MAKALAH NGINANG

download MAKALAH NGINANG

of 18

description

tulisan ini membahas tentang budaya nginang pada masyarakat indonesia yang kini semakin ditinggalkan karena perkembangan zaman yang semakin maju

Transcript of MAKALAH NGINANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat yang dilimpahkan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul Nginang Untuk Memperkuat Gigi ini dengan tepat waktu. Penyusunan Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Agama Hindu. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk manambah informasi mengenai manfaat nginang untuk kesehatan gigi kita. Ibarat tak ada gading yang tak retak, tentunya tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Denpasar, November 2014

penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..... IDAFTAR ISI II

BAB I PENDAHULUAN. 1A. Latar Belakang .. 1B. Rumusan Masalah.......... 2

BAB II PEMBAHASAN.. 3A. Pengertian Nginang. 3B. Sejarah Nginang.. 3C. Esensi Yang Terkandung Dalam Pecanangan. 4D. Cara Nginang.. 6E. Kandungan Bahan-Bahan Nginang.. 8F. Manfaat Nginang Untuk Kesehatan Gigi 11

BAB IV PENUTUP. 14A. Kesimpulan.. 14B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA.. 15ii

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, oleh karena itu kita perlu menjaga dan memperhatikan kesehatan gigi dan mulut. Gigi memiliki fungsi untuk mengunyah, menggigit dan menyobek makanan. Jika gigi sakit dan rusak maka akan kesulitan bagi kita untuk mencerna makanan di dalam mulut. Fungsi gigi bukan hanya sebagai mengunyah, menggigit dan menyobek makanan tetapi juga memiliki fungsi estetika yang menunjukkan kecantikan dan keindahan seseorang. Oleh karena itu sangat perlu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi, jangan sampai gigi rusak akibat kurang dijaga kebersihannya. Menjaga kesehatan gigi dapat dilakukan dengan cara menggosok gigi dua kali sehari dengan sikat dan pasta gigi. Adapun doa sehari-hari yang dapat dipakai ketika menggosok gigi yaitu Om Rahphat Astraya Namah, Om Sri Dewi Bhatrimsa Yogini Namah yang artinya: Ya Tuhan, sujud hamba kepada Dewi Sri, Bhatari Yogini, semoga bersihlah gigi hamba. Dan doa berkumur Om Ang Waktra Parisudhamam Swaha yang artinya: Ya Tuhan, semoga bersihlah mulut hamba.Selain menggosok gigi dengan sikat dan pasta gigi, ada salah satu cara tradisional yang sering dilakukan oleh orang zaman dahulu untuk menjaga kesehatan gigi mereka yaitu dengan nginang. Biasanya kita sering melihat para sulinggih, pemangku, ataupun orang-orang tua di Bali mempunyai kebiasaan nginang atau dalam bahasa halusnya disebut mecanangan (biasanya untuk kalangan sulinggih), suatu kegiatan makan sirih/base yang sudah dicampur dengan buah pinang/buah, kapur dan gambir. Pecanangan (bahan-bahan untuk mecanangan) itu biasanya menjadi rayunan untuk seorang sulinggih. Bahkan ada yang mengatakan bahwa itu adalah kebutuhan utama. (Miswanto, 2012)Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk nginang seperti daun sirih, buah pinang, kapur, dan gambir. Kandungan dalam ramuan kinang ini memiliki beberapa senyawa yang sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi serta menghilangkan bau mulut. Hal ini dikarenakan gigi dilindungi oleh senyawa dalam kinang kemungkinan terjadinya lubang atau pengeroposan dalam gigi dapat dihindari. Orang tua yang suka menginang biasanya gigi mereka akan berubah menjadi merah setelah selesai nginang. Meski demikian melihat kondisi kesehatan gigi dari para orang tua yang memanfaatkan kinang ini justru lebih sehat. Kebiasaan nginang ini dilakukan dengan cara mengunyah dan menggosokkan bahan-bahan nginang pada gigi mereka. Karena perkembangan jaman kini kebiyasaan nginang semakin dilupakan dan ditinggalkan terutama bagi kalangan anak muda (remaja). Hal ini disebabkan oleh adanya produk kesehatan gigi berbentuk pasta (odol) maupun berbentuk cair (obat kumur) yang lebih praktis cara penggunaannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari nginang?

