MAKALAH - Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan...

21
MAKALAH ALIRAN FILSAFAT ESSENSIALISME Untuk memenuhi tugas Filsafat Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. T. Sulistyono M.Pd, MM Disusun Oleh: 1. Aji Saraswanto (14144600188) 2. Zafira Syajarotun (14144600196) 3. Neni Lastanti (14144600209) 4. Doni Dimas (14144600249) Kelas: A5-14 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 1

Transcript of MAKALAH - Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan...

Page 1: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

MAKALAH

ALIRAN FILSAFAT ESSENSIALISME

Untuk memenuhi tugas Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. T. Sulistyono M.Pd, MM

Disusun Oleh:

1. Aji Saraswanto (14144600188)

2. Zafira Syajarotun (14144600196)

3. Neni Lastanti (14144600209)

4. Doni Dimas (14144600249)

Kelas: A5-14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

TAHUN 2016

1

Page 2: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat dan

karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas Filsafat

Pendidikan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan

tentang “Aliran Filsafat Essensialisme”. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-

rekan dan semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan

tepat pada waktunya.

Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat

membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih

banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya

datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Yogyakarta, 08 Maret 2016

Penyusun

2

Page 3: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5

C. Tujuan.............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5

A. Pengertian Aliran Filsafat Essensialisme........................................................................5

B. Ciri-ciri aliran filsafat Essensialisme..............................................................................6

C. Prinsip-prinsip filosofis aliran filsafat Essensialisme.....................................................7

D. Kelebihan dan Kekurangan aliran filsafat Esensialisme...............................................11

E. Implikasi aliran filsafat Essensialisme dalam dunia pendidikan……….......................11

BAB III PENUTUP................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................13

B. Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

3

Page 4: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat pendidikan adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan

penyelesaian terhadap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Secara

filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus menerus

dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya,

sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatnya.

Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai

kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul

pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme.

Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan

yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada

keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan

harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang

memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.

Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak

esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi

tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya

masing-masing. Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya

konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada zaman itu,

esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern.

Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap

simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan. Maka, disusunlah konsep yang

sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi

tuntutan zaman. Realisme modern, yang menjadi salah satu eksponen essensialisme,

titik berat tinjauannya adalah mengenai alam dan dunia fisik, sedangkan idealisme

modern sebagai eksponen yang lain pandangan-pandangannya bersifat spiritual. John

Butler mengutarakan ciri dari keduanya yaitu, alam adalah yang pertama-tama

memiliki kenyataan pada diri sendiri, dan dijadikan pangkal berfilsafat. Kualitas-

kualitas dari pengalaman terletak pada dunia fisik. Dan disana terdapat sesuatu yang

4

Page 5: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

menghasilkan penginderaan dan persepsi-persepsi yang tidak semata-mata bersifat

mental.

Dengan demikian disini jiwa dapat diumpamakan sebagai cermin yang

menerima gambaran-gambaran yang berasal dari dunia fisik, maka anggapan

mengenai adanya kenyataan itu tidak dapat hanya sebagai hasil tinjauan yang

menyebelah, berarti bukan hanya dari subyek atau obyek semata-mata, melainkan

pertemuan keduanya. Idealisme modern mempunyai pandangan bahwa realita adalah

sama dengan substansi gagasan-gagasan (ide-ide). Dibalik dunia fenomenal ini ada

jiwa yang tidak terbatas yaitu Tuhan, yang merupakan pencipta adanya kosmos.

Manusia sebagai makhluk yang berpikir berada dalam lingkungan kekuasaan

Tuhan. Menurut pandangan ini bahwa idealisme modern merupakan suatu ide-ide

atau gagasan-gagasan manusia sebagai makhluk yang berpikir, dan semua ide yang

dihasilkan diuji dengan sumber yang ada pada Tuhan yang menciptakan segala

sesuatu yang ada di bumi dan dilangit, serta segala isinya. Dengan menguji dan

menyelidiki semua ide serta gagasannya maka manusia akan mencapai suatu

kebenaran yang berdasarkan kepada sumber yang ada pada Allah SWT.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian aliran filsafat Essensialisme?

