Makalah Modul III

49
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu mengenai kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari tentang dinamika hubungan interaktif antar kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat, atau kekuatan disekitar manusia yang menimbulkan ancaman, atau berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat serta berupaya mencari-cari upaya pencegahan. Tak hanya itu, kesehatan lingkungan juga terkadang di artikan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera, dan bahagia. 1

Transcript of Makalah Modul III

Page 1: Makalah Modul III

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu mengenai kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai

ilmu yang mempelajari tentang dinamika hubungan interaktif antar

kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan

komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat, atau

kekuatan disekitar manusia yang menimbulkan ancaman, atau

berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat serta

berupaya mencari-cari upaya pencegahan.

Tak hanya itu, kesehatan lingkungan juga terkadang di artikan

sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang

keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan

untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat,

sejahtera, dan bahagia.

Oleh karena itu, kesehatan lingkungan dianggap penting untuk

dibahas, karena melalui pembahasan tentang kesehatan lingkungan kita

akan mengetahui hal-hal seperti dibawah ini:

- Mencegah penyakit

- Memperpanjang harapan hidup

- Meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakat melalui

usaha masyarakat yang terorganisir untuk :

1

Page 2: Makalah Modul III

a) Sanitasi lingkungan

b) Pengendalian penyakit menular

c) Pendidikan hygne perseorangan

d) Mengorganisir pelayanan media dan perawatan agar

dapat dilakukan, diagnosis dini, pengobatan pencegahan,

serta

e) Membangun mekanisme sosial sehingga setiap insan

dapat menikmati standar kehidupan yang cukup baik

untuk dapat memelihara kesehatan. Dengan demikian,

setiap warga dapat menyadari halnya atas kehidupan

yang sehat dan panjang.

1.2. Rumusan Masalah

1. Sebutkan pengertian dan dasar-dasar kesehatan lingkungan?

2. Jelaskan indicator kesehatan lingkungan !

3. Jelaskan bagaimana sanitasi lingkungan yang baik !

4. Apa-apa saja masalah yang mempengaruhi kesehatan lingkungan ?

5. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi K3 !

6. Jelaskan program keselamatan kerja sebuah perusahaan !

7. Jelaskan pengertian amdal dan sebutkan manfaatnya !

8. Jelaskan bagaimana prosedur sebuah perusahaan untuk

mendapatkan amdal !

9. Apa saja dampak yang ditimbbulkan oleh limbah industri ?

10. Bagaimana cara mengatasi efek industry ?

11. Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi bahaya dilingkungan

kerja !

12. Bagaimana cara mengevaluasi factor-faktor bahaya di lingkungan

kerja !

2

Page 3: Makalah Modul III

1.3. Tujuan Instruksional Umum

Setelah pembelajaran modul ini selesai mahasiswa di harapkan

dapat menjelaskan tentang kesehatan lingkungan, keselamatan dan

kesehatan kerja.

1.4. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan tentang problematika kesehatan lingkungan

2. Menjelaskan tentang indicator kesehatan lingkungan

3. Menjelaskan tentang environmental sanitasi yang benar

4. Menjelaskan mengenai dasar-dasar environmental health

5. Menjelaskan tentang pengaruh perkembangan social ekonomi

terhadap perkembangan kesehatan lingkungan

6. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keselamatan

kerja dan kesehatan kerja dilingkungan kerja.

7. Mengidentifikasi bahaya dilingkungan kerja

8. Mengukur dan mengevaluasi factor-faktor bahaya dilingkungan

kerja.

9. Menjelaskan cara yang aman dan sehat serta menetapkan

pekerja sesuai dengan keahliannya.

10. Menjelaskan program keselamatan dan kesehatan kerja.

3

Page 4: Makalah Modul III

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kesehatan lingkungan

2.1.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan

Pengertian kesehatan lingkungan sangat beragam, hal ini sangat tergantung

dari latar belakang, sudut pandang masing-masing ahli yang membahasnya. Ada

beberapa pengertian kesehatan lingkungan sebagai berikut.

1. WHO Expert Committee

Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada

antara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin sehat dari

manusia.Keadaaan sehat disini adalah sehat fisik, mental dan sosial serta

mampu berproduktivitas secara ekonomi.

