Makalah Oksigenasi Kelompok 4

31
1 BAB I PENDAHALUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia adalah oksigen, dengan terpenuhi kebutuhan tersebut manusia dapat melakukan oktivitasnya dengan baik. Tetapi jika tidak manusia akan sulit melakukan aktivitasnya, dimana kita tahu bahwa tubuh kita memerlukan oksigen (O 2 ) agar sel-sel tubuh kita dapat bekerja secara optimal. Sel otak akan mati atau rusak bila tidak mendapatkan oksigen (O 2 ) selama 3-4 menit. Maka daripada itu jika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigennya dengan baik maka oksigenasi merupakan cara yang tepat. Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O 2 ). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolism sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari oksigenasi? 2. Bagaimana proses dari oksigenasi?

description

nothing

Transcript of Makalah Oksigenasi Kelompok 4

BAB IPENDAHALUAN

1.1 Latar BelakangSalah satu kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia adalah oksigen, dengan terpenuhi kebutuhan tersebut manusia dapat melakukan oktivitasnya dengan baik. Tetapi jika tidak manusia akan sulit melakukan aktivitasnya, dimana kita tahu bahwa tubuh kita memerlukan oksigen (O2) agar sel-sel tubuh kita dapat bekerja secara optimal. Sel otak akan mati atau rusak bila tidak mendapatkan oksigen (O2) selama 3-4 menit. Maka daripada itu jika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigennya dengan baik maka oksigenasi merupakan cara yang tepat. Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolism sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. 1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari oksigenasi?2. Bagaimana proses dari oksigenasi?3. Apa sajakah faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?4. Apa sajakah jenis pernafasan?5. Apa sajakah masalah dari kebutuhan oksigen?6. Bagaimanakah tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi?

1.3 Tujuan PenulisanTujuan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses dari oksigenasi yang akan diberikan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen. Selain itu agar mahasiswa mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi proses oksigenasi.

BAB IIOKSIGENASI

1.2 Pengertian Oksigenasi Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolism sel tubu mempertahakan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Oksigen (O2) adalah salah satu gas dan unsur vital dalam proses metabolism untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.

2.2 Proses Oksigenasi 2.2.1 VentilasiProses ini merupakan proscs keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke dalem alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:1 Adanya perbedaan twkanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat, maka twkanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah, maka tempat tekanan udara semakin tinggi.2 Adanya kemampuan toraks dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.

3 Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos yang kcrjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat mc:nycbabkan relaksasi schingga dapat terjadi vasodilatasi, kcmudian kerja saraf parasimpatis dapat mcnycbabkan kontriksi schingga dapat mcnvebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan.4 Adanya rcflcks batuk dan muntah.5 Adanva peran mukus siliaris scbagai pcnangkal benda asing yang mengandung interveron dan dapat rnengikat virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah contpliemce recoil. Complience yaitu kemampuan paru untuk mengembang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu adanya surfaktan pada lapisan alveoli vang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan adanva sisa udara yang menyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan toraks. Surfaktan diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli, dan disekresi saat pasien menarik napas, sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila contplience baik akan tetapi recoil terganggu maka CO2 tidak dapat di keluar secara maksimal.2.2.2 Difusi GasDifusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO, di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:1. Luasnya permukaan paru.2. Tebal membran respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial keduanya ini dapat memengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.3. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O hal ini dapat terjadi sebagaimana O, dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O, dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O, da1am darah vena pulmonalis, (masuk dalam darah secara berdifusi) dan paCOJ dalam arteri pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli.4. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.2.2.3 Transportasi GasTransportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapile;r ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, akan berikatan dengan Hb membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan C02 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), dan larut dalam plasma (50%), dan sebagian menjadi HC03 berada pada darah (65%).Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranva:1. Kardiak output yang dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung.2. Kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-lain.

