makalah mikrobiologi lingkungan

9
TUGAS MAKALAH MIKROBILOGI LINGKUNGAN PERAN BAKTERI PADA PENGOMPOSAN SAMPAH OLEH: MAHFUZ IDAFI H1E107017 DOSEN PEMBIMBING: NOPI STIYATI P., S.Si, MT 198941118 200812 2 003 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2010

Transcript of makalah mikrobiologi lingkungan

Page 1: makalah mikrobiologi lingkungan

TUGAS MAKALAH

MIKROBILOGI LINGKUNGAN

PERAN BAKTERI PADA PENGOMPOSAN SAMPAH

OLEH:

MAHFUZ IDAFI

H1E107017

DOSEN PEMBIMBING:

NOPI STIYATI P., S.Si, MT

198941118 200812 2 003

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: makalah mikrobiologi lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan, karena di

dalam semua aspek kehidupan selalu dihasilkan sampah, disamping produk

utama yang diperlukan. Sampah akan terus bertambah seiring dengan

banyaknya aktifitas manusia yang disertai semakin besarnya jumlah penduduk

di Indonesia.

Sampah merupakan bahan padat sisa proses industri atau sebagai hasil

sampingan kegiatan rumah tangga. Sampah telah banyak menimbulkan

masalah, utamanya di negara - berkembang. Masalah yang lazim muncul

akibat keberadaan sampah misalnya dampak pencemaran lingkungan, seperti

timbulnya bau yang kurang sedap, sanitasi air yang berbahaya dan yang dapat

menimbulkan masalah kesehatan. Disamping itu dari sudut pandang estetika,

tidak baik (kumuh). Namun apabila dikelola dengan baik dan benar maka

sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya alam yang berguna.

Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan sampah

(by-product) disamping produk utama yang diperlukan atau digunakan. Untuk

daerah pedesaan, dimana pertanian merupakan kegiatan/ pekerjaan utama

dimana sampah yang dihasilkan jumlahnya sedikit yang mana sampah tersebut

dapat diuraikan sendiri oleh alam, dimana hewan memakan sisa makanan dan

bahan- bahan lain dapat dibuang ke tanah dengan demikian dapat

menguraikan sampah tersebut.

Pengomposan merupakan salah satu contoh proses pengolahan sampah

secara aerobik dan anaerobik yang merupakan proses saling menunjang untuk

menghasilkan kompos. Sampah yang dapat digunakan dengan baik sebagai

bahan baku kompos adalah sampah organik, karena mudah mengalami proses

dekomposisi oleh mikroba-mikroba.

Proses dekomposisi senyawa organik oleh mikroba merupakan proses

berantai. Senyawa organik yang bersifat heterogen bercampur dengan

kumpulan jasad hidup yang berasal dari udara, tanah, air, dan sumber lainnya,

Page 3: makalah mikrobiologi lingkungan

lalu di dalamnya terjadi proses mikrobiologis. Beberapa hal yang harus

diperhatikan agar proses tersebut berjalan lancar adalah perbandingan nitrogen

dan karbon (C/N rasio) di dalam bahan, kadar air bahan, bentuk dan jenis

bahan, temperatur, pH, dan jenis mikroba yang berperan didalamnya.

Indikator yang menunjukkan bahwa proses dekomposisi senyawa organik

berjalan lancar adalah adanya perubahan pH dan temperatur. Proses

dekomposisi akan berjalan dalam empat fase, yaitu mesofilik, termofilik,

pendinginan, dan masak.

1.2 TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini dalah untuk mengetahui peranan bakteri

dalam proses pengomposan sampah, yang mana bakteri yang digunakan pada

studi kasus berasal dari inukolan EM4, kotoran ayam dan cacing.

Page 4: makalah mikrobiologi lingkungan

BAB II

ISI

2. 1 PENGERTIAN

Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat

anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak

membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah

umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting

pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa

penyapuan, dsb (Pramatmaja, 2008).

Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk

menyatakanlimbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah

mengalami perlakuan- perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian

utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada menfaatnya

yang ditinjau dari segi sosial ekonomis tidak ada harganya dan dari segi

lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap

lingkungan hidup. Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga

setengah padat, dari bahan organik dan atau anorganik, baik benda logam

maupun benda bukan logam, yang dapat terbakar dan yang tidak dapat

terbakar. Bentuk fisik benda-benda tersebut dapat berubah menurut cara

pengangkutannya atau cara pengolahannya (Pramatmaja, 2008).

Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah

organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di

Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan

diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali. sampah

organik dibedakan menjadi sampah organik yang mudah membusuk (misal:

sisa makanan, sampah sayuran dan kulit buah) dan sampah organik yang

tidak mudah membusuk (misal : plastik dan kertas). Kegiatan atau aktivitas

pembuangan sampah merupakan kegiatan yang tanpa akhir. Oleh karena itu

diperlukan sistem pengelolaan sampah yang baik. Sementara itu, penanganan

sampah perkotaan mengalami kesulitan dalam hal pengumpulan sampah dan

upaya mendapatkan tempat atau lahan yang benar-benar aman. Maka

Page 5: makalah mikrobiologi lingkungan

pengelolaan sampah dapat dilakukan secara preventive, yaitu memanfaatkan

sampah salah satunya seperti usaha pengomposan (Sulistyorini, 2005).

Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan - bahan

hijauan dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk

mempercepat proses pembusukan, misalnya kotoran ternak atau bila

dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea.

Sampah kota bisa juga digunakan sebagai kompos dengan catatan bahwa

sebelum diproses menjadi kompos sampah kota harus terlebih dahulu dipilah-

pilah, kompos yang rubbish harus dipisahkan terlebih dahulu. Jadi yang

nantinya dimanfaatkan sebagi kompos hanyalah sampah-sampah jenis

garbage saja. Berbeda dengan proses pengolahan sampah yang lainnya, maka

pada proses pembuatan kompos baik bahan baku, tempat pembuatan maupun

cara pembuatan dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Kompos

dapat digunakan untuk tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman buah-buahan

maupun tanaman padi disawah. Bahkan hanya dengan ditaburkan diatas

permukaan tanah, maka sifat-sifat tanah tersebut dapat dipertahankan atau

dapatditingkatkan. Apalagi untuk kondisi tanah yang baru dibuka, biasanya

tanah yang baru dibuka maka kesuburan tanah akan menurun. Oleh karena

itu, untuk mengembalikan atau mempercepat kesuburannya maka tanah

tersebut harus ditambahkan kompos (Sulistyorini, 2005).

2. 2 PERAN BAKTERI PADA PENGOMPOSAN SAMPAH

Pada hakekatnya sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pembuatan pupuk organik yang bernilai ekonomis. Proses pembuatan pupuk

organik secara konservatif membutuhkan waktu 8 - 12 minggu, sedang

apabila menggunakan sistem baru (penambahan inokulan) hanya memerlukan

waktu 4 sampai 8 minggu dan hasilnya lebih baik. Perbedaan dari kedua

proses pembuatan pupuk organik tersebut ternyata terletak pada metode dan

adanya bahan inokulan (EM-4, kotoran hewan, dan cacing). Cara ini biasanya

memerlukanwaktu relatif lebih singkat sehingga lebih efisien. Pembuatan

pupuk organik (kompos) dengan cara baru, telah diuji cobakan pada tanaman

Page 6: makalah mikrobiologi lingkungan

hortikultura, dan hasilnya lebih baik dibanding dengan menggunakan pupuk

organik hasil pemrosesan secara konservatif (Asngad, 2005)