2. Walter R. Lyn

Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia

dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan

manusia.

3. Slamet Ryadi

Kesehatan lingkungan adalah bagian integral ilmu kesehatan masyarakat

dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan

membina dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat

yang optimal.

4

Page 5: Makalah Modul III

4. Numenklatur bidang kesehatan

Kesehatan lingkungan adalah penerapan prinsip kesehatan dalam

perubahan dan penyusunan sifat-sifat fisik,kimiawi, atau biologis dari

lingkungan untuk kepentingan kesehatan, kenyamanan dan kesejahteraan

manusia.

5. Anwar Daud

Kesehatan lingkungan adalah semua aspek lingkungan yang dapat

mempengaruhi derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

6. HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)

Kesehatan lingkungan adalah Suatu kondisi lingkungan yang mampu

menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan

lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang

sehat dan bahagia.”

Dapat disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah

Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang

diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan

manusia yang semakin meningkat.

2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal

yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan

faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya

masalah kesehatan masyarakat.

5

Page 6: Makalah Modul III

Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :

a. Menurut WHO

1) Penyediaan Air Minum

2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3) Pembuangan Sampah Padat

4) Pengendalian Vektor

5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6) Higiene makanan, termasuk higiene susu

7) Pengendalian pencemaran udara

8) Pengendalian radiasi

9) Kesehatan kerja

10) Pengendalian kebisingan

11) Perumahan dan pemukiman

12) Aspek kesling dan transportasi udara

13) Perencanaan daerah dan perkotaan

14) Pencegahan kecelakaan

15) Rekreasi umum dan pariwisata

16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,

bencana alam dan perpindahan penduduk.

17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup

kesehatan lingkungan sebagai berikut :

1) Penyehatan Air dan Udara

2) Pengamanan Limbah padat/sampah

3) Pengamanan Limbah cair

4) Pengamanan limbah gas

5) Pengamanan radiasi

6) Pengamanan kebisingan

6

Page 7: Makalah Modul III

7) Pengamanan vektor penyakit

8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

2.1.3 Sanitasi lingkungan yang baik

Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang

mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya

(Notoadmojo, 2003).

Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air

bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan

sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah

yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pandangkalan

saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim

penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.

Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta

pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:

1. Diare

2. Demam berdarah

3. Disentri

4. Hepatitis A

5. Kolera

6. Tiphus

7. Cacingan

8. Malaria

7

Page 8: Makalah Modul III

Jamban sendiri merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat

untuk mengamankannya, dengan tujuan:

1. Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi

manusia akibat pembuangan kotoran manusia.

2. Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan

lingkungan sekitarnya

Lalat yang hinggap disampah dan dipermukaan air limbah atau tikus selokan yang

masuk kedalam saluran air limbah dapat membawa sejumlah kuman penyebab

penyakit. Bila lalat atau tikus tersebut menyentuh makanan atau minuman maka besar

kemungkinan orang yang menelan makanan dan minuman tersebut akan menderita

salah satu penyakit seperti yang tersebut diatas. Demikian pula dengan anak-anak

kecil yang bermain atau orang dewasa yang bekerja didekat atau mengalami kontak

8

Page 9: Makalah Modul III

langsung dengan air limbah dan sampah dapat terkena penyakit seperti yang tersebut

diatas, terutama bila tidak membersihkan anggota badan terlebih dahulu.

1. Air limbah dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu:

2. Air bekas yang berasal dari bak atau lantai cuci piring atau peralatan rumah tangga,

lantai cuci pakaian dan kamar mandi

3. Lumpur tinja yang berasal dari jamban atau water closet (WC)

Tangki septic atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna

mengolah air limbah sebelum dibuang kesuatu badan air. Disamping untuk mencegah

pencemaran termasuk diantaranya organisme penyebab penyakit, pengolahan air

limbah dimaksudkan untuk mengurangi beban pencemaran atau menguraikan

pencemar sehingga memenuhi persyaratan standar kualitas ketika dibuang kesuatu

badan air penerima.

Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas

terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme.

Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa

organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah yang

kurang baik seperti:

1. Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka

2. Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara

Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan penyumbatan

dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme

atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit

seperti lalat dan tikus.

Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian

tertentu. Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa

dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan terjadinya

pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila kapasitas penguraian

9

Page 10: Makalah Modul III

limbah yang terdapat dalam badan air dilampaui sehingga badan air tersebut tidak

mampu lagi melakukan proses pengolahan atau penguraian secara alamiah. Kondisi

yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang ditandai oleh:

1. Timbulnya bau busuk

2. Warna air yang gelap dan pekat

3. Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung.

Pola Hidup Bersih dan Sehat

Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang

memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup

bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas

kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di

sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk

jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik.

Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan

lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal

(rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat.

2.1.4 Problematika Kesehatan Lingkungan

Pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia sendiri.

Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran

lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.

10

Page 11: Makalah Modul III

Pencemaran pada tanah dan air biasanya terjadi pada areal perairan seperti laut,

sungai, danau, air tanah, dan seterusnya.

Sementara pencemaran pada tanah adalah pencemaran yang terjadi pada

wilayah daratan. Prevalensi pencemaran air dan tanah berlangsung sangat massif

sehingga membuat daya dukung alam sudah tidak mampu mengembalikan pada

kondisi sediakala. Karena itu alam kehilangan kemampuan untuk memurnikan

pencemaran yang telah terjadi.

Pencemaran yang dominan dan memperparah kondisi pengrusakan lingkungan

adalah sampah dan zat seperti sampah plastik, deterjen, DDT (Dikloro Difenil

Trikloroetana) yang semuanya tidak ramah lingkungan.

Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan pada tanah adalah:

1. Sampah buangan manusia dari pemukiman penduduk;

2. Zat kimia dari rumah penduduk, industry, pertanian, dan sebagainya;

3. Erosi karena curah hujan yang tinggi.

Sementara penyebab pencemaran pada air umumnya karena akibat dari

penggunaan zat kimia pemberantas hama DDT, utamanya di pedesaan. DDT banyak

digunakan oleh petani untuk memberantas hama yang menyerang tanaman pertanian.

Sementara pencemaran udara terjadi bila pada lapisan udara mengandung

unsur-unsur yang mengotori udara. Adapun bentuk pencemar udara berbagai macam

jenisnya: ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.

Pencemar udara berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan

H2S), senyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).

Pencemar udara berbentuk partikel cair titik-titik air atau kabut sedang yang

berbentuk padat berupa debu atau abu vulkanik.Secara teoritis, pencemaran udara

dalam bentuk gas terjadi bila beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi

lingkungan masuk ke lingkungan udara sehingga dapat mengganggu kehidupan

makhluk hidup.

11

Page 12: Makalah Modul III

Misalnya kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu

udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar

gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat

menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan

menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem

pernapasan, kelumpuhan, dan kematian.

Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.

Partikel yang mencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang

digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar

pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan

klor dan brom membentuk partikel PbClBr.

Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara

sehingga akan mencemari udara.Sementara pencemaran udara yang berbentuk partikel

cair berupa kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke dalam paru-paru.

Bila dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik merupakan sumber

penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Selain debu dan abu vulkanik,

partikel padat dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus,

serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati.

Selain itu, masalah produk rekayasa genetik masih kontroversi di seluruh dunia

karena baik ilmuwan, pemerintah maupun pengembang produk rekayasa genetik

belum bisa memastikan keamanan dan efek negatifnya bagi kesehatan manusia dan

lingkungan hidup. Jadi masyarakat hanya ditekankan prinsip kehati-hatian

(precautionary principle) dalam menggunakan dan mengonsumsi produk rekayasa

genetik.

2.2 Kesehatan dan Keselamatan LIngkungan ( K3 )

2.2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselatan Kerja

Pengertian K3 menurut beberapa pendapat para ahli, yaitu :

1. Mangkunegara (2002, p.163) 

12

Page 13: Makalah Modul III

Keselamatan dan kesehatan kerjaadalah suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga

kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk

menuju masyarakat adil dan makmur.

2. Suma’mur (2001, p.104)

keselamatan kerja merupakanrangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja

yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang

bersangkutan.