2. Darimana tradisi nginang berasal?

3. Apa sajakah esensi yang terkandung dalam pecanangan?

4. Bagaimana cara orang nginang ?

5. Apa saja kandungan bahan-bahan nginang?

6. Bagamana manfaat nginang untuk kesehatan gigi?

14

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian NginangNginang adalah sebutan dari tradisi makan sirih. Di Bali kebiasaan nginang dalam bahasa halusnya disebut mecanangan (biasanya untuk kalangan sulinggih), dan bahan-bahan untuk mecanangan disebut Pecanangan. Biasanya, sebelum dikunyah dalam mulut sirih diramu terlebih dahulu dengan, kapur, gambir, dan buah pinang. Makan sirih seperti ini bagi pecandunya merupakan sebuah kebutuhan pokok yang sulit digantikan oleh apa pun. Menurut mereka, mengunyah daun sirih merupakan kenikmatan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Istilah lain yang dipakai untuk mengunyah sirih adalah mecanangan, bersugi, bersisik, menyepah, nyusur, dan nginang. Jadi budaya nginang adalah sebuah kebiasaan memakan sirih dan bahan campurannya yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat.

B. Sejarah NginangAsal usul budaya ini diperkirakan berasal dari kebiasaan masyarakat Indonesia pada masa lalu. Seperti halnya asal-usul sirih itu sendiri, tradisi makan sirih belum dapat dipastikan dari mana asalnya. Tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa tradisi makan sirih berasal dari India, pendapat ini lebih didasarkan pada cerita-cerita sastra dan sejarah lisan. Namun, berdasarkan catatan perjalanan Marcopolo, kemungkinan besar tradisi ini berasal dari kepulauan Indonesia. Marcopolo yang dikenal sebagai penjelajah dunia pada abad ke-13 mencatat bahwa masyarakat di kepulauan nusantara banyak yang makan sirih. Pernyataan Marcopolo tersebut seolah-olah mempertegas pernyataan dua penjajah sebelumnya yaitu Ibnu Batuta dan Vasco Da Gama, yang menyatakan bahwa ada masyarakat di sebelah timur (Indonesia) memiliki kegemaran makan sirih.Berawal dari kebiasaan makan sirih, dan beragamnya flora di Indonesia. Kebiasaan ini semakin berkembang dengan penambahan berbagai bahan yaitu buah pinang, kapur sirih, gambir dan disebut dengan istilah nginang. Sampai saat ini asal usul budaya nginang belum diketahui secara resmi darimana asalnya. Budaya makan Pinang telah merasuk ke Indonesia di berbagai wilayah dari Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan hingga Papua. Namun karena efek yang di timbulkan setelah makanpinang berupa air liur yang terlihat merah dan jorok di tambah lagi dengan kehadiran rokok dan cemilan, maka budaya makan pinang ini kian lama kian terkikis.

C. Esensi Yang Terkandung Dalam Pecanangan

Esensi yang terkandung dalam pecanangan tersebut yang sebagaimana disebutkan bahwa pecanangan itu terdiri dari sirih, buah pinang, kapur dan gambir.

1. Sirih

Sirih dalam Bahasa Jawa disebut sebagai suruh, yang kalau dikaji lebih lanjut merupakan gabungan dan suku kata su dan wruh. Su ini adalah kata Jawa Kuno yang berarti baik, sungguh, benar (I Gde Semadi Astra, dkk, 1984). Sedangkan wruh adalah kata Jawa Kuno juga yang berarti tahu atau pengetahuan (kawruh). Dengan demikian suruh dapat diartikan sebagai pengetahuan yang baik dan benar atau utama, yang mempunyai maksud bahwa kita sebagai manusia yang dikaruniai akal budi harus mempunyai pengetahuan yang baik dan benar sebagai bekal di masa tua nanti karena hanya pengetahuanlah teman terbaik dalam hidup ini sebagaimana terungkap dalam Kekawin Niti Sastra 11.5 yang berbunyi:

Norana mitra man glewihna waraguna maruhur. Artinya: Tiada teman sebaik pengetahuan yang utama.

Namun demikian, untuk mencapai pengetahuan yang utama itu biasanya pahit rasanya sebagaimana rasa sirih waktu dimakan dan kalau tidak tawar kita bisa muntah-muntah. Akan tetapi kita juga harus berpikir akan hasil dan pengetahuan tersebut yang bisa membuat kita mencapai kebahagiaan rohani. Ingat peribahasa: Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian.