2. Apakah ciri-ciri aliran filsafat  Essensialisme?

3. Apa prinsip-prinsip filosofis aliran filsafat Essensialisme?

4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari aliran filsafat Essensialisme?

5. Bagaimana implikasi aliran filsafat Essensialisme dalam dunia pendidikan?

C. Tujuan

1. Mengetahui latar belakang munculnya aliran filsafat Essensialisme.

2. Mengetahui ciri-ciri aliran filsafat Essensialisme.

3. Mengetahui prinsip-prinsip filosofis aliran filsafat Essensialisme.

4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari aliran filsafat Essensialisme.

5. Mengetahui implikasi aliran filsafat Essensialisme dalam dunia pendidikan.

5

Page 6: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aliran Filsafat Essensialisme

Secara etimologi, essensialisme berasal dari bahasa Inggris yakni

“Essential” yang berarti inti atau pokok dari sesuatu dan “Isme” berarti aliran,

mazhab atau paham.

Essensialisme dikenal sebagai gerakan pendidikan dan juga sebagai aliran

filsafat pendidikan. Essensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-

nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Essensialisme

muncul pada zaman Renaissance(zaman kelahiran kembali) dengan ciri-ciri utama

yang berbeda dengan Progresivisme, perbedaannya yang utama ialah dalam

memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh dengan fleksibilitas, dimana

terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.

Essensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang

memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih

yang mempunyai tata yang jelas. Menurut essensialisme, yang essensial (sesuatu yang

bersifat inti atau hakikat fundamental, atau unsur mutlak yang menentukan

keberadaan sesuatu) harus diwariskan kepada generasi muda agar dapar bertahan dari

waktu ke waktu, karena itu essensialisme tergolong Tradisionalisme (Dinn Wahyudi

dkk, 4.14:2008).

B. Ciri-ciri aliran filsafat Essensialisme

Bagi aliran ini “Education as Cultural Conservation”, pendidikan sebagai

pemelihara kebudayaan. Karena dalil ini maka aliran Essentialisme dianggap para ahli

sebagai “Conservative road to culture”, yakni aliran ini ingin kembali kepada

kebudayaan lama, warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya

bagi kehidupan manusia.

Esensialisme percaya bahwa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai

kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Kebudayaan yang

mereka wariskan kepada kita hingga sekarang, telah teruji oleh segala zaman, kondisi

dan sejarah. Kebudayaan demikian, ialah essensia yang mampu pula mengemban hari

kini dan masa depan umat manusia. Kebudayaan sumber itu tersimpul dalam ajaran

para filosof ahli pengetahuan yang agung, yang ajaran dan nilai-nilai ilmu mereka

bersifat kekal dan monumental.

6

Page 7: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

Kesalahan dari kebudayaan moderen sekarang Essensialisme ialah

kecenderungannya, bahkan gejala-gejala penyimpangannya dari jalan lurus yang telah

ditanamkan kebudayaan warisan itu. Fenomena-fenomena sosial-kultural yang tidak

kita ingini sekarang, hanya dapat diatasi dengan kembali secara sadar melalui

pendidikan, ialah kembali ke jalan yang telah ditetapkan itu. Hanya dengan demikian,

kita boleh optimis dengan masa depan kita, masa depan kebudayaan umat manusia.

