evatrisnamurni.files.wordpress.com · Web viewMakalah Media pembelajaran
Transcript of evatrisnamurni.files.wordpress.com · Web viewMakalah Media pembelajaran
Makalah Media pembelajaran BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran, dan penilaian pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan komponen-komponen pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah ia menempuh berbagai pengalaman belajarnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. (Hamalik, 1994, Hal:6)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2. Apa saja yang termasuk media pembelajaran?
3. Apa tujuan digunakan media pembelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian media pembelajaran.
2. Dapat mengetahui macam-macam media pembelajaran.
3. Dapat mengetahui tujuan media pembelajaran.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
2.2 Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempetinggi hasil belajar yang dicapainya, adapun manfaat media diantaranya:
- Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motifasi belajar.
- Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
- Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan.
2.3 Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media pembelajaran antara lain:
- Mempermudah proses transfer informasi.
- Menjadi alat peraga.
- Menjadi bentuk atau mengkonkritkan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak.
- Mendekatkan fakta real bagi proses transfer ilmu pengetahuan.
- Memperkecil objek benda sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami atau dimengerti.
2.4 Macam-macam Media Pembelajaran
1. Media Bagan
2. Media Diagram
3. Media Grafik
4. Media Transparansi
5. Media Tape Recorder dan Pita Suara
6. Media Radio
7. Media Film Bingkai
8. Media Film Rangkai (Film Strip)
9. Media Film
10. Media Televisi
11. Media Poster
12. Media Peta dan Globe
13. Media Video
14. Media Kartun
15. Media Komik
16. Media Komputer
17. Media Diorama
18. Media Permainan dan Simulasi
19. Media Gambar atau Foto
20. Media Sketsa
21. Media Cetakan
22. Media Pajang
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Media Bagan
3.1.1 Definisi Media Bagan
Istilah bagan meliputi berbagai jenis presentasi grafis seperti peta, grafik, lukisan, diagram, poster dan bahkan kartun. Dalam hubungan ini, bagan didefinisikan sebagai kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan. (Wibawa, 1991, Hal:35)
3.1.2 Tujuan Media Bagan
Tujuan media bagan adalah memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu persentase dan menyajikan ide-ide yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. (Wibawa, 1991, Hal:36)
3.1.3 Manfaat Media Bagan
Manfaat yang utama dari media bagan adalah menunjukkan hubungan, perbandingan, jumlah relatif, perkembangan, proses, klasifikasi dan organisasi. (Wibawa, 1991, Hal:35)
3.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Media Bagan
Kelebihan:
- Dapat dimengerti siswa.
- Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit. (Wibawa, 1991, Hal:35)
Kelemahan:
- Sering kali siswa bingung dihadapkan pada data yang banyak sekaligus.
3.1.5 Cara Menggunakan Media Bagan
Mencari sebuah data yang akhirnya dibuat bagan.
3.2 Media Diagram
3.2.1 Definisi Media Diagram
Media diagram merupakan suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timkbal balik terutama dengan garis-garis. Bahkan diagram lebih unggul daripada bagan. Sebuah diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan. (Sudjana, 2002, Hal:33)
3.2.2 Tujuan Media Diagram
Menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada disitu.
3.2.3 Manfaat Media Diagram
Media diagram dapat menyederhanakan yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
3.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Diagram
Kelebihan:
- Media Diagram dapat memperjelas arti dalam suatu materi sehingga siswa mudah untuk menerima materi.
Kekurangan:
- Diagram bersifat simbolis dan abstrak sehingga kadang-kadang sulit dimengerti.
- Untuk dapat membaca diagram seseorang harus mempunyai latar belakang tentang apa yang didiagramkan.
3.2.5 Cara Menggunakan Media Diagram
Cara menggunakan media ini yaitu:
a. Meletakkan rencana suatu bagan pada kertas dengan ukuran 21x27cm atau lebih.
b. Mengusahakan bagan yang sederhana.
c. Membuat bagan yang cukup besar sehingga mudah dilihat.
d. Membuat bagan itu semenarik mungkin.
e. Menggunakan warna secara kontras dan istilah ruangan kosongnya.
f. Utamakanlah kontras dengan cara memakai huruf dan gambar yang gelap pada latar belakang terang atau sebaliknya, gambar yang terang pada latar belakang gelap. Perhatikan bagian-bagian penting untuk ditonjolkan.
g. Gunakan warna jika perlu, walaupun warna itu enak dilihat tetapi janganlah dipergunakan secara berlebihan. Jagalah warna itu agar tetap harmonis.
h. Ingatlah ruangan itu penting peranannya.
i. Bila rencana sudah lengkap, buatlah sket dengan memakai pensil pada bagan atau diagram kemudian baru dilengkapi. Suatu proyektor opaque berguna untuk memindahkannya dari sket yang kecil kepermukaan papan tulis, yang lebih luas.
3.3 Media Grafik
3.3.1 Definisi Media Grafik
Grafik mungkin dapat didefinisikan sebagai penyajian data berangka, grafik merupakan keterpaduan yang lebih menarik dari sejumlah tabulasi data yang tersusun dengan baik. Ada beberapa macam grafik diantaranya:
a. Grafik garis, merupakan yang paling tepat dari semua jenis grafik, terutama dalam melukiskan kencenderungan- kencenderungan atau menghubungkan dua rangkaian data.
b. Grafik batang, merupakan grafik yang paling sederhana daripada semua jenis grafik. Grafik batang ini melukiskan besarnya persentase data, semua batang dengan ukuran sama lebarnya.
c. Grafik lingkaran atau piring, merupakan lingkaran sektor-sektor yang digunakan untuk menggambarkan bagian-bagian dari suatu keseluruhan.
d. Grafik wilayah dan gambar, grafik wilayah dalam bentuk persegi, lingkaran dan bentuk tidak teratur, kadang-kadang digunakan untuk memperbandingkan dua atau tiga hubungan keseluruhan.
e. Grafik gambar,banyak penampilan yang menarik pandangan mata dari bentuk dimensional yang diperoleh dengan warna rata, sederhana, bentuk-bentuk gambar melalui grafik gambar. (Wibawa, 1991, Hal:41)
3.3.2 Tujuan Media Grafik
Menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. (Wibawa, 1991, Hal:41)
3.3.3 Manfaat Media Grafik
Untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya serta
dengan cepat memungkinkan kita mengandalkan analisis, interpretasi, dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah. (Wibawa, 1991, Hal:41)
3.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Grafik
Kelebihan:
- Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas.
- Hanya menyajikan satu ide setiap grafik.
- Berjudul dan ringkas.
- Penyajian data grafik jelas, cepat, menarik, ringkas dan logis.
Kekurangan:
- Grafik merupakan gambar yang sederhana yang menggunakan titik-titik, garis, atau gambar sehingga tidak semua siswa langsung mengerti. (Wibawa, 1991, Hal:42)
3.3.5 Cara Menggunakan Media Grafik
Menentukan suatu data, misalnya dalam grafik garis yang termasuk dalam kelompok grafik dua skala, atau dua proses yang dinyatakan dalam garis vertikal dan garis horizontal yang saling bertemu. Misalnya dalam menggambarkan perkembangan jumlah siswa di SMP Merah Putih dari tahun 1980-1985. kita buat grafiknya dan diterangkan melalui grafik tersebut. (Wibawa, 1991, Hal:42)
3.4 Media Transparansi
3.4.1 Definisi Media Transparansi
Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran bahan tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan kesebuah layar atau dinding melalui sebuah proyektor. Kemampuan proyektor memperbesar gambar membuat media ini berguna untuk menyajikan informasi pada kelompok yang besar dan pada semua jenjang. OHP dirancang untuk dapat digunakan didepan kelas sehingga guru dapat selalu berhadapan atau menatap siswanya. Penataan letak layar dan proyeksi bayangan sering menimbulkan layar yang berbentuk trapesium yang sering mengganggu penampilan tayangan dan pandangan siswa. Akan tetapi hal itu dapat diatasi dengan memiringkan layar. (Wibawa, 1991, Hal:53)
3.4.2 Tujuan Media Transparansi
Tujuan media transparansi yaitu menyampaikan informasi pada kelompok yang besar dan pada semua jenjang.
3.4.3 Manfaat Media Transparansi
Guru mudah mengontrol siswa karena selalu berhadapan dengan siswa tanpa harus membelakangi siswa dalam memberikan materi.