2. Buah Pinang Buah pinang dalam Bahasa Jawa disebut sebagai jambe yang erat kaitannya dnegan jampi yang dalam arti luasnya adalah mantra (biasanya jampi-jampi yang berupa mantra ini diberikan oleh seorang dukun kepada pasiennya). Sedangkan mantra ini adalah kata Sanskerta yang berasal dan kata man yang berarti pikiran dan trana yang berarti membebaskan. Di sini dimaksudkan bahwa kita harus mampu membebaskan pikiran kita dan segala macam bentuk indriya/nafsu sebagai disebutkan dalarn Sarasamuccaya 80 yang berbunyi:

A pan ikan manah ngaranya, ya ika witning indriya, maprawrtti ta ya ring subha asubha karma, matangnyan ikang manah juga prihen kahartanya sekareng. Artinya: Sebab yang disebut pikiran itu, adalah sumber dari segala macam indriya atau nafsu yang menggerakkan baik buruknya perbuatan, oleh karena itu pikiranlah yang patut diupayakan pengendaliannya.

3. Kapur Kapur sebenarnya berasal dari kata Sanskerta atau Jawa Kuno karpura yang artinya barang yang berwarna putih, dan batu putih (Prof. Dr. M.M. Sharma, 1985 : 56). Dan kapur sendiri yang biasa digunakan untuk membersihkn lendir pada ikan tertentu sebelum dimasak. Dalam hal ini dimaksudkan agar seminimal mungkin kita bisa menjadi orang yang berfikir, berkata, dan bertindak suci walaupun kita tidak bisa menjadi orang suci seperti putihnya warna kapur tersebut. Selain itu kita juga perlu memusnahkan buah dan segala perbuatan kita yaitu dengan tidak berpikir akan hasil dan segala kerja yang kita lakukan sebagaimana kapur menghilangkan lendir pada ikan tersebut dan selalu mempersembahkan apa yang kita lakukan hanya kepadaNya. Hal ini dapat kita lihat pada Bhagavad Gita V. 10 yang berbunyi:

Brahmanya adhaya ktirmani sanjam tyaktva karoti yah, Lipyate na sa papena padma patram ivambhasa. Artinya: Mereka yang menipersembahkan semua kerjanya, kepada Brahman, berbuat tanpa motif keinginan apa-apa tak terjamah oleh dosa papa, laksana daun teratai oleh air.

Selain itu kita juga diharapkan untuk tidak terpengaruh oleh hasil kerja kita, baik yang berupa pujian ataupun hinaan karena dan semula memang kita tidak mempunyai motif apapun. Mengenai hal tersebut masih dalam Kitab yang sama dijelaskan dalam Adhaya V sloka 20 yang berbunyi: Na prahrs yet pri yam prapya nodvijet prapya capriyam. Sthira buddhir asammudho brahma vid Brahmam sthitah (Dia yang tiada bergirang menerima suka dan juga tidak bersedih menerima duka, tetap dalam kebijaksanaan, teguh iman, mengetahui Brahman, bersatu dalam Brahman). Ketiga bahan tersebut (sirih, buah pinang dan kapur) yang mempunyai makna agar kita berpengetahuan suci, melepaskan indriya dan berbuat suci dengan menghilangkan buah dan keija selaras dengan apa yang tersurat dalam Lontar Vrhaspati Tattva yang berbunyi:

Telu prakara nikang sadhana, anung gawayakena de sang mahyun ing kale pasan, jnanabhyudreka, ngaranya ikang wruh ring tattwa kabeh, indriya yoga inarga ngaranya ikang tan jenek ring wisaya, trsnadoksaya ngaranya ikang humilangaken phalaning subha asubha karma. . Artinya: Ada tiga cara yang harus dilakukan oleh Sang Sadhu untuk mencapai kalepasan yaitu :Jnanabhyudreka yang berarti tahu semua tattwa, Indriya yoga marga yang berarti tidak menikmati indriya/nafsu, Trsnadoksaya, yaitu memusnahkan buah perbuatan baik dan buruk. Dari uraian tersebut, maka sangatlah tepat jika ketiga bahan tersebut, dijadikan bahan untuk porosan yang selain sebagai simbol esensi ilahi (Brahma, Visnu dan Siva), juga mempunyai arti sumbu, di mana pada lampu minyak misalnya, sumbu tersebut bisa membawa minyak naik yang kemudian hilang dan menjadi sesuatu yang terang. Seperti itulah ketiga cara itu (Jnanabhyudreka, Indriya yoga marga, dan Trsnadoksaya) akan membawa manusia menuju pencerahan dan kelepasan (moksa).