3. Simanjuntak (1994)

Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan

dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,

kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .

4. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang

sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat

dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

5. Jackson (1999, p. 222)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi

fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan

kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

13

Page 14: Makalah Modul III

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya

selektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan

atau kondisi kerja.

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Faktor Individu

1. Penggunaan miras dan alcohol dalam bekerja

2. Trauma insident hidup

3. Karateristik individu

4. Merokok

5. Responsibility ( Tanggung Jawab)

Semaikin tinggi jabatan seorang karyawan dalam suatu perusahan,

semakin besar pula tanggung jawab yang diembannya. Seorang CEO, sebagai

pimpinan tertinggi dalam perusahaan, mengeban tanggung jawab paling besar

terhadap kelangsugan usaha perusahan. Semakin tinggi tanggung jawab yang

diemban oelh seorang, semakin tinggi pula proteksi yang diberikan oleh

perusahaan.

6. Skill (Keahlian)

Untuk kelangsungan usaha perusahaan, perusahaan membutuhkan

karyawan yang memiliki keahlian khusus. Misalnya, untuk bidang informasi,

14

Page 15: Makalah Modul III

perusahaan membutuhkan tenaga akhli dibidang informasi teckhnologi yang

menguasai teknologi computer.

Keahlian mereka sangat spesifik,sehingga untuk mempertahankan agar

mereka tetap bekerja di perusahaan tersebut, perusahaan menerapkan program

proteksi yang layak dan bahkan kadang – kadang diatas rata – rata yang

mampuh diberikan pesaing. Program proteksi yang diterapkan kepada pekerja

yang memiliki keahlian khusus akan lebih tinggi dibangingkan dengan pekerja

yang tidak memerlukan keahlian khusus, misalnya pekerja administrasi

7. Mental Effort (kerja Otak / Mental)

Karyawan yanglebih mengandalkan kemapuan kerja otak atu mental,

misalnya analis, programmer, marketer, atau akuntan. Kelas pekerja seperti ini

sering disebut dengan “White Collar” kelas pekerja ini biasanya memeperoleh

tingkat proteksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas pekerja yang

lebih mengandalkan kekuatan fisik (Blue Collar).

8. Physical Effort (Kemampuan Fisik)

Karyawan yang lebih mengandalakan kekuatan fisik (Blue Collar),

misalnya satuan pengaman (Satpam), petugas kebersihan atau pekerja

bangunan. Biasanya proteksi yang diberikan oleh perusahaan kepada mereka

lebih difokuskan dalam bentuk perlindungan atas keselamatan kerja.

9. Work Condition (Kondisi Kerja)

Kondisi kerja yang diharapkan oleh pekerja untuk satu bidang industri

sering kali berbeda. Sebagai contoh, kondisi kerja bagi pekerja dibidang

perminyakan, yang bekerja di lepas pantai akan berbeda dengan kondisi kerja

di darat. Semakin berat kondisi kerja yang dihadapi oleh pekerja, semakin

tinggi program proteksi yang diterapkan.

15

Page 16: Makalah Modul III

Faktor Organisasi

1. Seleksi karyawan

2. Design peralatan

3. Absensi dan keselamatan

4. Komitmen managemen keselamatan

5. Pelatihan keselamatan

6. Government Rule (Peraturan Pemerintah)

Pemerintah sebagai regulator biasanya membuat peraturan yang

mengharuskan pengusaha atau perusahaan untuk memberikan perlindungan yang

memadai bagi pekerja. Sebagai contoh, pemerintah mengaharuskan perusahaan

memberikan perlindungan bagi pekerja melalui jaminan asuransi tenaga kerja atu

yang dikenal dengan jamsostek.

Melalui jaminan asuransi tersebut, pekerja yang di PHK, pekerja yang

mengalami kecelakaan selama bekerja, atau yang sakti akan memperoleh santunan

yang layak dari pihak asuransi. Selain itu, pemerintah juga mewajibkan

perusahaan untuk memberikan hak cuti bagi penyegaran fisik dan mental pekerja. 