Penanganan sampah menjadi pupuk organik memberikan banyak

keuntungan, misalnya dapat memberdayakan ekonomi masyarakat,sebagai

alternatif pengadaan lapangan kerja, bahannya melimpah dan mudah

diperoleh, serta peluang pasarnya sangat baik. Dengan adanya cara yang baru,

yaitu pemberian inokulan ( EM-4, Kotoran ayam dan cacing) pada

pengolahan pembuatan pupuk organik dapat mempercepat dan meningkatkan

kualitas pupuk organik. Dengan adanya beberapa keuntungan tersebut maka

dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah lingkungan,

juga dapatdigunakan sebagai bahan penyubur tanah. Pupuk organik sendiri

bukanlah pupuk utama tetapi apabila diberikan pada tanah dapat memperbaiki

tekstur tanah, karena pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas biologis

dalam tanah, yang menyebabkan cacing tanah dapat hidup subur dan

menyebabkan tanah lebih gembur sehingga tanaman dapat tumbuh dengan

baik. Struktur tanah dapat diperbaiki dengan meningkatnya porositas tanah,

sehingga tanah menjadi gembur. Perbedaan teknik tersebut berkaitan dengan

adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses penguraian (dekomposisi)

bahan - bahan sampah, yaitu pengaturan aerasi, suhu, kelembaban, jenis jasad

pengurai (dekompucer), jenis sampahnya, kondisi sampah (utuh atau

dipotong terlebih dahulu dan ukuran potongan) serta adanya bahan - bahan

tambahan seperti abu dan kapur. Untuk jenis jasad pengurai dan metode

pembuatan pupuk organik perlu dikaji lebih lanjut, mengingat kedua hal

tersebut cukup relevan dengan kualitas pupuk organik, yang pada akhirnya

akan berpengaruh pada peranan pupuk organik (Asngad, 2005)

Effective Microorganisms 4 (EM4) merupakan kultur campuran dalam

medium cair berwarna coklat kekuningan, berbau asam dan terdiri dari

mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesuburan tanah. Adapun jenis

mikroorganisme yang berada dalam EM4 antara lain : Lactobacillus sp.,

Khamir, Actinomycetes, Streptomyces. Selain memfermentasi bahan organik

dalam tanah atau sampah, EM4 juga merangsang perkembangan

mikroorganisme lainnya yang mengun- tungkan bagi kesuburan tanah dan

Page 7: makalah mikrobiologi lingkungan

bermanfaat bagi tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, pelarut fosfat

dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap penyakit tanaman. EM

dapat digunakan untuk pengomposan, karena mampu mempercepat proses

dekomposisi sampah organik. Setiap bahan organik akan terfermentasi oleh

EM4 pada suhu 40 - 50oC. Pada proses fermentasi akan dilepaskan hasil

berupa gula, alkohol, vitamin, asam laktat, asam amino, dan senyawa organik

lainnya serta melarutkan unsur hara yang bersifat stabil dan tidak mudah

bereaksi sehingga mudah diserap oleh tanaman. Proses fermentasi sampah

organik tidak melepaskan panas dan gas yang berbau busuk, sehingga secara

naluriah serangga dan hama tidak tertarik untuk berkembang biak di sana

(Sulistyorini, 2005)

Page 8: makalah mikrobiologi lingkungan

BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan dapat kita simpulkan bahwa bakteri dapat membantu

mempercepat pengomposan sampah organik, yang mana hasil dari pengomposan

dapat digunakan pada pertanian sehingga dapat bernilai ekonomis.

Page 9: makalah mikrobiologi lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA

Aminah Asngad dan Suparti, 2005. Model Pengembangan Pembuatan Pupuk Organik Dengan Inokulan (Studi Kasus Sampah Di Tpa Mojosongo Surakarta). Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 101-113

Lilis Sulistyorini, 2005. Pengelolaan Sampah dengan Cara Menjadikannya Kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 1, Juli 2005: 77-84

Pramatmaja, W. A, 2008 Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Dusun Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta. UUI. Jogyakarta