3.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Transparansi
Kelebihan:
- Dapat menjangkau kelompok besar.
- Guru selalu dapat bertatap muka dengan siswa karena OHP dapat diletakkan didepan kelas dan dapat mengendalikan kelasnya.
- Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru.
- Memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.
- Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.
Kekurangan:
- Fasilitas OHP harus tersedia.
- Listrik pada ruang atau lokasi penyajian harus tersedia.
- Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian ataupun penyimpanan.
- Tanpa layar yang dapat dimiringkan (misalnya hanya menggunakan dinding) sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk trapesium.
3.4.5 Cara Pembuatan Media Transparansi
Kita menentukan materi apa yang akan diberikan dengan cara mengetik atau menulis atau menggambar dikertas secara singkat, kemudian kita foto kopi transparan. Yang transparan itulah kita gunakan di kelas dengan OHP. Selain itu dapat dicatat ditransparansi dengan menggunakan letter press dan pena rotring.
3.5 Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio
3.5.1 Definisi Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio
Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Pesan dan isi pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sebagai upaya untuk mendukung terjadinya proses belajar. Materi rekaman Tape Recorder dan Pita Audio adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk sekelompok siswa, dan sekarang ini sudah lumrah rekaman dipersiapkan untuk penggunaan perorangan. (Wibawa, 1991, Hal:53)
3.5.2 Tujuan Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio
Memberikan suatu materi dengan menggunakan rekaman agar mudah untuk mengulanginya.
3.5.3 Manfaat Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio
Dapat meningkatkan komunikasi audio, membuat suasana belajar lebih mantap dan komunitatif serta mengembangkan kemampuan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang sedang disajikan.
3.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio
Kelebihan:
- Rekaman memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan, membaca, atau berpidato.
- Pengoperasian radio-tape relatif mudah.
- Rekaman dapat digandakan.
- Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
- Radio tape telah menjadi peralatan yang sangat lumrah dalam rumah tangga, sekolah dll.
Kekurangan:
- Dalam suatu rekaman sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi jika pesan atau informasi itu berada ditengah-tengah pita, maka akan memakan waktu lama untuk menemukannya, apalagi jika radio tape tidak memiliki angka-angka penuntun putaran pitanya.
- Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya.
3.5.5 Cara Menggunakan Media Rekaman Tape Recorder dan Pita Audio
Tidak terikat jadwal siaran seperti radio, jadi bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan, yaitu merekam apa yang ingin kita ajarkan kemudian kita putar didepan kelas.
3.6 Media Radio
3.6.1 Definisi Media Radio
Media radio termasuk kedalam media audio yang menyalurkan pesan audio dari sumber kepenerima pesan. (Sadiman, 1986, Hal:25)
3.6.2 Tujuan media radio
Menyalurkan pesan audio dari sumber kepenerima pesan.
3.6.3 Manfaat Media Radio
Pada dasarnya siaran radio dalam program belajar mengajar dapat meningkatkan kemampuan komunikasi audio, membuat suasana belajar lebih hidup.
3.6.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Radio
Kelebihan:
- Program siaran dapat direkam dan isi pesan dapat digunakan berulang kali secara konsisten.
- Daya jangkauannya luas sehingga dapat menjangkau daerah terpencil.
- Program dapat diedit sesuai dengan yang dikehendaki.
- Dapat memberikan suasana alam nyata dengan berbagai teknik dan efek suara, cocok untuk mendengarkan musik, sejarah, drama dan bahasa.
Kelemahan:
- Penyesuaian jadwal siaran dan jadwal sekolah umumnya sulit.
- Sifat komunikasinya satu arah.
- Pendengar tidak dapat menghentikan siaran sebentar untuk berdiskusi.
3.6.5 Cara Menggunakan Media Radio
Guru mencari siaran yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan dan disesuaikan jadwal, misalnya dalam pembuatan puisi. Kita dapat menggunakan radio ini dengan menambah kesegaran bagi siswa. Setelah siaran selesai maka kita dapat menerangkan puisi itu dengan cara berdiskusi.
3.7 Media Film Bingkai
3.7.1 Definisi Media Film Bingkai
Film bingkai adalah suatu film transparan yang berukuran 35mm, biasanya dibingkai dengan ukuran 2x2 inci dengan bahan plastik atau karton. Sebagai suatu program, film bingkai sangat bervariasi panjang pendeknya. (Sadiman, 1986, Hal:32)
3.7.2 Tujuan Media Film Bingkai
Untuk memberikan informasi factual.
3.7.3 Manfaat Media Film Bingkai
Dapat merangsang siswa untuk berfikir karena perhatian siswa terpusat pada butir tertentu
sehingga diperoleh keseragaman pengamatan.
3.7.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Film Bingkai
Kelebihan:
- Dapat mengatasi keterbatasan waktu.
- Dapat dikembangkan sendiri oleh guru.
- Lebih mudah dikontrol.
Kekurangan:
- Mudah hilang atau lepas.
- Memerlukan ruang gelap atau ruang yang dapat diatur cahayanya.
3.8 Media Film Rangkai
3.8.1 Definisi Media Film Rangkai
Media ini berbeda dengan film bingkai, dalam media ini gambarnya berurutan dan menjadi satu kesatuan. Ukuran filmnya biasanya sama dengan film bingkai, hanya saja panjangnya tergantung pada isi film. (Sadiman, 1986, Hal:33)
3.8.2 Tujuan Media Film Rangkai
Memberikan informasi yang berupa gambar yang berurutan dan menjadi satu kesatuan.
3.8.3 Manfaat Media Film Rangkai
Dengan menggunakan media ini kegiatan belajar mudah dikontrol oleh guru.
3.8.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Film Rangkai
Kelebihan:
- Mudah dikontrol.
- Urutan gambar pasti, karena sudah menjadi satu kesatuan.
- Mudah penyimpanannya hanya digulung.
- Tidak perlu dibingkai.
Kekurangan:
- Sulit diedit dan sulit dikembangkan sendiri oleh guru karena biasanya memerlukan keterampilan dan peralatan khusus.
3.9 Media Film
3.9.1 Definisi Media Film
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Ada tiga macam ukuran film 8, 16 dan 35mm. (Sadiman, 1986:67)
3.9.2 Tujuan Media Film
Menerangkan suatu proses, gerakan-gerakan lambat dan pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi.
3.9.3 Manfaat Media Film
Dapat mengatasi keterampilan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang.
3.9.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Film
Kelebihan:
- Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan sesuai dengan kebutuhan.
- Film dapat menyajikan baik teori maupun praktek.
- Film dapat menampilkan kembali masalalu atas sejarah.
- Gerakan-gerakan lambat dapat memperjelas uraian.
- Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, dan animasi.
Kekurangan:
- Film tidak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran, penggunaannya perlu ruangan gelap. (Sadiman, 1986:67)
3.10 Media Televisi
3.10.1 Definisi Media Televisi
Televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak. (Sadiman, 1986:71)
3.10.2 Tujuan Media Televisi
Siswa dapat mengetahui kejadian-kejadian mutakhir, mereka bias mengadakan kontak dengan orang-orang besar atau terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara.
3.10.3 Manfaat Media Televisi
Dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton.
3.10.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Televisi
Kelebihan:
- Televisi dapat menerima dan menggunakan serta mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan yang akan dicapai.
- Selalu siap diterima oleh anak-anak karena mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah.
- Hampir setiap mata pelajaran bisa diTV kan.
- Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam belajar.
Kekurangan:
- Sifat komunikasinya hanya satu arah.
- Program diluar control guru.
- Jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali susah untuk disesuaikan.
3.10.5 Cara Menggunakan Media Televisi
Sama halnya kita harus mencari siaran yang berhubungan dengan materi, dengan adanya siaran itu siswa tau kejadian-kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka, setelah acara siaran selesai maka kita adakan diskusi yang memancing respon siswa. (Sadiman, 1986:71)
3.11 Media Poster
3.11.1 Definisi Media Poster
Poster merupakan gagasan yang dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan dalam ukuran besar. Desain sebuah poster merupakan perpaduan antara kesederhanaan serta dinamika. Berbagai warna yang mencolok dan kontras seringkali dipakai. (Sudjana, 2002:51)
3.11.2 Tujuan Media Poster
Poster bertujuan untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu.
3.11.3 Manfaat Media Poster
Poster dapat mempengaruhi dan memotivasi orang yang melihatnya.
3.11.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Poster
Kelebihan:
- Dapat menjadikan motivasi bagi orang yang melihatnya.