Pemikir-pemikir besar yang telah dianggap sebagai peletak dasar asas-asas

filsafat aliran ini, terutama yang hidup pada zaman klasik: Plato, Aristoteles, dan

Democritus. Plato sebagai bapak Objective-Idealisme adalah pula peletak teori-teori

modern dalam Essentialisme. Sedangkan Aristotes dan Democritus, keduanya Bapak

Objective-Realisme. Kedua ide filsafat itulah yang menjadi latar belakang thesis-

thesis Essentialisme. Yang amat dominan dalam Essentialisme tidak hanya filsafat

klasik tersebut. Malahan lebih-lebih ajaran-ajaran filosof pada zaman Renaissance,

merupakan sokoguru aliran ini. Brameld menulis ciri utama Essentialisme itu sebagai

berikut:

“Pandangan-pandangan filsafat yang kuno dan absolutisme pandangan abad-

abad pertengahan tercermin dalam otoritasnya yang tidak dapat ditantang, otoritas

gereja yang dogmatis, dimana pengikut Essentialisme modern bertujuan

mengusahakan suatu sistematika, konsepsi tentang manusia dan alam semesta yang

secepat mungkin cocok bagi kebutuhan zaman dan lembaga-lembaga modern.”

Essensialisme merupakan paduan ide-ide filsafat Idealisme dan Realisme.

Praktek filsafat pendidikan essensialisme dengan demikian menjadi lebih kaya

dibandingkan jika ia hanya mengambil posisi sepihak dari salah satu aliran yang ia

sintesiskan.

C. Prinsip-prinsip filosofis aliran filsafat Essensialisme

1. Hakikat Manusia

Pandangan ontologis essensialisme merupakan suatu konsepsi bahwa dunia

atau realita ini dikuasai oleh tata (order) tertentu yang mengatur dunia beserta isinya.

Hal ini berarti bahwa bagaimanapun bentuk, sifat, kehendak dan cita-cita, dan

perbuatan manusia harus disesuaikan dengan tata tersebut.

Idealisme modern mempunyai pandangan bahwa realita adalah sama dengan

substansi gagasan-gagasan (ide-ide). Di balik dunia fenomenal ini ada jiwa yang tidak

terbatas yaitu Tuhan, yang merupakan pencipta adanya kosmos. Manusia sebagai

makhluk yang berpikir berada dalam lingkungan kekuasaan Tuhan. Dengan menguji

7

Page 8: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

menyelidiki ide-ide serta gagasan-gagasannya, manusia akan dapat mencapai

kebenaran, yang sumbernya adalah Tuhan sendiri.

Realisme modern yang menjadi salah satu eksponen esensialisme, titik berat

tinjauannya adalah mengenai alam dan dunia fisik, sedangkan idealisme modern

sebagai eksponen yang lain, pandangan-pandangannya bersifat spiritual. Manusia

memiliki intelegensi ia mampu berpikir, dan karenanya dapat menyesuaikan diri

terhadap dunia eksternalnya sehingga tetap bertahan diri dalam perjuangannya

menghadapi dunia eksternalnya.

2. Hakikat Realitas

Sifat yang menonjol dari ontologi esensialisme adalah suatu konsepsi bahwa

dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang mengatur dunia beserta isinya

dengan tiada cela pula, ini berarti bagaimanapun bentuk, sifat, kehendak dan cita-cita

manusia haruslah disesuaikan dengan tata tersebut. Dibawah ini adalah uraian

mengenai penjabarannya menurut realisme dan idealisme.

a. Realisme yang mendukung esensialisme disebut realisme objektif karena

mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam serta tempat manusia

didalamnya. Terutama sekali ada dua golongan ilmu pengetahuan yang

mempengaruhi realisme ini. Dari fisika dan ilmu-ilmu lain yang sejenis dapat

dipelajari bahwa tiap aspek dari alam fisik ini dapat dipahami berdasarkan adanya tata

yang jelas khusus. Ini berarti bahwa suatu kejadian yang sederhanapun dapat

ditafsirkan menurut hukum alam, seperti misalnya daya tarik  bumi.

b. Idealisme objektif mempunyai pandangan kosmos yang lebih optimis dibandingkan

dengan realisme objektif. Yang dimaksud dengan ini adalah bahwa pandangan-

pandangannya bersifat menyeluruh yang boleh dikatakan meliputi segala sesuatu.

