makalah mikpang
-
Upload
dianita-purnamasari -
Category
Documents
-
view
91 -
download
5
description
Transcript of makalah mikpang
TUGAS TERSTRUKTURMIKROBIOLOGI PANGAN
“Penanganan Pseudomonas spp. dengan Atmosfir Terkendali pada Bayam”
Oleh:
Haidar Robbi R. (A1M011069)Ulfah Fauziyyah (A1M011073)Anis Aiman A. (A1M011077)Dianita Purnamasari (A1M011079)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO2013
I. PENDAHULUAN
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk pertumbuhan
dan kelangsungan hidup. Pangan yang sehat berasal dari bahan pangan yang baik
yaitu bahan pangan yang tidak tercemar, baik oleh kimiawi maupun agen biologis.
Bahan pangan dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan. Bahan pangan
mengandung komponen gizi yang dan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
manusia. Akan tetapi, komponen gizi tinggi yang terkandung dalam bahan juga
dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba. Hal ini mengakibatkan bahan makanan
umumnya mudah rusak oleh mikroba.
Pencemaran bahan pangan oleh bakteri dapat terjadi pada saat proses di
peternakan, pengolahan, penanganan, penyimpanan, pengepakan, dan transportasi.
Cemaran bakteri pada makanan dapat mengakibatkan berbagai perubahan fisik
maupun kimiawi yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak
layak untuk dikonsumsi lagi. Apabila hal ini terjadi, produk pangan tersebut
dinyatakan sebagai bahan pangan yang busuk dan dapat mengganggu kesehatan
bila dikonsumsi. Pembusukan bahan pangan oleh bakteri terjadi sebagai
konsekuensi pertumbuhan bakteri pada makanan atau pelepasan enzim intra dan
ekstra seluler (mengikuti kerusakan sel) pada lingkungan makanan. Kerusakan
yang timbul menyebabkan perubahan organoleptik seperti perubahan bau dan
citarasa yang tidak diinginkan. (Setiawan, 2011)
Salah satu bakteri yang mencemari bahan pangan dan menyebabkan
pembusukan pada bahan pangan adalah Pseudomonas spp.. Bakteri ini merupakan
penyebab berbagai kerusakan pada bahan pangan karena dapat memproduksi
enzim yang dapat memecah baik komponen lemak maupun protein dari bahan
pangan. Kerusakan yang dapat ditimbulkan seperti pembentukan lendir dan
pigmen pada daging pada suhu lemari es, menyebabkan noda dan bercak pada
mentega, serta menyebabkan bau busuk, dan ketengikan pada bahan pangan.
(Setiawan, 2011)
Dalam sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan CO2 dengan
konsentrasi tinggi (4-100%), pertumbuhan jamur pada daging segar dapat
dikurangi dan pematangan buah dan sayur dapat diperpanjang. Pada tahun 1960,
terdapat bahan plastik yang cocok untuk pengemasan dan teknologi yang
diperlukan membantu mengembangkan metode pengawetan makanan. Selama
penyimpanan, lingkungan gas bisa berubah karena aktivitas metabolisme dari
makanan dan mikroorganisme serta keluar masuknya gas dari udara melalui bahan
makanan. (Daniels, et. al., 1985)
Saat ini permintaan konsumen akan kemasan bahan pangan adalah teknik
pengemasan yang ramah lingkungan, produk yang lebih alami dan tanpa
menggunakan bahan pengawet. Industri-industri pengolahan pangan juga
berusaha untuk meningkatkan masa simpan dan keamanan dari produk. Salah satu
teknologi pengemasan bahan pangan yang modern yaitu pengemasan atmosfir
termodifikasi (Modified Atmosfer Packaging/MAP) yang bertujuan untuk
semaksimal mungkin meningkatkan keamanan dan mutu bahan sebagaimana
bahan alaminya.