- Warna yang digunakan menarik perhatian.
- Kata-katanya singkat dan jelas.
Kekurangan:
- Terkadang tulisannya sukar dipahami.
3.12 Media Peta dan Globe
3.12.1 Definisi Media Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe menyajikan data-data lokasi yang mudah untuk dipelajari. (Sadiman, 1986:48)
3.12.2 Tujuan Media Peta dan Globe
Dapat menunjukkan keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung serta perairan dan tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain. Selain itu dapat menunjukkan data-data ekonomi seperti misalnya hasil pertanian.
3.12.3 Manfaat Media Peta dan Globe
Dapat menyajikan data-data lokasi dan mengkonkritkan pesan-pesan yang abstrak.
3.12.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Peta dan Globe
Kelebihan:
- Memungkinkan siswa mengerti posisi daerah kepulauan.
- Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh geografis.
- Siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribsusi penduduk.
Kekurangan:
- Jika peta dan globe terlalu kecil susah untuk diamati.
- Tidak semua orang bias melihat atau membaca peta dan globe.
3.12.5 Cara Pembuatan Media Peta dan Globe (peta timbul)
Bahan yang diperlukan: kertas bekas, tanah liat, perekat kanji, cat berwarna, tripleks, dan kertas layang-layang.
Jika bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia, pekerjaan selanjutnya adalah:
a. Membuat bentuk peta yang menggambarkan gunung dan lembah beserta kelengkapannya dari tanah liat dan barang bekas diatas papan atau tripleks, lalu keringkan.
b. Setelah kering, semua permukaan bentuk tanah itu dibasahi dengan air sabun.
c. Menempelkan kertas bekas yang telah dirobek-robek (2x10cm) dengan perekat kanji menutupi semua permukaan tanah liat itu (+10 lapis) ada baiknya bila tempelan kertas itu dilebihkan sedikit melewati kaki bentuk tanah liat litu supaya nantinya dapat ditempelkan pada alas yang permanen.
d. Menempelkan kertas layang-layang pada sebuah permukaan telah dilapisi dengan kertas bekas terus keringkan.
e. Setelah kering, lapisan kertas dilepaskan dari acuan tanah liat dan kakinya direkatkan pada alas tripleks yang telah disiapkan.
f. Lapisan kertas yang sudah berbentuk dan tertempel pada alas tripleks itu kemudian diberi warna yang sesuai. (Sadiman, 1986:48)
3.13 Media Video
3.13.1 Definisi Media Video
Media video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin popular dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif. (Sadiman, 1986:74)
3.13.2 Tujuan Media Video
Menampilkan gerak yang semakin lama semakin popular dalam masyarakat.
3.13.3 Manfaat Media Video
Sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi.
3.13.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Video
Kelebihan:
- Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya.
- Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
- Ruangan tidak perlu digelapkan waktu penyajian.
- Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar.
Kelemahan:
- Perhatian penonton sulit untuk dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan.
- Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks. (Sadiman, 1986:74)
3.14 Media Kartun
3.14.1 Definisi Media Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan. (Sudjana, 2002:58)
3.14.2 Tujuan Media kartun
Media kartun digunakan untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.
3.14.3 Manfaat Media Kartun
Menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian tertentu.
3.14.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Kartun
Kelebihan:
- Pesan langsung mengena.
- Pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingatan.
- Simbol-simbol serta karakter yang digunakan mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat.
Kelemahan:
- Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya kedalam gambar sederhana, tanpa detail.
Tidak semua orang tau arti yang digunakan (sindiran-sindiran). (Sudjana, 2002:61)
3.14.5 Cara Menggunakan Media Kartun
Guru memilih jenis kartun yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, contohnya ditampilkan kartun dengan seseorang yang sedang wisuda dengan nilai yang memuaskan, maka siswa akan termotivasi sehingga meningkatkan kegiatan belajarnya.
3.15 Media Komik
3.15.1 Definisi Media Komik
Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca yang terdiri atas berbagai cerita bersambung. Komik memusatkan perhatian disekitar rakyat. Cerita-ceritanya mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya. (Sudjana, 2002:64)
3.15.2 Tujuan Media Komik
- Menyampaikan informasi dengan disertai gambar-gambar yang lucu dan menarik.
- Sebagai jembatan untuk meningkatkan minat baca.
3.15.3 Manfaat Media Komik
- Sebagai lapangan ilmu pengetahuan, sebagai salah satu contoh komik tentang penerangan lampu.
- Sebagai pengobar dari peristiwa surat kabar.
- Sebagai media komunikasi.
3.15.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Komik
Kelebihan:
- Cerita-ceritanya mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari tokoh utama.
- Dilengkapi dengan aksi.
- Ceritanya ringkas dan menarik.
- Dapat dibaca oleh semua umur, untuk lelucon, kegembiraan serta hiburan.
Kekurangan:
- Tidak semua siswa hobi membaca komik.
- Tidak semua siswa paham cara membaca komik.
3.15.5 Cara Menggunakan Media Komik
Guru harus membantu para siswa menemukan komik yang baik dan mengasyikkan, juga mengajar mereka untuk memilih-milih buku komik, sehingga kita yakin dapat menerima bacaan komik bagi anak-anak kita, sesuai dengan taraf berfikirnya. Dipihak lain guru harus menolong mereka menuju cakrawala yang lebih luas akan minat serta apresiasinya. (Sudjana, 2002:67)
3.16 Media Komputer
3.16.1 Definisi Media Komputer
Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input, prosesor, penyimpanan data, dan output. (Antoni, 1991:53-56)
3.16.2 Tujuan Media Komputer
Dapat menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, seperti CD player, video tape dan audio tape. Disamping itu untuk merekam, menganalisis, dan memberi reaksi kepada respon yang diinput oleh pemakai oleh siswa.
3.16.3 Manfaat Media Komputer
- Dapat mengevaluasi siswa (tes).
- Mengumpulkan data mengenai siswa.
- Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan).
- Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran.
- Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pelajaran.
3.16.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Komputer
Kelebihan:
- Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.
- Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.
- Kendali berada ditangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
Kekurangan:
- Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
- Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.
- Keragaman model komputer sering menyebabkan program yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model lainnya.
- Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil.
3.16.5 Cara Menggunakan Media Komputer
Berikut adalah beberapa petunjuk untuk perwajahan teks media berbasis komputer:
- Layar atau monitor komputer bukanlah halaman, tatapi penayangan yang dinamis yang bergerak berubah dengan perlahan-lahan.
- Layar tidak boleh terlalu padat bagi kedalam berbagai tayangan, atau mulailah dengan sederhana dan pelan-pelan, dan tambahkan hingga mencapai tahapan kompleksitas yang diinginkan.
- Pilihlah jenis huruf normal, tak berhias, gunakan huruf kapital dan huruf kecil, tidak menggunakan huruf kapital semua.
- Gunakan antara tujuh sampai sepuluh kata perbaris karena lebih mudah membaca kalimat pendek.
- Tidak memenggal kata pada akhir baris, tidak memulai paragraf pada garis terakhir dalam satu layar tayangan, tidak mengakhir paragraf pada baris pertama layar tayangan, meluruskan baris kalimat pada sebelah kiri namun disebelah kanan lebih baik tidak lurus karena lebih mudah membacanya.
- Jarak dua spasi disarankan untuk tingkat keterbacaan yang lebih baik.
- Pilih karakter huruf tertentu untuk judul dan kata-kata kunci, misalnya: cetak tebal, garis bawah, cetak miring, dll.
- Teks diberi kotak apabila teks itu berada bersama-sama dengan grafik atau representasi visual lainnya pada layar tayangan yang sama.
- Konsisten dengan gaya dan formal yang dipilih.
3.17 Media Diorama
3.17.1 Definisi Media Diorama
Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi, diorama biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan dipentas yang berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian. (Sudjana, 2002:171)
3.17.2 Tujuan Media Diorama
Menggambarkan pemandangan yang sebenarnya.
3.17.3 Manfaat Media Diorama
Diorama sebagai media pengajaran teruitama bermanfaat untuk mata pelajaran ilmu bumi, ilmu hayat, sejarah bahkan dapat diusahakan pula untuk berbagai macam mata pelajaran.
3.17.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Diorama
Kelebihan:
- Dengan menggunakan media diorama ini siswa akan lebih berkreatif dalam mengekspresikan pemandangan.
- Siswa tidak bosan.
Kekurangan:
- Tidak semua siswa kreatif.
