Makalah Tmk(Oma)

29
“Seorang Anak Laki-laki dengan Keluhan Batuk Pilek dan Sakit pada Telinga Kirinya” KELOMPOK 14 MARSELLA 0302007157 MONETA 0302007166 ALEXANDRA VICTORIA A.R 0302008016 ALFIAN WIBISONO 0302008017 DIAJENG PUTRI IRACILY 0302008079 DINA PUTRI DAMAYANTI 0302008083 MARISSA ANGGRAENI 0302008155 MARIZA WANDA APRILA 0302008156 SHABRINA HERDIANA PUTRI 0302008222 SILMINATI NUR SAADAH 0302008227 NOR FATEHAH BINTI HAMDAN 0302008292 NOR UBUDIAH BINTI SETI 0302008293

description

jnkjnkjnjnjknknjknkjnkjnknkjnkjnkjnkjnkjnkjnknknjknjnknknknknkjnknkjnjk

Transcript of Makalah Tmk(Oma)

Page 1: Makalah Tmk(Oma)

“Seorang Anak Laki-laki dengan Keluhan Batuk Pilek

dan Sakit pada Telinga Kirinya”

KELOMPOK 14

MARSELLA 0302007157

MONETA 0302007166

ALEXANDRA VICTORIA A.R 0302008016

ALFIAN WIBISONO 0302008017

DIAJENG PUTRI IRACILY 0302008079

DINA PUTRI DAMAYANTI 0302008083

MARISSA ANGGRAENI 0302008155

MARIZA WANDA APRILA 0302008156

SHABRINA HERDIANA PUTRI 0302008222

SILMINATI NUR SAADAH 0302008227

NOR FATEHAH BINTI HAMDAN 0302008292

NOR UBUDIAH BINTI SETI 0302008293

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA 18 NOVEMBER 2010

Page 2: Makalah Tmk(Oma)

BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupkan sekelompok penyakit kompleks dan

heterogen yang disebabkan oleh berbagai penyebab dan dapat mengenai setiap lokasi di

sepanjang saluran nafas (WHO,1986).

ISPA merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kematian dan angka

kesakitan pada balita di Indonesia. Secara klinis ISA adalah tanda dan gejala akut akibat infeksi

yang terjadi di setiap bagian saluran pernapasan dan berlangsung tidak lebih dari 14 hari.

Adapun yang termasuk ISPA adalah influenza, campak, faringitis, trakeitis, bronkhitis akut,

bronkhiolitis, dan pneumonia.

Insiden ISPA anak di negara berkembang maupun negara yang telah maju tidak berbeda,

tetapi jumlah angka kesakitan dinegara berkembang lebih banyak. Berbagai laporan menyatakan

bahwa ISPA merupakan penyakit paling ssering pada anak, mencapai kira-kira 50% dari semua

penyakit balita dan 30% pada anak usia 5-12 tahun. Umumnya infeksi biasanya mengenai

saluran nafas bagian atas, hanya kurang dari 5% yang mengenai saluran pernapasan bawah.

Page 3: Makalah Tmk(Oma)

BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang anak laki-laki umur 3 tahun diantar orang tuanya dengan keluhan batuk dan

pilek sudah selama 1 minggu. Walaupun sudah ditambah antibiotik tetapi penyakitnya belum

berkurang. Tiba-tiba anak tersebut terbangun saat tidur siang dan menjerit telinga kirinya sakit

sekali. Pada alloanamnesis dikatakan tidak ada riwayat trauma kepala, korek-korek telinga,

kemasukkan serangga ataupun sakit telinga sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik anak tampak

sakit berat, gelisah, rewel, tangannya memegang telinga kirinya, suhu 40oC, tidak ada nyeri tekan

tragus dan nyeri tarik aurikula. Tidak ada nyeri tekan mastoid. Pada pemeriksaan dengan otoskop

tampak liang telinga lapang, tenang, membran timpani telinga kiri bulging warna sedikit

kekuningan. Telinga kanan dibatas normal. Hidung ada gambaran rhinitis akut dalam

penyembuhan. Tenggorokan tenang.

