Makalah OMA TMK
Transcript of Makalah OMA TMK
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
1/17
MODUL ORGAN TINDAKAN MEDIK DAN KEPERAWATAN
OTITIS MEDIA AKUT
KELOMPOK 4
030 06 058 Dennys Bercia
030 06 149 M. Ardiyansyah Rakun
030 07 204 Primanda Andyastuty
030 07 205 Putri Balqis
030 08 034 Anrico Muhammad
030 08 035 Aqsha Tiara Viazelda
030 08 097 Fani Safitri
030 08 102 Ferdy
030 08 173 Naskaya Suriadinata
030 08 174 Neysa Glenda Preciosa
030 08 251 Vilma Swari
030 08 252 Vithia Ghozalla
030 08 303 Siti Nasirah BT Ahmad S
JAKARTA, 18 November 2010
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
2/17
BAB I
PENDAHULUAN
Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga.
Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam. Selain itu di
daerah ini terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga
hidung belakang dan tenggorokan bagian atas.
Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri.4,5 Pada
25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Virus ditemukan pada 25%
kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri. Bakteri penyebab otitis media
tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan
Moraxella cattarhalis. Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus
disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit kasus yang membutuhkan antibiotik.
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena kekebalan
tubuh yang masih dalam perkembangan, dan posisi saluran eustachius pada anak lebih lurus
secara horizontal dan lebih pendek sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
Di Amerika Serikat, diperkirakan 75% anak mengalami setidaknya satu episode otitis media
sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih.
Di Inggris, setidaknya 25% anak mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluh
tahun.4 Di negara tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun.
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
3/17
BAB II
LAPORAN KASUS
Saudara sebagai seorang dokter baru sedang mengobati seorang anak Adi, umur 3
tahun dengan keluhan batuk dan pilek sudah selama 1 minggu. Walaupun sudah ditambah
antibiotik tetapi penyakitnya belum berkurang. Tiba-tiba anak tersebut terbangun saat tidur
siang dan menjerit telinga kirinya sakit sekali. Pada alloanamnese dikatakan tidak ada riwayat
trauma kepala, korek-korek telinga, kemasukan serangga ataupun sakit telinga sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik anak tampak sakit berat, gelisah, rewel, tangannya memegang
telinga kirinya, tidak ada nyeri tekan tragus dan nyeri tarik aurikula. Tidak ada nyeri tekan
mastoid. Pada pemeriksaan dengan otoskop tampak liang telinga lapang, tenang, Membran
Timpani telinga kiri bulging warna sedikit kekuningan. Telinga kanan dalam batas normal.
Hidung ada gambaran rhinitis akut dalam penyembuhan. Tenggorok tenang.
Suhu tubuh : 40 C
Nadi : meningkat
Hemoglobin : 13 gr%
Leukosit : 19.500/l
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
4/17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid1.
Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah
ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini
terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung
belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:
Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan
tekanan udara di dunia luar.
Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke
bagian belakang hidung.
ETIOLOGI
Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri.4,5 Pada 25%
pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Virus ditemukan pada 25% kasus da
da dan n kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri. Bakteri penyebab otitis media
tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan
Moraxella cattarhalis. Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus
disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini
dimungkinkan karena tanpa antibiotik pun saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga
bakteri akan tersingkir bersama aliran lendir.
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal.1
- Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.
- Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga ISPA
lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
5/17
- Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam
kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid
berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu
terbukanya saluran Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi
tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
PATOFISIOLOGI
Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan
telinga tengah.
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan
atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.1 Saat bakteri melalui
saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi
pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran menyebabkan transudasi, dan
datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh
bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah
dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius
menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang
telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang
telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di
telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya
sekitar 24 desibel (bisikan halus).2 Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan
gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga
juga akan terasa nyeri.1
Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnyadapat merobek gendang telinga karena tekanannya.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.
Stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah :
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
6/17
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
7/17
Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh yang tinggi.
Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya.
Pada orang dewasa, didapatkan juga gangguan pendengaran berupa rasa penuh atau kurang
dengar.
Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu tubuh yang tinggi (> 39,5
derajat celsius), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare, kejang, dan kadang-
kadang memegang telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran tinmpani, suhu tubuh
akan turun dan anak tertidur.
DIAGNOSA
Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.6
1. Penyakitnya muncul mendadak (akut)
2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di telinga
tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:
a. menggembungnya gendang telinga
b. terbatas/tidak adanya gerakan gendang
telinga
c. adanya bayangan cairan di belakang
gendang telinga
d. cairan yang keluar dari telinga
3. Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah satu
di antara tanda berikut:
a. kemerahan pada gendang telinga
b. nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal
Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun telinga
pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan,
mual dan muntah, serta rewel.4,6,7 Namun gejala-gejala ini (kecuali keluarnya cairan dari
telinga) tidak spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada
riwayat semata.6
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
8/17
Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang dan gendang
telinga dengan jelas).4 Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang
menggembung, perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan
suram, serta cairan di liang telinga.
Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatik (pemeriksaan
telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara
kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara).6 Gerakan
gendang telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan pemeriksaan
ini. Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis OMA. Namun umumnya diagnosis
OMA dapat ditegakkan dengan otoskop biasa.4 Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan
dengan timpanosentesis (penusukan terhadap gendang telinga).6 Namun timpanosentesis
tidak dilakukan pada sembarang anak. Indikasi perlunya timpanosentesis antara lain adalah
OMA pada bayi di bawah usia enam minggu dengan riwayat perawatan intensif di rumah
sakit, anak dengan gangguan kekebalan tubuh, anak yang tidak memberi respon pada
beberapa pemberian antibiotik, atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.8
OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OMA. Untuk
membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut.4
Gejala dan tanda OMA Otitis media dengan efusi
Nyeri telinga, demam, rewel + -
Efusi telinga tengah + +
Gendang telinga suram + +/-
Gendang yang menggembung +/- -
Gerakan gendang berkurang + +
Berkurangnya pendengaran + +
- Pemberian antibiotik sebagai profilaksis untuk mencegah berulangnya OMA tidak memiliki
bukti yang cukup.4
PENCEGAHAN
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
9/17
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
10/17
PEMBAHASAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Tn. A
Usia : 3 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Sakit telinga kiri
Keluhan tambahan :
Batuk dan pilek sudah satu minggu
Anamnesis tambahan (alloanamnese)
Bagaimana sifat demamnya? Apakah demam muncul mendadak atau perlahan?
(perlahan disebabkan karena bakteri dan jika munculnya mendadak disebabkan
karena virus)
Apakah pada telinga keluar cairan (sekret) atau tidak ada? Jika ada bagaimana warna
dan konsistensi cairannya?
Apakah ada riwayat alergi? (mungkin rhinitis akut oleh karena alergen)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum:
Tampak sakit berat, gelisah, rewel
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
11/17
Tangannya memegang telinga kirinya
Nadi meningkat tidak normal
Suhu 40o
C febris (karena adanya infeksi)
Status THT :
Telinga kiri: tidak ada nyeri tekan tragus dan nyeri tarik aurikula. Tidak ada
nyeri tekan mastoid, liang telinga lapang, tenang -> telinga luar kiri tenang.
Membran Timpani telinga kiri bulging warna sedikit kekuningan -> tidaknormal. Ada sesuatu yang mendorong keluar membran timpani, mungkin
dikarenakan adanya cairan (sekret) dan pus serta sumbatan akibat inflamasi
jaringan sehingga pus dan cairan ini menekan membran timpani keluar.
Telinga kanan dalam batas normal
Pemeriksaan Lab :
Hemoglobin : 13 gr% -> normal
Leukosit : 19.500/l -> leukositosis (biasa karena infeksi bakteri)
DIAGNOSIS KERJA
OTITIS MEDIA AKUT STADIUM SUPURASI AURIS SINISTRA
PENATALAKSANAAN
Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk
mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau
sistemik, dan antipiretik.
Stadium Supurasi
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
12/17
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila membran timpani
masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur4.
Penanganan
Antibiotik
OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya 4. Sekitar 80% OMA
sembuh dalam 3 hari tanpa antibiotik. Penggunaan antibiotik tidak mengurangi komplikasi
yang dapat terjadi, termasuk berkurangnya pendengaran.4,9 Observasi dapat dilakukan pada
sebagian besar kasus. Jika gejala tidak membaik dalam 48-72 jam atau ada perburukan gejala,
antibiotik diberikan.4,6
Yang dimaksud dengan gejala ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
13/17
clavulanate.6 Sumber lain menyatakan pemberian amoxicillin-clavulanate dilakukan jika
gejala tidak membaik dalam tujuh hari atau kembali muncul dalam 14 hari.4
2. Jika pasien alergi ringan terhadap amoxicillin, dapat diberikan cephalosporin seperti
cefdinir, cefpodoxime, atau cefuroxime.
3. Pada alergi berat terhadap amoxicillin, yang diberikan adalah azithromycin atau
clarithromycin.4,6
4. Pilihan lainnya adalah erythromycin-sulfisoxazole atau sulfamethoxazole-trimethoprim.5,6
Namun kedua kombinasi ini bukan pilihan pada OMA yang tidak membaik dengan
amoxicillin.4,6
Jika pemberian amoxicillin-clavulanate juga tidak memberikan hasil, pilihan yang diambil
adalah ceftriaxone selama tiga hari.6
Analgesia/pereda nyeri
Selain antibiotik, penanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri (analgesia).4,6
Analgesia yang umumnya digunakan adalah analgesia sederhana seperti paracetamol atau
ibuprofen. Namun perlu diperhatikan bahwa pada penggunaan ibuprofen, harus dipastikan
bahwa anak tidak mengalami gangguan pencernaan seperti muntah atau diare karena
ibuprofen dapat memperparah iritasi saluran cerna.