2.2.3 Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Program kesehatan dan keselamatan kerja yang dimilik oleh suatu perusahaan

yaitu salah satunya adalah

1. Jamsostek 

Jaminan Sosial Tenaga Kerja ( Jamsostek ) adalah program publik yang

memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi

tertentu yang penyelenggarannya menggunakan mekanisme asuransi sosial.

Sebagai program publik, JAMSOSTEK memberikan hak dan membebani

kewajiban secara pasti (compulsory) bagi pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan

16

Page 17: Makalah Modul III

Undang-Undang No. 3 tahun 1992, berupa santunan tunai dan pelayanan medis,

sedang kewajibannya adalah membayar iuran.

Program ini memberikan perlindungan bersifat dasar, untuk menjaga harkat

dan martabat manusia jika mengalami resiko-resiko sosial ekonomi dengan

pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja.

Resiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat

terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacad, hari tua dan meninggal

dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja

atau membutuhkan perawatan medis

Dasar Hukum :

Program JAMSOSTEK kepesertaannya diatus secara wajib melalui Undang-Undang

No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, sedangkan pelaksanaannya

dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993, Keputusan Presdien No.

22 tahun 1993 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/MEN/1993.

Jenis Program Jamsostek:

Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 baru mengatur jemis program Jaminan Kecelakaan

Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Program Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan Kecelakaan Kerja memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi

tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat bekerja

sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja

Program Jaminan Hari Tua

17

Page 18: Makalah Modul III

Program Jaminan Hari Tua diselenggarakan dengan sistem tabungan

hari tua, yang iurannya ditanggung pengusaha dan tenaga kerja.

Kemanfaatan Jaminan Hari Tua sebesar iuran yang terkumpul ditambah

hasil pengembangan.

Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bersifat dasar diberikan kepada tenaga kerja dan

keluarga maksimum dengan 3 orang anak.

Program Jaminan Kematian

Jaminan Kematian dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari peserta yang

meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, sebagai tambahan bagi jaminan hari

tua yang jumlahnya belum optimal.

2. Pemeriksaan Pra-Penempatan

Tujuan pemeriksaan kesehatan prapenempatan adalah untuk memastikan

bahwa pekerja memang sesuai dengan pekerjaan.

3. Program Pencegahan Penyakit dan Program Keselamatan Kerja

Layanan kesehatan kerja yang memfasilitasi aktivitas pencegahan di tempat

kerja mencakup program pencegahan penyakit dan program keselamatan.

Program Pencegahan penyakit

Awalnya, program penyakit terkait pekerjaan difokuskan pada pengendalian

penyakit terkait pekerjaan yang mungkin dialami seseorang akibat pajanan di

lingkungan pekerjaan.

Program Keselamatan

Program keselamatan merupakan bagian dari program kesehatan dan

keselamatan di tempat kerja yang ditujukan untuk mengurangi jumlah dan

keparahan kasus cedera tak disengaja terkait pekerjaan.

4. Program Promosi Kesehatan

18

Page 19: Makalah Modul III

Program promosi kesehatan di tempat kerja biasanya mencakup “pendidikan

kesehatan,pemeriksaan dan/atau intervensi yang ditujukan untuk mengubah

perilaku pegawai menuju arah kesehatan dan mengurangi risiko yang terkait”.

5. Program bantuan Pegawai

Program bantuan pegawai (employee assistance program, EAP) adalah

program yang menbantu pegawai yang memiliki masalah penyalahgunaan

zat,masalah rumah tangga,psikologis,dan masalah sosial yang mempengaruhi

kinerja mereka.

2.2.4 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL )

a. Pengertian AMDAL

AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah suatu kegiatan

untuk mengetahui/mengidentifikasi dampak dari suatu kegiatan/proyek terhadap

lingkungan disekitarnya sebelum kegiatan/proyek itu berjalan atau berlangsung.

AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar

dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang

direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif

dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan

apakah suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan. Kajian dampak

positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik,

kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat.

Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika

berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat

ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan

19

Page 20: Makalah Modul III

untuk menanggulangi dampak negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak

positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak

lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak

dapat dilanjutkan pembangunannya.

b. Tujuan AMDAL

AMDAL bertujuan untuk mengetahui / mengidentifikasi dampak negatif yang

ditimbulkandari suatu kegiatan/proyek terhadap lingkungan disekitarnya dan

kemudian memberikan solusi penanggulangan dampak negatif yang ditimbulkan dan

memperbesar dampak positifnya.

c. Manfaat AMDAL

Bagi pemerintah, AMDAL bermanfaat untuk:

- Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemborosan

sumber daya alam secara lebih luas.

- Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di sekitarnya.

- Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

- Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.

- Bahan bagi rencana pengembangan wilayah dan tata ruang.

Bagi pemrakarsa, AMDAL bermanfaat untuk:

- Menjamin keberlangsungan usaha dan/atau kegiatan karena adanya proporsi aspek

ekonomis, teknis dan lingkungan.

- Menghemat dalam pemanfaatan sumber daya (modal, bahan baku, energi).

- Dapat menjadi referensi dalam proses kredit perbankan.

- Memberikan panduan untuk menjalin interaksi saling menguntungkan dengan

masyarakat sekitar sehingga terhindar dari konflik sosial yang saling merugikan.

20

Page 21: Makalah Modul III

- Sebagai bukti ketaatan hukum, seperti perijinan.

Bagi masyarakat, AMDAL bermanfaat untuk:

- Mengetahui sejak dini dampak positif dan negatif akibat adanya suatu kegiatan

sehingga dapat menghindari terjadinya dampak negatif dan dapat memperoleh dampak

positif dari kegiatan tersebut.

- Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan upaya

pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa kegiatan, sehingga kepentingan

kedua belah pihak saling dihormati dan dilindungi.

- Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terhadap rencana pembangunan yang

mempunyai pengaruh terhadap nasib dan kepentingan mereka.

d. Prosedur AMDAL terdiri dari:

1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL

2. Proses pengumuman

3. Proses pelingkupan (scoping)

4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL

5. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL

6. Persetujuan Kelayakan Lingkungan

Proses Penapisan:

Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah

proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL

atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu

langkah.

Proses Pengumuman

Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib

mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa

21

Page 22: Makalah Modul III

melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang

bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan.

Proses Pelingkupan

Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup

permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis) yang terkait dengan

rencana kegiatan.

Proses penyusunan dan penilaian KA-ANDAL:

Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen

kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu

maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan

penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.

Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL;

Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-

ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai

disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL

untuk dinilai.

2.2.5 Dampak yang ditimbulkan dari limbah industri maupun limbah medis /

klinik

LIMBAH INDUSTRI

Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihaslkan dari proses-proses

dalam industri terhadap kesehatan yaitu :

a.      Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas

22

Page 23: Makalah Modul III

b.      Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah,

ketegangan otot, menurunya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi

kerja.

c.      Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang

diawali dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran

kacau dan melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat,

dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan kematian.

d.      Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit

kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya

berdenging.

e.      Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan

iritasi pada hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi

20 ppm), pembengkakan paru-paru/celah suara.

f.       Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dari

sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan keseungai, kolam atau sawah

dan sebagainya.

g.      Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila

tercampur dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang

nenbahayakan seperti yang telah diuraikan diatas.

LIMBAH MEDIS

 Karakteristik Limbah Rumah Sakit

Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang

dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.

Apabila dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa

jenis sampah dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan kompleks. Secara umum

23

Page 24: Makalah Modul III

sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah

atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair. 

Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,

veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan

yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa

membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.

Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang

terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Limbah benda tajam

Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam,

sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti

jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau

bedah. 

2) Limbah infeksius 

Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut: 

•Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular

(perawatan intensif)

•Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari

poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular. 

3) Limbah jaringan tubuh

Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan

tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.

4) Limbah sitotoksik

24

Page 25: Makalah Modul III

Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin

terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau

tindakan terapi sitotoksik.

5) Limbah farmasi

 Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat

yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang

terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh

masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan

dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.

6) Limbah kimia 

Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia

dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset. 

7) Limbah radioaktif 

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop

yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.

Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan Dan Kesehatan  

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat

menimbulkan berbagai masalah seperti :

• Gangguan kenyamanan dan estetika. Ini berupa warna yang berasal dari sedimen,

larutan, bauphenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik. 