4. Gambir Gambir dalam Bahasa Jawa berarti senang, bahagia, ataupun gembira yang kemudian dikhususkan lagi menjadi gambiraning ati yang artinya kebahagiaan hati atau batin. Jadi setelah melaksanakan ketiga hal seperti yang disebutkan diatas niscaya kita akan mendapatkan kebahagiaan rohani yang tidak kita dapatkan pada materi yang kita miliki. Itulah beberapa makna yang dapat kita ambil dari pecanangan seorang sulinggih. Tentunya tidak akan sempurna jika kita hanya memahami makna tersebut tanpa mempraktekkannya.WHD No. 428 Oktober 2002

D. CARA NGINANGBerikut ini hal-hal yang dibutuhkan :a. Daun sirih

b. Kapur sirih

c. Biji pinang

d. Gambir

e. Tembakau

Cara nginang adalah sebagai berikut :

1. Ambil 1 sampai 2 lembar daun sirih.2. Ambil sedikit kapur sirih, sedikit isi biji pinang yang muda, dan gambir kemudian bungkus dengan daun sirih tersebut.3. Kemudian kunyah daun sirih beserta isinya sampai hancur.4. Untuk membersihkan gigi, pakailah tembakau.

Gambar orang nginang:

E. KANDUNGAN BAHAN-BAHAN NGINANG

1. Daun SirihSirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka), sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu. Ciri-ciri batang, daun, dan bunga dan buahTanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan. Kandungan dan manfaatMinyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan. Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu, kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap. Dampak negatif dari penggunaan daun sirihKarena memiliki efek mengerutkan jaringan, pada kondisi tetentu justru akan menyebabkan keringnya rongga mulut, sariawan dan mengerutnya papila lidah sehingga fungsi indera pengecap akan menurun.

2. Kapur Sirih ManfaatKapur yang digunakan untuk jika dicampur dengan air akan memberikan efek penetral terhadap zat asam yang dihasilkan bakteri. Dampak negatif dari penggunaan kapur sirihKapur memiliki komponen bahan yang sifatnya mampu mengikis permukaan gigi. Menjadikan lapisan pelindung gigi menjadi menipis. Kapur yang digunakan untuk menginang akan tertahan di rongga mulut selama berjam-jam hingga akhirnya mengendap dan pembentukan karang gigi akan lebih cepat. Karang gigi yang menimbun di daerah celah gusi akan menyebabkan peradangan pada gusi dan jaringan pendukung pada gigi. Jika dibiarkan tanpa adanya perawatan, gigi akan goyah dan tanggal dengan sendirinya.3. Biji Pinang ManfaatZat yang tekandung di dalam buah pinang tenyata mampu memberikan rangsangan pada sistem saraf pusat dan jika dikombinasikan dengan daun sirih akan menimbulkan efek euforia ringan. Selain itu biji pinang mampu mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan sama seperti daun sirih. Dampak negatif dari penggunaan biji pinangBuah pinang akan berubah warna menjadi merah jika berada dalam lingkungan basa seperti pada lingkungan mulut orang-orang yang mengunyah bahan-bahan menyirih. Pewarnaan ini akan membuat pewarnaan pada seluruh rongga mulut dan kebersihan mulut juga akan memburuk. Zat yang terdapat dalam biji pinang ternyata memiliki kemampuan untuk menyebabkan tumor. Efek pengkerutan jaringan akan sama dengan efek pada daun sirih.4. Gambir ManfaatDari zat yang dikandungnya, gambir memiliki khasiat sebagai obat mencret, perut mulas, radang tenggorokan, batuk dan disentri. Sama seperti daun sirih dan pinang, gambir juga mampumengerutkan jaringan sehingga mampu mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan. Dampak negatif dari penggunaan gambir Sama seperti kapur, gambir juga bersifat mampu mengikis permukaan gigi. Efek pengkerutan jaringan akan sama dengan efek pada pinang dan daun sirih.5. Tembakau ManfaatTembakau mengandung zat yang dapat mereaksi protein salam tubuh dan merupakan suatu hormon penting yang berperan dalam merangsang peredaran darah ke seluruh tubuh. Behkan, kandungan hormon dalam tembakau lokal dua kali lipat lebih banyak dibanding hormon yang terkandung dalam tembakau asal Eropa. Kandungan tembakai ternyata juga mengandung protein antikanker. Zat yang terkandung dalam tembakau bereaksi pada protein, kemudian memisahkannya dengan bakteri. Protein yang sudah terpisah oleh tembakau rupanya mampu menangkal perkembangan sel kanker dalam tubuh. Oleh para peneliti tembakau, jenis protein seperti ini biasa disebut sebagai protein antikanker. Protein lain yang terkandung dalam tembakau bernama cytokine. Cytokine mampu merangsang aktifnya sel-sel kekebalan dalam tubuh manusia. Produksi protein cytikine akan menjadi dua kali lipat lebih banyak bila terlebih dulu melalui beberapa proses, seperti pemurnian. Manfaat lain pada kandungan tembakau adalah sebagai perangsang untuk memperbanyak sel tunas. Sel tunas tersebut kemudian berkembang dan bisa memulihkan atau malah menciptakan sel-sel dalam tubuh yang fungsinya sudah rusak. Kandungan tembakau juga bisa mencegah hadirnya penyakit kencing manis. Protein yang terkandung dalam tembakau juga bisa menghasilkan obat bagi HIV. Protein tersebut bernama griffithsin. Protein ini menghentikan terbentuknya virus HIV pada tubuh. Dampak negatif dari penggunaan tembakau Nikotin, Zat kimia ini menyerang saraf dan mampu membuat pengkonsumsinya merasa kecanduan.