Pemeriksaan lab :

Hb : 13 gr%

Leukosit : 19.500/ml

Suhu : 40°C

Nadi : meningkat

Lain-lain : dalam batas normal

STATUS PASIEN

A. Anamnesis

1. Identitas Pasien

a. Nama : An. Adi

b. Umur : 3 tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Nama Orangtua : Ibu N

Page 4: Makalah Tmk(Oma)

e. Alamat : Jl. Krakatau No.99

2. Keluhan Utama

a. Sakit sekali pada telinga kirinya

3. Keluhan Tambahan

a. Batuk pilek dan demam tinggi

4. Riwayat Penyakit Sekarang

a. Batuk pilek dan demam selama 1 minggu

5. Riwayat Penyakit Terdahulu

a. Riwayat trauma kepala (-)

b. Riwayat korek-korek telinga (-)

c. Riwayat kemasukan serangga (-)

d. Riwayat sakit telinga sebelumnya (-)

6. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak diketahui

7. Riwayat Pengobatan

a. Sudah diberi antibiotik tapi batuk pilek dan demam belum berkurang

B. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

1. Keadaan Umum : tampak sakit

2. Kesadaran : compos mentis

3. Tanda vital

suhu : 40 ˚C (febris)

nadi : (↑) (meningkat)

Status Lokalis

1. Telinga :

Page 5: Makalah Tmk(Oma)

a. Aurikula Dextra : Dalam batas normal

b. Aurikula Sinistra : - liang telinga lapang, tenang

- membran timapani bulging warna sedikit kekuningan

2. Hidung : Gambaran rhinitis akut dalam penyembuhan

3. Tenggorok : Tenang

C. Pemeriksaan Laboratorium

a. Hb : 13 gr%

b. Leukosit : 19.500/ml

c. Lain-lain : Dalam batas normal

D. Diagnosis Kerja

Diagnosis pada pasien ini adalah ”Otitis Media Akut (Aurikula Sinistra stadium

supurasi) et causa rhinitis”. Penegakkan diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik

ditemukan membran timpani bulging warna sedikit kekuningan pada aurikula sinistra, pasien

mengeluh sakit sekali pada telinga kirinya, dan pada hidung terdapat gambaran rhinitis akut

dalam penyembuhan.

E. Patofisiologi

Otitis media diawali dengan infeksi pada saluran napas atas seperti pilek atau rhinitis

yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran

Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi

pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran menyebabkan transudasi, dan datangnya

sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dan akan

terbentuk nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar tuba Eustachius

menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang

telinga.

Page 6: Makalah Tmk(Oma)

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang

telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di

telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Bila tuba tersumbat maka tekanan udara telinga tengah

menurun, membrane timpani tertarik kedalam menyebabkan pendengaran menurun dan

menimbulkan rasa sakit. Pada kasus ini Otitis Media sudah pada stadium supurasi karena

membran timpani terlihat bulging dan terasa sakit sekali.

F. Penatalaksanaan

Medikamentosa :

- antibiotik : ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/BB per hari dibagi dalam 4 dosis, atau

amoksisilin 40 mg/BB/hari dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/BB/hari

- analgesik : paracetamol atau ibuprofen

Nonmedikamentosa :

- Miringotomi :

Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar.

Persiapan :

1. Pasien : - Pada pasien anak diberikan premedikasi, misalnya valium.

- Iontophoresis

- Narkosis umum

2. Alat : - pisau miringotomi

- lampu kepala

- corong telinga

- mikroskop

Cara Kerja :

Page 7: Makalah Tmk(Oma)

Dengan memakai corong telinga dilakukan insisi di kuadran posterior-inferior karena di daerah itu tidak terdapat tulang-tulang pendengaran dan jaraknya lebar.