Dengan landasan pikiran bahwa totalitas dalam alam semesta ini pada hakikatnya

adalah jiwa atau spirit, idealisme menetapkan suatu pendirian bahwa segala sesuatu

yang ada ini nyata. Ajaran-ajaran Hegel memperjelas pandangan tersebut diatas.

3. Hakikat Pengetahuan

a. Epistemologi Idealisme

Pandangan mengenai pengetahuan bersendikan pada pengertian bahwa

manusia adalah makhluk yang adanya merupakan refleksi dari Tuhan dan yang timbul

dari hubungan antara makrokosmos dan mikrokosmos. Karena itu, dalam diri manusia

tercermin suatu harmoni dari alam semesta, khususnya pikiran manusia (human

mind). Manusia memperoleh pengetahuan melalui berpikir, intuisi, atau introspeksi.

8

Page 9: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

Kriteria kebenaran idealism yaitu pikiran atau kesadaran adalah primodial.

Sejak kehidupan ada, sejak itu pula pikiran atau kesadaran ada. Kesadaran atau

pikiran manusia bertugas membangun suatu rancangan dunia dalam yang dianggap

paling mendekati realitas luar absolut. Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi

penting, sebab memang logika atau penalaran itu merupakan bagian yang sangat

esensial dari realitas. Karena itu, sesuatu pengetahuan dikatakan benar bukan karena

berguna untuk memecahkan masalah atau untuk kehidupan praktis, sebagaimana

dianut progresivist, tetapi suatu pengetahuan dikatakan benar karena ia memang

benar, jadi kebenaran bersifat intrinsic, bukan instrumental. Jadi, kebenaran

merupakan perwujudan dari realitas tertinggi. Sebab itu, uji kebenaran pengetahuan

dlakukan melalui uji koherensi atau konsistensi logis ide-idenya (Madjid Noor,dkk,

1987).  

b. Epistemologi Realisme

Sumber pengetahuan menurut Realisme adalah dunia luar subyek,

pengetahuan diperoleh melalui pengalaman diri, atau pengamatan. Kita mengetahui

sesuatu jika kita mengamati atau mengalami sesuatu melalui kontak lamgsung melalui

pancaindera. Pengetahuan sudah ada di dalam realitas, manusia tinggal

menemukannya melalui pengamatan atau pengalaman.

Kriteria kebenaran menurut epistemologi realisme adalah suatu pengetahuan diakui

benar jika pengetahuan itu sesuai dengan realitas eksternal (yang objektif) dan

independen. Sebab itu, uji kebenaran pengetahuan dilakukan melalui uji

korespondensi pengetahuan dengan realitas.

4. Hakikat Nilai (Aksiologi)

a. Aksiologi Idealisme

Para filsuf Idealisme sepakat bahwa nilai hakikatnya diturunkan dari realitas

absolut. Realitan absolut merupakan hal nyata yang benar-benar ada yang bersifat

mutlak. Karena itu nilai-nilai adalah abadi atau tidak berubah. Dalam kehidupan

sosial, kualitas spiritual seperti kesadaran cinta bangsa dan patriotism merupakan

nilai-nilai sosial yang perlu dijunjung tinggi, dan Hegel menyimpulkan bahwa karena

Negara adalah manifestasi Tuhan, maka wajib bagi warga negara untuk setia dan

menjunjung negara. Adapun menurut Immanuel dasar nilai sosial itu adalah

kemerdekaan individu, sebab kemerdekaan individu manusia akan memberi dasar

bagi kehidupan sosial yang adil dan sejahtera (Dinn Wahyudin, 4.19:2008).

b. Aksiologi Realisme

9

Page 10: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

Para filsuf realisme percaya bahwa standar nilai tingkah laku manusia diatur

oleh hukum alam, dan pada taraf yang lebih rendah diatur melalui konvensi atau

kebiasaan, adat istiadat di dalam masyarakat ( Edward J. Power, 1982). Sejalan

dengan konsep di atas, bahwa moral berasal dari adat istiadat, kebiasaan, atau dari

kebudayaan masyarakat (Dinn Wahyudin, 4.20:2008).

