cara mereabsorbsinya.

c. Osmoregulasi pada Aves

Pada burung pengaturan keseimbangan air ternyata berkaitan erat dengan proses mempertahankan

suhu tubuh. Burung yang hidup didaerah pantai dan memperoleh makanan dari laut (burung laut)

menghadapi masalah berupa pemasukan garam yang berlebihan. Hal ini berarti bahwa burung tersebut

harus berusaha mengeluarkan kelebihan garam dari tubuhnya. Burung mengeluarkan kelebihan garam

tersebut melalui kelenjar garam, yang terdapat pada cekungan dangkal dikepala bagian atas, disebelah

atas setiap matanya, didekat hidung. Apabila burung laut menghadapi kelebihan garam didalm

tubhnya, hewan itu akan menyekresikan cairan pekat yang banyak mengandung NaCl. Kelenjar garam ini hanya aktif pada saat tubuh burung dijenuhkan oleh garam.

d. Osmoregulasi pada Mamalia

Pada mamalia kehilangan air dan garam dapat terjadi lewat keringat. Sementara, cara mereka

memperoleh air sama seperti vertebrata lainnya, yaitu dari air minum dan makanan. Akan tetapi,

untuk mamalia yang hidup dipadang pasir memperoleh air denga cara minum merupakan hal yang

mustahil sebagai contoh kangguru. Kangguru tidak minum air, tetapi dapat bertahan dengan menggunakan air metabolic yang dihasilkan dari oksidasi glukosa.

Page 10: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

10

BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah tersebut adalah sebagai berikut

Osmoregulasi dan ekskresi merupakan 2 macam proses yang berperan dalam homoestasis

untuk mengatur dan menjaga kestabilan lingkungan internal pada makhluk hidup terhadap pengaruh perubahan lingkungan eksternalnya

Osmoregulasi dilakukan dengan berbagai cara melalui :

a. Ginjal

b. Kulit

c. Membran mulut

1. Sistem Osmoregulasi pada hewan invertebrata a. Osmoregulasi pada serangga

Kehilangan air pada serangga terutama terjadi melalui proses penguapan. Hal ini dikarenakan

serangga memiliki ratio luas permukaan tubuh dengan masa tubuhnya sebesar 50x, bandingkan

dengan mamalia yang mempunyai ratio luas permukaan tubuh terhadap masa tubunya yang hanya

1/2x. Jalan utama kehilangan air pada serangga adalah melalui spirakulum untuk mengurangi

kehilangan air dari tubuhnya maka kebanyakan serangga akan menutup spirakelnya pada saat diantara dua gerakan pernapasannya.

b. Osmoregulasi pada Annelida

Cacing tanah seperti lumbricus terestris merupakan regulator hiperosmotik yang efektif. Hewan ini secara aktif mengabsorbsi ion-ion.

c. Osmoregulasi pada Molusca

Semua keoang atau siput bernapas terutama dengan paru-paru yang terbentuk dari mantel

tubuhnya dan terbuka keluar melalui lubang kecil. Toleransi terhadap air sangat tinggi. Tekanan

osmotic cairan internal bervariasi secara luas tergantung kandungan air lingkungannya. Untuk

menghindari kehilangan air yang berlebih, keong atau siput lebih aktif dimalam hari dan bila kondisi bertambah kering.

2. Osmoregulasi pada Vertebrata a. Osmoregulasi pada Ikan

Ikan-ikan yang hidup di air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik terhadap

lingkungan, Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya, sehingga cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garam-garam.

b. Osmoregulasi pada Reptil

Hewan dari kelas reptile, meliputi ular, buaya, dan kura-kura memiliki kulit yang kering dan

bersisik. Keadaan kulit yang kering dan bersisik tersebut diyakini merupakan cara beradaptasi yang

baik terhadap kehidupan darat, yakni agar tidak kehilangan banyak air. Untuk lebih menghemat air, hewan tersebut menghasilkan zat sisa bernitrogen dalam bentuk asam urat.

Page 11: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

11

c. Osmoregulasi pada Aves

Pada burung pengaturan keseimbangan air ternyata berkaitan erat dengan proses mempertahankan

suhu tubuh. Burung yang hidup didaerah pantai dan memperoleh makanan dari laut (burung laut)

menghadapi masalah berupa pemasukan garam yang berlebihan. Hal ini berarti bahwa burung tersebut harus berusaha mengeluarkan kelebihan garam dari tubuhnya.

d. Osmoregulasi pada Mamalia

Pada mamalia kehilangan air dan garam dapat terjadi lewat keringat. Sementara, cara mereka

memperoleh air sama seperti vertebrata lainnya, yaitu dari air minum dan makanan. Akan tetapi,

untuk mamalia yang hidup dipadang pasir memperoleh air denga cara minum merupakan hal yang

mustahil sebagai contoh kangguru. Kangguru tidak minum air, tetapi dapat bertahan dengan menggunakan air metabolic yang dihasilkan dari oksidasi glukosa.

Page 12: MAKALAH osmoregulasi PADA HEWAN

12

Daftar Pustaka

http://unsa-73.blogspot.coid/2011/06/sistem-osmoregulasi.html?m=1

http://sahabatbiologi.blogspot.com/2012/06/osmoregulasi.html?m=1