- istirahat (tirah baring)

Prognosis

Ad vitam : bonam

Ad sanationam : bonam

Ad functionam: bonam

Page 8: Makalah Tmk(Oma)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Tuba Eustachius

Tuba eustachius disebut juga tuba auditori atau tuba faringotimpani, bentuknya seperti

huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring.

Page 9: Makalah Tmk(Oma)

Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga

tengah 13 dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm. Fungsi dari tuba eustachius adalah:

b. Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan

tekanan udara di dunia luar.

c. Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke bagian

belakang hidung.

Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu :

1. Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).

2. Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian). Bagian tulang

sebelah lateral berasal dari dinding depan kavum timpani, dan bagian tulang rawan

medial masuk ke nasofaring. Bagian tulang rawan ini berjalan kearah posterior, superior

dan medial sepanjang 2/3 bagian keseluruhan panjang tuba (4 cm), kemudian bersatu

dengan bagian tulang atau timpani. Tempat pertemuan itu merupakan bagian yang sempit

yang disebut ismus. Bagian tulang tetap terbuka, sedangkan bagian tulang rawan selalu

tertutup dan berakhir pada dinding lateral nasofaring. Pada orang dewasa muara tuba

pada bagian timpani terletak kira-kira 2-2,5 cm, lebih tinggi dibanding dengan ujungnya

nasofaring. Pada anak-anak, tuba pendek, lebar dan letaknya mendatar maka infeksi

mudah menjalar dari nasofaring ke telinga tengah. Tuba dilapisi oleh mukosa saluran

nafas yang berisi sel-sel goblet dan kelenjar mukus dan memiliki lapisan epitel bersilia

didasarnya. Epitel tuba terdiri dari epitel selinder berlapis dengan sel selinder. Disini

terdapat silia dengan pergerakannya ke arah faring. Sekitar ostium tuba terdapat jaringan

limfosit yang dinamakan tonsil tuba.

Otot yang berhubungan dengan tuba eustachius yaitu :

1. M. tensor veli palatini

2. M. elevator veli palatini

3. M. tensor timpani

Page 10: Makalah Tmk(Oma)

4. M. salpingofaringeus

Fungsi tuba eustachius sebagai ventilasi telinga yaitu mempertahankan keseimbangan

tekanan udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar, drainase sekret dari kavum

timpani ke nasofaring dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke kavum timpani.

Nyeri Telinga

Nyeri telinga (earache atau ear pain) juga dikenal dengan sebutan otalgia, adalah

keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu

disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri, tetapi dapat berasal dari tempat atau organ lain yang

rasa nyerinya dihantarkan ketelinga (nyeri alih/referred pain).

Penyebab nyeri yang berasal dari telinga : secara anatomi, telinga dapat dibagi menjadi 3

wilayah utama. Ini termasuk telinga luar, telinga tengah dan telinga bagian dalam. Ketiga

wilayah ini masing-masing dapat menjadi tempat timbulnya rasa nyeri tersebut.

Nyeri yang berasal dari telinga tengah, biasanya di sebabkan oleh proses peradangan

yang disebut dengan otitis media atau disebabkan oleh gangguan pada tuba eustakius (saluran

yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung bagian belakang/ tenggorokan). Gangguan

di tuba eustachius ini bisa disebabkan karena proses peradangan atau infeksi, bisa juga akibat

perubahan tekanan ditelinga tengah (pada saat naik pesawat dan menyelam).

Nyeri  yang berasal dari telinga luar, termasuk didalamnya daun telinga dan liang telinga,

dapat disebabkan oleh gangguan seperti masuknya benda asing (manik-manik, biji-bijian,

serangga, tertinggal kapas), mengkorek telinga terlalu keras dengan berbagai benda pengorek

telinga, bahkan hanya dengan jari, atau akibat kotoran telinga yang mengeras. Peradangan akibat

infeksi karena bakteri, virus dan jamur dapat juga menyebabkan telinga luar menjadi sakit

sehingga menimbulkan nyeri. Keganasan atau kanker pada telinga juga dapat menyebabkan

timbulnya nyeri telinga.