D. Kelebihan dan Kekurangan aliran filsafat Esensialisme

Kelebihan

a. esensialisme membantu untuk mengembalikan subject matter ke dalam proses

pendidikan, namun tidak mendukung perenialisme bahwa subject matter yang

benar adalah realitas abadi yang disajikan dalam buku-buku besar dari

peradaban barat. Great Book tersebut dapat digunakan namun bukan untuk

mereka sendiri melainkan untuk dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan

yang ada pada dewasa ini.

b. essensialisme berpendapat bahwa perubahan merupakan suatu kenyataan

yang tidak dapat diubah dalam kehidupan sosial. Mereka mengakui evolusi

manusia dalam sejarah, namun evolusi itu harus terjadi sebagai hasil desakan

masyarakat secara terus-menerus. Perubahan terjadi sebagai kemampuan

imtelegensi manusia yang mampu mengenal kebutuhan untuk mengadakan

amandemen cara-cara bertindak,organisasi,dan fungsisosial.

Kekurangan

a. menurut esensialis, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau menetapkan

kebijakan-kebijakan sosial. Hal ini mengakibatkan adanya orientasi yang

terikat tradisi pada pendidikan sekolah yang akan mengindoktrinasi siswa dan

mengenyampingkan kemungkinan perubahan.

b. Para pemikir esensialis pada umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena

mereka berpedoman pada filsafat yang berbeda. Beberapa pemikir esensialis

bahkan memandang seni dan ilmu sastra sebagai embel-embel dan merasa

bahwa pelajaran IPA dan teknik serta kejuruan yang sukar adalah hal-hal yang

benar-benar penting yang diperlukan siswa agar dapat memberi kontribusi

pada masyarakat.

c. Peran guru sangat dominan sebagai seorang yang menguasai lapangan, dan

merupakan model yang sangat baik untuk digugu dan ditiru. Guru merupakan

orang yang menguasai pengetahuan dan kelas dibawah pengaruh dan

10

Page 11: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

pengawasan guru. Jadi, inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru,

bukan pada siswa.

E. Implikasi aliran filsafat Essensialisme dalam dunia pendidikan

a. Pendidikan

Bagi penganut Essensialisme pendidikan merupakan upaya untuk

memelihara kebudayaan, “Education as Cultural Conservation”. Mereka

percaya bahwa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang

telah ada sejak awal peradabam umat manusia. Sebab kebudayaan tersebut telah

teruji dalam segala zaman, kondisi dan sejarah. Kebudayaan adalah essensial

yang mampu mengemban hari kini dan masa depan umat manusia (Mohammad

Noor Syam, 1984). Pendidikan adalah proses reproduksi dari apa yang telah

terdapat dalam kehidupan sosial. Pendidikan adalah persiapan untuk hidup,

bukan hidup itu sendiri.

b. Tujuan Pendidikan

Pendidikan bertujuan menstransmisikan kebudayaan untuk menjamin

solidaritas sosial dan kesejahteraan umum (E.J. Power, 1982).

c. Sekolah

Fungsi utama sekolah adalah memelihara nilai-nilai yang telah turun

temurun, dan menjadi penuntun penyesuaian orang (individu) kepada

masyarakat (Imam Barnadib, 1984). Sekolah yang baik adalah sekolah yang

berpusat pada masyarakat, “society centered school”, yaitu sekolah yang

menggutamakan kebutuhan dan minat masyarakat (Madjid Noor, dkk,1987).

d. Kurikulum

Kurikulum (isi pendidikan) direncanakan dan diorganisasi oleh orang

dewasa atau guru sebagai wakil masyarakat, society centered. Kurikulun

terdiri atas berbagai mata pelajaran yang berisi ilmu pengetahuan, “agama” dan

seni, yang dipandang esensial. Adapun sifat organisasi isi kurikulum adalah

berpusat pada mata pelajaran (subject matter centered).