Pengemasan atmosfir termodifikasi (MAP) adalah pengemasan produk
dengan menggunakan bahan kemasan yang dapat menahan keluar masuknya gas
sehingga konsentrasi gas di dalam kemasan berubah dan ini menyebabkan laju
respirasi produk menurun, mengurangi pertumbuhan mikrobia, mengurangi
kerusakan oleh enzim serta memperpanjang umur simpan. MAP banyak
digunakan dalam teknologi olah minimal buah-buahan dan sayuran segar serta
bahan-bahan pangan yang siap santap (ready-to eat).
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui penanganan
Pseudomonas spp. pada bayam dengan atmosfir terkendali. Selain itu, juga
mengetahui konsentrasi O2 dan CO2 yang tepat dalam atmosfir terkendali
tersebut untuk menghindari off-odour.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Masalah yang sering muncul pada produk pertanian dalam bentuk segar
adalah kerusakan yang timbul akibat proses respirasi dan transpirasi yang masih
berlangsung setelah produk pertanian dipanen (Rosalina, 2011). Teknologi yang
paling banyak dikembangkan untuk mempertahankan kesegaran buah adalah
Controlled Atmosfer (CA) dan Modified Atmosfer Packaging (MAP). Kedua
teknologi tersebut menurut Rosalina (2011) dapat meningkatkan umur simpan
produk – produk segar hasil pertanian.
Bayam merupakan salah satu bahan pangan yang mudah sekali mengalami
kerusakan jika tidak diberi perlakuan pengolahan maupun penyimpanan. Bayam
yang disimpan pada suhu 7o C memiliki daya simpan selama tujuh hari. Masalah
utama terkait dengan bayam adalah timbulnya bau busuk (off-odour) yang
menandakan kerusakan pada bayam disertai dengan melunaknya jaringan-jaringan
bayam (Medina et al., 2012). Pembusukan pada bayam oleh bakteri terjadi sebagai
konsekuensi pertumbuhan bakteri pada makanan atau pelepasan enzim intra dan
ekstra seluler (mengikuti kerusakan sel) pada lingkungan makanan sehingga
terjadi perubahan organoleptik yang tidak diinginkan (Putra Syah, 2011).
MAP untuk proses makanan
Dalam pelaksanaannya, teknologi MAP lebih banyak diterapkan karena
tidak membutuhkan gas generator untuk mengontrol atmosfir penyimpanan,
sehingga lebih ekonomis. Penggunaan teknologi MAP ditujukan untuk menjaga
kondisi atmosfir dalam kemasan tetap terjaga, sehingga diharapkan dapat
mengoptimalkan umur simpan pangan segar. Teknologi tersebut memerlukan
kesesuaian antara bahan kemasan dan produk yang dikemas. Hal ini terjadi karena
pada waktu yang sama terjadi proses penyerapan oksigen (O2) oleh produk yang
digunakan untuk respirasi dan proses pelepasan karbondioksida (CO2) hasil
respirasi bahan kemasan. Oleh karena itu, diperlukan bahan kemasan yang
mempunyai permeabilitas baik untuk mengoptimalkan kesegaran produk kemasan
dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme, terutama Pseudomonas spp.
(Rosalina, 2011).
Studi menunjukkan manfaat O2 pada atmosfir rendah (0,8-3%) ketika daun
bayam disimpan pada suhu tinggi. O2 rendah pada atmosfir telah terbukti
bermanfaat dalam mengurangi respirasi, penurunan berat badan dan kehilangan
antioksidan seperti askorbat asam dan flavonoid (Gil et al, 1999). Namun,
menurut Ko et al. (1996) konsentrasi O2 harus disimpan di atas 0,8% untuk
mencegah kehilangan kualitas karena anoksia. Selain itu, peningkatan konsentrasi
CO2 hingga 13% menyebabkan pengembangan off-odour, dan bayam dapat
bertahan selama 1 minggu pada suhu 7oC (McGill et al., 1996). Peningkatan
konsentrasi CO2 cenderung mengurangi laju respirasi. Penurunan konsentrasi O2
dapat meningkatkan pengurangan ini. Namun, jika O2 berkurang di bawah titik
kritis (<0,4%), metabolisme anaerobik yang diinginkan pada bayam akan dapat
diinduksi. Oleh karena itu, mengontrol konsentrasi kedua gas yang
dikombinasikan dengan pendinginan sangat penting untuk memelihara kualitas
produk, dan menghindari pengembangan off-odour.