Penyebab nyeri yang berasal dari tempat lain (nyeri alih/referred pain). Telinga

dipersyarafi oleh berbagai syaraf (nervus), seperti nervus V, IX dan X, yang masing-masing juga

Page 11: Makalah Tmk(Oma)

mempersyarafi organ-organ lain. Akibatnya apabila timbul sakit pada organ lain yang memiliki

syaraf sama dengan syaraf di telinga, maka rasa nyeri di tempat tersebut akan dihantarkan

melalui percabangan syaraf tersebut ketelinga (referred pain). Contohnya adalah sakit gigi, sakit

tenggorok, sakit amandel (tonsilitis), gangguan pada sendi rahang dan lain-lain.

Gejala yang menyertai : Sakit telinga itu sendiri merupakan suatu gejala atau keluhan,

biasanya disertai dengan gejala-gejala lain dan bisa dari berbagai penyebab.

Bayi dan anak-anak biasanya menjadi rewel, sering menggaruk-garuk telinga atau

menarik-narik telinga, bila penyakitnya di telinga biasanya disertai gangguan pendengaran. Pada

keadaan infeksi dapat disertai demam dan keluar cairan dari telinga. Sakit telinga yang sering

timbul pada anak-anak adalah akibat infeksi telinga tengah akut, yang timbul secara tiba-tiba.

Biasanya disertai dengan demam tinggi, kadang-kadang sampai kejang dan muntah. Biasanya

sebelumnya didahului oleh batuk dan pilek.

Pada penderita yang sudah dapat menjelaskan seperti anak yang agak besar, remaja dan

dewasa, yang sering dialami selain nyeri adalah adanya perasaan penuh atau tekanan pada

telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang keluar dari telinga

atau demam. Sakit telinga akibat infeksi telinga yang sudah menyebar kedaerah mastoid atau

daerah dibelakangtelinga (mastoiditis), biasanya disertai dengan nyeri kepala. Pada infeksi liang

telinga (otitis eksterna) sering disertai nyeri ketika membuka mulut atau menelan.

Rinitis Akut

Rintis Akut adalah radang akut pada mukosa hidung yang disebabkan oleh infeksi virus

atau bakteri. Penyakit ini sering ditemukan, dan merupakan manifestasi dari rinitis simpleks

(common cold), influensa, beberapa penyakit eksantem (seperti morbilli, varisela, pertusis), dan

beberapa penyakit infeksi spesifik. Penyakit ini dapat timbul sebagai reaksi sekunder akibat

iritasi lokal atau trauma dan merupakan penyakit virus yang paling sering ditemukan pada

manusia. 

d. Etiologi : penyebabnya ialah beberapa jenis virus dan yang paling penting ialah Rhinovirus.

Virus-virus lainnya adalah Myxovirus, virus Coxsackle dan virus ECHO.  Penyakit ini sangat

Page 12: Makalah Tmk(Oma)

menular dan gejala dapat timbul sebagai akibat tidak adanya kekebalan atau menurunnya

daya tahan tubuh (kedinginan, kelelahan, adanya penyakit menahun dan lain-lain).

e. Gejala : pada stadium prodromal yang berlangsung beberapa jam, didapatkan rasa panas,

kering dan gatal didalam hidung. Kemudian akan timbul bersin berulang-ulang, hidung

tersumbat dan ingus encer, yang biasanya disertai dengan demam dan nyeri kepala.

Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak.  Selanjutnya akan terjadi

infeksi sekunder oleh bakteri, sehingga sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung

bertambah.

f. Komplikasi : Komplikasi yang mungkin ditemukan adalah sinusitis, otitis, media, faringtis,

bronkitis dan pneumonia. Bila tidak terdapat komplikasi, gejala kemudian akan berkurang

dan penderita akan sembuh sesudah 5 – 10 hari.

g. Terapi : tidak ada terapi yang spesifik untuk rinitis simpleks. Di samping istirahat diberikan

obat-obatan simtomatis, seperti analgetik, antipretik dan obat dekongestan. Antibiotik hanya

diberikan bila terdapat komplikasi.