- Alat-alat yang digunakan terlalu rumit dan membutuhkan kesabaran yang tinggi.
3.17.5 Penggunaan Media Diorama
Para siswa dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing kelompok itu bertugas dalam satu pameran. Sebelum mereka siap merencanakan diorama, para siswa diharuskan mengadakan penelitian melalui perpustakaan, buku-buku dan majalah agar dalam membuat penyajian bisa tepat mengenai karakter pakaian, cara bagaimana penemuan itu dikembangkan serta siapa saja yang harus dilibatkan. Tiap diorama dibuat didalam kotak karton dengan sisi yang terbuka. Sebagian terbesar dari objek diletakkan diatas panggung seoerti mesin, kursi, yang dibuat dari kertas yang dilipat. Figur orang dan binatang dibuat dari boneka kain diberi pakaian kertas dengan muka yang dicat, cat-cat atau krayon digunakan untuk mendekorasi, bagian belakang dan dinding bagian samping diorama. Sebuah cerita didik ditempelkan dibagian luar tiap-tiap pameran yang menjelaskan fakta-fakta dari peristiwa bergambar itu. Walaupun diorama itu telah selesai dipamerkan guru harus menyimpulkan bahwa nilai nyata proyek itu bukan merupakan hasil akhir. Lebih baik dijadikan pelajaran apa yang diperoleh para siswa dari hasil penelitiannya, bagaimanakan para penemu itu telah berbuat, dan bagaimana cara mereka membantu masyarakat.
3.17.6 Pembuatan Media Dorama
Bahan-bahan yang diperlukan kertas, karet busa, gunting, kawat, kertas layang-layang, karbon, lumut-lumutan, cat, lilin, tanah liat, kain bekas, sisir dan kanji.
Cara membuatnya:
a. Membuat sketsa yang akan dibuat dan gambar perspektif rencana diorama disampaikan sesuai dengan pesan pengajaran yang akan dibuat.
b. Menyimpan tempat diorama. Tempat diorama ini dapat berupa kotak karton, kotak kayu, meja, lantai dan sebagainya sesuai dengan ukuran diorama.
c. Mengerjakan bagian-bagian diorama secara rinci dengan yang direncanakan dalam gambar sketsa. Misalnya membuat pohon-pohonan dari kawat yang dibalut dengan kertas berwarna, membuat hutan dan semak-semak dari busa hijau, membuat rumah-rumahan dari karton, membuat orang-orangan dari tanah liat atau lilin.
d. Mewarnai diorama supaya menarik dan menjadi lebih hidup. (Wibawa, 1991:101-102)
3.18 Media Permainan dan Simulasi
3.18.1 Definisi Media Permainan dan Simulasi
Permainan adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama yaitu: adanya pemain, adanya lingkungan dimana para pemain berinteraksi dan adanya aturan-aturan main serta tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Simulasi adalah suatu model hasil penyederhanaan suatu realitas. Kecuali harus mencerminkan situasi yang sebenarnya. Simulasi haruslah bersifat operasional. Artinya menggambarkan proses yang sedang berlangsung. Jadi permainan simulasi menggabungkan unsur-unsur permainan dan simulasi, yaitu adanya setting, pemain, aturan, tujuan, dan penyajian model situasi sebenarnnya. (Sadiman, 1986:75)
3.18.2 Tujuan Media Permainan dan Simulasi
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan tingkah laku yang nyata, tidak hanya mendiskusikannya.
3.18.3 Manfaat Media Permainan dan Simulasi
Permainan dapat memberikan umpan balik langsung. Umpan balik yang secepatnya atas apa yang kita lakukan akan memungkinkan proses belajar jadi lebih efektif.
3.18.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Permainan dan Simulasi
Kelebihan:
- Dapat menyenangkan dan menghibur siswa dan menarik karena didalamnya ada unsur kompetisi.
- Memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. Seperti yang kita ketahui, belajar yang baik adalah belajar yang aktif.
- Memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-peran kedalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat.
Kekurangan:
- Memakan waktu yang lama.
3.18.5 Cara Menggunakan Media Permainan dan Simulasi
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan menyajikan sebuah permainan yang menarik sehingga adanya kompetisi antar kelompok sehingga siswa antar kelompok tersebut dapat bersaing secara sehat untuk memenangkan sebuah permainan sehingga diharapkan dapat menimbulkan motivasi bagi siswa. (Sadiman, 1986:75)
3.19 Media Gambar atau Foto
3.19.1 Definisi Media Gambar atau Foto
Diantara media pendidikan, gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai, merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata. (Wibawa, 1991, Hal:29)
3.19.2 Tujuan Media Gambar atau Foto
Untuk memberikan informasi melalui gambar atau foto.
3.19.3 Manfaat Media Gambar atau Foto
Gambar atau foto dapat melukiskan situasi yang sebenarnya dan dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Misalnya sel atau penampang daun yang tidak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.
3.19.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar atau Foto
Kelebihan:
- Gambar atau foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal lainnya.
- Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
- Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja.
- Harganya terjangkau.
Kekurangan:
- Hanya menekankan persepsi indera mata.
- Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
- Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
3.19.5 Cara Menggunakan Media Gambar atau Foto
Cara menggunakan media gambar atau foto yaitu guru dapat menyajikan sebuah gambar atau foto, siswa dapat mendeskripsikan gambar atau foto tersebut.
3.20 Media Sketsa
3.20.1 Definisi Media Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa. (Sadiman, 1986:33)
3.20.2 Tujuan Media Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa.
3.20.3 Manfaat Media Sketsa
Dengan menggunakan media sketsa dapat menarik perhatian siswa dan mengurangi kebosanan siswa dalam memperoleh materi yang berbentuk paragraf.
3.20.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Sketsa
Kelebihan:
- Dapat memperjelas pesan.
- Tidak perlu mempersoalkan harga sebab media ini dibuat langsung oleh guru.
- Dapat menarik perhatian siswa.
Kekurangan:
- Hanya menuliskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.
3.20.5 Cara Membuat Media Sketsa
Guru mencari ide-ide biasanya secara berurutan, kemudian membuatnya kedalam sketsa yang sederhana dan menerangkan secara lisan atau verbal. Misalnya dalam proses perkembangbiakan kupu-kupu. (Sadiman, 1986:33)
3.21 Media Cetakan
3.21.1 Definisi Media Cetakan
Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan diatas kertas untuk pengajaran dan informasi. Disamping buku teks atau buku ajar, termasuk pula lembaran penuntun berupa daftar cek tentang langkah-langkah yang harus diikuti ketika mengoperasikan sesuatu peralatan atau memelihara peralatan. Lembaran ini berisi gambar atau foto. Teks terprogram adalah salah satu jenis media cetakan yang banyak digunakan. Brosur merupakan pengumuman atau pemberitahuan mengenai sesuatu program atau pelayanan, sedangkan
newsletter berisikan laporan kegiatan organisasi, (Antoni, 1991:37)
3.21.2 Tujuan Media Cetakan
Menyampaikan informasi yang berupa cetakan bisa buku teks maupun newsletter.
3.21.3 Manfaat Media Cetakan
Siswa dapat mengulangi materi sendiri dalam media cetakan dan siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecapatan masing-masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban.
3.21.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Cetakan
Kelebihan:
- Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun, pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu.
- Disamping dapat mengulangi materi dalam media cetakan, siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.
- Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal lumrah, dan ini dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.
- Khusus pada teks terprogram siswa akan berpartisipasi atau berinteraksi dengan aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun, siswa dapat segera mengetahui apakah jawabannya benar atau salah.
- Meskipun isi informasi media cetak harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu, materi tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.
Kekurangan:
- Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.
- Biaya pencetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar atau foto yang berwarna-warni.
- Membutuhkan waktu yang lama dalam pencetakan.
- Jika tidak dirawat dengan baik maka cetakan cepat rusak atau hilang.
- Perbagian unit-unit pelajaran dalam media cetakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan membosankan siswa, (Antoni, 1991:38)
3.21.5 Cara Menggunakan Media Cetakan
Guru dapat memberikan majalah atau koran yang isinya mengenai pendidikan, kemudian siswa membacanya, guru menerangkan jika siswa tidak mengerti maka dapat mengulangi membaca sendiri.