III. BAHAN DAN METODE
III.1 Bahan dan Alat
Bahan :
Sayuran daun (Bayam)
Indikator O2
Indikator CO2
Bakteri Psychrophilic (Pseudomonas spp., coliform, Listeria spp)
Medium agar
Alat :
Peralatan Gas Chromatography (GC) merk Shimadzu CG-14B
Timbangan
Pipet ml
Thermometer
Inkubator
III.2 Metode
Analisis ruang
Analisis mikrobiologi
Komposisi gas (O2 dan CO2 kPa)
diukur menggunakan kromatografi gas
diambil 0,25 mL gas sampel
diukur kondisi MAP
Sampel daun disiapkan
dianalisis 30 g untuk evaluasi mikrobiologi
Sampel dihomogenasi selama 2 siklus (60 menit) dalam 0,1% steril buffered peptone water
Bakteri Psychrophilic dicacah menggunakan PCA (plate count agar)
diinkubasi pada suhu 7oC selama 7 hari
dihitung Pseudomonas spp. dalam Pseudomonas agar pada suhu 30oC selama 24-48 jam
Jumlah coliform diisolasi di Chromocult agar pada suhu 37oC selama 24 jam
Koloni Listeria spp. dicacah pada piring agar selektif Listeria suhu 37 ◦ C selama
48 jam
3 ulangan dianalisis
IV. PEMBAHASAN
Analisis Mikrobiologi
Pseudomonas spp. merupakan mikroflora normal yang tersebar luar di
alam. Pseudomonas spp. juga banyak terdapat di air, tanah, udara dan tumbuhan
dan dapat menghasilkan enzim tahan panas yaitu lipase dan protease. (Lukman,
dkk. 2009). Pseudomonas spp. secara umum aktif melakukan dekomposisi
aerobic dan biodegradasi selain itu memegang peran penting dalam
keseimbangan alam dan berpengaruh secara ekonomi bagi kepentingan manusia.
Prinsip pengawetan dengan cara penyimpanan atmosfer terkendali adalah
pengaturan jumlah gas oksigen dan gas karbondioksida di dalam ruang.
Penyimpanan dengan mengatur komposisi gas oksigen, karbondioksida dan
nitrogen dalam ruang penyimpanan sehingga dapat memperlambat proses
pernapasan, penguapan, dan aktivitas biologis lainnya . Udara termodifikasi (UT)
sering digunakan bergantian dengan udara terkendali. Yang dimaksud dengan
penyimpanan udara termodifikasi (UT) adalah penambahan CO2 dan penurunan
O2, dan kandungan N2 tinggi dibandingkan dengan udara biasa. Penggunaan MAP
dengan penyimpanan bahan pangan di dalam kondisi atmosfer terkendali akan
menekan pertumbuhan Pseudomonas spp . Metode ini sangat efektif untuk
mereduksi bakteri pembusuk dan memperpanjang masa simpan produk pangan
baik segar maupun yang telah diproses (Julianti dan Numinah, 2006)
Dalam jurnal yang kami bahas, terdapat pengaruh nyata dari pengendalian
atmofser terhadap populasi Pseudomonas. Setelah dilakukan penyimpanan selama
12 hari, populasi Pseudomonas pada daun bayam yang disimpan dalam kondisi
MAP (Modified Atmosfer Packaging) dengan perlakuan O2 rendah dengan
penambahan CO2 secara signifikan lebih rendah (sekitar 0,4-0,70 log)
dibandingkan dengan hanya O2 rendah saja dan komposisi yang seimbang antara
CO2 dan O2 (Gambar 10A).
