Makalah ODHA

12
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan AIDS. HIV ini merusak sistem kekebalan tubuh manusia karena merusak sel darah putih (sel T/ T Helper/ sel CD4). HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti di dalam darah, sperma atau cairan vagina. Sedangkan Aids (Acquired Immunodefiency Syndrome) sendiri adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh Virus HIV yang merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi rawan terhadap serangan penyakit. Orang Dengan HIV/AIDS atau disingkat ODHA adalah istilah yang digunakan bagi penderita penyakit mematikan menular seksual HIV/AIDS. HIV/AIDS disebut penyakit menular seksual disebabkan penularan awal dan yang paling banyak memang diakibatkan dari aktivitas tersebut. Kegiatan prostitusilah yang menumbuh suburkan penyebaran penyakit ini. Sedangkan istilah mematikan, disebabkan oleh virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh yang akan membawa kematian pada pasien dan sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Obat yang tersedia saat ini hanyalah untuk memperkuat pertahanan tubuh ODHA, bukan menyembuhkan Odha dari HIV/AIDS. Odha menjadi bagian penting dalam upaya Penanggulangan HIV/AIDS karena mereka adalah orang-orang yang hidupnya tersentuh dan terpengaruh secara langsung oleh virus ini.

Transcript of Makalah ODHA

Page 1: Makalah ODHA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyebabkan AIDS. HIV

ini merusak sistem kekebalan tubuh manusia karena merusak sel darah putih (sel T/ T

Helper/ sel CD4). HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi

seperti di dalam darah, sperma atau cairan vagina. Sedangkan Aids (Acquired

Immunodefiency Syndrome) sendiri adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh Virus

HIV yang merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi rawan terhadap

serangan penyakit.

Orang Dengan HIV/AIDS atau disingkat ODHA adalah istilah yang digunakan bagi

penderita penyakit mematikan menular seksual HIV/AIDS. HIV/AIDS disebut penyakit

menular seksual disebabkan penularan awal dan yang paling banyak memang

diakibatkan dari aktivitas tersebut. Kegiatan prostitusilah yang menumbuh suburkan

penyebaran penyakit ini. Sedangkan istilah mematikan, disebabkan oleh virus ini

menyerang sistem kekebalan tubuh yang akan membawa kematian pada pasien dan

sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Obat

yang tersedia saat ini hanyalah untuk memperkuat pertahanan tubuh ODHA, bukan

menyembuhkan Odha dari HIV/AIDS.

Odha menjadi bagian penting dalam upaya Penanggulangan HIV/AIDS karena

mereka adalah orang-orang yang hidupnya tersentuh dan terpengaruh secara langsung

oleh virus ini. Mereka adalah sumber pengertian yang paling tepat dan paling dalam

mengenai HIV/AIDS. Pengertian ini penting dimiliki oleh setiap orang, terutama oleh

mereka yang pekerjaannya berhubungan dengan HIV/AIDS. Bagaimana bisa

merencanakan sesuatu mengenai HIV/AIDS tanpa lebih dulu mengerti dampak virus itu

pada manusia ?

Banyak yang tidak tepat dalam cara orang melihat peranan Odha. Odha diajak

berpartisipasi, tetapi tetap bukan sebagai bagian masyarakat. Odha cenderung dijadikan

obyek untuk memuaskan rasa ingin tahu. Odha dijadikan contoh-dalam konotasi negatif.

Odha dijadikan token (tanda partisipasi saja). Dengan merangkul Odha atau

mendatangkan Odha ke sebuah pertemuan, orang bisa kelihatan politically correct. Odha

dijadikan pemancing rasa iba. Yang menyedihkan juga, Odha dijadikan sebuah komoditi.

Page 2: Makalah ODHA

Terus terang saja, Odha memang menarik. Odha direndahkan tapi diminati karena ada

gunanya. Orang mencibir padanya, tetapi tetap berusaha mengintip.

Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) maupun status AIDS (Aquirred

Immunodeficiency Syndrome) dapat menimbulkan dampak yang kompleks terhadap

aspek bio-psikososial seorang Odha (Orang yang hidup Dengan HIV/AIDS). Tidak

hanya akan mengalami gejala-gejala klinis berupa penyakit semata, tetapi juga berbagai

permasalahan psikis dan sosial.

Odha memiliki kehidupannya sendiri yang tentu saja tidak dapat dihentikan hanya

dengan alasan penyakit mematikan yang dideritanya. Apapun yang terjadi, ODHA tentu

tetap butuh berinteraksi sosial guna mematangkan kisi-kisi sosial kepribadiannya dalam

bermasyarakat. Akan tetapi interaksi Odha dengan yang lain tetap memerlukan ilmu baik

dari sisi medis maupun psikospirit agar interaksi yang berjalan tidak menjadi interaksi

yang negatif terutama bagi Odha sendiri.

Odha agar dapat berinterksi kembali di tengah-tengah kehidupan, kesehatannya

harus tetap dijaga, dan ini membutuhkan perhatian bagi orang-orang yang ada

disekitarnya. Adanya perhatian yang seksama dari orang-orang terdekat, sekitarnya,

sekaligus tenaga medis akan membantu munculnya motivasi dari Odha sendiri untuk

sembuh. Bagaimanapun juga mengetahui diri terinfeksi HIV/AIDS bukan hal yang

mudah. Kecemasan tentu membayangi. Akan tetapi dengan adanya orang-orang di

sekitarnya yang memahami penyakit sekaligus penanganannya menjadi tanda bagi Odha

bahwa masih banyak yang peduli.

Faktanya, stigma terhadap Odha telah menjadi sumber ketakutan bagi sebagian

masyarakat. Acapkali muncul berbagai perdebatan yang mempertentangkan antara

kepentingan masyarakat umum dengan Odha. Akibatnya, hak-hak Odha dalam

kehidupan sehari-hari sering terabaikan. Alasan yang sering digunakan adalah demi

menyelamatkan masyarakat, tetapi apabila dikaji kembali ternyata hanya karena

pemahaman yang salah dari mitos-mitos negatif tentang Odha. Seperti mitos bahwa

AIDS merupakan suatu penyakit yang sangat mematikan, berbahaya, belum dapat

disembuhkan, tidak ada obatnya, mudah menular dan tidak dapat dicegah. Dengan

adanya hal-hal di atas ini penulis mencoba meneliti bagaiman hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan sikap masyarakat terhadap Orang Dengan HIV/ AIDS (ODHA).

Page 3: Makalah ODHA

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaiman Perlindungan Hak Asasi Manusia Terhadap Orang Dengan HIV/AIDS

(ODHA)

2. Bagaimana tanggapan dan sikap masyarakat terhadap Orang Dengan HIV /AIDS

(ODHA)?

3. Bagaimana kehidupan ODHA dalam masyarakat ?

4. Bagaimana peranan masyarakat dalam kehidupan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui bagaimana Perlindungan Hak Asasi Manusia Terhadap Orang

Dengan HIV/AIDS (ODHA)

2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan dan sikap masyarakat terhadap Orang

Dengan HIV /AIDS (ODHA)

3. Untuk mengetahui bagaimana kehidupan ODHA dalam masyarakat

4. Untuk mengetahui bagaimana peranan masyarakat dalam kehidupan Orang dengan

HIV/AIDS (ODHA)

Page 4: Makalah ODHA

BAB II

PEMBAHASAN

PERLINDUNGAN HAK ASASI ORANG DENGAN HIV/AIDS

Pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia (Ham) merupakan unsure yang paling penting

di dalam mengatasi HIV / AIDS. Kita semua mengetahui perkembangan HIV/ AIDS yang

begitu cepat telah memperburuk keadaan yang pada gilirannya membuka jalan bagi berbagai

bentuk pelanggaran Ham yang menimpa orang dengan HIV/AIDS (ODHA) .