3.22 Media Pajang
3.22.1 Definisi Media Pajang
Merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi didepan kelompok kecil. Media ini meliputi papan tulis, papan magnet, papan kain, papan bulletin, dan pameran serta flip chart. Media pajang yang paling sederhana dan hampir selalu tersedia adalah papan tulis. Dengan perencanaan yang baik, kapur berwarna, menampilkan informasi pada saat siswa harus melihatnya papan tulis dapat menjadi alat penyajian pelajaran yang efektif, (Wibawa, 1991:37)
3.22.2 Tujuan Media Pajang
Menyampaikan informasi didepan kelompok dengan menggunakan media pajang seperti papan tulis.
3.22.3 Manfaat Media Pajang
Dengan menggunakan media ini tidak perlu adanya persiapan, misalnya papan tulis sudah disediakan disetiap ruangan kelas.
3.22.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Pajang
Kelebihan:
- Bermanfaat diruang manapun tanpa harus ada penyesuaian khusus.
- Pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan sementara penyajian berlangsung.
- Mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan.
- Fasilitas papan tulis selalu tersedia di ruang-ruang kelas.
Kekurangan:
- Terbatas penggunaannya pada kelompok kecil.
- Memerlukan keahlian khusus dari penyajinya (apalagi jika memerlukan penjelasan verbal).
- Mungkin tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media yang diproyeksikan.
- Pada saat menulis di papan, guru membelakangi siswa, jika ingin berlangsung lama tentu
akan mengganggu suasana dan pengelolaan kelas, (Wibawa, 1991:37)
3.22.5 Cara Menggunakan Media Pajang
Cara menggunakan media ini contohnya papan tulis yaitu menyiapkan papan tulis dan alat tulisnya (kapur jika blackboard dan spidol jika whiteboard). Guru menerangkan materi dan yang penting saja dicatat dipapan tulis.
3.23 Media Film Gelang
3.23.1 Definisi Media Film Gelang
Film gelang adalah media yang terdiri dari film berukuran 8mm atau 16mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga film ini akan berputar terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan. Yang ukuran 8mm lebih praktis karena dirancang dalam bentuk kaset. Lama putarnya berkisar antara 3 sampai 4 menit. Karena bisu maka guru harus memberi narasi atau komentar sendiri sementara film berputar. (Wibawa, 1991:69-70)
3.23.2 Tujuan Media Film Gelang
Untuk menunjukkan periode pendek, yang berisi gerakan-gerakan tertentu dari objek yang dipelajari. (Objek yang dipelejari tersebut hanya akan dimengerti dengan baik bila dipertunjukkan dengan gerakan). Misalnya perpecahan sel dan perkembiakan protozoa.
3.23.3 Manfaat Media Film Gelang
Media ini dapat berputar terus berulang-ulang sehingga pengertian yang kabur menjadi jelas.
3.23.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Film Gelang
Kelebihan:
- Ruangan tidak perlu digelapkan.
- Mudah sekali diintegrasikan kepelajaran dan dipakai bersama dengan medium yang lain.
- Film dapat dihentikan setiap saat untuk diselingi dengan penjelasan atau diskusi.
- Karena sederhana siswa dapat memakainya sendiri.
Kekurangan:
- Film tidak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran, (Wibawa, 1991:69-70)
3.24 Media Microfis
3.24.1 Definisi Media Microfis
Microfis adalah lembaran film transparan yang berisi pesan dengan lambing-lambang visual yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tidak dapat dibaca dengan mata telanjang. Dengan
menggunakan microfis halaman cetak yang luas dapat diringkas dalam bentuk film perbandingan 1:12. Bahkan dengan kartu mikro 50 halaman buku bias diringkas dalam satu lembar microfis. Isi microfis dapat dibaca dengan menggunakan alat pembaca kartu mikro, (Sadiman, 1986:36-37)
3.24.2 Tujuan Media Microfis
Menyampaikan pesan dengan lembaran transparan yang berisi pesan dengan lambing-lambang visual secara ringkas.
3.24.3 Manfaat Media Microfis
Media ini dapat diproyeksikan ke layar.
3.24.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Microfis
Kelebihan:
- Dapat menghemat ruangan dan praktis.
- Mudah diproduksi.
- Bisa diproyeksikan ke layar.
Kekurangan:
- Mudah hilang bila tidak diorganisasi dengan baik.
- Mahal pembuatan masternya, (Sadiman, 1986:36-37)
3.25 Media Film Bingkai (Slide)
3.25.1 Definisi Media Film Bingkai (Slide)
Film bingkai adalah suatu film transparan berukuran 35mm, biasanya dibingkai dengan ukuran 2x2 inci dengan bahan plastik, (Sadiman, 1986:32)
3.25.2 Tujuan Media Film Bingkai (Slide)
Memberikan informasi faktual.
3.25.3 Manfaat Media Film Bingkai (Slide)
Dengan menggunakan media ini perhatian siswa terpusat pada butir tertentu sehingga diperoleh keseragaman pengamatan.
3.25.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Film Bingkai (Slide)
Kelebihan:
- Merangsang siswa untuk berfikir.
- Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
- Dapat dikembangkan sendiri oleh guru.
- Lebih mudah dikontrol.
Kekurangan:
- Mudah hilang atau lepas, bila pengorganisasian dan penyimpanannya tidak baik.
- Semata-mata menyajikan objek-objek secara diam.
- Memerlukan ruangan yang gelap atau ruang yang dapat diatur cahayanya, (Sadiman, 1986:32-33)
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Wibawa dkk. 1991/1992. Media Pengajaran. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sadiman, Arief S. Dr. M.Sc. 1986. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. Dr dkk. 2002. Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru Algensindo. Terima kasih atas waktunya untuk membaca Makalah Media pembelajaran ini, dengan harapan semoga artikel Makalah Media pembelajaran ini bermanfaat adanya. Dan mohon maaf jika pada artikel Makalah Media pembelajaran terdapat kesalahan atau kurang memuaskan. Jangan lupa untuk berkunjung kembali ke eMakalah.com pada lain kesempatan
Read more: http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-media-pembelajaran.html#ixzz3HX80CeBx
http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-media-pembelajaran.html
Kumpulan Tugas Kuliah Agus Wedi Amal Husni Rabu, 09 November 2011
makalah media pembelajaran
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ I
DAFTAR ISI............................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
2.1 Pengertian media Pembelaran............................................................................ 2
2.2 Tujuan Media Pembelajaran............................................................................... 3
2.3 Manfaat Media Pembelajaran............................................................................. 3
2.4 Macam-macam Media Pembelajaran………………………………………… 5
2.5 Prinsip – prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media………………………..... 6
2.6 Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Media Pembelajaran 7
2.7 Kriteria Pemilihan Media……………………………………………………... 9
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 11
3.2 Kritik……………………………………………………………………............ 11
3.3 Saran………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik,
dan hidayahnya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak terutama
teman-teman yang telah membantu baik moril maupun spirituil sehingga penyusunan
makalah ini dapat berjalan dengan lancar dan baik.
Juga ucapan terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat bapak Sukur Pane,
S.Pd, M.Pd. selaku dosen bidang studi Teori Pembelajaran yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
Ibarat pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula dengan makalah ini kami
yakin masih banyak kekurangan-kekurangannya. Untuk itu kami mengharapkan saran-saran
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam upaya meningkatkan prestasi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menjadi amal ibadah kami dalam mengemban
amanah Allah SWT. Amin ....
Bangkalan, 18 Oktober 2011
Penulis
Agus Wedi Amal Husni
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKehidupan manusia setiap detik dapat berubah. Perubahan ini dapat menuju ke segi
positif dan segi negatif, dan perubahan ini tidak hanya terjadi di dalam perubahan IPTEK
yang semakin modern, tetapi juga sudah mulai merambah ke dunia pendidikan. Dengan
adanya perubahan pada dunia pendidikan maka seorang guru dituntut untuk lebih mengasah
dan mengeksplorasi kemampuan dirinya dalam mendidik dan mencerdaskan anak bangsa.
Sehingga diharapkan dengan adanya perubahan kemajuan zaman dalam bidang IPTEK, akan
menunjang juga kemajuan dan perubahan ke segi positif dalam pendidikan. Oleh karena itu,
maka pada makalah ini akan dibahas mengenai media pembelajaran,. Dengan adanya
makalah ini diharapkan seorang guru mampu menciptakan dan menggunakan media
pembelajaran yang baik , agar pembelajaran yang dilakukan tidak monoton, dan peserta didik
memperoleh pengetahuan serta pangalaman yang lebih maksimal.