Tar, Zat ini biasanya merusak paru-paru dan menjadi penyebab kanker karena sifatnya yang sangat beracun.

Karbon monoksida, Zat ini jelas-jelas beracun, karena bisa menbuat tubuuh kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan sirkulasi aliran darah ke otak tidak lancar.

Ammonia, Zat beracun dan dapat membuat pingsan ini biasanya dipakai pada sabun pencuci lantai.

Aeston, Zat ini digunakan dalam proses pembuatan cat.

Hydrogen cyanide, Gas beracun yang bisa memyebabkan kematian.

Arsen atau arsenic, Zat beracun dan biasa digunakan sebagai pertisida atau herbisida.

F. Manfaat Nginang Untuk Kesehatan GigiSeperti yang telah kita ketahui, gigi berlubang adalah masalah utama pada gigi. Namun, masih banyak yang belum mengetahui bahwa lubang pada gigi umumnya terjadi karena adanya penularan bakteri Steptococcus. Streptococcus biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling kondisif kondusif menyebabkan karies untuk email gigi. Bakteri Streptococcus ini bertahan hidup dari suatu kelompok karbohidrat berbeda. Gula pada senyawa karbohidrat ini akan dimanfaatkan bakteri sebagai sumber energinya dan menghasilkan asam sebagai hasil sampingan dari metabolismenya. Selain itu, sisa makanan di rongga mulut yang mengalami fermentasi akan menghasilkan asam sehingga keasaman rongga mulut meningkat. Asam fermentasi bisa melarutkan mineral email gigi sehingga bakteri akan semakin mudah merusak gigi semakin dalam. Asam yang berada di mulut akan mengikis email, sehingga menghasilkan permukaan email yang buram dan kasar. Selanjutnya permukaan email yang kasar akan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri yang bersifat kariogenik (penyebab karies), salah satunya Bakteri Streptococcus.

Bakteri Streptococcus

Gigi sehat dan kuat dimiliki oleh orang tua yang memiliki kebiasaan nginang, terjadi karena kandungan daun sirih dalam racikan nginang-nya itu. Daun sirih memiliki kemampuan sebagai antiseptic, antioksidan, dan fungisida. Menurut Hariana didalam bukunya yang berjudul Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2%, senyawa fenil propanoid dan tannin. Senyawa-senyawa ini bersifat antimikroba dan antijamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri diantaranya Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus, dan dapat mematikan Candida albicans.Berdasarkan hasil uji fitokimia daun sirih, menunjukan adanya golongan senyawa glikosida, steroid atau triterpenoid, flavonoid, tanin, dan antrakinon didalam duan sirih. Adanya kandungan senyawa senyawa triterpenoid, flavonoid, dan tanin menunjukan bahwa tumbuhan sirih mempunyai Aktivitas sebagai antimikroba, yang mampu melawan beberapa bakteri gram positif dan negative. Senyawa tanin dan flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri untuk melawan Staphylococcus aureus, Eschericia coli dan jamur Candida albicans. Adapun ketiga bakteri tersebut merupakan bakteri penyebab berbagai penyakit pada gigi dan gusi serta menimbulkan bau yang tidak sedap di mulut. Ini didukung oleh Ditjen POM (1980) yang menyebutkan bahwa pada daun sirih dijumpai senyawa flavonoid dan tanin yang bersifat anti mikroba dan senyawa kavikol yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa. Berarti daun sirih mampu menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh ketiga bakteri tersebut.