Daun bayam yang diberi perlakuan O2 rendah sendiri menunjukkan
jumlah mikroba yang sedikit lebih tinggi sesuai dengan efek antimikroba
diantisipasi CO2. MAP O2 seimbang dengan CO2 terbukti menjadi komposisi gas
paling memungkinkan mikroba untuk dapat tumbuh karena komposisi seperti itu
mendekati jumlah O2 optimal untuk pertumbuhan bakteri aerobik.
Komposisi CO2 dalam CAS juga dapat mengurangi pertumbuhan bakteri
pada daun bayam. Populasi Pseudomonas menunjukkan perilaku serupa dengan
yang diamati untuk psychrophilic bakteri. Modifikasi kemasan dengan suasana O2
rendah dengan CO2 , berkurang secara signifikan dibandingkan dengan komposisi
O2 dan CO2 yang seimbang (Gambar 10B). Dalam grafik terlihat dengan jelas
bahwa perlakuan dengan sedikit O2 dan penambahann CO2 menghasilkan
pertumbuhan mikroba yang paling rendah sedangkan perlakuan dengan
menyeimbangkan komposisi CO2 dan O2 menghasilkan pertumbuhan yang paling
tinggi. Hal ini disebabkan karena Pseudomonas merupakan bakteri aerob yang
memerlukan O2 untuk bertahan hidup. Apabila suplai O2 yang diterima sedikit, hal
itu akan berbanding lurus dengan penurunan pertumbuhan mikroba. Di samping
itu, adanya CO2 juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Hal ini terbukti
dari grafik yang menunjukkan bahwa mikroba lebih rendah pertumbuhannya
ketika diberi O2 rendah dan CO2 daripada dengan perlakuan O2 rendah saja tanpa
adanya CO2. Namun, populasi Coliform dan Listeria spp. tidak sangat
dipengaruhi oleh jenis atmosfer. Setelah 12 hari penyimpanan , kelompok
mikroorganisme meningkat hampir serupa tidak tepengaruh lagi komposisi
atmosfer (Gambar 10C dan D).
Kontrol terhadap keadaan lingkungan atmosfir seperti O2 dan CO2 juga
dapat dilakukan untuk menekan pertumbuhan Pesudomonas spp. Konsentrasi CO2
yang tinggi (sampai 10%) dapat menghambat pertumbuhan Pseudomonas spp.
Penggunaan kemasan aktif seperti MAP (Modified Atmosphere Packaging) dapat
juga dilakukan . MAP adalah pengemasan produk dengan menggunakan bahan
kemasan yang dapat menahan keluar masuknya gas sehingga konsentrasi gas
dalam kemasan berubah dan ini menyebabkan laju respirasi menurun, mengurangi
pertumbuhan mikroba, mengurangi kerusakan oleh enzim serta memperpanjang
umur simpang.
Perlakuan dengan O2 rendah dan penambahan CO2 sendiri menunjukkan
jumlah mikroba yang sedikit lebih rendah sesuai dengan efek antimikroba CO2
yang berperan dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Perlakuan dengan O2
rendah mengakibatkan penurunan jumlah mikroba yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan perlakuan O2 moderat. MAP O2 moderat dengan CO2
terbukti menjadi komposisi gas paling memungkinkan mikroba dapat tumbuh.
Tingkat CO2 mengurangi pertumbuhan bakteri pada bibit bayam. Populasi
Pseudomonas menunjukkan perilaku serupa dengan yang diamati untuk
psychrophilic bakteri yaitu mengalami persamaan tingkat pertumbuhan apabila
diberi perlakuan yang asama pula pada penyimpanan tersebut. Hal ini terjadi
karena psychrophilic merupakan bakteri aerobik juga sama seperti Pseudomonas.
Modifikasi kemasan suasana O2 rendah dengan CO2 berkurang secara signifikan
bila dibandingkan dengan Pseudomonas moderat O2 dengan CO2 (Gambar 10B).
Namun, populasi Coliform dan Listeria spp sangat tidak dipengaruhi oleh jenis
atmosfir. Setelah 12 hari, kelompok mikroorganisme meningkat hampir serupa
dan tidak adanya perbedaaan pada setiap perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa
mikroba ini tidak memerlukan O2 untuk tumbuh di samping itu tidak merasa
terganggu bila ditambahkan CO2 karena mikroba ini merupakan mikroba aerob
fakultatif bukan aerob obligat.
Analisis Ruang
Perubahan dalam komposisi gas daun bayam dikondisi MAP yang
berbeda ditunjukkan pada Gambar. 1. Penurunan O2 turun menjadi 1,1% yang
diamati selama penyimpanan daun bayam dalam paket film non-berlubang
dengan dan tanpa CO2 scrubber (Gambar 1A). Dalam paket tertutup, MAP
menstabilkan sudah dekat 1% O2 + 11% CO2 karena CO2/O2 rasio tinggi (= 3,2)
(Gambar 1B). Namun, dalam paket berlubang, CO2 dan O2 mencapai tingkat yang
sama karena yang CO2/O2 rasio yang sama (= 1). Seperti yang diharapkan, CO2
tidak terdeteksi dalam paket bayam bayi dengan scrubber CO2.
V. PENUTUP
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah penggunaan MAP dengan
penyimpanan bahan pangan di dalam kondisi atmosfer terkendali akan menekan
pertumbuhan Pseudomonas spp. Populasi Pseudomonas pada daun bayam dalam
kondisi MAP (Modified Atmosfer Packaging) dengan perlakuan O2 rendah dengan
penambahan CO2 secara signifikan dapat dihambat pertumbuhannya(sekitar 0,4-
0,70 log) dibandingkan dengan hanya penambahan O2 rendah saja dan
komposisi yang seimbang antara CO2 dan O2. Hal ini karena bakteri Pseudomonas
spp. merupakan bakteri aerobik.
Penanganan pra panen dan pasca panen sangat dibutuhkan untuk menjaga
kualitas produk hasil pertanian terutama bayam. Penyimpanan bayam dalam
atmosfir terkendali dapat menghambat kerusakan seperti bau busuk.
DAFTAR PUSTAKA
Gil, M.I., Ferreres, F., Tomás-Barberán, F., 1999. Effect of Postharvest Storage
and Processing On The Antioxidant Constituents (Flavonoids and Vitamin
C) of Fresh-Cut Spinach. Journal of Agricultural and Food Chemistry 47,
2213–2217.
http://lordbroken.wordpress.com/2010/12/10/control-atmosphere-packaging-cap/,
diakses pada tanggal 14 Juni 2013
http://lordbroken.wordpress.com/2011/01/10/modified-atmosphere-packaging-
map/, diakses pada tanggal 14 Juni 2013
Ko, N.P., Watada, A.E., Schlimme, D.V., Bouwkamp, J.C., 1996. Storage of
Spinach Under Low Oxygen Atmosphere Above The Extinction Point.
Journal of Food Science 61, 398–400.
McGill, J.N., Nelson, A.I., Steinberg, M.P., 1996. Effects of Modified
Atmospheres on Ascorbic Acid and Other Quality Characteristics of
Spinach. Journal of Food Science 31, 510.
Medina, M.S., Tudela, J.A., Marín, A., Allende, A., Gil, M.I., 2012. Short
Postharvest Storage Under Low Relative Humidity Improves Quality and
Shelf Life of Minimal Processed Baby Spinach. Postharvest Biology and
Technology 67, 1–9.
Rosalina, Yessy. 2011. Analisis Konsentrasi Gas Sesaat Dalam Kemasan Melalui
Lubang Berukuran Micro Untuk Mengemas Buah Segar Dengan Sistim
Kemasan Atmosfir Termodifikasi. Agrointek, 5(1):53-58.
Syah, Setiawan Putra. 2011. Cemaran Pseudomonas spp. Pada Bahan Pangan.
Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.