3. 4. 4.1. 4.2. 4.2.1. 4.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi 1 2 2.1 2.2 2.3 2.3.1 Saraf OtomikRangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik dapat mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi, hal ini dapat terlihat simpatis maupun parasimpatis. Ketika terjadi rangsangan, ujung saraf dapat mengeluarkan neurotsranmiter (untuk simpatik dapat mengeluarkan norodrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang berpengaruh oada bronkhokonstriksi) karena pada saluran pernafasan terdapat reseptor adrenergenik dan reseptor kolinergik.2.3.2 Hormonal dan ObatSemua hormon yang termasuk derivate catecholamine dapat melebarkan saluran pernafasan, kemudian obat-obatan yang tergolong parasympathic dapat melebarkan tractus respiratorius, seperti sulfas atropin, extr.belladona dan obat-obatan yang menghambat adrenergic tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit tractus respiratorius.2.3.3 Faktor Fisiologi5.1 Menurunnya kapasitas pengingatan O seperti pada anemia.5.2 Menurunnya kosentrasi O yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas.5.3 Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O terganggu5.4 Meningkatnya metabolism seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain5.5 Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang obnormal, penyakit kronik seperti TBC paru.

2.3.4 Alergi pada Saluran NapasBanyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu yang terdapat dalam hawa pernapasan, bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain.2.3.5 PerkembanganTahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi, karena usia organ dalam tubuh berkembangan seiring usia perkembangan. Tingkat perkembangan menjadi salah satu factor penting yang memengaruhi system pernafasan individu.1. Bayi prematur Bayi yang baru lahir prematur beresiko menderita penyakit membran hialin yang ditandai dengan perkembangannya membran serupa hialin yang membatasi ujung saluran pernapasan. Kondisi ini disebabkan oleh produksi surfaktan yang masih sedikit karena kemampuan paru dalam menyintesis surfaktan baru berkembang pada trismeter terakhir.2. Bayi dan anak-anakKelompok usia ini beresiko mengalami infeksi saluran napas atas, seperti faringitis, influenza, tonsillitis, dan aspirasi benda asing (missal : makanan, permen, dan lain-lain)3. Anak usia sekolah dan remajaKelompok usia ini beresiko mengalami infeksi saluran napas akut akibat kebiasaan buruk seperti merokok.

4. Dewasa muda dan paruh bayaKondisi stress, kebiasaan merokok, diet yang tidak sehat, kurang berolahraga merupakan factor yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung dan paru pada kelompok usia ini5. Lansia Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan pada fungsi normal pernapasan, seperti penurunan elastisitas paru, pelebaran alveolus, dilatasi bronkus, dan kifosis tulang belakang yang menghambat ekspansi paru sehingga berpengaruh pada penuruna kadar O.Tabel. Pengaruh perkembangan pada pernapasan bayi dan dewasaKeteranganBayiDewasa

Frekuensi pernapasan30-60x16-20x

Pola napasPernapasan perut Kedalaman dan frekuensi perut tidak teraturPernapasan dada Teratur

Bunyi napasKeras, Terdengar kasar pada akhir inspirasiBersih

Bentuk dadaBundarElips

2.3.6 LingkunganKondisi lingkungan dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian tanah, dan suhu. Kondisi tersebut mempengaruhi kemampuan beradaptasi.2.3.7 PerilakuFaktor perilaku yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan. 1. Nutrisi: misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.2. Exercise: exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.3. Merokok: nikotin menyebabkan vasonkontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.4. Substance abuse (alcohol dan obat-obatan): menyebabkan intake nutrisi/Fe menurunun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol menyebabkan depresi pusat pernapasan5. Kecemasan: menyebabkan metabolisme meningkat.