Pemberian obat-obatan lain seperti antihistamin (antialergi) atau dekongestan tidak
memberikan manfaat bagi anak.4
- Pemberian kortikosteroid juga tidak dianjurkan.7
- Miringotomi (miringotomi: melubangi gendang telinga untuk mengeluarkan cairan yang
menumpuk di belakangnya) juga hanya dilakukan pada kasus-kasus khusus di mana terjadi
gejala yang sangat berat atau ada komplikasi.4 Cairan yang keluar harus dikultur.
Miringotomi
Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani agar terjadi drainase
sekret dari telinga tengah ke telinga luar. Tindakan bedah kecil ini harus dilakukan a vue(lihat langsung), pasien harus tenang dan dikuasai. Lokasi insisi di kuadran posterior inferior.
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
14/17
Operator harus memakai lampu kepala dengan sinar yang cukup terang, corng telinga yang
sesuai,_serta_pisau_parasentesis_yang_kecil_dan_steril.
Dianjurkan untuk melakukannya dengan narkosis umum dan memakai mikroskop.
Bila pasien mendapat terapi yang adekuat, miringotomi tidak perlu dilakukan, kecuali bila
jelas_tampak_adanya_nanah_di_telinga_tengah.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan akibat trauma liang telinga luar,
dislokasi tulang pendengaran, trauma pada fenestra rotundum, trauma nervus fasialis, dan
trauma_pada_bulbus_jugular.
Indikasi Miringotomi
- Persisten pain dan recurrent otalgia- Efusi telinga tengah dengan hiperemia dan bulging dan anak tampak sakit berat
- Severe earache
- Bila hasil pengobatan antibiotik kurang memuaskan
- Anak tiba-tiba menderita OMA selagi mendapat terapi AB untuk penyakit lain
- Bila OMA terjadi pada anak yang immunologically compromised
- OMA pada neonatus
Parasentesis
Parasentesis adalah pungsi pada membran timpani dengan semprit dan jarum khusus untuk
mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologik. Komplikasinya kurang lebih sama
dengan miringotomi.
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
15/17
BAB V
KESIMPULAN
Telinga tengah terdiri dari Membran timpani, Kavum timpani, Prosesus mastoideus,
dan Tuba eustachius. Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Penyebab otitis
media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri. Bakteri penyebab otitis media
tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan
Moraxella cattarhalis. Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa.
Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium penyakit dan umur
pasien serta terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pada pasien pada kasus di atas,
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
16/17
-
8/8/2019 Makalah OMA TMK
17/17
5. Chronic Otitis Media (Middle Ear Infection) and Hearing Loss. Available from
http://www.entnet.org/KidsENT/hearing_loss.cfm
6. Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. PEDIATRICS Vol. 113 No. 5
May_2004,pp._1451-1465._available_from
http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics ;113/5/1451
7. Diagnosis and treatment of otitis media in children. Institute for Clinical Systems
Improvement (ICSI). Diagnosis and treatment of otitis media in children.
Bloomington (MN): Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI); 2004 May.
Available from http://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?doc_id=5450
8. Glasziou PP, Del Mar CB, Sanders SL, Hayem M. Antibiotics for acute otitis media
in children (Cochrane Review) The Cochrane Library, Issue 2, 2005. Available from
http://www.cochrane.org/cochrane/revabstr/AB000219.htm
9. Little P, et al. Predictors of poor outcome and benefits from antibiotics in children
with acute otitis media: pragmatic randomised trial. BMJ 2002;325:22 Available from
http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/325/7354/22?
ijkey=742c411e86bbfb31b1a51105ff9bfc95d8a31433
10.Wellbery C. Standard-Dose Amoxicillin for Acute Otitis Media. Available from
http://www.aafp.org/afp/20050501/tips/18.html
http://www.entnet.org/KidsENT/hearing_loss.cfmhttp://www.entnet.org/KidsENT/hearing_loss.cfmhttp://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatricshttp://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?doc_id=5450http://www.cochrane.org/cochrane/revabstr/AB000219.htmhttp://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/325/7354/22?ijkey=742c411e86bbfb31b1a51105ff9bfc95d8a31433http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/325/7354/22?ijkey=742c411e86bbfb31b1a51105ff9bfc95d8a31433http://www.aafp.org/afp/20050501/tips/18.htmlhttp://www.entnet.org/KidsENT/hearing_loss.cfmhttp://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatricshttp://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?doc_id=5450http://www.cochrane.org/cochrane/revabstr/AB000219.htmhttp://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/325/7354/22?ijkey=742c411e86bbfb31b1a51105ff9bfc95d8a31433http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/325/7354/22?ijkey=742c411e86bbfb31b1a51105ff9bfc95d8a31433http://www.aafp.org/afp/20050501/tips/18.html