1.2 Rumusan Masalaha) Bagaimana penjelasan tentang pengertian media pembelajaran.
b) Bagaimana penjelasan tentang tujuan media pembelajaran
c) Bagaimana penjelasan tentang manfaat media pembelajaran
d) Bagaimana penjelasan tentang macam-macam media pembelajaran
e) Bagaimana penjelasan tentang Prinsip – prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media
f) Bagaimana penjelasan tentang Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Media
Pembelajaran
g) Kriteria Pemilihan Media
1.3 Tujuana) Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran
b) Untuk mengetahui tujuan dari media pembelajaran
c) Untuk mengetahui manfaat media pembelajaran
d) Untuk mengetahui tentang macam-macam media pembelajaran
e) Untuk mengetahui Prinsip – prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media
f) Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Media
Pembelajaran
g) Kriteria Pemilihan Media
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media PembelajaranSecara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal
dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata
“medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat
mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber
(pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran
yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT, 1977:162).
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah
audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials
(materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan
nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam
perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari
“elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia
Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian
media yaitu:
1) orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan
siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian
meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, 1982:3)
2) saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi
pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru, 1988:11)
3) komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada
pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989:142)
4) media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim
pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung
dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6)
5) alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara lain
buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik,
televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pengajaran
adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat
berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-
citakan.
2.2. Tujuan Media PembelajaranPenggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan
mutu pendidikan. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan
media pengajaran adalah:
1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan
berdaya guna,
2) untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada
anak didik,
3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami
materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik,
4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam
tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik,
5) untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan
yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.
Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah:
1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi,
2) bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami,
3) metode mengajar akan lebih bervariasi, dan
4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah:
1) efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar,
2) meningkatkan motivasi belajar siswa,
3) variasi metode pembelajaran, dan
4) peningkatan aktivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2.3. Manfaat Media PembelajaranPerolehan pengetahuan siswa seperti yang digambarkan oleh kerucut pengalaman Edgar
dale bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata
verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui
tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung didalamnya. Hal
semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya siswa
memiliki pengalaman yang lebih konkrit, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat
mencapai sasaran dan tujuan.
Secara umum media mempunyai kegunaan:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori &
kinestetiknya.
5. Member rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi
yang sama.
Selain itu konstribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah kea rah yang positif
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal
berikut ini:
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memliki fungsi
tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal
ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang
tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3. Media pembelaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin
dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan
media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.
4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak
diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian
siswa semata.
5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini
mempunyai arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan
ajar lebih mudah dan lebih cepat.
6. Media pembelaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar . Pada
umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama
mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
7. Media pembelajaran meletakkan dasar –dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu
dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
Selain fungsi-fungsi sebagaimana yang di uraikan diatas, media pembelajaran ini juga
memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:
1. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat
abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau
disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan
tentang system peredaran darah manusia, arus listrik,dsb. Bisa menggunakan media gambar
atau bagan sederhana.
2. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan menyampaikan
gambaran mengenai kapal laut, pesawat udara, candi, dsb. Atau menampilkan objek-objek
yang terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk, atau benda kecil.
3. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan tekhnik
gerakan lambat dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesetnya
anak panah atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu
lambat seperti pertumbuhan kecambah dan lain-lain.
2.4. Macam-macam Media PembelajaranMedia yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi lebih
dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara
pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan berikut.
A. Dilihat dari Jenisnya, Media Dibagi Dalam:
1. Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio,
cassette recorder. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam
pendengaran.
2. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada
yang menampilkan gambar diam seperti foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula
media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film kartun.
3. Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media
ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama
dan kedua.
B. Dilihat Dari Daya Liputnya, Media Dibagi Dalam:
1. Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak
Pengguanaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah
anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh: radio, televisi.
2. Media dengan daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat
Mediaini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti sound
slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.
3. Media untuk Pengajaran Individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah modul
berprogram dan pengajaran melalui computer.
C. Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi Dalam:
1. Media Sederhana
Media bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan
penggunaannya tidak sulit.
2. Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal
harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan ketrampilan yang memadai.
2.5. Prinsip – prinsip Pemilihan dan Penggunaan MediaSebagaimana dijelaskan didepan bahwa media mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, maka diharapkan kepada guru agar menentukan pilihannya sesuai dengan
kebutuhan. Hal ini dimaksudkan jangan sampai penggunaan media menjadi penghalang
proses belajar mengajar yang akan guru lakukan dikelas. Harapan yang besar tentu saja agar
media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat/mempermudah pencapaian tujuan
pengajaran.
Ketika suatu media akan dipilih, ketika suatu media akan dipergunakan, ketika itulah
beberapa prinsip perlu guru perhatikan dan dipertimbangkan.
Drs. Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media yang
dibaginya kedalam tiga kategori, sebagai berikut:
1. Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang
jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran (siswa belajar ), untuk innformasi
yang bersifat umum, ataukah hanya sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong? Lebih
spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau pengajaran individual, apakah untuk
sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMA, tuna rungu, tuna netra, masyarakat
pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan
berbagai media.
2. Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara
pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya
dengan keterampilan pemilihan media pembelajaran. Di samping itu, memberikan
kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pembelajaran secara
bervariasi. Sedankan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan
dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.
3. Alternative Pilihan
Memilih pada hakekatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternative pilihan.
Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa
media yang dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pembelajaran itu hanya ada
satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu
agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut
Dr. Nana Sudjana (1991:104) adalah:
a) Menentukan jenis media dengan dengan tepat; artinya, sebaiknya guru memilih terlebih
dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
b) Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya, perlu diperhitungkan
apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.
c) Menyajikan media dengan tepat; artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam
pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada.
d) Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak
setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus menerus memperlihatkan atau
menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.
2.6. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Media
Pembelajarana) Objektivitas
Unsur subjektivitas guru dalam memilih media pembelajaran harus dihindarkan. Artinya,
guru tidak boleh mimilih suatu media pembelajaran atas kesenangan pribadi. Apabila secara
objektif, berdasarkan hasil penelitian dan percobaan, suatu media pembelajaran menunjukkan
keefektifan dan keefesiansi yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya.
Untuk menghindari pengaruh unsur subjektivitas guru, alangkah baiknya apabila dalam
memilih media pembelajaran itu guru meminta pandangan atau saran dari sesama guru,
dan/atau melibatkan siswa.
b) Program pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannya. Meskipiun secara
teknis program itu sangat sangat baik, jika tidak sesuai dengan kurikulum ia tidak akan
banyak membawa manfaat; bahkan mungkin hanya menambah beban, baik bagi anak didik
maupun bagi guru disamping akan membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Terkecuali
jika program itu hanya dimaksudkan untuk mengisi waktu senggang saja, dari pada anak
didik bemain-main tidak karuan.
c) Sasara Program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi
pengajaran melalui media pengajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu
anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berfikirnya, daya imajinasinya,
kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu maka media yang akan
digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari
segi bahasa, symbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajiannnya, ataupun
waktu penggunaannya.
d) Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan media
pembelajaran yang akan digunakan. Situasi dan kondisi yang dimaksud meliputi:
1. Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, seperti
ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya.
2. Situasi dan kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya,
motivasi, dan kegairahannya. Anak didik yang sudah melakukan praktik yang berat, seperti
praktik olahraga, biasanya kegairahan belajarnya sangat menurun.
e) Kualits Teknik
Dari segi teknik, media pembelajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah
memenuhi syarat. Barangkali ada rekaman audionya atau gambar-gambar atau alat-alat
bantunya yang kurang jelas atau kurang lengkap, sehingga perlu penyempurnaan sebelum
digunakan. Suara atau gambar yang kurang jelas bukan saja tidak menarik, tetapi juga dapat
menggangu jalannya proses belajar mengajar.
f) Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan
proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah
dengan menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik
dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya. Sedangkan efesiensi
meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang
dikeluarkan unuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin. Ada media yang dipandang
sangat efektif untuk mencapai suatu tujuan, namun proses pencapaiannya tidak efisien,baik
dalam pengadaannya maupun di penggunaannya. Demikian pula sebaliknya, ada media yang
efisien dalam pengadaannya atau penggunaanya, namun tidak efektif dalam pencapaian
hasilnya. Memang sangat sulit untuk mempertahankan keduanya (efektif dan efisien) secara
bersamaan, tetapi didalam memilih media pengajaran guru sedapat mungkin menekan jarak
diantara keduanya.