4.4. Jenis-jenis Pernafasan ManusiaManusia mempunyai dua tahap mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni mekanisme pernapasan eksternal dan internal. berdasarkan proses terjadinya pernapasan,

4.4.1. Pernafasan EksternalKetika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapasan eksternal.Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 yang diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3) . Dengan bantuan enzim karbonat anhidrase, karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar.4.4.2. Pernafasan InternalBerbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses metabolisme sel. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :1. Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan. Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah. Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).2. Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung dengan air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, asam karbonat akan segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO-)3. CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai bu. er atau larutan penyangga.\ Lebih tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH (derajat keasaman) darah4.5. Masalah Kebutuhan Oksigenasi1. Hipoksia Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defesiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di tingkat sel,sehingga dapat memunculkna tanda seperti kulit kebiruan (sianosis).Secara umum, terjadinya hipoksia ini disebabkan oleh menurunnya kadar hb,menurunnya difusi O2 dari alvecli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan,atau gangguan ventilasi yang dapat menurunnya konsentrasi oksigen.

2. Perubahan pola perpasaan1. Tachiipnea merupakan pernapasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali per menit.proses ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan atelektaksis atau terjadi emboli.2. Bradipnea merupakan pola pernapasan yang lambat abnormal,kurang lebih 10 kali per menit.Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intrakranial yang di sertai narkotik atau sedative.3. Hiperventilasi merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme tubuh yang terlamapau tinggi dengan pernapasan lebih cepat dan dalam sehingga terjadi peningkatan jumlah oksigen dalam paru-paru.proses ini ditandai adanya peningkatan denyut nadi,napas pendek,adanya nyeri dada,menurunnya konsentrasi CO2,dan lain-lain.keadaan demikian dapat di sebab kan oleh adanya infeksi,ketidakseimbangan asam basa,atau gangguan psikologis.Pasien dengan hiperventilasi dapat mengalami hipokapnea,yaitu berkurangnya CO2 tubuh di bawah batas normal sehingga rangsangan terhahadap pusat pernapasan menurun.

4. Kussmual merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolik.5. Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup pada saat ventilasi alveolar,serta tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli dalam penggunaan oksigen.Tidak cukupnya oksigen untuk di gunakan ditandai dengan adanya nyeri kepala;penurunan kesadaran;disorientasi atau ketidakseimbangan elektrolit yang dapat terjadi akibat atelektasis;otot-otot pernapasan lumpu;depresi pusat pernapasan;peningkatan tahanan jalan udara pernapasan;penurunan tahanan jaringan paru-paru dan toraks;serta perturunan compliance paru-paru dan toraks.keadaan demikian menyebabkan hiperkapnea,yaitu retensi CO2 dalam tubuh sehingga PaCo2 meningkat (akibat hipoventilasi) dan akhirnya mengakibatkan depresi susunan saraf pusat.6. Dispnea merupakan sesak dan berat saat pernapasan.hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan kerja berat /kelebihan,dan pengaruh psikis.7. Orthopnea merupakan kesulitan bernapas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering di temukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru-paru.8. Cheyne stokes merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula naik kemudian menurun dan berhenti,lalu pernapasan dimulai lagi dari siklus baru.periode apnea berulang secara taratur.9. Pernapasan paradoksial merupakan pernapasan di mana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal.sering di temukan pada keadaan etelektasis.10. Biot merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes,akan tetapi amplitudonya tidak teratur.pernapasan ini di tandai dengan preode apnea tak beraturan,bergantian dengan preode pengambilan empat atau lima napas yang kedalamnya sama. Pola ini sering di jumpai pada pasien dengan radang selaput otak,peningkatan tekanan intrakranial,trauma kepala,dan lain-lain.11. Stridor merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pernapasan.pada umumnya di temukan pada kasus spasmetrakhea atau abstruksi laring.

3. Obstruksi jalan napas Obstruksi jalan napas merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernapasan yang mengalami ancaman,terkait dengan ketidakmampuan bentuk secara efektif.hal ini dapat di sebabkan oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi;immobilisasi;stasis sekresi; serta batuk tidak efektif karena penyakit persarafan seperti cerebro vaskular accident(cva),akibat efek pengobatan sedatif,dan lain-lain.Tanda Klinis 1. Batuk tidak efektif atau tidak ada.2. Tidak mampu mengeluarkan sekret di jalan napas. 3. Suara napas menunjukkan adanya sumbatan.4. Jumlah,irama,dan kedalaman pernapasan tidak normal.

4. Pertukaran gas Pertukaran gas merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas,baik oksigen maupun karbondioksida,antara alveoli paru-paru dan sistem vaskular.hal ini dapat di sebab kan oleh sekret yang kental atau penyakit radang pada paru-paru.terjadinya gangguan dalam pertukaran gas ini menunjukan bahwa penurunan kapasitas difusi dapat menyebabkan pengangkutan O2 dari paru-paru ke jaringan terganggu,anemia dengan segala macam bentuknya,keracunan CO2, dan tergannggunya aliran darah.penurunan kapasitas difusi tersebut antara lain di sebabkan oleh menurunnya luas permukaan difusi,menebalnya membran alveolar kapiler,dan rasio ventilasi perfusi yang tidak baik.Tanda klinis:1. Dispnea pada usaha napas.2. Napas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang.3. Agitasi.4. Lelah,letargi.5. Meningkatnya tahanan vaskular paru-paru.6. Menurunnya saturasi oksigen dan meningkatnya PaCO2.7. Sianosis

2.6 Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi 1. latihan napas Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau punmemelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efesiensi batuk, dan dapat mengurangi stress.Prosedur Kerja :1. Cuci tangan2. Jelaskan pada pasien mengenai produser yang akan dilakukan.3. Atur posisi (duduk atau tidur terlentang)4. Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik napas dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup.5. Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas selitar 1-1,5 detik dan disusul dengan menghembuskan napas mellui bibir dengan bentuk mulut seperti orang meniup.6. Catat respons yang terjadi.7. Cuci tangan.

2. Latihan Batuk EfektifMerupakan cara melatih pasien yang tidakmemiliki kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea, dan bronkhiolus) dari secret atau benda asing.Prosedur Kerja :1. Cuci tangan2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan3. Atur posisi dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk kedepan4. Anjurkan untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, denganmenggunakan pernapasan diafragma5. Setelah itu tahan napas selama 2 detik6. Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka7. Tarik napas dengan ringan8. Istirahat9. Catat respons yang terjadi10. Cuci tangan3. berian OksigenMerupakan tindakana memberikan oksigenkedalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantuoksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebutbertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencagahterjadinya hipoksia.Persiapan Alat dan Bahan :1. Tabung oksigen lengkap denganflowmeter dan humidifier2. Nasal kateter, kanula, atau masker3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( Jelly )2. Prosedur Kerja :1. Cuci tangan2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan3. Cek flowmeter dan humidifier4. Hidupkan tabung oksigen5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengankondisi pasien6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengantelinga, setelah itu berikan lubrikan dan masukkan8. Catat pemberian dan lakukan observasi9. Cuci tangan4. Fisioterapi DadaMerupakan tindakan melakukanposturaldrainage, clapping, dan vibratingpada pasien dengan gangguan system pernapasan untuk meningkatkan efisiensi pola pernapasan danmembersihkan jalan napas.Persiapan Alat dan Bahan :