Bakteri Eschericia coli

Jamur Candida albicans

Menurut Pelczar dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Mikrobiologi, Staphylococcus merupakan bakteri gram positif yang terdapat pada sel kulit mati, hidung, mulut, dan luka. Eschericia coli merupakan bakteri gram negative yang terdapat dalam saluran cerna sebagai flora normal. Sedangkan Candida albicans adalah jamur yang terdapat di dalam mulut, usus duabelas jari, usus halus, dan usus besar. Selain daun sirihnya, buah biji pinang juga bermanfaat bagi kesehatan gigi. Senyawa yang terkandung dalam biji pinang seperti Arecaidine atau arecaine, Choline atau bilineurine, Guvacine, Guvacoline, dan Tannin dari kelompok ester glukosa yang menggandeng beberapa gugusan pirogalol. Sifat astringent dan hemostatik dari zat tannin inilah yang berkhasiat untuk mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan. Gambir sama seperti daun sirih dan pinang, gambir juga mampumengerutkan jaringan sehingga mampu mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan.Sekarang sudah tahu kan, mengapa kebiasaan nginang membuat gigi menjadi sehat. Dalam mengkonsumsi daun sirih tidak harus dengan cara tradisional seperti nginang. Daun sirih dapat dikonsumsi dengan cara lain, seperti berkumur dengan air rebusan daun sirih setelah menggosok gigi. Jadikanlah kegiatan berkumur ini sebagai rutinitas sehari-hari, selain gigi menjadi sehat, napas juga menjadi segar, karena pertumbuhan bakteri yang ada pada mulut telah diminimalisir.

BAB IIIPENUTUP

1. KESIMPULANNginang adalah sebutan dari tradisi makan sirih. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk nginang yaitu daun sirih, buah pinang, kapur, dan gambir. Nginang dipercaya dapat membuat gigi dan gusi lebih sehat dan kuat, serta dapat menghilangkan bau mulut karena senyawa yang terkandung di dalam bahan-bahan nginang..Di era globalisasi ini kebiasaan nginang sudah mulai ditinggalkan. Banyak anak-anak muda yang tidak tertarik dengan kebiasaan ini. Padahal banyak mitos yang bermanfaat di balik nginang

2. SARAN Saran yang dapat disampaikan dalam penulis ini adalah sebagai berikut : Para pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah wawasan mengenai mitos tentang nginang. Pada makalah ini penulis membahas mitos tentang nginang. Penulis menyarankan kepada para pembaca agar dapat membahas lebih lanjut mengenai mitos-mitos tentang kesehatan yang ada di berbagai suku yang tersebar di seluruh Indonesia.

DAFTAR PUSTAKAAnonim.2012. Seberapa Efektifkah Peranan Daun Sirih Dalam Membasmi Bakteri Pada Gigi ?.[online].tersedia: http://kartikadee.wordpress.com/2012/11/25/33/. [diakses: 6 Desember 2014]Ahsanfile.2010. Nginang Sebuah tradisi menyehatkan yang mulaipunah.[online].tersedia: http://ahsanfile.com/2010/10/20/nginang-sebuah-tradisi-menyehatkan-yang-mulai-punah/. [diakses: 30 november 2014]Bhagawan Dwija.2010.Doa Sehari-Hari Menurut Hindu.[online].tersedia:http://stitidharma. org/doa-sehari-hari-menurut-hindu/.[diakses: 6 Desember 2014]Lailatus,Ef.2013.Budaya Nginang.[online].tersedia: http://efilailatussaadah.blogspot. com/2013/03/budaya-nginang.html.[diakses: 24 November 2014]Miswanto.2012.Makna Pecananga.[online].tersedia: http://pasekdukuhbungaasahduren.bl ogspot.com/2012/04/makna-pecanangan-olehmiswanto-denpasar.html#more.[diakses: 30 November 2014]Muhammad.2013.Nginang, Masih Adakah Tradisi Penguat Gigi ini?.[online].tersedia:http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/10/31/nginang-masih-adakah-tradisi-penguat-gigi-ini-603930.html. [diakses: 22 november 2014]Taurimasari,Nurvina.2014.Nginang.[online].tersedia:http://sayavina.blogspot.com/2014/09/nginang.html.[diakses: 24 November 2014]

MAKALAH AGAMA HINDUNginang Untuk Memperkuat Gigi

OLEH:

I Kadek Hardyawan(32)

JURUSAN ANALIS KESEHATANPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASARTAHUN AKADEMIK 2014/2015