• Kerusakan harta benda dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut

(korosif,karat),air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas

bangunan di sekitar rumah sakit.

25

Page 26: Makalah Modul III

• Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa

nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor. 

• Gangguan terhadap kesehatan manusia ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis

bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd

yang berasal dari bagian kedokteran gigi.

• Gangguan genetik dan reproduksi meskipun mekanisme gangguan belum

sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan

gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida,

bahan radioaktif.

 Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

 A) Limbah padat

Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah klinis perlu dilakukan pemisahan

penampungan, pengangkutan, dan pengelolaan limbah pendahuluan.

1) Pemisahan

a) Sampah dari haemodialisis

Sampah hendaknya dimasukkan dengan incinerator. Bisa juga digunakan

autoclaving, tetapi kantung harus dibuka dan dibuat sedemikian rupa sehingga

uap panas bisa menembus secara efektif. (Catatan: Autoclaving adalah

pemanasan dengan uap di bawah tekanan dengan tujuan sterilisasi terutama

untuk limbah infeksius).

 b) Limbah dari unit lain : 

Limbah hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. Bila tidak mungkin

bisa menggunakan cara lain, misalnya dengan membuat sumur dalam yang

aman. 

26

Page 27: Makalah Modul III

2) Penampungan

  Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan

kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa ke incinerator atau

pengangkutan oleh dinas kebersihan (atau ketentuan yang ditunjuk), sampah

tersebut hendaknya : 

•Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat. 

•Di lokasi/tempat yang strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan dengan

frekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah ditentukan

secara terpisah.

•Diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai yang tidak rembes,

dan disediakan sarana pencuci.

 •Aman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab; dari binatang, dan bebas

dari infestasi serangga dan tikus.

 •Terjangkau oleh kendaraan pengumpul sampah (bila mungkin).

3) Pengangkutan

Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus

didesain sedemikian rupa sehingga :

 •Permukaan harus licin, rata dan tidak tembus

 •Tidak akan menjadi sarang serangga

 •Mudah dibersihkan dan dikeringkan

 •Sampah tidak menempel pada alat angkut

27

Page 28: Makalah Modul III

•Sampan mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali

•Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut.

Dan harus dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi sampah lain yang

dibawa. 

•Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi

kebocoran atau tumpah.

 B. Limbah Cair

  Limbah rumah sakit mengandung bermacam-macam mikroorganisme, bahan-

bahan organik dan an-organik. Beberapa contoh fasilitas atau Unit Pengelolaan

Limbah (UPL) di rumah sakit antara lain sebagai berikut:

a) Kolam Stabilisasi Air Limbah (Waste Stabilization Pond System)

Sistem pengelolaan ini cukup efektif dan efisien kecuali masalah lahan, karena

kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas; maka biasanya dianjurkan untuk

rumah sakit di luar kota (pedalaman) yang biasanya masih mempunyai lahan yang

cukup. Sistem ini terdiri dari bagian-bagian yang cukup sederhana yakni : 

1. Pump Swap (pompa air kotor).

2. Stabilization Pond (kolam stabilisasi) 2 buah. 

3. Bak Klorinasi 

4. Control room (ruang kontrol) 

5. Inlet 

6. Incinerator antara 2 kolam stabilisasi 

7. Outlet dari kolam stabilisasi menuju sistem klorinasi. 

b) Kolam oksidasi air limbah (Waste Oxidation Ditch Treatment System) 

28

Page 29: Makalah Modul III

Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit di kota, karena

tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi dibuat bulat atau elips, dan air

limbah dialirkan secara berputar agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan

oksigen dari udara (aerasi).

Kemudian air limbah dialirkan ke bak sedimentasi untuk mengendapkan

benda padat dan lumpur. Selanjutnya air yang sudah jernih masuk ke bak klorinasi

sebelum dibuang ke selokan umum atau sungai. Sedangkan lumpur yang mengendap

diambil dan dikeringkan pada Sludge drying bed (tempat pengeringan Lumpur). 

Sistem kolam oksidasi ini terdiri dari : 

1. Pump Swap (pompa air kotor) 

2. Oxidation Ditch (pompa air kotor) 

3. Sedimentation Tank (bak pengendapan) 

4. Chlorination Tank (bak klorinasi) 

5. Sludge Drying Bed ( tempat pengeringan lumpur, biasanya 1-2 petak). 

6. Control Room (ruang kontrol) 

c) Anaerobic Filter Treatment System 

Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerobik melalui

filter/saringan, air limbah tersebut sebelumnya telah mengalami pretreatment dengan

septic tank (inchaff tank). Proses anaerobic filter treatment biasanya akan meng-

hasilkan effluent yang mengandung zat-zat asam organik dan senyawa anorganik yang

memerlukan klor lebih banyak untuk proses oksidasinya.

Oleh sebab itu, sebelum effluent dialirkan ke bak klorida ditampung dulu di

bak stabilisasi untuk memberikan kesempatan oksidasi zat-zat tersebut di atas,

sehingga akan menurunkan jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi nanti.

2.2.6 Cara Mengidentifikasi Bahaya Di Lingkungan Kerja

29

Page 30: Makalah Modul III

Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan

kerja adalah:

a) Cara mengidentifikasi bahaya di lingkungan kerja yang berasal dari tempat

lingkungan kerja itu sendiri, yang meliputi:

1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang

diperhitungkan keamanannya.

2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak

3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

4. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

5. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan

penerangan.

c) Cara mengidentifikasi bahaya di lingkungan kerja yang dapat dilihat dari keadaan

karyawannya.

Adanya penyakit yang diderita karyawan karena pekerjaannya

Dalam jangak panjang, bahaya – bahaya di lingkungan tempat kerja dikaitkan

dengan kanker kelenjar tiroid, hati, paru – paru, otak, ginjal dan lain – lain.

1.2.7 Cara mengevaluasi faktor-faktor bahaya lingkungan

1. Elimination

upaya menghilngkan bahaya dari sumber

2. Reduction

Pengurangan bahaya yang terjadi

3. Engeneering control

bahaya diisolasi

30

Page 31: Makalah Modul III

4. Administrative control

Penjadwalan kerja untuk mengurangi pemaparan penyakit

5. Personal protective equipment

Perlindungan diri dari bahaya.

BAB III

PENUTUP

2.2 Kesimpulan

Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang

memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku

hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek

terhadap kualitas kesehatan. 

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan

hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan

31

Page 32: Makalah Modul III

kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi

terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

Proteksi atau perlindungan perusahan terhadap karyawan sangat penting

dilakukan proteksi atau perlindungan ini akan semakin mengingkatkan

kesejahtaraan, kesehatan dan terutama keselamatan kerja karyawan.

Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja

merupakan peranan yang sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah

yang merencanakan program keselamatan kerja karyawan sampai dangan

pelaksanaannya.

2.3 Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah sebagia berikut :

Diharapkan seluruh masyarakat dapat menerapkan hidup bersih dan sehat

yang bermula dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan

yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan

seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga

baik dan begitu sebaliknya.

Perusahaan dalam hal ini manajer SDM harus merencanakan atau

membuat program yang berkesinambungan mengenai keselamatan kerja

karyawan. Perusahaan hendaknya tidak tinggal diam apabila ditemukan

terjadi kecelakaan pada saat karyawan bekerja.

Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian

dari pekerjaan, untuk perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini

melakukan proteksi atau perlindungan berupa kompensasi yang tidak

dalam bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang

diterapkan oleh perusahaan kepada pekerja. Proteksi atau perlindungan

pekerja merupakan keharusan bagi sebuah perusahaan.

32

Page 33: Makalah Modul III

Daftar Pustaka

McKenzie,James F,dkk. 2006. Kesehatan Masyarakat suatu pengantar (An

Introcuction to Community Health). Jakarta : EGC

Daud,Anwar,dkk. 2001. Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Fakultas kesehatan

Msyarakat UNHAS

Sentoso,Gempur. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :

Prestasi Pustaka

33

Page 34: Makalah Modul III

http://kesehatanlingkungan.environmentalsanitationjournal.wordpress.com/

tanggal akses 30 Juni 2011

34