Menurut Miriam Maluwa, ada paling sedikit tiga jalan yang saling bertautan dimana

pemajuan dan perlindungan Ham mempunyai hubungan penting dengan HIV/ AIDS. Titik-

titik taut itu adalah dampak, respon dan sifat mudah kena serangan (vulnerability) ( Mariam

Maluwa, HIV/AIDS and Human Rights: The Role of National Human Rights Institutions in

the Asia Pacific, Melbourne, Australia 2001).

Page 5: Makalah ODHA

Pertama, dampak (impact). Hal ini berhubungan dengan stigma yang dikenakan pada

HIV/AIDS dan diskriminasi. Sudah banyak dilaporkan para ODHA mengalami diskriminasi

hanya karena mereka diduga atau diketahui terkena HIV/AIDS. Para ODHA itu diingkari

haknya untuk memperoleh pekerjaan, pendidikan, pelayanan kesehatan, serta hak mereka

untuk menikah dan membentuk keluarga. Bahkan ODHA dibunuh karena serum-positive

status.

Pelanggaran Ham ODHA itu dengan sendirinya menambah dampak negatif wabah tersebut.

Warga masyarakat tidak hanya cemas mereka akan

terinfeksi mereka juga cemas akan kehilangan hak asasinya karena statusnya sebagai

pengidap HIV.

Kedua, Mudah kena serang (vulnerability). Dalam konteks ini penting untuk dikemukakan

disini, bahwa pemajuan dan perlindungan Ham adalah suatu jalan untuk menjawab kondisi-

kondisi ekonomi, sosial dan budaya yang membuat manusia mudah diserang infeksi HIV.

Sebagaimana kita ketahui bersama kelompok perempuan, anak-anak, kelompok guy, pekerja

sek, pengguna obat, pengungsi dan migrant, narapidana lebih mudah terkena HIV. Hal itu

disebabkan mereka tidak dapat mengaktualisasikan hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan

budaya mereka. Misalnya, dalam kasus dimana kaum perempuan dipaksa untuk melakukan

hubungan sex yang tidak mereka inginkan, atau orang-orang yang diprosekusi karena

orientasi seksual mereka, atau dimana anak-anak tidak dapat mewujudkan haknya untuk

memperoleh pendidikan dan informasi. Kasus-kasus seperti itu menghalangi program

pencegahan dan perawatan HIV.

Ketiga, Tanggapan (Response). Itu berarti pemajuan dan perlindungan Ham menciptakan

lingkungan yang mendukung bagi kebijakan nasional dalam menjawab HIV/ AIDS.

Kebebasan berbicara, berekspresi, berorganisasi dan hak atas informasi dan edukasi

merupakan faktor yang esensial bagi efektifitas program pencegahan dan perawatan HIV/

AIDS.

Uraian di atas menunjukkan dengan sangat jelas saling ketertautan antara pemajuan dan

perlindungan Ham dengan efektifitas pencegahan dan perawatan ODHA. Oleh karena itu

program perlindungan Ham ODHA sudah

2

Page 6: Makalah ODHA

seyogyanya menjadi prioritas kegiatan advokasi organisasi Ham baik pada for a nasional dan

internasional. Sumber hukum yang mendasari perlinduungan Ham ODHA dapat dirujuk pada

berbagai Kovenan Internasional Ham, seperti, Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil

dan Politik, Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Kovenan

Internasional Penghapusan Segala Bentuk Diskrikminasi terhadap Perempuan, Kovenan

Internasional Menentang Penyiksaan, Kovenan Internasional Hak-Hak Anak, Kovenan

Internasional Menentang Diskriminasi Rasial, serta hukum nasional Indonesia seperti, UUD

l945, UU Ham, UU Pengadilan Ham, dan berbagai UU sektoral yang menyentuh hak-hak

masyarakat.

Oleh karena diskriminasi terhadap ODHA menjadi sumber dari segala bentuk kesewenangan

dan kekerasan yang di alami ODHA, saya perlu mengutip disini pengertian diskriminasi yang

dianut oleh UU HAM sebagai berikut :

“Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun

tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,

kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik,

yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau

penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual

maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan

lainnya.”