Otitis Media Akut

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga

tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Telinga tengah adalah daerah yang

dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat

pendengaran di telinga dalam.

Page 13: Makalah Tmk(Oma)

a. Etiologi :

Penyebab Otitis Media Akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri. Pada 25%

pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Virus ditemukan pada 25% kasus dan

kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri. Bakteri penyebab otitis media tersering

adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella

cattarhalis. Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan oleh

bakteri, hanya sedikit kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa

antibiotik pun saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan tersingkir bersama

aliran lendir.

Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal.

Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.

Saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga

ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.

Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam

kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid

berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat

mengganggu terbukanya saluran Eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi di

mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.

b. Patofisiologi :

OMA terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga

kesterilan telinga tengah. Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti

radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat

bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut

sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran menyebabkan

transudasi, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan

membunuh bakteri dan akan terbentuk nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan

jaringan sekitar tuba Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah

terkumpul di belakang gendang telinga.

Page 14: Makalah Tmk(Oma)

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang

telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di

telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang

paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena

tekanannya.

c. Gejala :

Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.

Stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah :

1. Oklusi Tuba Eustachius

Gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negative di dalam telinga

tengah, akibat absorpsi udara. Kadang-kadang membrane timpani tampak normal atau

berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat terdeteksi.

2. Hiperemis

Tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau seluruh membrane

timpani tampak hiperemis serta udem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih

bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.

3. Supurasi

Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial, serta

terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membrane timpani

menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu

meningkat serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan nanah di kavum

timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta

timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa.

Nekrosis ini pada membrane timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan

kekuningan. Terjadi ruptur.

4. Perforasi

Terjadi ruptur membrane timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang

telinga luar kerana beberapa sebab seperti terlambat pemberian antibiotika atau virulensi

kuman yang tinggi. Anak yang tadi gelisah menjadi tenang, suhu badan turun dan anak

dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut otitis media akut stadium perforasi.

Page 15: Makalah Tmk(Oma)

5. Resolusi

Bila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani perlahan-lahan akan

normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya

kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, resolusi dapat terjadi

walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap

dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul.

d. Diagnosis

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.

1. Penyakitnya muncul mendadak (akut)

2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di telinga tengah

3.  Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya kemerahan

pada gendang telinga.

Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun

telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan,

mual dan muntah, serta rewel. Namun gejala-gejala ini (kecuali keluarnya cairan dari telinga)

tidak spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat semata.

Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang dan gendang

telinga dengan jelas). Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang menggembung,

perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta cairan

di liang telinga.

Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatik

(pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan

pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara).

Gerakan gendang telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan

pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis OMA. Namun umumnya

diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan otoskop biasa.4 Efusi telinga tengah juga dapat

dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan terhadap gendang telinga).Namun

Page 16: Makalah Tmk(Oma)

timpanosentesis tidak dilakukan pada sembarang anak. Indikasi perlunya timpanosentesis antara

lain adalah OMA pada bayi di bawah usia enam minggu dengan riwayat perawatan intensif di

rumah sakit, anak dengan gangguan kekebalan tubuh, anak yang tidak memberi respon pada

beberapa pemberian antibiotik, atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.

e. Penatalaksanaan

Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan

untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau

sistemik, dan antipiretik.

1. Stadium Oklusi. Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga tekanan

negatif di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,25 % untuk anak < 12

tahun atau HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologis untuk anak diatas 12 tahun dan dewasa.

Sumber infeksi lokal harus diobati. Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman.

2. Stadium Presupurasi. Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik. Bila membran

timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Dianjurkan pemberian

antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. Jika terjadi resistensi, dapat diberikan kombinasi

dengan asam klavulanat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin intramuskular

agar konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi mastoiditis terselubung,

gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Antibiotik diberikan minimal

selama 7 hari.

3. Stadium Supurasi. Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila

membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur.

4. Stadium Perforasi. Terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat

cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya

sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari.

5. Stadium Resolusi. Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan

perforasi menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap, mungkin

telah terjadi mastoiditis.

Page 17: Makalah Tmk(Oma)

f. Pencegahan

Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:

1. pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak,

2. pemberian ASI minimal selama 6 bulan,

3. penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring,

4. dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok.4,6

Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.4

g. Komplikasi

Sebelum adanya antibiotik, otitis media akut (OMA) dapat menimbulkan komplikasi,

mulai dari abses subperiosteal sampai abses otak dan meningitis. Otitis media yang tidak diobati

dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengah, termasuk otak. Namun komplikasi ini

umumnya jarang terjadi. Salah satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan OMA

yangtidak diobati. Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan

pendengaran permanen. Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi

pendengaran anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.

- Otitis Media Supuratif Kronik

- Kolesteatom

- Penutupan membran timpani tidak sempurna

- Mastoiditis, meningitis, abses subperiosteal, abses otak

- Kelumpuhan N. Fasialis

- Otitis media adesiva

Page 18: Makalah Tmk(Oma)

Miringotomi

Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Syarat dilakukan tindakan miringotomi adalah a-vue yaitu dilihat langsung dan anak harus tenang dan dapat dikuasai dengan tujuan agar membran timpani dapat dilihat dengan baik. Pada tindakan ini, operator harus memakai lampu kepala yang mempunyai sinar cukup terang, memakai corong telinga yang sesuai dengan besar liang telinga, dan pisau khusus (miringotom) yang berukuran kecil dan steril, selain itu juga menggunakan mikroskop, selain aman, dapat juga untuk mengisap sekret dari telinga tengah sebanyak-banyaknya. Lokasi miringotomi ialah di kuadran posterior-inferior di mana tidak terdapat tulang-tulang pendengaran dan jaraknya lebar.

Indikasi :

1. Persisten pain dan otalgia rekuren2. Efusi telinga tengah dengan hiperemi dan bulging dan anak tampak sakit berat3. Severe earache4. Hasil pengobatan antibiotik kurang memuaskan5. Anak tiba-tiba menderita Otitis Media Akut selagi mendapat terapi antibiotik untuk

penyakit lain6. Otitis Media Akut pada anak yang immuno compromised7. Otitis Media Akut pada neonatus

Komplikasi miringotomi

Komplikasi yang mungkin terjadi ialah perdarahan akibat trauma pada liang telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma pada fenestra rotundum, trauma pada n.fasialis.

Page 19: Makalah Tmk(Oma)

BAB IV

KESIMPULAN

Pada kasus ini kami mendiagnosis sebagai Otitis Media Akut stadium supurasi et causa

Rhinitis. Infeksi saluran nafas atas pada pasien menyebabkan terjadinya peradangan pada tuba

eustachius. Pada anak-anak tuba eustachius biasanya lebih pendek, lebar dan horizontal sehingga

infeksi pada saluran nafas dapat lebih mudah menjalar ke telinga tengah dibandingkan orang

dewasa. Dengan pengobatan yang adekuat prognosis pada kasus ini dapat menjadi baik.

Tindakan miringotomi sebaiknya dilakukan pada stadium ini karena penyemuhan akan lebih baik

sebelum terjadinya perforasi.

Page 20: Makalah Tmk(Oma)

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga

Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit FK UI;2007.

2. Porth CM, Matfin G. Pathophysiology : Concept of Altered Health.8th ed. LWW:

USA;2009.

3. Boies LR, Adams GL, higler PA. Buku Ajar penyakit THT (BOIES Fundamentals of

Otolaryngology). 6th ed. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC;1997.

4. Otitis Media Akut. Available at : http://medlinux.blogspot.com/2009/02/otitis-media-

akut.html . Accessed at : September 28th 2010.

5. Otitis media akut. Available at: http://sely-biru.blogspot.com/2010/06/askep-teori-otitis-

media-akut-oma.html. Accessed at: September 28th 2010.