e. Metode

Dalam hal metode pendidikan Essensialisme menyarankan agar sekolah-

sekolah mempertahankan metode-metode tradisional yang berhubungan dengan

disiplin mental. Metode problem solving memang ada manfaatnya, tetapi bukan

prosedur yang dapat diterapkan dalam seluruh kegiatan belajar. Alasannya,

11

Page 12: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

bahwa kebanyakan pengetahuan bersifat abstrak dan tidak dapat dipecahkan ke

dalam masalah-masalah diskrit. Selain itu, bahwa belajar pada dasarnya

melibatkan kerja keras, perlu menekankan disiplin (G. Kneller, 1971).

f. Peranan guru dan peserta didik

Guru atau pendidik berperan senbagai mediator atau “jembatan” antara

dunia masyarakat atau orang dewasa dengan dunia anak. Guru harus disiapkan

sedemikian rupa agar secara teknis mampu melaksanakan peranannya sebagai

pengarah proses belajar. Adapun secara moral guru haruslah orang terdidik

yang dapat dipercaya (E.J. Power, 1982). Dengan demikian inisiatif dalam

pendidikan ditekankan pada guru, bukan pada peserta didik (G. Kneller, 1971).

Peranan peserta didik adalah belajar, bukan untuk mengatur pelajaran.

Menurut Idealisme belajar, yaitu menyesuaikan diri pada kebaikan dan

kebenaran seperti yang telah diterapkan oleh yang absolut (Madjid Noor, dkk:

1987). Sedangkan menurut Realisme belajar berarti menyesuaikan diri terhadap

masyarakat dan alam. Belajar berarti menerima dan mengenal dengan sungguh-

sungguh nilai-nilai sosial oleh angkatan baru yang timbul untuk ditambah dan

dikurangi dan diteruskan kepada angkatan berikutnya (Imam Barnadib, 1984).

12

Page 13: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aliran filsafat Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan

agar manusia kembali kepada kebudayaan lama. Aliran Esensialisme ini memandang

bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas dalam segala

bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, mudah

goyah, kurang terarah, tidak menentu dan kurang stabil. Tujuan pendidikan

esensialisme adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti

pengetahuan yang telah terhimpun, dasar bertahan sepanjang waktu untuk diketahui

oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh keterampilan, sikap, dan nilai-nilai

yang tepat untuk membentuk unsur-unsur yang inti (esensiliasme), sebuah pendidikan

sehingga pendidikan, jadi Menurut esensialisme sekolah berfungsi untuk warga

negara supaya hidup sesuai dengan prinsip-prinsip dan lembaga-lembaga sosial yang

ada di dalam masyarakat.

B. Saran

Sebagai seorang pendidik hendaknya tidak meninggalkan nilai-nilai

budaya lama dalam hal kependidikan, setidaknya dapat memadukan teknik

pengajaran dengan metode lama, karena metode lama juga memiliki nilai-nilai

positif untuk diterapkan.  Selalu menjadi figur teladan dan kreatif serta inovatif

dalam menciptakan pengajaran-pengajaran yang menarik bagi para siswanya.

Selalu menyesuaikan teknik pengajaran dengan kurikulum yang telah

ditetapkan, kurangi mengeluh dan terus mensiasati segala perubahan yang

terjadi dalam dunia kependidikan agar tetap bertahan dan berhasil menjadi

seorang guru yang profesional.

13

Page 14: MAKALAH -    Web viewMakalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang ... Untuk itu, maka logika atau penalaran menjadi penting,

DAFTAR PUSTAKA

Mudyaharjo, Rejda. 2010. PENGANTAR PENDIDIKAN. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Wahyudin, Dinn, dkk.2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka

http://adanfa.blogspot.co.id/2012/11/makalah-filsafat-pendidikan.html

14