2.7. Kriteria Pemilihan Media PembelajaranApabila akan menggunakan media pengajaran dengan cara memanfaatkan media yang
telah ada, guru dapat menjadikan kriteria berikut sebagai bahan acuan:
a. Apakah topik yang akan dibahas dalam media tersebut dapat menarik minak anak didik
untuk belajar?
b. Apakah materi yang yang terkandung dalam materi tersebut penting dan berguna bagi anak
didik?
c. Apa bila media itu sebagai sumber penbelajaran yang pokok , apakah isinya relevan dengan
kurikulum yang berlaku?
d. Apakah materi yang disajikan otentik dan aktual, ataukah informas yang sudah lama
diketahui massa dan ataupun peristiwa yang telah lama terjadi?
e. Apakah fakta dan konsepnya terjamin kecermatnnya atau ada suatu hal yang masih
diragukan?
f. Apakah format penyajiannya berdasarkan tata urutan belajar yang logis?
g. Apakah pandangannya okjektif dan tidak mengandung unsur propa ganda atau hasutan
terhadap anak didik?
h. Apakah narasi, gambar, efek, warna dan sebainya, memenuhi syarat kualitas teknis?
i. Apakah bobot penggunaan bahasa, symbol-simbol dan ilustrasinya, sesuai dengan tingkat
kematangan berfikir anak didik?
j. Apakah sdah diuji kesahihannya (validtas) ?
Untuk jenis media rancangan ( yang dibuat sendiri), pertanyaan yang dijadikan acuan
di antaranya sebagai berikut:
a. Apakah materi yang akan di sampaikan itu untuk tujuan pembelajaran atau alat bantu
pengajaran atau hanya informasi tambahan atau hiburan?
b. Apakah media yang dirancang itu untuk keperluan pembelajaran atau alat bantu
pembelajaran (peraga)?
c. Apakah dalam pengajarannya akan menggunakan setrategi kognitif, afektif., atau
psikomotorik?
d. Apakah materi dalam pembelajaran yang akan disampaikan itu masih asing bagi anak didik?
e. Apakah perlu rangsangan gerak seperti untuk pembelajaran bahasa?
f. Apakah perlu rangsangan seperti pembelajaran seni atau olahraga?
g. Apakah perlu rangsangan warna?
Setelah tujuh pertanyaan tersebut di jawab, maka guru dapat mengajukan alternative
media yang akan dirancang. Alternative tersebut mungkin jenis media audio, media visual,
atau media audiovisual. Selanjutnya ajukan lagi pertanyaan sebagai acuanberikutnya.
a. Apakah bahan dasarnya tersedia atau mudah diperoleh?
b. Apakah alat pembuatannya tersedia?
c. Apakah pembuatannya tidak terlalu rumit?
d. Apakah menghadapi kesulitan, apakah orang-orang dapat di mintai bantuannya?
e. Apakah mudah dalam penggunaannya dan apakah tidak membahayakan seperti meledak,
menimbulkan kebaaran dan sebagainya?
f. Apakah tersedia dana untuk pembuatannya?
Setelah pertanyaan pertanyaan itu terjawab , akhirnya guru dapat menentkan media
mana yang dianggap cocok untuk diproduksi. Apabila ternyata tidak ada satu mediapun yang
dapat diproduksi (dirancang), maka guru harus mencari guru pengajar lainnya, misalnya
menggunakan narasumber (resource person).
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanMedia pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara
guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan
pengajaran yang telah dicita-citakan. Dalam Suatu proses belajar mengajar, dua unsure yang
amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.
3.2 KritikBanyak para pendidik menyampaikan materi secara menoton tanpa adanya peubahan
atau cara menyampaikan materi dengan menggunakan media yang menarik dan dapat
dimengerti sehingga siswa cepat menerima materi.
3.3 SaranPengertian, tujuan, manfaat, macam-macam media, Prinsip – prinsip Pemilihan dan
Penggunaan Media, dan Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Media
pembelajaran hendaknya dipahami oleh para pendidik dan diterapkan dalam dunia
pendidikan dengan benar, sehingga tujuan pendidikan akan benar-benar dapat dicapai.
http://aguswedi.blogspot.com/2011/11/makalah-media-pembelajaran.html
Kumpulan Makalah Media Pembelajaran Selasa, 06 Desember 2011
MENGENAL MEDIA PEMBELAJARAN
A. LATAR BELAKANG
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu
mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar,
sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini
sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator telah mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
B. PERMASALAHAN 1. Apakah media pembelajaran?
2. Bagaimana manfaat media pembelajaran?
C. PEMBAHASAN 1. Arti media pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi
kepada penerima informasi.
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media sebagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs
mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar
terjadi proses belajar
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat
belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak
menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan
berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru
tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah
belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang
sedang mengajar.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan
materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian
dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain
yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya
dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara
aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran,
yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari
sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur
pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan
informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan
secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa
keberadaan guru.
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran
pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru
yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada
siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan teus terjadi
selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi
siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru
dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai
manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian
rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfubgsi sebagai penasehat,
pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar mengajar.
2. Macam-macam Media PembelajaranDalam perkembangannya, media pengajaran mengikuti perkembangan
teknologi.Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah
percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian teknologi audio-
visual yang menggabungkan penemuan mekanik dan elektronik untuk tujuan
pengajaran.Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikro prosessor yang
melahirkan pemakaian computer dan kegiatan interaktif (Seels& Richey 1994
dalamArsyad 2002).Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media
pengajaran dikelompokkan kedalam empat bagian, yaitu:
1) Media HasilTeknologiCetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi,
seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis
atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau
representasi fotografik dan reproduksi. Matericetakdan visual merupakan dasar
pengembangan dan penggunaan materi dan pengajaran lainnya. Teknologi ini
menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak.
2) Media HasilTeknologi Audio-Visual
Teknologi audio-visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi
dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan
pesan-pesan audio dan visual. Penyajian melalui audio-visual bercirikan pemakaian
perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder,
dan proyektor visual.
3) Media HasilTeknologiBerbasisKomputer
Teknologiberbasis computer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro
prosesor. Perbedaan antara media yang dihasilkan olehteknologi berbasis koputer
dengan dua teknologi lainnya adalah Karena informasi/materi disimpan dalam
bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual.Berbagai jenis aplikasi
teknologi berbasis computer dalam pengajaran umumnya dikenal sebagai
Computer Assisted Instruction (pengajaran berbantuan komputer). Aplikasi tersebut
meliputi drills dan practice (latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang
telah dipelajari sebelumnya), tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap),
permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang baru dipelajari).
4) Media HasilGabunganTeknologiCetakdanKomputer
Teknologi hasil gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media
yang dikendalikan komputer.
Media pembelajaran yang akan dibuat dalam tulisan ini adalah media pembelajaran
berbasis komputer.
2. Manfaat media pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.
Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat
dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa
dimanapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna,
baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan
suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa
media guru cenderung bicara satu arah.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan
waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran
secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa
akan lebih mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih
mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa
kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat,
menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa
akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan
saja
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa
tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas
dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk
mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk
memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan
belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain
D. KESIMPULAN Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi. Sedangkan pembelajaran adalah usaha guru
untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan
kegiatan belajar. Manfaat media pembelajaran tersebut adalah: penyampaian materi
pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan
menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan
tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar
dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke arah yang lebih
positif dan produktif.
Disusun Oleh :
Dede UbaidillahSemester IV
Diposkan oleh Dede Ubaidillah L Z di 09.06 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Artikel Media Pembelajaran
BAB IPENDAHULUAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
1. Latar Belakang MasalahDisisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreativitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreativitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar
Berikut ini adalah prinsip umum pembelajaran yang penulis rangkum dari beberapa pakar pembelajaran yang meliputi: 1. Perhatian dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibbutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan focus pada masalah yang harus diselesaikan. Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempuanyi kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan dmikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap postif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Adanya tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya.
BAB IIPEMBAHASAN
1. Pengertian Media PembelajaranMedia berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT Task Force,1977:162) ( dalam Latuheru,1988:11). Robert Heinich dkk (1985:6) mengemukakan definisi medium sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi. Masih dari sudut pandang yang sama, Kemp dan Dayton (1985:3), mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah
sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver).