1. Postural Drainage1) Pot sputum berisi desinfektan2) Kertas tisu3) Dua balok tempat tidur (untukpostural drainage)4) Satu bantal (untukpostural drainage)Prosedur Kerja Postural Drainage:1) Cuci tangan2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan3) Miringkan psien kekiri (untuk membersihkan bagian paru-parukanan)4) Miringkan pasien ke kanan (untuk membersihkan bagian paru-paru kiri) Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disokong satu bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah)5) Lakukan postural drainage 10-15 menit6) Observasi tanda vital selama prosedur7) Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping,vibrating, dansuction8) Lakukan hingga lender bersih9) Catat respon yang terjadi10) Cuci tangan2. Clapping1) Cuci tangan2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan3) Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya4) Lakukan clappingdengan cara kedua tangan perawat menepukpunggung pasien secara bergantian hingga ada rangsangan batuk5) Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untukmenampung sputum pada pot sputum6) Lakukan hingga lender bersih7) Catat respon yang terjadi8) Cuci tangan3. Vibrating1) Cuci tangan2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan3) Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya4) Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menariknapas dalam dan meminta pasien untuk mengularkan napasperlahan-lahan. Untuk itu, letakkan kedua tangan diatas bagian samping depan dari cekungan iga dan getarkan secara perlahan-lahan.hal tersebut dilakukan secara berkali-kali hingga pasien inginbatuk dan mengeluarkan sputum5) Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untukmenampung sputum di pot sputum6) Lakukan hingga lendir bersih7) Catat respon yang terjadi8) Cuci tangan5. Pengisapan LendirPengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasienyang tidak mampu mengeluarkan secret atau lendir secara sendiri.Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalamn napasdanmemenuhi kebutuhan oksegenasi.Persiapan Alat dan Bahan :1) Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan2) Kateter pengisap lendir3) Pinset steril4) Dua kom berisi laturan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan5) Kasa steril6) Kertas tisuProsedur Kerja :1) Cuci Tangan2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan diaksanakan3) Atur pasien dalam posisi telentang dan kepala miring kearahperawat4) Gunakan sarung tangan5) Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap6) Hidupkan mesin penghisap7) Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkna kateter pengisapke dalam kom berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegahtrauma mukosa8) Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap9) Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5detik10) Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%11) Lakukan hingga lendir bersih12) Catat respon yang terjadi13) Cuci tangan

BAB IIIPENUTUP

3.1. SIMPULANKebutuhan Oksigen dalam tubuh harus dipenuhi karena jika kebutuhan dalam tubuh berkurang maka dapat memnyebabkan kerusakan pada sel dan orang yang ada dalam tubuh. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama sehingga tidak boleh diabaikan. Maka dari itu oksigenasi sangat penting untuk mengatasi masalah pernapasan agar tubuh mendapatkan oksigen (O2) untuk sel-sel dan organ yang berperan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.3.2. SARANKebutuhan dasar manusia terutama kebutuhan oksigen sangatlah penting dan tidak boleh diabaikan. Maka dari itu pemberian tindakan keperawatan hendaknya diperhatikan betul agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu seorang perawat akan lebih baik untuk selalu menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadapa pasien agar pasien mengetahui dengan pasti.

DAFTAR PUSTAKA

Allen. CarolVestal. 1998. MemahamiProses Keperawatan DenganPendekatan Latihan. Jakarta. Aziz Alimul H. Pengantar Kebutuhan DasarManusia. SalembaMedika. 2006 . Jakarta. Greven. Ruth. 1999. Fundamental of Nursing: human health and function. Philadelphia: lippincott. bahasa Cristantie Effendy. Jakarta: EGCHidayat.AAA & Uliyah, M.2002. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.Juall Carpenito, Lynda. 2002. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis, Ed.9. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.M. Horne, Mima & L. Swearingan, Pamela. 2001. Keseimbangan cairan, elektrolit & asam basa. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.Tarwoto & Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta .Salemba Medika.Uliyah,M., Hidayat. AAA, Wildan, Moh,dkk.2012. Keterampilan dasar kebidanan 1. Surabaya. Health Books Publishing.http://bidanpurnama.000space.com/DOWNLOAD/50000%20kuliah%20kebidanan/51000%20semester%201/51300%20konsep%20dasar%20kebidanan/Kebutuhan%20Dasar%20Oksigenasi.ppthttp://www.ilmukeperawatan.info/askep/kebutuhan-dasar-oksigenasihttp://hidayat2.wordpress.com/2009/03/18/konsep-oksigenasi/23