3

Konsepsi diskriminasi tersebut di atas jauh lebih luas dari konsepsi diskriminasi yang dianut

oleh Kovenan Interrnasional tentang Hak Sipil dan Politik, Kovenan Internasional Menentang

Diskriminasi Rasial, dan Kovenan Internasional Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi

Terhadap Perempuan. Diskriminasi terhadap ODHA merupakan diskriminasi terhadap

kelompok yang tidak dibenarkan oleh UU Ham. Berkenaan dengan pemajuan dan

perlindungan Ham, termasuk tentunya ODHA kita perlu mengenali asas-asas dasar UU Ham

sebagai berikut :

Pertama, Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia

dankebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak

terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan

martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan. (pasal 2)

Page 7: Makalah ODHA

Kedua, Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat manusia yang sama dan

sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara dalam semangat persaudaraan. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,

perlindungan dan perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan

yang sama di depan hukum. Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan

kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi. (Pasal 3)

Ketiga, Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati

nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

4

hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan didepan hukum, dan hak untuk tidak dituntut

atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi

dalam keadaan apapun dan oleh siapapun (Non-derogable rights. Pasal 4).

Keempat, Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan

memperoleh perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat

kemanusiaannya di depan hukum. Setiap orang berhak mendapat bantuan dan perlindungan

yang adil dari pengadilan yang obyektif dan tidak berpihak.Setiap orang yang termasuk

kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih

berkenaan dengan kekhususaannya. (pasal 5).

Kelima, Dalam rangka penegakan hak asasi manusia, perbedaan dan kebutuhan dalam

masyarakat hukum adat harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum, masyarakat dan

pemerintah. Identitas budaya masyarakat hukum adat, termasuk hak atas tanah ulayat

dilindungi, selaras dengan perkembangan zaman. (Pasal 6).

Keenam, Setiap orang berhak untuk menggunakan semua upaya hukum nasional dan forum

internasional atas semua pelanggaran hak asasi manusia yang dijamin oleh hukum Indonesia

dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima negara Republik

Indonesia. Ketentuan hukum internasional yang telah diterima negara Republik Indonesia

yang menyangkut hak asasi manusia menjadi hukum nasional. (Pasal 7).

Ketujuh, Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama

menjadi tanggungjawab Pemerintah. (Pasal 8).

Page 8: Makalah ODHA

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) dari berbagai negara didesak untuk

mengambil peran aktif dalam menangani kasus-kasus pelangaran ham ODHA. Dalam

pertemuan internasional Komnas-Komnas HAM dari berbagai negara di Jenewa tahun 2001,

Direktur Eksekutif UNAID mengidentifikasi lima wilayah praktis di mana Komnas-Komnas

HAM dapat memperkuat kerja mereka berkenaan dengan HIV/AIDS, sebagai berikut:

1. Melakukan penyelidikan atas kasus-kasus pelanggaran Ham yang terjadi dalam konteks

HIV/AIDS;

2. Melakukan penyelidikan umum yang dipusatkan pada pelanggaran Ham yang berkaitan

dengan HIV/AIDS;

3. Menerima dan di mana memadai menanggapi pengaduan pelanggaran Ham yang berkaitan

dengan HIV/AIDS;

4. Menyediakan nasihat dan bantuan kepada pemerintah berkenaan dengan masalah Ham dan

HIV/AIDS;

5. Melakukan pendidikan Ham dalam konteks HIV/AIDS.

KOMNAS-HAM Indonesia berdasarkan UU No. 39 Tahun l999 tentang HAM, mempunyai

kompetensi untuk menjalankan fungsi-fungsi pemantauan, mediasi, penyuluhan dan

pengkajian di bidang Ham. Lima wilayah yang didentifikasi tersebut tentu dapat dilakukan

oleh Komnas-Ham Indonesia, dalam hal ini Sub-Komisi Perlindungan Kelompok Masyarakat

khusus, termasuk namun tidak terbatas masyarakat ODHA.