Jerold Kemp (1986) dalam Pribadi (2004:1.4) mengemukakan beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari media, antara lain :
a. kemampuan dalam menyajikan gambar (presentation)
b. faktor ukuran (size); besar atau kecil
c. faktor warna (color): hitam putih atau berwarna
d. faktor gerak: diam atau bergerak
e. faktor bahasa: tertulis atau lisan
f. faktor keterkaitan antara gambar dan suara: gambar saja, suara saja, atau gabungan antara gambar dan suara.
Selain itu, Jerold Kemp dan Diane K. Dayton (dalam Pribadi,2004:1.5) mengemukakan klasifikasi jenis media sebagai berikut :
a. media cetak
b. media yang dipamerkan (displayed media)
c. overhead transparancy
d. rekaman suara
e. slide suara dan film strip
f. presentasi multi gambar
g. video dan film
h. pembelajaran berbasis komputer (computer based learning)
Istilah media disini dilihat dari segi penggunaan, serta faedah dan fungsi khusus dalam kegiatan/proses belajar mengajar, maka yang digunakan adalah media pembelajaran. Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik ataupun warga belajar). Pesan (informasi) yang disampaikan melalui media, dalam bentuk isi atau materi pengajaran itu harus dapat diterima oleh penerima pesan (anak didik), dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberapa alat indera mereka. Bahkan lebih baik lagi bila seluruh alat indera yang dimiliki mampu dapat menerima isi pesan yang disampaikan (Latuheru,1988:13).
Pada umumnya keberadaan media muncul karena keterbatasan kata-kata, waktu, ruang, dan ukuran. Ditambahkan juga bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai sarana yang mampu menyampaikan pesan sekaligus mempermudah penerima pesan dalam memahami isi pesan.
Dari beberapa penjelasan media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat, bahan ataupun berbagai macam komponen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan untuk memudahkan penerima pesan menerima suatu konsep.
2. Fungsi dan Peranan Media PembelajaranKehadiran media pembelajaran sebagai media antara guru sebagai
pengirim informasi dan penerima informasi harus komunikatif, khususnya untuk obyek secara visualisasi. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khusunya konsep yang berkaitan dengan alam semesta lebih banyak menonjol visualnya, sehingga apabila seseorang hanya mengetahui kata yang mewakili suatu obyek, tetapi tidak mengetahui obyeknya disebut verbalisme. Masing-masing media mempunyai keistimewaan menurut karakteristik siswa. Pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik siswa akan lebih membantu keberhasilan pengajar dalam pembelajaran. Secara rinci fungsi media memungkinkan siswa menyaksikan obyek yang ada tetapi sulit untuk dilihat dengan kasat mata
melalui perantaraan gambar, potret, slide, dan sejenisnya mengakibatkan siswa memperoleh gambaran yang nyata (Degeng,1999:19).
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Fiksatif (fixative property)Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
2. Manipulatif (manipulatif property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
3. Distributif (distributive property)
Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu.
Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran yaitu media yang mampu menampilkan serangkaian peristiwa secara nyata terjadi dalam waktu lama dan dapat disajikan dalam waktu singkat dan suatu peristiwa yang digambarkan harus mampu mentransfer keadaan sebenarnya, sehingga tidak menimbulkan adanya verbalisme.
Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi dengan semua alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan siswa. Siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena seperti yang dikemukakan oleh Edgar Dale (dalam Sadiman, dkk,2003:7-8) dalam klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak, dimana partisipasi, observasi, dan pengalaman langsung memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengalaman belajar yang diterima siswa. Penyampaian suatu konsep pada siswa akan tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut mengharuskan siswa terlibat langsung didalamnya bila dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan siswa untuk mengamati saja.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dengan penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret kepada siswa, dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sebagai contoh yaitu media pembelajaran komputer interaktif.
3. Teori Pengembangan MediaBerkembangnya komunikasi elektronik, membawa perubahan-
perubahan besar dalam dunia pendidikan. Satu hal yang harus dihindari yaitu anggapan bahwa kedudukan guru akan digantikan oleh alat elektronik. Dengan keberadaan komunikasi elektronik, menambah pentingnya kehadiran guru. Berubahnya fungsi guru dan peranan guru dikaitkan dengan upaya untuk memecahkan salah satu masalah pendidikan yaitu, (1) dengan membebaskan guru kelas dari kegiatan rutin yang banyak, (2) melengkapi guru dengan teknik-teknik keterampilan kualitas yang paling tinggi, (3) pengembangan penyajian kelas dengan tekanan pada pelayanan perorangan semaksimal mungkin dalam setiap mata pelajaran, (4) mengembangkan pengajaran yang terpilih didasarkan pada kemampuan individual siswa. Dari penjelasan diatas tentang peran baru guru dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memperbaiki kualitas pendidikan, sehingga penggunaan berbagai macam media
pembelajaran akan menggantikan berberapa fungsi instruksional dari guru (Sulaeman, 1988:24-25).
Pengembangan media pembelajaran didasarkan pada 3 model pengembangan yaitu model prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model prosedural merupakan model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual yaitu model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen. Sedangkan model teoritik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa.
Berdasarkan hal yang dikemukan diatas, pengembangan media berbantuan komputer interaktif yang dikembangkan mengikuti model prosedural dari The ASSURE, dimana langkah yang harus diikuti bersifat deskriptif yang terdiri dari 6 langkah yaitu analisis karakteristik siswa, penetapan tujuan, pemilihan media dan materi, pemanfaatan materi, pengikutsertaan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, evaluasi/revisi. Sedangkan model konseptual dari pengembangan media berbantuan komputer ini mengikuti teori belajar behavior yang dikemukakan oleh Gagne yaitu belajar yang dilakukan manusia dapat diatur dan diubah untuk mengembangkan bentuk kelakuan tertentu pada seseorang, atau mempertinggi kemampuan, atau mengubah kelakuannya (Nasution, 1988: 131), sehingga media pembelajaran yang dikembangkan berdasar pada “Programmed Instruction”. Sehubungan dengan penggunaan “Programmed Instruction”sebagai konsep media yang dikembangkan, maka teori belajar yang sesuai dengan karakter dari “Programmed Instruction” adalah teori belajar asosiasi, menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respon. Hubungan tersebut akan semakin kuat apabila sering diulangi dan respon yang benar diberi pujian atau cara lain yang memberikan rasa puas dan senang (Nasution, 1988: 132).
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan
Berikut ini adalah prinsip umum pembelajaran yang penulis rangkum dari beberapa pakar pembelajaran yang meliputi: 1. Perhatian
dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibbutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan focus pada masalah yang harus diselesaikan. Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempuanyi kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan dmikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap postif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Adanya tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan 1). bersungguh-sungguh menunjukkan
minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar; 2). berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut; 3). Terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan. Motivasi dapat bersifat internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik dan juga eksternal baik dari guru, orang tua, teman dan sebagainya. Berkenaan dengan prinsip motivasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, yaitu: memberikan dorongan, memberikan insentif dan juga motivasi berprestasi. 2. Keaktifan Menurut pandangan psikologi anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempuanyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri.
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari dirinya sendiri, guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yag aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mncari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Thordike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum "law of exercise"-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan.
Hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat jika sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan. Artinya dalam kegiatan belajar diperlukan adannya latihan-latihan dan pembiasaan agar apa yang dipelajari dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka akan semakin paham. Hal ini juga sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc. Keachie bahwa individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu". Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik yang
mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya. 3. Keterlibatan Langsung/Pengalaman Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yag belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan, bukan sekedar melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi hanya sekedar mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memeliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mngembangkan dirinya sendiri. Dengan demikia, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa
akan belajar dngan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah.
Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan berapa urgennya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbutan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakana, dan 90% dari apa yang kita katakana dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Hal ini ada kaiatannya dengan pendapat yang dikemukakan oleh seorang filsof China Confocius, bahwa: apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham.
Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengatahui betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam pembelajaran. 4. Pengulangan Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah teori psikologi daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan sempurna. Dalam proses belajar, semakin sering materi pelajaran diulangi maka semakin
ingat dan melekat pelajaran itu dalam diri seseorang. Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan "bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan" akan tetap tertanam dalam otak seseorang.
Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari misalnya dengan membuat ringkasan. Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori koneksionisme-nya Thordike. Dalam teori koneksionisme, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon benar. 5. Tantangan Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam belajar berada dalam suatu medan. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan dalam mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya